You are on page 1of 22

Malakologi (Inggris: malacology; berasal dari bahasa Yunani: cypraea yang berarti "siput" dan logos

yang berarti "lambang, pengetahuan") adalah cabang zoologi yang mempelajari semua aspek
kehidupan (biologi) moluska. Malakologi mempelajari aspek pengetahuan dasar dan terapan, yang
terakhir khususnya mencakup bidang budidaya.

LABORATORIUM MALAKOLOGI DAN INVERTEBRATA LAIN


MUSEUM ZOOLOGICUM BOGORIENSE
BIDANG ZOOLOGI
PUSAT PENELITIAN BIOLOGI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
  Pendahuluan  
Penelitian di kawasan karst & gua : Pegunungan Sewu dan
karst Maros di Sulawesi Selatan  berhasil mengungkap
kekayaan berbagai jenis keong darat dan air tawar. Selama
tahun 2008 diperoleh tambahan koleksi 1870 spesimen terdiri
dari keong darat dan air tawar.   Keong darat yang dijumpai di
kawasan karst Sulawesi didominasi oleh famili
Cyclophoridae, sedangkan keong air tawar umumnya adalah
jenis Tylomelania perfecta jenis endemic Sulawesi.

Data keberadaan keong air tawar Adamietta testudinaria di


kawasan Pegunungan Sewu melengkapi informasi tentang
sebarannya.  Demikian pula sebaran keong endemic Sulawesi
Tylomelania perfecta telah dilengkapi.  Pengamatan  karakter
morfologi dan anatomi telah dilakukan pada Pachychilidae
Kawasan Karst Indonesia yang meliputi genus Brotia, Adamietta, Sulcospira,
Tylomelania.

Studi taksonomi keong Viviparidae Indonesia, meliputi pengamatan karakter – karakter


cangkang, radula dan embryonic shell dilakukan untuk mengungkap keanekaragaman keong
ini. Keong yang umum disebut tutut ini biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Pengamatan
morfologi dan anatomi dilakukan pada jenis – jenis yang berasal dari Jawa, Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua.  Tercatat  5 jenis endemik Sulawesi dan 8 jenis endemik
Papua. 

Ekspedisi ke pulau Raja Ampat, Waigeo di Papua menambah koleksi baru bagi MZB,
terutama untuk jenis-jenis dari Famili Ariophantidae dan Camaeinidae serta Cyclophoridae.

Kegiatan utama yang dilakukan saat ini adalah mengoleksi, mengawetkan, mengidentifikasi
beberapa jenis cacing parasit pada mamalia, burung, reptil liar yang dikoleksi dari Papua.  
Kerjasama Penelitian   Melalui bantuan dana “consultative visit” dari DFG yang diterima
oleh sdr. Ristiyanti M. Marwoto, telah dilakukan kunjungan ke Natural History Museum 
Berlin (6 September – 4 Desember 2006) untuk meneliti keong Tylomelania endemic dari
Danau Poso, Sulawesi Tengah.  Penelitian ini merupakan penelitian kerjasama yang telah
dimulai sejak 1999.  Sementara ini, terungkap 12 jenis baru keong Tylomelania dari danau
Poso.  Lima diantaranya sudah dipersiapkan untuk dipublikasi.   Pengungkapan
keanekaragaman keong darat di pulau Jawa dilakukan dengan bantuan dana NAGAO.   Jenis
keong darat yang beberapa diantaranya termasuk rawan punah karena perubahan habitat.  
Tahun 2006 telah pula dijalin kerjasama dengan Dr. Simon R. Troelstra, associate professor
dari Vrije Universiteit Amsterdam dengan mengirim sdr. Nur Rohmatin Isnaningsih S.Si ke
Univ. tsb. ( Januari-Maret 2007) dalam rangka pelatihan  analisis ekologi perairan
menggunakan kerang. Sebelumnya telah dilakukan kerja lapangan pendahuluan pada Juli
2006 untuk mengumpulkan data sebaran kerang Corbicula dan Unionidae di Jawa.  Spesimen
yang diperoleh menjadi bahan dasar penelitian selanjutnya. Seluruh kegiatan didanai oleh
Dutch NWO-WOTRO Science organization.  

