Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam penulisan makalah yang berjudul “MARAKNYA PENYAKIT KANKER
PAYUDARA di INDONESIA” mempunyai latar belakang yang signifikan. Adapun latar
belakangnya adalah penulis menyadari bahwa banyaknya wanita Indonesia terjangkit
penyakit kanker payudara bahkan tidak hanya pada wanita tetapi juga merebah pada
kaum pria.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel – sel ini manjadi bentuk benjolan di payudara.
Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel – sel kanker bisamenyebar
pada bagian – bagian tubuh yang laindan nantinya dapat mngakibatkan kematian.
Metastase dapat terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang
belikat. Selain itu sel – sel kanker bisa bersarang di tulang, paru – paru, hati, kulitdan
bawah kulit. Akibat penyakit ini, penderita bisa merasakan nyeri, fungsi dari organ –
organ yang terserang menurun hingga bisa menyebabkan kematian
Penyakit ini tidak dapat diremehkan karena dapat menyebabkan kematian.
Tetapi dari sebagian besar masyarakat Indonesia kurang menyadari akan bahayanya
penyakit kanker payudara. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat mengurangi
kematian akibat penyakit kanker payudara dan menambah kesadaran masyarakat akan
bahaya dari penyakit kanker payudara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah penyakit kanker payudara dapat menyebabkan kematian?
2. Apakah penyebab dari penyakit kanker payudara?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah masyarakat dapat menyadari akan
bahayanya penyakit payudara yang dapat mengakibatkan kematian dan masyarakat dapat
mengetahui penyebab dari penyakit kanker payudara.
1
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar angka kematian akibat penyakit
kanker payudara dapat berkurang, khususnya di Indonesia dan di dunia pada umumnya.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan makalah ini menggunakan system mengambil materi dari sumber buku dan
observasi serta panafsiran pada masyarakat umum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIPOTESIS
Penyakit kanker payudara dapat menyebabkan kematian dikarenakan adanya benjolan –
benjolan yang tidak normal di sekitar payudara.
B. DASAR TEORI
Saat ini dengan pengobatan dan teknik operasi yang modern, pengobatan
kanker payudara tidak harus selalu diangkat seluruh payudaranya.
3
Faktor resiko
Sama halnya seperti kanker- kanker yang lain, penyebab kanker payudara pun
masih terus menerus diselidiki. Banyak factor yang dapat dihubungkan dengan
meningkatnya risiko terkena kanker payudara, diantaranya adalah:
4
3. Kehamilan dan menyusui
Wanita yang melahirkan pada usia tua (>35 tahun ) juga memiliki risiko lebih tinggi
terkena kanker payudara. Begitu juga dengan mereka yang melahirkan lebih dari dua
kali. Namun risiko kanke payudara bisa ditekan jika wanita tersebut menyusui
sedikitnya selama satu tahun untuk setiap kelahiran anak. Hal ini berkaitan erat dengan
perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Alkohol
Konsumsi alcohol lebih dari satu kaleng bir atau segelas anggur ( 200 – 300cc) bisa
meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker usus besar. Penyebabnya adalah
karena alcohol bisa meningkatkan estrogen tubuh.
5
riwayat terkena kanker payudara pada keluarga atau bahkan diri sendiri, risiko terjadi
kanker payudara kembali menjadi lebih tinggi. Hal yang sama berlaku juga untuk
wanita yang pernah menderita tumor jinak payudara yang merupakan jenis hiperplasi.
8.Lain – lain
Hal – hal lain yang turut meningkatkan risiko menderita kanker payudara adalah: sering
memperoleh trauma/ perlukaan pada payudara, mengalami radiasi sebeumnya pada
pada payudara (pengobatan keloid/jaringan perut), pernah mendapat obat hormonal
yang lama karena mandul, pernah dioperasi payudara atau alat reproduksinya,
mengalami berbagai goncangan jiwa yang hebat dalam kehidupannya.
Deteksi dini
Untuk menetapakan apakah seorang wanita menderita kanker payudara atau
tidak ,diperluakan pemerikasaan yang telitidan seksama oleh dokter. Namun kaum wanita
sendiripun sebenarnya bisa melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau lebih dikenal
dengan SADARI. Jika teraba adanya benjolan (biasanya berukuran lebi darih
2cm),hendaklah berkonsultasi dengan dokter. Agar bisa menemukan benjolan sebelum
mencapai 2 cm bisa digunkan alat deteksi yang disebut dengan mammogram. Dengan
cara ini, kanker payudara sekeci butir beras dapat ditemukan. Mengetahui kanker sejak
awal pertumbuhannya, memperbesar kemungkinan berhasilnya pengobatan.
