Professional Documents
Culture Documents
S
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin
moderen, yang mengakibatkan semakin tingginya tingkat kebutuhan manusia.
Maka tuntutan akan teknologi harus dapat memenuhi kebutuhan dari
masyarakat tersebut, sehingga dibutuhkan teknologi yang dapat berkembang
dan tidak kalah saing dengan produk lainnya. Dan pemanfaatan dari teknologi
tersebut dapat digunakan lebih maksimal dalam segala bidang, khususnya
dalam bidang pengontrolan otomatis.
Bagi sebuah perusahaan besar, yang memiliki cabang hampir di seluruh
wilayah Indonesia dan memiliki banyak produk, PT. Pertamina memerlukan
perangkat yang mampu menjaga dan merawat (maintenance) mesin agar dapat
berjalan dengan semestinya sehingga kelancaran operasional dapat terpenuhi
dan menghasilkan suatu produk yang akan dijual.
Untuk menunjang kelancaran tersebut salah satu perangkat otomatis yang
digunakan di PT. Pertamina adalah Control Valve. Control valve dapat
mengatur arus, tekanan, dan temperatur. Pengontrolan beberapa variabel ini
diperlukan untuk memastikan mutu dari produk tersebut.
S
Pada laporan kerja praktek ini , pembahasan lebih di titik beratkan kepada
pengaturan otomatis Control Valve di gedung PLTU PT. Pertamina (Persero)
RU II Dumai.
c
c. Observasi
Metoda pengumpulan data dengan mengamati langsung terhadap kegiatan
yang berlangsung di PT. Pertamina (Persero) RU II Dumai
2. Diskusi dengan pembimbing, staf, dan karyawan PT. Pertamina (Persero)
RU II Dumai
Metoda pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara
langsung dengan pimpinan perusahaan atau karyawan yang bersangkutan
dalam rangka melengkapi data yang diperlukan.
^
b) Sebagai bahan evaluasi di bidang akademik untuk meningkatkan dan
mengembangkan mutu pendidikan.
c) Sebagai barometer untuk mengukur sejauh mana daya serap
mahasiswa dalam menerima dan menerapkan teori yang diperoleh
selama di kampus.
c.6.2 Bagi Mahasiswa
a) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan diluar lingkungan kampus
yang berhubungan dengan program study yang dipilih.
b) Untuk menambah pengalaman sebelum terjun kemasyarakat atau dunia
kerja.
c) Untuk melatih mahasiswa dalam mengumpulkan dan menganalisa data
yang diperoleh serta memberikan alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi
d) Menambah pengetahuan mahasiswa dalam bidang pengontrolan
otomatis khususnya dalam bidang pengontrolan Control Valve
c.6.3 Bagi Perusahaan
a) Terjalin hubungan kerja sama dan sebagai sarana tukar informasi
untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang telah ada.
b) Sebagai perwujudan pengabdian masyarakat khususnya dibidang
pendidikan.
c) Memungkinkan untuk mendapatkan masukan-masukan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengembangkan sistem yang telah ada.
BAB I :
º
praktek, manfaat kerja praktek, dan sistematika
penulisan.
BAB V :
è
S S
, S + +$
½
PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang
dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak
tanggal c Desember c dengan nama PT PERMINA. Pada tahun c6c
perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger
dengan PN PERTAMIN di tahun c68 namanya berubah menjadi PN
PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun cc
sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai
setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA
(PERSERO) pada tanggal c September 2 3 berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2 c pada tanggal 23 November 2 c
tentang Minyak dan Gas Bumi.
PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny
Janis Ishak, SH No. 2 tanggal c September 2 3, dan disahkan oleh
Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24 2 HT. c. c
pada tanggal Oktober 2 3. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. c tahun
c tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. c2 tahun c8
tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 4
tahun 2 c tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. c2 tahun c8
dan peralihannya berdasarkan PP No.3c Tahun 2 3,
*
Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan
adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik
di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau
menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk :
c. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengolaan Perseroan
secara efektif dan efisien.
2. Memberikan konstribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
r
î Modal setor PT. Pertamina (Persero) :
c) PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN yang c sahamnya
dimiliki oleh negara.
2) Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN) PT. Pertamina
(Persero) pada saat pendirian adalah Rpsahamnya dimiliki oleh
negara.
3) Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN) PT. Pertamina
(Persero) pada saat pendirian adalah Rp. c Trilyun.
dalam mengolah minyak mentah yang berwawasan lingkungan guna
memenuhi kebutuhan bahan bakar nasional.
Harapan melalui situs ini dapat tercipta hubungan komunikasi yang
lebih baik dan kerja sama yang lebih luas dengan semua pihak termasuk
dengan mitra kerja di dalam dan di luar negeri.
î &%
(ë
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya dan menghargai kinerja
å
î &"
ë
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa
î &
%/0 ë
Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
$
$
Berdasarkan hasil analisa SWOT dan GE Cells, RU II
menetapkan sasaran utama yaitu :
c. Peningkatan kehandalan kilang
2. Optimasi biaya tinggi
3. Peningkatan nilai tambah produk
4. Peningkatan kompetensi pekerja
. Peningkatan kepuasan pelanggan
Tujuan yang paling penting dari sasaran strategik tersebut adalah :
c. Peningkatan revenue dan cost reduction
2. Peningkatan kepuasan pelanggan
3. Peningkatan citra positive perusahaan
Dalam menetapkan sasaran strategik, RU II telah mempertimbangkan
tantangan strategik serta peluang inovasi terhadap produk dan model bisnis.
Î
! $
2
Pertamina Refinery Unit II Dumai merupakan suatu unit
pengolahan dan penyulingan minyak yang berada dibawah Kontrol Direktur
Refinery Pertamina Pusat. Pada Pertamina Refenery Unit II Dumai,crude oil
diolah untuk menjadi bahan bakar minyak dan gas yang memiliki nilai guna
seperti bensin, solar, avtur, kerosin, dan LPG.
Struktur organisasi yang ada di Pertamina RU II Dumai berbentuk
staf lini yang dipimpin oleh seorang Genderal Manager dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktorat Pengolahan Pertamina Pusat Jakarta.
Bentuk struktur organisasi Pertamina RU II Dumai dan Sei. Pakning dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
c
$
2+"-
%
cc
General Manager Refenery Unit II Dumai selaku pimpinan dalam tugasnya
di bantu oleh :
2. Procurement Manager
3. Reliability Manager
!
$2
3 "0
Eselon ini dipimpin oleh seorang Senior Manager Opertion &
Manufacturing yang bertugas dan bertanggung jawab atas kegiatan
pengolahan minyak mentah menjadi produk-produk kilang dan
pemeliharaan peralatan-peralatan produksi dan engineering. Eselon ini
membawahi bidang-bidang sesuai dengan fungsi masing-masing.
c^
Bidang production Dumai dalam melaksanakan tugasnya di pimpin
oleh seorang Manager Production Dumai yang bertanggung jawab atas
kelancaran pengoperasian kilang Pertamina RU II Dumai.
Dalam melaksanakan tugasnya, bidang kilang dibagi atas bagian
masing-masing dikepalai oleh seorang kepala bagian dengan tugas dan
tanggung jawab secara khusus, yaitu :
-$%%&%4)$&*
HSC bertugas sebagai penyelenggara kegiatan operasi pengolahan
BBM dan Non BBm untuk mendapatkan hasil yang optimum dan On Spec
sesuai dengan rencana kerja pengolahan, yang meliputi area : Crude
Distilation Unit, Naptha Rerun Unit, Hydrobon Platforming Unit, Naptha
Hydro Cracker, Platforming CCR.
-&0&%4)&&*
HCC bertanggung jawab untuk mengoperasikan kilang-kilang unit
proses seperti : Hydro Cracker Unibon, Hydrogen Plant, Anime, LPG
Recovery, Sour Water Stripper, dan Nitrogen Plant.
(-2&%4)2&*
HOC bertanggung jawab mengoperasikan kilang unit proses
seperti :
- High Vacum unit c
- Delayed Coke Unit c4
- Calciner Unit c
- Distilled Hydro Treater Unit 22
2(%
Bidang ini bertugas menyelenggarakan kegiatan operasi
penerimaan, pencampuran (blending), penimbunan (tangki), dan
penyaluranminyak bumi (crude oil), produk dan barang-barang setengah
jadi, pengaturan pengapalan BBM maupun Non BBM ke tanker, serta
mengelola buangan minyak (slop) dan sarana limbah.
Utilities bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan operasi. Utilities
dalam penyediaan tenaga uap, air industri, air pendingin, air minum, udara
cº
bertekanan, listrik, serta melaksanakan pengendalian kualitas dan kuantitas
bahan-bahan dan produk utilities.
