Professional Documents
Culture Documents
Assalamualaikum Wr.Wb.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Indralaya, November 2009
Penulis
II
Sasaran Pembelajaran Statika Fluida :
- Peserta didik dapat mengetahui
dan memahami definisi statika
fluida, tekanan, Hukum Pascal
dan Hukum Archimedes.
- Mampu menjelaskan tentang
materi statika fluida, bagaimana
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
- Dapat mendiskusikan rumusan yang berhubungan dengan materi statika
fluida, mendiskusikan materi tentang tekanan hidrostatik, Hukum Pascal,
dan Hukum Archimedes.
- Dapat mengetahui proses statika fluida-nya dari alat-alat yang
menggunakan penerapan statika fluida.
- Mampu menyelesaikan dan menjawab soal-soal yang berhubungan dengan
statika fluida.
III
Daftar Isi
Halaman Judul .......................................................................................... I
Kata Pengantar ......................................................................................... II
Sasaran Pembelajan Materi Statika Fluida ............................................... III
Daftar Isi .................................................................................................. IV
A. Pendahuluan ...................................................................................... 1
B. Definisi Statika Fluida ...................................................................... 1
C. Tekanan ............................................................................................. 2
1. Pengertian Tekanan ....................................................................... 2
2. Hubungan Tekanan Dengan Kedalaman ....................................... 3
3. Tekanan Atmosfer.......................................................................... 4
4. Alat Pengukur Tekanan .................................................................. 6
D. Tekanan Hidrostatik ........................................................................... 8
E. Hukum Pascal .................................................................................... 10
F. Hukum Archimedes Dan Gaya Apung .............................................. 12
1. Hubungan Massa Jenis Benda Dan Massa Jenis Fluida .............. 14
2. Mengapung, Tenggelam dan Melayang ....................................... 14
3. Penerapan Hukuman Archimedes………………………………. 16
G. Tegangan Permukaan ………………………………………………. 18
1. Pengertian dan Pengukuran Tegangan Permukaan …………….. 18
2. Kapilaritas ……………………………………………………… 19
H. Evaluasi 19
Daftar Pustaka V
IV
1
Statika Fluida
A. Pendahuluan
Yang termasuk fluida hanyalah zat cair dan gas. Salah satu ciri utama fluida
adalah kenyataannya bahwa jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung
pada waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul yang disebut
kohesi. Gas bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit untuk
dimampatkan. Gas jika dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan
berubah menjadi zat cair.
Mekanika gas dan zat cair yang bergerak mempunyai perbedaan dalam
beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam keduanya mempunyai perilaku yang
sama dan ini dipelajari dalam statika fluida. Fluida yang dipelajari terbagi menjadi
dua yaitu fluida tak bergerak atau sering dikenal dengan hidrostatika dan
hidrodinamika atau fluida yang bergerak.
1. Pengertian Tekanan
Tekanan merupakan gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang dibagi
dengan luas bidang tersebut, tidak menjadi masalah bagaimana orientasi
permukaan (tegak, menadatar atau miring). Tekanan tidak memiliki arah tertentu
hingga tekanan termasuk besaran skalar. Berbeda dengan tekanan, sebuah gaya
adalah sebuah vektor, yang berarti memiliki arah tertentu. Adapun rumus dari
tekanan adalah sebagai berikut :
gaya F
tekanan = atau p =
luas A
Keterangan :
p = tekanan (N/m2) atau Pa
F = Gaya yang bekerja (N)
A = Luas bidang (m2)
Dalam sistem SI N/m2 disebut dengna Pascal (Pa), dengan 1 Pa = 1 N/m
Contoh soal :
Dua balok sejenis yang beratnya 24N terletak pada lantai seperti ditunjukan
pada gambar. Hitung tekanan masing-masing balok pada lantai.
3
Jawab : R O
z=H
(p + dp)A
dz z
dy
g
dx
Posisi Acuan
+
Gambar 3. Elemen volume pada ketinggian z dari acuan.
5. Tekanan Atmosfer
Suatu permukaan di udara akan mendapatkan tekanan udara akibat adanya
gaya tumbukan molekul-molekul udara pada permukaan tersebut Tekanan udara
di permukaan laut adalah sekitars1 atm = 101 kN/m = 101 kPa
5
Tekanan udara baku adalah 1,01 x 105 Pa yang ekivalen dengan 14,7lb/inci2.
