You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Materi pembelajaran mata pelajaran PenjasOrkes cabang permainan, selama ini


merupakan materi pembelajaran yang paling diminati siswa, dibanding dengan materi cabang
lain ( atletik, senam, renang), dengan alasan, banyak variasi, tidak menjenuhkan, dilakukan
secara kolektif serta banyak tantangan. Sehingga menurunnya semangat belajar siswa dalam
pelajaran PenjasOrkes terutama cabang permainan merupakan masalah yang perlu
dipertanyakan penyebabnya dan perlu cepat penanganan guna penyelesaiannya.

Motivasi belajar siswa akan sangat menentukan berhasil tidaknya tujuan dan target
proses pembelajaran yang dilakukan. Tujuan proses pembelajaran PenjasOrkes selain
mencapai derajad kebugaran tubuh juga adanya perubahan sikap dan perilaku siswa didik
menuju tingkat pemikiran yang lebih dewasa, dalam upaya pengembangan diri menuju
manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, trampil, cerdas, berprestasi dan bermoral.
AAHPER (1965) PenjasOrkes adalah suatu mata pelajaran yang memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk belajar gerak (psikomotor), seperti halnya mereka bergerak untuk belajar,
sehingga dalam belajar gerak (ketrampilan gerak) peserta didik mendapat kesempatan bahkan
diarahkan untuk belajar aspek-aspek yang lain misalnya bekerja sama, disiplin, kesehatan,
tenggang rasa, tanggung jawab dan pribadi yang mandiri.

Keberhasilan dalam pembelajaran PenjasOrkes diantaranya sangat dipengaruhi oleh


motivasi siswa didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu perlu
diupayakan terciptanya ”PAKEM” yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menarik.
Sebab dengan daya tarik khusus dalam proses pembelajaran secara langsung akan
membentuk karakter siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam mengikuti kegiatan
belajar, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah dicapai.

Pembelajaran renang adalah salah satu unsur penting dalam proses pencapaian tujuan
untuk meningkatkan potensi fisik dalam proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani. Namun
perlu diperhatikan bahwa sampai saat ini berdasarkan pengalaman mengajar para guru penjas
dalam proses pembelajaran renang masih banyak mengalami hambatan. Salah satu contoh
adalah pada siswa SMA Negeri 22 Surabaya, yaitu pada saat proses pembelajaran renang di
kolam renang UNESA tidak sampai setengah dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran
renang dengan baik. Hal ini ditandai dengan lebih dari separuh siswa kelas X hanya sekedar
berendam dan tidak mengikuti proses pembelajaran renang dengan alasan tidak bisa
berenang.

Ada satu ciri khas yang betul-betul bisa dirasakan dalam upaya meningkatkan minat
peserta didik mengikuti kegiatan PenjasOrkes cabang olahraga renang yakni kegiatan
permainan dengan sistem kompetisi. Dengan kegiatan bermain dalam air dengan sistem
kompetisi diharapkan dapat mampu meningkatkan minat siswa dalam mengikuti PBM
Penjas.Untuk itu perlu kiranya mencoba mengadopsi sekaligus menerapkan kegiatan bermain
dengan sistem kompetisi dalam sebuah proses pembelajaran Penjas Sub Materi Renang dapat
meningkatkan minat belajar PenjasOrkes cabang olahraga renang pada diri setiap siswa.

B. Rumusan Masalah

Menurunnya semangat belajar siswa mata pelajaran penjasorkes cabang olahraga


renang bisa terjadi dimanapun dan kapanpun,walaupun sebenarnya pembelajaran ini bisa
menjadi sangat menarik jika dikemas secara menarik pula. Jika terjadi seperti itu, maka perlu
penanganan cepat untuk mendapatkan jawabannya, sehingga minat belajar siswa bisa bangkit
dan bergairah kembali. Oleh karena itu permasalahan ini relevan diangkat agar prestasi
belajar siswa yang diharapkan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Penelitian
Tindakan Kelas ini akan menjawab “ Dapatkah Metode Pembelajaran Model Permainan
Meningkatkan Minat Belajar Renang Siswa SMA Negeri 22 Surabaya, Tahun Pelajaran
2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Meningkatkan kebugaran siswa melalui kegiatan pembelajaran cabang olahraga
renang.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran penjas sub materi
renang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Umum
Guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai metode pendekatan PAKEM melalui
varisasi kegiatan pembelajaran dengan pendekatan model permainan.