! 1
-
Bertanggung jawab atas kualitas minyak yang dihasilkan dari
proses dan memberikan saran-saran agar operasi berjalan optimum, control
spesifikasi produk dan kualitas unit proses
! +1
-
Bidang ini bertanggung jawab terhadap kehandalan kilang. Bagian
ini mengendalikan seluruh kegiatan bagian inspeksi Unit Reliabilitas yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan evaluasi pemeriksaan, penguji peralatan stationary, memberikan
saran / rekomendasi dalam rangka meyakinkan kondisi layak operasi
peralatan kilang dan peralatan penunjang lainnya di PT. Pertamina
(Persero) RU II Dumai sesuai dengan standar/code dan peraturan
pemerintah yang berlaku.
cè
dan rotating equipment, serta peralatan sipil pada unit-unit proses HSC
dan HCC.
0
Bertanggung jawab atas pemeliharaan peralatan produksi dari unti-
unit proses meliputi peralatan sipil pada unit proses power utilities HDC,
utilities excisting, sebagian oil movement serta penyediaan air bersih dari
sungai rokan sampai dengan kilang.
ù
Workshop merupakan sarana penunjang untuk melaksanakan
perencanaan, koordinasi dan pengawasan atas kegiatan perbaikan suatu
peralatan mechanical yang mengalami kerusakan.
! 3(%
Tugas dan tanggung jawab utama bidang engineering adalah
mengkoordinir rencana kerja/anggaran, melakukan audit dan administrasi
kontrak, memberi saran/rekomendasi dalam upaya mengatasi masalah
operasi dan pengembangan guna tercapainya target-target pengolahan
secara efektif dan efisien, serta mengkoordinasi pembinaan pegawai di
lingkungan eselon operasi.
!! + 5
Bertanggung jawab terhadap pengolaan tata usaha keuangan dalam
rangka menunjang kelancaran kegiatan operasional perusahaan, yang
meliputi :
- Pelaksanaan kebijakan keuangan perusahaan yang telah ditetapkan
direksi sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
- Mengevaluasi, menganalisis dan mengkonsolidasi seluruh rencana kerja
- Laporan keuangan perusahaan, antara lain berupa neraca rugi/laba dan
laporan keuangan / managemen lainnya.
!# + 6S
+5
Eselon ini bertanggung jawab terhadap penggajian karyawan,
hubungan industri, dan kesejahteraan karyawan. Disamping itu juga
c
bertanggung jawab terhadap kesehatan karyawan dan organisasi serta
prosedur-prosedurnya.
cr
Distilation Unit (CDU) yang mengolah minyak mentah jenis Sumatera
Light Crude (SLC) dengan kapasitas c . barrel per hari. Dari proses
pengolahan tersebut dihasilkan beberapa jenis produk BBM, diantaranya :
î Naphta
î Avtur (bahan bakar pesawat jet)
î Kerosene (minyak tanah)
î Solar (ADO/Automotif Diesel Oil)
î Bottom Product berupa volume Low Sulphur Wax Residue
(LSWR) untuk di eksport ke Jepang dan Amerika Serikat guna
pengolahan kembali.
Pada tahun c2 dilakukan proses perluasan kilang puteri tujuh
untuk mendapatkan produk lainnya berupa bensin premium dan migas
komponen dengan mendirikan plant atau unit proses :
î Platforming Unit
î Naphta Rerun Unit (NRU)
î Hydrobon Unit
î Mogas Component Blending Plant
LSWR yang diekspor ke Jepang dan Amerika Serikat akhirnya
mengalami kesulitan pemasaran disebabkan komponen di Jepang tidak
mengolah lagi LSWR sehingga tangki-tangki penimbun LSWR yang
berada di kilang PT. Pertamina (Persero) RU II Dumai menjadi penuh dan
mengakibatkan kilang tidak beroperasi. Sejalan dengan pemakaian dan
kebutuhan BBM di dalam negeri dan masalah pengoperasian kilang
tersebut, maka Pertamina memutuskan untuk membangun proyek
Hydrocracker yang bertujuan untuk mengolah LSWR.
