Professional Documents
Culture Documents
SE
TA
SI
M
U N IV E R
AR
AN G
STUDI PERBANDINGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN
BAKAR ANTARA PENGAPIAN STANDAR DENGAN
PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER PADA MESIN
TOYOTA SERI 5K
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
9
10
ABSTRAK
Pada motor bensin, tenaga yang dihasilkan merupakan hasil dari proses
pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Proses tersebut terjadi karena adanya
percikan bunga api busi dari suatu rangkaian listrik yang biasa disebut sistem
pengapian. Pada awalnya sistem pengapian bermula dari konvensional dan
berkembang menjadi elektronik. Pada sistem pengapian konvensional cara kerjanya
masih secara mekanik, sehingga masih banyak kekurangannya.
Seiring dengan kemajuan teknologi maka semakin banyak pula komponen
yang diproduksi yang ditujukan untuk memperbaiki atau meningkatkan performa
mesin kendaraan bermotor. Salah satunya adalah komponen untuk memperbaiki
sistem pengapian yaitu booster pengapian.
Ada beberapa manfaat booster pengapian, antara lain : meningkatkan
akselerasi, menghemat pemakaian bahan bakar, menekan kadar emisi gas buang,
mengurangi terbentuknya endapan karbon pada katup. Diperkirakan penggunaan
booster akan menimbulkan perbedaan daya dan konsumsi bahan bakar pada sistem
pengapian standar pada mesin Toyota seri 5K sehingga perlu adanya pembuktian
secara langsung dengan melakukan pengujian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan daya dan
konsumsi bahan bakar antara pengapian standar dengan pengapian yang
menggunakan booster pada mesin Toyota seri 5K dengan variasi putaran mesin 2000,
2200, 2400, 2600, 2800, 3000, 3200, 3400, 3600, dan 3800 rpm.
Pengujian yang pertama dilakukan yaitu menggunakan sistem pengapian
standar kemudian dilanjutkan dan dibandingkan dengan pengapian yang
menggunakan booster, dengan variabel kontrol yaitu tekanan kompresi (12 kg/cm2),
celah busi (0,8 mm), celah platina (0,45 mm), waktu pengapian (80 sebelum TMA).
Sedangkan analisis data hasil penelitian dengan analisis deskriptif yang dimaksudkan
untuk mengetahui perbedaan daya dan konsumsi bahan bakar mesin Toyota seri 5K
pada beberapa variasi putaran mesin.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan daya mesin
dan konsumsi bahan bakar antara pengapian standar dengan pengapian yang
menggunakan booster. Daya mesin maksimal yang dihasilkan pada sistem pengapian
yang menggunakan booster sebesar 27,723 kW pada 2400 rpm atau naik 2,61% dari
daya mesin maksimal sistem pengapian standar (27,017 kW). Prosentase kenaikan
reratanya sebesar 2,79%. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar spesifik (sfc)
minimum sebesar 0,219 kg/kW-h pada 2200 rpm untuk sistem pengapian yang
menggunakan booster. Untuk sistem pengapian standar sebesar 0,231 kg/kW-h pada
2400 rpm. Prosentase penurunan reratanya sebesar 6,99%.
11
Simpulan dari penelitian ini yaitu ada perbedaan positif pada daya dan
konsumsi bahan bakar spesifik pada sistem pengapian yang menggunakan booster
dibandingkan dengan sistem pengapian standar. Sehingga pemakaian booster baik
digunakan untuk memperbaiki kinerja sistem pengapian karena dapat meningkatkan
daya dan menghemat pemakaian bahan bakar.
12
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Dekan FT
MOTTO
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang yang ragu.”(Q.S. Al Baqarah : 147)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibunda tercinta, terima kasih atas do’a dan dukungannya.
2. Adik-adikku yang tersayang.
3. My best friend.
4. Anak-anak Nocturno.
5. Teman-teman Jurusan TM angkatan 2000.
15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI
PERBANDINGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR ANTARA
PENGAPIAN STANDAR DENGAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN
BOOSTER PADA MESIN TOYOTA SERI 5K”.
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik. Hal
tersebut yang mendorong penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
2. Ketua Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Ramelan, M.T., Dosen Pembimbing I yang dengan sabar memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Hadromi S.Pd, M.T., Dosen Pembimbing II yang dengan sabar memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Winarno DR, M.Pd., Penguji netral yang telah banyak memberikan saran
dan masukan.