2. Manfaat Khusus
a. Guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran Penjasorkes sub materi renang
dengan minat yang tinggi dari siswa.
b. Dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Siswa dapat mengembangkan kemampuan ketrampilan cabang olahraga renang
melalui persaingan yang sportif baik antar siswa maupun antar kelompok.
d. Membentuk suasana belajar yang ”AMIN” (Aktif, Menarik, Inovatif Dan
Nyaman).
BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka
Pendidikan jasmani di sekolah menengah atas (SMA) merupakan lanjutan dari
sekolah yang sebelumnya seperti yang kita ketahui bahwa karekteristik siswa SMP dengan
SMA sudah berbeda satu tingkat lebih tinggi, jika siswa SMP masih pada pencarian jati diri
maka siswa SMA telah masuk pada pengembangan jati dirinya. Oleh sebab itu guru sangat
penting untuk mengetahui bagaimana karakteristik siswanya. Namun, bukan hanya karakter
siswa tetapi juga porsi yang harus diberikan secara tepat sehingga tidak membuat siswa
merasa kesulitan atau malah bahkan terlalu gampang.
Dalam proses pembelajaran gerak mata pelajaran penjas orkes, guru harus
mengajarkan berbagai gerak dasar dan ketrampilan gerak melalui aktivitas gerak siswa.
Aktivitas gerak yang dilakukan harus mendapat sentuhan didaktik-metodik sehingga aktivitas
gerak dapat diarahkan pada tujuan pembelajaran (Syarifudin, 1997).

Tujuan pembelajaran gerak dalam penjasorkes akan mudah dicapai jika guru bisa
dengan tepat melakukan pendekatan pengajaran dalam wujud strategi belajar mengajar yang
paling cocok dengan; 1) Keadaan siswa 2) Sarana prasarana yang tersedia 3) Kemampuan
guru (Setyo Budiwanto, 1990).

Dalam mengajar ketrampilan gerak mata pelajaran penjas orkes secara umum ada dua
metode mengajar yang bisa dikembangkan oleh guru yaitu metode demontrasi dan metode
drill. Metode Demontrasi adalah ; Metode yang dilakukan dengan cara memperlihatkan
kepada siswa tentang suatu proses atau langkah-langkah kerja yang harus dilakukan tentang
bahan pengajaran yang sedang dipelajari. Metode Drill adalah; Metode yang dilakukan
dengan memberikan penugasan kepada siswa berupa latihan secara berulang-ulang agar siswa
dapat menguasai bahan pelajaran dengan sempurna. Model pembelajaran ini akhirnya
mengalami perkembangan menjadi beberapa model diantaranya ; 1) Demontrasi 2)
Cakupan/Inklusi 3) Part and Whole/Bagian perbagian 4) Resiprocal/timbale Balik 5) Belajar
Tuntas 6) Diskaveri/Penemuan Tertuntun 7) Eksplorasi/Penggalian Terbatas (KTSP
Surabaya, 2007).
Metode apapun yang diterapkan oleh guru penjasorkes harus selalu mengacu pada
tujuan akhir dari proses pembelajaran yang akan diukur melalui kegiatan tes dan pengukuran
sebagai bahan evaluasi dari proses yang dilakukan. Ada tiga penentu yang akan
mempengaruhi hasil dari tahapan kegiatan pembelajaran motorik dalam penjas orkes; 1)
Kompleksitas materi yang dipelajari 2) Daya Dukung dalam bentuk sarana dan prasarana 3)
Intake berupa minat/motivasi dan kemampuan siswa serta guru (KTSP Surabaya, 2007).
Keberhasilan dalam pembelajaran gerak penjas orkes salah satunya ditentukan oleh
motivasi Instrinsik dan Eksintrik peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Motivasi Instrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri. Biasanya motivasi instrinsik
ini berkaitan dengan nilai kepuasan batin. Sedangkan Motivasi Eksintrik yaitu motivasi yang
berasal karena rangsangan dari luar (Uray Yohanes, 1990).