Kendala di Indonesia
Meskipun teknik pengobatan, yang dilaksanakan dengan dokter yang cakap serta
peralatan yang canggih sudah ada di Indonesia, bukan berarti masalah kanker payudara di
Indonesia berhasil diatasi. Banyak pasien yang dating dengan kasus – kasus yang sudah
lanjut. Hanya sekitar 13 – 14 % perempuan yang datang dalam stadium I & II. Artinya,
ada sekitar 86% penderita dating pada stadium lanjut. Padahal proses kanker payudara
bukan proses yang cepat. Untuk itu memang diperlukan sosialisasi yang terus menerus
mengenai kanker yang sebenarnya disembuhkan ini.
6
Keberhasilan terapi
Umumnya keberhasilan pengobatan penyakit kanker diukur berdasarkan apa yang disebut
Five Years Survival, atau berapa banyak pasien kanker yang telah ditangani dan masih
bertahan setelah 5 tahun. Angka harapan hidup 5 tahun pertama untuk kanker payudara,
berdasarkan kapan sang pasien dating berobat ke dokter. Seperti terliha pada table di
bawah ini:
Stadium Persentase 5 tahun bertahan hidup
I 80 – 90%
II 55 – 70%
III 40 – 50%
IV Kurang dari 10%
Khususnya di RS Kanker Dharmais, penelitian yamg pernah dilakukan dari tahun 1993
hingga 1996, menemukan bahwa angka harapan hidup dalam 5 tahun bagi penderita yang
memiliki kanker dengan ukuran lebih dari 5 cm adalah 24%. Angka ini meningkat
menjadi 81% pada merekan yang memiliki diameter tumor di bawah 5 cm.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Dari penulisan makalah di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Untuk ukuran kanker payudara yang masih dibawah 3 cm, dengan kemajuan teknologi
saat ini, kemungkinan tidak perlu dilakukan pengangkatan payudara keseluruhan. Jadi
seoarang wanita tidak perlu takut kehilangan payudaranya. Hal inipun sudah mungkin
dilakukan di Indonesia.
Teknik yang lebih menyenangkan ini dimungkinkan karena para ahli telah
berhasil memetakan system lemfatik dari payudara. Seperti diketahui, sel kanker
payadara menumpang di jaringan getah bening tersebut untuk menjalar kemana – mana.
Dengan berhasil dipetakannya jaringan ini, selain mengangkat sel – sel kanker dengan
teknik tertentu, rantai penyebarannya turut diputuskan dengan penyinaran dan obat –
obatan.
Dengan teknik operasi ini, selain tetap mempertahankan keutuhan payudara, juga
bisa menurangi efek pembengkakan lengan akibat operasi pengangkatan payudara
biasanya. Apalagi dengan bedah kosmetik saat ini yang sudah demikian maju.
Penyembuhan kanker payudara yang dini, hamper – hamper tidak meninggalkan bekas
operasi.
Operasi yang tidak bisa dilakukan pada wanita yang sedang hamil ini mempunyai
angka kekambuhan sekitar 10- 20%. Tentu berbeda dengan operasi pengangkatan total
payudara yang tidak mungkin kambuh lagi, karena memang payudaranya sudah tidak
ada.
Namun teknik ini sangat jauh lebih baik dan aman daripada berobat ke
paranormal atupun pengobatan tradisional lainnya. Selain belum jelas metode
keberhasilannya, bisa – bisa harus kembali ke dokter saat stadium yang lebih lanjut
dengan segala konsekuensinya.
8
Saran
Untuk cara penyembuhan sebaiknya dilakukan pencegahan kanker payudara, yaitu
dengan cara melakukan pola hidup sehat dan deteksi dini.
Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Melakukan pemeriksaan payudara sendiri sejak usia 20 tahun
• Pemeriksaan berkala oleh dokter setiap 2 – 3 tahun pada usia 20 – 35 tahun
• Mammografi dilakukan sekali pada usia 35 – 40 tahun
• Pada usia 40 – 49 tahun dilakukan 1 atau 2 kali
• Pada usia 50 tahun dan seterusnya, dilakukan setahun sekali
Mammografi
Pemeriksaan menggunakan mammografi, biasanya tidak dianjurkan untuk
dilakukan pada usia kurang dari 35 tahun karena struktur jaringan payudara masih
padat sehingga dengan alat tersebut masih sukar untuk mendeteksi biit kanker ini.
Sebagai gantinya dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan USB.
Tekanan pada payudara sewaktu pemeriksaan mammografi akan
memberikan perasaan yang kurang menyenangkan pada kedua payudara, untuk
itu dilakukanlah pemeriksaan payudara setelah haid. Hal ini juga berguna untuk
memastikan tidak dalam keadaan hamil.
9
B. DAFTAR PUSTAKA
Tapan Erik, 2005. Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia.
10
MAKALAH
BAHASA INDONESIA
Oleh:
Oleh:
NIM : 075413220
11
12