Satuan tekanan lain yang juga dipakai adalah sebagai berikut :
Tekanan 1 atmosfer (atm) = 1,013 x 105 Pa
1 torr = 1 mm raksa (mmHg) = 133,32 Pa
Dari persamaan diferensial yang sama dapat kita cari tekanan atmosfer pada
ketinggian tertentu. Untuk itu digunakan definisi kerapatan:
ρ=M V
Dan persamaan kedua gas ideal :
pV = nRT
Sehingga dari kedua persamaan tersebut didapat :
ρ = M V = Mp / nRT
Jika ρ tersebut kita masukan pada persamaan, maka kita akan memperoleh
persamaan diferensial :
dp Mg
=− p
dz nRT
Untuk dapat mengintegrasikan persamaan ini, persamaan tersebut kita ubah
bentuknya menjadi :
dp Mg
=− dz
p nRT
Integrasi persamaan ini menghasilkan :
Mg
In p = − z+C
nRT
Dimana C adalah konstanta integrasi. Dengna memsaukkan syarat batas
p(0)=po, maka didapa C = In p(0) = In po. Sehingga persamaan diatas dapat kita
tulisakan dalam bentuk :
Mgz
−
nRT
p = po c
Dimana po adalah tekanan udara pada permukaan bumi, dan p adalah
tekanan udara pada ketinggian z dari permukaan bumi. Persamaan ini disebut
persamaan barometris. Dari persamaan tersembut nampak bahwa tekanan udara
makin menurun pada ketinggian yang makin besar.
6
6. Alat Pengukur Tekanan
Evangelista Torricelli(1608-1647) membuat suatu metode untuk mengukur
tekanan atmosfer dengan diciptakan olehnya barometer air raksa pada tahun 1643.
Barometer air raksa tersebut adalah sebuah tabung gelas yang panjang yang telah
diisi oleh air raksa dan dibalikkan didalam sepiring air raksa. Ruang diatas kolom
air raksa hanya mengandung uap air raksa, yang tekanannya adalah begitu kecil
pada temperature biasa sehingga tekanan tersebut dapat diabaikan besarnya.
Kebanyakan alat pengukuran tekanan menggunakan tekanan atmosfer
sebagai tingkat referensi dan mengukur perbedaan diantara tekanan sesungguhnya
dan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer disuatu titik secara numeric adalah sama
dengan berat kolom udara sebanyak satu satuan luas penampang yang
membentang dari titik tersebut ke puncak atmosfer. Maka, tekanan atmosfer
disuatu titik akan berkurang dengan ketinggian. Dari hari ke hari akan ada variasi-
variasi tekanan atmosfer karena atmosfer tersebut tidaklah static. Kolom air raksa
didalam barometer akan mempunyai tinggi sebesar kira-kira 76 cm di permukaan
laut yang berubah dengan tekanan atmosfer, Suatu tekanan yang ekuivalen dengan
tekanan yang dikerahkan oleh persis 76 cm air raksa pada 0o C dibawah gravitasi
standar, g = 32,172 kaki/s2 = 980,665 cm/s2, dinamakn satu atmosfer (1atm).
Massa jenis air raksa pada temperature ini adalah 13,5950 gr/cm3. Maka, satu
atmosfer adalah ekivalen dengan
1 atm = (13,5950 gram/cm3)(980,665 cm/s2)(76,00cm)
= 1,013 x 105 N/m2 (=1,013 x 105 Pa)
= 2116 pon/kaki2
= 14,70 pon/inci2
Seringkali tekanan-tekanan dispesifikasikan dengan memberikan tinggi
kolom air raksa, pada 0oC di bawah gravitasi standar yang mengerahkan tekanan
yang sama. Inilah asal mulanya pernyataan tekanan “sentimeter air raksa (cm-
Hg)” atau tekanan “inci air raksa (inci-Hg).” Akan tetapi, tekanan adalah
perbandingan gaya kepada luas, dan bukannya suatu panjang.
7
Adapun alat untuk mengukur tekanan adalah sebagai berikut :
a. Manometer
Manometer adalah pengukur tekanan fluida pada suatu ruangan tertutup.
Manometer merupakan sebuah pipa U yang berisi cairan pengukur. Pada
manometer kedua kaki pipa U terbuka.
po
P h
Gambar 4. Manometer
Persamaan yang akan diperoleh :
p dasar = p + ρgx (dikaitkan dengan tekanan dalam ruang tertutup p)
p = p o + ρgh
b. Barometer
Barometer adalah pengukur tekanan fluida pada suatu ruangan terbuka.
