You are on page 1of 16

PR INTERNASIONAL

POTENSI MUSEUM KARST SEBAGAI SARANA

PROMOSI WISATA INTERNASIONAL

Disusun oleh :

VIONA ARLIASARI / 153070012


WILUJENG KURNIARI / 153070040

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”
YOGYAKARTA
2009
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah
Allah SWT, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “POTENSI GOA TEMBUS
SEBAGAI SARANA PROMOSI WISATA INTERNASIONAL”, suatu asset Negara
yang berpotensi mampu memperkenalkan Indonesia ke kancah internasional dan salah
satu sarana untuk menambah devisa Negara.

Makalah ini dibuat dalam rangka mengenal lebih jauh tentang wisata Goa Tembus
yang terdapat di Gebangharjo, Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Dan
juga untuk sarana promosi wisata di dunia internasional. Rasa terima kasih penulis
persembahkan kepada kedua orang tua aku yang senanitasa memberikan dukungan dan
doanya untuk aku yang tidak pernah putus, keluarga yang memberikan motivasi, dosen
dan guru-guru yang memberikan ilmu dan pengetahuannya serta teman-teman yang telah
membantu.

Makalah ini sangat jauh dari sempurna, maka dari itu penulis selalu
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Demikian semoga bermanfaat

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wonogiri, boleh jadi salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki segudang
keindahan alam yang belum tergali. Salah satu potensi alam luar biasa yang dimiliki
kabupaten yang lebih terkenal dengan gapleknya itu adalah kawasan pegunungan
kapur yang terbentang di daerah selatan.

Beberapa waktu lalu, Pemkab Wonogiri mulai mengemasnya sebagai obyek


wisata, yang diberi nama Kawasan Museum Karst Dunia. Memasuki kawasan di
Dusun Mudal, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, di sisi kiri dan kanan
jalan bisa ditemui tanaman palem yang membuat asri jalan masuk ke Museum.
Semakin jauh menelusuri jalan masuk ke Museum Karst, terpampanglah spanduk
besar bertuliskan ucapan selamat datang di Museum Karst Dunia. Suasana dan
atmosfer yang berbeda baru bisa dirasakan setelah memasuki areal di sekitar Gua
Tembus, yang menjadi salah satu daya tarik kawasan ini.

Gua ini indah, dihiasi stalaktit dan stalagmit. Di beberapa rongga di dinding gua
terlihat cahaya temaram yang makin menambah eksotisme gua. Wilayah ini terdiri
atas tujuh gua yang terdiri atas Gua Tembus, Gua Mrico, Gua Sodong, Gua Sapen,
Gua Bunder Potro, Gua Gilap dan Gua Sonyaruri. Masing-masing gua, diberi nama
sesuai dengan harapan dan laku spiritual para pengunjung gua di masa lalu.
Dahulu, gua-gua di kawasan ini digunakan untuk kepentingan tirakat. Kini, meski
mulai dikomersialkan, pada waktu-waktu tertentu masih ada saja pengunjung yang
menjalankan laku spiritual di tempat itu.
Dari uraian di atas, wisata Goa Tembus di Museum Karst sangat cocok untuk
sarana promosi ke dunia internasional dalam rangka memperkenalkan wisata-wisata
dan kekayaan yang dimiliki Indonesia untuk menambah pendapatan devisa Negara.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam makalah ini adalah :

1) Mengetahui pontensi Goa Tembus untuk sarana promosi wisata internasional

2) Mengetahui Negara mana saja yang menjadi target promosi berikut alasannya ?

B. Manfaat Penelitian

Dalam penulisan makalah ini ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari
penjelasan dalam makalah ini, dalam hal ini manfaat penelitian dari penulisan
makalah ini terbagi dua yaitu Manfaat untuk penulis itu sendiri manfaat dari yang
mambaca. Manfaat untuk penulis adalah untuk mengetahui dan mendalami sejauh
mana kemampuan Goa Tembus untuk sarana promosi ke dunia internasional.
Sedangkan manfaat dari pembaca adalah untuk mendapatkan informasi, berbagai
pengetahuan dan juga mengetahui alasan kenapa Goa Tembus dapat dijadikan sarana
promosi dan Negara mana saja yang manjadi target promosi.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat penulis rumuskan permasalahan


yang diangkat dalam makalah ini yaitu “Mengapa Goa Tembus dapat dijadikan
sarana promosi wisata internasional dan Negara mana saja yang cocok untuk target
promosi”.
BAB II

