You are on page 1of 47

Laporan Akhir ANDAL

Studi Analisia Dampak


Lingkungan(ANDAL)
Rencana Pengelolaan Lingkungan(RKL)
Rencana Pemantauan Lingkungan(RPL)
Reklamasi Pelabuhan Benoa-Bali
PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA
Kelompok 2
Erma Anugrahwati
•Lailatul Fithri (083234011)
•Yeni Indah Lestari (083234017)
•Surya Putri Mandila (083234020)
•LailiKaruniawati (083234027)
•Elok Farda (083234029)
•Ratna Nurdiana (083234213)
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pesatnya laju pembangunan dan pengembangan objek


wisata di Pulau Bali dan sekitarnya , menuntut adanya
kebutuhan infrastruktur yang memadai. Salah satu
infrastruktur yang menjadi tuntutan adalah sarana laut yaitu
pengembangan pelabuhan Benoa, Bali. Pengembangan areal
atau lahan pelabuhan dilakukan melalui reklamasi perairan.
Dalam kegiatan reklamasi , dibutuhkan material reklamasi
dengan kemungkinan quarrynya akan diambil dari
pengerukan alur di sekitarnya. Kegiatan tersebut dapat
mengubah rona lingkungan hidup yang ada. Perubahan
tersebut dapat berdampak positif atau negatif .
Latar Belakang
1.1 Peraturan perundang-undangan yang berlaku diantaranya :
undang-undang No.5 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
Undang-undang No.21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran.
Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup.
Keputusan Mentri perhubungan No. KM.167/HM.207/Phb-86 tentang sertifikat
Internasional Pencegahan pencemaran oleh bahan cair beracun.
Peraturan Pemerintah No.70 tahun 1996 tentang kepelabuhan.

1.2 Kaitan proyek dengan dampak penting


a. Tahap Pra Reklamasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah survei pendahuluan, soil investigation,
dan baterimetri, penyusunan studi kelayakan dan kegiatan yang diperkirakan tidak
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.
b. Tahap Rreklamasi
Kegiatan pada tahap ini diperkirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan.
c. Pasca Reklamasi
keberadaan lahan hasil reklamasi kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya
perubahan pola arus, pola erosi dan sendimentasi dilingkungan pantai dan sekitarnya.
Tujuan dan Kegunaan Studi
AMDAL
1.1 Tujuan studi
1. mengidentifikasi rencana kegiatan reklamsi
pelabuhan Benoa yang berpotensi menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan.
2. mengidentifikasi rona lingkungan hidup yang
berpotensi terkena dampak.
3. memprakirakan dampak dan mengevaluasi dampak
penting yang mungkin timbul.
4. merumuskan saran dan arahan bagi penyusun
rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana
pemantauan lingkungan atas areal lingkungan yang
diperkirakan terkena dampak.
Tujuan dan Kegunaan Studi
AMDAL
1.2 Kegunaan studi
 Bagi Pemrakasa

a. mengetahui lebih dimi dampak penting yang ditimbulkan kegiatan.


b. memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlakau di wilayah
Republik Indonesia.
c. Sebagai sarana untuk mencegah dan menangkal timbulnya isu negatif.
 Bagi Pemerintah

a. bahan acuan penelitian terhadap kelayakan rencana kegiatan dari segi


lingkungan.
b. piranti yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan pemantauan
lingkungan.
 Bagi Masyarakat
a. sebagai informasi penting untuk mengetahui rencana kegiatan dan kualitas
lingkungan di sekitar tempat hidupnya.
b. sebagai salah satu piranti dalam proses penyadaran masyarakat.
c. memberi informasi untuk memanfatkan dampak positif dan menghindari
dampak negatif.
Tujuan dan Kegunaan Studi
AMDAL
1.3 Ruang Lingkup Studi
 Lingkup kegiatan
1. mobilisasi tenaga kerja dan peralatan
2. pengerukan alur
3. pembuatan talud untuk menbatasi areal reklamasi
4. pengurukan lahan reklamasi
5. pengangkutan material
6. pematangan lahan
 Lingkup komponen Lingkungan
1. iklim
2. kualitas udara
3.kebisingan, dll
 Lingkup Wilayah Studi

