You are on page 1of 9

SISTEM EKONOMI

A. Pengertian Sistem

Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu secara

holistik, yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri

dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang menjalin

berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu.

Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau masyarakat,

untuk suatu sistem sosial atau sistem kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup

dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem

informasi atau bahkan kombinasi dari subjek-subjek tersebut.

Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek)

itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi,

serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut agar serasi.

Kaidah atau norma yang dimaksud bisa berupa aturan atau peraturan, baik yang

tertulis maupun yang tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan antar

manusia. Contohnya aturan-aturan dalam suatu sistem kekerabatan. Secara toritis pengertian

sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang

dilaksanakan atau dipergunakan oleh suatu bangsa atau negara dalam mencapai cita-cita yang

telah ditetapkan.

Pengertian lembaga atau institusi ekonomi adalah suatu pedoman atau, atauran atau
kaidah yang digunakan seseorang atau masyarakat dalam melakukan kegiatan-kegiatan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan
dengn usaha (bisnis), dengan pasar, transaksi jual-beli, dan pembayaran dengan uang.

[1]
B. Sistem Ekonomi

Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau

pengolahan alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor-faktor produksi

yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa.

Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan

pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalan-

persoalanekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara. Menurut Dumairy (1966),

Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar

manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suat tatanan kehidupan, selanjutnya

dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan

dengan falsafah, padangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi

sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam suatu supra sistem kehidupan masyarakat.

Sistem ekonomi merupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan masyarakat di suatu negara.

Pada negara-negara yang berideologi politik leiberalisme dengan rezim pemerintahan

yang demokratis, pada umumnya menganut ideologi ekonomi kapitalisme dengan pengelolaan

ekonomi yang berlandaskan pada mekanisme pasar. Di negara-negara ini penyelenggara

kenegaraannya cendrung bersifat etatis dengan struktur birokrasi yang sentralistis. Sistem

ekonomi suatu negara dikatakan bersifat khas sehingga dibedakan dari sistem ekonomi yang

berlaku atau diterapkan di negara lain.

[2]
Berdasarkan beberapa sudut tinjauan seperti :

1. Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi

2. Keluwesan masyarakat untuk saling berkompentisi satu sama lain dan untuk menerima

imbalan atas prestasi kerjanya

3. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan

bisnis dan perekonomian pada umumnya.

C. Macam-Macam Sistem Ekonomi

1. Sistem Ekonomi Kapitalis

Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang besar

bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan

individual atau sumber daya-sumber daya ekonomi atau faktor produksi. Secara garis besar,

ciri-ciri ekonomi liberal kapitalis adalah sebagai berikut :

 Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi dimana Pemilikan alat-alat produksi

di tangan individu dan Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang

dipandang baik bagi dirinya.

 Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi

memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga-

harga. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible

Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien. Motif yang

menggerakkan perekonomian mencari laba

[3]
Kebaikan-kebaikan sistem ekonomi Kapitalis:

 Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-

barang.

 Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan

segala hal yang terbaik dirinya.

 Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang

diperlukan lebih kecil.

Kelemahan-kelemahan sistem ekonomi Kapitalis

 Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan

persaingan monopolistik.

 Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena

adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan

upah buruh dan lain-lain).

Dampak sistem Ekonomi Kapitalis :

Interkoneksi sistem bisnis global yang saling terkait, membuat 'efek domino'

krisis yang berbasis di Amerika Serikat ini, dengan cepat dan mudah menyebar ke

berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Tak terkecualikan Indonesia. Krisis

keuangan yang berawal dari krisis subprime mortgage itu merontokkan sejumlah

lembaga keuangan AS. Pemain-pemain utama Wall Street berguguran, termasuk

Lehman Brothers dan Washington Mutual, dua bank terbesar di AS. Para investor

mulai kehilangan kepercayaan, sehingga harga-harga saham di bursa-bursa utama

dunia pun rontok.

[4]
Menurut Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn di Washington, seperti

dikutip AFP belum lama ini, resesi sekarang dipicu pengeringan aliran modal. Ia

menaksir akan terdapat kerugian sekitar 1,4 triliun dolar AS pada sistem perbankan

global akibat kredit macet di sektor perumahan AS. "Ini lebih tinggi dari perkiraan

sebelumnya sebesar 945 miliar dolar AS,". Hal ini menyebabkan sistem perbankan

dunia saling enggan mengucurkan dana, sehingga aliran dana perbankan, urat nadi

perekonomian global, menjadi macet. Hasil analisis Dana Moneter Internasional

(IMF) pekan lalu mengingatkan, krisis perbankan memiliki kekuatan yang lebih

besar untuk menyebabkan resesi. Penurunan pertumbuhan setidaknya dua kuartal

berturut-turut sudah bisa disebut sebagai resesi.

Sederet bank di Eropa juga telah menjadi korban, sehingga pemerintah di Eropa

harus turun tangan menolong dan mengatasi masalah perbankan mereka.

Pemerintah Belgia, Luksemburg, dan Belanda menstabilkan Fortis Group dengan

menyediakan modal 11,2 miliar euro atau sekitar Rp155,8 triliun untuk

meningkatkan solvabilitas dan likuiditasnya. Fortis, bank terbesar kedua di Belanda

dan perusahaan swasta terbesar di Belgia, memiliki 85.000 pegawai di seluruh

dunia dan beroperasi di 31 negara, termasuk Indonesia. Ketiga pemerintah itu

memiliki 49 persen saham Fortis. Fortis akan menjual kepemilikannya di ABN

AMRO yang dibelinya tahun lalu kepada pesaingnya, ING. Pemerintah Jerman dan

konsorsium perbankan, juga berupaya menyelamatkan Bank Hypo Real Estate,

bank terbesar pemberi kredit kepemilikan rumah di Jerman. Pemerintah Jerman

menyiapkan dana 35 miliar euro atau sekitar Rp486,4 triliun berupa garansi kredit.

[5]
Inggris juga tak kalah sibuk. Kementerian Keuangan Inggris, menasionalisasi bank

penyedia KPR, Bradford & Bingley, dengan menyuntikkan dana 50 miliar

poundsterling atau Rp864 triliun. Pemerintah juga harus membayar 18 miliar

poundsterling untuk memfasilitasi penjualan jaringan cabang Bradford & Bingley

kepada Santander, bank Spanyol yang merupakan bank terbesar kedua di Eropa.

Bradford & Bingley merupakan bank Inggris ketiga yang terkena dampak krisis

finansial AS setelah Northern Rock dinasionalisasi Februari lalu dan HBOS yang

dilego pemiliknya kepada Lloyds TSB Group.

Dengan menggunakan analisis “stakeholder”, kita dapat melihat bahwa krisis

finansial global yang dimulai dari AS, sesungguhnya merupakan akibat dari

ketidakseimbangan pembangunan ekonomi yang berlebihan di SEKTOR

FINANSIAL dibandingkan SEKTOR RIIL yang berakar dari system moneter

buatan The Fed. Padahal secara inheren sektor finansial ini sudah bersifat inflatif,

karena mengandalkan keuntungannya pada system riba dan bukan karena

produktivitas yang riil (yang disebabkan karena kerja, kreativitas dan pemikiran).

Cara populer untuk mengatasi krisis ini, karenanya, jelas dengan memberikan

energi yang lebih besar pada sektor riil sebagaimana yang pernah dilakukan

Presiden AS Roosevelt bersama penasihat ekonominya yang terkenal John

Maynard Keynes untuk membangun secara massif infrastruktur sektor riil pasca

terjadinya depresi besar di AS, di tahun 1930-an.

[6]
2. Sistem Ekonomi Sosialis

Dalam sistem ekonomi sosialis-komunistis adalah kebalikannya, dimana sumber daya

ekonomi atau faktor produksi dikuasai sebagai milik negara. Suatu negara yang menganut

sistem ekonomi sosialis-komunis, menekankan pada kebersamaan masyarakat dalam

menjalankan dan memajukan perekonomian.

Dalam sistem ini yang menonjol adalah kebersamaan, dimana semua alat produksi

adalah milik bersama (negara) dan didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan

kebutuhan masing-masing.

Ciri – ciri sistem ekonomi sosialis :

A.Kelebihan sistem ekonomi sosialis

>Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme)

-Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi

belaka.

-Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.

>Peran pemerintah sangat kuat

-Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.

-Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.

>Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi

-Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat

sosialis)

-Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat

kapitalis).

[7]
B. Kelemahan-kelemahan sistem ekonomi Sosialis

> Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum

Tidak banyak kasus, hanya terjadi pada saat revolusi industri (abad pertengahan) dan revolusi

Bolsevik tahun 1917). Di India banyak kasta, tapi tidak pernah terjadi revolusi sosial.

>Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan

Maka kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan

mandeg.

>Tidak ada insentive untuk kerja keras

Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun, ekonomi

mundur.

Dampak sistem ekonomi sosialis:

Kesejahteraan dan pemerataan kesejahteraan lebih mudah dan cepat tercapai, karena ada

beberapa intervensi pemerintah disitu (terhadap mekanisme pasar). ekonomi lebih stabil

di bawah, kehidupan sosial jadi lebih tenang dan terkendali.

Sisi negatif

Pertumbuhan ekonomi jadi rendah, karena lebih mementingkan pembangunan ke

samping (pemerataan), bukan ke atas (pertumbuhan). imbasnya, pembangunan

infrastruktur maupun struktur jadi lamban. iklim investasi lesu, dan biasanya asing yang

berkepentingan memojokkan dengan beragam isu dan kepentingan.

[8]
DAFTAR PUSTAKA

Mubyarto. (2000). Membangun Sistem Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

Hamid, Edy Suandi. (2005). Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UII Press.

Hudiyanto. (2001). Ekonomi Indonesia: Sistem dan Kebijakan. Yogyakarta: PPE UMY.

Grosmann, Gregory. (1986). Sistem Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.

www.scribd.com

[9]

You might also like