Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan jumlah percabangannya, sel saraf atau yang biasa disebut neuron dibedakan menjadi:
Unipolar, dimana dari soma hanya memiliki satu cabang dendrit yang sekaligus berfungsi
sebagai akson.
Biasa diketemukan pada averteberata dan sel saraf sensoris. Pada jenis ini, tidak
diketemukan sel Schwaan.
Bipolar, dimana dari soma terdapat satu cabang dendrit dan satu cabang akson.
Biasa diketemukan pada indera manusia. Pada jenis ini, tidak diketemukan sel Schwaan.
Multipolar, dimana dari soma memiliki banyak cabang dendrit dan akson.
Banyak diketemukan di tubuh manusia.
Pseudounipolar, dimana dari soma awalnya hanya ada satu cabang, tapi kemudian cabang
dari soma itu bercabang lagi membentuk dendrit dan akson.
Pada ujung akson, terdapat sebuah terminal yang terhubung ke reseptor di badan neuron lain.
Hubungan ini dikenal dengan sebutan sinaps.
Diantara terminal dengan reseptor terdapat sebuah cairan yang membantu proses penyampaian
impuls, yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter terdiri atas berbagai campuran zat, antara
lain:
Glutamat Epinetrin
Aspartat Histamin
Serin Serotonin (SE,5-HT)
Glisin Dopamin (DA) Melatonin
Aminobutric Acid (GADA) Asetilkolin (ACH)
Norepinetrin Anandamine Oksida Nitrat
Noradrenalin
Seluruh tubuh neuron terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar yang bermuatan positif dengan
lapisan dalam yang bermuatan negatif.
Saat terjadi aliran impuls, muatan itu akan bertukar tempat. Fenomena ini dinamakan peristiwa
depolarisasi.
Sebaliknya, saat impuls sudah selesai diteruskan, muatan itu akan kembali menetralkan diri dan
kembali pada muatan awalnya. Peritiwa ini disebut polarisasi.
Tingkat IQ (Intelligence Quotient) seseorang ditentukan dari kecepatan proses polarisasi-
depolarisasi. Semakin cepat proses itu berlangsung, maka penyampaian impuls/pesan dari saraf ke
otak akan semakin cepat.
Mineral yang terlibat dalam proses polarisasi-depolarisasi adalah Kalium dan Natrium.
Cerebrum (Otak)
Otak manusia memiliki beberapa bagian, yaitu:
Otak besar, yang terdiri atas:
o Dahi (Cerebrum frontale)
o Ubun-ubun (Cerebrum parietale)
o Pelipis (Cerebrum temporale)
o Belakang (Cerebrum oxipetale)
Otak depan, yang terdiri atas:
o Talamus
o Hipotalamus
o Infundibulum
Otak tengah
Otak belakang
Otak manusia terdiri atas dua bagian menurut lokasi sel sarafnya, yaitu bagian yang berwarna putih
yang disebut sebagai substansi alba dan yang berwarna abu-abu yang disebut substani grisea.
Pada manusia, saat tidur, makaaliran saraf dari reseptor ke otak akan diputus (dinonaktifkan).
Sedangkan, selama tidur otak akan melakukan pembacaan-ulang akan segala input impuls yang
masuk kedalam otak. Hal inilah yang menyebabkan berbagai fenomena malam hari terjadi seperti
mimpi, berbicara/berjalan sembari tidur, dsb.
Tindakan itu dilakukan tanpa sadar karena tdak ada hubungan dengan reseptor. Otak, melalui apa
yang dibacanya, memberi perintah pada efektor untuk melakukan suatu aktifitas tanpa
sepengetahuan reseptor dan tanpa disadari oleh individu pelaku.
Sedangkan pembiusan adalah proses pembekuan sementara satu sel neuron, sehingga pesan/impuls
yang akan disampaikan dari reseptor tidak diterima oleh otak. Terlalu sering dibus dapat
menyebabkan kematian sel karena terus menerus dibekukan da tidak pernah beraktifitas atau
bekerja sebagaimana mestinya.
Otak dalam tengkorak manusia dilindungi oleh tiga lapisan tengkorak (Meninges).