1. batas proyek
2. administrasi
3. ekologis
4. sosial
5. teknis
LANDASAN HUKUM AMDAL
PERATURAN PEMERINTAH NO. 27
TAHUN 1999
PENGERTIAN DASAR
 1. LINGKUNGAN HIDUP
 Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya,
 keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang
 mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia
 serta makhluk hidup lain (pasal 1, ayat (1), UU No. 23 Tahun
1997).
 2. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
(AMDAL)
 AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha
 dan/atau kegiatan yang direncanakan pada Lingkungan hidup yang
 diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan

3. DAMPAK BESAR DAN PENTING
Dampak besar dan penting adalah perubahan
lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha
dan/atau kegiatan (pasal 1,
ayat (2) PP No. 27 Tahun 1999).
4. KERANGKA ACUAN (KA)
Kerangka Acuan adalah ruang lingkup kajian
analisis mengenai dampak
lingkungan hidup yang merupakan hasil
pelingkupan (pasal 1, ayat (3) PP
No. 27 Tahun 1999).
5. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
(ANDAL)
ANDAL adalah telaahan secara ceramat dan mendalam
tentang dampak
besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan (pasal 1, ayat
(4) PP No. 27 tahun 1999).
6. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP (RKL)
RKL adalah upaya penanganan dampak besar dan
penting terhadap
lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana
usaha dan/atau
kegiatan (pasal 1, ayat (5) PP No. 27 Tahun 1999)
7. RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
RPL adalah upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena
dampak besar dan penting akibat dari rencana
usaha dan/atau kegiatan
(Pasal 1, ayat (6) PP No. 27 tahun 1999).
8. RINGKASAN EKSEKUTIF
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang
meringkas secara singkat dan
jelas hasil kajian ANDAL.
9.UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (UKL) dan
UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
(UPL)
UKL – UPL adalah dokumen pengelolaan
lingkungan hidup bagi rencana
usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib
AMDAL.
PENGERTIAN DASAR
AMDAL
1. DOKUMEN KA - ANDAL
2. DOKUMEN ANDAL
3. DOKUMEN RKL
4. DOKUMEN RPL
5. DOKUMEN RINGKASAN
EKSEKUTIF
SEJARAH AMDAL DI INDONESIA
1. Tahun 1986
a. UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. PP No. 29 Tahun 1986 tentang AMDAL
- Kelompok PIL, RKL
- Kelompok KA-ANDAL, ANDAL, RKL-RPL
- Kelompok PEL, RKL-RPL
- Kelompok KA-SEL, SEL, RKL-RPL
PIL & PEL untuk penapisan, PIL ke ANDAL & PEL
ke SEL
2. Tahun 1993
a. PP No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL
b. SEMDAL (PEL & SEL) ditiadakan dengan
pertimbangan bahwa
proses transisi telah selesai (seluruh usaha dan/atau
kegiatan
sebelum tahun 1986 yang belum menyusun AMDAL telah
menyelesaikan kewajibannya
c. Penapisan dengan menggunakan “Daftar Positif”
- KepMenLH No. 11/1994, KepMenLH No. 39/1996
- Semua rencana usaha dan/atau kegiatan harus dilengkapi
dengan
AMDAL atau UKL - UPL.
3. Tahun 1999
a. UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. PP No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL
c. Penapisan dengan menggunakan
“Daftar Positif”
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006
- Semua rencana usaha dan/atau kegiatan
wajib dilengkapi dengan
AMDAL atau UKL - UPL.
KEDUDUKAN AMDAL
1. AMDAL merupakan bagian kegiatan
studi kelayakan
rencana usaha dan/atau kegiatan.
2. AMDAL merupakan persyaratan untuk
mendapatkan izin
usaha dan/atau kegiatan
MANFAAT AMDAL
 A. BAGI PEMERINTAH
 1. Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan serta
 pemborosan sumberdaya alam secara lebih luas
 2. Menghindari konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain
di
 sekitarnya.
 3. Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai
dengan
 prinsip – prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan
 lingkungan
 4. Perwujudan tanggungjawab pemerintah dalam pengelolaan
 lingkungan hidup
 5. Sebagai bahan rencana pengembangan wilayah dan tata
B. BAGI PEMRAKARSA
1. Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau
kegiatan karena adanya
proporsi ekonomis, teknis dan lingkungan
2. Menghemat pemanfaatan sumberdaya (modal,
bahan baku, energi)
3. Dapat digunakan sebagai referensi perbankan
4. Memberikan panduan untuk menjalin interaksi
saling
menguntungkan dengan masyarakat sekitar, sehingga
terhindar
dari konflik sosial yang saling merugikan
5. Sebagai bukti ketaatan hukum.
C. BAGI MASYARAKAT
1. Mengetahui sejak dini dampak positif dan negatif akibat adanya
suatu kegiatan, sehingga dapat menghindari terjadinya dampak
negatif dan dapat memperoleh dampak positif dari kegiatan
tersebut
2. Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumberdaya alam
dan upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa
kegiatan, sehingga kepentingan ke dua belah pihak saling
dihormati dan dilindungi
3. Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadap rencana
pembangunan yang mempunyai pengaruh terhadap nasib dan
kepentingan mereka.
PROSEDUR AMDAL
1. PROSES PENAPISAN (SCREENING)
Penapisan adalah proses untuk menentukan
apakah suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan wajib menyusun AMDAL
atau tidak.
» Dilihat pada Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 11 Tahun
2006 tentang Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Dilengkapi
dengan AMDAL
2. PROSES PENGUMUMAN
a. Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan membuat AMDAL
wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat
sebelum
pemrakarsa menyusun AMDAL.
b. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang
bertanggungjawab dan
pemrakarsa kegiatan.
c. Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara
penyampaian
saran pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala
BAPEDAL No. 08/2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan
Keterbukaan Informasi Dalam proses AMDAL.
3. PROSES PELINGKUPAN (SCOPING)
a. Permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting
(hipotesis)
yang terkait dengan rencana kegiatan.. Pelingkupan merupakan
proses awal untuk menentukan lingkup
b. Pelingkupan bertujuan untuk menetapkan batas wilayah
studi,
mengidentifkasi dampak penting terhadap lingkungan,
menetapkan tingkat kedalaman studi, lingkup studi dan
menelaah
kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji.
c. Hasil akhir proses pelingkupan adalah dokumen KA-
ANDAL.
4.
4.PRORES PENYUSUNAN DAN
PENILAIAN KA-ANDAL
» Lama waktu maksimal penilaian KA-
ANDAL adalah 75 hari di luar
waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/
menyempurnakan dokumennya.
5. PROSES PENYUSUNAN DAN PENILAIAN
ANDAL, RKL DAN
RPL
a. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL mengacu pada
KA-ANDAL yang
telah disepakati.
b. Setelah penyusunan dokumen ANDAL, RKL & RPL
selesai,
pemrakarsa mengajukan dokumen tersebut kepada Komisi
Penilai AMDAL untuk dinilai.
c. Lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan
RPL 75 hari di
luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
KRITERIA TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN
1. Dampak negatif tidak dapat
ditanggulangi oleh ilmu dan/atau
teknologi atau
2. Biaya untuk menanggulangi dampak
negatif lebih besar
dibandingkan dengan dampak
positifnya (manfaatnya).
PENYUSUNAN AMDAL
A. PENYUSUNAN AMDAL
Penyusunan AMDAL mengacu kepada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan
Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan
Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
1. AMDAL disusun oleh pemrakarsa
2. Personel penyusun AMDAL :