ISI

A. Sekilas Tentang Goa Tembus

Museum Karst Dunia terletak di Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro,


atau 38 km arah selatan Kota Wonogiri. Museum ini dibangun dengan tujuan
menyediakan informasi tentang kawasan karst kepada semua pihak untuk kepentingan
ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata yang bersifat edukatif, konservasi dan
pemberdayaan masyarakat.

Kawasan karst di Kabupaten Wonogiri merupakan bagian dari kawasan karst


pegunungan seribu (Gunung Sewu) yang meliputi Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten
Wonogiri dan Kabupaten Pacitan. Museum Karst dikelilingi oleh beberapa situs Goa dan
Luweng antara lain Goa Tembus, Goa Sodong, Goa Potro Bunder, Luweng Sapen, Goa
Gilap, Goa Mrica, Goa Sonya Ruri.

Luas kawasan kars sekitar 18,6% dari luas wilayah kabupaten Wonogiri.Bentang
alam karst di wilayah kabupaten Wonogiri disusun oleh aneka bangun asal-pelarutan
yang melibatkan batu gamping. Gejala pelarutan atau yang lebih dikenal dengan
karstifikasi itu berkembang di permukaan(eksokarst) dan di bawah
permukaan(endokarst).

Di kawasan karst dapat ditemukan adanya karren,bukit-bukit kerucut,sinusoida,


pematang, pepino, doplina,uvala, polje, telaga,lembah kering sungai Bengawan Solo
purba,ponora,gua dan lain sebagainya. Karren atau lapis bangun pelarutannya ada yang
berongga,berlubang,beralur,bersaluran,dan sebagainya.

Sedangkan bukit-bukit terpisah berbangun kerucut atau mempunyai permukaan


melengkung (sinuosida)yang letaknya saling berdekatan. Masing-masing indivisdu bukit
diselangi oleh lekuk topografi atau dataran yang saling bersambungan.Proses karstifikasi
selama ruang dan waktu geologi ,selanjutnya akan membentuk hamparan ribuan bukit
kerucut(conical hills), yang menjadi ciri utama dari karst wilayah gunung sewu.

Bentuk lahan utama menurut genetik, yaitu bentuk lahan asal struktural, vulkanik,
denudasional, fluvial, marin, solutional, eolian, dan organik. Bentuk lahan solutional atau
topografi karst meliputi kubah karst, perbukitan karst, perbukitan sisa karst, uvala, ledok
karst dan dolina. Dolina adalah lekuk topografi yang terrletak di antara bukit batu
gamping,dengan bangunannya yang membundar atau lonjong. Lekuk dolina umumnya
tertutup dan mempunyai garis tengah mulai beberapa meter hingga lebih ddari 30 meter.
Setempat lekuk tertutup itu dibatasi oleh dinding batu gamping yang terjal,setinggi
belasan meter.

Sampai sekarang ada sekitar 15 peraturan perundang-undangan yang terkait


pengembangan kawasan karst,mulai UU No.11/1967 tentang ketentuan-ketentuan yang
pokok pertambangan hingga keputusan Menteri Energi dan Sumber daya Mineral
No.1456/2000 tentang pedoman tata cara klarifikasi kawasan karst.

Wilayah ini terdiri atas tujuh gua yang terdiri atas gua Tembus, gua Mrico, gua
Sodong, gua Sapen, gua Bunder Potro, gua Gilap dan gua Sonyaruri. Masing-masing gua,
diberi nama sesuai dengan harapan dan laku spiritual para pengunjung gua di masa
lalu.Kami mengunjungi gua Gilap, gua Tembus, gua Sodong, gua Mrico.

