Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
HARI UTAMA
D 200 970 186
2009
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir ini telah disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir untuk
Disusun oleh :
Hari : ………………………………
Tanggal : ………………………………
Mengetahui
NIM : D 200970186
Hari : …………………………..
Tanggal : ………………………….
Dewan Penguji :
Mengetahui
• Belumlah menang bila belum berani kalah, belumlah unggul jika belum
• Bapak dan Ibu tercinta yang tidak pernah putus dengan doa dan restunya
• Kakak-kakakku tersayang
• Rekan-rekan semua
KATA PENGANTAR
segala rahmat serta hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis berhasil
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik sebagai salah satu syarat yang harus
Penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari
kendala dan kesulitan yang ada dapat teratasi. Untuk itu pada kesempatan yang
yang terhormat :
Besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang memerlukan, walaupun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir
Penulis
PENGARUH PENAMBAHAN Cu ( 1%, 3% DAN 5% )
PADA ALUMINIUM DENGAN SOLUTION HEAT TREATMENT
DAN NATURAL AGING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
ABSTRAKSI
MOTTO ......................................................................................................... v
ABSTRAKSI .................................................................................................. ix
LAMPIRAN ................................................................................................... 65
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. Dapur Krusible Tipe Tiling untuk peleburan non-ferrous ... 12
7. Gambar 2.7. Gambar mikroskopi electron dari zona Guinier – Preston (GP)
9. Gambar 2.9. Pengerasan penuaan dua tahap dari paduan Al-4%Cu ......... 25
10. Gambar 2.10. Fase presipitasi selama penuaan pada 1300 C ................... 26
20. Gambar 4.1. Grafik Kekuatan Tarik Rata-rata tiap spesimen ................... 54
21. Gambar 4.2. Struktur mikro daerah tengah specimen I. Pembesaran 50 X Etsa
22. Gambar 4.3. Struktur mikro daerah tengah specimen I. Pembesaran 100 X
23. Gambar 4.4. Struktur mikro daerah tengah specimen II. Pembesaran 50 X Etsa
24. Gambar 4.5. Struktur mikro daerah tengah specimen II. Pembesaran 100 X
25. Gambar 4.6. Struktur mikro daerah tengah specimen III. Pembesaran 50 X
26. Gambar 4.7. Struktur mikro daerah tengah specimen III. Pembesaran 100 X
28. Gambar 5.2. Grafik kekuatan tarik rata-rata tiap specimen ...................... 60
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tak lepas dari makin
yang sangat membutuhkan material logam (ferrous atau non ferrous) sebagai
bahan dasar. Dan hal yang penting dalam industri-industri itu adalah
dominan, dimana kita dituntut untuk menguasai teknologi yang semakin hari
teknologi yang telah kita kuasai. Salah satu cabang teknologi tersebut adalah
ditemukan oleh H.C. Aerted pada tahun 1825 yang pertama kalinya direduksi
lain dalam fungsi sama. Misalnya dalam industri otomotif dan penerbangan
tak bisa dilukiskan tanpa adanya aluminium. Untuk itu perlu dikenali sifat-
sifat yang dimiliki dan teknik untuk memperbaiki atau meningkatkan sifat-
kekuatannya rendah, dan untuk itu aluminium perlu dipadu dengan logam lain
agar sifat dari aluminium menjadi lebih baik. Sedangkan logam yang
(Cu), silicon (Si), magnesium (Mg), mangan (Mn), seng (Zn), besi (Fe), dan
sifat yang diperlukan pada aplikasi suatu produk. Misalnya kebutuhan suatu
karakteristik kekuatan dan kekerasan tinggi, tahan korosi, dan ringan. Untuk
itu perlu ditambah beberapa persen tembaga guna memperoleh perbaikan sifat
mekanik, kekerasan, keuletan, dan mampu cor yang baik sesuai dengan sifat
perlakuan panas.
perlakuan panas.
a. Uji kekerasan
b. Uji tarik
c. Uji kekerasan
d. Struktur mikro
1.5. Hipotesa
Dalam suatu penelitian sumber data merupakan suatu hal yang sangat
Muhammadiyah Surakarta
LANDASAN TEORI
2.1 Aluminium
tahun 1809 sebagai suatu unsur dan pertama kali direduksi sebagai logam
oleh H. C. Oersted pada tahun 1825. Secara Industri tahun 1886, Paul Heroul
adalah pada urutan yang kedua setelah baja dan besi, yang tertinggi diantara
yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat baik lainnya sebagai
meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni dan sebagainya,
secara satu persatu atau bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat yang baik
dan sebagainya. Material ini sangat banyak penggunaannya bukan saja untuk
peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan material pesawat
diperoleh hasil yang lebih halus dan merata dan kemudian baru dibawa
proses Bayer, dimana bouksit yang halus tadi diubah menjadi alumina.
itu disaring sehingga sisa-sisa yang tidak larut (insoluble residu) akan
ini disebut dengan proses proses hall heroult, dimana alumina (Al2O3)
elektrolisa. Bagian luar dari pot terbuat dari baja dan dihubungkan
maka, turun kedasar pot. Karena aliran listrik itu juga menimbulkan
atau menghasilkan panas, maka panas itu bisa menjaga agar larutan
lain-lain.
