You are on page 1of 9

Pengertian hakikat manusia

February 23, 2010 | In: ilmu

Pengertian hakikat manusia – Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah
diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran
menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam
istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.

Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur
kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-
Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan
berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang
sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan
ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi
telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal
ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai
mahluk yang sempurna dan paling mulia.

Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya,
tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena
adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari
adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia
dari Allah SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di
bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagi kalian matahari
dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan
siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat
berlayar di lautan atas kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang
menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan
pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu
sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai
cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu
kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya
yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan
mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan
sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.

Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa
yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang,
bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat
membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya
untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,

rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai
harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan
sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga
telah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu
dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat
dalam dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai
dengan kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya
saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara
untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan
kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang
telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan
pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.

Dewasa ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan
pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya
yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum.

Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci, akan
tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang
diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita kaitkan dengan
konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan berupa akal dan pikiran
yang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya. Manusia sebagai
mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai
dengan hakikat diciptakannya yakni sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini
disebut dengan khalifah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat All-
Baqarah ayat 30. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan
yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus
ajaran Allah.

Namun kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang
biasanya dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw
wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa
Muawiyah-‘Abbasiah. Akan tetapi fungsi dari khalifah itu sendiri sesuai dengan yang telah
diuraikan diatas sangatlah luas, yakni selain sebagai pemimpin manusia juga berfungsi
sebagai penerus ajaran agama yang telah dilakukan oleh para pendahulunya,selain itu
khalifah juga merupakan pemelihara ataupun penjaga bumi ini dari kerusakan.

SIAPAKAH MANUSIA

Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal
usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain
yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.

Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan
tingkat evolusinya, yaitu :

Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada
tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.

Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut
pithecanthropus erectus.

Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah
digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan.
Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya
ditemukan di Solo (Homo Soloensis).

Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak
dan nalarnya.

Beberapa Definisi Manusia :

1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural,
manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.

2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat
dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas
sebagai sumber utama yg bebas – kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan
masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan
bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan
pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan

3. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran
dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia
eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa
masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan
akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab
dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan
waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya
secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri.
Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.

4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk
hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari,
manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.

5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya
secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan
manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan
untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan
kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk
menikmati apa yg belum diberikan alam.

6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas
dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya.
Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak
memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan
inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan,
membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.

7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai
terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana
suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut
ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk
membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.

8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri,
dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia
memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk
memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.
Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti
kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

Al Qur’an memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia
sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk lain. Manusia sebagai insan
dan al-nas bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam memilih
untuk tunduk atau menentang takdir Allah.

Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat dikelompokkan pada dua hal, yaitu
potensi fisik dan potensi ruhaniah.

Potensi fisik manisia adalah sifat psikologis spiritual manusia sebagai makhluk yang berfikir
diberi ilmu dan memikul amanah.sedangkan potensi ruhaniah adalah akal, gaib, dan nafsu.
Akal dalam penertian bahasa Indonesia berarti pikiran atau rasio. Dalam Al Qur’an akal
diartikan dengan kebijaksanaan, intelegensia, dan pengertian. Dengan demikian di dalam Al
Qur’an akal bukan hanya pada ranah rasio, tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu akal
diartikan dengan hikmah atau bijaksana.

Musa Asyari (1992) menyebutkan arti alqaib dengan dua pengertian, yang pertama
pengertian kasar atau fisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk bulatpanjang, terletak di
dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua adalah pengertian
yang halus yang bersifat ketuhanan dan rohaniah, yaitu hakekat manusia yang dapat
menangkap segala pengertian, berpengetahuan, dan arif.

Akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam, sedangkan mengingat Tuhan
adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu.

Adapun nafsu adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai
keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dorongan primitif, karena sifatnya yang
bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh karena itu nafsu sering disebut sebagai dorongan
kehendak bebas.

PERSAMAAN dan PERBEDAAN MANUSIA DENGAN MAHLUK LAIN.

Manusia pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan
tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan
kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan
keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan mahluk lain.

Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi merupakan mahluk yang
memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang,
sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling utama
antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya melahirkan
kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memlikinya, sedangkan binatang hanya
memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.

Dibanding dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan.kelebihan itu


membedakan manusiadengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk
bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik di darat, di laut, maupun di udara.
Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang
yang bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa
meampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain dijelaskan dalam surat
Al-Isra ayat 70.