Penelitian tentang sotong mini marga Idiosepia di perairan Lombok telah dilakukan oleh
Janek von Byern mahasiswa Program Doktor Universitas Viena, bulan November 2007. 
Hasil koleksinya merupakan koleksi baru bagi MZB. Publikasi tentang sotong mini ini
diharapkan terbit akhir tahun 2009. Ditulis bersma Janek von Byern & Ristiyanti M.
Marwoto.

  Pelatihan  
Pelatihan pengenalan “snail & slug”
sebagai hama pertanian dilakukan di
Laboratorium Malakologi,
pesertapelatihan adalah staf Karantina
seluruh Indonesia.( Juni 2006).
Snail & Slug
Pelatihan Karantina tentang moluska yang berperan sebagai hama dan penyakit tanaman.
Diselenggarakan di Ciawi (September 2007)   Status Koleksi Ilmiah yang dimiliki   Hingga
2008 tercatat 14.600 nomor koleksi gastropoda (keong & slug), 1989 nomor koleksi pelecypoda
(kerang), 289 nomor koleksi cephalopoda (cumi-cumi), 19 nomor koleksi scapopoda dan 55 nomor
koleksi fosil.

Hingga tahun 2007 telah tercatat 3354 jenis moluska yang disimpan di MZB, 129 jenis berstatus
TYPE, baik Holotype maupun Paratypes.

Nematoda, sekitar 800 nomor koleksi; Cestoda 150 koleksi, Acanthocephala 20 nomor, Trematoda
150 nomor.  Koleksi disimpan kering atau basah (dalam larutan alkohol 70 %). Jumlah koleksi type,
sekitar 50 nomor (Nematoda, Cestoda, Trematoda, Acanthocephala).  

Berikut adalah sebagian foto koleksi kering keong air tawar dan keong darat dari Laboratorium
Moluska dan Invertebrata Lain :

Keong Air Tawar


 

Keong mas Pomacea Keong mas Pomacea


Keong mas Pomacea
sp sp
sp
Kalang cave,Maros, Maros, South
Bone,S.Sulawesi
South Sulawesi Sulawesi
 
Keong mas Pomacea Keong mas Pomacea Keong mas Pomacea
sp sp sp
Salenrang cave, Balikpapan lake, Loakang
S.Sulawesi E.Kalimantan lake,E.Kalimantan
 

Keong mas Pomacea Keong mas Pomacea Keong mas Pomacea


sp sp sp
Maninjau lake, Bogor Botanical Maninjau Lake,
W.Sumatra Garden,W.Java W.Sumatra
 

Viviparidae
 
   
Keong Darat Cyclophoridae
   

Alycaeus sp.
Cyclotus longipilus

Leptopoma sp.
  Tujuan Kegiatan Laboratorium Malakologi dan Invertebrata Lain  
a. Melakukan penelitian sistematik, ekologi dan fisiologi beberapa jenis moluska air
tawar, moluska darat dan payau, cacing tanah dan cacing parasit;
b. Melakukan pemeliharaan koleksi ilmiah meliputi pengecekan kondisi koleksi kering
dan basah (kondisi botol, kotak koleksi, bahan pengawet, keutuhan label),
pengelolaan koleksi meliputi pemilahan dan identifikasi, pengawetan, pencatatan
label, penomoran, cataloging dan melengkapi data koleksi ilmiah dalam data-base;
c. Melayani jasa identifikasi, penelusuran pustaka, pelatihan, pembimbingan, khususnya
tentang moluska, cacing tanah dan cacing parasit.

Publikasi :

Isnaningsih,NR & S.Troelstra. 2008. Stable  carbon  and  Oxygen  Isotope  of    
Freshwater Mollusk  for  Seasonal  and Climate Change’s Indicator. Prosiding Seminar
Nasional Limnologi IV 2008. ISBN 979 3688 91 2

Isnaningsih, NR. 2006. Variasi Struktur Cangkang Keong Emas Pomacea canaliculata
(Lamarck,1822) di Indonesia (Fauna Indonesia, Vol.6 (1), Juni 2006). ISSN 0216 - 9169

Heryanto, R.M..Marwoto, Yulianda,F.2006.  Metode Survei dan Pantauan Populasi


Satwa.Seri Kelima: Siput dan Kerang (Survey and Population Monitoring Methode for
Gastropod & Bivalvia). LIPI. 56 pages.

