You are on page 1of 8

Dampak Penebangan Hutan Terhadap Ketersediaan Air

Disusun Oleh:

Ivan C Pangkerego

SMA KRISTEN 1 TOMOHON

2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karenaNyalah kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Dampak Penebangan Hutan Terhadap Ketersediaan Air.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas kelompok Pendidikan Linkungan Hidup di SMA
Kristen 1 Tomohon. Makalah ini akan membahas tentang semua dampak dari penebangan hutan
terhadap ketersediaan air di bumi.

Kita ketahui bersama bahwa air sangatlah dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Dan sebagian
besar air bersih di bumi tersimpan di dalam tanah yang disebut dengan Air Tanah. Sehingga hutan
sangatlah berpengaruh dalam pembentukan struktur tanah yang baik.

Untuk itu kami berharap materi dalam makalah ini akan berarti bagi pembaca dalam memahami
tantang kelangsungan kehidupan alam yang seimbang sehingga pembaca dapat sadar dan lebih
mencintai alam disekitar yang mulai rusak.

Kiranya materi ini dapat berguna bagi pembaca.

Penulis
Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan manusia. Dimana kebutuhan kita akan air harus dipenuhi
karena tanpa air, kita tidak dapat hidup. Oleh sebab itu, untuk menjaga keseimbangan metabolisme
tubuh kita maka air diperlukan. Namun dalam salah satu siaran pers Yayasan Merah Putih (22 Maret
2008) disebutkan bahwa sekitar 2,7 miliar orang di dunia yang kehilangan akses air bersih dan
sebagian besar tinggal di Negara berkembang dan negara terkebelakang. Indonesia merupakan
salah satu Negara berkembang yang banyak dari penduduknya tidak memiliki akses air bersih yang
memadai sekalipun banyak yang mengguka air yang tercemar. Tercatat bahwa ada sekitar 72,5 juta
penduduk Indonesia yang memang tidak memiliki akses air bersih sebagai penunjang kegiatan MCK,
Masak, dan minum. Walaupun sudah ada pasokan air dari PAM/PDAM tetapi air tanah di daerah
perkotaan sudah tercemari. Dan juga akibat pengrusakan lingkungan seringkali terjadi juga
kerusakan pada hulu sungai sehingga menyebabkan menurunnya jumlah volume air maupun
kualitas air itu.

Kita sebagai manusia adalah mahkluk istimewa yang diberikan akal budi dari Tuhan tentunya
harus tahu cara mengolah segala mahkluk dan benda ciptaannya yang ada di bumi. Namun faktanya
manusia lah yang merusak keseimbangan alam sehingga menyebabkan segala bencana yang
merugikan manusia maupun makhluk hidup nlainnya. Salah satu tindakan pengrusakan oleh
manusia adalah penebangan hutan untuk pembangunan gedung-gedung besar, pembuatan lahan
pertanian, dan untuk produksi barang-barang yang berbahan kayu tanpa tahu resiko besar yang
akan dihadapi. Penebangan hutan sangatlah berdampak negative bagi semua mahkluk hidup di
bumi. Di mana hutan yang merupakan paru-paru dunia mulai menghilang perlahan-lahan sehingga
menyebabkan kerusakan pada lapisan Atmosfer(udara) bumi maupun lapisan Litosfer (tanah) bumi.
Pada lapisan litosfer bumi, hutan sangatlah berpengaruh secara langsung pada factor ketersediaan
air.
Pembahasan
Menurut lokasinya, hutan terbagi atas tiga jenis yaitu: Hutan tropis, hutan subtropics dan hutan
boreal.Brazil dan Indonesia adalah Negara dengan hektaran hutan torpis terbesar didunia. Luas
hutan di Indonesia 140,3 Juta Ha dengan rincian: 30,8 juta Ha hutan lindung, 18,8 juta Ha cagar alam
dan taman nasional, 64,3 juta Ha hutan produksi, 26,6 juta Ha hutan yang doalokasikan untuk
dijadikan: lahan pertanian, perumahan dan daerah transmigrasi. Jadi ada sekitar 54% dari total luas

negara adalah hutan.