Proyek kilang kedua Dumai ini merupakan perluasan kilang lama
yang dinaikkan kapasitanya menjadi c2 . barrel per hari. Kilang kedua
ini mulai dibangun pada tahun c8c dan diresmikan oleh Presiden R.I
Soeharto pada tanggal c6 Februari c84 dengan mengolah LSWR yang
dihasilkan oleh kilang lama Dumai dan kilang Sungai Pakning.
c
Produk BBM yang telah dihasilkan oleh kilang Pertamina RU II
sampai saat ini antara lain :
î Premium (bensin)
î Jet-petroleum Grade
î Aviation turbine
î Kerosene
î Solar (ADO)
Sedangkan produk Non-BBM nya berupa :
î LPG (Liquied Petroleum Gas)
î Caleined coke (Carbon)
Kilang minyak Puteri Tujuh Dumai memiliki fasiliki pengolahan
yang lebih banyak dan kompleks dibandingkan Kilang Minyak Sungai
Pakning. Kilang ini selain memiliki unit distilasi minyak mentah juga
dilengkapi dengan unit proses Hydrocracking dan Thermal Cracking.
Proses pengolahan di kilang PT. Pertamina (Persero) RU II Dumai
meliputi unit operasi fraksinasi yaitu memisahkan fraksi-fraksi minyak
mentah berdasarkan perbedaan titik didihnya, pemurnian (treating), proses
konversi (catalytic dan thermal cracking) serta unit pencampuran sesuai
spesifikasi produk yang diinginkan.
cå
S S
Dalam sistem kontrol jaringan tertutup (closed loop control system)
terdapat 4 (empat) peralatan pokok, yaitu :
*$
cÎ
Dengan mengukur perbedaan tekanan cairan antara Dc (diameter
pipa pertama) dengan Dvc (vena contracta diameter), maka nilai
volumetrik dan mass flow rates dapat di peroleh dengan hukum
bernoulli.
î Pitot Tube
^
£ %
%
;
î Thermocouple
Thermocuple adalah penghubung dua metal berbeda yang
menghasilkan tegangan pada temperatur tertentu. Perbedaan metal pada
penghubung akan menghasilkan tegangan elektrik apabila di panaskan
sehingga thermocouple bisa juga sebagai alat untuk mengubah energi
panas menjadi tegangan (voltage) dan sebagai sensor suhu.
Dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 3. Thermocouple
^c
£ %
) *;
î Bourdon tube
Bourdon tube adalah alat untuk mengukur tekanan. Apabila
terdapat tekanan maka pointer atau jarum pada bourdon tube akan
bergerak sesuai dengan besarnya tekanan yang di berikan.
^^
£ %
% 0)(*;
î Displacer
Displacer adalah alat untuk mengukur tinggi permukaan sebuah
cairan. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar . Displacer
^º
2) Flow Transmitter
Transmitter yang berfungsi untuk mengubah laju alir menjadi energi
listrik (voltage).
3) Temperature Transmitter
Transmitter yang berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi
energi listrik (voltage).
&*&
^è
S.S&
'(
^
Elemen dasar sebuah control valve dapat dikelompokkan kedalam dua
bagian, yaitu :
* 0
Actuator adalah merupakan bagian dari control valve yang paling
langsung berhubungan dengan sinyal keluaran suatu controller. Sinyal
keluaran tersebut akan menggerakkan bagian actuator untuk kemudian
diteruskan menjadi gerakan membuka atau menutup valve.
Macam-macam actuator :
c)Diaphragm Actuator
2)Piston Actuator
3)Electro Hydralic Actuator
4)Manual Actuator
^r
Ukuran actuat r biasanya bervariasi besarnya untuk mendapatkan luasan
diaphragma yang efektif agar dapat menggerakkan stem sepanjang stroke
(langkah) yang telah ditetapkan.
^
Ada satu jenis actuator yang disebut dengan Reversible Actuator.
Actuator ini adalah actuator yang dapat bertindak sebagai direct action
atau Reverse action. Namun biasanya actuator ini hanya dipakai untuk
control valve dengan ukuran yang kecil.
^å
c) Tekanan yang berlebihan dari yang telah ditetapkan pada diaphragm
actuator akan dapat merusak diaphragm tersebut.
2) Bila hendak melepaskan actuator, tutuplah terlebih dahulu angin yang
menuju diaphragma.
3) Sebelum melepaskan actuator hendaknya kurangi terlebih dahulu
tekanan spring adjustor kearah yang sesuai. Hal ini perlu dilakukan
untuk menghindari tekanan atau dorongan keatas oleh spring jika cap
screw dilepaskan, terutama untuk actuator yang setting awal
springnya tinggi.
