You are on page 1of 3

PP 53 TAHUN 2010

Sejak tanggal 6 Juni 2010 telah diundangkan oleh Menkumham Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagai pengganti Peraturan Pemerintah
Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Saya sangat
berkepentingan dengan PP ini mengingat bidang tugas dalam manajemen kepegawaian.

PP ini merupakan penyempurnaan dari aturan sebelumnya yang dirasa sudah sangat ketinggalan
jaman. Banyak kondisi yang tidak tercover dalam PP 30 Tahun 1980, terutama ketentuan
mengenai aturan PNS dalam pemilihan umum. Terbitnya PP ini juga sudah diamanatkan dalam
UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Tidak salah kalau mbak Ndari, teman saya bilang dapat kitab baru begitu beliau menerima hard
copy dari PP ini karena memang tebal banget kalau di print terdiri dari 51 pasal yang gemuk-
gemuk sementara PP 30/1980 hanya terdiri dari 32 pasal yang kurus-kurus sehingga tebalnya
tidak ada 1/4 nya. Hal ini karena dalam PP baru ini per pasal-nya diperinci sampai mendetail
misalnya pada pasal mengenai pejabat yang berwenang menghukum yang merupakan pasal
paling gemuk dalam PP ini.

Hal-hal baru yang saya temukan dalam PP ini diantaranya adalah :

 Setiap pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan diperinci jenis hukumannya yang
meliputi hukuman disiplin ringan, sedang dan berat. Ini tidak diatur demikian dalam PP
lama. (Pasal 8 dst.)
 Pada Bagian Keempat yaitu mulai Pasal 15 mengatur dengan rigid dan detail siapa saja
pejabat yang berwenang menghukum  terhadap siapa.
 Adanya penambahan Bab mengenai Upaya Administratif terhadap pegawai yang tidak
puas dengan hukuman yang telah dijatuhkan berupa keberatan dan banding administratif.
sebelumnya hanya merupakan bagian singkat mengenai Keberatan atas Hukuman
Disiplin.

Hal-hal diatas adalah perubahan-perubahan yang mendasar, sedangkan hal lain yang secara
khusus dibahas dalam PP baru, kiranya ada beberapa poin yang menarik diantaranya :

 Dalam bagian mengenai Kewajiban PNS terdapat poin2 baru diantaranya adalah
mengucapkan sumpah PNS dan sumpah jabatan, secara tegas disebutkan. Juga adanya
poin menarik yaitu mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan yang dalam uraian
jenis hukumannya ditentukan pencapaian sasaran kerja harus diatas 75% dibawah itu
PNS akan sanksi hukuman disiplin.
 Dalam bagian mengenai Larangan bagi PNS ditambah dengan poin bekerja pada
perusahaan asing, dan yang paling krusial adalah larangan mengenai keterlibatan PNS
dalam dukung mendukung parpol maupun perseorangan maupun pasangan calon
dalam Pemilu. Hal ini menyebabkan tidak ada celah lagi bagi PNS untuk ikut aktif
dalam kegiatan kampanye dalam bentuk apapun. Dalam prakteknya selama ini sering
incumbent memanfaatkan kekuasaannya untuk menekan eksekutif ikut-ikutan dalam
kegiatan ini meskipun tidak secara terang-terangan. Semua PNS sudah tahu lah masalah
ini, kesulitannya adalah dalam penindakannya karena notabene yang melakukan
pelanggaran ini biasanya orang berkuasa kan?.
 Kemudian ketentuan mengenai jam kerja diatur sedemikian sehingga PNS tidak dengan
leluasa membolos kerja. Dalam aturan baru ini disebutkan PNS yang 50 hari berturut-
turut tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas dapat diberhentikan. PNS yang 5 hari
tidak masuk kerja mendapat hukuman disiplin ringan berupa teguran. Tidak masuk
bekerja dan keterlambatan masuk kerja sesuai jam kerja yang telah ditentukan disini
bersifat akumulatif jadi hal ini memungkinkan bagi SKPD untuk secara ketat menghitung
berapa kali dan berapa jam keterlambatan seseorang dan setelah mencapai batasan
minimal 5 hari kerja PNS bisa dikenai hukuman disiplin
 Atasan yang berhak memberikan hukuman disiplin apabila lalai tidak memberikan
hukuman terhadap PNS yang nyata melakukan pelanggaran pejabat terkait bisa dikenai
hukuman disiplin setingkat dengan pelanggaran yang dilakukan bawahannya tersebut.
(Pasal 21)
 Pengawasan / pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
tidak hanya dilakukan di tingkat Inspektorat ataupun instansi pengelelola manajemen
kepegawaian saja akan tetapi juga bisa melekat pada SKPD tempat  PNS bernaung.
Menurut hemat saya selama ini kedua poin  terakhir jarang dilakukan oleh pimpinan
SKPD, yang terjadi adalah menimpakan seluruh permasalan disiplin pegawai kepada
BKD maupun inspektoran sehingga banyak permasalahan yang seharusnya sudah bisa
diseselaikan di SKPD masih dibawa ke BKD. Karena kurangnya pengawasan melekat ini
bisa mengakibatkan pelanggaran yang tadinya bisa dijatuhi hukuman ringan atau sedang
karena lamanya pelanggaran berlangsung bisa saja menjadi pelanggaran disiplin dengan
kategori hukuman berat.

Aturan telah dibuat baik akan tetapi penegakannya tergantung dari pelaksananya, apabila
penegakan aturan ini berbenturan dengan kepentingan-kepentingan yang tidak sejalan maka
seketat apapun aturan tidak akan berguna, tetap saja dicari celah untuk dilanggar. IMHO…

PP 30 Thn 1980 tidak berlaku lagi dan diganti dgn PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil. Ada dua alasan penggantian peraturan disiplin PNS ini, yakni:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil sudah
tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan;

2. Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, perlu
mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
Terlepas dari alasan di atas, barangkali perlu direnungkan oleh setiap PNS, apakah PP 30 1980 pernah
diterapkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari? Lalu, dengan keluarnya PP 53 tahun 2010, akan
menjamin penerapannya di kalangan PNS?
Lalu apa dan bagaimana isi PP 53 Tahun 2010 itu? Silakan unduh PP 53 Tahun 2010 lewat link terkait di
bawah.
http://sem-law.blogspot.com/2010/07/kewajiban-pegawai-negeri-sipil.html

You might also like