2.1.2. Karakteristik Aluminium
sangat baik dan bila dipadu dengan logam lain bisa mendapatkan sifat-
sifat yang tidak bisa ditemui pada logam lain. Adapun sifat-sifat dari
terbang.
Lapisan oksid ini melekat pada permukaan dengan kuat dan rapat serta
melindungi bagian yang lebih dalam. Adanya lapisan oksid ini disatu
aluminium menjadi sukar dilas dan disoldier (titik leburnya lebih dari
20000C).
ini bisa menurunkan sifat hantar listrik dan sifat tahan korosi
(walaupun tidak begitu besar) tetapi juga akan menaikkan kekuatannya
Keburukan yang paling serius dilihat dari segi teknik adalah sifat
Kemurnian Al (%)
Sifat-sifat 99,996 >99,0
Dianil 75 % dirol dingin Dianil H 18
2
Kekuatan tarik (kg / mm ) 4,9 11,6 9,3 16,9
Kekuatan mulur (0,2%) (kg / mm2) 1,3 11,0 3,5 14,8
Perpanjangan ( % ) 48,8 5,5 35 5
Kekerasan Brinell 17 27 23 44
a. Silikon (Si)
b. Tembaga (Cu)
c. Magnesium (Mg)
d. Nikel (Ni)
e. Mangan (Mn)
f. Seng (Zn)
kemampuan mesin.
g. Ferro (Fe)
perubahan butir yang kasar, namun hal ini dapat diperbaiki dengan
Mg atau Cr.
h. Titanium (Ti)
i. Bismuth
aluminium.
reverberatory.
Krus
Ke cerobong
Ruang bakar
Burner
Burner
menurut jenis bahan bakar : gas, minyak dan kokas. Krusibel dengan
dengan logam.
2.2.2. Cetakan
antara lain cetakan pasir, baik dengan pengeras maupun tidak. Cetakan
hingga yang besar. Dan untuk pembuatan cetakan dengan tangan bila
di bawah ini.
1. Papan cetakan diletakkan pada lantai yang rata dengan pasir yang
tersebar mendatar.
setebal 30 mm.
cetakan.
dengan pola utama, jadi tidak perlu dibuat dengan spatula. Pola
diambil dari cetakan dengan jara, Inti yang cocok dipasang pada
yang paling lazim adalah rangka cetakan logam atau kayu dimana pasir
cetakan yang dapat dibuka dan ditutup. Rangka cetakan ini dibuka dari
rangka cetakan berengsel pada satu sudut dari bujur sangkarnya dan
kedua sisinya dapat dibuka, dan rangka cetakan letup yang dapat
yang bertujuan untuk mendapatkan sifat mekanik yang optimum. Selain itu
struktur logam hasil coran yang seragam, memperbaiki sifat mampu mesin,
stabilitas dimensi, dan menghilangkan tegangan sisa (residual stress) akibat
sistem diantara Al dan CuAl2. Larutan padat alfa di daerah sisi Al pada
antara larutan padat yang jenuh dan fasa kedua. Presipitasi tersebut
pula waktu yang cukup. Kalau material didinginkan dengan cepat dari
larutan padat yang homogen pada temperatur yang tinggi, yaitu dengan
menjadi presipitasi dari fasa kedua, jadi larutan padat yang lewat jenuh
jenuh dan fasa kedua. Difusi atom ditentukan oleh macam atom, tetapi
proses itu terjadi pada temperatur lebih tinggi dari temperatur kamar
Temperatur
Gambar 2.5. Diagram kesetimbangan Al – Cu yang menunjukkan suhu
pada proses heat treatment. (Aluminium, Properties and
Physical Metallurgy, Edited By John E. Hacth, American
Society For Metals)
terbang merupakan sejarah yang telah lama, studi yang terperinci yang
pada lewat jenuh pada temperatur kamar. Pada saat ini secara
kisi yaitu dislokasi dan barisannya yaitu batas butir atau batas
segmen.
timbul, paduan tersebut menjadi keras tetapi konstanta inti dari fasa
reversi. GP [1] stabil pada temperatur biasa, tetapi tidak stabil pada
koheren dengan kisi induk dari Al pada hubungan arah yang tetap.
dalam bentuk plat mengarah pada suatu arah yang tetap, seperti
tetapi pada temperatur di atas 1000C terjadi dua tahap pengerasan. Fasa-
pada kondisi yang simultan dari pengamatan kekerasan dan sinar X. Telah
perubahan tahap [2] dan oleh fasa antara yang halus yaitu presipitasi θ ”.