4) Spring adjustment untuk direct acting ( air to close ), supply angin
agar dilengkapi dengan indikator dan regulator untuk kemudian
dihubungkan pada upper diaphragm case. Atur tekanan spring
sehingga stem actuator mulai bergerak jika angin bertekanan
terendah dari range yang tertera pada name plate ( misalnya 3 Psi
atau 6 Psi). Gerakan ini akan dapat diamati/dirasakan dengan jalan
merasakan gerakan stem (dengan dipegang tangan) pada saat tekanan
angin diubah-ubah disekitar tekanan terendah tersebut. Untuk reverse
acting actuator, pada prinsipnya sama persis dengan yang dilakukan
dalam mengatur spring ( spring adjustment ) direct acting actuator.
) Packing box yang ada dibagian actuator ini tidak ada kesulitan dalam
pemeliharaannya. Penambahan dan pelepasan packing dapat
dilaksanakan tanpa melepas bagian lain dari actuator. Hanya saja
dalam mengencangkan (mengikat) packing nut jangan terlalu keras,
karena akan dapat mempengaruhi gerakan stem yang diakibatkan
gesekan antara stem dengan packing yang berlebihan.
6) Masalah lain yang sering terjadi pada actuator adalah kebocoran pada
diaphragma. Kalau hal ini terjadi, maka stem control valve tidak
dapat diatur sesuai dengan posisi terkalibrasi,apalagi kalau sudah ada
tekanan dari fluida yang akan dikontrol.
^Î
1* S&
'(
1
5S-&
'(
Gambar . Globe Valve
S'(
Ciri-cirinya adalah :
Pembatas valve berupa bola solid, yang mempunyai bagian yang
dihilangkan untuk mengatur luasan area aliran.
Bola akan berputar untuk mengatur jumlah aliran.
º
Gambar c . Bentuk Fisik Ball Valve
S
"-'(
Ciri-cirinya adalah :
Cara kerjanya mirip sayap kupu-kupu, yaitu sebuah damper yang
berotasi untuk mengatur hambatan aliran.
Jumlah aliran yang dapat dialirkan rata-rata lebih besar
dibandingkan dengan Globe Valve
ºc
Gambar c3. Butterfly Valve
,
'(
Ciri-cirinya adalah :
Mempunyai sebuah plat yang mengatur luas bukaan aliran
Biasanya digunakan untuk dioperasikan secara manual dan dapat
juga secara otomatis untuk emergensi.
º^
1
5
((1-
1S51S-&
'(
Untuk memberikan gambaran atas bagian-bagian yang terdapat
pada sebuah control valve, maka akan dibahas contoh body control valve
yang bentuknya sederhana, yaitu single/double ported reversible globe
style.
Ada dua bagian besar yang membentuk body control valve, yaitu:
(c). Trim
(2). Body
Trim adalah bagian dalam dari control valve yang dibentuk oleh
beberapa komponen yang dapat dilepas-lepas. Bagian ini berhubungan
langsung dengan aliran fluida yang dikontrol.
ºº
Komponen-komponen trim diantaranya adalah :
a) Stem g) Valve plug
b) Packing gland/flange h) Seat ring
c) Pipe plug i) Packing follower
d) Packing box ring j) Packing
e) Guide bushing k) Packing flange nut
f) Bottom guide bushin
ºè
Gambar c. Body Control Valve
º
dengan menempatkan packing kedalamnya. Packing berfungsi sebagai
pencegah terjadinya kebocoran fluida yang akan dialirkan melalui valve.
Diantara berbagai macam bonnet dikenal, ada 4 jenis yang sering
dipakai, yaitu :
a). Standart service bonnet
Dipakai untuk temperatur fluida antara 32 F ± 4 F
b). Extension column bonnet
Di pakai untuk temperature yang berfariasi cukup besar (
2 F - 4 F ) dan panjangnya extention ini tergantung dari
kondisi temperature.
c). Radiating fin bonnet
Dipakai untuk temperatur diatas 4 F
d). Ballows seal bonnet
Dipakai apabila diinginkan tidak boleh ada kebocoran sama
sekali dari bonnet ini. Misalnya apabila fluida yang
dikontrol mengandung racun, mudah menguap, atau mahal
nilainya.