Diantara karakteristik manusia adalah :

1. Aspek Kreasi
2. Aspek Ilmu
3. Aspek Kehendak
4. Pengarahan Akhlak

Selain itu Al Ghazaly juga mengemukakan pembuktian dengan kenyataan faktual dan
kesederhanaan langsung, yang kelihatannya tidak berbeda dengan argumen-argumen yang
dibuat oleh Ibnu Sina (wafat 1037) untuk tujuan yang sama, melalui pembuktian dengan
kenyataan faktual. Al Ghazaly memperlihatkan bahwa; diantara makhluk-makhluk hidup
terdapat perbedaan-perbedaan yang menunjukkan tingkat kemampuan masing-masing.
Keistimewaan makhluk hidup dari benda mati adalah sifat geraknya. Benda mati mempunyai
gerak monoton dan didasari oleh prinsip alam. Sedangkan tumbuhan makhluk hidup yang
paling rendah tingkatannya, selain mempunyai gerak yang monoton, juga mempunyai
kemampuan bergerak secara bervariasi. Prinsip tersebut disebut jiwa vegetatif. Jenis hewan
mempunyai prinsip yang lebih tinggi dari pada tumbuh-tumbuhan, yang menyebabkan
hewan, selain kemampuan bisa bergerak bervariasi juga mempunyai rasa. Prinsip ini disebut
jiwa sensitif. Dalam kenyataan manusia juga mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia
selain mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia juga mempunyai semua yang dimiliki
jenis-jenis makhluk tersebut, disamping mampu berpikir dan serta mempunyai pilihan untuk
berbuat dan untuk tidak berbuat. Ini berarti manusia mempunyai prinsip yang memungkinkan
berpikir dan memilih. Prinsip ini disebut an nafs al insaniyyat. Prinsip inilah yang betul-betul
membeda manusia dari segala makhluk lainnya.

TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA

Allah SWT berfirman dalam surat Ad-dzariyat:56 bahwasannya:”Allah tidak menciptakan


manusia kecuali untuk mengabdi kepadanya”mengabdi dalam bentuk apa?ibadah dengan
menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya seperti tercantum dalam Al-qur’an

????????????? ????? ???????? ???????? ????????? ????

“Sesungguhnya telah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.”

Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia dalam beribu-ribu macam
bentuk dimulai dari hal yang paling kecil menuju kepada hal yang paling besar dengan
berdasarkan dan berpegang kepada Al-qur’an dan hadist didalam menjalankannya.Begitupun
sebaliknya dengan larangan-larangannya yang seakan terimajinasi sangat indah dalam pikiran
manusia namun sebenarnya balasan dari itu adalah neraka yang sangat menyeramkan,sangat
disayangkan bagi mereka yang terjerumus kedalamnya.Na’uudzubillaahi min dzalik

Dalam hadist shohih diungkapkan bahwa jalan menuju surga itu sangatlah susah sedangkan
menuju neraka itu sangatlah mudah.Dua itu adalah pilihan bagi setiap manusia dari zaman
dahulu hingga sekarang,semua memilih dan berharap akan mendapatkan surga,namun masih
banyak sekali orang-orang yang mengingkari dengan perintah Allah bahkan mereka lebih
tertarik dan terbuai untuk mendekati,menjalankan larangan-larangannya.Sehingga mereka
bertolak belakang dari fitrahnya sebagai manusia hamba Allah yang ditugasi untuk
beribadah.Oleh karenanya,mereka tidak akan merasakan hidup bahagia di dunia dan bahagia
di akhirat.

FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA

Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai
pelaku ajaran allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.

Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,
seseorang dituntut memulai dari diridan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah,
diantaranya adalah :

1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)

belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu
Al Qur’an.

2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)

ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi
juga ilmu Allah.

3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )

Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan
dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah
dicontohkan oleh Nabi SAW.

Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia
mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya.
Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat
dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas
pikirannya.

Kuasa memberi juga kuasa mengambil Betapa piciknya kalau kita hanya tertawa senang
sewaktu diberi. Sebaliknya menangis duka dan penasaran Sewaktu Tuhan mengambil sesuatu
dari kita. Yang terpenting adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi sepak terjang hidup
kita dengan kebenaran Kejujuran dan keadilan?Cukuplah Yang lain tidak penting lagi.
Suka duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh nafsu iba diri Dan
mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka manusia manusia adalah pemain
sandiwaranya Yang berperan diatas panggung kehidupan Sutradara yang menentukan
permainannya Dan ingatlah bukan perannya yang penting Melainkan cara manusia yang
memainkan perannya itu.

Walaupun seseorang diberi peran sebagai seorang raja besar, Kalau tidak pandai dan baik
permainannya ia akan tercela. Sebaliknya biarpun sang sutradara memberi peran kecil tak
berarti Peran sebagai seorang pelayan atau rakyat jelata Kalau pemegang peran itu
memainkannya dengan sangat baik Tentu ia akan sangat terpuji dimata Tuhan juga dimata
manusia.