Suharto, R.M. Marwoto., Heryanto, Mulyadi, Sri Suharni Siwi, , 2006. The Golden Apple
Snail Pomacea sp. In Indonesia.Global Advances in Ecology and Management of Golden
Apple Snails. Joshi,RV editor). Philippine Rice Research Institute: 231-242.
(email:prri@philrice.gov.ph)
Homepage:www.philrice.gov.ph

Marwoto R.M. 2007. A note on the distribution and habitat preference of Cyclotus 
longipilus von Martens, 1865 from the Maros karst area of south Sulawesi
(Gastropoda:Cyclophoridae). Treubia 35: 137-141.
Marwoto R.M. 2008. A note on the distribution of the limestone snail Discartemon planus
(Fulton, 1899) in Sulawesi-Indonesia (Gastropoda: Streptaxidae). Basteria 72:191-194.

Malakologi adalah studi tentang moluska (siput, kerang, octopods, dll.) The Malacology Department
promotes the scientific study, conservation, and acquisition of extant mollusk species including
gastropods (marine, terrestrial, and freshwater snails and slugs), bivalves (marine and freshwater
clams), cephalopods (octopus, squid, cuttlefish, and nautilus), polyplacophorans (chitons),
scaphopods (tusk shells), aplacophorans (wormlike mollusks), and monoplacophorans ('primitive'
limpetlike snails). Departemen Malakologi mempromosikan penelitian ilmiah, Konservasi, dan
akuisisi spesies moluska yang masih ada termasuk gastropoda (laut, darat, dan siput air tawar dan
siput), bivalvia (kerang laut dan tawar), cumi (gurita, cumi-cumi, sotong, dan nautilus),
polyplacophorans (chitons), scaphopods (kerang gading), aplacophorans (moluska mirip cacing), dan
monoplacophorans ('primitif' siput limpetlike). The collection is worldwide in scope with an
emphasis on the eastern Pacific Ocean (arctic Alaska to southern Chile) and includes an estimated
500,000 lots containing approximately 4.5 million specimens. Koleksi ini di seluruh dunia dalam
lingkup dengan penekanan pada Samudera Pasifik timur (Alaska Arktik ke Chili selatan) dan
mencakup 500.000 diperkirakan banyak mengandung sekitar 4.500.000 spesimen.

Moluska
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
?Moluska (Mollusca)
Rentang fosil:
Ediacaran/Kambrium - kini

Cumi-cumi Karibia, Sepioteuthis


sepioidea
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Linnaeus, 1758
Kelas
Caudofoveata
Aplacophora
Polyplacophora
Monoplacophora
Bivalvia (kerang-kerangan)
Scaphopoda
Gastropoda (siput-siputan)
Cephalopoda (gurita, cumi-
cumi, dan sotong)
† Rostroconchia
† Helcionelloida
† ?Bellerophontida

Moluska (filum Mollusca, dari bahasa Latin: molluscus = lunak) merupakan hewan
triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak
dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta
cumi-cumi dan kerabatnya.

Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum Arthropoda.
Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Moluska
hidup di laut, air tawar, payau, dan darat. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang
tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita.

Moluska dipelajari dalam cabang zoologi yang disebut malakologi (malacology).

[sunting] Ciri tubuh


Tubuh tidak bersegmen. Simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari "kaki" muskular, dengan
kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk
bertahan di substrat, menggali dan membor substrat, atau melakukan pergerakan.

[sunting] Ukuran dan bentuk tubuh

Ukuran dan bentuk tubuh moluska sangat bervariasi. Misalnya, siput yang panjangnya hanya
beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun, ada juga cumi-cumi raksasa dengan
bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18m.

[sunting] Strukur dan fungsi tubuh

Tubuh hewan ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, badan, dan mantel.

Sistem saraf moluska terdiri dari cincin saraf yang memiliki esofagus dengan serabut saraf
yang menyebar. Sistem pencernaannya lengkap, terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus,
dan anus.

