Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang
dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga
mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teori
dan model keperawatan ?
3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang model konsep dan teori keperawatan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan
2
BAB II
A. PENGERTIAN
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud
untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena.
Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 41
3
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat
memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang.1
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 43
4
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
anggota tim keperawatan.2
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik
dasar teori keperawatan :
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan1
2. Kebudayaan
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem
pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga
teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan.
6
keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.1
Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ad, banyak dari
mereka yang hanya mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu
Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris.
Sesungguhnya apabila kita ingin menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum
agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan
kebodohan di karenakan pada waktu itu kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak
menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab
dimana Islam telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan
terutama dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam
ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai- nilai kesehatan seperti
perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal Hygiene ),
menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain
sebagainya.
Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the
3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses
in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998,
menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam.
Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah
Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah
seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam
Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu
suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter
dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah
berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan
membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 42
7
Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat
perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan
Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.
Dalam beberapa literatur sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja
bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu
Sulaiman, dan Hindun.3
a. Ku’ayibat,
b. Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa,
Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-
negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun
1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan
perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King
Saud. (Amreding, 2003)
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb,
seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di
Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi
Keperawatan di Arab Saudi.3
1. Siti Rufaidah
3
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/
9
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat
muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu
berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa
membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai
Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi
menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi
Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim Sementara sejarah perawat di Eropa
dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern,
Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat
muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal
diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab
Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur.
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan
dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis
belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya.
Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk
pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang.
Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian
kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat
anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki
kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal
yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan
(human touch) mesti seimbang.3
Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern
(modern nursing). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale
3
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/
10
meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan
yang layak. Komponen lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan, antara lain:
a. Udara segar
b. Air bersih
d. Kebersihan
e. Cahaya
Klien
Perawat
Kesehata
n
Lingkunga
n
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 109
11
Asumsi Utama Teori Nightingale
Penyakit
Manusia
Proses reparatif
Alam/ Perawat
Lingkungan
Kesehatan
manusia
12
Gambar 1.2. Hubungan faktor kesehatan manusia
Teori Nigtingale, keperawatan modern (modern nursing), merupakan langkah
awal dalam formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah
meletakkan suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatn sesudahnya. Didasari
atau tidak, Nightingale telah member pedoman umum bagi perawat dalam merawat
klien.Prinsip-prinsip dasar perbaikan lingkungan dan penanganan psikologis terhadap
klien dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan perawatan
kontemporer.Ide-ide Nightingale telah mendorong pemikiran produktif bagi perawat
dan profesi keperawatan.4
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 112
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 113
13
1. Manusia. Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan
untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk
meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14
komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas
kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.
7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa
takut, atau pendapat
14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia.
14
komponen kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l
dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga,
mereka merupakan satu kesatuan (unit).4
2. Keperawatan. Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai
fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia
(14 komponen di atas). Untuk menjlankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan. Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,
kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit
akan menghambat kemampuan tersebut
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.4
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 114
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 115
15
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan
klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai
dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam
memenuhi kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan
pasien yang berkurang.Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah
kondisi gawat berlalu dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai
penolong untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali
kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang
tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling
bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien
bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya
berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja,
kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya,
seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik
dan intelektual.
16
Dokter
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 117
17
dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya, dengan atau
tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang
dimiliki individu.
Sistem Sosial
Sistem personal
Sistem Interpersonal
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 117
18
1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 50
19
Tr
an
sa
ksi Perawat
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran
hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn
respons dari individu.
Perawa
t
Klien
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
20
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.1
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi :
pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu
serta dilaksanakan oleh individu itun sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, keshatan serta kesejahteraan ; kedua,self care agency,
merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri,
yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-
lain. ; ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang
merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn
diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ;
keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh,
self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan
Gambar 1.5. Model konsep me
mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.
1
A. Aziz alimul Hidayat. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Hal 50-51
21
3. Teori Sistem Keperawatan
`Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada
pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti
cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam
ambulasi dan perawatan luka.
Kebutuhan berprestasi
Kebutuhan psikososial
Kebutuhan berorganisasi
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 45
1
A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 49
23
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan
antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan
harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 128
24
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih
kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
Keperawatan Psikodinamik
Fase orientasi
Pada fase ini, perawat dank lien bertindaj sebagai dua indsividu yang belum
saling kenal mengenal. Selama fase orientasi, koien merupakan seseorang yang
memerlukan bantuan professional dan perawat berperan membantu klien mengenali dan
memahami masalahnya serat menentukan apa myang klien perlukan saat itu. Jadi, fase
orientasi ini merupakan fase untuk menetukan adanya masalah.
