You are on page 1of 34

FISIOLOGI PERNAFASAN

(Respirasi)

 Merupakan Fungsi Paru


(Tractus Respiratorius)
Mencakup 2 proses
• Pernafasan luar (eksterna)
 pengambilan O2 dan pengeluaran CO2
dari tubuh secara keseluruhan.
 terdapat bermacam-macam proses :
- ventilasi paru  pemasukan dan pengeluaran
udara antara atmosfir dan alveolus
- difusi O2 dan CO2 antara alveolus dan darah
- transport O2 dan CO2 dalm darah dan cairan tubuh ke
dan dari sel
- pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya
• Pernafasan dalam (interna)
 penggunaan O2 dan pembentukan
CO2 oleh sel-sel serta pertukaran gas
antara sel-sel tubuh dengan cairan
sekitarnya
ANATOMI PARU
- Saluran udara :
Hidung (udara dilembabkan dan
dihangatkan)  Pharynx  Trachea 
Bronchus  Bronchiolus  Bronchiolus
respiratorius  Ductus alveolaris 
alveolus
- Antara trachea dan alveolus terdapat 23 kali
percabangan saluran udara
16 cabang pertama  zona konduksi
7 cabang berikutnya  zona respirasi
- Tiap alveolus dikelilingi oleh pembuluh darah
kapiler paru
 udara dan darah dipisahkan hanya oleh epitel
alveolus dan endotel kapiler  tempat terjadinya
pertukaran gas antara udara dan darah.
- Pada manusia ada sekitar 300 juta alveoli  luas
dinding alveoli sekitar 70 m2
- Tiap alveolus dilapisi 2 jenis sel epitel :
* sel tipe I  sel gepeng, sel pelapis utama
* sel tipe II  (pneumosit granular) , lebih tebal,
mensekresi surfaktan
 kemungkinan ada sel-sel khusus lain.
 juga ada makrofag, limfosit sel plasma, sel
mast.
- Dinding trachea dan bronchus mengandung
tulang rawan dan relatif hanya sedikit otot
polos
- Bronchiolus dan bronchiolus respiratorius
mengandung lebih banyak otot polos
- Bronchus dan bronchiolus dipersarafi oleh
susunan saraf otonom
 perangsangan kolinergik  konstriksi
 adrenergik dengan reseptor Beta-2 
dilatasi
MEKANIKA PERNAFASAN
- Respirasi terdiri dari : - Inspirasi : mengambil nafas
- Ekspirasi : mengeluarkan nafas

- Inspirasi adalah suatu proses yang aktif :


 Paru-paru dan dinding dada merupakan struktur yang elastik
 paru-paru ditutupi oleh 2 lapis pleura (Parietalis dan viseralis) dan
diantaranya ada cairan (cairan intrapleura)
 paru-paru mengikuti kondisi dinding dada, jika dinding dada dibuka
maka paru-paru akan kolaps (menguncup)
 Paru-paru dapat mengembang dan mengempis oleh : gerakan naik
turun diafragma dan elevasi dan depresi (naik-turun) iga-iga untuk
meningkatkan dan menurunkan diameter antero-posterior rongga dada

- Pada inspirasi :
Kontraksi otot-otot pernafasan  rongga dada membesar  tekanan dalam
rongga dada menurun  udara masuk ke dalam paru

- Pada ekspirasi :
 karena elastisitas dinding dada  rongga dada mengecil  tekanan dalam
rongga dada meningkat  udara keluar paru
Pompa Ventilasi Paru
•Dinding dada
•Otot-otot pernafasan
•Pusat pernafasan di otak
•Saraf yang menghubungkan otak dan otot
pernafasan
Frekuensi 12 – 15 kali/menit
Satu kali bernafas 500 ml  6-8 Liter
udara/menit
Otot-otot pernafasan
• Otot inspirasi utama :
- Otot Diafragma
- M.intercostalis externus  iga terangkat,
sternum tertarik keluar, diameter antero-
posterior rongga dada membesar
• Otot inspirasi tambahan :
- M.Scalenus
- M. Sternocleidomastoideus
• Otot ekspirasi :
- M. intercostalis internus  menarik
rongga dada ke bawah
- Otot abdomen anterior  menarik iga ke
bawah dan meningkatkan tekanan
intraabdomen sehingga mendorong
diafragma ke atas
Volume Paru
 diukur dengan alat spirometer