Gua Gilap terletak kurang lebih 300 meter dari arah jalan raya,berada lereng bukit bagian
bagian bawah.Saat akan menuju ke gua ini,kami melihat daerah ini digunakan sebagai
tempat pembuangan sampah.Fenomena ini kurang sedap dipandang.Seharusnya,daerah
wisata ini bebas dari serakan-serakan sampah dan baunya yang menyengat sehingga
mengurangi keindahan alam.Gua yang juga terletak stalagtit.Selain itu,siluet gua Gilap
berlawanan dengan arah penyinaran matahari.Stalagtit yang membelok ke arah matahari
karena lubangnya tertutup oleh endapan-endapan mineral sehingga memnbentuk lubang
baru ke arah timur.Bagi penelusur gua ini,dapat mengetahui keadaan waktu siang atau
malam hari dengan menggunakan jam alami.Jam ini terjadi karena adanya pergantian
penghuni gua yaitu burung sriti dengan kelelawar.Bila waktu siang,penghuni guanya
adalah kelelawar,dan jika burung sriti masuk ke gua,kelelawar ke luar itu berarti waktu
mulai malam.

Gua tembus adalah salah satu gua yang telah dicanangkan oleh presiden Susilo
Bambang Yudhoyono,6 Desember 2004 lalu. Gua ini indah, dihiasi stalaktit dan
stalagmit. Di beberapa rongga di dinding gua terlihat cahaya temaram yang makin
menambah eksotisme gua..Dalam memasuki gua ini,kami melihat adanya peraturan-
peraturan yang dipasang di dinding gua. Salah satunya adalah kita tidak boleh membuang
sampah di sana.Yang menjadi alas atau lantainya adalah pasir yang berasal dari Nampu.

Lokasi obyek wisata yang selanjutnya adalah gua sodong.Keunikan gua sodong
dibanding gua yang lainnya adalah atapnya yang sedikit basah.Gua ini merupakan hasil
pelarutan dari batuan kapur dan suasana yang terlihat di dalamnya gelap tanpa adanya
penerangan.Di sini juga dapat ditemukan sumber air yang digunakan penduduk sekitar
untuk mencuci dan mandi.

Gua Mrica bentuknya kecil,sedikit bulat seperti merica dan ditemukan vegetasi tumbuhan
awar-awar.Pada gua ini jalannya buntu dan ditemukan adanya bekas stalagtit yang
terpotong.Materi penyusun gua ini adalah kristal kalsit.

Di sekitar gua tersebut digunakan sebagai museum karst dunia yang sedianya akan
diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Namun,sampai sekarang belum
terlaksana dan pembangunnya akan dimulai dalam waktu dekat ini.
B. Sarana Promosi Wisata Internasional

Walaupun krisis keuangan global mulai memberi dampak negatif, namun


perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 6 % pada tahun 2008. Sektor
pariwisata tetap mampu memberikan sumbangan signifikan pada perekonomian
nasional. Oleh karena itu, sektor ini tetap menjadi prioritas dalam pembangunan
nasional Indonesia pada tahun 2009. Selama beberapa dekade Indonesia berperan
sebagai “Jewel of the South East Asia” dan telah menjadi daya tarik pengunjung dari
berbagai belahan dunia dengan keanekaragaman hayati serta kekayaan budaya dan
historis yang dimiliki. Untuk itu pemerintah telah berusaha meningkatkan fasilitas
publik serta keamanan dengan mengedepankan prinsip “serve and protect your
guests as if the are your own family.”

Direktur Promosi Pariwisata Internasional, I Gde Pitana memaparkan capaian


target “Visit Indonesia 2008” dan strategi sektor kepariwisataan Indonesia 2009
dalam situasi krisis keuangan internasional. Visit Indonesia 2008 telah dikunjungi
oleh 6,4 juta wisatawan asing dan 223 juta wisatawan domestik. Pada tahun 2009,
ASEAN menjadi target utama pemasaran pariwisata Indonesia. Kebijakan itu
didasarkan pada potensi nyata wisatawan ASEAN, jumlah kunjungan wisatawan
ASEAN ke Indonesia pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing 2,3 juta dan 2,5 juta
orang. Kecenderungan kunjungan wisatawan ASEAN ke negara-negara anggotanya,
serta adanya kemudahan akses dan kesesuaian produk. Jumlah kunjungan wisatawan
ASEAN pada tahun 2008 menempati urutan pertama, disusul oleh Australia, Cina,
Taiwan, Amerika Serikat, Inggris dan Jerman. Pada 2009 Indonesia akan
memfokuskan pada sektor maritim dan MICE.

