Professional Documents
Culture Documents
7
Perancangan Pelatihan
Waktu: 2 jam
Tantangan bagi pelatih adalah bagaimana mengajak peserta untuk berpikir lebih jauh Komentar:
tentang suatu strategi ketimbang hal-hal yang bersifat umum, agar mereka membuka
pikiran dan terdorong untuk berpikir kreatif.
2. Setelah berjalan-jalan, buat ringkasan hasil diskusi anda pada flipchart (1 atau 2
saja) untuk didiskusikan dengan kelompok-kelompok lain.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
Perancang Pelatihan
1
Mengatur strategi pelatihan kita, berdasarkan pelajaran dari masa lalu, RECOFTC Discussion Paper, January 2000
145
7.6
7.7
146
Pendaftaran Rancangan Membimbing/ Mentor TOT sbg fokus TOT sbg
Terbuka Khusus pendampingan Negara(?) utama tambahan
Kondisi Pelajaran yang cukup 1. Mitra berposisi 1. Harus benar- 1. Perlu pengaturan Proses pengem-
dari Pengetahuan, Alat strategis yang benar memilih institusional bangan kurikulum
(tool) & Proses bisa berkomit- orang/tim/atau 2. dan orang yang yang fleksibel dan
Perancang Pelatihan
pengembangan untuk men dalam waktu kelompok yang tepat memungkinkan ran-
dikemas dalam satu yang panjang tepat cangan dari bawah
kursus pelatihan 2. Dukungan insti- 2. Bimbingan Ke-
tusional lompok dikait-
kan dengan
aktifitas de-
ngan rancangan
khusus
Strategi 1-4 minggu pelatihan, 1 minggu sampai 4 Bimbingan peserta Mempekerjakan program rancangan Menawarkan
pelatihan dan akan diuji selama tahun program pe- melalui proses seorang mentor khusus termasuk pelatihan, baik
maksimum tiga tahun. latihan. Membutuh- pembelajaran nasional negara TNA, rancangan yang berorientasi
Dilakukan terutama di kan komitmen lebih jangka panjang, untuk menjamin pelatihan dan pada keterampilan
ruang kelas dengan lama dari kedua pi- yang sesuai dengan keberlanjutan fasilitasi KF maupun sebagai
kunjungan lapangan hak, bimbingan, tin- pengalaman dan pelatihan TOT
pendek, berbagi pe- dak lanjut & net- konteks peserta
ngalaman, berorientasi working sendiri.
ketrampilan
Tujuan Materi yang disam- Menyusun strategi Menyusun strategi Fasilitasi yang Efek berganda Efek berganda de-
Utama paikan adalah perkem- nasional untuk nasional untuk terus-menerus, dis- dengan cara ngan cara mening-
bangan KF, menguji pengembangan kap- pengembangan ertai tindak lanjut meningkatkan kap- katkan kapasitas
kurikulum dan bahan- asitas pada tingkat kapasitas pada dan pengembangan asitas pelatih pelatih nasional
bahan, serta pen- regional, dan tingkat regional, jaringan pelatih di nasional untuk untuk mengadap-
ingkatan pendapatan pengembangan dan pengembangan negara yang mengadaptasikan tasikan atau me-
kelembagaan kelembagaan dijadikan fokus atau menyesuaikan nyesuaikan kuriku-
pelatihan. kurikulum pelati- lum pelatihan re-
han regional den- gional dengan kon-
gan konteks teks negara ma-
negara masing- sing-masing, dan
masing, dan melak- melaksanakannya.
sanakannya.
Kelompok Setiap orang yang ter- Pelatih, pendidik, Tokoh kunci ter- Mitra & lembaga Praktisi KF dengan Pelatih potensial
Sasaran tarik yang didukung peneliti atau prak- pilih dari lembaga Mitra satu mandat dalam ketrampilan
Utama donor secara langsung tisi terpilih dari mitra dengan pelatihan KF terpilih
lembaga mitra de- komitmen jelas
ngan dukungan untuk tindak lan-
kelembagaan jut
Magang Kerja Praktek Study tour Lokakarya TOT Lokakarya Yang lain:…
penulis penulis
Kekurangan 1. Sumber daya di 1. Sulit karena 1. Tidak ada tin- 1. Sulit untuk Kelompok sasaran
RECOFTC terbatas RECOFTC bukan dak lanjut mengidenti- yang kecil karena
(terutama manusia) tempat bekerja 2. Tidak fokus fikasikan peserta persyaratan yang