6. Hadromi S.Pd, M.T., Kepala Laboratorium Jurusan Teknik Mesin yang telah
memberikan ijin penggunaan laboratorium dengan segala fasilitasnya.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan skripsi ini.
Atas segala amal baiknya, penulis doakan semoga mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini, namun apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan itu
semata karena keterbatasan penulis. Dan semoga skripsi ini senantiasa bermanfaat
bagi kita semua.
Semarang, Juni 2005
Penyusun
16
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Heisler, Heinz. 1995. Advanced Engine Technology. London : The Bath Press
M. Barmawi, dkk. 1992. “Elektronika Terpadu. Rangkaian dan Sistem Digital dan
Analog”. Jakarta : Erlangga
Soenarta, Nakoela. 1995. Motor Serbaguna. Jakarta : Pradnya Paramita
2005
23
BAB I
PENDAHULUAN
Motor bensin merupakan salah satu jenis motor pembakaran dalam (internal
Pada motor bensin, tenaga yang dihasilkan merupakan hasil dari proses
pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Proses pembakaran adalah proses
secara fisik yang terjadi di dalam silinder selama pembakaran terjadi (Wardan
Suyanto, 1989 : 252). Proses pembakaran dimulai pada saat busi memercikkan
bunga api hingga terjadi proses pembakaran. Syarat untuk terjadinya proses
pembakaran adalah adanya api untuk membakar, adanya udara, adanya bahan
Pembakaran campuran bahan bakar dan udara diperoleh dari percikan bunga
api dari busi. Bunga api dihasilkan oleh suatu rangkaian listrik yang sering
tegangan primer baterai (12 volt) menjadi tegangan sekunder yang tinggi dengan
besar tegangan 10.000 - 20.000 volt atau lebih, sehingga akan terjadi loncatan
umumnya sebesar 12 volt. Tegangan tinggi yang terjadi pada kumparan sekunder
dihasilkan dengan cara memutuskan dan menghubungkan arus listrik yang terjadi
konvensional antara lain platina (breaker point), cam (nok), dan kondensor. Salah
dengan digunakannya sistem pengapian semi transistor atau full transistor pada
Kendaraan diharapkan selalu dalam performa yang tinggi dan mesin yang
pengapian.
daya dan torsi mesin. Selain itu pembakaran sempurna juga akan mempengaruhi
bahan bakar, menekan kadar emisi gas buang, mengurangi terbentuknya endapan
karbon pada katup, memperpanjang usia pakai busi dan koil, menurunkan suhu
B. Permasalahan
C. Penegasan Istilah
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan supaya terdapat kesatuan
pengertian ataupun salah penafsiran dari beberapa istilah yang terdapat dalam
1. Studi Perbandingan
2. Daya
27
hydraulic engine test bed, sehingga daya diperoleh dari perkalian antara debit
4. Pengapian Standar
mesin Toyota seri 5K yang menggunakan kontak platina dan baterai sebagai
5. Booster
Motor bensin dengan merk Toyota dengan kapasitas silinder 1500 cc,
berbahan bakar bensin (premium), jumlah silinder 4 buah segaris (inline), dan
D. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, dijelaskan bahwa antara motor bensin yang menggunakan pengapian standar dengan
pengapian yang menggunakan booster akan terdapat berbagai perbedaan pada unjuk kerja mesin. Dengan adanya
perbedaan tersebut, agar tidak terjadi kesalahpahaman maka perlu adanya penbatasan masalah. Penelitian ini memfokuskan
perbedaan daya dan konsumsi bahan bakar antara pengapian standar dengan pengapian yang menggunakan booster pada
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian adalah :
G. Sistematika Skripsi
Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini, maka diperlukan
Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
2. Bagian Isi
a. Bab I : Pendahuluan
landasan teori ini akan diuraikan teori dari Motor Bensin 4 tak, Sistem
Kerangka Berpikir.
30
e. Bab V : Penutup
Dalam bagian penutup ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian
serta saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan.
Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan daftar lampiran :
a. Daftar Pustaka, berisi daftar buku, majalah, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan dari
penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan Teori
permasalahan dalam hasil penelitian. Hal-hal yang akan dibahas dalam landasan
teori ini antara lain : Motor Bensin 4 Langkah, Sistem Pengapian, Booster
Secara garis besar prinsip kerja motor bensin 4 langkah adalah sebagai
berikut: Campuran bahan bakar dan udara yang dihasilkan oleh karburator
panas yang timbul, gas tersebut mengembang dan karena ruangan tersebut
batang piston diteruskan ke poros engkol dan poros engkol akan berputar.
