You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

Penentuan Kadar Besi dalam Air Rumah Tangga

Disusun Oleh :

Fahmi Atriadi
Tanggal Percobaan :

7 Oktober 2010
Tanggal Pengumpulan :

14 Oktober 2010
Asisten :

Astrid

Program Studi Kimia


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

2010
Modul II Laporan Praktikum Kimia Analitik

Penentuan Kadar Besi dalam Air Rumah Tangga


I. Tujuan
1. Menentukan jumlah kadar besi di dalam air yang seirng digunakan sehari – hari
melalui metode spektrofotometri sinar tampak
2. Menentukan panjang gelombang maksimum untuk larutan Fe2+ dalam
spektrofotometer

II. Latar Belakang (Berisi Prinsip Percobaan)


Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis dengan cara pengukuran serapan
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma / kisi difraksi. Nama alatnya disesuaikan dengan
istilah bagi metodenya. Alatnya dikenal dengan spretrofotometer. Alat ini bisa mengukur
transmitter atau absorbansi suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Spketrofotometri sangat berkaitan dengan hukum Lambert – Beer. Hukum ini
menyatakan bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi suatu senyawa atau
berbanding lurus dengan logaritma perbandingan intensitas cahaya yang dating dengan
intensitas cahaya yang diteruskan. Secara matematika hukum ini dinyatakan dalam =
= . Di mana A = absorbansi, I0 = Intensitas cahaya dating, I = Intensitas

cahaya yang diteruskan , a = absoptifitas, b = panjang jalan sinar (tebal larutan), c adalah
konsentrasi larutan/senyawa.
Dalam percobaan ini, kita menggunakan campuran besi(II) dengan 1,10 –
phenantrolin (orthophenantrolin) agar terbentuk senyawa kompleks berwarna merah –
orange. Besi (II) bening bila tanpa phenantrolin sehingga tidak dapat dianalisis dengan
spektrofotometri bila tidak ditambahkan orthophenantrolin. Reaksi yang terjadi antara kedua
zat tersebut adalah:
Fe2+ + 3 phenH+ ↔ Fe(phen) 3 2+ + 3 H+
Besi (II) harus dikomplekskan pada rentang pH 3 – 9 agar mencegah dari
pengendapan. Besi (II) perlu ditambahkan hidroksil amin agar menjamin besi(II) tetap
memiliki bilangan oksidasi 2.
Dari literatur yang didapat, bahwa panjang gelombang yang baik digunakan untuk
proses analisis besi (II) adalah 508 nm (filter hijau).
III. Prosedur

Fahmi Atriadi – 13009010


Modul II Laporan Praktikum Kimia Analitik

A. Penggunaan Spektronik 20

Steker dihubungkan dengan su Larutan Blanko dikeluarkan


mber tegangan yang telah stabil dan diganti dengan sampel
da di sesuaikan yang akan dianalisis

Knop 1 diputar ke arah kanan


sampai lampu indikator menyala

Panjang gelombang diatur sesuai


dengan keinginan Nilai Absorban atau
Transmitter di catat

Jarum Penunjuk Transmitter atau


nilai digital Transmitter di Nol
kan dengan memutar knop 1

Kuvet berisi larutan blanko


dimasukkan ke dalam
spektrotonik 20

Sampel yang lain


diperlakukan sama seperti
Transmitter diatur agar bernilai sampel
100%

Fahmi Atriadi – 13009010


Modul II Laporan Praktikum Kimia Analitik

B. Praktikum
a) Membuat larutan praktikum

Larutan Fe2+ 100 ppm disiapkan Penambahan zat


•1mL Fe2+ dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL •Setiap larutan ditambahkan 1,2,3,4,1, dan 1 tetes
•2 mL Fe2+ dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL Na- Asetat kepada urutan larutan tersebut
•3 mL Fe2+ dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL •Setiap larutan ditambahkan 5 mL hidroksil amin
•4 mL Fe2+ dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL klorida 10% + 5 mL ortho-phenantrolin 0.25%
•0 mL Fe2+ dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL •Masukkan 25 - 50 mL air sampel ke dalam Labu
ukur terakhir
•Labu ukur 100 mL disiapkan
•Encerkan semua larutan sampai batas labu ukur

