You are on page 1of 8

BETON

Beton merupakan gabungan pasta semen dan agregat, dengan setiap unsur beton
tersebut mempunyai hubungan tegangan-regangan linear dan getas (brittle). Material retak
cenderung retak tariknya tegak lurus terhadap arah tegangan tarik terbesar. Dengan demikian,
jika beton menerima beban tekan uniaksial, retak terjadi sejajar terhadap tegangan tekan
maksimum.
Walaupun beton bahan elastis-getas, kurva tegangan-regangan adalah non linear dan
juga cenderung daktail. Hal ini karena terjadinya “microcracking” dalam beton dan
redistribusi tegangan antara elemen dengan elemen dalam beton.
Kurva Regangan (Ɛ) – Tegangan (fc) Beton
Perilaku dan kekuatan elemen beton bertulang ditentukan oleh ukuran dan bentuk
elemen dan oleh sifat-sifat regangan-tegangan beton dan tulangan. Kemiringan dari garis
yang tangensial pada satu titik pada kurva tegangan-regangan di titik awal adalah modulus
elastis tangen awal. Modulus elastis secant pada suatu titik tegangan yang diketahui adalah
kemiringan garis melalui titik awal ke titik tersebut pada kurva (titik B). Modulus secant
didefenisikan sebagai tegangan di titik bagian 0,4 f’c yang menyatakan kerja.
Kualitas Dari beton
Perbedaan kualitas dari beton dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Bahan – bahan
1. Semen : Kualitas dan kecepatan pengerasan
2. Agregat halus:
• Gradasi, mempengaruhi kemudahan pengerjaannya.
• Kadar air, mempengaruhi perbandingan air – semen.
• Lumpur, mempengaruhi kekuatan.
• Kebersihan, mempengaruhi kekuatan dan sifat awet beton.
3. Agregat kasar:
• Gradasi mempengaruhi kekuatan
• Kadar air, mempengaruhi perbandingan air / semen
• Kebersihan mempengaruhi kekuatan dan keawetan
4. Air: kuantitasnya mempengaruhi hampir semua sifatnya, kualitas mempengaruhi
pengerasan, kekuatan sifat awet dan lain-lain.
5. Bahan campuran (bila dipakai): modifikasi dari sifat beton. Hal ini masih tergantung
pada jenis dan jumlah bahan campuran yang dipakai.
b. Cara menakar dan mencampur
1. Dengan dasar volume:
• Kepadatan waktu menakar pasir mempengaruhi perbandingan
• Ketepatan pengukuran
2. Dengan dasar berat
• Kadar air agregat
• Ketepatan pengukuran
3. Bahan – bahan yang terbuang sewaktu dimasukkan kedalam mesin pencampur.
4. Effisiensi dari mesin pencampur.
c. Cara pelaksanaan pekerjaan
1. Pemadatan : rongga – rongga udara mengurangi kekuatan
2. Perawatan : perlu untuk meningkatkan kekuatan dan menyempurnakan sifat-sifat lain.
3. Keadaaan cuaca selama mencetak dan merawat beton.
Karakteristik beton antara lain :

1. Kuat tekan tinggi.


2. Harga murah.
3. Bahan-bahan penyusun mudah didapat.
4. Mudah diolah.
5. Tahan terhadap api
6. Tahan lama, minimal untuk jangka waktu 30-40 tahun.
7. Tidak mengalami pembususkan.
8. Biaya pemeliharaan rendah.
9. Tahan terhadap temperatur tinggi dan anti-korosi
10. Kekuatan pada umur 28 hari, minimal 70% dari kekuatan yang sebenarnya.

Beberapa kekurangan beton antara lain:

1. Cenderung lemah terhadap gaya tarik.


2. Jika sudah dibentuk (keras) sukar diubah kembali.
3. Pelaksanaan membutuhkan ketelitian, pengawasan serta etos kerja yang tinggi.
4. Berat jenis beton tinggi.
5. Daya pantul suara besar.
6. Membutuhkan cetakan sebagai media pembentuk beton.
7. Beton yang sudah jadi tidak bisa didaur ulang.
8. Jika didiamkan akan langsung mengeras. Ini menyulitkan para kontraktor untuk tetap
membuat beton segar. Membutuhkan alat berat yang mengeluarkan biaya tambahan.