Secara lebih terperinci, siklus kerja dari motor bensin 4 langkah dapat
a. Langkah Hisap
Langkah hisap dimulai pada saat piston bergerak dari Titik Mati Atas
(TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB). Pada saat ini terjadi penurunan
32
(TMB) yang bersamaan dengan itu katup hisap mulai menutup. Dengan
menutupnya katup hisap maka campuran bahan bakar dan udara tertahan
langkah kompresi.
Katup Katup
Busi
Piston
Poros
b. Langkah Kompresi
Setelah katup hisap menutup, campuran bahan bakar dan udara tidak
dapat keluar lagi dari dalam silinder. Selanjutnya piston bergerak dari
Titik Mati Bawah (TMB) menuju Titik Mati Atas (TMA). Bergeraknya
33
saat ini motor sudah berputar 3600 sehingga piston sudah kembali pada
posisi semula. Karena tekanan silinder yang cukup tinggi, maka kerapatan
Katup Katup
Busi
Piston
Poros
c. Langkah Usaha
bahan bakar dan udara yang telah dikompresikan. Penyalaan bunga api
34
dan udara tersebut maka tekanan di dalam ruang silinder akan naik.
Katup Katup
Busi
Piston
Poros
d. Langkah Buang
buang dimulai. Langkah buang dimulai pada saat piston bergerak dari
setelah piston mencapai TMA, pada saat ini poros engkol sudah berputar
35
Katup Katup
Busi
Piston
Poros
2. Sistem Pengapian
Sistem penyalaan adalah salah satu sistem yang ada dalam motor bakar
yang menjamin motor dapat bekerja (Wardan Suyanto, 1989 : 266). Sistem
campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Sistem pengapian yang
dibutuhkan motor bensin adalah sistem yang menghasilkan loncatan bunga api
yang besar sehingga tekanan pembakaran yang dihasilkan akan lebih besar.
Sistem pengapian baterai pada motor bensin ada beberapa macam diantaranya
Secara umum sistem pengapian konvensional dapat dituliskan sebagai berikut: Pada saat kunci kontak on,
arus listrik akan mengalir dari baterai ke kumparan primer, ke platina dan masa. Pada saat ini platina dalam keadaan
tertutup, akibatnya arus akan mengalir melalui kumparan primer, maka pada inti besi terjadi kemagnetan. Apabila
platina dibuka, arus yang mengalir pada kumparan primer akan terputus dan kemagnetan pada inti besi akan
menghilang.
Hilangnya kemagnetan pada inti besi menyebabkan kumparan sekunder muncul tegangan induksi. Tegangan
sekunder inilah yang akan digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan dalam
ruang silinder.
Kunci kontak
K.Sekunder
Baterai
Busi
K. Primer
a. Baterai
menjadi tegangan tinggi untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat
Koil pengapian terdiri dari 2 buah lilitan yaitu lilitan primer dan
c. Distributor
1) Nok (cam)
3) Kondensor (capacitor)
kontak platina pada saat mulai membuka agar kontak tidak cepat
putaran mesin.
5) Vacuum Advancer
38
beban mesin.
6) Rotor
7) Tutup distributor
ke busi.
e. Busi
Pada saat medan magnet terjadi akibat arus mengalir pada kumparan
garis gaya magnet dalam kumparan. Oleh karena itu arus tidak akan
waktu
39
merintangi hilangnya garis gaya magnet). Dengan cara ini bila arus yang
pada kumparan.
Apabila dua kumparan disusun dalam satu garis dan besarnya arus
yang mengalir pada kumparan primer diubah, maka EMF akan bangkit
Pada gambar 7 bila arus tetap mengalir pada kumparan primer maka
tidak akan terjadi perubahan garis gaya magnet, dengan demikian tidak
K.
K. primer
40
Pada saat titik kontak diputuskan, aliran arus pada kumparan primer
juga diputuskan, garis gaya magnet yang telah terbentuk sampai saat itu
induksi bersama yang terjadi pada saat arus primer yang tiba-tiba
diinduksikan.
dan kabel busi. Booster ini dapat digunakan pada kendaraan dengan sistem
dan hemat bahan bakar seperti yang dilakukan oleh peneliti Ulf Arens.
tenaga (power) dan emisi gas buang. Booster pengapian dapat meningkatkan
menghasilkan percikan api lebih kuat dan stabil. Amplifier ini juga
meminimalkan efek penurunan tegangan yang sering terjadi pada rpm tinggi.
