You are on page 1of 6

Go!

 Home
 DOWNLOAD PERTANIAN
 DOWNLOAD PEST CONTROL
 DOWNLOAD PESTISIDA

Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit Pada Kedelai


September 23, 2008

Dalam penangkaran kedelai, gulma, hama dan penyakit tanaman kedelai berpotensi
menurunkan kuantitas dan kualitas hasil benih. Ketiga faktor pengganggu tersebut dan
cara penanggulangannya perlu diketahui oleh para penangkar benih kedelai.

Gulma pada Pertanaman Kedelai

Gulma adalah tanaman yang tidak dikehendaki yang tumbuh bersama tanaman kedelai
yang sedang diusahakan, serta sisa-sisa tanaman sebelum pelaksanaan penangkaran
benih. Tanaman-tanaman tersebut merupakan kompetitor atau pesaing dalam
pemanfaatan air, zat hara tanah, sinar matahari, dan ruang di sekitar tanaman kedelai,
bahkan berperan sebagai inang hama serta penyakit tertentu. Akumulasi dari tingkat
persaingan oleh gulma tersebut tampak nyata di lahan. Pada tempat-tempat yang telah
ditumbuhi gulma, tanaman kedelai tidak dapat tumbuh dengan baik. Menurut Soetikno S.
Sastroutomo (1990) penurunan hasil akibat kompetisi gulma pada pertanaman kedelai
dapat mencapai 10-50%.

Ragam dan pertumbuhan gulma di setiap lahan dipengaruhi oleh keadaan, milieu dan
perlakuan lahan. Gulma yang biasa tumbuh pada lahan pertanaman kedelai terdiri atas
lebih dari 56 macam, meliputi jenis rerumputan, teki-tekian, dan jenis gulma berdaun
lebar. Pada lahan dengan indeks pertanaman 300% atau tidak mengalami masa istirahat
lama, ragam dan jumlah gulma relatif sedikit. Sebaliknya, pada lahan yang mengalami
masa istirahat lama (bero), ragam dan jumlah gulma relatif banyak. Beberapa jenis gulma
yang dominan pada pertanaman kedelai antara lain adalah Amaranthus sp. (bayam),
Digitaria ciliaris (rumput jampang), Echinochloa colonum (rumput jejagoan), Eragrotis
enioloides (rumput bebekan), Cyperus kyllingia (rumput teki), Cyperus iria (rumput
jeking kunyit), Portulaka sp. (krokot), Ageratum conyzoides (wedusan), Molluge
penaphylla (daun mutiara), dan Mimosa pudica (puteri malu).

Pada prinsipnya, pengendalian gulma dapat dilakukan secara kultur teknis, mekanis,
biologis, dan khemis. Pengendalian gulma pada penangkaran benih kedelai ditekankan
pada perlakukan kultur teknis dan cara mekanis. Oleh karena itu, pengolahan tanah dan
perlakukan penyiangan tanaman serta roguing perlu dilakukan secara intensif.
Hama Tanaman Kedelai

Jenis hama yang biasa menyerang tanaman kedelai relatif banyak, baik yang berpotensi
merusak tanaman dalam katagori ringan hingga berat, mengakibatkan penurunan
produksi, dan bahkan mengakibatkan tanaman fuso (tidak menghasilkan).

I. Hama Perusak Bibit

a. Lalat Kacang

Lalat kacang merupakan hama penting pada tanaman kedelai. Hama ini dikenal dengan
nama Agromyza phaseoli, Ophiomya phaseoli, Melanagromyza phaseoli atau Beanfly.
Pada umumnya, lalat kacang menyerang tanaman kedelai muda yang berumur antara 4-
14 hari setelah tanam, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Tanaman inang
hama ini antara lain kacang hijau, kacang jogo, kacang aci, kacang tunggak, kacang hiris,
kadang bedog, orok-orok dan beberapa tumbuhan liar.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan lalat kacang adalah terdapatnya bintik-bintik
putih pada keping biji, daun pertama, atau daun kedua, yakni bekas tusukan alat peletak
telur. Gejala yang lain adalah terdapat liang berupa alur atau garis lengkung berwarna
coklat, bekas gerekan larva.