Fase identifikasi
Pada fase ini, klien memberikan respons atau mnegidentifikasi persoalan yang
ia hadapi bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respons setiap klien
berbeda satu sama lain. Di sini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu
klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman yang
mengorientasi ulang perasaannya dan menguatkan kekuatan positif pada pribadi klien
serta memneri kepuasan yang diperlukan.
Fase eksploitasi
26
Prisnsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi/menggali, memahami keadaan
klien, dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali
dan mengfungkapkan perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan
mempertahankan suasana terapeutik yang mendukung.
Fase resolusi/terminasi
Pada fase resolusi, tujuan bersama antara perawat bdan klien sudah samapi pada
tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapiutik yang selama ini
terjalin.Fase resolusi terkadang menjadi fase yang sulit bagi kedua bekah pihak, sebab
disini dapat terjadi peningkatan kecemasan dabn ketegangan jika ada hal-halk yang
belum terselesaikan pada masing-masing fase.Indicator keberhasilan untuk fase ini
adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat. Selanjutnay,
baik perawat maupun klien akan menjadi individu yang matang dan lebih
berpengalaman.4
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 132-134
27
memperhatikan kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri
dengan rutinitas rumah sakit.
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 137-138
28
imajinatif, dan eksis untuk melayani individu. Praktik keperawatan profesional tidak
memiliki fungsi dependen, melainkan bersifat kolaboratif.
2. Individu. Individu menurut Rogers merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
disederhanakan dan merupakan manifestasi karateristik yang melebihi dan bahkan
berbeda dari bagian-bagiannya. Manusia sebagai satu kesatuan merupakan aspek
integral manusia dengan lingkungan. Manusia berada dalam proses kehidupan yang
kontinu dengan lingkungan secara keseluruhan, yang tidak dipahami jika
disederhanakan menjadi bagian-bagian tertentu. Proses kehidupan, menurut Rogers,
adalah homeodinamis yang bersifat probalistik. Rogers mengartikan individu sebagai
sistem terbuka di dalam proses kontinu bersama sistem terbuka lingkungan.
Keperawatan memandang individu sebagai bagian dari satu kesatuan yang tidak dapat
disederhanakan.
ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi
keperawatan, yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.
1. Elemen keperawatan
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 138-139
29
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan
dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).
Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan
praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap
kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh
untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons
terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan
individu tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut
memerlukan perawatan.
2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit
yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan
balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan
dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator
dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.
Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang
terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.
Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
4. Elemen sehat
Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi
pada mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).
Proses adaptasi
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau
tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat
meningkatkan pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup,
pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.
Model ini dapat digunakan dalam penelitian keperawatan, dan sebagai pedoman dalam
memberikan perawatan pada anak-anak, lansia, dan di komunitas.Model ini lebih
menekankan pada faktor psikologis.2
2
H. Zaidin Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Halaman 104-106
31
Teori ini diagagas pertama kali oleh Madeleine Leininger yang diinspirasi oleh
pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern
United States pada tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perubahan perilaku di antara
anak yang berasal dari budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat Leinenger
menelaah kembali profesi keperawatan.ia mengedintifikasi bahwa pengetahuan perawat
untuk memahami budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau
culture imposition.Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari
atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan
merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai
budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan
tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan,
memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya
kepada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini
bahwa budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain.
32
Model matahari terbit (sunrise model) ini melambangkan esensi keperawatan
dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan
kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih
dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang
dimensi dan budaya serta struktur sosial yang berkembang di berbagai belahan dunia
(secara global) maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit.
Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh
tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan,
nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan pendidikan.4
Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi
masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan.
semua langkah perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik,
penyembuhan penyakit, dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh
faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan
kepada klien sebab masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola,
dan praktik keperawatan (care expression, pattern, and practices).Dengan demikian,
ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara
holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok,
komunitas, maupun institusi di berbagai sistem kesehatan. Jika disesuaikan dengan
proses keperawatan, ketujuh faktor tersebut masuk ke dalam level pertama yaitu tahap
pengkajian.
Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara
sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan
profesional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut
digambarkan oleh Leinenger dengan gambar seperti di bawah ini. Oleh karena itu
perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang
akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal
tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan keperawatan.
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 142
33
1. Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau
memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat
kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
4
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 145-146
34
Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah et al. (1960)
meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi
kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik klien maupun keluarga.
Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan
keterampilam dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan
perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tenyang ilmu-
ilmu dasar dan keterampilan keperawatan tertentu.Perawat adalah pemberi jalan dalam
menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan
gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin terjadi dalanm
bidang-bidang berikut ini:
2. Keseimbangan fisiologi.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera atau trauma lain dan mencegah meluasnya
infeksi.
7. Mempertahankan eliminasi.
35
9. Mengenali respons-respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,
fisiologis, dan kompensasi.
12. Menfidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negative.
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale-balik antara emosi dan
penyakit organic.
18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki
kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan-fisik
dan emosional.
21. Memehami peran dari masalah sosial sebagai factor-faktor yang mempengaruhi
dalam munculnya suatu penyakit.5
Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, dimana
bila kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan
atau mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori
Orlando secara radikal mengubah focus keperawatan dari diagnose medis klien dan
kegiatan-kegiatan otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak
dan ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan
5
http://Teori Keperawatan_ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/
36
(Schmieding, 1995). Teori Orlando terdiri dari kerangka konsep bagi profesi
keperawatan. Tiga elemen, yaitu perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan perawat,
akan membentuk situasi keperawatan (Marriner-Tomey, 1994). Setelah perawat
melakukan kebutuhan klien, mereka mendapatkan dampak kebutuhan pada tingkat
kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau direncanakan untuk memenuhi
kebutuhan, yang pada akhirnya untuk menurunkan tekanan atau stress yang dialami
oleh klien (Chinn dan Jacobs, 1995)6
Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan
pada tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintregasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi
keperawatan merupakan akivitas konservasi, dengan konservasi energi sebagai
pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat dipandang dari sudut konservasi energy
dalam lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya sebagai empat prinsip
konservasi dalam keperawatan:
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan
stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya
6
http://Teori Keperawatan_Ida Orlando « Elisasiregar's Blog.mht
7
http://Teori Keperawatan Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht
37
(Johnson, 1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada
pengelompokkan perilaku berikut:
3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan cultural
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan
yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel
yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain, garis
pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status
nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan
sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resisten yang meliputi
adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi,
tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi didaerah yang ada. Intervensi keperawatan
8
http://Teori Keperawatan Dorothy Johnshon « Elisasiregar's Blog.mht
38
diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan
tersier.Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan
yang dinamis.Sehingga Betty Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat
menyeluruh dan saling ketergantungan (interpendensi).
Secara umum focus dari model konsep keperawatan menurut Nueman ini
berfokus pada respons terhadap stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi proses
adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawtan seharusnya dilakukan menurut
Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor.Upaya
tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder, dan tersier.9
1. Manusia. Manusia ditemukan sebagai individu yang unik dan takdapat dipisahkan
dalam suatu waktu adaa didunia ini. tidak ada yang seperti manusia baik yang
pernah hidup ataupun yang akan hidup.
9
http://Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2) - Google Buku.mht
39
2. Pasien. Kata pasien adalah merupakan hal yang klise yang berguna untuk
komunikasi ekonomi. sebenrnya pasien itu tidaklah ada. hanya ada mahluk hidup
individu yang membutuhkan kepedulian, pelayanan, dan bantuan dari orang lain
yang dipercaya dapat memberikan pertolongan yang dibutuhkan.
5. Penderitaan. Penderitaan adalah perasaan yang tidak senang yang meluas dari
mental yang pindah dengan sederhana, secara fisik, atau ketidak sesuain spiritual
hingga penderitaan tersebut dinamakan tingkat yang menular “tidak terjaga”dan
seterusnya meningkat dari persamaan apatis.
6. Rasa Sakit. Rasa sakit itu sendiri tidak dapat diamati hanya saja dampaknya tidak
tertulis. rasa sakit adalah pengalaman tersendiri dan susah untuk dikomunikasikan
keindividu. penderitaan dapat diganti diatas continuum, seperti yang telah
diilustrasikan di gambar 23-1
10. Interaksi. kata interaksi (interaction) mengacu pada banyak hubungan selama dua
individu yang dapat berpengaruh timbal balikantara sesame dan dapat
berkomunikasi secara verbal taupun nonverbal.10
Interaksi Antara Perawat Dan Pasien. Kata interaksi antara perawat dan pasien
mengacu pada hubungan antra perawat dan seseorang yang menderita sakit dan
dikarakteristikkan oleh fakta bahwa antara kedua individu merasa dipenanggulangan
klise yang lain.