2. Hanya memu- 2. Kesempatan sa- 3. Perlu waktu yang tepat tinggi.
ngkinkan untuk ngat terbatas untuk berjalan- 2. Perlu bimbingan
sejumlah individu jalan yang berlanjut
yang sangat terpilih 4. Sulit untuk pre- setelah
(2-3) sentasi, belajar, lokakarya untuk
dan memahami memastikan
proses karena hasilnya agar
konteksnya sesuai dengan
berbeda. yang diharapkan
3. Bahan-bahan
masih perlu
untuk dikem-
bangkan
Kondisi 1. Berdasarkan keun- 1. Kesempatan yang 1. Hanya berguna 1. Berdasarkan Pemilihan peserta
tungan yang sama cocok untuk per- keuntungan yang yang strategis
2. Penugasan yang jelas 2. pelatih potensial tukaran penga- sama untuk memastikan
3. Ada staf RECOFTC dengan komitmen laman bagi peja- 2. Komitmen yang dampak
yang ditugaskan yang jelas bat tinggi jelas untuk tin-
2. Diplomasi Politis dak lanjut dari
kedua belah
pihak
Perancang Pelatihan
147
7.8
7.9
148
Magang Kerja Praktek Study tour Lokakarya TOT Lokakarya Yang lain:…
penulis penulis
Strategi Menyediakan kesem- Bersama-sama men- Berkoordinasi de- Mengajak pelatih Secara strategis
pelatihan patan 2 atau 3 orang jadi trainer dalam ngan mitra dari berbagai meningkatkan
setahun untuk memakai pelatihan reguler negara yang bermi- kepakaran dalam
Perancang Pelatihan
waktu cuti di yang ada di nat untuk menter- mengembangkan
RECOFTC RECOFTC. jemahkan bahan- bahan pelatihan di
bahan yang sama; tingkat nasional.
saling mempen-
garuhi dan memberi
feedback, mengkri-
tik kelompok inti.
Utama Pengetahuan, alat & Memungkinkan pe- Terutama Adaptasi/ dan atau Memajukan
Tujuan proses dokumentasi latih menyelengga- Advokasi melalui penerjemahan ketrampilan
rakan kursus yang melihat percaya pelatihan spesifik pelatih dalam
sama pada penga- dan mekanisme yang dikembangkan mengembangkan
laman nasional. tekanan kelompok sendiri. bahan-bahan
inti Bahan-bahan pelatihan.
didasarkan pada
kebutuhan dari
beberapa negara-
negara di dalam
wilayah.
Kelompok Orang yang perlu Pelatih nasional Pejabat tinggi Pelatih yang Pelatih yang mem-
sasaran waktu istirahat untuk yang potensial dan yang mengetahui berpengalaman punyai komitmen
utama mendokumentasikan sudah berpengala- sedikit atau dalam topik yang untuk mengem-
pengalaman KF mereka man di lapang, kurang pengalaman akan dilatihkan, bangkanbahan-
dan memanfaatkan khususnya yang dalam KF juga pengalaman bahan pelatihan,
sumber daya dari berhubungan den- dalam pelatihan dan terbiasa den-
RECOFTC tanpa gan topik diminati partisipatif & pen- gan konsep pelati-
bimbingan galaman dalam han partisipatif.
menulis bahan-
bahan pelatihan
7.10
2 jam Waktu:
1. Ingatkan hal-hal penting dari yang diperoleh dari sesi memperkenalkan strategi Langkah-langkah
pelatihan.
2. Jelaskan bahwa dalam sesi ini peserta akan mengidentifikasi dan mengembangkan
strategi pelatihan yang paling sesuai berdasarkan pada keluaran latihan TNA mereka.
3. Bagikan latihan dan bahas pertanyaannya.
4. Undang kelompok untuk mulai bekerja dengan latihan. Waktunya minimal satu jam.
5. Peragakan hasil yang ditulis dalam flipcharts. Undang setiap orang untuk berkeliling
dan membaca keluaran latihan.
6. Berikan setiap kelompok 5 menit untuk menjelaskan pemikiran mereka. Perjelas jika
diperlukan dan minta umpan balik dari kelompok lain. Uji kelompok menggunakan
pertanyaan berikut ini:
● Apakah ini didasarkan pada keluaran TNA?
● Apakah strategi yang Anda tulis, akan efektif untuk menjalankan pro-
gram pelatihan, berdasarkan konteks dan kondisi saat ini ? Apakah bisa
merealisasikan perubahan yang diinginkan?
● Akankah strategi pelatihan akan membuat pelatihan menjadi lebih
efisien? Apakah dengan input sumberdaya yang minimum dapat meng-
hasilkan perubahan yang diinginkan ? Apakah program pelatihan cukup
realistis dalam kaitannya dengan ketersediaan dana, manusia dan sum-
ber daya lain?
● Apakah strategi pelatihan mempertimbangkan karakteristik dan kondisi
peserta?
● Apakah rencana cukup fleksibel? Apakah rencana ini tetap bisa bekerja
dalam kondisi kelangkaan sumberdaya?
7. Tutuplah sesi ini dengan mengatakan bahwa langkah yang paling sulit dalam suatu
program pelatihan adalah menentukan strategi pelatihan. Langkah ini sangat mem-
butuhkan pemikiran kreatif, juga refleksi dan feedback atau masukan dari banyak
orang
Mengemas kebutuhan pelatihan mungkin langkah yang paling sulit dalam rancangan Catatan:
pelatihan. Kebanyakan acara pelatihan dikemas dengan cara konvensional, yang dimu-
lai dengan prinsip-prinsip lalu diikuti dengan perkembangan ketrampilan. Tentu saja ini
bukanlah urutan yang paling atraktif dan efektif dari sudut pandang pembelajar. Rang-
sang peserta untuk berpikir di luar kebiasaan, dan buatlah urutan dengan lebih kreatif,
serta bayangkan bahwa mereka sendiri seolah-olah seorang pembelajar.