Barometer merupakan sebuah pipa U yang berisi cairan pengukur. Pada
manometer kedua kaki pipa U tertutup.
po
p h
Gambar 5. Barometer
Persamaan dari gambar di atas dalam keadaan setimbang adalah :
p + ρgx = ρg ( h + x)
Sehingga diperoleh rumus tekanan absolut yang diukur dengna barometer
sebesar :
p = ρgh
8
D. Tekanan Hidrostatik
Telah kita ketahui sebelumnya bahwa tekanan dalam zat cair bergantung
pada ke dalaman; makin dalam letak suatu tempat di dalam zat cair, makin besar
tekanan pada tempat itu. Hal tersebut dapat dibuktikan pada percobaan berikut:
- Buatlah 3 lubang yang tegak lurus pada sebuah kaleng.
- Perhatikan lubang mana yang paling jauh pancaran airnya. 1
Tampak jelas pada percobaan tersebut bahwa 2
pada lobang ketiga memiliki lintasan yang paling 3
Minyak Minyak
Tertekan Tertekan
Tekanan diteruskan melalui minyak
Gambar 9. Dongkrak Hidrolik
2. Pompa Hidrolik Ban Sepeda
Prinsip pompa hidrolik adalah dengan gaya yang kecil
Gambar 10.
yang diberikan pada penghisap kecil, sehingga pada Pompa
Hidrolik Ban
penghisap besar akan dihasilkan gaya yang cuku besar. Sepeda
Fa = wb.u − wb. f
Gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar tekanan
hidrostatiknya. Hal ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah lebih besar
daripada tekanan pada bagian atasnya.
13
Perhatikan sebuah silinders yang tingginya h, luasnya A, yang tercelup
seluruhnya di dalam zat cair dengan massa jenis ρ f .
= ρ f gh2 A − ρ f gh1 A
= ρ f gA(h2 − h1 )
= ρ f gAh Sebab h2 - h1 = h
= ρ f gVbf Sebab A h = Vbf adalah volume silinder yang tercelup dalam
fluida.
Perhatikan ρ f Vbf = M f adalah massa fluida yang dipindahkan oleh benda;
ρ f Vbf g = M f g adalah berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Jadi, gaya
apung Fa yang dikerjakan fluida pada benda (silinder) sama dengna berat fluida
yang dipinahkan oleh benda (silinder). Pernyataan ini berlaku untuk sembarang
bentuk benda, dan hasil ini pertama kali diperkenalkan Archimedes, ahli
matematika, fisika dan teknik Yunani. Oleh karena itu, pernyataandi atas dikenal
dengan hukum Archimedes. Jadi hukum Archimedes adalah :
tercelup dalam fluida sama dengna volume benda, (Vbf = Vb ) hingga dari
Fa
persamaan apunng yang diperoleh : Fa = ρ f Vbf g → Fa = ρ f Vb g → Vb =
ρf g
Berat benda w dapat dinyatakn dalam volume benda Vb
w = mg = (ρ bVb )g sebab m = ρ bVb
F
w = ρ b a g substitusi Vb dari
ρb g
ρb w
=
ρ f Fa
Yaitu :
w = F a
mg = F a
(ρ b V b ) = (ρ f V bf g )
ρ f V bf
ρ b =
V b
ρb =
∑ρ fi Vbfi
=
ρ fiVbfi + ρ f 2Vbf 2 + ρ f 3Vbf 3 ....
Fluida 2 (ρF2)
Vb Vb
Fa
b. Tenggelam
Peristiwa tenggelam terjadi karena
Fa
gaya apung lebih kecil dari pada berat benda
(Fa < w) . Tetapi volume cairan yang
dipindahkan benda sama dengna volume w
w
Fa<w
benda itu sendiri (Vbf = Vb ), maka turunan Fa<w
untuk jenis benda lebih besar dari pada
Gambar16.Benda
massa jenis fluida : Tenggelam
(ρ b > ρf )
16
c. Melayang
Fa
Pada kasus melayang, berat benda
sama dengan gaya apung, sehingga Fa
didapat persamaan :
w = Fa
(ρ bVb )g = (ρ f Vbf )g w w
ρb = ρ f Fa=w
Fa<w
Dari persamaan tersebut
Gambar17.Benda
mengungkapkan bahwa massa jenis rata- Melayang
rata benda sama dengna massa jenis
fluida :
ρb = ρ f
Sehingga pada kasus mengapung dan tenggelam didapat pernyataan :
Pada kasus tenggelam dan mengapung berat benda dengan gaya apung
sama besarnya (Fa=w), sedangkan volume yang ada pada kasus mengapung
adalah Vbf = Vb . Dan pada volume kasus tenggelam adalah Vbf < Vb .