Pengobatan untuk diri sendiri. Pengobatan yang digunakan untuk diri sendiri adalaah
kemampuan seseorang untuk menggunakan secara sadar dan dalam memenuhi
kekhawatiran dalam berusaha untuk memebangun hub dan intervensi struktur
keperawatan.hal ini memerlukan pengetahuan diri sendiri, kepemahaman diri sendiri,
pemahaman dari pengetahuan. seseorang yang dinamis kemampuan untuk
mengintetprestasikan sesuatu pengetahuan pribadi yang sama dengan pengetahuan yang
lain, dan kemampuan dalam campur tangan yang efektif dalam situasi keperawatan.
Rasa empati . Empati adalah proses yang mana individu dapat memehami psikologi
dari orang lain.
Rasa simpati. Simpati termasuk keinginan untuk memebantu seseorang yang sedang
mengalami tekanan/ stress.
Hubungan. Hubungan adalah suatu proses, satu kejadian, satu pengalaman atau
pengalaman yang berkelanjutan dengan cara bersama dan dengan keperawatan dan
menerima kepedulianya. hal ini menyusun sebuah kelompok yang menyangkut pikiran
10
http://Ilmu Keperawatan_ JOYCE TRAVELBEE.mht
41
dan perasaan, pikiran-pikiran ini, perasaan-perasaan dan penderitaan yang diubah atau
dikomunikasikan oleh seorang terhadap orang lain.
Hubungan antara sesama manusia. Sebuah hubungan antara sesame manusia adalah
pengalaman utama dari pengalaamn yang berkelanjutan antara perawat dan penerima
keperawatanya.karakteristi utama dr pengalaman adalah kebutuhan keperawatan dalam
individu (atau keluarga) itu bertemu. hub antara sesame manusia dalam situasi
keperawatan adalah berarti terusmenerus dengan maksud . keperawatan adalah suatu
kepandaian. hubungan antara sessama manusia dibangun ketika perawat dan penerima
perawatanya mencapai sebuah hub setelah meningkat atas tahapan pertemuan yang
original, munculnya identitas, empati dan simpati.
Personal/ orang. Kata person didefinisikan sebagai manusia, antara keduanya antara
perawat dan pasien dalah manusia, seorang manusia dalah pribadi yang unik, indifidu
yang tidak dapat dipisahkan yang berproses berkelanjutan menjadi susunan dan
perubahan.
10
http://Ilmu Keperawatan_ JOYCE TRAVELBEE.mht
42
17.Paterson and Zderad (Teori Humanistik)
Keperawatan Humanistik
1. Manusia
2. Kesehatan
43
Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang, sebagai kualitas dari
kehidupan dan kematian.Hal ini bisa disebut sebagai lebih dari tidak adanya penyakit.
Kesehatan adalah sebagai pengalaman di dalam proses kehidupan. Kesehatan bisa
ditemukan pada kemauan seseorang untuk terbuka kepada pengalaman kehidupan
mereka terhadap fisik, sosial, spiritual, kognitif atau keadaan emosi mereka.Implikasi
terhadap praktek keperawatan membuka jarak yang luas untuk definisi
kesehatan.Kategori diagnosa bermanfaat hanya jika setuju terhadap orang atau mereka
yang ditunjuk. Hubungan bahwa perawatan mempunyai hubungan dengan orang yang
menerima perawatan adalah kritikal, bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan
penghargaan terhadap hubungan yang eksis dalam kehidupan sehari-hari.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain
dalam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan
kesehatan. Keperawatan juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus
pada seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan,
ini akan mempengaruhi dunia seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien
tentang dunia adalah hal yang penting dalam keperawatan.Paterson dan Zderad
mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial dari setiapmanusia.
a. Assessment
11
http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's Blog.mht
44
Merupakan pengumpulan data subjek dan objek tentang seseorang melalui
observasi, interaksi dengan klien, dan informasi dari sumber lainya seperti hasil
laboraturium
b. Diagnosa
Merujuk kepada langkah terhadap proses keperawatan dimana perawat membuat
sebuah statement masalah. Perawat mengumpulkan data menurut tingkat kebutuhan
pasien, kemudian menganalisa data dengan mengklasifikasikan data tersebut, lalu
membandingkan dengan pengetahuan teori dan prinsip, dan akhirnya tiba pada
suatu kesimpulan yang menyatakan kalau itu sebuah masalah
Fase ini merupakan proses keperawatan yang menyebutkan sebuah tujuan atau hasil
yang dicapai oleh klien dengan objektif menjadi tujuan yang terdepan. Tindakan
perawat dan klien yang khusus diuraikan secara jelas.Fenomenologi nursologi tidak
menjelaskan bentuk dari tujuan yang langsung terhadap rencana
keperawatan.Keperawatan humanistik memperhatikan orang yang membutuhkan
kebutuhan.Tujuannya adalah kesejahteraan yang diterbitkan melalui dialog.
