You are on page 1of 9

1.

Pada percobaan Joule (Joule's experiment) terjadi perubahan energi dari energi
mekanik (biasa disebut energi potensial) menjadi panas.

Kalorimeter merupaka suaatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Adapun kalor merupakan energi yang
berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Hukum pertama termodinamika
menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah
kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan kesistem.

Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi sesuai
dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan
energi tidak dapat dimusnahkan. Pada percobaan ini kita tidak membuat energi kalor /
panas melainkan kita hanya merubah energi listrik menjadi energi kalor / panas.

Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan
kawat penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam
kawat penghantar (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan bertumbukan dengan
atom logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan
kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh
pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi
yaitu energi kalor / panas.

Berdasarkan data hasil praktikum diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan
listrik dan arus listrik pada suatu bahan maka tara panas listrik yang dimiliki oleh bahan
itu semakin kecil. Dalam data hasih praktikum seolah terlihat bahwa pengukuran dengan
menggunakan arus kecil menghasilkan nilai yang kecil. Hal ini merupakan suatu
anggapan yang salah karena dalam pengukuran pertama ini perubahan suhu yang
digunakan sangatlah kecil berbeda dengan data yang menggunakan arus besar. Tapi jika
perubahan suhu itu sama besarnya maka yang berarus kecil yang mempunyai tara panas
listrik yang besar.

BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuki mengetahui besar energi yang
dibebaskan pada suatu sistem. Pada kalorimeter terdapat energi disipasi. Energi disipasi
dapat berarti energi yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti berubah menjadi
energi lain yang tidak menjadi tujuan suatu sistem (dalam percobaan, energi listrik
berubah menjadi energi kalor) . Timbulnya energi disipasi secara alamiah nggak dapat
dihindari

5.2.Saran

Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang akurat, sebaiknya mahasiswa lebih


teliti dalam mengamati termometer, amperemeter dan voltmeter . Selian itu juga
mahasiswa sebaiknya menggunakan alat penunjang praktikum yang kondisinya masih
baik dan menyusunnya dengan benar sesuai modul dan arahan dari asisten.

.1. Latar Belakang

Hukum kekekalan energi menyatakan energi didak dapat dimusnahkan dan dapat
diciptakan melainkan hanya dapt diubah dari satu bentuk kebentuk lain.di alam ini
bnayak terdapat energi seperti energi listri,energi kalor,energi bunyi,namum energi kalor
hanya dapat dirasakan seperti panas matahari Dalam kehidpan sehari-hari kita sering
melihat alat-alat pemanas yang menggunakan energi listrik seperti teko pemanas,
penanak nasi, kompor listrik ataupun pemanas ruangan. Pada dasarnya alat-alat tersebut
memiliki cara kerja yang sama yaitu merubah energi listrik yang mengalir pada kumparan
kawat menjadi energi kalor/panas. Sama halnya dengan kalorimeter yaitu alat ayang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan utama dari dilaksanakannya praktikum ini adalah mahasiswa
dapat memahami sistem kerja kalorimeter dan arti fisis tara panas listrik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kalorimeter

Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan


dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain disebut kalor. (Syukri S, 1999).

Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi
kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor
reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter
berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke
dalam kalorimeter. (Petrucci,1987).

Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada air
dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri (Petrucci,1987). Dalam proses ini
berlaku azas Black yaitu:
q lepas = q terima

q air panas = q air dingin + q kalorimeter

m1 c (Tp – Tc) = m2 c (Tc – Td) + C(Tc – Td)

keterangan:

m1 = massa air panas m2 = massa air dingin

c = kalor jenis air C = kapasitas kalorimeter

Tp = suhu air panas Tc = suhu air campuran

Td = suhu air dingin

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam
reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan (Keenan, 1980).

Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu


proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor
yang dipindahkan kesistem (Petrucci, 1987)

Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak
spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangakan
reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.

Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari kristal sempurna


murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak
menunjukkan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika
suhu ditingkatkan sedikit diatas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu
mempunyai nilai positif (Petrucci, 1987)
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan massa zat (m), kalor jenis zat (c) dan
perubahan suhu (∆T), yang dinyatakan dengan persamaan berikut

q = m . c . ∆T (Petrucci, 1987).

Keterangan :

q = jumlah kalor (Joule)

m = massa zat (gram)

Δt = perubahan suhu takhir - tawal)

c = kalor jenis

Kalorimetri

Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari


reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan calorimeter. Kata
kalorimetri berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas.

Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada


makhluk hidup yang memproduksi karbondioksida dan buangan nitrogen (ammonia,
untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavosier
(1780) mengatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen
dengan menggunakan regresi acak. Hal itu membenarkan teori energi dinamik.
Pengeluaran panas oleh makhluk hidup juga dapat dihitung oleh perhitungan kalorimetri
langsung (direct calorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter
untuk dilakukan pengukuran.

Jika benda atau system diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan.
Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu
tempat ke tempat lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur
perubahan suhu tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung
perpindahan panas.