Gambar18. Hidrometer
17
Tangki
Air laut Pemberat
Air laut Katub terbuka
Udara Kompaan Masuk Air laut keluar
G. Tegangan Permukaan
1. Pengertian dan Pengukuran Tegangan Permukaan
Sebuah silet yang terbuat dari logam dapat terapung bila diletakkan secara
mendatar di atas permukaan air secara hati-hati, padahal berat jenis silet tersebut
lebih besar dari berat jenis air. Hal ini seolah-olah bertentangan dengan hokum
Archimedes. Tetapi sebenarnya tidak demikian. Gaya apung Archimedes tetap
berlaku seperti biasa tetapi ada gaya lain yang bekerja pada silet yang
menyebabkan gay ke atas menjadi sama besarnya dengan gaya berat.Gaya ke atas
tambahan itu disebabkan oleh adanya apa yang disebut tegangan permukaan.
Tegangan permukaan ini disebabkan oleh karena permukaan zat cair dalam
keadaan tegang, sehingga membentuk suatu lapisan permukaan seperti sebuah
selaput. Selaput ini terbentuk oleh karena pada permukaan ini ikatan kohesi antar
molekul hanya ada pada air bawah dan ke samping sehingga akhirnya lebih
banyak molekul cairan persatuan luas pada permukaan ketimbang pada bagian
sebelah dalam Selaput permukaan ini menarik setiap garis yang menyentuh
permukaan dengan arah tegak lurus pada garis tersebut Besarnya gaya tegangan
permukaan persatuan panjang disebut sebagai tegangan permukaan.
2. Kapilaritas
Gejala kapilaritas ialah menariknya atau menurunnya permukaan cairan di
dalam suatu pipa dengan diameter yang cukup kecil bila pipa itu dicelupkan
dalam suatu cairan secara tegak. Pipa tersebut disebut juga sebagai pipa kapiler.
Jika permukaan cairan dalam pipa nampak lebih tinggi daripada yang di luarnya,
19
maka permukaan di dalam pipa tersebut akan nampak cekung, sebaliknya jika
lebih rendah akan nampak cembung. Hal ini dapat diterpkan dengan
menggunakan hokum Newton yang sekaligus memasukkan factor tegangan
permukaan dan tegangan hidrostatika.
Gaya-gaya yang bekerja pada kolom cairan dalam pipa yang bersifat
hidrostatika pada bagian atas dan bagian bawah kolom tersebut saling
meniadakan. Jadi tinggal keseimbangan antara gaya tegangan permukaan pada
dinding pipa dan gaya berat kolom zat cair.
H. Evaluasi
Jawablah soal dibawah ini dengan benar !
1. Sebuah tabung logam 80 Kg, panjang 2m, luas penampang 25m2, berdiri tegak
di atas lantai. Berapakah tekanan yang akan dilakukan tabung itu pada lantai ?
2. Sebuah benda aluminium apabila ditimbang (dalam udara) T
massanya 25gr.
mg
F
a) Berapakan volume benda itu.
b) Berapakah T (rapat massa aluminium 2.700 kg/m3)
3. Tekanan udara luar adalah sekitar 1 x 105 Pa. Berapa besarkah gaya yang akan
dilakukan udara dalam kamar pada kaca jendela berukuran 40 cm x 80 cm?
4. Berapakan tekanan hidrostatik pada kedalaman 50 ft dalam danau? (Rapat
berat air adalah 62,4 lb/ft3).
5. Kapal selam menyelam hingga dalam 120 meter, berapakah tekanan yang
dialaminya? Rapat massa air laut 1,03g/cm3?
6. Sebuah benda berbentuk silinder terbuat dari aluminium ( ρ =2700Kg/m3),
dalam udara beratnya 67 g dan tercelup dalam terpenten “beratnya 45 g”.
Berapakah rapat massa terpenten?
F2
7. Menunjukan alat tekan hidrolik penghisap besar luas A1
A2
penampangnya A1 = 200 cm2 dan penghisap kecil F1
luas penampangnya A2 = 5 cm2. Gaya 250 N
diadakan pada penghisap kecil, berapakh gaya yang
bekerja pada penghisap besar?
20
8. Pipa U disebut manometer (terbuka). Tampak
bahwa permukaan raksa dalam kedua kaki
tidak sama tinggi. Berapakah tekanan dalam
5cm
bejanan, kalau tekanan luar adalah 76 cmHg? A1 A2
3
(Rapat massa raksa 13,6 g/cm )
9. Suatu benda beratnya 86gr dalam udara dan 73 gr,
bila tercelup dalam air. Berapakah rapat massanya?
10. Alat pengukur tekanan hidrostatik (manometer) menunjukkan bahwa tekanan
air ledeng di lantai dasar gedung besar adaah 270 kPa (kira-kira 40lb/in2).
Sampai Ketinggian berapakah air dapat naik dalam pipa ledeng gedung itu?
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/statika fluida