Dari sini kita dapat disimpulkan bahwa bahan konstruksi beton mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Yang perlu ditekankan adalah pembuatan beton yang baik dan benar. Jika kita
melakukan pembuatan beton secara baik dan benar, Maka beton yang dihasilkan adalah baik
pula. Karekateristik beton yang baik yakni:

1. Homogen, artinya semua bahan tercampur dengan baik dan tidak mengalami
segregasi ( pemisahan bahan-bahan penyusun).
2. Strenght, artinya sebuah beton mempunyai kekuatan seperti yang kita rencanakan.
Kelebihan maupun kekurangan keuatan menunjukkan bahwa ada kesalahan yang kita
lakukan. Baik pada pemilihan bahan, pengaturan komposisi, pencampuran maupun
perawatan beton.
3. Durable, keawetan beton juga minimal sesaui dengan apa yang direncanakan.
Biasanya beton mempunyai daya awet hingga 40-50 tahun. Setidaknya beton yang
sudah berumur 40 tahun sudah diganti. Karena kekuatannya akan menurun secara
perlahan yang dikhawatirkan akan mempengaruhi pembagian beban terhadap struktur
bangunan.
4. Economic, harga yang ekonomis bukan berarti harganya murah. Ekonomis berarti
pelaksanaan dan pemakaian beton memenuhi standar efisiensi dan efektivitas
pekerjaan. Kebanyakan akan menyangkut masalah biaya. Jadi wajar jika beton
mempunyai harga yang lebih murah dibanding bahan konstruksi lainnya
SEMEN
Tipe-tipe Semen

1. (Ordinary Portland Cement)


Semen Portland tipe ini digunakan untuk segala macam konstruksi apabila tidak
diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya tahan terhadap sulfat, panas hiderasi, dan
sebagainya. Semen ini mengandung 5 % MgO dan 2,5 -3% SO3.
2. Tipe II (Moderate Heat Portland Cement)
Semen ini digunakan untuk bahan konstruksi yang memerlukan sifat khusus tahan
terhadap sulfat dan panas hiderasi yang sedang, biasanya digunakan untuk daerah
pelabuhan dan bangunan sekitar pantai. Semen ini mengandung 20% SiO2, 6 %
Al2O3, 6% Fe2O3, 6% MgO, dan 8% C3A.
3. Tipe III (High Early Strength Portland Cement)
Semen ini merupakan semen yang digunakan biasanya dalam keadaan-keadaan
darurat dan musim dingin. Digunakan juga pada pembuatan beton tekan. Semen ini
memiliki kandungan C3S yang lebih tinggi dibandingkan semen portland tipe I dan
tipe II sehingga proses pengerasan terjadi lebih cepat dan cepat mengeluarkan kalor.
Semen ini tersusun dari 3,5-4% Al2O3, 6% Fe2O3, 35% C3S, 6% MgO, 40% C2S
dan 15% C3A.
4. Tipe IV (Low Heat Portland Cement)
Semen tipe ini digunakan pada bangunan dengan tingkat panas hiderasi yang rendah
misalnya pada bangunan beton yang besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah
keretakan. Low Heat Portland Cement ini memiliki kandungan C3S dan C3A lebih
rendah sehingga kalor yang dilepas lebih rendah. Semen ini tersusun dari 6,5 % MgO,
2,3 % SO3, dan 7 % C3A.
5. Tipe V (Super Sulphated Cement)
Semen yang sangat tahan terhadap pengaruh sulphat misalnya pada tempat
pengeboran lepas pantai, pelabuhan, dan terowongan. Komposisi komponen
utamanya adalah slag tanur tinggi dengan kandungan aluminanya yang tinggi, 5%
terak portland cement , 6 % MgO, 2,3 % SO3, dan 5 % C3

Jenis-jenis Semen
1. Semen Portland pozolan

Semen ini merupakan hasil dari: semen Portland di tambah dengan pozolan, yang mana
pozolan yang di tambahkan bekrisar 10-30%. Nama lain dari semen ini Traz Portland
Cement, semen ini sering dipakai di Negara Jerman. Tras yang di gunakan adalah Tras
Andernach

2. Semen putih

Campuran semen ini memiliki kadar Fe2O3-nya rendah, karna warna abu-abu pada semen
portland disebabkan oleh serbuk besi. Semen ini dibuat dari batu kapur dan tanah liat putih
(kaolin), kadar Fe2O3 tidak boleh lebih dari 1,5%. Pengolahannya sama dengan pengolahan
semen biasa, tapi tidak menggunakan alat-alat yang mengandung besi.