• Volume tidal
• Volume cadangan inspirasi
• Volume cadangan ekspirasi
• Volume residu
• Kapasitas vital
• Volume ekspirasi paksa
• Ventilasi paru
• Kapasitas pernafasan maksimum
- Volume tidal (Tidal volume, TV)
 Jumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap inspirasi (jumlah
udara yang keluar dari paru setiap ekspirasi)
 pada pria/wanita sekitar 0,5 liter
- Volume cadangan inspirasi (Inspiratory Reserve Volume , IRV )
 Jumlah udara yang masih dapat masuk ke dalam paru pada
inspirasi maksimal, setelah inspirasi biasa
 pada pria: 3,3 liter , pada wanita: 1,9 liter
- Volume cadangan ekspirasi (Expiratory Reserve Volume, ERV)
 Jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari dalam paru
melalui kontraksi otot ekspirasi, setelah ekspirasi biasa
 pada pria: 1,0 liter, pada wanita: 0,7 liter
- Volume residu (Residual volume , RV)
 Jumlah udara yang masih tinggal di dalam paru setelah ekspirasi
maksimal
 pada pria: 1,2 liter , pada wanita: 1,1 liter
- Kapasitas vital (Vital Capacity, CV)
 Jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru setelah
inspirasi maksimal
 sering digunakan di klinik sebagai indeks fungsi paru
 VC = IRV + TV + ERV

- Volume Ekspirasi Paksa 1 detik (FEV1 , Forced Expiratory Volume 1


second, Timed Vital Capacity )
 Fraksi volume kapasitas vital yang dikeluarkan pada satu detik
pertama melalui ekspirasi paksa

- Kapasitas Pernafasan Maksimum (Maximum Breathing Capacity)


 dinamakan juga Ventilasi Volunter Maksimal ( Maximal Voluntary
Ventilation, MVV
 Jumlah udara terbesar yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan
selama 1 menit secara volunter
 Normal : 125 – 170 L/menit
Ruang Rugi
(Dead space)
• Ruang Rugi Anatomi
 daerah saluran pernafasan yang tidak
mengandung alveoli
• Ruang Rugi Fisiologi (Ruang Rugi Total)
 daerah saluran pernafasan yang tidak
mencapai keseimbangan dengan darah