Motivasi pembelajaran gerak yang diberikan kepada sekelompok siswa didik akan
bisa tumbuh berkembang dengan baik jika dalam proses pembelajaran, siswa diberi
rangsangan untuk bisa bersaing secara positif dengan siswa dan kelompok lain (Mulyani,
1990). Suasana yang paling tepat dan cocok untuk mengembangkan model persaingan secara
positif ini adalah dengan Metode Kompetisi.

B. Hipotesa Tindakan

Jika Kegiatan pembelajaran PenjasOrkes Cabang olahraga renang dilakukan dengan


Metode Drill yang sudah dikombinasikan dengan aktivitas permainan dalam air sebelumnya,
maka minat siswa akan meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Tindakan Kelas adalah SMA N 22 Surabaya,
sedangkan obyek penelitiannya siswa kelas XII.

B. Rencana Tindakan
Rencana Tindakan yang dirumuskan dirancang dalam satu siklus. Adapun rincian
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Refleksi Awal
Kegiatan yang dilakukan dalam refleksi awal ini adalah mengumpulkan
data-data, dari MGMP tingkat sekolah tentang persoalan yang terjadi pada siswa
ketika mengikuti kegiatan pembelajaran PenjasOrkes khususnya cabang olahraga
renang.
Persoalan yang perlu mendapatkan tindakan, bahwa cabang olahraga renang dalam
PenjasOrkes selama ini dianggap merupakan materi yang menakutkan.
Bagaimanan agar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjas orkes
cabang olahraga renang mempunyai minat yang tinggi. Rencana Tindakan adalah
memberikan materi renang dengan Metode Drill yang dikombinasikan dengan aktivitas
air dalam bentuk permainan, sehingga diharapkan ada persaingan antar individu dan
antar kelompok. Dengan persaingan yang terjadi maka akan tumbuh motivasi pada diri
setiap siswa.

2. Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan yang dilakukan melibatkan kemampuan keterampilan dasar
berenang siswa yakni gerakan dasar tangan dan kaki pada renang gaya bebas.
a. Membagi siswa menjadi kelompok putra dan kelompok putrid
b. Kelompok putra dan putri pun kembali dibagi menjadi dua kelompok sama banyak.
c. Memberikan penjelasan tentang materi yang diberikan
d. Memberikan tugas/drill kepada siswa dalam kelompok masing-masing untuk
melakukan kegiatan seperti yang sudah dijelaskan oleh guru mulai dari tahap
yang paling mudah ketingkat yang sulit.
e. Melakukan kompetisi antar kelompok tentang materi dasar yang sudah di-
pelajari.
f. Menentukan kelompok menang dan kelompok kalah
g. Memberikan sangsi kepada kelompok kalah