Pengerasan dua tahap tersebut di atas juga terdapat pada system Al–Mg2Si
dan Al–Cu–Mg.
Pada tahap terakhir dari presipitasi fasa antara dan apabila telah
terjadi presipitasi fasa keseimbangan, paduan menjadi lunak kembali, hal ini
terdapat satu metode lagi yaitu yang berhubungan dengan dispersi dari
memiliki diameter atom dan struktur elektron yang berbeda dari atom-
yang merata atau tidak merata pada kisi aluminium. Dengan demikian
treatable.
2. Presipitation hardening yang dihasilkan melalui pengendapan
adalah :
a. 1xxx : Al murni
b. 3xxx : Al – Mn
c. 4xxx : Al – Si
d. 5xxx : Al – Mg
e. 6xxx : Mg – Si
f. 7xxx : Zinc
dua kali lipat dari aluminium murni. Hal ini disebabkan karena adanya
Hal ini jelas karena endapan kasar pada struktur wrought sangat kecil
dislokasi.
a. 2xxx : Al – Cu
b. 6xxx : Al – Mg
c. 7xxx : Al – Zn
1. Solution heat–treatment
2. Quenching
3. Aging
Adalah proses pemanasan material yang telah mengalami solution
4. Annealing
5. Stress relief
baru.
luluh yang tinggi dengan elongasi yang tinggi pula. Selain proses
artificial aging untuk memperoleh kekuatan maksimum, elongasi akan
penandaan paduan yang dipisahkan dengan satu angka atau lebih angka
kondisi untuk menghasilkan temper yang sama pada paduan yang berbeda.
F : As Fabrikasi
O : Annealed
H : Strain Hardening
keras)
T : Thermally treated
temper stabil, selain keadaan F, O dan H. Tanda T diikuti angka dari 1 sampai
untuk coran)
stabil.
pelarutan.
T6 : Dilakukan solution heat treatment dan artificial aging
T10 : Dilakukan artificial aging kemudian diikuti cold working seperti T5,
b. Quenching
c. Aging
Tiga kondisi diatas dapat dinyatakan secara grafis pada gambar berikut :
400 Quenching
METODOLOGI PENELITIAN
Peleburan Al
Penuangan
Aging (2000C)
Spesimen
Uji Kekerasan
Uji Tarik
Uji Struktur Mikro
Kesimpulan
3.2.1. Bahan
beberapa unsur kimia. Pada paduan ini bahan yang digunakan adalah :
- Penyidik
- Pengaduk
- Cetakan pasir
- Timbangan
- Gergaji tangan
3.3. Persiapan
Cu 1 % 6 gr Cu + 594 gr Al
Cu 3 % 18 gr Cu + 582 gr Al
Cu 5 % 30 gr Cu + 570 gr Al
3.3.2. Cetakan
dilebur.
- Ingot Al – Cu
berupa coverall yang bertujuan untuk mengikat terak yang ada dan
- Penyiduk
- Cetakan
digunakan plunger.
3.4. Penuangan
yang baik.
perlakuan panas ini untuk mendapatkan larutan padat lewat jenuh yang
terbentuk.
400 Quenching
pemasukan) bahan lain yang lebih keras, dengan bentuk tertentu dibawah
pengaruh daya tertentu. Dengan diketahui kekerasan suatu benda maka dapat
benda uji pada beberapa bagian sehingga akan diketahui distribusi kekerasan
dari benda uji tersebut. Pengujian kekerasan pada penelitian ini adalah
menggunakan uji kekerasan Vickers, tujuan dari pengujian ini adalah untuk
beban dari mesin uji kekerasan. Penyiapan benda uji pada pengujian ini
adalah sama dengan penyiapan benda uji struktur mikro, dimana diperlukan
Angka kekerasan piramida intan (DPH) atau kekerasan Vickers (HV) dapat
2 P sin (θ / 2) P
DPH = HV = 2
= 1,854 2
L L
dimana : P = beban yang diterapkan (kg)
- Benda uji yang telah dipotong, disiapkan untuk dilakukan uji kekerasan.
spesimen.
