You are on page 1of 91

FUNGSI DINDING SEL DAN MEMBRAN SEL

Disusun oleh :

Andari Dini
D1D050022

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
FUNGSI DINDING DAN MEMBRAN SEL
I. Dinding Sel
Fungsi dinding sel :
a. melindungi isi sel
b. menentukan bentuk sel
c. memperkuat sel
d. menentukan ciri sel
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel
hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat
memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel
sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.

Dinding sel Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada
selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan
bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar
dengan bahan di dalam sel. Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang
tidak berkayu. Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin,
kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.
II. Membran Sel
Membran Plasma Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan
sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

Fungsi membran sel


a. Mengatur pertukaran zat (selektif permeabel) : transport molekul, baik kedalam dan keluar
sel atau antar kompartemen sel
b. Sebagai penerima rangsang: media penghantar sinyal kimia maupun energi dari satu bagian
dan bagian lain
c. Sebagai pelindung : pembatas fisik atau organel sel yang mendapat pertahanan bentuk dan
kompartemen sel, mempersiapkan lingkungan yang baik untuk berlangsungnya pross
biokimia
Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu
sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Struktur membran sel yaitu model
mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori
mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid
yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun
secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel
sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat
terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun
membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua
arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2,
O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti
molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan
mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel. Banyaknya molekul yang masuk dan
keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran
digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang
mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang
membutuhkan mekanisme khusus.
Untuk menunjang fungsinya ini, membran sel memiliki kemampuan untuk mengenali zat.
Zat yang dibutuhkan akan diizinkan masuk, sedangkan zat yang sudah tidak digunakan berupa
sampah akan dibuang. Ada juga zat tertentu yang dikeluarkan untuk diekspor ke sel lain.
Masuknya zat dari luar melalui membran sel yaitu melalui peristiwa transpor pasif dan
transpor aktif
Transpor pasif Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi
merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan
entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan
berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi
pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda
konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih
dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya. Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter.
Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor
aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore. Yang termasuk transpor aktif
ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor
menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter
ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter
mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu
siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsi.
STRUKTUR PENYUSUN MEMBRAN SEL
DAN DINDING SEL

Disusun oleh :

Oki Faizal Sidik


D1D050058

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
STRUKTUR PENYUSUN MEMBRAN SEL
DAN DINDING SEL

Dinding sel
Fungsi dinding sel:
 Memberikan kekuatan tarik dan plastisitas terbatas yang penting untuk:
o menjaga sel dari tekanan turgor robek dari
o tekanan turgor menyediakan dukungan untuk jaringan non-kayu
 sel-sel berdinding tebal memberikan dukungan mekanik
 Tabung untuk transportasi jarak jauh
 dinding sel mencegah hilangnya air
 Memberikan perlindungan mekanis dari patogen serangga &
 Fisiologis & kegiatan biokimia di dinding berkontribusi ke sel-sel komunikasi
Selama pertumbuhan dan perkembangan
o Cell divisi melibatkan sintesis dinding sel baru
o pembesaran Cell melibatkan perubahan dalam komposisi dinding sel
o diferensiasi Cell melibatkan perubahan dalam komposisi dinding sel

Dinding sel terdiri dari 3 jenis lapisan


 lamella Tengah: ini adalah lapisan pertama terbentuk selama pembelahan sel. Ini
membentuk dinding luar sel dan dibagi oleh sel yang berdekatan. Ini terdiri dari
senyawa pektik dan protein.
 Primer dinding: ini terbentuk setelah lamella tengah dan terdiri dari kerangka kaku
mikrofibril selulosa tertanam dalam seperti gel matriks terdiri dari senyawa pektik,
hemiselulosa, dan glikoprotein.
 dinding sekunder: terbentuk setelah pembesaran sel selesai. Dinding sekunder adalah
sangat kaku dan memberikan kekuatan kompresi. Hal ini terbuat dari selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Dinding sekunder sering berlapis.
Komposisi dinding sel
 Asam pektik 
 Polimer dari sekitar 100 molekul asam galacturonic 
 Sangat hidrofilik dan larut - menjadi sangat terhidrasi 
 Bentuk garam dan jembatan garam dengan + + dan Ca + Mg + yang larut gel 
 Utama komponen lamella tengah tetapi juga ditemukan di dinding primer 

Karena kelompok karboksil pada molekul asam galacturonic adalah asam lemah,
mereka bisa eksis di negara-negara bermuatan negatif dan bermuatan tergantung pada
protonasi (lih. gambar di bawah). Sejauh mana molekul terprotonasi adalah pH bergantung
dan terkait dengan pKa (pH di mana dua bentuk berada dalam keseimbangan).

Pektin
Polimer dari sekitar 200 molekul asam galacturonic  Banyak dari kelompok karboksil
yang dimetilasi (COOCH3) Kurang terhidrasi kemudian asam pektik tetapi larut dalam air
panas Lain komponen utama dari lamella tengah tetapi juga ditemukan di dinding primer 
Selulosa: polimer glukosa - biasanya terdiri dari 1.000 menjadi 10.000 residu D-
glukosa beta - komponen utama dari lapisan dinding primer dan sekunder.

Polimer Selulosa H-asosiasi melalui obligasi. H-ikatan molekul selulosa banyak untuk


setiap hasil lain dalam pembentukan serat mikro dan serat mikro dapat berinteraksi untuk
membentuk serat. sel-sel tertentu, seperti di ovula kapas, dapat tumbuh dengan panjang serat
selulosa yang sangat besar. 

Pati
Pati juga merupakan polimer dari glukosa. Namun, bukannya-beta 1, 4 keterkaitan
antara molekul glukosa, pati menggunakan alpha-1, 4 linkage. Perbedaannya adalah karena
konformasi struktur cincin. The alpha-1, 4 linkage menyebabkan polimer untuk mengambil
konfigurasi memutar bukan bentuk linear selulosa. Dengan demikian, bentuk-bentuk struktur
globular pati. Pati molekul sering bercabang, yang juga mencegah array linier dari
pembentukan. Pada tumbuhan, pati hanya ditemukan di plastida (tidak di dinding atau
sitoplasma). 

Hemiselulosa adalah polisakarida terdiri dari berbagai gula termasuk xilosa, arabinosa,


mannose. Hemiselulosa yang terutama xilosa atau arabinose disebut sebagai xyloglucans atau
arabinoglucans, masing-masing.
Hemiselulosa molekul sering bercabang. Seperti senyawa pektik, molekul hemiselulosa
sangat hidrofilik. Mereka menjadi sangat terhidrasi dan bentuk gel.Hemiselulosa sangat
banyak di dinding primer tetapi juga ditemukan di dinding sekunder.
Protein Struktural: Selain karbohidrat, dinding sel mengandung berbagai
protein. Salah satu jenis protein dinding sel, disebut glikoprotein mengandung karbohidrat
pada rantai samping asam amino tertentu. Satu kelompok umum dari protein dinding sel yang
ditandai dengan memiliki kelimpahan hydroxyproline asam amino.Strucural protein
ditemukan di seluruh lapisan dinding sel tumbuhan tetapi mereka lebih banyak pada lapisan
dinding primer.

Seperti karbohidrat dinding sel, dan glikoprotein yang hidrofilik dapat membentuk H-
obligasi dan jembatan garam dengan polisakarida dinding sel.
Selain hydroxyproline, dinding sel protein sering tinggi dalam asam amino prolin dan
lisin. The + NH3 pada lisin memberikan muatan positif di sepanjang tulang punggung
peptida. Biaya positif residu dapat diasosiasikan dengan kelompok bermuatan negatif pada
asam pektik, dll Selain interaksi elektrostatik, H-obligasi juga bentuk antara rantai samping
asam amino, dan karbohidrat dinding sel.
Jenis lain protein struktural dinding sel, disebut extensin, dapat membentuk ikatan
kovalen dengan protein extensin lain melalui tirosin asam amino. Dalam extensin, yang
tyrosines secara merata spasi dan ketika mereka ikatan dengan tirosin pada extensin molekul
lain, dapat membungkus sekitar konstituen dinding sel lain "merajut" dinding bersama-sama. 
Jumlah perubahan extensin dengan pembangunan. Sel yang tebal, dinding keras sering
kaya extensin (yaitu, sclerids dan serat). jumlah extensin yang dihasilkan tergantung pada
melukai mekanik, infeksi dan tanggapan ini dimediasi oleh hormon tanaman.
dinding sel juga mengandung protein fungsional. kegiatan enzimatis pada dinding sel
meliputi:
 Enzim oksidatif - peroxidases 
 Enzim hidrolitik - pectinases, enzim selulase 
 Expansins" - enzim yang mengkatalisis dinding sel "creep" kegiatan
 Jenderal fungsi enzim dinding sel termasuk perlindungan terhadap patogen, ekspansi
sel, pematangan sel dinding.

Membran sel
Sistem Membran Pada Sel
Sistem Membran Pada Sel Membran sel eukariot terdiri dari 2 lapisan fosfolipid
dimana terdapat kolestrol dan berbagai protin terbenam pada bahagian-bahagian tertentu
membran tersebut. Fosfolipid dan kolestrol merupakan asas struktur membran, sementara
protin mempunyai tugas-tugas khusus seperti membantu pengangkutan molekul-molekul
merentasi membran sel. Selain membran sel, organel-organel lain dalam sitoplasma
(retikulum/jalinan endoplasmik, sampul nukleus, kompleks Golgi, karung-karung membran
seperti vesikel, dan sebagainya) juga terdiri daripada dwilapisan fosfolipid. Dengan itu,
bahagian-bahagian dalaman sel sebenarnya mempunyai sistem perhubungan antara satu
sama lain melalui sistem mebran sel.
Membran sel
Membran sel terdiri daripada dwi lapisan fosfolipid. Struktur kimia molekul
fosfolipid ialah satu
kawasan hidrofilik (‘kepala’) dan 2 unjuran susunan kimia yang hidrofobik (‘sepasang
ekor’).

Struktur dan Fungsi Membran sel


Membran sel adalah sebuah mosaik cairan lipid, protein, dan karbohidrat. Dalam
tutorial ini kita akan menggambarkan ketiga struktur dan bagaimana fungsinya di dalam
selaput sel. Topik ini memberikan contoh lain dari hubungan antara struktur dan fungsi.

Struktur Lipid
molekul lipid yang hemat untuk tidak larut dalam air. Hidrofobik lipid karena molekul
terdiri dari panjang, 18-22 karbon, hidrokarbon tulang punggung dengan hanya sejumlah kecil
kelompok yang mengandung oksigen. Lipid melayani berbagai fungsi dalam
organisme. Mereka merupakan komponen utama dari lilin, pigmen, hormon steroid, dan
membran sel. Lemak, steriods, danfosfolipid sangat penting untuk fungsi membran dalam sel
dan akan menjadi fokus dari tutorial ini.

Lemak (triacylglycerols)

Lemak disintesis dari dua kelas yang berbeda dari molekul: asam lemak yang melekat
padagliserol alkohol. Asam lemak panjang, bercabang hydrocardons itu berakhir dengan
gugus karboksil asam. Asam lemak dapat dari dua jenis: lemak jenuh dan tak
jenuh. Asam jenuh memiliki karbon-karbon ikatan ganda tidak (mereka adalah "jenuh"
dengan hidrogen) sedangkan asam lemak tak jenuh memiliki 1-4 ikatan rangkap antara atom-
atom karbon bersebelahan. Obligasi ini ganda memperkenalkan "Kinks" dalam rantai karbon
yang memiliki konsekuensi penting pada sifat fluida membran lipid.
Untuk membangun sebuah lemak, atau triasilgliserol, asam lemak molekul tiga
melekat pada gliserol melalui ikatan ester antara karboksil yang groupd asam lemak dan
alkohol tiga kelompok molekul gliserol. Tipe reaksi ini dikenal sebagai reaksi
kondensasi karena melepaskan molekul air.Molekul lemak dapat terdiri dari satu, dua, atau
tiga jenis asam lemak dan dapat jenuh atau tak jenuh.

Sebuah lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu asam lemak tak jenuh, sedangkan
lemakjenuh telah ada. Karena ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh memperkenalkan
Kinks dalam tulang punggung hidrokarbon lemak tidak akan masukkan ke dalam sebuah
struktur biasa dan karenanya tetap fluida pada suhu rendah. Sebuah lemak jenuh meskipun
akan paket baik dan menjadi padat suhu rendah.
Lemak terutama energi penyimpanan dan molekul isolasi. Per gram, lemak
mengandung dua kali lebih banyak energi sebagai karbohidrat. Lapisan lemak juga
mengelilingi organ vital dari hewan untuk bantal mereka, dan lapisan lemak di bawah kulit
hewan menyediakan isolasi.

Fosfolipid

Fosfolipid hanya berisi dua ekor asam lemak yang melekat pada gliserol kepala. Hal
ini terjadi oleh reaksi kondensasi mirip dengan yang dibahas di atas. Kelompok ketiga alkohol
gliserol terpasang ke molekul phoshpate. Kelompok phoshate kemudian melekat pada
moluecules kecil lainnya seperti kolin. Kelompok fosfat bersama dengan kelompok gliserol
membuat kepala hydrophillic fosfolipid, sedangkan asam lemak ekor hidrofobik. Jadi
fosfolipid adalah amphipatic: air mencintai dan membenci air. Ketika fosfolipid berada dalam
larutan merakit diri mereka akan menjadi misel ataubilayers, struktur molekul yang
mengeluarkan air dari ekor hidrofobik sekaligus mempertahankan kepala hydrophillic dalam
kontak dengan larutan air. 
Fosfolipid melayani fungsi utama dalam sel-sel dari semua organisme: mereka
membentukfosfolipid membran yang mengelilingi sel dan struktur intraseluler seperti
mitokondria. Membran sel adalah cairan, dua lapis semi-permeabel yang memisahkan isi sel
dari dari lingkungan, lihat animasi di bawah. membran ini fluida pada suhu fisiologis dan
memungkinkan sel untuk mengubah bentuk karena kendala fisik atau mengubah volume
selular. Fosfolipid membran memungkinkan difusi bebas dari beberapa molekul kecil seperti
oksigen, karbon dioksida, dan hidrokarbon kecil, tapi bukan air, dibebankan ion, atau molekul
besar lain seperti glukosa. Ini sifat semi-permeabel membran memungkinkan sel untuk
mempertahankan komposisi sitosol independen dari lingkungan eksternal.

Steroid

Steroid adalah suatu keluarga yang lipid berdasarkan molekul dengan empat cincin
karbon menyatu. Keluarga ini mencakup banyak hormon hewan dan
kolesterol. Kolesterol adalah komponen dari membran sel pada hewan dan fungsi untuk
mempertahankan fluiditas membran karena mencegah kemasan dari ekor asam lemak.

Struktur membran sel

Kualitas Fluida dari Membran


Membran sel harus menjadi struktur dinamis jika sel adalah untuk tumbuh dan
merespon perubahan lingkungan. Untuk menjaga cairan membran pada suhu fisiologis sel
mengubah komposisi fosfolipid.Rasio hak jenuh menjadi asam lemak tak jenuh menyimpan
fluida membran pada setiap suhu yang kondusif untuk hidup. Sebagai contoh gandum musim
dingin penurunan suhu merespon dengan meningkatkan jumlah asam lemak tak jenuh dalam
membran sel. Dalam kolesterol sel hewan membantu untuk mencegah pengepakan ekor asam
lemak dan dengan demikian menurunkan requiremnt asam lemak tak jenuh. Hal ini membantu
mempertahankan sifat fluida membran sel tanpa menjadi terlalu cair pada suhu tubuh. The
fluiditas membran ditunjukkan dalam animasi berikut. Lipid di membran dalam aliran massal
bergerak acak tentang μm 22 (mikrometer) per detik. Fosfolipid bebas bergerak dalam lapisan
yang sama dari membran dan jarang flip untuk lapisan lainnya.Flipping flipping jarang terjadi
karena membutuhkan kepala hyrophillic untuk memasuki kawasan hidrofobik lapisan ganda
tersebut.

Kualitas dari Mosaic Membran


Protein
Karena membran sel hanya semi-permable sel membutuhkan cara untuk
berkomunikasi dengan sel lainnya dan nutrisi pertukaran dengan ruang ekstraseluler. Peran ini
terutama diisi oleh protein.Protein kelas terpisah dari molekul tidak berhubungan dengan lipid
dan terdiri dari asam amino.Membran protein diklasifikasikan menjadi dua kategori
utama, protein integral dan protein perifer membran. Integral transmembran protein adalah
protein, hidrofobik dengan daerah yang benar-benar span hidrofobik bagian dari. Bagian
protein terkena interior dan eksterior dari sel yang hydrophillic.Integral protein dapat
berfungsi sebagai pori-pori yang memungkinkan ion selektif atau nutrisi ke dalam sel. Mereka
juga mengirim sinyal masuk dan keluar dari sel. Berbeda dengan protein yang intergral span
membran, protein perifer berada pada satu sisi dari membran dan sering melekat pada
terpisahkan protein perifer proteins.Some berfungsi sebagai jangkar poin untuk sitoskeleton
atau serat ekstraseluler. Protein jauh lebih besar dari lipid dan bergerak lebih lambat, tetapi
beberapa tidak bergerak dengan cara yang tampaknya diarahkan drift sementara yang lain.

Karbohidrat
Permukaan ekstraseluler dari membran sel yang dihiasi dengan
kelompok karbohidrat melekat pada lipid, glycolipids, atau protein, glikoprotein. Karbohidrat
ini pendek, atau oligosakarida,biasanya rantai 15 atau lebih sedikit molekul
gula. Oligosakarida memberikan identitas sel (yaitu, membedakan diri dari non-diri) dan
merupakan faktor pembeda dalam jenis darah manusia dan penolakan transplantasi.

Membran adalah asimetrik

Seperti dijelaskan di atas dan dapat dilihat dalam gambar, membran sel
asimetris. Wajah ekstraseluler membran berada dalam kontak dengan matriks
ekstraseluler. Sisi ekstraseluler membran mengandung oligosakarida yang membedakan sel
sebagai diri. Hal ini juga berisi akhir protein integral yang berinteraksi dengan sinyal dari sel
lain dan rasa lingkungan ekstraselular.Membran bagian dalam isi sel. Ini sisi jangkar
membran untuk sitoskeleton dan berisi akhir protein integral yang relay sinyal yang diterima
di sisi eksternal.

Ringkasan: Membran sebagai Mosaik Struktur dan Fungsi


Membran biologis adalah kolase dari berbagai protein tertanam dalam matriks fluida
dari lapisanganda lipid. Lapisan ganda lipid adalah bahan utama membran, dan struktur yang
menciptakan membran semi-permeabel. Inti hidrofobik menghambat difusi struktur hidrofilik,
seperti ion dan molekul polar tapi memungkinkan molekul hidrofobik, yang dapat larut dalam
membran, salib dengan mudah. Protein yang paling menentukan fungsi spesifik
membran's. Membran plasma dan membran dari berbagai organel masing-masing memiliki
koleksi unik protein. Misalnya, untuk tanggal yang lebih dari 50 jenis protein telah ditemukan
di dalam selaput plasma sel darah merah.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.astrochem.org/PDF/Deameretal2003.pdf
http://library.thinkquest.org/C004535/cell_membranes.html
http://www.sinauer.com/pdf/nsp-cellcycle-8-3.pdf
http://mmbr.asm.org/cgi/reprint/59/2/304.pdf
http://sites.bio.indiana.edu/~hangarterlab/courses/b373/lecturenotes/cellwall/cellwall.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.biology4kids.com/files/cell_wall.html
http://www.fsas.upm.edu.my/~fidah/BGY1002/4.%20MEMBRAN%20SEL%20dan
%20pengangkutan.pdf
KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN PLASMA
Disusun oleh :

Jimmy Maulana M.
D1D050064

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010

Komposisi Kimia Membran Plasma

Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran
sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi
bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh
sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu
sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan
Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak
dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang
lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan
lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-
komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi
semipermanen. Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion
secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul
hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu,
molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi
hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu
lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor
pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan
transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. Secara umum sel-sel
yang menyusun tubuh  manusia mempunyai struktur dasar yang terdiri dari membran sel,
protoplasma dan inti sel (nukleus).
Ketiganya mempunyai komposisi kimia yang terdiri dari air, elektrolit, protein, lemak dan
karbohidrat.
1. Air
Medium cairan utama dari sel adalah air, yang terdapat dalam konsentrasi 70-85%.
Banyak bahan-bahan kimia sel larut dalam air, sedang yang lain terdapat dalam bentuk
suspensi atau membranous
2. Elektrolit
Elektrolit terpenting dari sel adalah Kalium, Magnesium, Fosfat,  Bikarbonat,
Natrium, Klorida dan Kalsium. Elekrolit menyediakan bahan inorganis untuk reaksi
selluler dan terlibat dalam mekanisme kontrol sel
3. Protein
Memegang peranan penting pada hampir semua proses fisiologis dan dapat
diringkaskan sebagai berikut :
a. Proses enzimatik
b. Proses transport dan penyimpanan
c. Proses pergerakan
d. Fungsi mekanik
e. Proses imunologis
f. Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf
g. Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi
4. Lemak
Asam lemak yang merupakan komponen membran sel adalah rantai hidrokarbon  yang
panjang, sedang asam lemak yang tersimpan dalam sel adalah triasilgliserol,
merupakan molekul yang sangat hidrofobik. Karena molekul triasilgliserol ini tidak
larut dalam air/larutan garam maka akan membentuk lipid droplet dalam sel lemak (sel
adiposa) yang merupakan sumber energi. Molekul lemak yang menyusun membran sel
mempunyai gugus hidroksil (fosfolipid dan kolesterol) sehingga dapat berikatan
dengan air, sedangkan gugus yang lainnya hidrofobik (tidak terikat air) sehingga
disebut amfifatik.
5. Karbohidrat
Suatu karbohidrat tersusun atas atom C,H, dan O. Karbohidrat yang mempunyai 5
atom C disebut pentosa, 6 atom C disebut hexosa adalah karbohidrat-karbohidrat yang
penting untuk fungsi sel. Karbohidrat yang tersusun atas banyak unit disebut
polisakarida. Polisakarida berperan sebagai sumber energi cadangan dan sebagai
komponen yang menyusun permukaan luar membran sel. Karbohidrat yang berikatan
dengan protein (glikoprotein) dan yang berikatan dengan lemak (glikolipid)
merupakan struktur penting dari membran sel. Selain itu glikolipid dan glikoprotein 
menyusun struktur antigen golongan darah yang dapat menimbulkan reaksi
imunologis.
Demikian pula dengan mahluk hidup lain, senyawa kimia penyusun selnya sama. Senyawa
kimia penyusun sel disebut protoplasma. Protoplasma merupakan substansi yang kompleks.
Sebagian besar protoplasma tediri dari air. meski demikian protein memberikan ciri pada
strukturnya. Senyawa organik dalam protoplasma berupa karbohidrat, lemak, protein dan
asam nukleat.
MEKANISME PEMBENTUKAN MEMBRAN SEL
PADA SEL HEWAN
Disusun oleh :

Adri Adiputra
140410060002

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
MEKANISME PEMBENTUKAN MEMBRAN SEL PADA SEL HEWAN

Fungsi membran plasma yaitu sebagai tempat penerimaan, pemindahan dan penerusan
informasi. Membran plasma memegang peranan penting dalam memin-dahkan dan
meneruskan informasi dari kompartemen yang satu ke kompartemen yang lain.
Sel bersifat antigenik, ini berarti bahwa apabila sel dari suatu jenis hewan dimasukkan
ke dalam jenis hewan yang lain,penerima mengenali sel yang dimasukkan sebagai
bendaasing. Oleh karena itu, penerima menghasilkan badanpenangkal (antibodi) yang
bereaksi secara khas dengan selasing tersebut. Apabila sel asing tersebut tetap utuh,
berartibahwa antigen merupakan komponen permukaan khusus darisel asing tersebut
Membran sel sangat penting untuk kehidupan sel. Bila membran melemah atau rusak,
sel kehilangan kemampuannya untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan. Misalnya;
selektifitas transpor nutrien. Pertumbuhan sel maupun
beberapa kegiatan lainnya, seperti endositosis, sangat ditentukan oleh membran.
Mengingat pentingnya membran terhadap kehidupan sel, pertumbuhan membran terjadi tanpa
mengganggu kehadiran membran yang lama. Dengan perkataan lain, membran yang baru
harus ditambahkan kepada membran yang lama tanpa mengganggu peranannya sebagai
pembatas dan pengangkut yang selektif.
Berdasarkan struktur membran, perlu perhatian khusus terhadap mekanisme perakitan
membran tersebut. Telah diketahui bahwa membran, tidak simetris. Protein tersebar tidak
merata dan karbohidrat hanya terdapat di permukaan luar. Setiap perubahan kedudukan
komponen-komponen membran perlu dirakit sedemikian rupa sehingga letak molekul-
molekul penyusunnya tepat pada tempatnya.Dikenal ada tiga cara perakitan membran, yaitu:
(i) Perakitan dengan sendirinya (Gambar-5.39).

Gambar-5.39
Akibat perakitan dengan sendirinya pada asimetri membran.1. misel; 2. lapisan-ganda
lipida, 3. protein (Thorpe, 1984). Perakitan berlandaskan hipotesis isyarat (signal hipothesis).
Gambar-5.40dan Gambar-5.41, menunjukkan mekanisme perakitan tersebut. Dalam proses
perakitan ini terdapat 5 tahapan. Tahap (i). Proses sintesis protein, (ii) pembentukan vesikula
dan pendekatan vesikula ke membran, (iii) fusi antara vesikula dengan membran, (iv)
peleburan vesikula dengan
membran, dan tahap (v)
hasil pertumbuhan
membran.

Gambar-5.40Hipotesis
isyarat pada pembentukan
membran.
1. REG; 2. mRNA; 3.
ribosoma;
4. peptida isyarat; 5.
peptida isyarat dilepas;
6. karbohidrat; 7.
ribosoma bebas
(Thorpe,1984)
Gambar-5.41Peleburan membran vesikula dengan membran plasma pada pembentukan
membran berdasarkan hipotesis isyarat (Thorpe, 1984)
Perakitan berdasarkan hipotesis picu, dalam perakitan ini, protein yang akan menjadi
protein integral membran sel dibuat oleh ribosoma bebas, dilipat menjadi bentuk yang sesuai
dengan kelarutan membran dan akhirnya disisipkan di antara molekul-molekul lipida
membran sel.Gambar-5.42 menunjukkan mekanisme hipotesis picu.

Gambar-5.42Perbandingan signal hipotesis dan membran triggert hipotesis


Sumber : http://www.scribd.com/doc/20509406/MEMBRAN-SEL-ADNAN.pdf

MEKANISME PEMBENTUKAN MEMBRAN SEL


PADA PROKARIOT

Disusun oleh :

Nurul Dwijayanti
140410060036
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini berisi pokok bahasan mengenai ruang lingkup dan perkembangan
Biologi Molekuler serta hubungannya dengan ilmu-ilmu lain, tinjauan sekilas tentang sel yang
meliputi perbedaan antara prokariot dan eukariot, diferensiasi dan organel subseluler pada
eukariot. Selain itu, sekilas juga dibahas tiga di antara makromolekul hayati, yaitu
polisakarida, lemak, dan protein. Setelah mempelajari pokok bahasan di dalam bab ini
mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
1. ruang lingkup, perkembangan, dan hubungan Biologi Molekuler dengan disiplin
ilmu lainnya,
2. ciri-ciri sel prokariot,
3. ciri-ciri sel eukariot,
4. perbedaan antara sel prokariot dan eukariot,
5. macam-macam organel subseluler pada sel eukariot,
6. struktur molekul polisakarida penting seperti amilum dan selulosa,
7. struktur molekul lemak,
8. perbedaan antara lemak hewani dan lemak nabati,
9. struktur molekul protein, dan
10. macam-macam asam amino penyusun protein

Agar dapat memahami pokok bahasan ini dengan lebih baik mahasiswa disarankan
untuk mempelajari kembali klasifikasi seluler dan makromolekul hayati seperti yang telah
diberikan pada mata kuliah Biologi Sel dan Biokimia. Urutan bahasan di dalam bab ini adalah
ruang lingkup, perkembangan, dan hubungan Biologi Molekuler dengan ilmu lain, tinjauan
sekilas tentang sel, dan makromolekul hayati.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ruang Lingkup, Perkembangan, dan Hubungan dengan Ilmu Lain


Biologi Molekuler merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati serta kontribusi hubungan tersebut
terhadap pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia. Secara lebih ringkas dapat
dikatakan bahwa Biologi Molekuler mempelajari dasar-dasar molekuler setiap fenomena
hayati. Oleh karena itu, materi kajian utama di dalam ilmu ini adalah makromolekul hayati,
khususnya asam nukleat, serta proses pemeliharaan, transmisi, dan ekspresi informasi hayati
yang meliputi replikasi, transkripsi, dan translasi. Meskipun sebagai cabang ilmu pengetahuan
tergolong relatif masih baru, Biologi Molekuler telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat semenjak tiga dasawarsa yang lalu. Perkembangan ini terjadi ketika berbagai sistem
biologi, khususnya mekanisme alih informasi hayati, pada bakteri dan bakteriofag dapat
diungkapkan. Begitu pula, berkembangnya teknologi DNA rekombinan, atau dikenal juga
sebagai rekayasa genetika, pada tahun 1970-an telah memberikan kontribusi yang sangat
besar bagi perkembangan Biologi Molekuler. Pada kenyataannya berbagai teknik
eksperimental baru yang terkait dengan manipulasi DNA memang menjadi landasan bagi
perkembangan ilmu ini.
Biologi Molekuler sebenarnya merupakan ilmu multidisiplin yang melintasi sejumlah
disiplin ilmu terutama Biokimia, Biologi Sel, dan Genetika. Akibatnya, seringkali terjadi
tumpang tindih di antara materi-materi yang dibahas meskipun seharusnya ada batas-batas
yang memisahkannya. Sebagai contoh, reaksi metabolisme yang diatur oleh pengaruh
konsentrasi reaktan dan produk adalah materi kajian Biokimia. Namun, apabila reaksi ini
dikatalisis oleh sistem enzim yang mengalami perubahan struktur, maka kajiannya termasuk
dalam lingkup Biologi Molekuler. Demikian juga, struktur komponen intrasel dipelajari di
dalam Biologi Sel, tetapi keterkaitannya dengan struktur dan fungsi molekul kimia di dalam
sel merupakan cakupan studi Biologi Molekuler. Komponen dan proses replikasi DNA
dipelajari di dalam Genetika, tetapi macam-macam enzim DNA polimerase beserta fungsinya
masing-masing dipelajari di dalam Biologi Molekuler. Beberapa proses hayati yang dibahas
di dalam Biologi Molekuler bersifat sirkuler. Untuk mempelajari replikasi DNA, misalnya,
kita sebaiknya perlu memahami mekanisme pembelahan sel. Namun sebaliknya, alangkah
baiknya apabila pengetahuan tentang replikasi DNA telah dikuasai terlebih dahulu sebelum
kita mempelajari pembelahan sel.
Tinjauan Sekilas tentang Sel
Oleh karena sebagian besar makromolekul hayati terdapat di dalam sel, maka kita
perlu melihat kembali sekilas mengenai sel, terutama dalam kaitannya sebagai dasar
klasifikasi organisme. Berdasarkan atas struktur selnya, secara garis besar organisme dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu prokariot dan eukariot. Di antara kedua kelompok ini
terdapat kelompok peralihan yang dinamakan Archaebacteria atau Archaea.

2.1 Prokariot
Prokariot merupakan bentuk sel organisme yang paling sederhana dengan
diameter dari 1 hingga 10 μm. Struktur selnya diselimuti oleh membran plasma
(membran sel) yang tersusun dari lemak lapis ganda. Di sela-sela lapisan lemak ini
terdapat sejumlah protein integral yang memungkinkan terjadinya lalu lintas molekul-
molekul tertentu dari dalam dan ke luar sel. Kebanyakan prokariot juga memiliki dinding
sel yang kuat di luar membran plasma untuk melindungi sel dari lisis, terutama ketika sel
berada di dalam lingkungan dengan osmolaritas rendah. Bagian dalam sel secara
keseluruhan dinamakan sitoplasma atau sitosol. Di dalamya terdapat sebuah kromosom
haploid sirkuler yang dimampatkan dalam suatu nukleoid (nukleus semu), beberapa
ribosom (tempat berlangsungnya sintesis protein), dan molekul RNA. Kadang-kadang
dapat juga dijumpai adanya plasmid (molekul DNA sirkuler di luar kromosom). Beberapa
di antara molekul protein yang terlibat dalam berbagai reaksi metabolisme sel nampak
menempel pada membran plasma, tetapi tidak ada struktur organel subseluler yang
dengan jelas memisahkan berlangsungnya masing-masing proses metabolisme tersebut.
Permukaan sel prokariot adakalanya membawa sejumlah struktur berupa rambut-
rambut pendek yang dinamakan pili dan beberapa struktur rambut panjang yang
dinamakan flagela. Pili memungkinkan sel untuk menempel pada sel atau permukaan
lainnya, sedangkan flagela digunakan untuk berenang apabila sel berada di dalam media
cair. Sebagian besar prokariot bersifat uniseluler meskipun ada juga beberapa yang
mempunyai bentuk multiseluler dengan sel-sel yang melakukan fungsi-fungsi khusus.

Prokariot dapat dibagi menjadi dua subdivisi, yaitu Eubacteria dan


Archaebacteria atau Archaea. Namun, di atas telah disinggung bahwa Archaea
merupakan kelompok peralihan antara prokariot dan eukariot. Dilihat dari struktur selnya,
Archaea termasuk dalam kelompok prokariot, tetapi evolusi molekul rRNA-nya
memperlihatkan bahwa Archaea lebih mendekati eukariot.
Perbedaan antara Eubacteria dan Archaea terutama terletak pada sifat
biokimianya. Misalnya, Eubacteria mempunyai ikatan ester pada lapisan lemak membran
plasma, sedangkan pada Archaea ikatan tersebut berupa ikatan eter. Salah satu contoh
Eubacteria (bakteri), Escherichia coli, mempunyai ukuran genom (kandungan DNA)
sebesar 4.600 kilobasa (kb), suatu informasi genetik yang mencukupi untuk sintesis
sekitar 3.000 protein. Aspek biologi molekuler spesies bakteri ini telah sangat banyak
dipelajari. Sementara itu, genom bakteri yang paling sederhana, Mycoplasma genitalium,
hanya terdiri atas 580 kb DNA, suatu jumlah yang hanya cukup untuk menyandi lebih
kurang 470 protein. Dengan protein sesedikit ini spesies bakteri tersebut memiliki
kemampuan metabolisme yang sangat terbatas. Kelompok Archaea biasanya menempati
habitat ekstrim seperti suhu dan salinitas tinggi. Salah satu contoh Archaea,
Methanocococcus jannaschii, mempunyai genom sebesar 1.740 kb yang menyandi 1.738
protein. Bagian genom yang terlibat dalam produksi energi dan metabolisme cenderung
menyerupai prokariot, sedangkan bagian genom yang terlibat dalam replikasi, transkripsi,
dan translasi cenderung menyerupai eukariot.

Gambar 1.1. Diagram skematik sel prokariot


2.2 Eukariot
Secara taksonomi eukariot dikelompokkan menjadi empat kingdom, masing-
masing hewan (animalia), tumbuhan (plantae), jamur (fungi), dan protista, yang
terdiri atas alga dan protozoa. Salah satu ciri sel eukariot adalah adanya organel-organel
subseluler dengan fungsi-fungsi metabolisme yang telah terspesialisasi. Tiap organel ini
terbungkus dalam suatu membran. Sel eukariot pada umumnya lebih besar daripada sel
prokariot. Diameternya berkisar dari 10 hingga 100 μm. Seperti halnya sel prokariot, sel
eukariot diselimuti oleh membran plasma. Pada tumbuhan dan kebanyakan fungi serta
protista terdapat juga dinding sel yang kuat di sebelah luar membran plasma. Di dalam
sitoplasma sel eukariot selain terdapat organel dan ribosom, juga dijumpai adanya
serabut-serabut protein yang disebut sitoskeleton. Serabut-serabut yang terutama
berfungsi untuk mengatur bentuk dan pergerakan sel ini terdiri atas mikrotubul (tersusun
dari tubulin) dan mikrofilamen (tersusun dari aktin).

Gambar 1.2. Diagram skematik sel eukariot (hewan)

Sebagian besar organisme eukariot bersifat multiseluler dengan


kelompokkelompok sel yang mengalami diferensiasi selama perkembangan individu.
Peristiwa ini terjadi karena pembelahan mitosis akan menghasilkan sejumlah sel dengan
perubahan pola ekspresi gen sehingga mempunyai fungsi yang berbeda dengan sel
asalnya. Dengan demikian, kandungan DNA pada sel-sel yang mengalami diferensiasi
sebenarnya hampir selalu sama, tetapi gen-gen yang diekspresikan berbeda antara satu
dan lainnya. Diferensiasi diatur oleh gen-gen pengatur perkembangan. Mutasi yang
terjadi pada gen-gen ini dapat mengakibatkan abnormalitas fenotipe individu, misalnya
tumbuhnya kaki di tempat yang seharusnya digunakan untuk antena pada lalat
Drosophila. Namun, justru dengan mempelajari mutasi pada gen-gen pengatur
perkembangan, kita dapat memahami berlangsungnya proses perkembangan embrionik.
Pada organisme multiseluler koordinasi aktivitas sel di antara berbagai jaringan dan organ
diatur oleh adanya komunikasi di antara sel-sel tersebut. Hal ini melibatkan molekul-
molekul sinyal seperti neurotransmiter, hormon, dan faktor pertumbuhan yang
disekresikan oleh suatu jaringan dan diteruskan kepada jaringan lainnya melalui reseptor
yang terdapat pada permukaan sel.

2.3 Organel subseluler


Pada eukariot terdapat sejumlah organel subseluler seperti nukleus, mitokondria,
kloroplas, retikulum endoplasmik, dan mikrobodi. Masing-masing akan kita bicarakan
sepintas berikut ini. Nukleus mengandung sekumpulan DNA seluler yang dikemas dalam
beberapa kromosom. Di dalam nukleus terjadi transkripsi DNA menjadi RNA dan
prosesing RNA. Selain DNA, di dalam nukleus juga terdapat nukleolus yang merupakan
tempat berlangsungnya sintesis rRNA dan perakitan ribosom secara parsial. Mitokondria
merupakan tempat berlangsungnya respirasi seluler, yang melibatkan oksidasi nutrien
menjadi CO2 dan air dengan membebaskan molekul ATP. Secara evolusi organel ini
berasal dari simbion-simbion prokariotik yang tetap mempertahankan beberapa DNA,
RNA, dan mesin sintesis proteinnya. Meskipun demikian, sebagian besar proteinnya
disandi oleh DNA di dalam nukleus. Sementara itu, kloroplas merupakan tempat
berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan dan alga. Pada dasarnya kloroplas
memiliki struktur yang menyerupai mitokondria dengan sistem membran tilakoid yang
berisi klorofil. Seperti halnya mitokondria, kloroplas juga mempunyai DNA sendiri
sehingga kedua organel ini sering dinamakan organel otonom.
Retikulum endoplasmik merupakan sistem membran sitoplasmik yang meluas dan
menyambung dengan membran nukleus. Ada dua macam retikulum endoplasmik, yaitu
retikulum endoplasmik halus yang membawa banyak enzim untuk reaksi biosintesis
lemak dan metabolisme xenobiotik dan retikulum endoplasmik kasar yang membawa
sejumlah ribosom untuk sintesis protein membran. Protein-protein ini diangkut melalui
vesikula transpor menuju kompleks Golgi untuk prosesing lebih lanjut dan pemilahan
sesuai dengan tujuan akhirnya masing-masing.
Mikrobodi terdiri atas lisosom, peroksisom, dan glioksisom. Lisosom berisi enzim-
enzim
hidrolitik yang dapat memecah karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
Organel ini bekerja sebagai pusat pendaurulangan makromolekul yang berasal dari luar
sel atau organel-organel lain yang rusak. Sementara itu, peroksisom berisi enzim-enzim
yang dapat mendegradasi hidrogen peroksida dan radikal bebas yang sangat reaktif.
Glioksisom adalah peroksisom pada tumbuhan yang mengalami spesialisasi menjadi
tempat berlangsungnya reaksi daur glioksilat.

2.4 Makromolekul
Secara garis besar makromolekul hayati meliputi polisakarida, lemak, protein, dan
asam nukleat. Selain itu, terdapat pula makromolekul kompleks, yang merupakan
gabungan dua atau lebih di antara makromolekul tersebut.

2.5 Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer beberapa gula sederhana yang satu sama lain
secara kovalen dihubungkan melalui ikatan glikosidik. Makromolekul ini terutama
berfungsi sebagai cadangan makanan dan materi struktural. Selulosa dan pati (amilum)
sangat banyak dijumpai pada tumbuhan. Kedua-duanya adalah polimer glukosa, tetapi
berbeda macam ikatan glikosidiknya.
Pada selulosa monomer-monomer glukosa satu sama lain dihubungkan secara
linier oleh ikatan 1,4 β glikosidik, sedangkan pada amilum ada dua macam ikatan
glikosidik karena amilum mempunyai dua komponen, yaitu α-amilosa dan amilopektin.
Monomermonomer glukosa pada α-amilosa dihubungkan oleh ikatan 1,4 α glikosidik,
sedangkan pada amilopektin, yang merupakan rantai cabang amilum, ikatannya adalah
1,6 α glikosidik.
Pada tumbuhan selulosa merupakan komponen utama penyusun struktur dinding
sel. Sekitar 40 rantai molekul selulosa tersusun paralel membentuk lembaran-lembaran
horizontal yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen sehingga menghasilkan serabutserabut
tak larut yang sangat kuat. Sementara itu, amilum berguna sebagai cadangan makanan
yang dapat dijumpai dalam bentuk butiran-butiran besar di dalam sel. Adanya dua macam
ikatan glikosidik pada amilum menjadikan molekul ini tidak dapat dikemas dengan
konformasi yang kompak. Oleh karena itu, amilum mudah larut di dalam air. Fungi dan
beberapa jaringan hewan menyimpan cadangan makanan glukosa dalam bentuk glikogen,
yang mempunyai ikatan glikosidik seperti pada amilopektin.
Polisakarida lainnya, kitin merupakan komponen utama penyusun dinding sel
fungi dan eksoskeleton pada serangga dan Crustacea. Kitin mempunyai struktur molekul
menyerupai selulosa, hanya saja monomernya berupa N-asetilglukosamin.

2.5 Mukopolisakarida (glikosaminoglikan)


Mukopolisakarida membentuk larutan seperti gel yang di dalamnya terdapat
protein-protein serabut pada jaringan ikat. Penentuan struktur polisakarida berukuran
besar sangatlah rumit karena ukuran dan komposisinya sangat bervariasi. Selain itu,
berbeda dengan protein dan asam nukleat, makromolekul ini tidak dapat dipelajari secara
genetik.

Gambar 1.3. Perbedaan ikatan glikosidik antara selulosa dan amilum


2.6 Lemak (lipid)
Molekul lemak berukuran besar terutama berupa hidrokarbon yang sukar larut
dalam air. Beberapa di antaranya terlibat dalam penyimpanan dan transpor energi,
sementara ada juga yang menjadi komponen utama membran, lapisan pelindung, dan
struktur sel lainnya. Struktur umum lemak adalah gliserida dengan satu, dua, atau tiga
asam lemak rantai panjang yang mengalami esterifikasi pada suatu molekul gliserol.
Pada trigliserida hewan, asam lemaknya jenuh (tanpa ikatan rangkap) sehingga rantai
molekulnya berbentuk linier dan dapat dikemas dengan kompak menghasilkan lemak
berwujud padat pada suhu ruang. Sebaliknya, minyak tumbuhan mengandung asam
lemak tak jenuh dengan satu atau lebih ikatan rangkap sehingga rantai molekulnya sulit
untuk dikemas dengan kompak, membuat lemak yang dihasilkan berwujud cair pada suhu
ruang.
Membran plasma dan membran organel subseluler mengandung fosfolipid,
berupa gliserol yang teresterifikasi pada dua asam lemak dan satu asam fosfat. Biasanya,
fosfat ini juga teresterifikasi pada suatu molekul kecil seperti serin, etanolamin, inositol,
atau kolin (Gambar 1.4). Membran juga mengandung sfingolipid, misalnya seramid,
yang salah satu asam lemaknya dihubungkan oleh ikatan amida. Pengikatan fosfokolin
pada seramid akan menghasilkan sfingomielin.
Gambar 1.4. Struktur molekul fosfolipid, khususnya fosfatidilkolin

2.7 Protein
Secara garis besar dapat dibedakan dua kelompok protein, yaitu protein globuler
dan protein serabut (fibrous protein). Protein globuler dapat dilipat dengan kompak dan
di dalam larutan lebih kurang berbentuk seperti partikel-partikel bulat. Kebanyakan
enzim merupakan protein globuler. Sementara itu, protein serabut mempunyai nisbah
aksial (panjang berbanding lebar) yang sangat tinggi dan seringkali merupakan protein
struktural yang penting, misalnya fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu
domba.
Ukuran protein berkisar dari beberapa ribu Dalton (Da), misalnya hormon insulin
yang mempunyai berat molekul 5.734 Da, hingga sekitar 5 juta Da seperti pada kompleks
enzim piruvat dehidrogenase. Beberapa protein berikatan dengan materi nonprotein, baik
dalam bentuk gugus prostetik yang dapat bekerja sebagai kofaktor enzim maupun dalam
asosiasi dengan molekul berukuran besar seperti pada lipoprotein (dengan lemak) atau
glikoprotein (dengan karbohidrat).
Protein tersusun dari sejumlah asam amino yang satu sama lain dihubungkan
secara kovalen oleh ikatan peptida. Ikatan ini menghubungkan gugus α-karboksil pada
suatu asam amino dengan gugus α-amino pada asam amino berikutnya sehingga
menghasilkan suatu rantai molekul polipeptida linier yang mempunyai ujung N dan ujung
C. Tiap polipeptida biasanya terdiri atas 100 hingga 1.500 asam amino. Struktur molekul
protein seperti ini dinamakan struktur primer.
Polaritas yang tinggi pada gugus C=O dan N-H di dalam tiap ikatan peptida,
selain menjadikan ikatan tersebut sangat kuat, juga memungkinkan terbentuknya
sejumlah ikatan hidrogen di antara asam-asam amino pada jarak tertentu. Dengan
demikian, rantai polipeptida dapat mengalami pelipatan menjadi suatu struktur yang
dipersatukan oleh ikatan-ikatan hidrogen tersebut. Struktur semacam ini merupakan
struktur sekunder molekul protein.
Struktur sekunder yang paling dikenal adalah α-heliks. Rantai polipeptida
membentuk heliks (spiral) putar kanan dengan 3,6 asam amino per putaran sebagai akibat
terjadinya ikatan hidrogen antara gugus N-H pada suatu residu asam amino (n) dan gugus
C=O pada asam amino yang berjarak tiga residu dengannya (n+3). Struktur α-heliks
banyak dijumpai terutama pada protein-protein globuler. Di samping α-heliks, terdapat
juga struktur sekunder yang dinamakan lembaran β (β-sheet). Struktur ini terbentuk
karena gugus N-H dan C=O pada suatu rantai polipeptida dihubungkan oleh ikatan
hidrogen dengan gugus-gugus yang komplementer pada rantai polipeptida lainnya. Jadi,
gugus N-H berikatan dengan C=O dan gugus C=O berikatan dengan N-H sehingga kedua
rantai polipeptida tersebut membentuk struktur seperti lembaran dengan rantai samping
(R) mengarah ke atas dan ke bawah lembaran. Jika kedua rantai polipeptida mempunyai
arah yang sama, misalnya dari ujung N ke ujung C, maka lembarannya dikatakan bersifat
paralel. Sebaliknya, jika kedua rantai polipeptida mempunyai arah berlawanan, maka
lembarannya dikatakan bersifat antiparalel. Lembaran β merupakan struktur yang sangat
kuat dan banyak dijumpai pada protein-protein struktural, misalnya fibroin sutera.
Kolagen, suatu protein penyusun jaringan ikat, mempunyai struktur sekunder yang tidak
lazim, yaitu heliks rangkap tiga. Tiga rantai polipeptida saling berpilin sehingga
membuat molekul tersebut sangat kuat.

Gambar 1.5. Penampang rantai polipeptida, yang menunjukkan bahwa struktur α-


heliks terbentuk karena gugus C=O pada asam amino ke-n berikatan dengan gugus N-
H pada asam amino ke-(n+3).

Beberapa bagian struktur sekunder dapat mengalami pelipatan sehingga terbentuk


struktur tiga dimensi yang merupakan struktur tersier molekul protein. Sifat yang
menentukan struktur tersier suatu molekul protein telah ada di dalam struktur primernya.
Begitu diperoleh kondisi yang sesuai, kebanyakan polipeptida akan segera melipat
menjadi struktur tersier yang tepat karena biasanya struktur tersier ini merupakan
konformasi dengan energi yang paling rendah. Akan tetapi, secara in vivo pelipatan yang
tepat seringkali dibantu oleh protein-protein tertentu yang disebut kaperon.

Gambar 1.6. Struktur protein sekunder


a) α-heliks b) lembaran β

Ketika pelipatan terjadi, asam-asam amino dengan rantai samping hidrofilik akan
berada di bagian luar struktur dan asam-asam amino dengan rantai samping hidrofobik
berada di dalam struktur. Hal ini menjadikan struktur tersier sangat stabil. Di antara
sejumlah rantai samping asam-asam amino dapat terjadi berbagai macam interaksi
nonkovalen seperti gaya van der Waals, ikatan hidrogen, jembatan garam elektrostatik
antara gugus-gugus yang muatannya berlawanan, dan interaksi hidrofobik antara rantai
samping nonpolar pada asam amino alifatik dan asam amino aromatik. Selain itu, ikatan
disulfida (jembatan belerang) kovalen dapat terjadi antara dua residu sistein yang di
dalam struktur primernya terpisah jauh satu sama lain. Banyak molekul protein yang
tersusun dari dua rantai polipeptida (subunit) atau lebih. Subunit-subunit ini dapat sama
atau berbeda. Sebagai contoh, molekul hemoglobin mempunyai dua rantai α-globin dan
dua rantai β-globin. Interaksi nonkovalen dan ikatan disulfida seperti yang dijumpai pada
struktur tersier terjadi pula di antara subunit-subunit tersebut, menghasilkan struktur yang
dinamakan struktur kuaterner molekul protein.
Dengan struktur kuaterner dimungkinkan terbentuknya molekul protein yang
sangat besar ukurannya. Selain itu, fungsionalitas yang lebih besar juga dapat diperoleh
karena adanya penggabungan sejumlah aktivitas yang berbeda. Modifikasi interaksi di
antara subunitsubunit oleh pengikatan molekul-molekul kecil dapat mengarah kepada
efek alosterik seperti yang terlihat pada regulasi enzim.
Di dalam suatu rantai polipeptida dapat dijumpai adanya unit-unit struktural dan
fungsional yang semi-independen. Unit-unit ini dikenal sebagai domain. Apabila
dipisahkan dari rantai polipeptida, misalnya melalui proteolisis yang terbatas, domain
dapat bertindak sebagai protein globuler tersendiri. Sejumlah protein baru diduga telah
berkembang melalui kombinasi baru di antara domain-domain. Sementara itu,
pengelompokan elemen-elemen struktural sekunder yang sering dijumpai pada protein
globuler dikenal sebagai motif (struktur supersekunder). Contoh yang umum dijumpai
adalah motif βαβ, yang terdiri atas dua struktur sekunder berupa lembaran β yang
dihubungkan oleh sebuah α-heliks. Selain domain dan motif, ada pula famili protein,
yang dihasilkan dari duplikasi dan evolusi gen seasal. Sebagai contoh, mioglobin, rantai
α- dan β-globin pada hemoglobin orang dewasa, serta rantai γ-, ε-, dan ζ-globin pada
hemoglobin janin merupakan polipeptida-polipeptida yang berkerabat di dalam famili
globin.

2.8 Asam amino


Di atas telah dikatakan bahwa protein merupakan polimer sejumlah asam amino.
Bahkan ketika membicarakan struktur molekul protein, khususnya struktur sekunder dan
tersier, kita telah menyinggung beberapa istilah yang berkaitan dengan struktur asam
amino seperti rantai samping, gugus karboksil, dan gugus amino. Oleh karena itu, berikut
ini akan dibahas sekilas struktur molekul asam amino. Kecuali prolin, dari 20 macam
asam amino yang menyusun protein terdapat struktur molekul umum berupa sebuah atom
karbon (α-karbon) yang keempat tangannya masingmasing berikatan dengan gugus
karboksil (COO-), gugus amino (NH3 +), proton (H), dan rantai samping (R). Selain pada
glisin, atom α-karbon bersifat khiral (asimetrik) karena keempat tangannya mengikat
gugus yang berbeda-beda. Pada glisin gugus R-nya berupa proton sehingga dua tangan
pada atom α-karbon mengikat gugus yang sama. Perbedaan antara asam amino yang satu
dan lainnya ditentukan oleh gugus R-nya. Gugus R ini dapat bermuatan positif, negatif,
atau netral sehingga asam amino yang membawanya dapat bersifat asam, basa, atau
netral. Pengelompokan asam amino atas dasar muatan dan struktur gugus R-nya dapat
dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Pengelompokan asam amino
gugus R asam amino lambang
bermuatan negatif asam aspartat Asp atau D
asam glutamat Glu atau E
bermuatan positif histidin His atau H
lisin Lys atau K
arginin Arg atau R
tidak bermuatan, polar serin Ser atau S
treonin Thr atau T
asparagin Asn atau N
glutamin Gln atau Q
alifatik, nonpolar sistein Cys atau C
glisin Gly atau G
alanin Ala atau A
valin Val atau V
leusin Leu atau L
isoleusin Ile atau I
metionin Met atau M
prolin Pro atau P
aromatik fenilalanin Phe atau F
tirosin Tyr atau Y
triptofan Trp atau W

BAB III PENUTUP

1. biologi monikeler dapat meliputi organisme prokariotik seperti bakteri, protosoa,


fungi, alga dan sebagainya.
2. Pada jurnal ini membahasa tentang dinding bakteri yang tersiri atas 2 yaitu
mukopolisakarida dan petdoglikan.
3. Selain dua senyawa tersebut juga terdapat senyawa asam amino, lipid dan protein.

Sumber: http://biomol.files.wordpress.com/2007/07/01.pdf

FRAKSI PROTEIN PADA MEMBRAN SEL


DAN DINDING SEL
Disusun oleh :

Alini Putri Ardilla


140410080024

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
FRAKSI PROTEIN PADA MEMBRAN SEL DAN DINDING SEL

Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran
sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi
bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh
sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu
sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Struktur membran sel yaitu model
mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori
mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid
yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun
secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel
sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat
terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun
membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
komponen muchus membran sel semipermanen di lapisan membran.

Glycoprotein Extracellular fluid


Glycolipid

Phospholipids
Cholesterol
Transmembrane
Peripheral proteins
protein Cytoplasm Filaments of
cytoskeleton
Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu terdapat senyawa lipid
seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Fosfolipid memiliki dua bagian yaitu bagian
yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofobik merupakan
bagian yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas gliserol, fosfat,
dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain. Penamaan fosfolipid dan sifat masing-
masing akan bergantung pada jenis gugus tambahan yang dimiliki oleh fosfolipid. Jenis-jenis
fosfolipid penyusun membran sel antara lain adalah : fosfokolin (pc), fosfoetanolamin (pe),
fosfoserin (ps), dan fosfoinositol (pi). Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk
struktur misel (struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang
dinamis maka komponen fosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan
perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara lateral
(Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer membran) dan pergerakan
secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer). (Anonim 1.2010)
Dinding sel tumbuhan juga mengandung komponenkomponen non polisakarida, yaitu
berupa protein-protein struktural yang kaya dengan hidroksi prolin yaitu sekitar 25%. Diduga
bahwa, fungsi dari protein tersebut adalah dalam pengorganisasian dinding sel.(Adnan.2010)
Membran sel bersifat permeable terhadap ion dan molekul polar spesifik. Substansi hidrofilik
menghindari kontak dengan bilayer lipid dengan cara melewati protein transport yang
melintangi membrane. Beberapa fungsi protein membrane adalah (Campbell et al., 2000):
1. Protein yang membentang membrane memberikan suatu saluran hidofilik melintasi
membrane yang bersifat selektif untuk zat terlarut tertentu. Hidrolisis ATP dilakukan
oleh beberapa protein transport untuk memompa bahan melintasi membrane secara
aktif.
2. Protein yang berada di dalam membrane mungkin berupa enzim dengan sisi aktifnya
yang dipaparkan ke zat-zat pada larutan sebelahnya.
3. Protein membran mungkin memiliki tempat pengikatan dengan bentuk spesifik yang
sesuai dengan bentuk-bentuk mesenjer kimiawi, seperti hormone. Sinyal dapat
menyebabkan perubahan konformasi protein yang menyalurkan pesan ke bagian
dalam sel.
4. Protein membran dari sel-sel bersebelahan mungkin dikaitkan bersama-sama dalam
berbagai bentuk junction.
5. Beberapa glikoprotein berfungsi sebagai label identifikasi yang secara khusus dikenali
oleh sel lain.
6. Mikrofilamen atau elemen lain sitoskeleton mungkin terikat ke protein membran. Hal
ini merupakan suatu fungsi yang membantu memperahankan bentuk sel dan
menetapkan lokasi protein membrane tertentu. Protein yang mendekat ke matriks
ekstraseluler dapat mengkoordinasikan perubahan ekstraseluler dan intraseluler.
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid /
transmembran. Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma.
Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida,
dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula
pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi.(Anonim 1.2010)
Protein plasma memiliki fungsi yang sangat luas, antara lain sebagai protein pembawa
(carrier) senyawa yang melewati membran plasma, menerima isyarat (signal) hormonal, dan
meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya. Protein membran plasma
juga berfungsi sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan senyawa-
senyawa ekstraseluler. Molekul-molekul protein permukaan luar memberikan ciri-ciri
individual tiap sel dan macam protein dapat berubah sesuai dengan differensiasi sel.
Protein perifer tidak berinteraksi dengan bagian tengah membran hidrofobik, tetapi
terikat secara langsung melalui asosiasi dengan protein integral membran atau secara
langsung berinteraksi dengan bagian polar lipida membran. Misalnya protein sitokeleton,
protein kinase (pada permukaan sitoplasmik membran), dan protein matriks ekstraseluler
(permukaan eksoplasmik). Protein transmembran mengandung segemen panjang asam-asam
amino hidrofobik yang tertanam pada bilayer lipida. Ada dua tipe interaksi yang menstabilkan
protein integral membran, yaitu interaksi ionic dengan daerah kepala yang bersifat polar dan
interaksi hidrofobik dengan bagian tengah yang bersifat hidrofobik, misalnya glikoforin.
Beberapa protein integral berikatan dengan membran melalui ikata koovalen pada
rantai hidrokarbon. Dikenal ada tiga tipe protein integral berdasarkan perlekatannya pada
rantai hidrokarbon, yaitu Glycosyl-phosphatidylinositol-Proteins, Myristate-Proteins, dan
Farnesyl- Proteins.
Kedudukan dan orientasi protein pada membran bervariasi sesuai macam membran,
sel dan jaringan. Ia dapat berupa protein integral atau protein perifer. Glikoprotein pada
membran eritrosit merupakan suatu protein yang menembus membran sel. Protein integral
membran terdiri atas empat kelas, yaitu protein tipe A, protein tipe B, protein tipe C, dan
protein tipe D. Protein tipe A dan C secara struktural sama, tetapi tertanam pada setengah
lapisan membran yang berbeda. Contoh protein tipe A adalah Cytochrom b5 pada retikulum
endoplasma. Protein B adalah kompleks protein yang berperan dalam sistim transpor. Protein
D adalah protein trans membran. Protein tipe B merupakan kumpulan molekul yang memiliki
struktur yang terdiri atas Na+, K+, ATP-ase dan suatu anion protein transpor. Contoh protein
tipe D adalah glikoforin pada membran eritrosit. Pada uraian terdahulu telah diuraikan bahwa
protein membran plasma dapat berfungsi sebagai enzim. Enzim-enzim pada membran plasma
dapat dikelompok-kan menjadi dua kategori berdasarkan tempat aktivitas katalitiknya, yaitu:
1. Ektoenzim, yaitu enzim dimana aktivitas katalitiknya berlangsung pada permukaan luar
membran plasma.
2. Endoenzim, yaitu enzim dimana aktivitas katalitiknya berlangsung pada permukaan dalam
membran plasma.(Adnan,2010)
Beberapa jenis enzim yang biasanya dijumpai pada membran plasma, yaitu:

Asetilfosfatase Sukrase
Asetilkolinesterase UDP-Glikosidase
Asam fosfatase
Adenil siklase
Alkalin fosfatase
Alkalin fosfodiesterase
Cellobiase
Kolesterol esterase
Guanilat siklase
Laktase
Maltase
Monogliserida
lipase
Aminopeptidase
(ada dalam
beberapa bentuk)
NAD glikohidrolase
5’ nukleotidase
Fosfolipase A
Stalidase
Sfingomielinase
Protein integral adalah molekul protein yang menembus membrane sel secara total, dan
mengalami glikolisasi (terikat dengan glukosa) atau molekul lemak diluar sel. Kompleks protein
karbohidrat atau protein lemak yang terbentuk ini berfungsi sebagai reseptor untuk hormone
protein, sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi antar sel. Selain dari pada itu, protein
integral juga berfungsi sebagai saluran di membrane sel berupa pori-pori untuk kepentingan
pergerakan ion-ion kecil, serta pembawa (carrier) zat-zat polar yang berukuran besar melalui
pori-pori tersebut ke dalam sel. Beberapa protein integral berada dalam bentuk enzim yang
terbungkus oleh membrane dan berfungsi untuk melakukan katalis reaksi kimia. Protein integral
umumnya merupakan protein transmembran dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya
membentang sepanjang interior hidrofobik membrane tersebut.
· Protein peripheral yang sama sekali tidak tertanam dalam bilayer,lipid: protein ini
merupakan anggota yang terikat secara longgar pada permukaan membrane, sering juga pada
bagian protein integral yang terpapar.( jourdania.2009). Protwin perifer tidak melekat kuat pada
membran dan mu dah lepas. Protein perifer mengandung asam amino dengan rantai hidrofilik
yang menyebabkan adanya interaksi dengan air disekelilingnya dan permukaan lapisan lemak
yang hidrofilik. Protein perifer pada permukaan sel sebelah luar biasanya berisi rantai molekul
gula atau senyawa dengan substansi lain.

Protein integral
Protein perifer atau yang telah Letaknya
bergabung dengan substansi lain
Sitokrom C Permukaan luar dari membran dalam
mitokondria
Spektrin Permukaan luar membran eritrosit
HPr Protein Permukaan luar membran bakteri
D-Gliseraldehid-3 Fosfat Permukaan luar membran eritrosit
Dehidrogenase
Aldolase Permukaan luar membran eritrosit
Ribosom Permukaan luar membran retikulum
endoplasma
Nektin Permukaan luar membran
Sterptococcus faecalis
DAFTAR PUSTAKA

Adnan.2010.Membran Sel.http://www.scribd.com/doc/20536144/Membran-Sel-Adnan-UNM
Anonim 1.2010.Membran Sel.http://id.wikipedia.org/wiki/Membran_sel
Anonim2.2010.Protein_Membran.http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN
%20IPA/196201151987031%20-%20TAUFIK%20RAHMAN/Membran%20Plasma.pdf
Campbell, N.A., reece, J. B., Mitchell, L. G. 2000. Biologi. Editor Safitri, A., Simarmata, L.,
hardadi, H.W. Diterjemahkan oleh Penerbit Erlangga, Jakarta.
Jourdania.2009.Biokimia. http://jourdania.dagdigdug.com/author/jourdania/
FRAKSI KARBOHIDRAT PADA MEMBRAN SEL
DAN DINDING SEL

Disusun oleh :

Wamella Fitrya Indrasukma


140410080032

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
Definisi Karbohidrat
Karbohidrat didefinisikan sebagai zat yang mengandung atom karbon, hidrogen,
dan oksigen. Karbohidrat berasal dari kata karbon dan hidrat, karbon artinya adalah atom
karbon dan hidrat adalah air. Oleh karena itu rumus umum karbohidrat dapat ditulis
Cx(H2O)y. Definisi ini hanya berlaku untuk sebagian besar kelompok karbohidrat,
karena ada beberapa jenis karbohidrat lain yang mengandung bagian oksigen yang lebih
rendah dibandingkan dengan yang ada dalam air atau derivat ada derivat karbohidrat
yang mengandung nitrogen dan sulfur.
Secara kimia Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton. Nama ini dari
fakta bahwa kebanyakan mempunyai rumus empiris CnH2On atau Cn(H2O)n, atau
(C.H2O)n, sehingga orang perancis menyebut “hydrate de carbone”, walaupun tidak
menggambarkan secara tepat.
Secara struktur karbohidrat adalah makromolekul yang dibangun oleh satuan-
satuan (unit) molekul dari pol ihidroksi aldehida atau keton. Pembagian secara sistematik,
Berdasarkan satuan-satuan molekul yang membangun makromolekul, karbohidrat dibagi
atas :
(1) monosakarida (kebanyakan terdiri dari lima atau enam atom C),
(2) oligosakarida (di-, tri-, dan tetra-sakarida)
(3) polisakarida. (Abun, 2008)

Karbohidrat Pada Membran


Pengenalan sel dilakukan dengan cara memberi kunci pada molekul permukaan.
Molekul tersebut seringkali berupa karbohidrat pada membrane plasma. Karbohidrat
membran biasanya berupa oligosakarida bercabang dengan kurang dari 15 satuan gula.
Beberapa oligosakarida secara kovalen terikat dengan lipid dan membentuk glikolipid.
Sebagian besar oligosakarida terikat secara kovalen dengan protein dan disebut
glikoprotein. O’Day, D. 2006. The cell membrane. University of Toronto, Mississauga.
Karbohidrat yang mempunyai 5 atom C disebut pentosa, 6 atom C disebut hexosa
adalah karbohidrat-karbohidrat yang penting untuk fungsi sel. Karbohidrat yang tersusun
atas banyak unit disebut polisakarida. Polisakarida berperan sebagai sumber energi
cadangan dan sebagai komponen yang menyusun permukaan luar membran sel.
a. Glikoprotein

Beberapa protein membran merupakan glikoprotein, yang seperti glikolipid,


mengandung satu atau lebih residu karbohidrat. Dalam kasus glikoprotein, residu gula
dihubungkan dengan protein melalui ikatan dari suatu karbohidrat, biasanya N-
asetilglukosamin atau N-asetilgalaktosamin, pada suatu residu seril, treonil, atau
asparaginil.

b. Glikolipid
Glikolipid, baik yang berasal dari gliserol atau sfingosin, memiliki karakterisitik
unsur pokok kepala polar ( karbohidrat) dan dua ekor nonpolar dari yang ditemukan pada
kebanyakan membrane lemak.
Dua jenis glikolipid yang banyak didapati pada membrane adalah: monogalaktosidil gliserida
( mangandung satu molekul galaktosa ) dan digalaktosidil gliserida (mengandung dua molekul
galaktosa). Glikolipid terutama terdapat pada kloroplast, dimana posfolipid jarang dijumpai
(Beck, 1980). Beck, James S. 1980. Biomembrans. Fundamentals in relation to human biology.
Hemisphere Publishing Coorporation. Washington New York London. pp. 114-121. Glikolipid
lazimnya karakterisitik sebagai lemak yang mengandung suatu kepala karbohidrat polra, seperti
D-glukosa atau D-galaktosa, tetapi bukan suatu gugusan fosfat. Glikolipid dapat berasal dari
gliserol atau sfingosin dan sering diklasifikasi sebagai gliserida (contohnya, glikosil-
diasilgliserol) atau sebagai sfingolipid (contohnya, serebrosid). Serebrosid merupakan glikolipid
sederhana yang mengandung gula, asam lemak, dan sfingosin; serebrosid disintesis dengan
penambahan suatu gula pada sramid (sfingosin dengan perlekatan suatu asam lemak).
( Anonim,2010)
Gangliosid merupakan suatu kelas yang lebih kompleks dari glikolipid derivat-
sfingosin, karena sifat oligosakarida dan kepala polar. Gangliosid GM2 yang
digambarkan dalam Gambar11-9 memiliki dua ekor nonpolar dari suatu seramid dan satu
kepala polar yang mengandung residu D-glukosa, D-galaktosa, dan dua derivat
karbohidrat, N-asetil-D-galaktosamin dan asam N-asetil-neuraminat (asam sialat) .

c. Hemiselulosa
Hemisellolusa tersusun dari unit sellolusa dengan ikatan -1,4, dan juga mengandung heksosa
dan asam gula. Hemisellolusa bersifat tidak larut dalam air dan sukar diecerna oleh hewan non
romensia.(Abun,2008)
Karbohidrat Pada Dinding Sel Tumbuhan

Dinding sel tanaman mengandung kira-kira 90% polikarida dan 10% glikoprotein
sebagai tambahan dan methyl ester dan eter juga dijumpai. Tergantung pada
kelarutannya. polisakarida dibagi ke dalam tiga kelas, yaitu pektik p.olisakarida,
hemiselulosa,dan selulosa.
Selulosa merupakan struktur utama polisakarida dinding sel tanaman. Xyloglucan adalah
kandungan utama hemiselulosa pada tanaman dikotil, dan xylam kandungan utama hemiselulosa
pada tanaman monokotil. Fraksi pektik terdapat 35% pada dinding sel dikotil yang mengandung;
terutama asam galactosyluronik, rhamnosa, arabinosa, dan residu galaktosa. Struktur dan
komposisi polimer pektik tanaman monokotil masih belum diketahui.
Kalosa yang merupakan suatu glukan adalah unsur yang secara normal terdapat
pada polen, pistil, dan plasmodesmata tanaman tingkat tinggi. Sel tanaman mampu
mensintesis kalosa secara cepat sebagai respon terhadap stres, seperti pelukaan atau
serangan patogen. Pembentukkan papil yang mengandung kalosa seringkali terlibat
dalam pertahanan tanaman untuk melawan serangan cendawan dan virus. Akumulasi
cepat dengan jumlah besar kalosa dalam papil berkorelasi dengan resistensi barley
terhadap penyakit embun tepung. Namun apakah kalosa saja yang membuat tanaman
menjadi resisten, masih belum dapat terjawab. Dalam kultur suspensi kacang kedelai,
pembentukan kalosa bersamaan dengan adanya akumulasi fitoaleksin. Kejadian ini
dielisitasi oleh kitosa, suatu polimer D-glucosamin dari beberapa dinding sel cendawan.
Tampaknya polisakarida dinding sel tanaman berperan sebagai suatu sumber yang
disebut elisitor endogen dalam respon terhadap serangan patogen. Frakmen
homogalakturosa yang dilepaskan dari dinding sel kacang kedelai mengelisitasi
biosintesis fitoaleksin dalam kotiledon kacang kedelai.
a. Glikoprotein
Dinding sel tanaman mengandung sejumlah enzim, dan setelah strukturnya
dipelajari diantaranya termasuk glikoprotein. Beberapa diantaranya khususnya
peroksidase dan glicosil hydrolase memainkan peranan dalam pertahanan tanaman.
Peroksidase terlibat dalam biosintesis lignin dan dalam pembentukan
jembatanisoditirosin ekstensin. Peningkatan ektifitas peroksidase setelah serangan
patogen telah didemonstrasikan. Glicosil hidrolase merupakan komponen umum dinding
sel, dan bertanggung jawab untuk melepaskan elisitor dari cendawan atau dinding sel
tanaman untuk inaktifasi elisitor
Protein yang berasosiasi dengan dinding sel tanaman umumnya adalah suatu
glikoprotein. Glikoprotein dapat terikat secara kovalen atau terlarut dengan derajat yang
beragam. Beberapa diantaranya bekerja sebagai enzim, yang lainnya dapat sebagai
komponen struktur dinding sel tanaman.
Terdapat kira-kira 3 klas glikoprotein yang mengandung sejumlah besar
hidroxiprolin, ekstensin, protein arabinogalaktan, dan lektin. Ekstensin dikeluarkan
sebagai HRGP (hydroxiproline-rich glycoprotein) yang larut dan terikat pada dinding sel
yang tidak dapat larut. Kira-kira 2/3 bagian dari bentuk yang dapat larut mengandung
karbohidrat dan yang 1/3 mengandung protein. Protein arabinoga-laktan adalah HRGP
yang dapat larut dan dijumpai ekstraseluler didalam sitoplasma.(Batara.2003)