1. Kebutuhan pelatihan berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan dalam latihan TNA:
3. Catat kesempatan dan keterbatasan yang Anda hadapi sebagai seorang organisa-
tor, misalnya ketersediaan waktu, uang, sumber daya manusia, dll.
4. Pilih dan gambarkan strategi paling sesuai untuk pelatihan Anda, termasuk lama
pelatihan.
5. Jelaskan mengapa Anda berpikir bahwa strategi pelatihan akan dapat digunakan
secara efektif /efisien dalam kasus Anda.
2.5 jam sampai setengah hari, tergantung pada apakah Anda membiarkan mereka Waktu:
untuk menyelesaikan agenda pelatih secara detail atau tidak*
*
Catatan: Jika waktu yang tersedia sangat terbatas, maka utamakan pelatihan hanya sampai
pada pertanyaan ketiga. Selanjutnya Anda dapat meneruskan proses diskusi tentang
alur pelatihan yang kurang detail dengan menggunakan post it.
Pastikan bahwa orang mengingat kembali strategi pelatihan dan TNA selama latihan.
Rangsang lagi dan tantang mereka untuk berpikir kreatif.
Mengapa peduli?
Tujuan agenda pelatih adalah untuk membuat satu ‘rencana utama’ atau master
plan. Agenda pelatih adalah alat yang sangat praktis karena Anda akan memiliki gam-
baran yang jelas, sehingga memungkinkan Anda untuk:
❏
✔ memeriksa apakah pelatihan memiliki satu alur logis dalam periode minggu dan hari
❏
✔ memeriksa apakah tujuan pelatihan tercapai dalam waktu yang disediakan
❏
✔ Menilai variasi metode pelatihan
❏
✔ menilai apakah pembagian waktu sesi-sesi cukup layak atau tidak
❏
✔ berbagi rancangan Anda dengan kelompok inti, menerima umpan balik dan
meningkatkannya
❏
✔ berbagi rancangan dengan co-pelatih dan narasumber, sehingga mereka bisa menyi-
apkan diri dengan lebih baik.
3. Selanjutnya, masukkan urutan topik yang sudah dirancang, ke dalam waktu pelati-
han, sesuaikan dengan jumlah hari, minggu atau bulan (termasuk pelatihan di
dalam ruang kelas dan di lapangan). Mulailah dengan gambaran umum, lalu
fokus pada satu minggu, lalu pada satu hari, dan terakhir, bagi topik per sesi. Cara
termudah untuk melakukannya adalah dengan menggambar tabel jadwal pelatihan
Anda di kertas flip chart, dan Anda menempelkan post-its dan bisa memindah-min-
dahkannya agar bisa menghasilkan urutan yang paling logis. Ketika melakukannya,
mungkin Anda akan mengkaji ulang langkah pertama dan kedua, dan menanyakan
kembali, apakah topik yang dipilih betul-betul penting ? Apakah proses ini adalah
proses yang terbaik ? Apakah kita membutuhkan waktu yang lebih lama ?
Pagi
Siang
4. Setelah Anda puas dengan alur secara umum, maka sekarang waktunya untuk
mengisi setiap sesi dengan lebih detail. Tulislah waktu yang diperlukan, apa top-
iknya, apa tujuannya, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk setiap sesi. Anda
bisa menggunakan format pada halaman selanjutnya.
5. Tulis alur agenda Anda pada flipchart agar bisa dibahas oleh anggota tim fasilitator
yang lain, atau oleh reviewer yang Anda undang.
Agenda Pelatih
Hari: _______________
1. Flip chart yang berisi kerangka kerja dan elemen-elemen sesi, yang diperbesar dan Bahan-bahan:
difotokopi untuk peserta pada kertas warna yang berbeda. Setiap kelompok akan
memperoleh warna yang berbeda.
2. lem
3. foto kopi hand out
1. Perkenalkan bahwa sebelum peserta bekerja untuk menerapkan rancangan sesi Langkah-langkah
yang telah disusunnya sendiri, maka mereka akan diminta untuk berpartisipasi
dalam permainan. Periksa pemahaman peserta terhadap sesi (seperti waktunya:
rata-rata lamanya 1-3 jam). Perkenalkan permainannya sebagai satu metode pem-
belajaran. Permainan seringkali menyenangkan untuk dimainkan dan jika dirancang
dengan baik bisa membangkitkan banyak pembelajaran.
2. Curah pendapat
3. Bandingkan proses merancang suatu sesi dengan proses membuat sup. Ketika
membuat sup, Anda akan memulai dengan mempersiapkan banyak bahan, yang
akan dicampur sedemikian rupa agar menjadi sup yang enak, dan cocok dengan
makanan yang lain.
4. Lakukan curah pendapat cepat untuk menjawab pertanyaan Apa yang menjadi
bahan-bahan utama suatu sesi pelatihan? Dapatkan kategori utama: peserta,
waktu, metode, isi, tujuan.