Bahan yang dipersiapkan oleh guru untuk melakukan tindakan ini menyiapkan
perangkat pembelajaran, diantaranya ;
a. Penyusunan program tahunan dan program semester
b Melakukan pemetaan materi pembelajaran
c. Penyusunan silabus
d. Penyusunan RPP
e.Penyusunan LKS
f. Mengembangkan model penilaian
Tindakan kelas yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Latihan Pendahuluan/Pemanasan
Meliputi :
- Kejelasan informasi
- Pemberian tugas atau aba-aba
- Bentuk pengelolaan kelas dengan kejelasan formasi siswa dan posisi guru
- Tingkat aktivitas gerak siswa
- Pemanfaatan fasilitas sesuai dengan situasi pembelajaran
b. Latihan Inti A
Meliputi :
- Kejelasan penyejian informasi tentang tujuan pembelajaran
- Penyajian informasi bimbingan
- Pemberian contoh gerak yang dilakukan secara harmonis
- Kejelasan urutan penyajian materi
- Pemberian dorongan/penghargaan
- Pengelolaan kelas yang disesuaikan dengan intensitas gerak siswa
- Umpan balik
- Pemberian tugas
- Pembagian jumlah dan giliran siswa melakukan tugas gerak
- Pemberian bantuan verbal
- Pemberian bantuan fisikal
- Pemanfaatan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran
c. Latihan Inti B
Meliputi:
- Kejelasan informasi bimbingan
- Pemberian tugas-tugas
- Pemberian aba-aba
- Ketertiban
- Umpan balik
- Pemberian bantuan
- Giliran melakukan tugas gerak (kompetisi)
- Pemberian penghargaan
- Pengelolaan kelas
- Pemanfatan fasilitas
d. Latihan Penutup
Meliputi:
- Informasi yang berhubungan dengan proses belajar yang telah dilangsungkan
- Informasi yang berhubungan dengan keberhasilan siswa
- Pengelolaan kelas

3. Evaluasi/Refleksi
Kegiatan ini melibatkan guru peneliti, guru kolaborator dan siswa yang menjadi
sasaran tindakan kelas. Data yang bersifat kualitatif hasil dari pengamatan terhadap
sikap minat siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran, serta hasil wawancara
dengan siswa setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan komentar
kolabolator yang didiskripsikan untuk mendukung data kualitatif. Hasilnya
dimanfaatkan untuk bahan laporan penelitian tindakan kelas.

4. Hasil Penelitian / Refleksi Awal


Pembelajaran penjasorkes cabang olahraga renang selama ini merupakan kegiatan
pembelajaran yang menjadi momok bagi siswa, namun bukan merupakan hal yang tidak
mungkin materi ini menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan karena mendapatkan
sentuhan didaktik dan metodiknya yang dikemas secara menarik. agar kegiatan yang ada
didalamnya tidak mudah menjenuhkan sehingga minat siswa tetap tinggi, perlu sentuhan
khusus dalam memberikan materi pembelajaran renang. Ciri khas persaingan antar kelompok
serta individu sebagai ajang kompetisi sering dilupakan oleh guru, sehingga menyebabkan
turunnya minat siswa dalam melakukan setiap tugas yang diberikan oleh guru.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat adanya model
pembelajaran permainan kompetitif antar kelompok tingkatkan minat belajar siswa
dalam pembelajaran penjas sub materi renang dapat digunakan sebagai suatu alternatif
dalam pembelajaran pendidikan jasmani, karena pendekatan ini mempertimbangkan
tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.
Dengan melakukan model pembelajaran permaianan kompetitif, manfaat pada
guru pendidikan jasmani akan lebih mudah menyajikan materi pelajaran yang sulit
menjadi lebih mudah dan disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna dan apa
yang akan diberikan. Serta pada anak didik akan lebih banyak bergerak dalam
berbagai situasi dan melaksanakan pembelajaran penjas secara fun (menyenangkan).

B. Saran
Sebelum melakukan modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan, guru-guru Penjas harus mempunyai pengetahuan tentang apa saja yang
akan, harus, dan bisa dimodifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan.
Selain itu, guru-guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan harus tahu
pula alasan-alasan mengapa harus dilakukan modifikasi. Hal tersebut bertujuan agar
apa yang hendak kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Maksum, A, 2006, “ Metodologi Penelitian “. Surabaya , Fakultas Ilmu Keolahragaan,


Universitas Negeri Surabaya.

Iutan, Rusli, 1999, “ Strategi Belajar Mengajar Penjaskes “. Jakarta : Depdiknas.

Soepartono, 2000, “ Sarana dan Prasarana Olahraga “. Jakarta : Depdiknas.

Soeharto, Karti,2009, “ Program Pengenalan Lapangan “. Surabaya, UPT – P4, Universitas


Negeri Surabayahttp//www.dosctoc.com/docs/1994205/Konse-Dasar-Penjas-SMA
LAMPIRAN

You might also like