1 '(
Valve plug adalah merupakan bagian yang bergerak dari suatu
control valve yang melakukan perubahan hambatan terhadap aliran
fluida. Valve plug yang di disain baik untuk pemakaian on-off (dua
posisi) atau sebagai pengontrol di semua titik (throttling control).
Walaupun ada diantara plug ini yang reversible (dapat dibalik
aksinya), namun kebanyakan didisain untuk direct acting atau reverse
acting. Pemilihan kedua aksi valve plug ini biasanya dikaitkan pula
dengan aksi actuator yang dipakai.
Valve plug ini akan menentukan karakteristik aliran fluida yang
akan melalui control valve. Ada tiga macam karakteristik aliran yang
dapat dipilih yaitu :
ºr
c).Karakteristik aliran yang liniear
Disini jumlah aliran (flow rate) yang dapat dialirkan akan
proporsional (sebanding) dengan besarnya langkah (stroke) valve
plug. Jadi ketika valve plug posisinya maka aliran yang terjadi
juga akan dari aliran maksimum.
º
0* &
'(&0
Yang dimaksud dengan control valve end connection diatas adalah
cara penyambungan body control valve ke proses line (pipa).
Ada tiga metoda pemasangan control valve pada pipelines (pipa),
yaitu :
*$0 ½
Screwed end connection ini banyak dipakai untuk control yang
kecil-kecil, dan juga cara ini lebih ekonomis dibandingkan juga dipakai
flensan (flange end). Penyambungan seperti ini biasanya dilakukan untuk
valve yang berukuran lebih kecil daripada 2 inchi.
Kesulitan dengan cara ini adalah jika valve tersebut memerlukan
frekuensi membuka/memasangnya pada pipa, karena valve tidak akan
dapat dibuka begitu saja tanpa melepas beberapa bagian pipanya.
ºå
Gambar c. Flate Flace
ºÎ
Gambar c. Ring Type Join
*ù&0
Penyambungan control valve ke pipelines dengan cara pengelasan
ini mempunyai keuntungan dari segi pencegahan terhadap kebocoran
pada berbagai tekanan dan temperatur. Namun cara penyambungan ini
akan kesulitan dalam melepaskan control valve dari pipa.
Ada dua cara penyambungan las yang dikenal yaitu butt dan
socket, seperti pada gambar. Butt welding dipakai untuk control valve
berukuran 2, inchi atau lebih. Sedangkan socket welding digunakan
untuk valve yang berukuran maksimal 2 inchi.
è
&
'( )
*
Valve merupakan peralatan untuk menggerakkan stem dan plug pada
posisi yang diinginkan. Namun valve tidak dapat secara tepat
dispesifikasikan dengan sinyal control. Tetapi jika kekurangan ini
dianggap cukup penting, maka sebuah dapat digunakan.
Positioner merupakan pengendali proporsional yang digunakan
untuk menggerakkan actuator atau stem sebuah control valve dengan
tenaga angin (Pneumatik) sesuai dengan sinyal control. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat secara blok diagram kedudukan control valve di
dalam suatu closed loop system adalah seperti pada gambar berikut ini.
èc
Gambar 22. Peletakan Positioner
è^
c). TFE V-ring
- Terbuat dari bahan plastik yang mempunyai daya melekat
- Bentuknya berupa cincin yang menyerupai huruf-V dan tidak
membutuhkan pelumas
- Tahan terhadap beberapa bahan kimia
- Dapat digunakan pada temperature antara 4 F s/d 4 F.
èº
Berikut adalah bentuk-bentuk dari packing :
Gambar 23. Jenis-jenis packing
èè
Berikut adalah gambar peletakan packing pada control valve :
è
Gambar 2. Double packing (PTFE dan Graphite)
èr
posisi yang diinginkan maka dapat digunakan angin yang bertekanan
tinggi pada actuator.
3) Gerakkan plug keposisi menutup
4) Ubah tekanan angin yang bekerja pada actuator, sehingga actuator
stem bergerak kira-kira c/8 inchi. Pasangkan stem connector, klem-
kan kedua stem (actuator stem dengan plug stem).
) Gerak-gerakkan actuator untuk memeriksa kemampuannya bergerak
sepanjang travel (stroke) yang ditetapkan pada setiap control valve
(mulai full open sampai full close). Apabila memerlukan pengaturan
kembali untuk perubahanyang tidak begitu besar, kendorkan stem
connector, ikat baut ( stem locknut satu dengan yang lain ) dan putar
stem kearah yang diinginkan. Pengaturan yang dapat dilakukan
maksimum c/8 inchi.