Anatomi moluska relatif mirip dengan vertebrata. Hal ini menyebabkan banyak ahli
memperkirakan bahwa vertebrata dan moluska masih memiliki kedekatan hubungan evolusi.
Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan bahwa moluska, terutama Cephalopoda, memiliki
otak yang berkembang baik dan beberapa di antaranya terbukti memiliki kemampuan
mengingat yang kuat.

Phylum Mollusca
Diarsipkan di bawah: Klasifikasi — gurungeblog @ 5:31 am
Tags: Mollusca, Gastropoda, Pelecypoda, Cephalopoda

mollusca

Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh
lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak
bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.

Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh


Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya
beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo
bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa.

Struktur dan fungsi tubuh


Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk
bergerak merayap atau menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi
menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan
kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang
insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun
cangkang pada mollusca bercangkang.

Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf
yang melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah
bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat
makanan.Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat
tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh
darah yang berfungsi sebagai paru-paru.Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang
berperan sebagai ginjal.
Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa
organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada yang hidup sebagai
parasit.

Reproduksi
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada
individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan
telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.

Klasifikasi
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe
kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda.

Gastropoda

gastropoda

Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang
menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis
(Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar
dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.

Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada
ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan
terang.Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan
pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas
menggunakan rongga mantel.

Pelecypoda

Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada


margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau
(Mytilus viridis).

Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda
dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda
ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu
melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga
Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat
(ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara
mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum,
prismatik, dan nakreas.Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk
benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.Mutiara terbentuk karena
benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak
memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan kecil seperti
protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan
ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia =
insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk
kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga
pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior,
ganglion pedal, dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ
seksual terpisah pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun
eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.
Cephalopoda

Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo =


kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala.Anggota
Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus
sp.)Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang di dasar
laut.Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya.Sebagai hewan pemangsa, hampir
semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki
organ pertahanan berupa kantong tinta.Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna
coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini
merasa terancam dengan cara menyemburkannya.Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel
yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.Cephalopoda memiliki sistem saraf yang
berpusat di kepalanya menyerupai otak.Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara
seksual.Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus).Pembuahan
berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.

Peran mollusca bagi manusia


Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.Peran
mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.),
kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
-Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
-Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
-Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang
merupakan hama dari tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.

Mollusca atau hewan lunak yang umumnya memiliki rangka luar atau cangkang terdiri dari beberapa
kelas. Keluarga besar ini merupakan bagian ekosistem laut/air tawar maupun darat. Beberapa di
antaranya dapat dikonsumsi manusia, merupakan hama, atau bahkan predator yang racunnya
sangat mematikan.

Sampai saat ini, banyak orang Indonesia yang kurang paham, manakah yang disebut "siput", "keong"
atau "kerang". Cumi-cumi atau sotong kadangkala disebut "ikan cumi-cumi/sotong" ( padahal tidak
ada hubungannya dengan ikan ). Bahkan kelomang yang termasuk keluarga arthropoda pun masih
sering disebut "keong" atau "kerang". Sementara bagi penutur bahasa Inggris, sudah jelas
kategorinya - mana yang disebut "snail", mana yang disebut "clam","oyster", atau "mussel".

Menurut Buku "Siput dan Kerang Indonesia" karangan Bp.Bunjamin Dharma, mollusca atau hewan
lunak terbagi menjadi beberapa kelas:

1. Kelas Gastropoda
"Gastro" berarti "perut", sementara "poda" berarti kaki. Yang termasuk dalam golongan ini adalah
hewan lunak, baik yang bercangkang maupun tidak bercangkang, menggunakan perutnya untuk
melata atau pergerakan. Gastropoda yang bercangkang memiliki cangkang tunggal.
Kelas gastropoda terbagi menjadi 3 subkelas:

a. Subkelas Prosobranchia - bernapas menggunakan insang, bercangkang tunggal, sebagian besar


anggotanya merupakan siput-siput yang hidup di air laut ( termasuk daerah pasang surut dan muara
sungai ).
Bentuk cangkangnya sangat beraneka ragam, mulai dari yang sangat sederhana, berbentuk topi
( dari keluarga Patellidae - biasa disebut "limpet" atau "kerang topi"; merupakan salah satu makanan
khas Hawai'i yang disajikan mentah, disebut "opihi"), berbentuk tabung
yang melingkar tak beraturan ( misalnya Siliquaria anguina atau worm tube ), namun mayoritas
berbentuk spiral atau bergelung, baik dekstral ( mengikuti arah jarum jam ) maupun sinistral
( berlawanan arah jarum jam ).
b. Subkelas Opistobranchia - bernapas menggunakan insang yang terletak di bagian belakang, ada
yang bercangkang, namun ada juga yang tak bercangkang ( biasa disebut nudibranch atau "kelinci
laut" ; ada juga yang dijuluki "Spanish Dancer" karena berwarna merah dan bisa berenang di laut
bagaikan gaun penari rakyat Spanyol/Amerika Latin ).