5. Perancangan permainan perkenalkan permainan berikut:
● Jelaskan bahwa setiap kelompok akan menerima satu set tujuan, topik-topik,
metode & waktu yang terbatas.
● Katakan bahwa tim bisa menyusun dan membuat kombinasi atas bahan-bahan
sesi pelatihan. Yang tidak boleh diubah hanya dua, yakni: judul (penguasaan
tanah atau PRA) dan waktu (2.5 jam) dari sesi
6. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4 atau 5 orang. Berikan
waktu 30 menit untuk permainan. Setelah itu minta peserta untuk memamerkan
hasilnya.
7. Undang peserta untuk membaca hasil dari kelompok lain, dan gunakan post its
untuk mengomentarinya.
Catatan: Permainan ini adalah suatu latihan yang sangat efektif bagi peserta agar mereka bisa
mencampur bahan-bahan utama suatu sesi. Peserta mengungkapkan bahwa latihan ini
sangat berguna untuk mereka sebagai cara untuk mempersiapkan perancangan sesi-
sesi mereka sendiri, dengan mempertimbangkan bahan-bahan yang sudah tersedia.
Penguasaan tanah / partisipatory rural appraisal (PRA) adalah satu konsep penting
dalam pengelolaan hutan partisipatif. Karenanya pelatih memutuskan untuk menam-
bah satu sesi dua setengah jam dalam pelatihan dua minggu untuk penyuluh komuniti
forestri. Pesertanya adalah pekerja lapangan yang tidak terbiasa duduk di satu ruang
kelas dan menyimak terlalu lama. Mereka menyukai pengalaman langsung.
Anda diminta sebagai anggota tim untuk merancang sesi ini, sesuai dengan ide-ide
Anda. Anda bebas memilih tujuan, topik-topik, dan metode yang sesuai untuk meran-
cang sesi seefektif mungkin, tetapi tidak boleh lebih dari 2.5 jam.
Anda harus melakukannya selama 30 menit. Tempelkan elemen-elemen yang ter-
pilih dengan menggunakan kerangka kerja berikut ini dan tulis argumentasi Anda untuk
kombinasi elemen yang spesifik.
Judul sesi:
Tujuan:
Tujuan
● Bisa menjelaskan perbedaan antara akses terbuka (open access), rezim kepemilikan
pribadi (private property) dan rezim kepemilikan bersama (common property)
● bisa menjelaskan bahwa penguasaan tanah tidak hanya mencakup kepemilikan,
melainkan juga mencakup semua pengaturan, aturan dan regulasi berhubungan
dengan akses, penggunaan dan pengendalian sumber daya
● bisa mendaftar paling kurang dengan 5 cara, tentang isu penguasaan tanah dan
keselamatan sumber daya, dalam pengelolaan hutan di wilayah kerja mereka
sendiri
● bisa menanyakan pertanyaan yang sesuai tentang penguasaan tanah ketika bera-
da di lapangan
Topik-topik
● perbedaan antara kepemilikan dan penguasaan tanah
● kompleksitas sistem penguasaan tanah: sumber daya yang berbeda dalam bagian
hutan yang sama,mungkin menjadi ‘milik’ untuk orang berbeda. Dan orang berbeda
mungkin memiliki hak berbeda atas sumber daya yang sama.
● Karakteristik penguasaan: dinamika dan perkembangan karena hak bisa dirund-
ingkan dan harus diakui
● perbedaan antara aturan dan regulasi formal (de jure) dan informal (de facto)
● pentingnya pengakuan atas hak adat dan praktek-praktek pengelolaan sumberdaya
alam yang dimiliki oleh penduduk desa
● pentingnya penguasaan tanah dalam pengelolaan hutan
● perbedaan antara “akses terbuka” dan rezim kepemilikan bersama, kepemilikan
negara dan kepemilikan pribadi atau kepemilikan individual
● menilai penguasaan tanah
● mengajukan pertanyaan yang tepat tentang penguasaan tanah
Tujuan
● Bisa menjelaskan paling kurang 5 perbedaan antara riset konvensional dan metode
partisipatif
● Bisa mendaftar paling kurang 3 keuntungan dan 3 risiko metode partisipatif
● Bisa mendaftar paling kurang 4 alat partisipatif dan menjelaskan tujuan setiap alat
● Bisa memilih alat yang sesuai untuk beberapa kasus
● Bisa menjelaskan sikap apa yang diperlukan agar berhasil menerapkan metode par-
tisipatif
● Bisa melakukan wawancara semi-struktural
Topik-topik
● Perbedaan antara metode konvensional dan partisipatif
● Perbedaan antara PRA/RRA
● Keuntungan dan risiko metode partisipatif
● wawancara semi-struktural
● Kotak alat
● Pentingnya metode partisipatif dalam pengelolaan hutan partisipatif
● Peran dan sikap tim PRA dan penduduk desa
● Jender
Selama merancang satu program pelatihan, acara, aktifitas, modul atau sesi,
berikut ini elemen-elemen yang harus dipertimbangkan dan dilihat secara terintegrasi:
MENGAPA
Tujuan
BAGAIMANA
Monitoring & metode, alat & teknik Konteks
Evaluasi Lingkungan
1. Transparansi atau flip charts tentang masalah komputer dan siklus pembelajaran Bahan-bahan:
berdasar pengalaman
2. Flipcharts dengan 4 contoh sesi terpilih; masing-masing menunjukkan kejelasan
suatu alur sesi yang dimulai pada titik masuk yang berbeda dari siklus pembela-
jaran berdasar pengalaman
3. Handout yang difotokopi
1. Jelaskan bahwa sebelum peserta merancang sesi mereka sendiri, Anda akan mem- Langkah-langkah
perkenalkan alat lain yang bisa membantu mereka untuk meragamkan gaya sesi
dan membuatnya lebih kreatif.