Tentunya dengan luas hutan sebanyak itu, hutan kita memiliki potensi dalam menyimpan
cadangan air. Sebab hutan sangatlah baik untuk respirasi air. Dengan begitu hutan kita dapat
menyimpan air untuk 4 miliar penduduk di bumi. Itu berarti stock air kita dapat digunakan untuk 5-7
tahun mendatang

Aktivitas eksploitasi
tanpa perencanaan atau
penanggulangan atas
kerusakan hutan yang
digarap, menyebabkan Indonesia kehilangan jutaan hektar lahan hutan setiap tahun. Menurut Lisa
Curran, kayu yang diambil di Borneo (Kalimantan) pada tahun 1985-2000 lebih banyak dari afrika
dan Amazon digabungkan. Jadi pernyataan itu menunjukan jumlah penebangan hutan di Kalimantan
selama kurang lebih 15 tahun. Penebangan tersebut barulah disalah satu pulau besar di Indonesia
dari lima pulau besar. Diperkirakan di Indonesia 70-75 persen kayu dipanen secara illegal, selain juga
memperkecil tempat penyerapan air cadangan untuk bumi tetapi hal ini juga sangat merugikan
pemerintah hingga ratusan juta bahkan miliar dara pajak pemasukan yang hilang.

Menurut WWF, factor-faktor yang memotori penebangan hutan illegal di Indonesia adalah
sebagai berikut:

1) Fasilitas pengolah kayu


yang besar jumlahnya
walaupun produksi
kayu telah menurun
seiring perubahan
waktu. Indonesia
memiliki kemampuan
mengolah kayu 58,2
juta meter kubik setiap
tahunnya, sedangkan
produksi hutan legal
adalah 25,4 juta meter kubik.
2) Tidak adanya kepedulian lokal mengenai penebangan hutan.
3) Korupsi dan Kepentingan politis local.
4) Ekonomi. Kayu legal membutuhkan biaya 85 USD per meter kubik untuk mengirimkannya ke
perusahan pemotong kayu, sedangkan kayu illegal hanya membutuhkan 32 USD per meter
kubik.

Selain itu, salah satu hal yang membuat terjadinya penebangan hutan adalah sulitnya kebutuhan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Contohnya: karena minyak tanah sulit untuk didapat, maka
kebanyakan penduduk berpindah bahan bakar ke kayu bakar. Dan menebang pohon tanaman keras.
Itu mengakibatkan hilangnya rata-rata 300 mata air setiap tahun.

Data di Kementerian Negara dan Lingkungan Hidup RI menunjukkan, akibat kebakaran dan
penebangan, baik legal maupun ilegal, telah membuat hutan kita berkurang sebanyak 1,87 juta
hektar per tahun. Bahkan, lahan hutan diperkirakan habis sama sekali, dalam kurun waktu 50 tahun
lagi.

Oleh karena dampak buruk yang mungkin timbul bila bumi kekurangan air, kita kini memerlukan
perencanaan pengelolaan air, dengan fokus penyelamatan lingkungan hutan yang masih tersisa.
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan areal hutan terbesar, dan bangsa-bangsa di dunia harus
bekerjasama, untuk mencari jalan keluar dari masalah kelangkaan dan ketiadaan sumber air bersih,
yang melanda terutama daerah-daerah terbelakang karena konflik ataupun karena sumber daya
alamnya terbatas atau rusak. Bisa-bisa, tanpa disikapi dari sekarang, dunia kelak berperang karena
memperebutkan sumber daya atau akses air bersih. Sebuah perang yang mungkin lebih tragis
daripada perang yang kita saksikan dengan beragam judul dan tema, pada awal millenium ini. Bila
sekarang kita mengenal istilah : “Perang Emas Hitam”- sebuah perang yang digagas demi
memperebutkan cadangan minyak bumi-, bukan tak mungkin suatu saat kelak dunia akan
mengalami masa ”Perang Berlian Cair”, dimana negara-negara berperang demi memperebutkan
akses dan cadangan air bersih.

Kesimpulan
Berdasarkan data dan referensi yang ada, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air di bumi
akan berubah sejalan dengan jumlah hutan. Dan dengan mengurangi penebangan hutan yang illegal
maka kita menyelamatkan nyawa anak cucu kita di masa mendatang. Oleh karena itu, lindungilah
hutan Indonesia untuk anak cucu kita di masa mendatang.
Sumber
Bila Air dan Hutan Hilang, http://cibeureum.wordpress.com

Menebang Hutan di Borneo, http://world.mongabay.com/indonesian/borneo-hutan.html

Akibat Penebangan Hutan, 2.100 Mata Air Mengering, Kompas, 26 Agustus 2005

You might also like