c. Subkelas Pulmonata - hidup di darat, bernapas dengan paru-paru, dan sebagian besar anggotanya
adalah hermafrodit ( berkelamin ganda ). Contoh jenis yang bercangkang adalah bekicot/ Giant
African Snail (Achatina fullica / A.variegata), escargot (Helix pomatia...Yum!), sementara yang tak
bercangkang adalah keong bugil/siput telanjang.
2. Kelas Bivalvia
Anggota kelas ini memiliki cangkang ganda. Dalam bahasa Indonesia secara umum disebut "kerang",
atau dalam bahasa Inggris disebut "clam"
Namun secara khusus lagi dapat dipilah-pilah menjadi:

a. Tiram atau Oyster - sebagian besar anggotanya memiliki cangkang yang tak beraturan bentuknya
karena mengikuti bentuk tempat ia bertumbuh ( umumnya batu ). Contohnya adalah tiram mutiara
(Pinctada margarittifera / P.maxima). Ada juga yang memiliki cangkang sangat tipis dan bening
( dalam bahasa Inggris disebut "Capiz", biasa digunakan sebagai chandelier yang bisa bersuara
merdu jika tertiup angin ( salah satunya dari species Placuna placenta).

b. Mussel - jenis-jenis kerang yang memiliki serabut perekat untuk bertaut pada bebatuan - mereka
juga hidup & tumbuh berkelompok. Contohnya adalah kerang hijau atau green mussel (Perna viridis).

c. Kerang simping atau scallop - biasanya memiliki cangkang melebar dan datar (flat)-
mereka bisa "berenang" dengan membuka dan mengatupkan cangkangnya. Contohnya adalah
Noble Scallop (Pecten nobilis). Cangkang simping umumnya cukup indah untuk digunakan sebagai
ornamen atau
barang kerajinan.

d. Kima atau clam - ada yang bertubuh kecil, maupun sangat besar. Di beberapa tempat, kima
terancam kepunahan karena cangkangnya dieksploitasi secara besar-besaran sebagai bahan baku
ubin teraso ( di Indonesia ), atau untuk diambil otot aductor-nya sebagai bahan baku aphrodisiac.
Beberapa di antaranya juga hidup di air tawar, seperti remis (Corbicula javanica); bahkan di sungai
daerah Pangalengan yang airnya dingin pun juga terdapat kerang air tawar berukuran kecil ( mohon
dibantu jika ada yang tahu nama speciesnya ). Dalam bahasa Indonesia beberapa species yang
digolongkan sebagai "clam" dalam bahasa Inggris, cukup dipanggil sebagai "kerang" ( sebab dalam
bahasa Indonesia, istilah "kima" mengacu pada kerang-kerang berukuran sangat besar ).

Razor clam alias "lorjuk" atau "kerang bambu"

e. Cockle - umumnya memiliki cangkang bergerigi dan bertubuh tidak terlalu besar; contohnya:
kerang darah (Anadara granosa) yang biasa disajikan di restoran seafood.