2. Hubungkan dengan prinsip pembelajaran orang dewasa. Ingatkan mereka bahwa
untuk semua orang dewasa, pembelajaran berdasar pengalaman dan pembela-
jaran dengan melakukan adalah aspek yang sangat penting dalam pembelajaran.
Jelaskan bahwa walaupun prinsip-prinsip mengenai pembelajaran bisa sama untuk
setiap orang, kita juga memiliki kecenderungan tertentu tentang bagaimana cara
belajar yang diinginkan.
3. Tunjukkan contoh komputer (lihat transparansi pertama) dan buat daftar sekilas
tentang tanggapan dan jelaskan bahwa setiap orang memiliki satu gaya yang
lebih diminati dalam belajar memecahkan masalah. Beberapa orang suka mulai
dengan coba-coba, yang lainnya lebih suka berefleksi, berpikir atau menerapkan.
4. Jelaskan bahwa pembelajaran dapat digambarkan sebagai satu proses bekerja
melalui berbagai langkah yang ada di dalam siklus pembelajaran berdasar pengala-
man. Jelaskan bahwa hal itu adalah alat bantu yang sangat berguna bagi pelatih
untuk merancang sesi mereka.
5. Tampilkan rancangan sesi contoh, dan minta pada mereka, secara berkelompok,
untuk menggambar siklus pembelajaran, dengan menunjukkan di manakah sesi
awal dan akhir dari siklus tersebut.
6. Minta pada peserta untuk menjelaskan bagaimana seharusnya pelatih bisa meng-
gunakan siklus tersebut dalam merancang suatu sesi pelatihan.
7. Jelaskan bahwa mungkin saja melatih topik yang sama dengan 4 cara yang berbe-
da sesuai dengan gaya pembelajaran yang berbeda. Bagikan latihan dan minta
peserta, secara berkelompok, mendefinisikan di mana setiap kasus dimulai dalam
siklus pembelajaran (kasus 1: instruksi, kasus 2: refleksi, kasus 3: pembelajaran
mandiri, kasus 4: belajar dengan melakukan).
8. Ringkaskan, dan sampaikan dua konsekuensi penting yang diperoleh dari latihan
yang baru dilakukan tersebut (lihat hand out).
9. Bagikan hand out.
Catatan: Perancangan sesi adalah satu aktifitas yang sangat kongkrit yang dapat dikaitkan de-
ngan siklus pembelajaran berdasar pengalaman. Seringkali hal ini dianggap abstrak.
Inilah cara yang baik untuk menunjukkan betapa bergunanya alat ini bagi pelatih.
Suatu hari, ketika Anda sedang menggunakan komputer, tiba-tiba komputer Anda rusak.
Apa yang pertama-tama akan Anda lakukan untuk memecahkan masalah ini ?
3. Tetap mencoba memencet berbagai tombol dengan harapan bahwa masalah bisa
terpecahkan.
4. Duduk sejenak dan berusaha mengingat kembali cara yang pernah Anda lakukan
ketika menemui masalah yang sama.
Terbuka terhadap
pengalaman baru. Meng- Berpikir, Bermeditasi
hubungkan dengan pengalaman Mempertimbangkan,
orang lain di masa lalu dan Menemukan,
sekarang Mencerna informasi,
Berpikir keras,
Memperjelas,
Belajar sambil mencoba,
Memahami,
Menerapkan, Uji coba (trial
Menguras otak
dan error) Bereksperimen
PENGALAMAN
PRAKTEK REFLEKSI
KESIMPULAN
Mengeneralisasi, Berpikir,
Menganalisa Mengidentifikasi isu kunci
atau hal-hal penting, Meletakkan semua hal
dalam satu kerangka, Membentuk
konsep atau ide baru
Berikut ini adalah contoh empat sesi, yang semuanya memperkenalkan pen-
dekatan penyelesaian konflik yang mendukung gaya pembelajaran yang berbeda.
Tentukan gaya pembelajaran mana yang bisa digunakan untuk setiap contoh.
● Kasus 1
1. Pelatih menjelaskan karakteristik dari tiga pendekatan yang berbeda dalam
penyelesaian konflik.
2. Peserta mendapat tiga studi kasus mengenai penyelesaian konflik dan diminta
untuk mengidentifikasi pendekatan apa yang dipergunakan dalam setiap kasus.