6) Jika pengaturan travel telah selesai dilakukan maka kencangkan
ikatan pada stem lock nut untuk menjepit indicator disc. Dan ikat
pula stem connector. Atur posisi indicator plate pada yoke agar sesuai
dengan hasil pengaturan travel tadi.
) Untuk melihat hasil pengaturan travel lebih teliti maka pasangkan
gauge indikator untuk mengukur tekanan yang bekerja pada actuator.
8) Lakukan final adjustment, mulai saat valve mulai bergerak sampai
diperoleh langkah penuh.
è
S S'
&
'(S
½½
%)*
+ %
èå
L.P Header dan diteruskan ke L.P Stop Valve dari sini terus ke L.P Control
Valve untuk diatur besarnya penggunaan L.P Steam.
'
)S*
Ketel uap adalah suatu bejana tertutup yang berisi uap atau air dimana
kalor dalam bentuk panas dipindahkan melalui ruang bakar dan bidang-
bidang pemanas lain.
Energi dalam dari air didalam ketel uap akan meningkat sehingga
temperatur dan tekanannya akan meningkat pula yang mana air tersebut dapat
menjadi uap pada suatu tingkat keadaan tertentu.
Ketel uap direncanakan untuk dapat menyerap panas secara maksimum
didalam proses pembakaran. Panas diserap oleh ketel uap dapat berlangsung
secara radiasi, konduksi, konveks, atau gabungan dari ketiga cara tersebut
dengan presentasi tertentu sesuai dengan yang dikehendaki.
Secara singkat ketiga cara perpindahan kalor dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Perpindahan kalor secara radiasi
Perpindahan kalor secara radiasi adalah proses perpindahan kalor
yang dipancarkan dari benda bertemperatur tinggi ke benda yang
bertemperatur rendah yang terpisah satu sama lain tanpa media penghantar
kalor.
Pada ketel uap, proses radiasi terjadi pada ruang bakar yaitu dari
badan api kepermukaan luar pipa dan kedinding ruang bakar sedang pada
waste heat boiler tidak terjadi pembakaran didalam ketel.
èÎ
b)Perpindahan kalor secara konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor
dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu material ke material lain yang
saling bersinggungan ( kontak ). Pada ketel uap, proses konduksi terjadi
pada dinding ruang bakar, dinding pipa gas asap atau pipa air dan dinding
silinder/drum ketel uap.
Sumber kalor untuk ketel uap ( boiler ) dapat berupa bahan bakar dalam
bentuk padat, cair, atau gas. Bahkan dewasa ini sumber kalor dengan
menggunakan energi listrik atau energi nuklir mulai dikembangkan.
Tujuan untuk membuat tarikan secara alam sehingga mempercepat aliran
gas buang. Tarikan secara alam tersebut terjadi karena adanya perbedaan
tekanan udara.
1* 4(
Adalah alat yang diletakkan di ruang bakar dan dihubungkan keluar
dimaksudkan untuk membuang apabila terdapat ledakan-ledakan kecil
yang timbul di ruang bakar oleh adanya akumulasi gas/penimbunan gas
yang terjadi diruang bakar.
0* $"
-(
Pada boiler terdapat 2 buah safety value yaitu :
c)Pada super heater
2)Pada boiler drum
Safety value ini bekerja apabila tekanan didalam boiler drum diatas 42
Kg/Cm2. Safety value ini akan membuka secara otomatis dan akan
menutup kembali secara otomatis apabila tekanan di boiler drum sudah
turun.
Alasan dipasang dua buah safety value dikarenakan apabila safety value
pada super heater tidak bekerja, maka diharapkan safety value pada boiler
drum dapat menurunkan tekanan uap yang berlebih.
c
Alat ini juga berfungsi untuk mensupply udara, tetapi hanya di gunakan
untuk membantu penyalaan mula pada burner. Apabila sudah beroperasi,
maka ignation air van dimatikan secara manual.
* S
Burner adalah tempat pencampuran antara bahan bakar, udara untuk
pembakaran.
* /
%
Adalah pompa untuk mengisi air pada boiler. Fud water pump digerakkan
oleh motor listrik dan turbin uap yang berukuran kecil.
* %
Drum boiler adalah tempat untuk memisahkan uap jenuh dengan air
* S (
Terdapat c4 buah yang dipasang pada heater. Tujuannya adalah untuk
membuang skil-skil/deposede dalam boiler yang tidak diinginkan.