3. Kelas Cephalopoda
Tidak terlalu banyak orang yang tahu bahwa mereka adalah anggota mollusca, sebab anggota kelas
ini hidup berenang di laut, memiliki 8 kaki atau tentakel berpenghisap di kepalanya, terdiri dari lebih
dari 1000 species di seluruh dunia. Sebagian anggotanya merupakan hewan lunak atau mollusca
yang memiliki intelegensi tertinggi serta ukuran tubuh terbesar. Seekor cumi-cumi raksasa konon
dapat mencapai panjang tubuh sekitar
17m. Mollusca dari kelas ini umumnya mampu menyemprotkan tinta apabila terancam, dan secara
garis besar dapat digolongkan menjadi:
a. Cumi-cumi atau squid - berasal dari genus Loligo sp. ( keluarga Loliginidae)
b. Sotong atau cuttlefish - berasal dari genus Sepia sp. - tubuhnya cenderung lebih besar atau
"gemuk" dibandingkan cumi-cumi. Beberapa speciesnya memiliki "cangkang" berupa lempengan
kapur berbentuk papan selancar di punggungnya.
c. Gurita atau octopus - berasal dari keluarga Octopodidae. Dagingnya cukup sedap dimakan sebagai
masakan atau dimakan mentah - namun hati-hati, ada juga yang berbahaya, salah satunya adalah
Blue Ring Octopus.
d. Nautilus - mereka bercangkang, berasal dari keluarga Nautilidae (Chambered Nautilus) dan
Agronautidae (Paper Nautilus).

4. Kelas Polyplacophora
Dikenal dengan istilah "chiton" - cangkangnya tersusun seperti genting ( beberapa di antaranya
memiliki ornamen duri-duri ), terdiri dari beberapa species dan sebagian besar hidup di laut dalam.

5. Kelas Monoplacophora
Hanya terdiri dari beberapa species, bentuknya mirip limpet (kerang topi) dengan lubang
pengeluaran air pada apex atau puncaknya. Hidup di laut dalam dan jarang.

6. Kelas Scachopoda

Mollusca
1. Ciri-ciri Mollusca
Mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak. Sering kita jumpai hewan ini, baik di darat
ataupun perairan. Hewan ini memiliki sifat kosmopolit, artinya hewan ini terdapat di mana-
mana. Hewan ini sebagian besar dilindungi oleh cangkang meskipun ada juga yang tidak
memiliki cangkang. Mollusca sudah memiliki sistem pencernaan, peredaran darah, respirasi,
ekskresi, reproduksi, dan juga sistem saraf.

2. Klasifikasi
Mollusca dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:

a. Amphineura
Saat ini sudah dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu:
1) Aplacophora (tidak bercangkang)
2) Monoplacophora (bercangkang tunggal/satu sisi)
3) Polyplacophora.
Hewan ini memiliki ciri-ciri, yaitu cangkangnya memiliki susunan yang bertumpuk-tumpuk
seperti susunan genting, hidupnya melekat di dasar perairan. Pada mulutnya dilengkapi
dengan lidah parut atau radula. Contohnya adalah Chiton.

b. Bivalvia
Hewan ini disebut sebagai bivalvia karena tubuhnya dilindungi oleh cangkangnya yang
setangkup, memiliki tubuh simetri bilateral. Hewan golongan ini bernapas dengan insang
yang berlapis-lapis yang berbentuk seperti lembaran sehingga disebut juga sebagai
Lamelibranchiata (lamela = lembaran, branchia = insang). Dari celah cangkangnya akan
keluar kaki yang pipih seperti mata kapak sehingga hewan ini disebut juga Pelecypoda
(pelecy = pipih, podos = kaki). Di bagian bawah cangkang terdapat mantel, yang terdiri atas
jaringan khusus yang digunakan untuk membungkus alat-alat dalam, seperti alat pencernaan,
alat reproduksi, insang, saraf ataupun jantung. Sistem peredaran darahnya terbuka. Di bagian
belakang mantel ada sifon yang digunakan untuk jalan masuk dan keluarnya air. Salah satu
contoh hewan yang termasuk dalam kelas ini adalah Maleagrina margaritivera
(kerang mutiara). Cangkang kerang terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
1) Lapisan periostrakum, merupakan lapisan paling luar dan tersusun atas zat tanduk.
2) Lapisan prismatik, merupakan lapisan tengah yang tebal, terdiri atas zat kapur.
3) Lapisan nakreas, merupakan lapisan paling dalam yang tersusun atas zat-zat kapur yang
halus. Lapisan ini disebut juga sebagai lapisan mutiara. Contoh spesies yang lain adalah:
Asaphis detlorata (remis), Pecten, Ostrea (tiram).