Fahmi Atriadi – 13009010


Modul II Laporan Praktikum Kimia Analitik

b) Mencari Panjang Gelombang Maksimum

Gunakan larutan yang Nilai transmitter dievaluasi untuk


mengandung Fe2+ 2 mL dicarikan absorbansinya

Larutan dimasukkan ke
dalam kuvet

Analisis dengan metode


Absorbansi maksimum
spektrofotometri didapatkan / Transmitter
minimal didapatkan

Panjang gelombang
diubah - ubah

lakukan beberapa kali


percobaan
Tetapkan panjang gelombang
penyebab nilai
maksimum/minimum tersebut
sebagai panjang gelombang
Dapatkan nilai transmitter standar untuk menganalisis
yang berbeda - beda untuk larutan - larutan lainnya
setiap panjang gelombang terutama sampel air

Fahmi Atriadi – 13009010


Modul II Laporan Praktikum Kimia Analitik

c) Pengujian ketiga larutan besi (II) lain dan sampel air


1. Panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan akan digunakan
untuk analisis keempat larutan ini.
2. Untuk setiap larutan akan didapatkan nilai transmitternya.
3. Nilai tersebut dicatat dan dibuatkan kurva serta analisis untuk
menentukan kadar besi dalam sampel air

IV. Data Pengamatan


A. Data Panjang Gelombang Maksimum

Nilai Absorbansi
Panjang Gelombang Nilai Transmitter (%T)
(A = - log (%T)

500 41.8 % 0.379

510 42.4 % 0.373

502 41.8 % 0.379

504 40.6 % 0.391

506 42.0 % 0.377

508 40.2 % 0.396

510 41.8 % 0.379

512 44.0 % 0.357

B. Data Pengujian Larutan


Konsentrasi
Larutan Transmitter Absorbansi
(ppm)
1 mL Fe2+ 63.8 % 0.195 1

2 mL Fe2+ 41.4 % 0.383 2


3 mL Fe2+ 26.0 % 0.585 3

4 mL Fe2+ 18.0 % 0.745 4

Sampel Air Rumahan 98.0 % 0.00877 ?

Fahmi Atriadi – 13009010


Modul II Laporan Praktikum Kimia Analitik

V. Perhitungan
A. Nilai Absorbansi dari Hasil Percobaan
Bilamana kita mengetahu % Transmitter, dengan mudah kita bisa mendapatkan nilai
Absorbansi dengan menggunakan rumus:
A = - log %T

Grafik Absorbansi terhadap Panjang Gelombang


0.4

0.395
VI. Pembahasan
0.39
Menurut Permenkes No: 416/MENKES/PER/IX/1990 yakni kandungan maksimum
0.385
besi yang diperbolehkan hanya 1,0 mg/liter
Absorbansi

0.38

0.375 Nilai Absorbansi

0.37

0.365

0.36

0.355
498 500 502 504 506 508 510 512 514
Panjang Gelombang (nm)
B. Menentukan Konsentrasi Fe2+ setelah diencerkan menjadi 100 mL
M1 V1 = M2 V2
[Fe2+].100 ml = 100 ppm . volume larutan [Fe2+] yang diteteskan/dicampurkan
. [ ] /
[Fe2+] =
.
a) Untuk 1 ml Fe2+, [Fe2+] = =1
.
b) Untuk 2 ml Fe2+, [Fe2+] = =2
.
c) Untuk 3 ml Fe2+, [Fe2+] = =3
.
d) Untuk 4 ml Fe2+, [Fe2+] = =4