Alur gerekan larva dari keping biji ke pangkal akar berupa spiral. Serangan larva lalat
kacang menyebabkan tanaman kedelai layu, mengering, dan mati. Serangan pada
tanaman yang berumur lebih dari sepuluh hari mengakibatkan tanaman kerdil dan daun
berwarna kekuning-kuningan.

b. Penggerek Batang

sampai saat ini penggerek batang bukan merupakan hama penting pada tanaman kedelai.
Hama ini juga dikenal dengan nama Agromyza sojae, Melanogromyza sojae, stem fly dan
stem borer. Pada umumnya penggerek batang menyerang tanaman muda. Tanaman inang
hama ini antara lain kacang hiris, kacang uci, dan kacang hijau.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penggerek batang adalah terdapatnya bintik-
bintik putih pada daun tanaman muda, tempat imago meletakkan telurnya. Kerusakan
lebih lanjut berupa lubang gerekan oleh larva pada daun, tangkai daun, dan batang.
Kadang ranting yang digerek menjadi patah.

c. Penggerek Pucuk

Penggerek pucuk juga dikenal dengan nama Agromyza dolichostigma, Melanogromyza


dolichostigma dan shoot borer. Hama ini bukan merupakan hama yang penting,
menyerang kedelai yang berumur antara 4-8 minggu, dan selalu ditemukan di daerah
sentra kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain kacang tanah, kacang hijau dan
kacang tunggak.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penggerek pucuk adalah terdapatnya bekas
tusukan alat peletak telur pada permukaan daun bagian atas. Selanjutnya, terdapat lubang
gerekan larva pada daun, tulang daun, tangkai daun dan pucuk daun. Daun pucuk menjadi
layu, mengering, dan mati, kemudian terbentuk banyak cabang baru namun kurang
produktif.

Pengendalian hama perusak bibit dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Penanaman penangkaran benih kedelai secara serempak; sanitasi kebun, roguing tanaman
yang menunjukkan gejala sakit; dan penyemprotan dengan larutan insektisida, bila
intensitas serangan pada tanaman yang berumur kurang dari sepuluh hari mencapai 2%
atau lebih.

II Hama Perusak Daun

Beberapa jenis hama yang menyerang daun tanaman kedelai adalah sebagai berikut:

a. Kumbang Daun Kedelai

Kumbang daun kedelai dikenal dengan nama Phaedonia inclusa; wereng kedelai, dan
soybean leaf beetle. Hama ini merupakan hama penting pada pertanaman kedelai dan
terutama ditemukan di sentra produksi kedelai. Hama menyerang tanaman sejak tanaman
muncul diatas permukaan tanah hingga panen. Tanaman inang hama ini berupa tumbuhan
liar, antara lain Desmodium ovalivalium, D. Trifolium, D. Gyroides, dan Pueraria
phaseolides.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini terlihat pada pucuk tanaman, daun,
bunga dan polong. Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan kematian.
Serangann pada fase selanjutnya, mengakibatkan terganggunya pembentukan bunga,
pembentukan polong, dan pengisian biji sehingga menurunkan kuantitas dan kualitas biji
kedelai.

b. Ulat Grayak

Ulat grayak dikenal dengan nama Spodoptera litura, Prodenia litura dan Army Worm.
Hama ini dikenal polifag dan menyerang tanaman pada berbagai fase pertumbuhan.
Tanaman inang hama ini antara lain tembakau, kacang tanah, ketela rambat, cabai,
bawang merah, kacang hijau, jagung dan lain-lain.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat ini adalah daun tanaman habis (hanya
tersisa tulang daun), polong muda rusak, atau seluruh tanaman rusak. Gejala yang
nampak tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan intensitas serangan larva muda
serta larva dewasa.

c. Kumbang Tanah Kuning


Kumbang tanah kuning dikenal dengan nama Longitarsus suturellinus, Insect Feeding,
Flea Beetle, dan Kumbang Longitarsus. Hama ini juga merupakan hama penting pada
pertanaman kedelai dan menyerang tanaman sejak benih hingga pembentukan daun
terakhir. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hijau, kacang panjang dan kacang
tunggak.

Gejala kerusakan akibat serangan kumbang tanah kuning adalah terdapatnya lubang-
lubang kecil bekas gigitan serangga pada keping biji, daun muda, pucuk, atau cabang
tanaman.

d. Ulat Jengkal

Ulat jengkal juga dikenal dengan nama Plusia chalcites, Green Semilooper atau Uler
Kilen. Hama ini menyerang daun tanaman yang agak tua. Tanaman inang hama ini antara
lain kentang, tembakau, kacang hijau, dan tanaman kacang-kacangan lainnya.