c. Gastropoda
Sesuai dengan namanya, gaster artinya perut dan podos adalah kaki, Gastropoda adalah
anggota phylum Mollusca yang menggunakan perut sebagai kaki atau berjalan dengan
menggunakan perutnya. Semua Gastropoda memiliki cangkang sebagai pelindung kecuali
Vaginulae. Contoh spesiesnya adalah Achatina fulica (bekicot). Bekicot merupakan hewan
hermafrodit, alat reproduksinya adalah ovotestes. Alat ini mampu menghasilkan ovum dan
sperma, namun dalam fertilisasinya tetap membutuhkan individu lain. Alat pernapasannya
adalah insang untuk yang hidup di perairan dan paru-paru untuk yang hidup di darat.
Memiliki sistem peredaran darah terbuka dan memiliki sistem pencernaan makanan yang
sempurna. Pada mulut terdapat alat-alat, seperti rahang, gigi parut (radula), dan lidah.
Memiliki dua pasang antena, sepasang antena panjang yang dilengkapi bintik mata untuk
membedakan gelap dan terang serta sepasang antena pendek sebagai indra peraba dan
pembau. Contoh-contoh yang lain adalah: Lymnaea (siput), Melania (sumpil).

d. Schapopoda
Hewan ini hidupnya ada di dasar perairan atau terpendam dalam pasir atau lumpur. Contoh
spesiesnya adalah Dentalium vulgare. Cangkang hewan ini mirip dengan bentuk gading
namun memiliki ujung yang terbuka.

e. Chepalopoda
Hewan- hewan yang tergolong kelas Chepalopoda adalah hewan yang memiliki kaki yang
terdapat di kepala. Chepal artinya kepala dan podos artinya kaki. Memiliki sistem peredaran
darah terbuka. Sistem reproduksi dengan peleburan antara sperma dan ovum, jadi ada hewan
jantan dan betina. Bergerak dengan menggunakan tentakel atau lengan yang terdapat di
kepala. Kecuali pada Nautilus, Chepalopoda memiliki kantong tinta yang dapat digunakan
untuk mempertahankan diri dari pemangsa. Contoh: Loligo ( cumi-cumi), sotong, Octopus
(gurita), Nautilus. Nautilus mempertahankan diri dengan merubah warna kulitnya sesuai
dengan warna tempat lingkungan hewan ini berada.
3. Peranan Mollusca
Dalam kehidupan sehari-hari peranan Mollusca antara lain sebagai sumber protein hewani
(contohnya bekicot dan kerang) dan sebagai bahan hiasan (contohnya cangkang kerang laut)
dan penghasil mutiara. Selain itu, ada juga yang merugikan, yaitu Teredo navalis yang
merusak kayu pada kapal dan juga sebagai inang antara dari cacing parasit dan juga hama
tanaman (contohnya siput).

Siput
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Gastropoda)
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
?Siput/keong (Gastropoda)
Rentang fosil: Early Cambrian–
Recent[1]
PraЄ
Є
O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Gastropoda
Cuvier, 1797
Clades
"Paleozoic uncertain …"
"Basal taxa …"
clade Patellogastropoda
clade Vetigastropoda
clade Cocculiniformia
clade Neritimorpha
clade Caenogastropoda
clade Heterobranchia

Siput atau keong adalah nama umum yang diberikan untuk anggota kelas moluska
Gastropoda. Dalam arti sempit, istilah ini diberikan bagi mereka yang memiliki cangkang
bergelung pada tahap dewasa. Dalam arti luas, yang juga menjadi makna "Gastropoda",
mencakup siput dan siput bugil (siput tanpa cangkang, dalam bahasa Jawa dikenal sebagai
resrespo). Kelas Gastropoda menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies
anggotanya setelah Insecta (serangga). Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi siput pun
sangat bervariasi di antara anggota-anggotanya.

Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang berbeda: dari parit hingga gurun,
bahkan hingga laut yang sangat dalam. Sebagian besar spesies siput adalah hewan laut.
Banyak juga yang hidup di darat, air tawar, bahkan air payau. Kebanyakan siput merupakan
herbivora, walaupun beberapa spesies yang hidup di darat dan laut dapat merupakan
omnivora atau karnivora predator. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina
fulica), siput kebun (Helix sp.), siput laut (Littorina sp.) dan siput air tawar (Limnaea sp.)