Target pasar menggaet wisatawan mancanegara sangat relevan dengan


karakteristik Wonogiri sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah, terutama dalam
hal aksesibilitasi dari negara asal, point to point yang berdekatan, kemiripan terhadap
selera kesenian, kemiripan budaya dan kebiasaan hidup masyarakat.

Geliat, gairah dan dinamika kepariwisataan Wonogiri khususnya Goa Tembus


yang terdapat di Pracimantoro sepantasnyalah dijaga konsistensinya dan semakin
dimajukan. Fenomena Museum Karst Dunia telah menunjukkan, antuasiasme
terhadap kepariwisataan di daerah.

Dari segi kepariwisataan, corak masyarakat dan keunggulan kawasan Kasrt


Dunia Goa Tembus, merupakan kekuatan tersendiri bagi Kabupaten Wonogiri untuk
mempercepat pembangunan kepariwisataan.

Dengan peningkatan pariwisata, industri (manufaktur) yang selama ini massif


di Sidoarjo tentu membutuhkan pemetaan dan kebijakan khusus. Manufaktur dan jasa
(pariwisata) merupakan dua karakteristik yang berbeda.

Target pasar menggaet wisatawan mancanegara sangat relevan dengan


karakteristik Goa Tembus, terutama dalam hal aksesibilitasi dari negara asal, point to
point yang berdekatan, kemiripan terhadap selera kesenian, kemiripan budaya dan
kebiasaan hidup masyarakat. Karena itu, butuh terobosan-terobosan marketing
dalam jangka waktu pendek dan menengah.

Pertama, pemerkuatan promosi. Untuk sekadar membuktikan minimnya


kampanye wisata Wonogiri, di internet (online campaign), brand wisata Wonogiri
kurang atau bahkan tidak ada yang menonjol dan atraktif. Kesepaduan promosi tidak
semata-mata menjadi beban pemerintah, tetapi juga perlu mendapatkan dukungan
swasta. Disamping itu, offline campaign juga tetap penting. Kelemahan material
promosi wisata seperti kualitas bahan, bahasa dan desain, selayaknya dapat dihindari
dengan menghadirkan material promosi yang atraktif dan memenuhi cita rasa
masyarakat internasional.

Kedua, hal yang teramat penting dan mendesak bagi Goa Tembus adalah
rebranding. Dengan pemetaan sumber yang ada, baik itu karakteristik masyarakat
(religius, pesisir, dinamis, terbuka,) sendi-sendi perekonomian, letak geografis, dan
poin-poin penting lainnya, dikemas menjadi satu tagline yang representatif, elegan,
mudah diingat, dan lagi-lagi, berperspektif global. Rebranding dan penciptaan city
branding merupakan dimensi yang tak terelakkan lagi bagi setiap daerah atau negara
yang memantapkan diri sebagai destinasi wisata internasional.

Ketiga, pembentukan tourism board karena semakin penting dan relevan bagi
setiap daerah untuk melakukan percepatan pembangunan kepariwisataan. Unsur-
unsur terkait pariwisata, masing-masing diwakili keanggotaannya dalam tourism
board ini. Karena itu, tourism board dan city branding merupakan hal yang tak
terpisahkan.

Keempat, pemerkuatan Sapta Pesona Wisata. Masyarakat sebagai unsur


penting di kepariwisataan tidak dapat ditinggalkan, alias tidak dilibatkan.
Implementasi nilai-nilai Sapta Pesona Wisata yang terdiri dari keamanan, kebersihan,
ketertiban, kesejukan, keindahan, keramahtamahan, serta memberikan kenangan yang
mengesankan pada wisatawan yang menjadi inti pembangunan kepariwisataan di
ranah faktor manusia, merupakan kunci pemerkuatan pariwisata di Goa Tembus.