Fahmi Atriadi – 13009010


Modul II Laporan Praktikum Kimia Analitik

Grafik Absorbansi Terhadap Konsentrasi Fe2+


0.8

0.7

0.6

0.5

0.4 Absorbansi
Regresi
0.3

0.2

0.1

0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00

C. Konsentrasi Sampel Air


Dengan regresi kita bisa melakukan pendekatan bahwa A = k.C + D. Nilai k
merupakan tangen sudut kurva regresi (α).
. –
k = tan α = = 0.18625

Nilai D diperoleh dengan menguji salah satu titik yang sudah diketahui.
Misalnya pada 1 ppm nilai A = 0.195. Oleh karena itu D = 0.195 – 0.18625 x 1
=0.00875
Persamaan telah cukup baik untuk dirangkai yakni :
A = 0.18675C + 0.00875
Pada saat nilai absorbannya diketahui maka kita bisa mendapatkan
konsentrasinya. Misalnya untuk mengetahui konsentrasi Fe2+ pada sampel air bisa
dihitung karena kita mengetahui nilai absorbansinya.
. – .
[Fe2+] = = 0.000107 ppm
.

VI. Pembahasan
Di awal kita harus mencari terlebih dahulu panjang gelombang maksimum
untuk menganalisis larutan sampel. Dan ternyata kita mendapatkan nilai 508 nm

Fahmi Atriadi – 13009010


Modul II Laporan Praktikum Kimia Analitik

sebagai panjang gelombang tersebut. Fungsi pengambilan panjang gelombang


maksimum agar analisis kadar besi di dalam larutan absorbansi bernilai maksimal.
Kemudian pada panjang gelombang yang maksimal deviasi pembentukan kurva
absorbansi terhadap konsentrasi dari masing – masing titiknya diusahakan sekecil
mungkin agar bisa terbentuk hampir mendekati garis lurus. Oleh karenanya dengan
pengukuran ini akan menjadi lebih akurat perhitungan yang dilakukannya.

Berdasarkan prinsp percobaan di atas bahwa reaksi kompleks Fe2+ yang terjadi
mempunyai pH yang tertentu. Natrium asetat bersifat basa yang merupakan
buffer/penyangga. Natrium Asetat digunakan agar larutan tidak berubah pH-nya
secara signifikan jika ada larutan lain yang bersifat asam atau basa ditambahkan
sedikit demi sedikit ke larutan Fe2+. Bisa dikatakan juga bahwa Na – Asetat menjaga
larutan pada kondisi yang optimal. Dengan ini kita bisa terhindar dari konsekuensi
terbentuknya endapan dari kompleks Fe2+, misalnya fosfat.

Orto-phenantrolin berfungsi sebagai pembentuk senyawa kompleks. Fe2+ yang


telah berbentuk senyawa kompleks, memiliki warna sehingga dapat dianalisis dengan
metode spektrofotometri.

Orto-phenantrolin mempunyai struktur sehingga ketika


2+
berikatan dengan ion besi (Fe ), orto phenantrolin akan
membentuk suatu senyawa kompleks Fe(phen)32+ yang
mempunyai struktur .

Menurut Permenkes No: 416/MENKES/PER/IX/1990, kadar besi maksimal


yang diperbolehkan di dalam air sehingga air dikatakan sebagai air bersih adalah 1
miligram per liter atau 1 ppm. Kadar besi dalam air sampel yang diteliti adalah
0.000107 ppm. Dengan kata lain, air sampel yang diteliti pada percobaan kali ini

Fahmi Atriadi – 13009010


Modul II Laporan Praktikum Kimia Analitik

masih memenuhi syarat sebagai air bersih jika kita meninjaunya dari kadar besinya
saja.
VII. Daftar Pustaka
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. Mc – Graw Hill : USA (halaman
369 – 445)
http:// chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri (diakses tanggal
7 Oktober 2010 pukul 07.56 WIB)

Fahmi Atriadi – 13009010

You might also like