43
penyearah yaitu dioda. Dioda ini berfungsi sebagai penyearah sesuai dengan
input output
Booster POWER
(bahan semi konduktor) maka dapat dibagi menjadi dua macam yaitu silikon
dan germanium.
Sesuai dengan sifat yang dimiliki maka dioda dapat digunakan untuk
melalui rangkaian dioda dan lampu akan menyala karena tegangan baterai
dipergunakan pada arah ke depan (forward bias). Tetapi bila polaritas baterai
dibalik maka tidak terjadi pengaliran arus pada rangkaian dan lampu akan
Bila sumber berupa tenaga arus bolak-balik (AC) seperti pada gambar
electromotive force). Arus balik tersebut akan menghambat arus primer pada
tegangan pengapian. Dengan tegangan pengapian yang kuat dan stabil maka
semakin sulit dan tegangan yang dibutuhkan semakin besar. Apalagi pada saat
kendaraan berjalan lambat dengan kecepatan rendah dan beban berat serta
45
throttle valve terbuka penuh. Tegangan yang dibutuhkan juga akan naik bila
semakin besar yang akan meningkatkan daya mesin dan pembakaran akan
berlangsung sempurna.
menekan kadar emisi gas buang dan menghemat konsumsi bahan bakar.
∼ Meningkatkan akselerasi
∼ Menyempurnakan pembakaran
4. Proses Pembakaran
46
unsur yang terkandung dalam bahan bakar (HC) dengan udara yang diikuti
dengan timbulnya panas. Panas pembakaran inilah yang dilepas selama proses
menghasilkan tenaga.
Pada saat terjadi proses pembakaran, campuran bahan bakar dan udara
tidak langsung terbakar karena terjadi reaksi antara bahan bakar dan udara.
Pada saat gas dikompresikan, tekanan dan suhu akan naik, sehingga akan
a. Pembakaran Sempurna
bakar dapat terbakar secara keseluruhan atau tuntas pada saat yang
pada saat terjadinya loncatan bunga api pada busi. Selanjutnya api
bagian.
Tekanan pembakaran
Tekanan
maksimum
Tekanan akhir
47
berikut.
bagian ruang bakar. Bila proses pembakaran ini berlangsung normal, maka
silinder.
dalam silinder akan naik dengan drastis. Hal ini disebabkan karena
beberapa saat setelah piston melewati TMA. Hal ini mempunyai maksud
maksimum ini harus dipertahankan, untuk itu waktu penyalaan (saat busi
dalam silinder, oleh sebab itu gas buang yang keluar dari ruang bakar
dimana sebagian bahan bakar tidak ikut terbakar, atau tidak terbakar
bagian ruang bakar dengan kecepatan konstan dan busi berfungsi sebagai
pusat penyebaran. Gas baru yang belum terbakar terdesak oleh gas yang
keadaan sampai hampir terbakar. Jika pada saat ini gas tadi terbakar
Fluktuasi tekanan yang besar dan cepat terjadi pada saat akhir pembakaran
tekanan dan suhu yang tinggi sebelum busi menyala. Tekanan dan suhu
5. Daya
Campuran bahan bakar dan udara yang terbakar dalam ruang bakar akan
menghasilkan gas pembakaran yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Gas ini
Tenaga gerak yang dihasilkan mesin berasal dari energi panas hasil
reaksi kimia campuran bahan bakar dan udara. Energi panas yang dihasilkan
50
pada langkah ekspansi tidak semuanya diubah menjadi tenaga gerak. Untuk
Gas bersuhu
Gaya bertekanan
Gerak lurus
Mekanik
Daya
mekanis, misalnya gesekan antara piston dengan silinder. Disamping itu daya
1
4 π .D 2 .s.n.Pe.z
Ne = x 0,735.................................... (1)
a.60.75.100
51
Keterangan:
dari jarak titik mati atas (TMA) dengan titik mati bawah (TMB). Sehingga
semakin besar diameter silinder dan langkah piston berarti semakin banyak
pula bahan bakar yang dapat dibakar sehingga tenaga yang dihasilkan akan
semakin besar.