3. Peserta bertukar pengalaman mengenai penyelesaian konflik yang mereka
lakukan dalam pekerjaan mereka sendiri.
4. Peserta merefleksikan bagaimana mereka menghubungkannya dengan tiga pen-
dekatan yang telah diperkenalkan.
● Kasus 2
1. Peserta melakukan curah pendapat berdasarkan pengalaman mereka mengenai
apa yang penting dalam penyelesaian konflik.
2. Dalam kelompok kecil peserta merefleksikan hasil curah pendapat dan men-
ganalisis untuk membedakan tiga pendekatan yang terdapat dalam hasil curah
pendapat tersebut.
3. Dalam pleno, hasilnya didiskusikan dan tiga pendekatan tersebut didiskusikan
dan diberi nama.
4. Peserta kemudian menonton video mengenai konflik dan mengidentifikasikan pen-
dekatan yang mana yang tepat untuk memecahkan masalah tertentu.
● Kasus 3
1. Untuk pekerjaan rumah, peserta membaca sebuah artikel mengenai tiga pen-
dekatan penyelesaian konflik.
2. Pada hari selanjutnya pelatih memandu satu diskusi pleno untuk merumuskan
ketiga pendekatan tersebut.
3. Hal tersebut diikuti dengan satu latihan pendek mengenai tiga studi kasus
penyelesaian masalah dan peserta diminta untuk mengidentifikasikan pen-
dekatan mana yang dipakai dalam setiap studi kasus.
4. Peserta bertukar pengalaman mengenai penyelesaian konflik dalam pekerjaan-
nya.
● Kasus 4
1. Pelatih memulai satu permainan simulasi, yang menciptakan konflik dalam
kelompok, yang harus mereka pecahkan.
2. Peserta mencoba cara yang berbeda utuk menyelesaiakan masalah.
3. Setelah simulasi berakhir, pelatih membantu kelompok untuk merefleksikan pen-
galaman melalui satu diskusi pleno .
4. Pada akhir refleksi, pendekatan-pendekatan yang berbeda diidentifikasikan.
David Kolb, seorang psikolog perkembangan, telah mengembangkan satu cara pan-
dang terhadap cara pembelajaran orang dewasa sebagai satu proses (‘experiential
process’). Pembelajaran dalam proses ini dilihat sebagai satu siklus pembelajaran
empat tingkat: pengalaman kongkrit, pengamatan reflektif, konseptualisasi abstrak, dan
percobaan aktif:
Dengan kata lain, pembelajaran bisa dilihat sebagai satu proses ketika seseorang
mengalami sesuatu secara langsung, merefleksi pengalaman sebagai sesuatu yang
baru atau berhubungan dengan pengalaman yang lain, dan menggunakan konsep
dalam tindakan yang berurutan sebagai satu petunjuk perilaku. Di luar keempat
langkah tersebut orang menurunkan satu rangkaian baru pengalaman yang menuju
pada pengulangan siklus pembelajaran.
PENGALAMAN
PRAKTEK REFLEKSI
KESIMPULAN
Teoris
Pragmatis pendekatan
pendekatan pembelajaran
instruksi mandiri
Aktifis Reflektor
● Unggul dalam melakukan sesuatu ● unggul dalam kemampuan imajinatif
● Pengalaman baru, kesempatan baru dan ● senang memperhatikan atau berpikir
masalah baru (permainan, bermain tentang aktifitas
peran, dll.) ● diberi kesempatan berpikir sebelum
● berada di panggung (memimpin perte- bertindak
muan, dll.) ● investigasi dan riset
● mengembangkan ide tanpa memper- ● mengulas situasi
hatikan hambatan hambatan praktisnya, ● mencapai keputusan sendiri tanpa
pengambil resiko tekanan
● cenderung menyelesaikan masalah de-
ngan uji coba (trial and error)
Pragmatis Teoretis
● unggul dalam praktek penerapan ide ● unggul dalam menciptakan model teoritis
● umpan balik dari praktisi yang berhasil ● menguji metodologi dan asumsi
● kesempatan untuk menerapkan akan ● tidak begitu memperhatikan kegunaan
memberi solusi terbaik bagi satu praktis dari teori
masalah tertentu
Mengapa kita harus menyadari adanya perbedaan gaya pembelajaran dalam per-
ancangan pelatihan ?
Memahami gaya-gaya pembelajaran ini, termasuk memahami konsekuensinya
dalam memilih dan merencanakan metode latihan, akan membantu kita untuk membu-
at pelatihan menjadi lebih efisien. Dalam setiap latihan, peserta akan mewakili campu-
ran dari gaya pembelajaran tersebut. Sebagai seorang pelatih penting untuk menggu-
nakan ke-4 pendekatan tersebut selama training. Jika Anda tidak sadar mengenai vari-
asi pendekatan tersebut maka kemungkinan besar Anda akan menonjolkan gaya pem-
belajaran yang lebih Anda sukai.