 tidak terjadi pertukaran gas


Komplians paru dan dinding dada
• Sifat dapat diregang (compliance)
• Perbandingan antara perubahan volume paru
dengan satuan perubahan tekanan saluran
udara (dV/dP) menggambarkan kemudahan
diregangkan (komplians) jaringan paru dan
dinding dada
• Komplians tergantung pada volume udara dalam
paru
• Komplians disebabkan oleh :
- serabut elastik jaringan paru
- tegangan permukaan cairan yang melapisi
alveolus (surfaktan)
Surfaktan
• Terdapat dalam lapisan cairan alveoli
• Menyebabkan tegangan permukaan yang rendah bila alveoli
mengecil
• Merupakan campuran Dipalmitoilfosfatidil kolin, lipid lain dan
protein
• Dihasilkan oleh sel epitel alveolus tipe II
 ukuran dan jumlah inklusi dalam sel ini ditingkatkan oleh
hormon tiroid
 Pematangan surfaktan dalam paru dipercepat oleh hormon
glukokortikoid
• Tegangan permukaan berbanding terbalik dengan konsentrasi
surfaktan per satuan daerah
• Defisiensi surfaktan pada bayi baru lahir  kelainan yang
disebut Penyakit Membran Hialin = Sindroma Gawat
Pernafasan = RDS = Respiratory Distress Syndrome  dapat
dibantu dengan pemberian surfaktan sapi yang mengandung
fosfolipid dan protein
• Didapatkan penurunan surfaktan pada perokok
Sifat-sifat Gas
• Tekanan bagian suatu gas sebanding dengan suhu dan
jumlah molekul gas per volume
• Tekanan yang ditimbulkan oleh setiap gas dalam suatu
campuran gas  tekanan parsial gas  setara dengan
persen volume gas tersebut campuran gas dikalikan
dengan tekanan total campuran gas
• Komposisi udara kering 21 % O2 , 0,04 % CO2 , 78 %
N2 , 0,96 % unsur lain. Tekanan di permukaan laut 760
mmHg (1 atmosfir)  tekanan parsial O2 udara kering :
0,21 X 760 = 160 mmHg
• Gas berdifusi dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah, kecepatan difusi tergantung dari
beda konsentrasi serta sifat sawar (barrier) yang
membatasi kedua daerah
Pertukaran gas dalam paru
• Di alveolus
 PO2 udara > PO2 darah  O2 alveoli
masuk ke dalam darah
 PCO2 darah > PCO2 alveoli  CO2 darah
keluar ke alveoli
• Di jaringan
 PO2 darah > PO2 jaringan  O2 darah
masuk ke jaringan
 PCO2 jaringan > PCO2 darah  CO2 dari
jaringan masuk ke darah
Pertukaran gas dalam paru-paru
• Gas berdifusi dari alveoli ke darah melintasi
membrana alveolokapiler yang terdiri dari :
- Epitel pulmonalis
- Endotel kapiler
- Lapisan cairan permukaan alveolus
• Kapasitas difusi paru berbanding langsung
dengan ukuran membrana alveolokapiler
(luasnya) dan berbanding terbalik dengan
ketebalannya dan sebanding dengan
perbedaan tekanan parsial antara alveolus
dan darah
Pengangkutan Oksigen
• Yang berperan besar : paru-paru dan kardiovaskuler
(sistem sirkulasi)
• Dalam darah oksigen diikat oleh hemoglobin (dalam
eritrosit)  di paru oksigen diikat, di jaringan oksigen
dilepas
• Transport oksigen tergantung pada :
• - Jumlah O2 yang masuk ke paru
• - Baik tidaknya pertukaran gas di paru
• - Aliran darah ke jaringan  tergantung dari derajat
konstriksi vaskuler di jaringan dan curah jantung
- Kapasitas darah mengangkut oksigen  tergantung :
jumlah O2 yang larut, jumlah Hb dalam darah dan
afinitas Hb untuk O2
• Reaksi Hb dan O2
• Hb terdiri dari Heme dan Globin  dalam
Heme ada 1 atom Besi (Ferro) yang dapat
mengikat satu molekul O2
• Hb4O2 + O2  Hb4O2 + O2  Hb4O4 +
O2  Hb4O6 + O2  Hb4O8
• Ion Ferro tidak berubah  bukan oksidasi
tetapi suatu oksigenasi
• Reaksi tersebut cepat ( < 0,01 detik ) ,
demikian juga dengan deoksigenasi
Kurva Disosiasi Hemoglobin-Oksigen
• Kurva disosiasi hemoglobin-oksigen  kurva yang
menggambarkan hubungan persentase saturasi kemampuan
pengangkutan O2 oleh hemoglobin dengan PO2  memiliki
bentuk sigmoid yang khas
