Professional Documents
Culture Documents
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah II
Dosen Pembimbing :
Bpk. Muh. Harfin Zuhdi
Kelompok III :
Adriansyah ( 108046100174 )
Ema Febriani ( 108046100154 )
Qurratul Ainy ( 108046100155 )
1
Daftar isi…………………………………………………………… 1
Latar Belakang…………………………………………………….. 2
Pembahasan………………………………………………………... 3
Kesimpulan ……………………………………………………….. 18
Daftar Pustaka………………………………………………………19
LATAR BELAKANG
Secara umum prinsip bagi hasil dalam perbankan syari’ah dapat dilakukan empat akad
utama yaitu al-musyarakah, al-mudharabah, al-muzhara’ah, al- musaqah. Namun prinsip yang
paling banyak dipakai adalah musyarakah dan mudharabah, sedangkan muzara’ah dan musaqah
dipergunakan khusus untuk plantation financing atau pembiayaan pertanian oleh beberapa bank
islam.
Adapun akad yang dipakai dalam prinsip bagi hasil ini adalah akad tijarah
( mu’awadhah ) yaitu segala macam perjanjian yang menyangkut for profit transaction,
berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperolehnya.
Akad tijarah pun dapat kita bagi jadi dua kelompok besar yaitu natural certainty contracts
( NNC ) dan natural uncertainty contracts ( NUC )
Dalam makalah ini akan dibahas musyarakah yang termasuk kedalam natural uncertainty
contracts dimana dalam musyrakah atau yang disebut syirkah pihak-pihak yang yang
bertransaksi saling mencampurkan asetnya ( baik real assets maupun financial asset ) menjadi
suatu kesatuan dan kemudian menanggung resiko bersama untuk mendapatkan keuntungan .
Banyak masyarakat umum yang tidak memahami definisi dari musyarakah sendiri dan
banyak juga masyrakat yang menganggap sama antara musyarakah dan mudharabah. Inilah
salahsatu alas an yang melatarbelakangi kami menyajikan makalah ini yaitu untuk mengetahui
secara jelas definisi dari musyarakah serta syarat-syarat dan rukun-rukun serta ketentuan berlaku.
Sehingga pembaca dapat mengetahui lebih jela tentang musyarakah yang melatarbelakangi
makalah ini, juga sebagai bahan tanbahan untuk fiqih muamalah.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
3
• Pengertian menurut bahasa
B. Landasan Hukum
• Al-Qur’an
وإن كثيرامن الخلطاء ليبغي بعضهم علي بعض إل الذ ين ء ا منوا وعملوا الصلحت
• Hadits
عن أ بي هر يرة رفعه قال إن ال يقول أنا ثالث الشر يكين ما لم يخن أحدهما صاحبهه
• Ijma
5
C. Rukun dan Syarat
perss.Jakarta.2001.hal 91
syirkah adalah dari alat pembayaran
(nuqud).
1) Merdeka
2) Baligh
3) Pintar
• Syirkah Amlak
Ialah bahwa lebih dari satu orang memiliki suatu jenis barang tanpa akad.
7
Adakalanya bersifat ikhtiyariyah ( sukarela ) atau jabari ( terpaksa ).
1) Syirkah Ikhtiariyah
Persekutuan atau kerjasama terjadi atas perbuatan dan kehendak pihak-
pihak yang berserikat.
2) Syirkah Ijbariyah
Persekutuan yang terjadi tanpa adanya perbuatan dan kehendak pihka
yang berserikat (perserikatan yang muncul secara paksa, bukan atas
keinginan yang berserikat).
• Syirkah Uqud
1) Syirkah al-‘inan
2) Syirkah Muwafadah
3) Syirkah A’mal/Abdan
4) Syirkah Wujuh
5) Syirkah al-Mudharabah2
9
proyek. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan
proyek musyarakah dan tidak boleh :
4 http://www.slideshare.net/zudin/produk-produk-perbankan-syariah
a. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada saat
keuntungan usaha meningkat.
d. Bank akan lebih efektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang
benar-benar halal, aman, dan menguntungkan. Karena keuntungan
yang riil dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
Risiko:
11
G. Aplikasi Dalam Bank Syariah
• Pembiayaan proyek
• Modal ventura
Menimbang :
Mengingat :
Memperhatikan :
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal berikut:
b. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra
melaksanakan kerja sebagai wakil.
c. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis
normal.
d. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset
dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktifitas
musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan
kelalaian dan kesalahan yang disengaja.
a. Modal
i.Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya
sama.
Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang, properti,
13
dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dahulu dinilai
dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.
b. Kerja
ii.Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi dan
wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja
harus dijelaskan dalam kontrak.
c. Keuntungan
d. Kerugian
Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham
masing-masing dalam modal.
b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau terjadi perselisihan
diantara kedua belah pihak, maka penyelaesaiannya dilakukan melalui badan arbitrase
syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah
No.08 DSN-MUI/IV/20007
7 http://www.pkesinteraktif.com/download/fatwadsn/08.pdf
15
Slip gaji asli selama 3 bulan terakhir
Pembiayaan Koperasi
Surat Permohonan
Data jaminan
17
Company Profile
Data jaminan
PERSYARATAN PEMBIAYAAN
Badan
Pegawai Wirausaha Perorangan
Usaha
SK Pengangkatan terakhir v - - -
Identitas pengurus - - v -
Legalitas usaha - v v v
19
Past performance 2 tahun
terakhir - v v v
Ada beberapa perbedaan mendasar antara syarat yang diberlakukan Bank Muamalat dan
Bank Syariah Mandiri pada pembiayaan musyarakah.