Aktifis Reflektor
● Paling baik belajar dengan ● Paling baik belajar dalam
menggunakan metode suatu situasi dimana dia
seperti: bisa menjadi pengamat
● Diskusi kelompok atau reflektor:
● Projek ● Curah pendapat mengenai
● Permainan peran pengalaman sendiri
● Simulasi ● Merefleksi simulasi atau
permainan peran
Pragmatis Theoris
● Paling baik belajar dari ● Paling baik dengan belajar
contoh khusus dan keter- mandiri seperti:
libatan seperti: ● Pekerjaan rumah
● latihan ● Menganalisis studi kasus
Bahan-bahan: 1. Flipchart dengan tujuan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang tercampur*
2. Fotokopi handout
Waktu: 1 jam
Langkah-langkah 1. Perkenalkan sesi ini dengan menjelaskan bahwa mengembangkan tujuan pembela-
jaran adalah langkah pertama dalam merancang satu sesi atau latihan.
2. Tanyakan kepada peserta apa yang mereka pikir menjadi tujuan dari pembelajaran
ini.
3. Setelah hal tersebut diklarifikasi, lakukan curah pendapat dengan cepat mengenai
mengapa penting bagi mereka untuk merumuskan tujuan pembelajaran.
4. Jelaskan bahwa ada tiga jenis tujuan pembelajaran. Ketiganya tergantung dari apa
peserta ingin pelajari: pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
5. Tanyakan kepada mereka apa yang dimaksud dengan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap:
● Pengetahuan: adalah informasi, teori, konsep, fakta yang harus diketahui peserta
● Ketrampilan: adalah hal yang semestinya bisa dilakukan peserta termasuk
ketrampilan fisik, komunikasi dan ketrampilan
● Sikap: adalah pikiran, perasaan yang harus dimiliki peserta mengenai orang, ide-
ide dan pengalaman, seperti, rasa hormat, kepercayaan, kepedulian, kepekaan,
kesediaan untuk mendengar, kesabaran, dll.
6. Tunjukkan flipchart dengan tujuan yang tercampur, dan undang peserta secara
berkelompok, untuk memutuskan apakah ada yang disebut tujuan pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Diskusikan hasilnya secara ringkas.
7. Jelaskan bahwa tujuan pembelajaran harus memenuhi sejumlah kriteria supaya efek-
tif, tujuan harus SMART. Tulis S M A R T pada flipchart dan minta peserta menje-
laskan apa maksudnya singkatan tersebut. Jelaskan kriterianya.
8. Bagikan handout-nya; minta mereka untuk membacanya sebelum sesi selanjutnya,
dimana mereka akan mempraktekkan cara menulis tujuan pelatihan yang SMART.
Komentar: * Contoh yang baik bisa Anda ambil dari tujuan pelatihan yang pernah Anda tulis dalam
berbagai pelatihan sebelumnya, asalkan formulasi tujuannya terumuskan dengan baik,
dan ketiga jenis tujuan pembelajaran terwakili dengan baik. Pastikan Anda memiliki
beberapa contoh yang baik berhubungan dengan sikap. Sikap adalah hal yang paling
sulit untuk diformulasikan dengan baik.
Ide mengenai kata kerja yang digunakan dalan tujuan pembelajaran pengetahuan,
ketrampilan dan sikap
Ringkasan:
Ingat, dalam menulis tujuan pembelajaran, harus SMART. Tujuan semestinya...
M Measurable (terukur) Jika tujuan tidak terukur atau tidak bisa diamati
or observable maka tujuan tidak bisa dimonitor atau dievaluasi dan
karenanya tidak berguna. Itu juga menunjukkan
bahwa tujuan yang dirumuskan, kurang spesifik.
Time bound (terikat Suatu tujuan harus menyebutkan kapan suatu tujuan
waktu) tercapai, pada akhir … peserta ….
1. Perkenalan sesi ini dengan mengingatkan peserta tentang tujuan pembelajaran Langkah-langkah
SMART yang telah diperkenalkan pada sesi sebelumnya. Jelaskan bahwa selama
sesi ini mereka memiliki kesempatan untuk mempraktekkan bagaimana mengenali
dan menulis tujuan pelatihan yang SMART.
2. Bagikan latihan (adaptasikan topik dengan kelompok sasaran khusus Anda) dan
minta orang-orang secara individu atau dalam kelompok kecil untuk menentukan
apakah tujuan yang ditulis sudah memenuhi unsur SMART atau belum.
3. Setelah 10 menit kumpulkan jawaban dalam pertemuan pleno dan tuliskan di di
overhead atau flip chart.
4. Setelah menyepakati tujuan pembelajaran mana yang tidak SMART, minta pada
kelompok kecil untuk menuliskan kembali menjadi tujuan pembelajaran yang benar
menggunakan kata kerja yang didaftar dalam handout.
5. Minta setiap kelompok kecil untuk menuliskan satu frase yang sudah diperbaiki
pada over head atau flip chart. Diskusikan pernyataan yang sudah diperbaiki.
6. Jelaskan bahwa mereka kini siap untuk menulis tujuan pembelajaran untuk rancan-
gan sesi mereka sendiri. Katakan bahwa pada hari selanjutnya setiap kelompok
akan mengembangkan rancangan sesi lengkap tahap demi tahap. Merumuskan
tujuan akan menjadi langkah pertama.