3. Mansory cement

Semen ini berfungsi untuk pasangan tembok dan plasteran. Semen ini dibuat dari semen
Portland dan di campur dengan hasil gilingan batu kapur. Namun semen tipe I lebih baik
dibandingkan dengan semen ini.

4. Semen sumur minyak

Berfungsi untuk menyemen pipa pengeboran minyak, melapisi bocoran air atau gas. Semen
ini di pakai dalam bentuk bubur cair yang di pompakan dengan tekanan tinggi yang mencapai
1200 kg/cm2 dengan suhu rata-rata lebih dari 170o dalam keadaan belum mengeras.

5. Hidropobic cement

Klinker yagn di giling dengan tambahan asam oleat atau asam streat.

6. Waterproofed cement

Semen yang digunakan di Inggris yang terbuat dari semen Portland yang ditambahkan
calsium, aluminium, atau sterat logam lainnya

7 Semen alumina
Tebuat dari batu kapur dicampur dengan bauksit dengan kadar campuran 60-70% (batu
kapur), dan 30-40% (bauksit). Campuran dibakar pada suhu 1600oc dalam tungku listrik
sampai cair, kemudian hasil baker tadi di tambahkan gips.

BAJA
Jenis tulangan baja untuk beton dibedakan menurut tulangan polos atau berulir.
Tegangan leleh dinyatakan dengan fy (untuk beton bertulang maksimum 550 Mpa), dan
tegangan tarik batas dinyatakan dengan fu. Kuat leleh didefenisikan sebagai tegangan pada
saat material mengalami deformasi permanen tertentu, yang umumnya diambil sebesar 0,2%.
Perilaku material baja dinyatakan dalam kurva regangan-tegangan. Umumnya terdapat empat
daerah pada kurva tegangan-regangan:
1. Daerah Elastis
2. Daerah Plastis
3. Daerah Strain Hardening
4. Daerah Necking
Daerah Elastis
Daerah elastis dimulai dari titik O pada kurva tegangan-regangan, yang menyatakan
bahwa pertambahan panjang adalah nol pada saat beban nol dan meningkat secara linear
sampai pada batas proporsional dimana pertambahan tegangan sebanding dengan
pertambahan regangan.
Daerah Plastis
Daerah plastis merupakan daerah datar pada kurva tegangan dan regangan, dimulai
pada titik leleh, ditandai dengan adanya pertambahan regangan tanpa adanya peningkatan
tegangan yang berarti.
Daerah Strain Hardening
Daerah Strain Hardening ditandai dengan adanya peningkatan tegangan pada kurva
tegangan regangan, yang berarti diperlukan adanya peningkatan tegangan untuk setiap
pertambahan regangan. Efek Strain Hardening berkurang dengan bertambahnya regangan,
sampai kurva mencapai puncak, yang diakibatkan berkurangnya luas penampang spesimen
pada suatu lokasi. Tegangan maksimum pada kurva disebut dengan tegangan tarik batas
(ultimate tensile stress) atau kuat tarik (tensile strength) atau kuat batas (ultimate strength)
Daerah Necking
Daerah necking merupakan daerah dimana perpanjangan terjadi dengan beban yang
berkurang, sampai akhirnya spesimen putus. Daerah pertambahan panjang spesimen
signifikan, beserta berkurangnya luas penampang pada lokasi tertentu di spesimen disebut
dengan necking. Setelah putus, kedua bagian spesimen digabungkan kembali dan jarak antara
kedua tanda diukur untuk menetapkan alur daerah tersebut.

You might also like