Persyaratan pembiayaan musyarakah yang diberlakukan Bank Muamalat ternyata lebih banyak
dan lebih kompleks atau mendetail dibandingkan dengan persyaratan yang diberlakukan oleh
Bank Syariah Mandiri. Hal ini terjadi mungkin saja dikarenakan Bank Muamalat yang memang
dari awalnya adalah Bank yang berasaskan syariah Islam sedangkan Bank Syariah Mandiri
adalah sebuah Bank yang awalnya satu fondasinya adalah Bank Konvesional yang kemudian
mengkonversi kan diri dengan membentuk pula Bank yang berasakan Syariah, hal ini lah yang
mungkin mempengaruhi adanya perbedaan yang cukup signifikan dari syarat – syarat dari akad
musyarakah ini.
Dapat kita lihat bahwa syarat yang mesti diajukan oleh calon ‘aqidani pada Bank Muamalat
untuk perseorangan yaitu harus mengajukan persetujuan dari suami atau istri , untuk lembaga
koperasi dan perusahaan harus adanya persetujuan atua pengesahan dari dewan kopersai dan
dewan kehakiman serta harus juga menyerahkan beberapa dokumen tambahan yang berkaitan
dengan usaha yang dijalankan , sedangkan pada Bank Syariah Mandiri syarat yang harus
diajukan tidak serumit dan sekomplek itu , hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Bank
Muamalat benar – benar memikirkan betul pihak – pihak lain yang dapat mendukung usaha
tersebut dan juga memikirkan secara mendetail hal – hal yang dapat menjelaskan usaha – usaha
yang dilaksanakan sehingga usaha yang dijalankan dapat diketahui betul oleh Bank, sedangkan
pada Bank Syariah Mandiri syarat – syarat yang diajukan hanya secara umumnya saja tidak
secara mendetail seperti yang dilakukan Bank Muamalat.
Syarat yang paling membedakan antara kedua Bank tersebut adalah pada Bank Muamalat
seluruh Nasabah yang akan melaksanakan akad syirkah harus memutasikan seluruh dananya
pada Bank Muamalat , sehingga seluruh tabungan modal untuk akad syirkah ditabung pada Bank
tersebut sedangkan pada BSM hal ini tidak masuk dalam persyaratan , sehingga dana dapat
berasal dari mana saja sedangkan pada Bank Muamalat memikirkan sumber dana juga dengan
mengharuskan adanya permutasian dana sehingga dana jelas darimana berasal dan tidak
tercampur dengan riba atau sumber dana lain yang dilarang oleh syariat Islam.
KESIMPULAN
Syirkah atau Musyarakah merupakan kerjasama antara kedua belah pihak atau lebih yang
terikat hukum yang berkaitan dengan modal , jasa dan keuntungan. Keuntungan dan kerugian
yang terjadi pada akad Syirkah ditanggung bersama.
Penerapan Syirkah pada akad perbankan sangat membantu sekali bagi para penanam
modal karena dapat memanfaatkan modal nya yang ada dengan melakukan kerjasama yang telah
sesuai dengan syariat Islam, Penerapan syirkah pada Perbankan Syariah pun telah dilaksanakan
dengan baik terlihat dari jelasnya pesyaratan – persyaratan untuk melaksanakan akad syirkah
yang setelah dilihat sudah sesuai dengan rukun dan syarat dari Syirkah itu sendiri.
Namun tidak seragamnya persyaratan antara Bank Syariah satu dengan Bank Syariah laiinya
dirasa membuat kerancuan karena kami rasa pada akhirnya akan menimbulkan satu masalah
berkaitan dengan perbedaan syarat – syarat Syirkah tersebut, adanya penyesuaian persyaratan
pokok kami rasa perlu agar terlaksana nya akad Syirkah yang baik dan akhirnya tidak
menimbulkan masalah dari persyaratan itu sendiri.
Pendapat kami penerapan persyaratan akad Syirkah pada Bank Muamalat sangat sangatlah sesuai
dan benar-benar mendetail bagi calon Nasabah yang memang mengharapkan akad Syirkah yang
akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari syariat Islam melihat juga bahawa Bank
Muamalat adalah Bank yang memang fondasi dasarnya berdasarkan pada Syariah , namun
apabila calon Nasabah menginginkan kemudahan dalam persyaratan Bank Syariah Mandiri data
menjadi solusinya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i.2001.Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,Jakarta:Gema Insani Press.
http://ekonomiislamkita.blogspot.com/2008/08/musyarakah-dan-prakteknya-dalam.html
http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/syirkah-makalah.html
http://www.slideshare.net/zudin/produk-produk-perbankan-syariah
http://www.syariahmandiri.co.id/produkdanjasa/pembiayaan/persyaratanpembiayaan.php
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/produk/bagihasil_musyarakah
23