Kalorimetri adalah pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk selama


proses kimia. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi yang
dikeluarkan. Berikut adalah gambar calorimeter yang kompleks dan yang sederhana.
Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika energi
dari reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur
jumlah panas yang ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari
makanan dengan membakar makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang
meningkat dalam suhu kalorimeter.

Bahan yang masuk kedalam kalorimetri digambarkan sebagai volume air, sumber
panas yang dicirikan sebagai massa air dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan
panas spesifik. Keseimbangan panas diasumsikan setelah percobaan perubahan suhu
digunakan untuk menghitung energi tercapai.

Kapasitas Panas dan Panas Spesifik

Sifat-sifat air yang memberikan definisi asal dari kalori adalah banyaknya
perubahan temperatur yang dialami air waktu mengambil atau melepaskan sejumlah
panas. Istilah umum untuk sifat ini disebut kapasitas panas yang didefinisikan sebagai
jumlah panas yang diperlukan untuk mengubah temperatur suatu benda sebesar 10C.
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya tergantung dari
besar sampel. Misalnya untuk menaikkan suhu 1 g air sebesar 10C diperlukan 4,18 J (1
kal), tapi untuk menaikkan suhu 100 g air sebesar 10C diperlukan energi 100 kali lebih
banyak yaitu 418 J. Sehingga 1 g sampel mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 J/0C
sedangkan 100 g sampel 418J/0C.

Sifat intensif berhubungan dengan kapasitas panas adalah kalor jenis (panas
spesifik) yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1 g zat sebesar 10C. Untuk air, panas spesifiknya adalah 4,18 Jg-1C-1. Kebanyakan zat
mempunyai panas spesifik yang lebih kecil dari air. Misalnya besi, panas spesifiknya
hanya 0,452 J g-1 0C-1. Berarti lebih sedikit panas diperlukan untuk memanaskan besi 1 g
sebesar 10C daripada air atau juga dapat diartikan bahwa jumlah panas yang akan
menaikkan suhu 1 g besi lebih besar dari pada menaikkan suhu 1 g air.

Besarnya panas spesifik untuk air disebabkan karena adanya sedikit pengaruh dari
laut terhadap cuaca. Pada musim dingin air laut lebih lambat menjadi dingin dari daratan
sehingga udara yang bergerak dari laut ke darat lebih panas daripada udara dari darat ke
laut. Demikian juga dalam musim panas, air laut lebih lambat menjadi panas daripada
daratan.

BAB III

METODA PRAKTIKUM

2.1.Alat dan Bahan

Sebuah kalorimeter dilengkapi dengan kumparan pemanas dan pengaduk.

Termometer

Sebuah voltmeter
Sebuah amperemeter

Sebuah gelas ukur

Sebuah Stopwatch

5 kabel penghubung

2.2.Prosedur Praktikum

1. Dengan menggunakan gelas ukur yang tersedia, isilah kalorimeter dengan air suling
sebanyak 50 mlL.

2. Timbang massa air suling.

3. Susunlah alat-alat percobaan seperti pada gambar. Sebelum sumber tegangan


diaktifkan , periksalah pada asisten.

4. Hubungkan arus dalam waktu yang singkat dan atur arusnya sebesar 0,3 A,
kemudian sumber tegangan DC dimatikan lagi.

5. Aduklah air dan catat suhu sebagai suhu awal T1.

6.Alirkan kembali arus listrik (sumber tegangan DC diaktifkan). Catat tegangan yang
terukur pada voltmeter.

7. Catatlah suhu pada saat 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit dan 15 menit. Isikan
sebagai suhu akhir T2. Setelah 15 menit, matikan sumber tegangan DC.

8. Gantilah air didalam kalorimeter dan ulangi percobaan diatas dengan besar arus
yang mengalir 0,5 A. Isikan pada data tabel yang tersedia.
9. Hitunglah tara panas listrik untuk mesing-masing percobaan dan hitung rata-
ratanya.

10. Hitunglah hambatan dan daya listrik kumparan.

11. Hitung ketelitian percobaan anda dengan literatur (1 kalori=4,2 Joule).

12. Berikanlah kesimpulan berkaitan dengan praktikum ini.

4. Tara artinya adalah kesetaraan. Kalor artinya energi dalam bentuk panas. Arti
keseluruhan dari Tara Kalor Mekanik adalah kesetaraan Energi Mekanik dengan Energi
dalam bentu panas (Kalor)
Satuan Energi bisa dibedakan berdasarkan jenis energinya, misalnya Joule (mekanik),
kWh (listrik), kalori (panas). Jadi Tara Kalor Mekanik adalah kesetaraan antara satuan
Energi Mekanik dengan Energi panas (kalor), yaitu

1 joule = 0,24 kalori, atau 1 kalori = 4,2 joule

Tara kalor mekanik adalah kesetaraan


satuan joule dengan kalori yang besarnya:
1 kalori = 4186 joule

TARA KALOR LISTRIK

Tara kalor listrik adalah perbandingan antara energi listrik yang diberikan terhadap panas
yang di hasilkan

J = W/H [Joule/kalori]

You might also like