1. Menentukan panjang (Lo) dan diameter awal (do) yaitu panjang benda uji
31,01 mm dan diameter benda uji 9,5 mm. Kemudian sample diletakkan
2. Akibat gaya/beban tarik yang diberikan pada benda uji, maka benda uji
3. Mengamati dan mencatat besarnya beban yang diterim oleh batang uji
berikut :
Pmax
σU = (N/mm2)
A0
- Regangan (ε) :
∆L
(ε) = (%)
L0
Vickers, yaitu permukaan atas dan bawah harus sejajar, merata dan harus
pada benda uji. Proses pemolesan dengan menggunakan kain beludru yang
proses etsa pada permukaan benda yang diamati. Etsa berupa HNO3 2,5%
pengamatan, pemantulan yang terjadi akan berbeda dan kemudian kita dapat
ANALISA DATA
Tujuan dari Uji Komposisi Kimia adalah untuk mengetahui kandungan unsur
Data-data yang diperoleh dari pengujian ini dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
berikut :
No D1 D2 Drata-rata Kekerasan
(µm) (µm) (µm) (VHN)
No D1 D2 Drata-rata Kekerasan
(µm) (µm) (VHN)
(µm)
No D1 D2 Drata-rata Kekerasan
(µm) (µm) (µm) (VHN)
10442,6
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Pengujian Tarik
1 254,967 4,44
Sampel II
2 135,000 203,659 3,54
3 % Cu
3 221,012 3,19
1 274,397 5,78
Sampel III
2 154,983 226,645 3,13
5 % Cu
3 250,555 5,7
150
100
1 3 5
% Cu
Berikut ini pengamatan Struktur Mikro yang berupa foto-foto struktur mikro.
Al
AlCu
2,5µm
Al
AlCu
5 µm
AlCu
2,5µm
Al
AlCu
5 µm
AlCu
2,5µm
Al
AlCu
5 µm
PEMBAHASAN
5.1. Pendahuluan
unsur Cu, distribusi partikel eutektik tembaga berubah atau partikel endapan
mekaniknya.
penambahan ataupun dengan titik lebur itu sendiri. Untuk sampel I, II, III ini
paduan padat yang homogen. Pada penelitian ini dicoba tiga variasi
perlakuan pelarutan yaitu dipanaskan dan kemudian dicelup pada air dingin
natural aging. Baru setelah itu dibandingkan kekuatan dan kekerasan tiap-
tiap komposisi yang secara teori akan menghasilkan endapan dan senyawa
yang terlarut.
5.2. Kekerasan
Berdasarkan data hasil uji kekerasan Vickers pada tiga sampel dapat
25 226,64 MPa
0 203,659 MPa Keterangan:
20
176,428 MPa
0
MPa
:hasil pengujian Cu 1%
15
0 :hasil pengujian Cu 3%
10
0 :hasil pengujian Cu 5%
1 3 5
%
Cu
Gambar 5.2. Grafik kekuatan tarik rata-rata tiap spesimen
5.4. Struktur Mikro
serta natural aging dapat dilihat (gambar 41 dan gambar 42), terlihat bahwa
jumlah butirnya.
Kontak antara dua kristal sehingga dengan demikian tiap inti akan
membentuk kristal atau butir sendiri yang dipisahkan oleh batas kristal.
BAB VI
6.1. KESIMPULAN
pnelitian ini dapat diketahui sifat fisis dan mekanis antara kekuatan dan
2. Pengujian kekerasan
3. Uji tarik
aging berpengaruh juga pada kekuatan tarik dari hasil penelitian dapat
6.2. SARAN
Supaya penelitian yang akan datang menjadi lebih baik dan akurat, maka
penulis menyarankan :
3. Perlu ketelitian pada proses pemotongan benda uji untuk uji tarik.
D.S. Thompson, S.A. Levy, and G.E. Spangler, Thermo Mechanical Aging of
Alumunium Alloys I and II, Alumunium, Januari 1974, P 647 – 649, 719 –
723.
George E. Dieter, Metalugi Mekanik, Jilid I, Edisi ketiga, Alih bahasa : Ir. Sriati
Djapri, ME, Mmet. Penerbit Erlangga Jakarta, 1992
Lawrence H. Van Vlack, Prof. Dr, Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi kelima, Alih
bahasa Ir. Sriati Djapri, ME, Mmet, Penerbit Erlangga Jakarta, 1992.
Tata Surdia, Prof. Ir, Ms Met E dan Sinrohu Saito, Prof. Dr, Pengetahuan Bahan
dan Teknik, PT. Pradnya Paramita Jakarta, 1986.
Tata Surdia, Prof. Ir, Ms Met E dan Chenji Chijiwa, Prof. Dr, Teknik Pengecoran
Logam, PT. Pradnya Paramita Jakarta, 1986.