Professional Documents
Culture Documents
Analisis tren
Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan
peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup
banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga hasil
analisis tersebut dapat mengetahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut.
Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series) hal yang paling menentukan
adalah kualitas dan keakuratan dari data-data yang diperoleh, serta waktu atau periode
dari data-data tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin
banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika
data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan
semakin jelek.
Secara khusus, analisis time series dengan metode kuadrat terkecil dapat dibagi dalam
dua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Persamaan garis linear dari
analisis time series akan mengikuti:
Y = a + b X.
Keterangan : Y adalah variabel dependen (tak-bebas) yang dicari trendnya dan X adalah
variabel independen (bebas) dengan menggunakan waktu (biasanya dalam tahun).
Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) dapat dipakai persamaan:
a = ΣY / N dan
b = ΣXY / ΣX2
Referensi :
* Bianchi M., Boyle M., Hollingsworth D. (1999), "A comparison of methods for trend
estimation", Applied Economics Letters, 6(2): 103–109.
* Chatfield, C. (1993), "Calculating Interval Forecasts", Journal of Business and
Economic Statistics, 11(2): 121–135.
Analisa Common Size
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang
telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan
dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai
keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita
dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru
masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita
dapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam
suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi
menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut.
Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok
pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan
menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu
juga dapat diduga / diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para
kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke
tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak
menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau
dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan
secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.
Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba,
menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap -
tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu
Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam
hubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara
penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen
atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan
atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut
tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-
masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan
atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar
terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.
Modal Sendiri
Modal saham 400.000 400.000 34,5 35,9
Laba di tahan 179.880 183.200 15,5 16,4
Total modal sendiri 579.880 583.200 50 52,3
Total hutang dan modal sendiri 1.159.050 1.115.700 100 100
PT. Ulung
Laporan Rugi / Laba
Tahun 2001, dengan perbandingan th 2000.( ribuan rupiah )
Common Size ( % )
Th 2001 th 2000 2001 2000
Penjualan barang 2.550.500 2.089.500 100 100
Harga pokok penjualan 1.800.000 1.670.000 70,6 80
Laba kotor 750.500 419.500 29,4 20
Biaya pemasaran 210.000 139.000 8,2 6,7
Biaya perjalanan dinas 50.500 40.000 2 1,9
Biaya bunga 60.500 55.500 2,4 2,6
Biaya operasi lainnya 80.500 75.500 3,2 3,6
Total biaya operasi 401.500 310.000 15,8 14,8
Laba operasi ( sebelum pajak ) 349.000 109.500 13,6 5,2
Pajak 104.700 32.850 4,1 1,6
Laba bersih 244.300 76.650 9,5 3,6
______________________________________________________________________
Analisa Common Size tahun 2000 ( laporan rugi / laba PT. Ulung )
Pada komponen laporan rugi / laba, dari total penjualan PT. Ulung, 80 % merupakan
komponen harga pokok penjualan, dan 20 % merupakan laba kotor. Berturut turut, biaya
pemasaran 6,7 % dari penjualan , biaya perjalanan dinas 1,9 %, beban bunga 2,6 %, biaya
operasi lainnya 3,6 %, total biaya operasi 14,8 %, laba operasi sebelum pajak 5,2 %,
pajak !,6 %, dan terakhir laba bersih 3,6 % dari penjualan yang diperoleh PT. Ulung.
Analisa Common Size tahun 2001 ( laporan rugi / laba PT. Ulung )
Pada tahun 2001, proporsi komponen – komponen yang ada pada laporan rugi / laba
terhadap penjualan mengalami perubahan yang cukup besar bila di bandingkan dengan
tahun sebelumnya, terutama pada komponen harga pokok penjualan, dari 80 % menjadi
70,6 %, laba kotor dari 20 % menjadi 29,4 %.
Komponan biaya – biaya operasi tidak terlampau berubah bila di bandingkan dengan
tahun sebelumnya. Laba operasi juga kenaikannya cukup besar, yaitu ; dari 5,2 %
menjadi 13,6 %, pajak juga dari 1,6 % menjadi 4,1 % dan laba bersih dari 3,6 % menjadi
9,5 % dari total penjualannya.
Kenaikan dari komponen – komponen laba kotor, laba operasi dan laba bersih yang
cukup besar, tidak lain disebabkan oleh kenaikan penjualan dan juga disebabkan oleh
proporsi harga pokok penjualan yang mengalami penurunan, yaitu dari 80 % menjadi
70,6 % dari penjualan.
Cara yang terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari tiga tahun
tersebut adalah dengan menggunakan angka index, dan semua data laporan keuangan
yang dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang dinyatakan dalam
prosentase. Dengan menganalisa laporan keuangan untuk jangka waktu lebih dari tiga
tahun akan diketahui kecenderungan atau arah atau trend dari posisi keuangan ataupun
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, apakah menunjukan
arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun.
Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase (trend procentages) ini
diperlukan dasar pengukur atau tahun pengukurnya. Biasanya data atau laporan keuangan
dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisa tersebut
dianggap sebagai tahun dasar (base year). Pemilihan tahun yang paling awal sebagai
tahun dasar ini bukan merupakan suatu keharusan, karena tahun yang paling awal
tersebut belum tentu menunjukan keadaan yang normal atau representatif. Sedapat
mungkin periode atau laporan keuangan yang digunakan sebagai tahun dasar adalah
tahun yang paling normal diantara tahun-tahun yang dianalisa tersebut.
Tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar
diberikan angka index 100, sedangkan pos-pos yang sama dengan periode yang dianalisa
dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara
membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam periode yang dianalisa dengan jumlah rupiah
dari pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar. Jadi trend yang dimaksud
adalah menunjukan hubungan dari masing-masing pos suatu tahun dengan tahun
dasarnya.
Trend dari modal sendiri (owner’s equity) yang menaik menunjukan perkembangan
keuangan yang menguntungan (bagi para kreditor) terutama trend daripada hutang turun
atau naik tetapi dengan rate yang lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan modal
sendiri. Keadaan yang demikian menunjukan perkembangan keuangan yang semakin
kuat dan margin of safety atau tingkat keamanan bagi para kreditor yang semakin besar.
Analisa dengan trend ratio akan dapat menunjukan suatu pos itu mempunyai
kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat atau tetap serta menunjukan apakah
kecenderungan atau tendensi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Tetapi
dalam menggunakan teknik analisa trend dan prosentase ini harus diingat pula hubungan
antara angka-angka dalam trend dengan data absolutnya.
Oleh karena itu didalam menganalisa dengan menggunakan trend atau perubahan yang
dinyatakan dalam prosentase, perlu pula mempelajari perubahan - perubahan yang terjadi
dalam angka absolutnya atau jumlah rupiahnya serta tendensi-tendensi yang ada ataupun
hubungan antara pos-pos yang ada.
Agar trend itu dapat diperbandingkan maka harus dipenuhi beberapa syaratnya, antara
lain bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada waktu melakukan pencatatan
akuntansi dilakukan secara konsisten dalam tahun-tahun yang bersangkutan, dan selama
periode yang bersangkutan tidak terjadi perubahan nilai uang atau kenaikan harga-harga
yang amat berbeda (inflasi maupun deflasi).
Apabila kedua syarat ini tidak diketahui maka data yang diperoleh tak dapat
diperbandingkan (non comparable), kecuali kalau diadakan adjusment atau penyesuaian
lebih dulu guna menetralisir akibat daripada perubahan yang terjadi.
Label: ALK