C. Metode Promosi Wisata Goa Tembus

Menetapkan Tujuan Promosi Yang Terintegrasi

Promosi tempat wisata Goa Tembus merupakan kegiatan dari para pelaku
ekonomi di lokalitas perekonomian tertentu yang memiliki potensi tempat wisata
yang menarik. Nah.. potensi tersebut dapat berupa keindahan alam yang menonjol,
kekayaan budaya yang unik, situs tempat yang bersejarah, even pesta budaya dan
keagamaan, serta potensi pusat-pusat kegiatan ekonomi, perdagangan dan investasi
yang unik tidak dimiliki oleh lokalitas alternatif lainnya.

Tujuan kegiatan promosi wisata Goa Tembus ini harus dirumuskan dengan jelas
dalam rencana atau cetak biru pengembangan perekonomian daerah, sehingga akan
menjadi barometer untuk pelaksanaan program promosi itu sendiri, sekaligus sebagai
rujukan untuk kegiatan-kegiatan uang terkait.

Tujuan promosi wisata Goa Tembus dapat dikategorikan ke dalam beberapa tujuan
berikut ini:

a) Mempromosikan lokalitas wisata Goa Tembus sebagai tujuan wisata yang


menarik dan menguntungkan wisatawan
b) Meningkatkan dan memantapkan citra wisata Goa Tembus di pasar domestik dan
internasional
c) Menyebarkan pengetahuan tentang produk-produk wisata yang telah
dikembangkan di Goa Tembus.
d) Membangun dan membina komunikasi yang efektif dengan media dan pers
internasional.

Tujuan promosi wisata Goa Tembus tersebut hendaknya dipilih beberapa saja agar
dapat terselenggarakan dengan baik, mengingat keterbatasan anggaran daerah yang
dimiliki.

Membangun Strategi Promosi

Strategi promosi merupakan siasat atau inisiatif kegiatan stratejik yang akan
dilakukan untuk merealisasikan tujuan promosi wisata yang telah ditetapkan.
Didalamnya terkandung makna wawasan rencana kegiatan yang akan
diselenggarakan dalam jangka menengah, yaitu dalam satu sampai dengan tiga tahun
ke depan. Dalam hal ini sebaiknnya dihindari penyusunan inisiatif yang
pelaksanaannya baru dapat direalisasikan dalam jangka panjang.

Untuk tujuan mempromosikan daerah tujuan wisata Goa Tembus maka secara umum
terdapat beberapa strategi utama yang dapat dijalankan oleh Pemerintah Daerah
Tingkat II. Strategi tersebut antara lain:

a) Pengembangan dan pemantapan kegiatan public relations


b) Pengembangan dan perluasan produk-produk wisata Goa Tembus
c) Pengembangan pemasaran jasa wisata dan tempat wisata
d) Penetrasi kegiatan public relations internasional

Merumuskan dan Melakukan Program Promosi yang Jitu

Program-program yang lebih teknis untuk menjalankan strategi promosi ini dapat
dirumuskan dengan melihat pada kompetensi maupun keunggulan yang dimiliki oleh
masing-masing daerah, sekaligus kendala dan kelemahan yang dimilikinya. Untuk
memenuhi tujuan ini, perlu dilakukan suatu audit menyeluruh pada wilayah wisata
yang akan dikembangkan.

Setelah audit tersebut dilakukan, Pemerintah Daerah Tingkat II atau organisasi


yang secara khusus menanganinya dapat merumuskan program-program yang lebih
tehnis. Contoh program-program teknis tersebut antara lain dapat berupa kegiatan-
kegiatan berikut ini:

1. Pengembangan dan pemantapan kegiatan public relations

a) Program pengembangan unit organisasi public relations


b) Program kunjungan para kuli-tinta (visiting journalist program)
c) Pengembanan press release maupun fitur wisata
d) Persiapan mengikuti even-even terkait
e) Program pembentukan imaje
f) Pengembangan perpustakaan dan pusat informasi wisata
g) Keikutsertaan dalam keanggotaan urusan wisata domestik dan luar negeri
h) Program pengendalian manajemen krisis.

2. Pengembangan dan perluasan produk-produk wisata Goa Tembus

a) Survei harapan wisatawan dan pengunjung Goa Tembus


b) Audit potensi wilayah dan wisata Goa Tembus
c) Program pengembangan produk wisata yang ada di Goa Tembus
d) Program pengembangan produk wisata yang baru di Goa Tembus
e) Pengembangan kualitas dan kemasan produk wisata Goa Tembus
f) Program ecoproduct dan ecotourism
g) Penyelenggaraan trade show
h) Program product awareness dan distribusi.

3. Pengembangan pemasaran jasa wisata dan tempat wisata

a) Program pelatihan untuk agen pemasar, media dan konsumen


di dalam negeri.
b) Perluasan jejaring distribusi melalui kegiatan promosi
bersama dengan perusahaan penerbangan, perhotelan, pelayaran cruise,
operator tur perjalanan dan instansi terkait lainnya.
c) Program kegiatan iklan tempat wisata di media terpilih
d) Menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan pameran wisata
dan seminar wisataMengembangkan materi-materi kunjungan wisata melalui
video, slide dan brosur
e) Membangun dan memelihara web wisata Goa Tembus

4. Penetrasi kegiatan public relations internasional

Program presentasi pada potensi buyers


Memilih dan mengikuti tradeshow luar negeri
Program kunjungan pendidikan dan buyers visit
Berpartisipasi dalam organisasi internasional dan marketing councils
Koordinasi dengan agen penyelenggara perjalanan internasional
Pengembangan coop advertising, coop direct mailing, dan coop brochure
Mengikuti seminar perdagangan dan wisata luar negeri
Menyelenggarakan misi perdagangan dan road show daerah

BAB III

SARAN DAN KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Upaya kegiatan mempromosikan tempat kunjungan wisata di daerah tidak


semudah dengan kegiatan serupa yang dilakukan untuk produk-produk perusahaan.
Disamping karakternya yang berbeda, tempat wisata perlu dijual dengan
memanfaatkan jasa kegiatan public relations di pasar internasional.

Promosi tempat tujuan wisata sangat diperlukan oleh daerah-daerah yang


memiliki banyak potensi di tanah air. Tentunya upaya kegiatan ini menjadi sangat
penting dalam kerangka penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia sampai kepada
Pemerintahan Daerah Tingkat II. Promosi tempat wisata yang dirancang dengan baik
akan memberikan tambahan penerimaan asli daerah, dan mendorong proses multiplier
perkembangan ekonomi lokalitas di sekitar daerah tujuan wisata.

B. Saran

Kebudayaan Indonesia itu banyak sekali sudah seharusnyalah kita berbangga


dan menghargai kebudayaan kita ini. Dari Sabang sampai Merauke puluhan budaya
Indonesia tidak bisa terkira dan ternilai harganya. Kita sebagai generasi muda sudah
seharusnya bisa membudayakan dan melestarikan kebudayaan asli Indonesia dan
jangan hanya atau bisa mencontoh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma atau
nilai adat ke-timur-timuran. Umumnya masyarakat Indonesia lebih bangga terhadap
budaya asing yang lebih mengedepankan budaya yang bermewah-mewah dan lebih
gaya tapi melupakan budaya asli. Setelah diklaim oleh bangsa lain barulah kita rebut
dan ingin mempertahankannya. Hal inilah yang membuktikan bahwa masih
kurangnya penghargaan dan juga penghormatan kepada budaya asli Indonesia
sehingga setelah hak kekayaan intelektualnya diakui oleh orang atau bangsa lain kita
tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Sudah saatnya kita bangkit dan melestarikan potensi wisata, walaupun Negara
kita ini menggunakan asas demokrasi akan tetapi ada nilai-nilai yang perlu kita
hormati dan junjung tinggi yaitu nilai budaya yang tidak ternilai harganya. Bangsa
lain saja bisa menghargai keberanekaragaman budaya wisata kita bahkan mereka
mengakui itu tapi kenapa kita tidak bisa menghargai dan juga mempertahankanya.
Jangan sampai budaya asli kita kalah atau luntur karena budaya asing yang masuk
tapi juga harus bisa mempertahankan dan menjaga serta mempromosikan budaya dan
wisata kita agar dikenal oleh bangsa lain. Oleh karena itu nilai kebanggaan perlu kita
tanamkan dan juga kita tegakkan agar kita bisa menjadi bangsa yang berbudaya dan
bisa menghargai budayanya.

You might also like