52
bakar dan udara yang dapat masuk ke dalam silinder selama langkah hisap
sisa pada bagian atas silinder bila torak sudah mencapai titik mati atas
volume silinder ditambah dengan volume ruang bakar dan dibagi dengan
Vs + Vrb
perbandingan kompresi = .................................... (2)
Vrb
keterangan:
akan bertambah besar akan tetapi tidak boleh melewati batasan tertentu
jumlah campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam silinder
oleh motor berbeda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
tekanan, suhu, gas-gas sisa, dan waktu kerja katup-katup. Hal ini yang
tetapi pada efisiensi pengisian volume absolut campuran udara dan bensin
sehingga akan lebih baik jika dibuat sebesar mungkin. Harga efisiensi
dan efek-efek gas buang, umumnya berkisar antara 65% - 85%. Efisiensi
d. Efisiensi thermis
bakar yang dimasukkan kedalam silinder adalah Q1 dan panas yang hilang
(panas keluar) pada dinding silinder serta bagian-bagian lainnya adalah Q2.
e. Efisiensi Mekanis
55
motor tersebut. Pemakaian tenaga lain untuk melawan tahanan gesek dari
bantalan, piston, dan komponen mesin yang lain. Semua tenaga yang hilang
Ne = Ni - Nf ......................................................... (4)
Kesalahan umum yang terjadi dalam metode ini adalah gaya tekanan gas
pada piston dan ring piston selama pengujian lebih rendah dari kondisi
mesin di lapangan.
Ne Nf
ηm = = 1−
Ni Ni
Tenaga untuk siklus kerja mesin termasuk dalam kerugian gesek,
mesin. Pada mesin modern efisiensi dapat mencapai 90% dan pada putaran
Kerja efektif mesin yang terukur mempunyai nilai lebih kecil dari
roda gigi (hydraulic gear pump) untuk menangkap daya mesin yang diuji.
10
5
11
9
8
1 4
3
2
Keterangan :
1. Motor bensin 9. Tabung pemecah buih
2. Poros propeller 10. Tabung pengukur debit fluida
3. Pompa roda gigi 11. Kran pengatur beban
4. Saluran masuk fluida
5. Saluran keluar fluida
6. Reservoir fluida
7. Vacuum gauge
8. Pressure gauge
57
berada pada satu garis lurus (satu poros) maka besarnya putaran mesin sana
dihitung dari besarnya debit fluida yang keluar dari pompa (Q) dalam
m3/detik dikalikan dengan range tekanan fluida masuk dan tekanan fluida
keluar (∆P) dalam kg/m2 yang dihasilkan oleh mesin dengan rumus:
P = Q x ∆P ............................................................. (5)
dimana :
Q = debit fluida
Besarnya daya dan torsi suatu motor merupakan hasil dari pembakaran
campuran bahan bakar dan udara dalam ruang silinder. Banyaknya bahan
bakar yang diubah menjadi daya ditunjukkan dalam satuan kilogram. Maka
daya yang dihasilkan dalam tiap satuan waktu akan diperoleh besaran yang
Vbb.rapat relatif
sfc = .......................................... (6)
t .P
keterangan :
banyaknya bahan bakar yang diberikan dan daya yang dihasilkan saat itu,
sehingga akan berbeda dengan pemakaian pada saat motor berjalan. Tidak
selamanya mesin dengan volume silinder yang besar akan berarti konsumsi
Kerangka Berpikir
berbagai cara agar diperoleh tenaga yang maksimal disamping penggunaan bahan
bakar yang lebih ekonomis. Salah satunya pada komponen sistem pengapian
karena salah satu syarat motor bensin hidup adalah adanya pembakaran.
adanya back electro motion pada koil pengapian. Tegangan pengapian yang kuat
proses pembakaran. Pembakaran yang sempurna dapat menekan kadar emisi gas
booster akan menimbulkan perbedaan daya dan konsumsi bahan bakar pada
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit mesin Toyota seri
5K, Hydraulic engine test bed, booster pengapian , dan bahan bakar premium
dari SPBU.
2. Peralatan
h. Tool set
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Dalam penelitian ini yaitu sistem pengapian standar dan sistem pengapian
2. Variabel terikat
Dalam penelitian ini yaitu daya dan konsumsi bahan bakar pada mesin
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol yaitu faktor lain di luar variabel penelitian yang diteliti
ini adalah tekanan kompresi (7 – 14 kg/cm2), celah busi (0,7 – 0,9 mm),
celah platina (0,45 mm), waktu pengapian 80 sebelum TMA (dengan melepas
Metode Eksperimen
meneliti status kelompok, manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, suatu peristiwa ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat suatu deskripsi, gambaran atau lukisan
Pengambilan data dengan eksperimen dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada
daya dan konsumsi bahan bakar antara pengapian standar dengan pengapian
pengambilan data.