7. Undang mereka untuk bekerja dalam kelompoknya. Di dalam kelompok, mereka
diminta untuk memilih satu sesi dari agenda pelatihan yang akan mereka kerjakan
besoknya, dan kemudian rumuskan tujuan pelatihan yang SMART.
Awalnya mungkin latihan ini membingungkan, sebab banyak pelatih terbiasa menulis Komentar:
tujuan instruksional tetapi bukan tujuan pembelajaran secara spesifik. Karenanya, jika
terjadi perbedaan pendapat apakah suatu pernyataan bisa diukur atau tidak, maka
kita minta orang yang mengatakan bahwa hal itu bisa diukur untuk menunjukkan
bagaimana mengukurnya. Hal ini akan menunjukkan apa yang dimaksud dengan bisa
diukur. Seperti bagaimana Anda menunjukkan bahwa Anda mengakui pentingnya
Komuniti Forestri. Mungkin seorang peserta akan menuliskan tiga alasan mengapa KF
itu penting. Dengan demikian, kita bisa menulis tujuannya menjadi “Peserta dapat
mendaftar paling sedikit tiga alasan.” Hal ini lebih baik ketimbang kita hanya menulis
“Peserta dapat mengenali …”
6. Menjelaskan pentingnya KF
1. fotokopi daftar untuk memperkirakan, merancang dan menulis rencana sesi Bahan-bahan:
2. fotokopi perbesaran sekitar 8 contoh rencana sesi (yang baik dan buruk)
Berusahalah untuk memilih satu gabungan rencana sesi. Hal ini akan membangkitkan Komentar:
satu diskusi yang baik dan melengkapi peserta dengan banyak ide untuk mengem-
bangkan gaya mereka sendiri dalam merencanakan sesi.
Tip : cara terbaik untuk memeriksa bahwa Anda telah menulis satu ren
cana sesi yang baik adalah meminta pelatih lain untuk membacanya
dan dan tanyakan apakah dia bisa menjalankan sesi tanpa penjelasan
tambahan.
1. Segarkan ingatan peserta dengan menanyakan mengapa penting untuk menulis Langkah-langkah
rencana sesi. Jelaskan bahwa agak mudah untuk mengritik rencana sesi yang ditulis
oleh orang lain yang akan mereka laksanakan tetapi akan cukup sulit untuk
menulis satu rencana sesi sendiri.
2. Minta peserta untuk memilih satu sesi sederhana untuk kursus mereka sendiri dan
pertama hanya kembangkan tujuan pelatihan dan pilih metode yang sesuai dan
tuliskan pada satu flip chart untuk dipamerkan.
3. Pamerkan flipcharts dan minta umpan balik dari peserta. Pertajam tujuan dan
perdebatkan pemilihan metode jika diperlukan.
4. Undang peserta untuk kembali ke kelompok mereka dan kembangkan satu rencana
sesi penuh berdasarkan pada umpan balik yang mereka terima dan pasang lagi
pada flipchart untuk dipamerkan.
5. Pamerkan semua rencana sesi dan minta peserta untuk berkeliling dan
menekankan poin yang perlu dikembangkan dan poin-poin baik menggunakan post
its.
6. Diskusikan umpan balik pada post its dan jika diperlukan tambahkan pengamatan
Anda sendiri.
7. Tutup dengan menanyakan apa yang peserta pelajari dengan menulis rencana sesi
mereka sendiri. Rumuskan poin-poin pembelajaran.
Komentar:
Kenapa peduli?
Karena Anda akan segera melaksanakannya, hal ini adalah usaha sebenarnya
untuk menulis rencana sesi (yang baik). Karenanya sangat baik untuk mewujudkan ren-
cana sesi Anda sebagai batu pembangun pelatihan Anda. Selama Anda hanya menga-
jar Anda tidak memerlukan rencana sesi, transparansi saja cukup. Tetapi, jika Anda
ingin menjalankan acara pelatihan partisipatori maka Anda benar-benar memerlukannya
karena persiapan dan pelaksanaan menjadi jauh lebih kompleks. Rencana sesi mem-
bantu Anda untuk:
● memeriksa apakah sesi mengikuti satu ● memberitahu sesi Anda kepada pelatih
alur logis tertentu atau narasumber lain
● memeriksa kelayakan waktu ● mendapat umpan balik
● terhindar dari kelupaan untuk memper- ● mengembangkan sesi Anda
siapkan segala sesuatu ● mendokumentasikan pelatihan Anda
● terhindar dari kelupaan untuk ● dll.
melakukan atau mengatakan sesuatu
selama sesi
● Komentar
Komentar apa pun mengenai penerapan, kemungkinan akibat, risiko, peringatan,
atau ide-ide untuk variasi bisa disertakan di sini.
Pada halaman selanjutnya Anda akan menemukan satu contoh tata letak rencana
sesi.
Judul Sesi
1. Bahan-bahan:
2.
3.
1. Langkah-langkah
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Catatan: