Professional Documents
Culture Documents
KONSEP KECEMASAN
OLEH
KELOMPOK 11
KONSEP KECEMASAN
A. Pengertian
Cemas adalah emosi dan merupakan pengalaman
subyektif individual, mempunyai kekuatan tersendiri dan sulit
untuk diobservasi secara langsung. Perawat dapat
mengidentifikasi cemas lewat perubahan tingkh laku klien.
Stuart (1996) mendefinisikan cemas sebagai emosi tanpa
obyek yang spesifik, penyebabnya tidak diketahui, dan didahului
oleh pengalaman baru. Sedangkan takut mempunyai sumber
yang jelas dan obyeknya dapat didefinisikan. Takut merupakan
penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam dan
cemas merupakan respon emosi terhadap penilaian tersebut.
Lebih jauh dikatakan pula, kecemasan dapat dikomunikasikan
dan menular, hal ini dapat mempengaruhi hubungan terapeutik
perawat klien. Hal ini menjadi perhatian perawat.
Bostrom (1995) mengemukakan stressor sebagai factor
presipitasi kecemasan adalah bagaimana individu berhadapan
dengan kehilangan dan bahaya yang mengancam. Bagaimana
mereka menerimanya tergantung dari kebutuhan, keinginan,
konsep diri, dukungan keluarga, pengetahuan, kepribadian dan
kedewasaan.
Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu
keadaan yang mengancam keutuhan erta keberadaan dirinya
dan dimanifestasikan dalam bentuk prilaku seperti rasa tak
berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, phobia tertentu (Hamid
dkk,1997).
Kecemasan muncul bila ada ancaman ketidakberdayaan,
kehilangan kendali, perasaan kehilangan fungsi-fungsi dan harga
diri, kegagalan pertahanan, perasaan terisolasi (Hudak dan Gallo,
1997).
B. Kecemasan Menurut Freud
Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu:
a. Kecemasan Realitas atau Objektif (Reality or Objective
Anxiety)
Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan
terhadap bahaya yang mengancam di dunia nyata.
Kecemasan seperti ini misalnya ketakutan terhadap
kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang
buas. Kecemasan ini menuntun kita untuk berperilaku
bagaimana menghadapi bahaya. Tidak jarang ketakutan
yang bersumber pada realitas ini menjadi ekstrim.
Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk keluar rumah
karena takut terjadi kecelakaan pada dirinya atau takut
menyalakan korek api karena takut terjadi kebakaran.
C. Manifestasi Kecemasan
Menurut Sue, dkk dalam Trismiati, 2006) menyebutkan
bahwa manifestasi kecemasan terwujud dalam empat hal berikut
ini.
1) Manifestasi kognitif
Yang terwujud dalam pikiran seseorang, seringkali
memikirkan tentang malapetaka atau kejadian buruk yang
akan terjadi.
2) Perilaku motorik
Kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak
menentu seperti gemetar.
3) Perubahan somatic
Muncul dalam keadaaan mulut kering, tangan dan kaki
dingin, diare, sering kencing, ketegangan otot,
peningkatan tekanan darah dan lain-lain. Hampir semua
penderita kecemasan menunjukkan peningkatan detak
jantung, respirasi, ketegangan otot dan tekanan darah.
4) Afektif
Diwujudkan dalam perasaan gelisah, dan perasaan tegang
yang berlebihan.
2) Faktor Eksternal
a) Dukungan Keluarga
Adanya dukungan keluarga akan menyebabkan
seorang lebih siap dalam menghadapi permasalahan,
hal ini dinyatakan oleh Kasdu (2002).
b) Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar ibu dapat menyebabkan
seseorang menjadi lebih kuat dalam menghadapi
permasalahan, misalnya lingkungan pekerjaan atau
lingkungan bergaul yang tidak memberikan cerita
negatif tentang efek negatif suatu permasalahan
menyebabkan seseorang lebih kuat dalam
menghadapi permasalahan, hal ini dinyatakan oleh.
(Baso, 2000 : 6)
F. Tingkat Kecemasan
Stuart dan Sundeen (1995) membagi kecemasan menjadi 4
tingkatan yaitu :
1. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan
peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan
persepsi melebar dab individu akan berhati-hati dan
waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
a. Respon Fisiologis
• Sesekali nafas pendek
• Nadi dan tekanan darah naik
• Gejala ringan pada lambung
• Muka berkerut dan bibir bergetar
b. Respon Kognitif
• Lapang persegi meluas
• Mampu menerima ransangan yang kompleks
• Konsentrasi pada masalah
• Menyelesaikan masalah secara efektif
c. Respon perilaku dan Emosi
• Tidak dapat duduk tenang
• Tremor halus pada tangan
• Suara kadang-kadang meninggi
2. Kecemasan sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan
menurun/individu lebih memfokuskan pada hal penting
saat itu dan mengesampingkan hal lain.
a. Respon Fisiologis
• Sering nafas pendek
• Nadi ekstra systole dan tekanan darah naik
• Mulut kering
• Anorexia
• Diare/konstipasi
• Gelisah
b. Respon Kognitif
• Lapang persepsi menyempit
• Rangsang Luar tidak mampu diterima
• Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
c. Respon Prilaku dan Emosi
• Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
• Bicara banyak dan lebih cepat
• Perasaan tidak nyaman
3. Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit.
Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan
mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak mampu
berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan/tuntutan.
a. Respon Fisiologis
• Sering nafas pendek
• Nadi dan tekanan darah naik
• Berkeringat dan sakit kepala
• Penglihatan kabur
b. Respon Kognitif
• Lapang persepsi sangat menyempit
• Tidak mampu menyelesaikan masalah
DAFTAR PUSTAKA