• Yang mempengaruhi kurva disosiasi hemoglobin-oksigen :
pH , Suhu , 2,3-difosfogliserat (DPG / 2,3-DPG)
 peningkatan suhu atau penurunan pH menggeser kurva
ke kanan  dibutuhkan PO2 yang lebih tinggi agar Hb
dapat mengikat sejumlah tertentu O2
 penurunan suhu atau peningkatan pH menggeser kurva
ke kiri  dibutuhkan PO2 yang lebih rendah untuk
mengikat sejumlah O2 tertentu
 kadar 2,3-DPG menurun bila pH rendah
Transport CO2
• Kelarutan CO2 dalam darah sekitar 20 kali lebih besar dari
kelarutan O2  lebih banyak CO2 dalam darah
• Nasib CO2 dalam darah :
# dalam plasma :
- Dilarutkan
- Pembentukan senyawa karbamino dengan
protein plasma
- Hidrasi, H+ di bufer dalam plasma
# dalam eritrosit :
- Dilarutkan
- Pembentukan Karbamino-Hb
- Hidrasi
- Bila Cl- bergeser ke dalam sel  konsentrasi dalam sel
meningkat
Regulasi Pernafasan
• Kendali saraf atas pernafasan :
- ada untuk yang volunter
 terletak didalam korteks serebri, dan
melalui traktus kortikospinalis ke neuron
motorik
- ada untuk yang otomatis
 terletak di medulla oblongata dikenal
sebagai Pusat pernafasan  ada 2
kelompok neuron : kelompok dorsal dan
kelompok ventral
 Bila ada kontraksi yang terus menerus
pada otot inspirasi maka dapat terjadi
penghentian pernafasan pada inspirasi yang
dinamakan Apneusis  daerah dalam pons
kaudal yang bertanggung jawab bagi
apneusis dinamakan Pusat Apneustik
 Area yang mencegah apneusis dinamakan
Pusat Pneumotaksik ( terdapat pada pons
bagian dorsolateral di Nukleus
Parabrachialis dan Nukleus Kolliker Fuse) 
fungsi belum jelas tetapi diduga berperan
pada peralihan inspirasi dan ekspirasi
Perangsangan Pusat Pernafasan
• Bila ada peningkatan PCO2 atau peningkatan
konsentrasi H+ atau penurunan O2  terjadi
peningkatan aktifitas pusat pernafasan
• Bila PCO2 menurun atau konsentrasi H+ menurun
atau peningkatan PO2  terjadi inhibisi ringan
pusat pernafasan
• Aktifitas pusat pernafasan juga dapat dipengaruhi
berbagai aferen lain  peregangan jaringan
paru, reseptor saluran udara, aferen
proprioseptor di sendi, otot dan tendon
Kemoreseptor pernafasan
• Kemoreseptor pernafasan terdapat di
Glomus karotikum dan Glomus aortikum
 impuls meningkat bila PO2 darah
meningkat atau PCO2 turun
• Kemoreseptor medula oblongata
 memantau kadar H+ cairan
serebrospinal (setara dengan PCO2
darah arteri), bila meningkat akan
merangsang pernafasan, juga
sebaliknya.
Asidosis dan alkalosis respiratorik
• Peningkatan PCO2 arteri akibat
berkurangnya ventilasi akan menyebabkan
asidosis respiratorik
• Penurunan PCO2 akibat ventilasi yang
bertambah akan menyebabkan alkalosis
respiratorik
• Kompensasi ginjal : Kecepatan reabsorpsi
HCO3- sebanding dengan PCO2 
menyebabkan sekresi H+ bertambah
Hipoksia
• Kekurangan O2 pada jaringan
• Ada 4 tipe :
1. Hipoksia hipoksik
 PO2 darah arteri kurang
 Masalah pada individu normal di tempat yang tinggi
atau dapat merupakan komplikasi pneumonia dan
penyakit lain
2. Hipoksia anemik
 PO2 normal, Hb kurang
3. Hipoksia stagnan / iskemik
 PO2 dan Hb normal, tetapi masuknya
O2 ke jaringan tidak adekuat
4.Hipoksia histotoksik
 yang lain normal hanya sel tidak dapat
menggunakan O2
• Hiperkapnia
 Retensi CO2 dalam tubuh
 bila ada dalam jumlah besar dapat menyebabkan depresi
Susunan Saraf Pusat
• Asfiksia
 penutupan jalan nafas  timbul hiperkapnia dan hipoksia
• Pernafasan Cheyne-Stoke
 dua masa apneu dipisahkan oleh peningkatan
dan kemudian penurunan volume tidal
• Pernafasan buatan
 tindakan gawat darurat yang dapat menyelamatkan
nyawa (resusitasi)
 Cara dapat dengan :
- pernafasan mulut ke mulut
- respirator mekanik  melalui suatu motor diberikan
tekanan negatif pada dada dengan interval yang teratur

You might also like