You are on page 1of 24

Ê Ê

   



 Ê  

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ³ Mikrobiologi Terapan ´ yang
diberikan oleh Ibu Susi Dewiyeti, S.Si., M.Si.

Dalam makalah ini kita akan membahas tentang ³Flora Normal Tubuh Manusia
(Mikrobiota)´ yang mencakup pengertian flora normal itu sendiri, asal mula flora normal,
penggolongan flora normal, faktor -faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal
pada tubuh manusia, peran flora normal dan penyebaran flora normal pada tubuh
manusia.

Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup


yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat di lihat dengan mata telanjang.
Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya
kehidupan, di segala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di
lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan. Dan karena beberapa hal
mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal
menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tingga l sementara.

Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu


dapat juga menimbulkan penyakit. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas
mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui
hubungan antara manusia dan flora normal tubuh manusia.

    

1. Apa itu flora norma l tubuh manusia?
2. Alasan pentingnya mengetahui flora normal tubuh manusia?
3. Asal mula flora normal tubuh manusia ?
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal tubuh manusia?
5. Bagaimanakah peran flora normal tubuh manusia?
6. Jelaskan penyebaran flora normal pada tubuh manusia?

c

  
 
Setelah mempelajari bab ini kita sama-sama dapat memahami tentang flora normal
tubuh manusia serta hubungannya dengan manusia. 

Ê Ê
    Ê ! 
"# Ê  $

   % % &  "%&% $ 

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu -ribu mikroorganisme. Mikrobe
tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang
secara alamiah menhuni tubuh manusia disebut flora normal, atau ’   . (Michael
J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   
2008: 545)

Selain itu juga disebutkan bahwa, f lora normal adalah kumpulan mikroorganisme
yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora
normal yang terdapat pada t ubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa
virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat.
(pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/ flora-normal)

Mikrobiota normal tubuh manusia yang sehat perlu diketahui karena alasan -alasan
berikut:
1. Diketahuinya hal ini dapat membantu menduga macam infeksi yang mungkin timbul
setelah terjadinya kerusakan jaringan pada situs -situs yang khusus.
2. Hal ini memberikan petunjuk mengenai kemungkinan sumber dan pentingnya
mikroorganisme yang teramati pada beberapa infeksi klinis. Sebagai contoh,
  
 tidak berbahaya di dalam usus tetapi bila memasuki kandung kemih
dapat menyebabkan    
suatu peradangan pada selaput lendi r organ ini.
3. Hal ini dapat membuat kita menaruh perhatian leb ih besar terhadap infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan mikrobiota normal atau asli pada
inang manusia. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   

2008: 545)

0
Ê    %&%   

Bila seekor hewan dilahirkan dengan pembedahan perut ¦ 


  , dan
dijaga supaya ti dak terjadi kontaminasi oleh mik robe, kemudian dipelihara di suatu
lingkungan bebas kuman serta diberi makan hanya makanan yang sudah disterilkan,
maka hewan tersebut tidak membentuk mikrobiota (Gambar 1). Ini merupakan bukti
bahwa sampai waktu dilahirkan, janin tidak mengandung mikroorganisme. (Michael J.
Pelczar, Jr. dan E.C.S . Chan,  
   
2008: 546)

Gambar 1. Diagram skematik suatu unit isolator bebas kuman. Bagian dalamnya dap at
disterilkan sebelum pelaksana an percobaan dan dipertahankan pada keadaan tersebut.

Pada keadaan alamiah, janin manusia mula -mula memperoleh mikroorganisme


ketika lewat sepanjang saluran lahir. Jasad -jasad renik itu diperolehnya melalui kontak
permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikrobe -mikrobe ini segera disertai oleh
mikrobe-mikrobe lain dari banyak sumber yang langsung berada di sekeliling bayi yang
baru lahir tersebut. Mikroorganisme yang menemukan lingku ngan yang sesuai, pada
permukaan luar atau dalam tubuh, dengan cepat berbiak dan menetap. Jadi di dalam
waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mik robe yang akan menjadi
mikrobiota yang asli. Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi ling kungan yang
khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di ro ngga
mulut berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus.
Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor -faktor seperti berapa seringnya
dibersihkan, nutrisinya, penerapan prinsip -prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka

u
anak tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang
ada pada orang dewasa. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  

   
2008: 547)

Walaupun seorang individu m empunyai mikrobiota yang ³norma l´, seringkali terjadi
bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikrobiota ini disebabkan oleh keadaan
kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan banyak faktor lain. (Michael J.
Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   
2008: 547)

D  %% % % &  



Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)
yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh
tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap,
baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada p erubahan akan kembali seperti semula.
Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora
normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan
makanan dari sekresi dan produk -produk buangan tubuh manusia, d an tubuh
memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini
umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : J
  
J
 
 ’
 
 

  

2. Mikroorganisme sementara (transient flora)


yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan
selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu.
Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba -tiba (tidak tetap) dapa t disebabkan
oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora
sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah,
maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
(massofa.wordpress.com, 2008)

   % % &  



Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat
komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor

Œ
biologis seperti suhu, kelem bapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat
penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan
karena hewan yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang
hidup di bagian tubuh tertentu pada manusi a mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora te tap di
saluran pencernaan mensi ntesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan.
Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat men cegah kolonialisasi
oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme
gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat
pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, pe nghambatan oleh
produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin
¦   . Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung
akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh.
Beberapa bakteri b ersifat oportunis dan bisa menjadi patogen. (Jawetz, Melnick, dan
Adelberg¶s,   

¦  
   
2005: 277-279)

Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adal ah
penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.
(pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/ flora-normal)

Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.
Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (   ) karena hambatan-hambatan
yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan
masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen.
(Jawetz, Melnick, dan Adelberg¶s,   

¦  
   

2005: 279)

J
   
bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila
masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup
jantung yang abnormal dan mengakibatkan 
 
  
 

yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma.
(Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI,   
 1994: 30)

Spesies Bacteroides merupakan flora t etap yang paling sering dijumpai di usus besar
dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga
peritoneum atau jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka
menyebabkan supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting

£
adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada
tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat
menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika
terdapat faktor-faktor predisposisi. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg¶s,   


¦  
   
2005: 279)

  '&  (  (' %&%    

Flora normal biasanya ditemukan di bagian -bagian tubuh manusia yang kontak
langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital ,
mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
1. Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda -benda,
tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk
pertumbuhannya. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  

   
2008: 548)

Kulit manusia terlihat lebih mudah pecah atau rusak bila dibandingkan dengan kulit
hewan, seperti badak, gajah, dan kura -kura. Namun kulit manusia memiliki sifat
sebagai pertahanan (barier) yang sangat efektif terhadap infeksi. Dalam
kenyataanya, tidak ada bakteri yang dapat menembus kulit utuh yang ³telanjang´
tanpa pelindung. (universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id)

Kulit bersifat sedikit asam dengan pH 5 % dan memiliki temperatur kurang dari
37°C. Lapisan sel-sel yang mati akan membuat permukaan kulit secara konsta n
berganti sehingga bakteri yang berada dibawah permukaan kulit tersebut akan juga
dengan konstan terbuang dengan sel mati. Lubang -lubang alami yang terdapat di
kulit, seperti pori -pori, folikel rambut, atau kelenjar keringat memberikan suatu
lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri. Namun lubang -lubang tersebut
secara alami dilindungi oleh lisozim (enzim yang dapat merusak peptidoglikan
bakteri yang merupakan unsur utama pembentuk dinding sel bakteri gram positif)
dan lipida toksik. (universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id)

Pelindung lain terhadap kolonialisasi kulit oleh bakteri patogen adalah mikroflora
normal kulit. Mikroflora tersebut merupakan suatu kumpulan dari bakteri nonpatogen
yang normal berkolonisasi pada setiap area kulit yang mampu mendu kung
pertumbuhan bakteri. Bakteri patogen yang akan menginfeksi kulit harus mampu

º
bersaing dengan mikroflora normal yang ada untuk mendapatkan tempat kolonisasi
serta nutrien untuk tumbuh dan berkembang. Mikroflora normal kulit terutama terdiri
dari bakteri gram positif. Tetapi bakteri gram negatif seperti   
 yang
habitatnya ada di dalam usus manusia, juga bisa terdapat pada kulit manusia
karena adanya kontaminasi kotoran manusia.
(universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id)

Walaupun ada pertahanan tersebut di atas, beberapa bakteri patogen dapat


berkolonisasi sementara pada kulit dan dapat mengambil manfaat dari luka yang
ada pada permukaan kulit untuk memperoleh jalan masuk ke jaringan yang ada di
bawah kulit. Di bawah kulit, mereka akan menghadapi sejumlah sel yang telah
terspesifikasi yang disebut dengan skin -associated lymphoid tissue (SALT). Fungsi
SALT adalah mencegah bakteri patogen tidak sampai ke area yang lebih jauh di
bawah kulit dan mencegah mereka tidak sampai ke aliran darah. Relatif sedikit yang
diketahui tentang sel -sel yang menyusun SALT. Salah satu tipe selnya adalah sel
yang memaparkan antigen yang terspesialisasi yang membantu tipe sel yang lain,
specialized skin- seeking lymphocyte, untuk memproduksi antibodi. Sel -sel limfosit
tersebut juga memproduksi sitokin, protein yang merangsang sel -sel dari sistem
imun dan memiliki sejumlah efek lain. Komponen SALT yang lain adalah keratinosit
yang banyak terdapat pada lapisan epidemis dan bertanggung jawab untuk
memelihara lingkungan mikrokulit yang bersifat asam. Keratinosit memproduksi
sitokin dan juga mampu untuk ingesti dan membunuh bakteri..
(universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id)

Pentingnya pertahanan kulit ini diilustrasikan paling baik dengan pengaruh luka
bakar yang parah, yang akan mengeliminasi semua bentuk pertahanan kulit
termasuk SALT. Seseorang yang mengalami luka bakar tingkat dua dan tiga yang
ekstensif dan orang yang bertahan hidup dari trauma inisial yang berhubungan
dengan luka bakar masih belum terbebas dari bahaya. Banyak korban luka bakar
mati karena infeksi bakterial yang terjadi sebelum kulit terbakar mengalami
penyembuhan. Hilangnya pertahanan kulit dan tereksposnya lapisan jaringan di
bawah kulit yang basah dan kaya nutrien merupakan hal yang ideal untu k kolonisasi
bakteri pada area yang terbakar. Penyebab yang paling umum pada infeksi kulit
yang terbakar adalah ’
  dan J 
 , dua
spesies bakteri yang terdapat di mana-mana pada lingkungan rumah sakit. Kedua
spesies juga dikenal resisten terhadap antibiotik. Antibiotik paling efektif bila aksi
antibakterial mereka didukung dengan aktivitas pembunuhan oleh sistem imun. Efek

ü
kombinasi dari kerusakan SALT dan resistensi alami bakteri telah membuat infeksi
luka bakar sulit untuk ditangani dengan efektif. Infeksi tersebut merupakan suatu
penyebab utama kematian di antara penderita luka bakar. Bahkan, bila tidak bersifat
fatal, infeksi bakterial pada jaringan yang terbakar meningkatkan jumlah kerusakan
jaringan dan mencegah penyembuhan area kulit yang terbakar .
(universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id)

Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada kulit tidak mampu bertahan hidup
lama karena kulit mengeluarkan substansi bakterisida. Sebagai contoh, kelenjar
keringat mengekskresikan lisozim, suatu enzim yang dapat menghancurkan dinding
sel bakteri. Kelenjar lemak mengekskresikan lipid yang kompleks, yang mungkin
diuraikan sebagian oleh beberapa bakteri; asam-asam lemak yang dihasilkannya
sangat beracun bagi bakteri-bakteri lain.
(universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id)

Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik


(lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel -sel mati.
Kebanyakan bakteri ini adalah spesies J  (kebanyakan
J
 ’  

dan J
 dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar
lemak dijumpai bakteri -bakteri anaerobik lipofilik, seperti    ’
 ,
penyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pencucian. Timbulnya
organisme ini diperlihatkan pada Tabel 1 ; Gambar 6 Melukiskan morfologi dan sifat -
sifat mikroorganisme yang predominan di dalam mikrobiota. Letak bakteri -bakteri ini
pada atau di dalam kul it diperlihatkan pada Gambar 2. (Michael J. Pelczar, Jr. dan
E.C.S Chan,  
   
2008: 549)

r
Gambar 2. Letak -letak bakteri dalam kulit.

J 
 ’   yang bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat
menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung
buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit
dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu J 

. Secara keseluruhan ada sekitar 10 3-104 mikroorganisme/cm 2 yang


kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum . (Wikipedia.org)

Dibawah ini adalah gambar bakteri J 


 ’  
(sumber:
Wikipedia.org)

Gambar 3. J 


 ’   dilihat dengan mikroskop electron.

Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit adalah pH


rendah, asam lemak pada sekresi sebasea dan adanya lisozim. Berkeringat yang

Î
berlebihan atau pencucian dan mandi tidak menghilangkan atau mengubah secara
signifikan flora tetap. Jumlah mikroor ganisme permukaan mungkin berkurang
dengan menggosok secara kuat setiap hari dengan sabun yang mengandung
heksakloforen atau desinfektan lain, namun flora se cara cepat muncul kembali dari
kelenjar sebasea dan keringat, meskipun tidak ada hubungan secara total terhadap
kulit bagian lain maupun lingkungan. Penggunaan tutup rapat pada kulit cenderung
menyebabkan populasi mikrobiota secara keseluruhan sangat menin gkat dan dapat
menimbulkan perubahan ku alitatif flora kulit. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg¶s,
  

¦  
   
2005: 279)

Bakteri anaerob dan aerob sering bersama -sama menyebabkan infeksi sinergistik
(gangrene, fasciitis nekrotik =   
   ), selulitis dari kulit dan jaringan
lunak. Bakteri -bakteri tersebut merupakan bagian dari flora normal. Sering sulit
menentukan suatu organisme yang spesifik bertanggungjawab terhadap lesi
progresif, karena terdapat banyak organism e yang berperan. (Jawetz, Melnick, dan
Adelberg¶s,   

¦  
   
2005: 279-280)

2. Hidung dan Nasofaring (³nasopharynx´)


Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus
¦J
 ’  
J


dan
streptokokus. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg¶s,   


¦  
   
2005: 280)

Didalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri ’ 

 
(suatu kokus gram negatif) dan ’ 
 
(suatu batang
gram negatif). (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   

2008: 549)
(Lihat Tabel 1, Gambar 5, dan Gambar 6)

Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan

! : bakteria negatif Gram seperti   
 
   


’
atau jamur.
(Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI,   


1994: 31)

3. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak

c
bergantung pada kesehatan pribadi masing -masing individu. (Michael J. Pelczar, Jr.
dan E.C.S Chan,  
   
2008: 549)

Diperolehnya mikrobiota mulut.  Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya
merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembap yang mengandung
sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid,
karbohidrat, dan senyawa -senyawa anorganik. Jadi, air liur merupak an medium
yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi
mikrobe pada berbagai situs di dalam mulut. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S
Chan,  
   
2008: 549-550)

Beberapa jam sesudah lahir, terdapat peningkatan jumlah mikroorganisme


sedemikian sehingga di dalam waktu beberapa hari spesies bakteri yang khas bagi
rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus
J
"  
#  
$ ’
dan %  (Michael J.
Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   
2008: 551)

Jumlah dan macam spesies ada hubungannya dengan nutrisi bayi serta hubungan
antara bayi tersebut dengan bayinya, pengasuhnya, dan benda -benda seperti
handuk serta botol -botol susunya. Spesies satu-satunya yang selalu diperoleh dari
rongga mulut, bahkan sedini hari kedua setelah air, ialah J
   .
(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   
2008: 552)

Sampai munculnya gigi, kebanyaka n mikroorganisme di dalam mulut adalah aerob


atau anaerob fakultatif. Ketika gigi pertama muncul, anaerob obligat seperti
  dan bakteri fusiform ¦  ’
  , menjadi lebih jelas karena
jaringan di sekitar gigi menyediakan lingkungan anae robik. (Michael J. Pelczar, Jr.
dan E.C.S Chan,  
   
2008: 552)

Gigi itu sendiri merupakan tempat bagi menempelnya mikrobe. Ada dua spesies
bakteri yang dijumpai berasosiasi dengan permukaan gigi: J
  

dan J
’
Yang disebutkan terakhir ini diduga merupakan unsur etiologis
(penyebab) utama kerusakan gigi, atau pembusuk gigi. Tertahannya kedua spesies
ini pada permukaan gigi merupakan akibat sifat adhesif baik dari glikoprotein liur
maupun polisakaride bakteri. Sifa t menempel ini sangat penting bagi kolonialisasi
bakteri di dalam mulut. Glikoprotein liur mampu menyatukan bakteri -bakteri tertentu

cc
dan mengikat mereka pada permukaan gigi. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S
Chan,  
   
2008: 552)

Perhatikan gambar berikut.

Gambar 4. Bakteri yang melekat pada permukaan gigi sebagaimana nampak pada
mikrograf electron payar. Terlihat kokus menyelubungi beberapa bakteri filamentus,
sehingga memberikan penampilan ³tongkol jagung´.

Baik J
   maupun J
’ menghasilkan polisakaride ekstraselular yang
disebut dekstrans yang bekerja seperti perekat, mengikat sel -sel bakteri menjadi
satu dan juga melekatkan mereka pada permukaan gigi. Te rtahannya bakteri dapat
juga terjadi karena terperangkapn ya secara mekanis di dalam celah -celah gusi, atau
di dalam lubang dan retakan gigi. Agregasi bakteri semacam itu serta bahan organik
pada permukaan gigi disebut plak (³plague´). (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S
Chan,  
   
2008: 552)

Plak adalah sebuah film/lapisan sel bakteri, yang berlabuh di sebuah matriks
polisakarida disekresi oleh mikroorganisme. Apabila gigi tidak dibersihkan secara
teratur, plak dapat terbentuk dengan cepat dan aktivitas bakteri tertentu, terutama
J
’, dapat menyebabkan kerusakan gigi (rongga). Prevalensi
karies berhubungan dengan diet. (pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/ flora-
normal)

Karies merupakan suatu kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan dan
berkembang ke arah dalam. Terjadinya karies juga tergantung pada faktor -faktor
genetik, hormonal, gizi, dan faktor lainnya. Pengendali karies gigi meliputi
pembuangan plak, pembatasan ma kanan yang mengandung sukrosa, gizi yang baik
mengandung cukup protein dan pengurangan pembentukan asam dalam mulut

c0
dengan cara membatasi keberadaan karbohidrat dan pembersihan mulut yang
sering. Pemakaian flourida pada gigi atau peningkatan jumlah fluor p ada air
mengakibatkan peningkatan resistensi email terhadap asam. Pengendalian penyakit
periodontal memerlukan pembuangan karang gigi dan kebersihan mulut. (Jawetz,
Melnick, dan Adelberg¶s,   

¦  
   
2005:
280)

4. Orofaring (³oropharinx´)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri
J 

dan J
 ’   dan juga difteroid. Tetapi kelompok
bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus Į -
hemolitik, yang juga dinamakan J
  . Biakan yang ditumbuhkan
dari orofaring juga akan memperlihatkan adanya ’ 
 
spesies
’ 
serta gular-galur pneumokokus avirulen ¦J
’ 
(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   
2008: 554-555)

(Lihat Tabel 1, Gambar 5, dan Gambar 6)

Bagian terdalam saluran pernapasan (ranting tenggorok atau bronkiole yang lebih
halus serta alveoli atau gelembung paru -paru) tidak mengandung mikroorganisme.
Hal ini disebabkan karena saluran pernapasan berlapiskan silia, yaitu embel -embel
seperti rambut, yang menyapu mikroorganisme dan bahan -bahan lain dari bagian
sebelah dalam saluran ke bagian sebelah atas untuk dibuang. Rambut bersama
dengan lendir di dalam lubang hidung itulah yang pertama -tama membantu
melindungi saluran pernapasan dengan cara menyaring bakteri dari udara yang
dihirup. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   
2008:
555)

5. Perut
Isi perut yang sehat p ada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam
sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi
segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir
perut pun menurun. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  

   
2008: 555)

6. Usus Kecil

cu
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di
antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam
jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas
jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies -spesies
enterokokus, laktobasilus, dan difteroid. Khamir  
   dapat juga
dijumpai pada bagian usus kecil ini. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, 

   
2008: 555)

Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang
dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam
jumlah besar. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   

2008: 555)

7. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe
yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam
spesimen tinja adalah kurang lebih 10 12 organisme per gram. (Michael J. Pelczar, Jr.
dan E.C.S Chan,  
   
2008: 556)

Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies  
¦
 


’    

  dan  ’ . Basilus gram positif diwakili oleh
spesies-spesies    ’ (termasuk 
  
yang mempunyai kaitan
dengan  ’, suatu infeksi jaringan disertai gelembung gas dan keluar nanah)
serta spesies-spesies %  (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, 

   
2008: 557)

Sangatlah menarik perhatian bahwa mikrobiota usus seorang bay i yang disusui oleh
ibunya hampir seluruhnya terdiri dari laktobasilus. Dengan diberikan susu botol,
jumlah laktobasilus menurun dan akhirnya , dengan diberikannya makanan padat
serta nutrisi tipe dewas a, maka mikrobiota gram negatif menjadi predominan.
(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   
2008: 557)

Spesies-spesies anaerobik fakultatif yang dijumpai di dalam usus t ergolong dalam


genus   

   
dan
 . Peptostreptokokus
(streptokokus anaerobik) juga umum. Khamir  
   juga dijumpai.
(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   
2008: 552)


Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konver si pigmen
empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba
patogen.

8. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada
uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun
wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya diseba bkan
efek antibakterial yang dilancarka n oleh selaput lendir uretra dan seringnya
epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid.
Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam.
Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epi telium vagina, da n di dalam
proses tesebut mengha silkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina
disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig
ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen,
maka pH di dalam vagina terpelihara pada s ekitar 4.4 sampai 4,6. Mikrooganisme
yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina dan
mencakup enterokokus,  
   , dan sejumlah besar bakteri anaerobik.
(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan,  
   
2008: 557-558)

Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang
menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki-
laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urin e steril dalam keadaan normal.
Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes,
Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang
ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada
kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit
saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml .
(universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id)

9. Mata (Konjungtiva) dan Telinga


Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid ¦ ’
& 
J

 ’   dan streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang
menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva
dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran ai r mata, yang mengandung lisozim.


(Jawetz, Melnick, dan Adelberg¶s,   

¦  
   

2005: 283)

Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai
J
’  batang gram negatif termasuk ’

 
J 
 dan kadang-kadang   saprofit.
Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril. (Staf Pengajar Fakultas
Kedokteran UI,   

1994: 31)

10. Bakteri di Darah dan jaringan


Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang -kadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora
komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal
mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal
seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih.
Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain,
bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi. (Staf
Pengajar Fakultas Kedokteran UI,   
 1994: 32)

Uraian penyebaran bakteri d i atas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.



cr
Atau perhatikan gambar tubuh manusia dibawah ini.

Gambar 5. Penyebaran mikrobiota normal tubuh manusia.


Dan di bawah ini dapat kita lihat sifat -sifat organisme yang telah disebutkan di atas.

0









0c
Ê Ê
#! 

Dari pembahasan tentang flora normal tubuh manusia di atas ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada
tubuh manusia normal dan sehat .
2. Pada keadaan alamiah, janin manusia mula -mula memperoleh mikroorganisme
ketika lewat sepanjang s aluran lahir. Jasad -jasad renik itu diperolehnya melalui
kontak permukaan, penelanan atau penghisapan.
3. Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu : Mikroorganisme tetap/normal (resident
flora/indigenous) dan Mikroorganisme sementara (transient flora)
4. Beberapa anggota flora te tap di saluran pencernaan mensi ntesis vitamin K dan
penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa)
dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit
akibat gangguan bakteri. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik
dilepaskan oleh flora adal ah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh
normal. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen.
5. Kebanyakan bakteri di kulit adalah spesies J  (kebanyakan
J

 ’  
dan J
 dan sianobakteri aerobik, atau difteroid.
6. Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokok us
¦J
 ’  
J


dan
streptokokus.
7. Ada dua spesies bakteri yang dijumpai berasosiasi dengan permukaan gigi:
J
  
dan J
’
8. Kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah
streptokokus Į-hemolitik, yang juga dinamakan J
    .
9. Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam
sekresi lambung.
10. Di dalam jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus
dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies -
spesies enterokokus, laktobasilus, dan difteroid. Khamir  
   dapat juga
dijumpai pada bagian usus kecil ini.
11. Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe
yang terbanyak.

00
12. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam.
13. Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes,
Mycobacterium, Neisseria dan enterik.
14. Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid ¦ ’
& 
J

 ’   dan streptokukus non hemolitik.


15. Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijum pai
J
’  batang gram negatif termasuk ’
 

J 
 dan kadang-kadang   saprofit. Telinga bagian
tengah dan dalam biasanya steril.
16. Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang -kadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora
komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah.
17. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor biologis
seperti suhu, kelem bapan dan tid ak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat
penghambat.

0u
  ! # 

Jawetz, Melnick and Adelberg¶s, 2005.   



¦  
    .
Jakarta: Salemba Medika.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1994.   

Edisi Revisi
Jakarta:
Bina Rupa Aksara.
Michael J. Pelczar and E.C.S Chan. 2008.  
  
Jilid 2. Jakarta: UI-
Press
pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora -normal
universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id
massofa.wordpress.com/2008
Wikipedia.org

You might also like