- Ketua/Koordinator Tim harus memiliki sertifikat penyusun
AMDAL
dan ahli di bidangnya
- Ketua/Koordinator Tim dibantu oleh beberapa anggota sesuai
dengan bidang keahlian yang dibutuhkan
B. WAKTU
6 – 18 bulan
C. BIAYA
Tidak ada standar baku, tergantung
kepada :
- Kedalaman studi (tingkat kesulitan)
- Lama studi
- Pakar/ahli
PENILAIAN AMDAL
A. DASAR
KepMenLH No. 40 tahun 2000 tentang pedoman tata kerja komisi
penilai AMDAL
B. KEWENANGAN PENILAIAN
1. Pusat
a. Jenis usaha dan/atau kegiatan yang bersifat strategis
dan/atau menyangkut ketahanan dan kemanan negara
b. Lokasi Kegiatan :
- Lebih dari satu wilayah provinsi
- Wilayah sengketa dengan negara lain
- Wlayah ruang lautan > 12 mil
- Berada di lintas batas negara
2. Provinsi
a. Industri pulp
b. Industri semen dan quary
c. Industri petrokimia
d. HPH dan unit pengolahannya
e. HTI dan unit pengolahanya
f. Pembangikit tenaga listrik (PLTA, PLTU, PLTD)
g. Bendungan
h. Bandar udara di luar kategori bandar udara internasional
i. Pelabuhan di luar kategori pelabuhan samodera
j. Kegiatan yang berlokasi di lebih dari satu kabupaten/kota
k. Kegiatan yang berlokasi di wilayah laut dengan jarak 4 –
12 mil.
3.Kabupaten/Kota
Seluruh kegiatan di luar kewenangan
Pusat dan Provinsi
KETERKAITAN AMDAL DENGAN
DOKUMEN KAJIAN LH LAIN
1. AMDAL – UKL/UPL
- Kegiatan wajib AMDAL tidak perlu menyusun UKL & UPL
- UKL & UPL disusun untuk kegiatan yang telah diketahui
teknologi dan
pengelolaan limbahnya
- Bersifat arahan teknis untuk memenuhi standar pengelolaan
lingkungan
hidup
- Tidak melalui proses penilaian & presentasi, hanya wajib
mengisi
formulir isian dan diajukan kepada instansi yang bertanggung
jawab di
bidang lingkungan hidup kabupaten/kota atau provinsi.
2. AMDAL – AUDIT LINGKUNGAN
SUKARELA DAN SEJENISNYA
- AMDAL bersifat wajib
- Audit lingkungan sukarela, ISO 14.000 dll
merupakan dokumen yang
bersifat internal, membantu efektivitas
pengelolaan lingkungan/ketidak
sempurnaan yang ada dalam dokumen AMDAL
- Audit lingkungan sukarela diatur dalam
KepMenLH No. 42 Tahun 1994
tentang panduan umum pelaksanaan audit
lingkungan.
3. AMDAL – AUDIT LINGKUNGAN WAJIB
- Audit lingkungan wajib diatur dalam
KepMenLH No. 30 Tahun 2001
tentang pedoman pelaksanaan audit lingkungan
yang diwajibkan
- Kegiatan yang telah berjalan dan belum
memiliki dokumen pengelolaan
lingkungan (RKL & RPL) dan dalam
pengelolaannya menyalahi peraturan
perundangan di bidang lingkungan hidup wajib
dikenakan audit
lingkungan wajib (tidak wajib AMDAL).
3. AMDAL – AUDIT LINGKUNGAN WAJIB
- Audit lingkungan wajib diatur dalam
KepMenLH No. 30 Tahun 2001
tentang pedoman pelaksanaan audit lingkungan yang
diwajibkan
- Kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki
dokumen pengelolaan
lingkungan (RKL & RPL) dan dalam
pengelolaannya menyalahi peraturan
perundangan di bidang lingkungan hidup wajib
dikenakan audit
lingkungan wajib (tidak wajib AMDAL).
KETERKAITAN AMDAL DENGAN
DOKUMEN KAJIAN LH LAIN
BAB 4
RONA LINGKUNGAN AWAL
4.1. KOMPONEN FISIK-KIMIA
4.2. KOMPONEN LINGKUNGAN BIOLOGI
4.3.TATA RUANG
4.4. KOMPONEN SOSIAL
4.1. Komponen Fisik-Kimia
1. Iklim
Daerah studi termasuk tipe AW, yaitu iklim dengan curah
hujan bermusim menurut klasifikasi Koppen. dengan suhu
udara bulanan rata-rata 25,60 C sampai 28,6 0 C dengan
fluktuasi udara maksimum dan minimum berkisar antara
22,80 C sampai 32,50 C.
Kelembabab udara berkisar antara 78-81% sedangkan
kecepatan angin terbesar adalah 15,5 m/s dari arah barat
pada Desember 1993 dan Februari tahun 1995
2. Kualitas Udara
Kualitas udara daerah studi masih baik belum ada
parameter yang melewati baku mutu udara ambien menurut
Kep.Men KLH No. 021/1988
KOMPONEN SOSIAL
Uraian komponen sosial meliputi Kelurahan
Padungan dan desa Benoa yang masing-
masing termasuk wilayah Kecamatan
Denpasar Selatan dan Kecamatan Kuta
1. Kependudukan

Kelura Usia(t Jumla Jumla Angka


han/D ahun) h h (kk) keterg
esa (jiwa) antung
an
0- 15- . 65
14(jiw 649jiw (jiwa)
a) a)
Padung 2631 7628 299 10.558 1902 0,38
an
Benoa 3750 9895 722 14.367 3580 0,45
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk dapat
dikatakan baik. Penduduk yang
berpendidikan sarjana cukup banyak. Di
kelurahan Padungan 290 orang dan
Kelurahan Benoa 321 orang.
3. Perekonomian
Angkatan kerja yang belum bermatapencaharian di
kelurahan Padungan sekitar 2000 orang dan desa
Benoa 2700 orang. Mereka ini dapat dilibatkan
sebagai tenaga kerja pada pelaksanaan proyek
reklamasi pelabuhan Benoa.
Dengan melalui pendekatan sektor produksi,
pendapatan penduduk pedungan tahun 1995
dihitung Rp. 533,612/KK/bulan dan Benoa
Rp.1.191.316/KK/bulan
4. Sosial Budaya
Mayoritas penduduk Benoa dan padungan
beragama Hindu. Tempat suci agama
Hindu di kelurahan Padungan tercatat 33
Pura dan 13 Pura di desa Benoa.Pura
tidak terletak dalam areal reklamasi.
Namun Pantai yang akan direklamasi
sering digunakan sebagi tempat
melakukan upacara ritual.
5. Kantibmas
Masalah kantibmas akan mendapat
perhatian pemrakarsa, terutama berkaitan
dengan rencana perekrutan tenaga kerja
reklamasi, yang sebagian dari mereka
berasal dari luar daerah
6. Kesehatan masyarakat
Dari data Puskesmas Pembantu desa
Benoa tercatat pasien ISPA 593 orang,
luka 134 orang, diare 190 orang. Hal ini
menunjukkan kondisi kesehatan yang
normal.
7. Persepsi Masyarakat.
Setelah dilakukan wawancara dengan
tokoh masyarakat serta penduduk di desa
Benoa dan Pedungan, tanggapan dari 110
responden
39 % setuju
8% tidak setuju
53 % biasa-biasa saja.
Alasan:
Setuju karena punya harapan dapa ikut
bekerja di proyek
Tidak setuju karena khawatir akan
mengganggu mata pencaharian mereka
sebagai pemandu wisata bahari
8. Harapan masyarakat terhadap proyek.
a. Mereka berharap mata pencahariannya sebagi
nelayan, pencari rumput laut dan pemandu wisata
tidak terganggu oleh kekeruhan air dari kegiatan
reklamasi.
b. Mereka berharap dapat terlibat sebagai tenaga
kerja baik pada tahap reklamasi maupun pasca
reklamasi.
Mereka berharap pemrakarsa dapat memberikan
perhatian terhadap kemungkinan terjadinya abrasi
pada pantai Tanjung Benoa.

You might also like