Lapisan itu terdiri atas:
Dura Mater,terdiri atas dua lapisan yaitu periosteal layer dan meningeal layer.
Arachnoid
Pia Mater
Antar lapisan dibatasi suatu lapisan kosong berisi cairan yang disebut:
Subdural space, yaitu lapisan antara Dura Mater dengan Arachnoid
Subarachnoid space, yaitu lapisan antara Arachnoid dengan Pia Mater
Pada subarachnoid space terdapat pembuluh-pembuluh darah.
Bila terjadi pecah pembuluh darah di kepala, darah akan tertumpah ke lapisan ini dan tidak
masuk otak. Namun, neuron akan menjadi kekurangan asupan oksigen sehingga lambat laun
menjadi mati.
Otak terbagi menjadi dua bagian besar, dimana setiap bagian dibagi lagi menjadi tiga bagian kecil.
Bagian-bagian tersebut adalah:
Left Cerebral Hemisphere
o Frontale – Left Cerebral
o Parietal e– Left Cerebral
Otak berfungsi sebagai pusat utama koordinasi tubuh yang dilakukan secara sadar.
Koordinasi antara otak dengan tubuh terjadi secara bersilangan, dimana otak kiri mengendalikan
tubuh bagian kanan dan sebaliknya.
Antar belahan otak (kanan dengan kiri) terdapat jembatan yang disebut venol.
Pada venol terdapat cairan yang disebut Cerebrospinal yang kaya akan protein. Cairan ini berguna
untuk menghindari da meminimalisir dampak dari benturak pada kepala.
Otak depan, terbagi menjadi tiga dan memiliki fungsi masing-masing, yaitu:
Talamus, yang berfungsi sebagai koenktor antara neuron dengan bagian korteks otak.
Hipotalamus, yang berfungsi untuk merasakan perubahan suhu, emosi dan tekanan darah.
Infundibulum, adalah pangkal dari hipofisa yang berfungsi untuk sekresi hormon
Saraf pada otak dan tulang belakang terbagi menjadi dua berdasar tempatnya, yaitu:
Adapun fungsi spesifik keduabelas pasang saraf cranial (Cranial Nerve/CN) itu adalah:
Cranial Nerve Nama Fungsi
Identifikasi feromon (saraf ini biasanya tidak
CN 0 Nervus cranialis zero
dihitung dalan keduabelas pasang saraf cranial)
CN I Nervus olfaktorius Penciuman
CN II Nervus opticus Penglihatan, Interpretasi warna
CN III Nervus oculumotoris Pergerakan otot mata
CN IV Nervus troklearus Pergerakan otot mata
CN V Nervus trigeminalis Sentuhan di wajah
CN VI Nervus abducentis Pergerakan otot mata
CN VII Nervus faciale Pergerakan otot muka
CN VIII Nervus vestibucochlearis Pendengaran
CN IX Nervus glassopharyngeal Rasa dan pergerakan otot pharynx
Pergerakan oton pharynx, terutama
CN X Nervus vagus
pembentukan suara
CN XI Nervus accesoris Membantu kinerja Nervus vagus (CN X)
CN XII Nervus hypoglossale Rasa dan pergerakan otot lidah
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cranial_nerves)
Satu serabut saraf disebut plexus. Serabut-serabut saraf membentuk jaringan, yaitu:
Plexus cervicalis, yang mengontrol bagian leher, bahu dan diafragma
Plexus branchialis, yang mengontrol bagian alat gerak atas
Plexus lumbo sacralis, yang mengontrol bagian pinggul dan alat gerak bawah
Saraf Otonom
Saraf, selain saraf yang dikendalikan oleh otak dan sumsum tulang (yang disebut saraf
somatik/sadar), juga ada saraf tidak sadar (saraf otonom).
Saraf otonom ada dua jenis, yaitu:
Saraf simpatik
Saraf parasimpatik
Kedua jenis saraf otonom ini bekerja secara antagonis atau berlawanan.