* ù
0%
Adalah alat untuk melihat tinggi air didalam boiler secara visual.
%* +
Adalah alat untuk menurunkan tekanan gas pembakaran
* ½ -(
Adalah alat yang dipasag di bagian drum yang bertujuan untuk membagi
air,sehingga dapat mengimbangi level/temperatur air dalam boiler drum.
* %
Adalah alat untuk mengingatkan operator apabila ada kenaikan level air
didalam boiler.
^
bertugas untuk melakukan langkah koreksi terhadap suatu variabel, sebagai
hasil akhir sistem pengendalian.
Berikut ini adalah tabel data control valve yang di gunakan di boiler c
(4 Bc) :
Tag No FV-c8
Body Size 3³
Form Globe
Material Body C.S
Action On Minimum Signal Close (air to open)
Air Supply Pressure 3 Psi
Actuator Type Spring Diaph
Tag No PXV-c 26
Body Size 6³
Form Globe
Material Body C.S
Action On Minimum Signal Open (air to close)
Air Supply Pressure 2,8 Psi
Actuator Type Spring diaph
Tag No PV-3A
Body Size 4³
Form Globe
Material Body C.S
º
Action On Minimum Signal Open (air to close)
Air Supply Pressure c,4 Psi
Actuator Type Spring diaph
Tag No LV-c
Body Size 2³
Form Globe
Material Body C.S
Action On Minimum Signal Open (air to close)
Air Supply Pressure c,4 Psi
Actuator Type Spring diaph
Tag No TV-33A
Body Size ³
Form Globe
Material Body C.S
Action On Minimum Signal Close (air to open)
Air Supply Pressure 2,4 Psi
Actuator Type Spring diaph
Tag No PV-34c
Body Size 8³
Form Globe
Material Body C.S
Action On Minimum Signal Close (air to open)
Air Supply Pressure 3,8 Psi
Actuator Type Spring diaph
è
Tag No XV-c 6
Body Size 6³
Form Globe
Material Body C.S
Action On Minimum Signal Close (air to open)
Air Supply Pressure 2,4 Psi
Actuator Type Spring diaph
Tag No FV 66
Body Size ³
Form Globe
Material Body C.S
Action On Minimum Signal Open (air to close)
Air Supply Pressure c,4 Psi
Actuator Type Spring diaph
Tag No PV-2c
Body Size 3³
Form Globe
Material Body C.S
Action On Minimum Signal Close (air to open)
Air Supply Pressure 2,4 Psi
Actuator Type Spring diaph
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa boiler c pada PLTU
PT.Pertamina (Persero) RU II Dumai banyak memakai control valve dengan
jenis body yaitu globe dengan actuator type Spring diaph. Digunakan jenis
body Globe karena kapasitas yang digunakan besar dan pada saat open c
dapat mengaliri air (fluida) dengan jumlah yang besar.
r
Berikut ini adalah simulasi dari boiler c yang dapat dikendalikan oleh
operator :
S S'
½
'
%
c) Control Valve merupakan final element yang sangat penting dalam
suatu proses loop tertutup di bidang industri perminyakan.
2) Jenis body control valve yang digunakan di boiler c pada PLTU
PT.Pertamina (Persero) RU II Dumai adalah globe.
3) Jenis actuator yang digunakan di boiler c pada PLTU PT.Pertamina
(Persero) RU II Dumai adalah spring diaphragm.
4) Syarat pembakaran pada boiler ada 3 :
a) Bahan bakar
b) O2 (oksigen)
c) api (pematik)
) Sistem pengaturan otomatis di boilerc pada PLTU PT.Pertamina
(Persero) RU II Dumai menggunakan DCS (Distributed Control
System).
6) Sistem shutdown di boiler c pada PLTU PT.Pertamina (Persero) RU II
Dumai menggunakan PLC (Triconex)
' $
c) Waktu selama c bulan masih belum cukup bagi penulis untuk
mempelajari control valve di boiler c pada PLTU PT.Pertamina
(Persero) RU II Dumai.
2) Harus bisa memahami konsep keilmuan dan aplikasi di lapangan.
3) Apabila ada yang belum di mengerti, banyaklah bertanya kepada
pembimbing kerja praktek.
å
/½ +$½
Buyung,Amrial.c83.Teknik Mesin Lapangan.Pangkalan Brandan
Î