Gejala kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun dari arah pinggir.
Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya tersisa tulang-tulang daun.

e. Ulat Penggulung Daun

Ulat penggulung daun dikenal dengan nama Lamprosema indicata atau leaf Roller
Insect. Serangga ini menyerang daun tanaman yang berumur 3-4 minggu setelah tanam.
Tanaman inang hama ini antara lain kacang hijau, kacang polo, kacang panjang, kacang
tanah dan tanaman penyubur tanah Clopogonium sp.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat penggulung daun adalah daun terlihat
menggulung dengan bagian atas merekat. Jika dibuka, pada bagian dalam terlihat bahwa
tulang daun telah dimakan ulat.

f. Ulat Pelipat Daun

Ulat pelipat daun juga dikenal dengan nama Stomopteryx subsecivella, Biloba
subsecivella atau Aproaerema nerteria. Tanaman inang hama ini adalah tanaman kacang
tanah, kacang hijau dan kacang tunggak.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah pinggiran helaian daun
merekat. Larva tinggal di daun yang merekat tersebut dan merusak jaringan sepanjang
tulang daun.

Pengendalian hama perusak daun dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
sebagai berikut:

1. Penanaman serentak sehingga periode vegetatif terjadi secara serempak


2. Pengolahan tanah secara baik untuk mematikan hama yang berada di dalam tanah
3. Pemusnahan kelompok telur yang ditemukan

4. Pengamatan dini untuk menentukan penanggulangan dengan insektisida

Batas ambang ekonomi penggunaan insektisida untuk menanggulangi ulat grayak, ulat
jengkal, ulat penggulung daun, ulat pelipat daun, dan kumbang tanah kuning adalah 58
ekor instar 1 atau 32 ekor instar 2 atau 17 ekor instar 3 per 12 tanaman. Batas ambang
ekonomi penggunaan insektisida untuk menanggulangi kumbang kedelai adalah adanya
intensitas serangan lebih dari 2 % pada umur tanaman 45 hari setelah tanam.

III. Hama Perusak Polong

Beberapa jenis hama yang sering ditemukan merusak polong tanaman kedelai adalah
sebagai berikut:

a. Penggerek Polong

Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E. Hobsoni, Pod Borer, atau
Lima Bean Borer. Hama ini merupakan hama utama pada kedelai, selain kumbang
kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain Crotalaria strata, orok-orok, kacang
tunggak, kacang krotok, dan Teprosia candida.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau
lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji.
Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang berwarna
coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal.

b. Kepik Polong

kepik polong juga dikenal dengan nama Riptortus linearis, Pod Sucking Bug, atau
penghisap polong. Tanaman inang hama ini antara lain Crotalaria, Tephrosia, Acacia
villasa, dadap, dan keluarga Solanaceae.

Serangan kepik polong pada polong muda menyebabkan biji kempis dan kadang-kadang
polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong menyebabkan biji
dan polong kempis, kemudian mengering. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji
menyebabkan biji busuk dan menghitam. Serangan terhadap polong tua menyebabkan
bintik hitam pada biji.

c. Kepik Hijau

kepik Hijau dikenal dengan nama Nezara viridula, Green Stink Bug, dan Lembing Hijau.
Hama ini merupakan salah satu hama utama pada tanaman kedelai dan bersifat polifag.
Tanaman inang hama ini antara lain padi, kacang hijau, tanaman kacang-kacangan, orok-
orok dan kentang.
Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji.
Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji
menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong
muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada
fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.

Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
pergiliran tanaman, penanaman serempak, dan pengamatan secara intensif sebelum
dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida akan
cukup efektif secara ekonomi jika intensitas serangan penggerek polong lebih dari 2 %
atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa
pada umut 45 hari setelah tanam.

IV. Hama Kutu

Hama kutu yang sering ditemukan menyerang pertanaman kedelai antara lain sebagai
berikut:

a. Kutu Kebul

Kutu kebul juga dikenal dengan nama Bemisia tabacci dan Whitefly. Hama ini berpotensi
menjadi hama utama pada tanaman kedelai. Tanaman inang ini antara lain tanaman jenis
Leguminosae, semak-semak (Desmodium), tanaman pakan ternak, dan tanaman kacang-
kacangan. Kutu kebul juga berperan sebagai pengantar virus mosaik kuning (Yellow
Mosaic Virus) yang merusak tanaman kedelai.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan kutu kebul adalah terdapatnya kutu-kutu
berwarna pucat sampai kuning kehijauan pada bagian bawah daun atau daun pucuk.
Kadang-kadang juga terdapat cendawan jelaga yang hidup dari ekskreta kutu yang berupa
embun madu. Serangan berat menyebabkan daun tanaman tampak terhambat
pertumbuhannya, mengerupuk, dan lebih kaku.

b. Kutu Aphis

Kutu aphis juga dikenal dengan nama Aphis sp., Aphid atau secara umum disebut kutu.
Kutu aphis menyerang daun muda pada berbagai jenis tanaman antara lain kacang-
kacangan, terutama pada akhir musim hujan dan musim panas. Serangan kutu aphis
terhadap daun tanaman muda menyebabkan daun menjadi kerdil dan lebih banyak polong
yang kurang berisi.

You might also like