Apalah artinya seorang pembesar Yang dimuliakan rakyat Bila ia lalim rakus dan melakukan
hal hal yang hina. Maka ia akan hanya direndahkan dimata manusia Dan juga dimata Tuhan.
Sebaliknya betapa mengagumkan hati manusia Yang menyenangkan Tuhan Bila seorang
biasa yang bodoh miskin Dan dianggap rendah namun mempunyai sepak terjang Dalam
hidup ini penuh dengan kebajikan Yang melandaskan kelakuannya pada jalan kebenaran.
Maka mereka itulah yang paling mulia dimata Tuhan.

“Wahai orang orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, diatasnya terdapat malaikat malaikat yang
bengis dan sadis yang tidak mengabaikan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka
melakukan apa yang diperintahkan”

Itulah firman Allah yang diberikan kepada manusia dalam menjalankan peranannya selama
hidup di muka bumi.Peran terhadap diri sendiri dan keluarga.Bukan diawali dari peran untuk
keluarga atau pun negara tapi justru peran itu ditujukan untuk diri sendiri sebelum berperan
untuk orang lain.Peranan seseorang harus dibangun dari dalam diri sendiri secara terus
menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,ketika sebuah pribadi telah menguasai
peranannya untuk diri sendiri, barulah bisa berperan untuk orang lain,terutama keluarga.Ada
sebuah kata kata dari seorang teman yang pernah berbagi dengan saya tentang masalah
berderma. Dia berkata pada saya”kawan untuk kita bisa memberikan sesuatu kepada orang
lain tentunya kita harus dalam kondisi lebih terlebih dahulu, tidak mungkin kita dalam
kondisi kekurangan terus kita meberi untuk orng lain”.Jadi untuk bisa membangun sebuah
keluarga, kelompok, negara dan mungkin yang lebih besar lagi maka haruslah menjadi
kewajiban kita untuk bisa terlebih dahulu membangun diri kita.

TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH

Tanggungjawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang dimiliki dan
bersifat fluktuatif ( naik-turun ), yang dalam istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu
wayanqusu (terkadang bertambah atau menguat dan terkadang berkurang atau melemah).

Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggungjawab terhadap diri
sendiri. Oleh karena itu, dalam al-Qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum waahliikum
naaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman dari neraka).

Allah dengan ajaranNya Al-Qur’an menurut sunah rosul, memerintahkan hambaNya atau
Abdullah untuk berlaku adil dan ikhsan. Oleh karena itu, tanggung jawab hamba Allah adlah
menegakkan keadilanl, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga. Dengan
berpedoman dengan ajaran Allah, seorang hamba berupaya mencegah kekejian moral dan
kenungkaran yang mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah harus
senantiasa melaksanakan solat dalam rangka menghindarkan diri dari kekejian dan
kemungkaran (Fakhsyaa’iwalmunkar). Hamba-hamba Allah sebagai bagian dari ummah yang
senantiasa berbuat kebajikan juga diperintah untuk mengajak yang lain berbuat ma’ruf dan
mencegah kemungkaran (Al-Imran : 2: 103). Demikianlah tanggung jawab hamba Allah yang
senantiasa tunduk dan patuh terhadap ajaran Allah menurut Sunnah Rasul.

TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi
adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka bumi, serta
pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang
memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya.

Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan,
sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai
khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimilikitidak
menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.

Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang baik yang
tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta
(al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang
mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya.
Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di
hadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) yang
artinya adalah :

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir,
maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan
pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lainhanyalah akan
menambah kerugian mereka belaka”.

Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah, bukanlah
dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan.
Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang menciptakannya.

Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa.
Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan
derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti fiman-Nya dalam QS
(at-tiin: 4) yang artinya

“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.


KESIMPULAN

Manusia adalah mahluk Allah yang paling mulia,di dalam Al-qur’an banyak sekali ayat-ayat
Allah yang memulyakan manusia dibandingkan dengan mahluk yang lainnya.Dan dengan
adanya ciri-ciri dan sifat-sifat utama yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia
menjadikannya makhluk yang terpilih diantara lainnya memegang gelar sebagai khalifah di
muka bumi untuk dapat meneruskan,melestarikan,dan memanfaatkan segala apa yang telah
Allah ciptakan di alam ini dengan sebaik-baiknya.

Tugas utama manusia adalah beribadah (????????????? )kepada Allah SWT.Semua ibadah
yang kita lakukan dengan bentuk beraneka ragam itu akan kembali kepada kita dan bukan
untuk siapa-siapa.Patuh kepada Allah SWT,menjadi khalifah,melaksanakan ibadah,dan hal-
hal lainnya dari hal besar sampai hal kecil yang termasuk ibadah adalah bukan sesuatu yang
ringan yang bisa dikerjakan dengan cara bermain-main terlebih apabila seseorang sampai
mengingkarinya.Perlu usaha yang keras,dan semangat yang kuat ketika keimanan dalam hati
melemah,dan pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan nanti
atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia

You might also like