• Setelah mesin distart jalankan mesin kurang lebih 5 menit pada putaran
• Indikasi lain bahwa mesin sudah dalam kondisi kerja adalah dari getaran
menggunakan booster.
63
• Dalam kondisi putaran mesin dengan pembukaan throttle valve 290 kran
pengatur beban pada engine test bed diputar perlahan menutup aliran
ditentukan. Mencatat semua kondisi yang terjadi pada engine test bed
antara lain :
- Debit fluida
20cc.
• Mengulang semua langkah a-d untuk setiap perlakuan pada putaran yang
ditentukan hingga tiga kali pengulangan agar didapat data yang valid. Data
Alur Penelitian
Kesimpulan
poligon frekuensi.
66
BAB IV
Hasil Penelitian
Berikut ini adalah data hasil eksperimen dari perbandingan daya (kW)
Sistem pengapian
Putaran mesin Prosentase kenaikan
Pengapian
(rpm) dengan booster (%)
standar
2000 22.479 22.623 0.64
2200 25.063 25.352 1.15
2400 27.17 27.723 2.61
2600 26.423 27.595 4.43
2800 22.418 24.940 11.25
3000 21.630 22.156 0.20
3200 20.693 20.958 1.28
3400 18.806 19.141 1.78
3600 17.606 17.765 0.90
3800 14.353 14.904 3.83
Dari data hasil eksperimen dapat diketahui bahwa pada tiap variasi
dilakukan dengan menggunakan mesin yang sama, suhu ruangan, suhu mesin,
67
dan waktu untuk masing-masing pengulangan dikontrol agar relatif sama agar
sistem pengapian yang menggunakan booster pada mesin Toyota seri 5K.
Dari data hasil eksperimen dapat diketahui bahwa pada tiap variasi
Pembahasan
pada hydraulic engine test bed sehingga dapat diketahui besarnya daya dan sfc
pada tiap variasi putaran mesin mulai dari putaran mesin 2000 – 3800 rpm.
Besarnya nilai daya dan sfc diperoleh dari pengolahan data hasil pengujian
1. Daya Mesin
yang menggunakan booster pada mesin Toyota seri 5K pada tiap variasi
putaran mesin.
Pada sistem pengapian standar daya pada putaran mesin 2000 rpm
booster pada putaran mesin 2000 rpm daya yang dihasilkan sebesar 22,623
kW lebih besar 0,144 kW (0,64 %) dari daya sistem pengapian standar. Hal ini
dapat dianalisa meskipun pada saat putaran mesin rendah pemasukan bahan
bakar masih kurang optimal (bahan bakar yang dihisap kurang maksimal) dan
maka bunga api yang terjadi juga lebih besar dan kuat sehingga dapat
71
pembakaran juga akan lebih optimal, dan kualitas pembakaran akan semakin
meningkat sehingga daya yang dihasilkan juga lebih tinggi bila dibanding
daya maksimal sistem pengapian standar yang dihasilkan sebesar 27,17 kW.
pada putaran mesin yang sama sebesar 27,723 kW atau lebih besar 0,706 kW
(2,61 %) dari daya maksimal pengapian standar. Pada kisaran putaran mesin
volumetrik dan pengisian optimal, dan pengapian juga optimal sehingga daya
booster tegangan pengapian yang dihasilkan akan lebih besar dan bunga api
juga lebih kuat dan stabil. Gaya dorong hasil pembakaran juga meningkat
sehingga pada kisaran putaran mesin tersebut daya yang dihasilkan juga akan
bahwa daya terkecil terjadi pada putaran mesin tertinggi (3800 rpm). Pada
sistem pengapian standar pada putaran mesin 3800 rpm daya yang dihasilkan
daya pada putaran yang sama yaitu 14,904 kW atau lebih besar 0,551 kW
(3,83 %) dari pengapian standar. Dapat dianalisa dari Tabel 1 dan Gambar 20
bahwa daya akan cenderung turun pada putaran mesin yang semakin
meningkat dengan semakin bertambahnya putaran mesin. Hal ini karena pada
jika pemasukan campuran bahan bakar dan udara besar, tekanan kompresi
mesin yang tinggi, dikarenakan pada kecepatan tinggi saat menutupnya kontak
platina semakin singkat sehingga aliran arus primer kurang mencukupi dan
akan lebih stabil dan kuat, bunga api yang dihasilkan juga semakin kuat.