Berikut adalah lokasi saraf otonom dan perannya:
Organ Saraf Simpatik Saraf Parasimpatik
Jantung Mempercepat denyut jantung Memperlambat denyut jantung
Pupil Memperlebar pupil mata Memperkecil pupil mata
Pencernaan (Usus) Memperlambat proses pencernaan Mempercepat proses pencernaan
Bronchus Memperkecil bronchus Memperlebar bronchus
Artery Memperkecil diameter pembuluh Memperlebar diameter pembuluh
Secara umum, penggunaan obat-obatan dan alkohol dapat menurunkan tingkat dopamin dalam
otak, yang menyebabkan kinerja otak dalam menerima impuls dari saraf lainnya berkurang atau
bahkan berhenti secara total. Adapun dopamin adalah salah satu zat penyusun neurotransmitter.
C. Sistem Indera
Mata
Organ mata terdiri atas beberapa organ, yaitu:
Kelopak mata
Pada bulu mata, terdapat kelenjar zeis, yang berguna untuk memelihara dan meminyaki bulu mata
sehingga tetap sehat.
Lidah
Lidah terdiri atas papilla yang berjenis tiga, yaitu:
Filiformis, yaitu papilla yang berbentuk seperti tabung. Terletak pada bagian depan lidah.
Fungiformis, yaitu papilla yang berbentuk seperti jamur. Terletak pada bagian samping lidah.
Circumvalata, yaitu papilla yang berbentuk seperti huruf V. Terletak pada bagian belakang
lidah.
Telinga
Telingan memiliki tiga bagian, yaitu:
Bagian luar brupa daun telinga dan lubang telinga
Bagian tengah berupa tiga tulang pendengaran dan selaput timpani serta saluran eustachius
Bagian dalam berupa tiga tingkap oval dan coclea
Tingkap oval berguna untuk mengatur keseimbangan tubuh (koordinasi) sedangkan cochela
berguna sebagai tempat pengolahan getaran suara menjadi impuls menjuju otak bagian
pendengaran.
Proses pendengaran sebenrnya sudah dimulai sejak dari daun telinga, namun yang akan dibahas
hanya yang pada bagian tengah dan dalam.
Di bagian telinga tngah, gelombang suara pertama-tama menggetarkan selaput timpani.
Getaran selaput timpani kemudian menggetarkan ketiga tulang pendengaran dimuali dari tulang
martil, lalu tulang landasan dan terakhir tulang sanggurdi.
Dari tulang sanggurdi getaran akan dialirkan ke coclea (rumah siput) dan disana akan menggetarkan
membran tektorial pada organoncorti di cochlea lapisan kedua.
Membran itu akan menyentuh ujung dari neuron pendengaran dan neuron itu akan menerjemahkan
kekuatan pukulan itu menjadi impuls yang dialrikan ke otak, yang menerjemahkannya kembali
sebagai bunyi tertentu yang akhirnya kita dengar.
Hidung
Pada hidung, saraf menempel pada bagian dalam hidung dan dendritnya menjulur sedikit kedalam
rongga hidung.
Dendrit itu diselubungi lapisan mukosa agar tidak terinfeksi akibat bergesekan dengan udara.
Partikel aroma/bau yang terdapat pada udara akan menembus mukosa dan diterima sebagai
rangsangan oleh dendrit, yang akan mengirim impuls ke otak.
Bila orang terkena flu tidak bisa mencium aroma dengan baik karena terjadi penebalan lapisan
mukosa sehingga partikel aroma tersebut sulit menembus dan akan membutuhkan waktu yag lama
unuk mencapai dendrit.
Kulit
Pada kulit ada berbagai ujung saraf yang akan meraasan rangsangan yang berbeda, antara lain:
Meisner, merasakan sentuhan
Ruffini, merasakan panas
Krausse, merasakan dingin
Paccini, merasakan tekanan
Tanpa selaput, merasakan sakit
E. Sistem Hormon
Hormon memiliki wujud berupa cairan yang diangkut dalam plasma darah.
Hormon disusun oleh protein dan memiliku beragam fungsi, yaitu:
Merangsang sel ata kelenjar tertentu untuk bekerja
Merangsang terjadinya proses tertentu
Merangsang kelenjar penghasil hormon lainnya untuk mengsekresikan hormonnya.