You are on page 1of 4

Kehidupan Remaja Masa kini: DAMPAK NEGATIF TEMAN SEBAYA

JANGAN SENTUH NARKOBA


Kita tentu sering mendengar bahwa di kalangan remaja/pelajar beredar Narkoba.
Penyalahgunaan Narkoba di kalangan remaja/pelajar merupakan masalah yang kompleks.
Kenapa? Oleh karena tidak saja menyangkut pada remaja atau pelajar itu sendiri, tetapi
juga melibatkan banyak pihak baik keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan
sekolah, teman sebaya, tenaga kesehatan, serta aparat hukum, baik sebagai faktor
penyebab, pencetus ataupun yang menanggulangi.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa puber. Pada
masa inilah umumnya dikenal sebagai masa “pancaroba” keadaan remaja penuh energi,
serba ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah
terombang-ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi, selalu ingin coba
dan tidak mau ketinggalan. Pada masa-masa inilah mereka merupakan kelompok yang
paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba.

Pengetahuan mengenai bahaya narkoba ini hanyalah merupakan salah satu segi yang
perlu disampaikan agar mereka sadar akan dampaknya terhadap kesehatannya bahkan
ancaman terhadap kehidupannya. Kalau saja semua perilaku pada masa remaja tersebut
terarah dengan baik pada hal-hal yang positif tentunya akan dihasilkan remaja/pelajar
yang berprestasi sebagai tumpuan masa depan, tetapi sebaliknya akan menghasilkan
perilaku negatif seperti kenakalan remaja, tindak kejahatan, rusaknya fisik dan mental
yang sangat merugikan dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya.

NAPZA ialah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif, bahasa
“kerennya” adalah NARKOBA yang merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat
Berbahaya. Masyarakat sudah banyak mendengar suguhan kata-kata ini dan telah menjadi
ancaman di depan mata.

Kata “Narkotika” sendiri berasal dari Bahasa Yunani “Narkoum” yang berarti membuat lumpuh
atau membuat mati rasa. Namun perlu diketahui sebelumnya bahwa narkotika memiliki khasiat
dan manfaat yang digunakan dalam kedokteran dalam penanganan kesehatan dan pengobatan,
serta berguna bagi penelitian perkembangan ilmu pengetahuan farmasi / farmakologi. Ironisnya
saat ini malah disalahgunakan oleh pihak tertentu yang menjadikan narkotika sebagai komoditas
ilegal.

Narkoba menyerang dan merusak syaraf manusia ini mengakibatkan perasaan dan akal seseorang
tidak berfungsi normal. Bila dua organ tersebut tidak berfungsi, sebenarnya manusia itu telah
kehilangan kemanusiaannya. Pada awalnya Alkohol dan Rokok ialah pintu masuk seseorang
terjerumus narkoba.

Sebagai manusia yang beragama islam memakai narkoba itu hukumnya haram, sejak
Musyawarah Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) 10 Pebruari 1978 telah menyampaikan
fatwa yang ditandatangani oleh KH Syukri Ghazali (Ketua Komisi Fatwa MUI) dan H. Amirudin
Siregar (Sekretaris Komisi Fatwa MUI). Islam memandang manusia sebagai makhluk yang
terhormat, layak , dan mampu mengemban amanah setelah terlebih dahulu melalui seleksi
diantara makhluk Tuhan lainnya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Ahzab ayat 72 :

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan bumi serta gunung-
gunung, maka semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan bodoh”.

Dalam Islam, narkotika ini sering di sebut juga “hasyisyi”. Dalam Kitab “Hisyayatul As
Syariah” karangan Ibnu Tamiah di sebutkan bahwa:

“Hasyisyi itu hukumnya haram dan orang yang meminumnya dikenakan hukuman sebagai mana
orang yang meminum khamr”

Dan ada salah satu Hadis Sholeh riwayat Bukhori Muslim yang Berbunyi:

“Tiap-tiap barang yang memabukkan haram”.

Dari beberapa Firman dan Hadis di atas kita harus lebih meyakini lagi bahwa NARKOBA itu
hukumnya haram.

PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA:


Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi,
psikologi maupun sosial yang pesat.
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah,
sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.

Lingkungan Sekolah :

a. Sekolah yang kurang disiplin


b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri
d. Adanya murid pengguna NARKOBA.

Lingkungan Masyrakat / Sosial :


a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi
penyalahguna NARKOBA. Ada Pepatah mengatakan “Mencegah lebih baik dari pada
mengobati”, akan benar-benar terbukti dalam kasus narkoba. Mereka yang sudah terjerumus
sampai menimbulkan ketergantungan akan sulit untuk di tangani dan sukar untuk di berikan
pengarahan . Umumnya sukar untuk menghentikan pemakaian Narkoba.Ada Beberapa hal yang
perlu kita lakukan demi menjaga seseorang agar tidak terjerumus kepada narkoba, diantaranya:

1. Pendidikan Agama Sejak Dini

Pendidikan Agama Islam sangat perlu dilaksanakan sejak dini. Bukan hanya itu, bahkan anak
yang masih dalam kandungan Sang Ibupun usaha mendidik anak tersebut sudah harus
dilaksanakan yaitu dengan jalan kedua orangtuanya selalu berakhlak dan berbudi baik,
menyempurnakan ibadah, memperbanyak bersedekah, membaca Al Qur’an, berpuasa, dan
berdoa kepada Allah dengan tulus agar anak yang akan lahir nanti dalam bentuk fisik yang
sempurna dan merupakan anak yang berjiwa shaleh.

2.Pendidikan di Lingkungan Keluarga

Unit terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Di sinilah tempat pertama bagi anak-anak
memperoleh pendidikan perihal nilai-nilai sejak anak dilahirkan. Maka dengan demikian orang
tua sangat berperan pertama kali dalam mendidik, mengajar, membimbing, membina, dan
membentuk anak-anaknya dengan :

1. Memberikan kasih sayang, pengorbanan, perhatian, teladan yang baik, pengaruh yang luhur.

2. Menanamkan nilai-nilai agama (iman dan ibadah), akhlak budi pekerti, disiplin dan prinsip-
prinsip luhur lainnya.
3. Melakukan kontrol, filter, pengendalian, dan koreksi seluruh sikap anak-anaknya secara
bijaksana baik di rumah maupun di luar.

4. Memelihara kesejukan, ketentraman, kesegaran, keutuhan, dan keharmonisan rumah tangga


sehingga anak-anak merasa tenang, nyaman, aman, damai, bahagia, dan betah tinggal di tengah-
tengah pergaulan keluarga setiap hari.

3.Pendidikan Agama di Sekolah / Kampus

Sekolah maupun prguruan tinggi ialah tempat guru mengajar/mendidik dan murid belajar dan
terdidik, sehingga terciptalah masyarakat pendidikan yang bertujuan menumbuhkan,
mengembangkan, dan membentuk kepribadian, pengetahuan dan keterampilan anak didik yang
kelak akan tumbuh menjadi manusia seutuhnya. Untuk itu, sekolah maupun perguruan tinggi
harus berorientasi pada pembangunan dan kemajuan sehingga dapat mencetak sumber daya
manusia yang beriman, berilmu, dan mempunyai keterampilan yang tinggi serta memiliki
wawasan masa depan yang luas, berakhlak mulia, juga berbudi pekerti luhur.

You might also like