Salah satu syarat pembakaran campuran bahan bakar-udara adalah bunga api
yang kuat (disebabkan karena udara memiliki tahanan listrik yang naik ketika
udara dikompresikan). Dengan bunga api yang kuat dan stabil akan
standar.
pengapian standar. Kenaikan daya reratanya yaitu sebesar 2,79 % dari sistem
pengapian standar.
73
booster lebih hemat dibandingkan dengan sistem pengapian standar pada tiap
yang dihasilkan sebesar 0,246 kg/kW-h pada putaran mesin 2000 rpm.
yang sama sfc yang dihasilkan sebesar 0,222 kg/kW-h atau lebih kecil 0,24
kg/kW-h (10,80%) dari pengapian standar. Hal ini dapat dianalisa bahwa
menggunakan booster maka tegangan pengapian akan lebih tinggi dan bunga
api yang dihasilkan juga akan lebih kuat daripada pengapian standar sehingga
Kemudian pada putaran mesin 2000 rpm sampai dengan 2400 rpm
pengapian standar sfc minimum yang dihasilkan sebesar 0,231 kg/kW-h pada
putaran mesin 2400 rpm. Pada sistem pengapian yang menggunakan booster
nilai sfc minimum sebesar 0,219 kg/kW-h pada putaran mesin 2200 rpm atau
lebih kecil 0,16 kg/kW-h atau turun sebesar 7,30% dibandingkan sistem
pengapian standar pada putaran mesin yang sama. Hal ini dapat dianalisa
74
karena pada kisaran putaran mesin 2400 rpm efisiensi volumetrik dan efisiensi
maka sfc yang dihasilkan akan lebih kecil dikarenakan tegangan pengapian
yang dihasilkan lebih besar sehingga bunga api semakin kuat dan stabil yang
Berdasarkan persamaan 6 pada bab II tentang sfc maka faktor yang sangat
secara keseluruhan akan tercapai pada daya maksimal karena pada saat
Setelah putaran mesin 2400 rpm mulai terjadi kenaikan sfc. Kenaikan
terjadi sampai pada putaran mesin 3800 rpm. Berdasarkan Tabel 2 dan
Gambar 21 sfc maksimum terjadi pada putaran mesin yang paling tinggi.
mulai bekerja pada kisaran putaran mesin menengah (2400 rpm) sehingga
semakin tinggi maka efisiensi volumetrik dan efisiensi pengisiannya juga akan
seiring dengan putaran mesin karena pada saat putaran mesin tinggi
75
diperlukan bahan bakar yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mesin. Selain
itu juga terjadi penurunan tegangan pengapian pada putaran mesin yang
akan menurun.
tinggi dan bunga api yang dihasilkan lebih kuat dan stabil bila dibanding
irit/hemat.
booster nilai reratanya lebih kecil atau lebih hemat dibandingkan dengan
Keterbatasan Penelitian
bahan bakar spesifik antara sistem pengapian standar dengan pengapian yang
menggunakan booster pada mesin Toyota seri 5K pada hydraulic engine test bed
di Laboratorium Teknik Mesin UNNES dengan variasi putaran mesin 2000 rpm
variasi putaran mesin yang lebih luas. Penelitian dapat pula dilakukan untuk
mengetahui daya, torsi, konsumsi bahan bakar spesifik, dan emisi gas buang
dengan jenis booster yang lain, waktu pengapian dan bahan bakar yang berbeda.
G R AF IK H U B U N G AN D AY A D E N G AN P U TAR AN M E S IN
3 0 .0 0 0
2 7 .7 2 3
2 8 .0 0 0 2 7 .5 9 5
2 6 .0 0 0 2 5 .3 5 2
2 7 .0 1 7
2 5 .0 6 3 2 6 .4 2 3 2 4 .9 4 0
2 4 .0 0 0 2 2 .6 2 3
2 2 .1 5 6
daya (kW)
2 2 .0 0 0 2 0 .9 5 8
2 2 .4 7 9 2 2 .4 1 8
2 0 .0 0 0 2 1 .6 3 0 1 9 .1 4 1
1 8 .0 0 0 2 0 .6 9 3 1 7 .7 6 5
1 8 .8 0 6 14 .9 0 4
1 6 .0 0 0 1 7 .6 0 6
1 4 .0 0 0
1 2 .0 0 0 1 4 .3 53
1 0 .0 0 0
1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400 3 6 00 3800 4000
p u t a r a n m e s in (r p m ) p e n g a p ia n s t a n d a r
dengan bo o s ter
77
0 .5 00
0 .4 5 3
sfc (kg/kW-h)
0 .4 50 0 .4 0 7
0 .4 4 3
0 .4 00 0 .3 9 2
0 .3 5 4
0 .3 3 1
0 .3 50 0 .3 4 0
0 .3 0 7
0 .3 00 0 .3 1 7
0 .2 4 6 0 .2 3 5 0 .2 4 5
0 .2 3 1 0 .2 5 9
0 .2 50
0 .2 2 2 0 .2 2 7
0 .2 1 9 0 .2 2 1
0 .2 00
1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400 3600 3800 4000
p u t a r a n m e s in (r p m ) p e n g a p ia n s ta n d a r
d e n g a n b o o s te r
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil uji coba penelitian studi perbandingan antara sistem
1. Adanya perbedaan daya pada mesin Toyota seri 5K antara sistem pengapian
kW, naik 2.61 % dari sistem pengapian standar pada putaran mesin 2400 rpm.