Bivalvia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
?Bivalvia (kerang-kerangan)
Rentang fosil: Cambrian - Recent
"Acephala" dalam karya Ernst Haeckel,
Kunstformen der Natur, 1904
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Bivalvia
Linnaeus, 1758
Subklas
lihat teks

Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang-kerangan: memiliki
sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua cangkang). Nama lainnya adalah
Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalva. Ke dalam kelompok ini termasuk berbagai
kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima; meskipun variasi di dalam
bivalvia sebenarnya sangat luas.

Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa purba. Dagingnya
dimakan sebagai sumber protein. Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan
kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat pembayaran pada masa lampau. Mutiara dihasilkan
oleh beberapa jenis tiram. Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan sebagai
biofilter terhadap polutan.

[sunting] Sistematika
Klasifikasi berikut adalah berdasarkan klasifikasi Newel (1965) yang didasarkan pada
morfologi. Hingga sekarang belum tersedia filogeni yang dapat sepenuhnya dipercaya.
Beberapa kelompok diketahui parafiletik, terutama Anomalodesmata. Terdapat pula
sistematika alternatif berdasarkan morfologi insang dari Franc (1960) dan disebutkan bila
perlu pada daftar di bawah. Franc memisahkan Septibranchia dalam kelompok tersendiri,
meskipun secara molekular malah membuat Eulamellibranchia menjadi parafiletik.

Subkelas Palaeotaxodonta (Protobranchia menurut Franc)

 Ordo Nuculoida

Subkelas Cryptodonta (Protobranchia menurut Franc)

 †Praecardioida
 Solemyoida

Subkelas Pteriomorphia (tiram, kupang, dll., Filibranchia menurut Franc)

 Arcoida
 †Cyrtodontoida
 Mytiloida
 Ostreoida – semula termasuk Pterioida
 †Praecardioida
 Pterioida

Subkelas Paleoheterodonta (Eulamellibranchia menurut Franc)

 †Trigonioida
 Unionoida (jenis-jenis kupang air tawar)
 †Modiomorpha

Subkelas Heterodonta (mencakup remis, lokan, dan kerang-kerang yang biasa dikenal,
Eulamellibranchia menurut Franc)

 †Cycloconchidae
 †Hippuritoida
 †Lyrodesmatidae
 Myoida
 †Redoniidae
 Veneroida

Subkelas Anomalodesmata ((Eulamellibranchia menurut Franc)

 Pholadomyoida

Cephalopoda
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
?Cephalopoda
(gurita dan kerabatnya)
Rentang fosil: Kambrium Akhir - Kini

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Cephalopoda
Cuvier, 1797
Ordo
Subklas Nautiloidea
 †Plectronocerida
 †Ellesmerocerida
 †Actinocerida
 †Pseudorthocerida
 †Endocerida
 †Tarphycerida
 †Oncocerida
 †Discosorida
 Nautilida
 †Orthocerida
 †Lituitida
 †Dissidocerida
 †Ascocerida
 †Bactritida

Subklas †Ammonoidea

 †Goniatitida
 †Ceratitida
 †Ammonitida

Subklas Coleoidea

 †Belemnoidea
o †Aulacocerida

o †Belemnitida

o †Hematitida

o †Phragmoteuthida

 Neocoleoidea (paling banyak anggota


hidup)
o  ?†Boletzkyida

o Sepiida

o Sepiolida

o Spirulida
o Teuthida

o Octopoda

o Vampyromorphida

Cephalopoda adalah kelas dalam filum moluska. Di dalamnya mencakup semua gurita,
cumi-cumi, dan sotong. Namanya —berarti "kaki di kepala"— diambil dari ciri khas hewan
ini yang memiliki tentakel di sekitar kepalanya, yang berfungsi seperti tungkai (lengan dan
kaki). Ilmu yang mempelajari Cephalopoda disebut sebagai teutologi (theutology, "ilmu
mengenai cumi-cumi"), dan merupakan cabang dari malakologi.

Cephalopoda memiliki otak yang berkembang baik dan beberapa jenisnya memiliki
kemampuan mengingat dengan baik, bahkan dapat belajar.

Orang memanfaatkan anggota-anggota Cephalopoda sebagai bahan pangan dan dalam


industri.

You might also like