You are on page 1of 2

Dalam menganalisis wacana, Foucault memperkenalkan analisisnya

mengenai posisi-posisi subjek di dalam wacana, yang dinamakan teori Psikoanalitik.

Teori psikoanalitik poststrukturalis mempersoalkan kesatuan subjek; teori ini merasa

akan lebih berguna menganalisis subjek-dalam-proses (subject-in-process) atau subjek-

dalam-krisis (subject-in-crisis) yakni disintegrasi gagasan subjek yang menyatu

(Moi&Vice dalam Mills, 1997:45).

Psikoanalis menganggap bahwa di sini terkadang secara sengaja individu

mengadopsi peran subjek tertentu dan terkadang menemukan dirinya terjebak

dalam peran tertentu. Hal ini disebabkan oleh sejarah perkembangan masa lalunya

atau karena tindakan orang lain.

Menurut Foucault, tubuh menjadi “sasaran” kekuasaan regulatif wacana,

yang kemudian menjadikan mereka “subjek-subjek” bagi diri mereka dan orang lain.

Di sini yang menjadi perhatian Foucoult adalah subjektivitas yang terbentuk dalam

posisi-posisi subjek di dalam wacana.

Sang subjek yang berbicara (the speaking subject) bukanlah pencipta


atau pemilik sebuah pernyataan. Ia tergantung pada posisi-posisi
diskursif yang tersedia, posisi-posisi yang “bisa saja diisi oleh individu
mana pun; dan dalam hal ini, seorang individu juga bisa pada
gilirannya nanti, masih dalam satu rangkaian pernyataan yang sama,
menempati posisi-posisi yang berbeda sekaligus seolah-olah
memainkan peran beberapa subjek yang berbeda” (Foucoult
(1972:94) dalam Barker (2005:109)).

Foucoult menoleh pada pertanyaan-pertanyaan pada bagaimana subjek

“terdorong untuk memusatkan perhatian mereka pada dirinya sendiri, untuk

memahami, mengenali, dan menerima diri mereka sebagai subjek-subjek hasrat”

(Barker, 2005:110).

Dengan kata lain, Foucoult tertarik pada bagaimana seseorang menyadari

dirinya sebagai sebuah subjek bagi dirinya dalam keterlibatannya dengan praktik-

praktik pembentukan, pengenalan, dan refleksi diri.


Perhatian pada produksi diri sebagai praktik diskursif ini terpusat pada

pertanyaan tentang etika sebagai suatu langgam “perawatan diri” (“care fot the self”).

Bagi Foucoult, etika berkaitan dengan saran-saran praktis mengenai bagaimana

sebaiknya seseorang memperlakukan dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari

(Barker, 2005:110).

You might also like