penurunan rerata konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) sebesar 6.99%. Pada
kg/kWh pada putaran mesin 2200 rpm. Pada pengapian standar sfc minimum
B. Saran
Berdasarkan hasil uji coba dan penelitian pada mesin Toyota seri 5K ada
bahan bakar.
komponen lain dengan kualitas yang lebih baik agar didapatkan hasil yang
lebih maksimal.
80
DAFTAR PUSTAKA
Heisler, Heinz. 1995. Advanced Engine Technology. London : The Bath Press
M. Barmawi, dkk. 1992. “Elektronika Terpadu. Rangkaian dan Sistem Digital dan
Analog”. Jakarta : Erlangga
Soenarta, Nakoela. 1995. Motor Serbaguna. Jakarta : Pradnya Paramita
Lampiran 1
1. Faktor Konversi
dijadikan sebagai data yang siap diolah. Konversi yang dimaksud adalah
Satuan
Satuan
No Yang diukur Faktor konversi
awal metrik
Volume terukur
3 dm3 atau L m3 : 1000
fluida
Konsumsi bahan 0,74 x0,02 x3600
4 cc/dt kg/kWh x
bakar txP
Keterangan :
1995:289)
e. P = daya (kW)
82
t1 + t 2 + t 3
tavr =
3
t1 + t 2 + t 3
tavr(sfc) =
3
e. Daya (P) diperoleh dari perkalian antara Debit (Q) dengan ∆P.
P = Q x (∆P)
P = Q x (Pin + Pout)……………………………kgm/dt
Keterangan :
P in (mmHg) P in avr P out (kg/m2) P out avr t ukur debit fl (det) t avr Vfl vbb debit t ukur kons. bb (det)
2
1 2 3 (kg/m ) 1 2 3 (kg/m2) 1 2 3 (det) (ltr) (m3) (m3/det) vbb(cc) 1 2 3 t av
20 20 15 249.150 32 31.5 31 315000.000 3.02 3.05 3.01 3.03 22 0.022 0.007 20 10.17 9.20 9.27 9.54
25 22 20 303.510 31 30 31 306666.667 2.61 2.72 2.60 2.64 22 0.022 0.008 20 9.00 9.00 9.18 9.06
37 30 30 439.410 30 29 30.5 298333.333 2.49 2.28 2.39 2.39 22 0.022 0.009 20 8.54 8.67 8.44 8.55
40 37 50 575.310 27.5 26 27.5 270000.000 2.30 2.08 2.25 2.21 22 0.022 0.010 20 8.30 8.37 8.01 8.22
42 42 58 643.260 22 22 20 213333.333 2.14 1.92 2.12 2.06 22 0.022 0.011 20 7.97 8.10 7.19 7.75
60 50 60 770.100 20 20 19 196666.667 2.02 1.88 2.01 1.97 22 0.022 0.011 20 7.68 7.62 7.01 7.43
85 57 70 960.360 18 17.5 18 178333.333 1.95 1.72 1.94 1.87 22 0.022 0.012 20 7.45 7.51 6.86 7.27
88 70 75 1055.490 15 16 16 156666.667 1.92 1.68 1.83 1.81 22 0.022 0.012 20 7.14 7.13 6.60 6.95
100 85 80 1200.450 14 12 15 136666.667 1.84 1.44 1.79 1.69 22 0.022 0.013 20 6.65 6.89 6.51 6.68
120 100 120 1540.200 8 10 11 96666.667 1.34 1.32 1.77 1.48 22 0.022 0.015 20 6.16 6.24 6.36 6.25
84
85