d. Evaluasi
Fase ini menyebutkan apa tingkah laku klien yang telah berubah sebagai ukuran
umtuk menjadi tujuan dan objektif. Tingkah laku mengubah hasil dari tindakan
perawat dan klien. Melalui humanistik yang alami, perhatiannya tidak dengan hasil
tingkah laku tetapi dengan pengalaman klien. Seorang klien yang mampu untuk
membuat pilihan tentang perawatan kesehatan mereka dan bertanggung jawab
terhadap pilihannya, dapat menemukan arti dalam kehidupannya. Dengan
melakukan hal ini dengan seorang perawat, klien mempunyai kesempatan untuk
menegaskan situasi humanness dari perspeksinya, hasil pertumbuhan personak atau
kesehatan.11
a. Teori dapat berhubungan timbal balik degan cara untuk menciptakan cara yang
berbeda untuk melihat fenomena penting
11
http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's Blog.mht
45
b. Teori harus masuk akal dan alam.
d. Teori bisa menjadi dasar untuk hipotesis yang diuji atau untuk teori yang
dibangkitka.
g. Teori harus konsisten dengan teori-teori yang tervalidasi, hukum, dan prinsipal
tetapi membuka pertanyaan yang tidak terjawab yang diperlukan untuk diinvestigasi
46
menggunakan tehnik berhadapan/berhubungan langsung dengan pasien guna untuk
melihat status kesehatan sekarang dan yang akan datang.
Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan cara
pengobatan suatu penyakit. Perawat yang professional adalah perawat yang bias
membantu si pasien agar cepat sembuh sehingga dapat meringankan beban
keluarga.12
1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatu
penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih .individu ini
membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh.
2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri
Proses Keperawatan
Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini
meliputi 5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
a. Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien. Menurut
teori Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasien
12
http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
12
http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
47
dibandingkan demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah
pada peningkatan kesehatan individu.
b. Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan, dimana perawat mengamati
penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya. Sehingga
proses penyembuhannya akan lebih muda.
d. Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini adalah
merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan pasien
yang meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan kebutuhan
kenyamanan dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan keluarga untuk
memahami dan menerapkan rencana yang medis.
e. Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan pada
pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien dalam
mencapai suatu kesehatan.
Di dalam meninjau ulang teori keperawatan Hall ada beberapa area yang
membatasi aplikasi kepada kepedulian pasien.
Yang pertama untuk area ini adalah langkah suatu penyakit. Pasien
membutuhkan perhatian yang lebih dari seorang perawat untuk proses
penyembuhannya. Faktor yang kedua adalah masalah umur. Yang ketiga faktor
pembatasan adalah uraian bagaimana cara membantu seseorang kea rah yang lebih
mengerti tentang kesehatan. Faktor yang keempat adalah keluaga hanya berada di
dalam perawatan melingkar (care, core, cure).
Akhirnya, Theori Hall hanya untuk individu atau seseorang yang sedang sakit.
Ini tidak akan menandakan bahwa keperawatan berhubungan langsung dengan
kesehatan individu, kelurga dan masyarakat dan meniadakan konsep tentang kesehatan
48
dan pelayanan kesehatan untuk mencegah suatu penyakit. Seorang kllien dibentuk oleh
bagian-bagian berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status
patologis dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh perawatan. Perawat sebagai
pemberi perawatan.12
19.Ernestine Wiedenbach
Teori Parse (1981) adalah Untuk memfokuskan pada manusia sebagai suatu unit
yang hidup dan kualitas partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat (Parse, 1990)
(Nursing as science and art [Marriner-Torney, 1994]).13
Kerangka Kerja Praktik yaitu manusia secara terus menerus berinteraksi dengan
lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan kesehatannya (Marriner-
Torney, 1994).
12
http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
13
Potter dan Perry.Buku Ajar FundamentalKeperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Halaman 272
14
http://konsep dasar keperawatan\teori ernestine.mht
13
Potter dan Perry.Buku Ajar FundamentalKeperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Halaman 273
49
Sehat adalah suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar status sehat atau
hilangnya penyakit (Parse, 1990; Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995).
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai
dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Ada beberapa
yang mempengaruhi teori keperawatan yaitu, filosofi Nightingale, kebudayaan, pendidikan,
dan ilmu keperawatan.
B. SARAN
50
DAFTAR PUSTAKA
51