You are on page 1of 7

PEMBAHASAN

Identifikasi Boraks dalam Bakso dan Mie Basah


Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa Boraks merupakan garam natrium yang
banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet
kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam
air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet
dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat
didalamnya.
Dalam percobaan kali ini, kami menggunakan dua jenis bahan makanan yang diduga
mengandung boraks dan formalin,dalam hal ini adalah bakso dan mie basah yang biasa dijual
di pasar tradisional. Kami menduga bahwa mie tersebut mengandung formalin ataupun boraks
karena pada saat mei tersebut digenggam dan genggaman itu dibuka, mie tersebut tidak
menggumpal, dan mie tersebut bisa awet dalam waktu dua hari.
Selain menggunakan mie, kami juga menggunakan bakso sebagai sampel, karena pada
umumnya, para pedagang nakal menggunakan boraks ataupun formalin untuk membuat bakso
Untuk mengetahui apakah sampel makanan yang digunakan mengandung boraks, dilakukan
uji nyala boraks. Sampel yang mengandung boraks, akan menghasilkan warna nyala yang hijau
pada saat dibakar. Namun sebelum dibakar, sampel dihaluskan terlebih dahulu kemudian dipanaskan
dalam cawan sampai menjadi arang. Setelah itu, arang ditambah dengan H 2SO4 sebanyak 10 tetes
dan 2ml metanol yang berfungsi sebagai penguji. Setelah ditambah dengan metanol, akan terbentuk
upa, kemudian uap yang terbentuk dibakar. Dalam percobaan ini, kedua sampel, yakni mie basah
dan bakso memberikan hasil yang negatif terhadap uji nyala, yang ditandai dengan warna nyala api
yang merah. Sampel yang mengandung boraks akan memberikan warna nyala yang hijau apabila
dibakar.
Percobaan yang dilakukan ini adalah salah satu cara yang bisa digukan untuk mengidentifikasi
kandungan boraks dalam makanan dalam laboratorium. Ada cara yang lebih mudah, dan bisa
dilakukan di rumah untuk mengetahui keberadaan boraks dalam makanan.
Identifikasi Formalin dalam Bakso dan Mie Basah

Formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi
serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau
yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin
terhadap kesehatan adalah sebagai berikut.
1. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas,
nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
2. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
3. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan
kabur, bahkan kebutaan
4. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala,
pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan,
kejang, bahkan koma dan kematian.
Untuk mengetahui keberadaan formalin, kami menggunakan sampel yang sama dengan
sampel uji nyala boraks, yaitu mie basah dan bakso. Sampel yang digunakan sebanyak 10 gram.
Setelah ditimbang, sampel dihaluskan dan ditambah dengan 10 ml air lalu disaring sampat
diperoleh minimal 1ml filtrat. Filtrat yang diperoleh, ditambah dengan 2 ml larutan fehling
kemudian dipanaskan selama 5-10 menit. Kalau larutan menghasilkan warna buru dengan
endapan kuning, berarti sampel mengandung formalin namun dalam kadar yang sangat sedikit.
Setelah diberi perlakuan seperti diatas, ternyata sampel dari mie basah menghasilkan warna
coklat,dengan endapan merah bata. Ini membuktikan bahwa mie basah itu mengandung formalin
dengan kadar yang besar. Karena semakin pekat warna larutan (deri biru – coklat) dan semakin
pekat warna endapan (kuning – merah) maka kadar formalin dalam makanan semakin banyak dan
semakin berbahaya. Akan tetapi, sampel kedua yakni bakso, tidak ada perubahan warna larutan
setelah dilakukan perlakuan yang sama. Hal ini membuktikan bahwa bakso yang dugunakan tidak
mengandung formalin.
Ada beberapa cara sederhana untuk mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan
boraks, yaitu :
1. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso
yang menggunakan banyak daging.
2. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus
dan renyah.
3. Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak
cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
4. Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
5. Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Formalin dan boraks merupakan bahan pengawet yang berbahaya jika digunakan untuk bahan pangan. Setelah
melakukan praktikum identifikasi formalin pada produk bakso dan mie basah praktikan telah dapat mengetahui
kandungan formalin dalam bahan pangan tersebut serta dapat mengetahui cara pengujiannya. Diperoleh konsentrasi
formalin terbesar ditemukan pada mie basah.

SARAN
1. Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta
dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
2. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-
pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
3. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan
formalin maupun boraks.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto, dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik. Semarang :
Laboratorium Kimia UNNES.
http://id.wikipedia.org

You might also like