b.Selulosa
Sellolusa disusun dari gabungan unit D-glukosa dan membentuk rantai yang
sangat panjang dengan ikatan -1,4. Sellolusa adalah polisakarida yang banyak
ditemukan sebagai pembentuk struktur dasar dinding sel tanaman. Sellolusa ini bersifat
sangat stabil, mempunyai daya elastis yang baik dan tahan terhadap kerusakan kimia.
Sellolusa hanya dapat dihidrolisis dengan asam kuat dan enzim selloluse. Enzim selloluse
banyak terdapat pada biji-bijian yang berkecambah, jamur dan bakteri. ( Abun, 2008)
Karbohidrat Pada Dinding Sel Bakteri
Dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan
peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori
membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan
sitoplasma di dalam sel.(Anonim, 2010)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Karbohidrat http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses 5 Juli 2010


Abun, 2008 Karbohidrat Pada Unggas dan Monogastrik Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor
Sahiri konversi 2009 Struktur Umum Sel http://biologi-staincrb.web.id/ diakses 5 Juli 2010
Anonim, 2010 Lemak dan Membran http://elearning.gunadarma.ac.id diakses 5 Juli 2010
Batara, 2003 Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS 2003 Pertahanan Metabolik dan Enzim Litik
dalam Mekanisme Resistensi Tanaman terhadap Serangan Patogen Program Ilmu
Kehutanan Fakulatas Pertanian Universitas Sumatera Utara 2003
FRAKSI LIPID PADA MEMBRAN SEL
DAN DINDING SEL

Disusun oleh :

Afni Fianti
140410080010
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010

Fraksi lipid pada Membran dan Dinding sel


Pada 1895, Charles Overton mempostulatkan bahwa membran terbuat dari lipid,
berdasarkan pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel jauh lebih
cepat dari pada zat yang tidak larut dalam lipid. 20 tahun kemudian, membran yang
diisolasi dari sel darah merah dianalisis secara kimiawi ternyata tersusun atas lipid dan
protein, yang sekaligus membenarkan postulat dari Overton. Sedangkan dinding sel
adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar.
Fosfolipid merupakan lipid yang paling banyak jumlahnya dalam membrane,
kemampuan fosfolipid untuk membentuk membrane adalah karena stuktur molekulernya.
Fosfolipid mempunyai kemiripan dengan lemak, namun molekul ini hanya mempunyai 2
asam lemak, bukan 3 asam lemak seperti pada lemak. Ekornya terdiri dari hidrokarbon
bersifat hidrofobik dan tidak dapat bercampur dengan air, ekor hidrofobik mengarah ke
bagian dalam membrannya menjauhi air. Gugus fosfat dan ikatannya akan membentuk
sebuah kepala hidrofilik yang memiliki afinitas yang kuat terhadap air. Sedangkan kepala
hidrofilik molekul yang berada di bagian luar bilayer tersebut berhubungan langsung
dengan larutan Fosfolipid adalah sel lemak yang muncul secara alami dalam otak dan di
antaranya meliputi Fosfatidil Kolin, Fosfatidil Serin, Fosfatidil etanolamin, dan Fosfatidil
inositol. Fosfolipid pada membran adalah fosfolipid asam (5-20%) yang terdiri dari
fosfolipid inositol, fosfolipid serin, kardiopilin, f. Gliserol, sulpolipid ( bermuatan -,
terikat dg protein mll ik. Lipid- protein; fosfolipid netral: fosfatidilkolin, fosfatidil etanol
amin, spingomielin ( tidak bermuatan, pada pH netral, terikat kuat pada bilayer) . Semua
jenis sel fosfolipid meningkatkan daya lumas membran yang penting bagi tingkat respon
antar sel, pemrosesan nutrisi, dan transfer informasi. Fosfatidil kolin dan fofatidil serin
diperkirakan dapat membantu ingatan dengan meningkatkan produksi asetilkolin di otak,
dan mengaktifkan metabolisme dan daya lumas sel otak.
Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu terdapat senyawa
lipid seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Penamaan fosfolipid dan sifat
masing-masing akan bergantung pada jenis gugus tambahan yang dimiliki oleh
fosfolipid. Jenis-jenis fosfolipid penyusun membran sel antara lain adalah : fosfokolin
(pc), fosfoetanolamin (pe), fosfoserin (ps), dan fosfoinositol (pi). Secara alami di alam
fosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur menyerupai bola) atau membran lipid
2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis maka komponen fosfolipid di membran dapat
melakukan pergerakan dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah
pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer
membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).
Molekul fosfolipid dapat dipandang terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor
seperti yang telah disebutkan di atas. Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif
serta bagian ekor tanpa muatan. Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik atau
larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air.
Fosfolipid digolongkan sebagai lipid amfipatik.
Senyawa ester asal lemak yang mengandung gugus alkalis yang mengandung nitrogen dan
substituen lain.
1. Fosfolipid : Lipid mengandung residu asam fosfat, di luar asam lemak, dan alkohol. Lipid
ini sering mempunyai basa mengandung N, dan substituen lain.
(a) Gliserofosfolipid : Gugus alkohol berupa gliserol.
(b) Sfingofosfolipid : Gugus alkohol berupa sfingosin.
2. Glikolipid (glikosfingolipid) : Kelompok lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin
dan karbohidrat,
3. Bentuk-bentuk lipid kompleks lainnya : bentuk lipid seperti sulfolipid dan aminolipid.
Lipo-protein dapat pula dimasukkan ke dalam kategori ini.
 
Bentuk ini mencakup asam- asam lemak, gliserol, steroid, senyawa alkohol di samping gliserol
serta serol, aldehid lemak, dan badan keton , hidrokarbon, vitamin larut lemak serta berbagai
hormon. Karena tidak bermuatan, asilgliserol (gliserida), kolesterol dan ester kolesteril
dinamakan lipid netral.

Glikolipid
Glikolipid lazimnya karakteristik sebagai lemak yang mengandung suatu kepala
karbohidrat polar, seperti D-glukosa atau D-galaktosa,tetapi bukan suatu gugusan fosfat.
Glikolipid dapat berasal dari gliserol atau sfingosin dan sering diklasifikasi sebagai
gliserida (contohnya, glikosil-diasil gliserol) atau sebagai sfingolipid
(contohnya,serebrosid). Serebrosid merupakan glikolipid sederhana yang mengandung
gula, asam lemak, dan serebrosid disintesis dengan penambahan suatu gula pada seramid
(sfingosin dengan perlekatan suatu asam lemak). Serebrosid ditemukan dalam membran
otak dan sistem saraf dan khususnya berlimpah dalam sarung mielin. asam lignoserik,
salah satu asam lemak utama dari karbon 22-hingga-26 dari serebrosid. Glikolipid, baik
yang berasal dari gliserol atau sfingosin, memiliki karakteristik unsur pokok kepala polar
(karbohidrat) dan dua ekor nonpolar dari yang ditemukan.
Fosfolipid biasanya memiliki dua rantai asam lemak esterifikasi dengan gliserol
dan tulang punggung pada hidroksil gliserol ketiga ada gugus fosfat yang derivatized
dengan hidrofilik separuh seperti ethanolamine, kolin, inositol atau serin. Bilayers dua
dimensi kompleks lipid dengan gugus fosfat mereka di air-lapisan ganda antarmuka dan
asam lemak internal.
Lapisan ganda lipid membran salah satu fitur penting dari sel adalah bahwa
mereka dipisahkan dari lingkungan sekitar oleh penghalang yang memungkinkan mereka
untuk mempertahankan identitas mereka, mengambil makanan. Untuk sel eukariotik
penghalang biasanya membran plasma terdiri dari terutama dari glikoprotein dan dua
lapis lemak yang tebal sekitar 5 nm. Bentuk lapisan ganda lipid penghalang
permeabilitasdan glikoprotein bertanggung jawab untuk mengatur lalu lintas bahan ke
dan dari ruang sitoplasma.
Komponen utama lipida membran yang mempunyai satu \ lebih gugus “kepala”
dengan polaritas tinggi, selain ekor hidrokarbon nya. Itulah golongan ini disebut Lipida
Polar. Fosfolipid adalah unsur yang sangat penting karena merupakan bagian utama dari
dinding sel. Fosfatidil serin, fosfatidil inositol, asam fosfatidat, dan kardiolipin,
merupakan fosfolipid yang bermuatan negatif, sedangkan fosfatidilkolin dan fosfatidil
etanolamin bermuatan netral. Oleh karena kelainan tertentu maka tubuh akan membentuk
zat antibodi yang kemudian akan menyerang atau merusak secara spesifik terhadap unsur
fosfolipid ini, terutama fosfolipid yang bermuatan negatif. Dalam hal ini kerusakannya
akan membawa dampak yang sangat buruk.
Jika kita mempertimbangkan komposisi lipid normal membran plasma seperti
eritrosit, permukaan luar lipid netral kecuali untuk glycolipids dan dalam kasus yang
dakwaan terpisah dari permukaan membran oleh panjang karbohidrat
molekul. Pada permukaan sitoplasma, kami menemukan lebih dari 90% dari phosphatidyl dan
serin
inositol yang merupakan 12-20% dari total fosfolipid dan 24-40% dari
sitoplasma setengah dari lapisan ganda tersebut.
Dinding sel Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal sekitar 2-3
nm
(Tipis dibandingkan dengan gram positif) dan membuat sampai sekitar 5-20% dari berat
kering
sel.
Peptidoglikan layer : Lapisan peptidoglikan ditutupi oleh membran luar yang berisi
berbagai protein serta lipopolysaccharides (LPS). LPS adalah molekul besas yang
kompleks yang mengadnung kedua lipid dan karbohidrat. LPS terdiri dari tiga bagian:
1. Lipid A
Terdiri dari dua derivitives glukosamin setiap gula yang melekat pada tiga asam
lemak dan fosfat. Residu lemak disimpan dalam membran luar dan komponen sisanya
diproyeksikan dari permukaan sel.
2. Core polisakarida.
Polisakarida inti yang terdiri dari 10 residu gula, sebagian besar yang memiliki
struktur yang tidak biasa dan yang melekat pada lipid stengah A.
3. O-sisi rantai.
Struktur LPS berakhir dengan rantai saming terminal O. Antigen O adalah rantai
polisakarida yang pendek dan bervariasi dalam komposisi dan umumnya berisi residu
gula biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Lipid Kompleks. http://za0l.multiply.com/journal/item/190/Lipid_kompleks
Anonim.2009.Biologi. http://www.x3-prima.com/2009/09/biologi.html
Anonim.2010.biologi courses Lecture 9.
http://www.columbia.edu/cu/biology/courses/w3150/lecture9.pdf
Anonim.2010. Biologi courses Lecture 4.
http://www.columbia.edu/cu/biology/courses/g6002/2004/sheetz/lecture4.pdf
ULTRASTRUKTUR MEMBRAN PLASMA

DAN FUNGSINYA

Disusun oleh :

Juraij
140410080027

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
ULTRASTRUKTUR MEMBRA PLASMA DAN FUNGSINYA

Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.


Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat
transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer
dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan
lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di
sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang
menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur
yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama
dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun membran sel antara
lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. komponen
muchus membran sel semipermanen di lapisan membrane.
Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu terdapat senyawa
lipid seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Fosfolipid memiliki dua bagian
yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian
hidrofobik merupakan bagian yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik
terdiri atas gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain.
Penamaan fosfolipid dan sifat masing-masing akan bergantung pada jenis gugus
tambahan yang dimiliki oleh fosfolipid. Jenis-jenis fosfolipid penyusun membran sel
antara lain adalah : fosfokolin (pc), fosfoetanolamin (pe), fosfoserin (ps), dan
fosfoinositol (pi). Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel
(struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis
maka komponen fosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan perpindahan
posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara lateral (Pergerakan
molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer membran) dan pergerakan secara flip
flop (Tipe pergerakan trans bilayer).
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu
lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara
lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol).
Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion,
dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu
lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan
transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme
khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang
meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih
acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya
ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi
terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah
menurut gradien konsentrasinya.Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif
ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif
glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan.
Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor
aktif ialah channel proteindan carrier protein, serta ionophore.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light
driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriersdikenal dua istilah, yaitu
simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua
substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah
berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light
driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi
cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.

Ringkasan Dari Jurnal mengenai Ultrasruktur membrane dan fungsinya


Ultrastructural, Cell Membrane, dan Karakteristik sitogenetik dari
B-Cell Leukemia, Model murin dari Leukemia1 limfositik kronis
Sebuah model murin dari spontan, dicangkokkan BALB / c B-cell leukemia (bolo
dijelaskan Extreme leukemia. Dan splenomegaly mengembangkan di penerima yang
kompatibel tumor sel. sel-sel Tumor yang menengah sampai limfosit besar yang dapat
ditransformasikan ke dalam sel plasmacytoid berikut in vitro Stimulation dengan
lipopolisakarida. Karyotypic analisis trans sel tumor terbentuk menunjukkan 36
kromosom dengan beberapa monosomies dan 7 marker kromosom. The ultrastruktur dari
sel tumor dipelajari dengan menggunakan transmisi dan scanning electron
mikroskop. Meskipun munculnya sel tumor tampaknya normal dengan kriteria morfologi,
sebuah capping terganggu kemampuan didokumentasikan menggunakan concanavalin
fluorescein-terkonjugasi A-mengikat tes. Gangguan kemampuan capping adalah
dokumen mented sebelum leukemia itu terbuka sejak 1 sampai 3 hari berikut inokulasi
sel tumor. The B-sel leukemia (BCD menyediakan model murin berguna untuk
mempelajari berbagai aspek gangguan sumsum tulang manusia yang diturunkan dari
ganas.
Penyelidikan lebih lanjut karakter ini spontan yang  Neous BALB / c B-sel
leukemia yang dijelaskan sebelumnya kita . Fitur sitologis dari BCL, sel-sel pada
dasarnya  sama seperti yang terlihat pada gangguan manusia baik yang btiated limfoma
limfositik dan CLL. Fitur utama  itu BCL, termasuk leukemia dan splenomegaly dengan
lebih rendah di  volvement kelenjar getah bening, sumsum tulang, dan lainnya
viseral organ. Sel-sel neoplastik sudah menghasilkan, relatif besar dengan jumlah sedang
cytoplasms. Morfologi, yang jaringan distribusi, dan fitur imunologi tumor Sel
(kepadatan tinggi permukaan IgM, kepadatan rendah permukaan IgD, dan respon
terhadap LPS) semua menunjukkan bahwa BCL, mewakili ekspansi klonal dari awal B
sel. Dalam hal itu, BCL, penyakit sangat menyerupai suatu subset dari CLL
manusia dijelaskan oleh era Galton /. sebagai prolymphocytic leukemia. Ini kelompok
pasien dalam menunjukkan umum jauh lebih ganas jenis CLL dengan ditandai
splenomegaly dan sangat tinggi PBL penting. Menariknya, splenektomi tampaknya
memiliki positif efek terapi baik di BCL, penyakit dan di prolympho cytic CLL. 
Sel-sel tumor BCLi tampak unik dalam mereka kuat respon terhadap rangsangan
in vitro dengan LPS. Kami telah setan strated itu, berikut stimulasi LPS, dengan BCL,
sel-sel mengalami lebih lanjut proliferasi dan diferensiasi menjadi sel-sel yang lebih
besar yang plasmacytoid menampilkan fitur dengan matang nucleus dan retikulum
endoplasma baik. Respons proliferatif dari BCL, sel untuk LPS juga digunakan untuk
mempelajari karakteristik sitogenetik sel tumor. 
Kromosom penghapusan dan 7 didefinisikan kromosom penanda ditemukan
dalam sel yang paling banyak dipelajari. Meskipun penampilan BCL, permukaan sel
tampaknya normal oleh transmisi dan pemindaian mikroskop elektron, kami telah
ditandai beberapa kelainan sifat capping dari membran sel dengan menggunakan F-Con
A. Tampilan limfosit dengan kemampuan membentuk topi-berkurang dalam darah
sebagai sejak 1 sampai 3 hari setelah inokulasi sel tumor tidak sepenuhnya
dipahami. Namun, itu sebelumnya menunjukkan bahwa lymphocytes dari pasien dengan
Hodgkin dan non Hodgkin lympho-mas dan CLL dipamerkan mengurangi kemampuan
membentuk topi-dengan F-Con A dalam tahap awal penyakit dan juga selama
pengampunan walaupun sel-sel ganas yang tidak terdeteksi dalam darah. kerusakan
membran sel mungkin sebagian account untuk unik pola homing B-sel tumor. 
Kami sebelumnya menunjukkan bahwa BCL (sel rumah terutama untuk limpa,
dan lain-lain telah melaporkan bahwa sel-sel tumor tidak masukkan sirkulasi duktus
toraks. Tumor BCLi dijelaskan di sini dapat menjadi model untuk  mempelajari
imunologi dan immunopathology manusia welldifferentiated limfoma limfositik
leukemia-varian. Sebagai sel jenis klon tertentu dengan heterogenitas yang
terbatas, BOL, tampaknya bermanfaat untuk analisis biologi dan kimia berbagai produk
yang terkait dengan istirahat, proliferasi, dan kejadian sebagai berikut stimulasi sekresi
LPS. Selain itu, kehadiran dari pendamping \ tumor IgM spesifik pada permukaan sel
BCL membuat model yang berguna untuk mempelajari modalitas terapi baru 
menggunakan penanda idiotypic sebagai target untuk immunotherapy selektif dengan
antibodi spesifik pendamping.

LAMPIRAN

Gbr. Sel hewan & tumbuhan Gbr. Membran plasma secara


mikroskopis
Gbr. Ultrasruktur membrane plasma fosfolipid Bilayer

Gbr. Ultrasruktur membrane plasma fosfolipid Bilayer

FISIOLOGI MEMBRAN PLASMA


Disusun oleh :

Deden Nurjaman
140410080019

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
FISIOLOGI MEMBRAN PLASMA

1.0 Sistem Membran Pada Sel


Membran sel eukariot terdiri dari 2 lapisan fosfolipid dimana terdapat kolestrol
dan berbagai protin terbenam pada bahagian-bahagian tertentu membran tersebut.
Fosfolipid dan kolestrol merupakan asas struktur membran, sementara protin mempunyai
tugas-tugas khusus seperti membantu pengangkutan molekul-molekul merentasi
membran sel. Selain membran sel, organel-organel lain dalam sitoplasma
(retikulum/jalinan endoplasmik, sampul nukleus, kompleks Golgi, karung-karung
membran seperti vesikel, dan sebagainya) juga terdiri daripada dwilapisan fosfolipid.
Dengan itu, bahagian-bahagian dalaman sel sebenarnya mempunyai sistem perhubungan
antara satu sama lain melalui sistem mebran sel.
1.1 Membran sel
Membran sel terdiri daripada dwilapisan fosfolipid. Struktur kimia molekul
fosfolipid ialah satu kawasan hidrofilik (‘kepala’) dan 2 unjuran susunan kimia yang
hidrofobik (‘sepasang ekor’

Satu unit lapisan fosfolipid secara terperinci:


Tugas utamanya ialah membentuk sempadan luar sel. Membran plasma (juga
disebut membran sel), adalah struktur yang kompleks. Walaupun tugasnya ialah
memisahkan sitoplasma daripada bahagian luar sel (yang umumnya terdiri daripada
cecair ekstrasel), ia juga membekalkan system pengangkutan untuk sebahagian bahan-
bahan supaya dapat masuk ke dalam sitoplasma. Geraklakuan yang demikian
menyebabkan ia disebut sebagai mempunyai ciri ‘separa-telap’

1.2 Pergerakan masuk-keluar bahan melalui membran sel


Membran sel merupakan sempadan dimana molekul-molekul tidak boleh bergerak
sewenangwenangnya.Di sepanjang membran sel sentiasa terdapat berbagai bahan dalam
bentuk molekul atau zarah, pepejal atau cecair, yang berlegar-legar mencari ruang untuk
masuk kedalam sel atau keluar daripadanya. Namun, tidak semua bahan boleh meresap
masuk dengan mudah; sebab itulah membran sel dikatakan bersifat separa telap.
Umumnya, bahan-bahan daripada luar adalah gas (seperti oksigen, O2), ion dan nutrien
yang diperlukan untuk menjalankan aktiviti sel. Bahan daripada dalam pula terdiri
daripada gas karbon dioksid (CO2), hasil kumuhan, ion dan berbagai lagi untuk
dinyahkan keluar daripada sel
Pergerakan bahan keluar –masuk sel terdiri daripada 2 jenis:
1. pengangkutan pasif
2. pengangkutan aktif
1.2.1. pengangkutan pasif
Pengangkutan pasif ialah bentuk pergerakan molekul yang tidak memerlukan
tenaga apabila merentasi membran sel dan halaju pergerakan bergantung kepada
kecerunan kepekatan disebalik sempadan membran tersebut. Terdapat 3 bentuk
pengangkutan pasif, iaitu (i) resapan mudah (ii) resapan berbantu melalui terusan protin
(iii) resapan berbantu melalui perlekapan dan (iv) osmosis.
i) resapan mudah : Antara bahan-bahan yang merentasi membran plasma
melalui resapan mudah ialah air, gas dan molekul yang telap lipid. Melalui cara ini,
pergerakan bahan berkenaan adalah mengikut arus (‘pasif’). Kadar pergerakan resapan
bergantung pada kecerunan kepekatan/tekanan/cas bahan berkenaan.
Umumnya, pengangkutan pasif berlaku pada situasi dimana terdapat air, walaupun amat sedikit,
kerana air merupakan medium pergerakan. Pengangkutan cara ini dikatakan berlaku apabila
sesuatu bahan atau molekul atau zarah (di dalam cecair tertentu) akan berge Resapan berbantu
melalui protin terusan:
Hanya beberapa jenis molekul sahaja yang dapat melakukan resapan mudah.
Bahan-bahan yang telap air, seperti ion (K+, Na+, Ca2+) asid amino dan monosakarid
tidak dapat melepasi dwilapisan fosfolipid ini. Ia memerlukan suatu mekanisma bantuan
untuk membawanya melepasi membran. Bantuan ini didapati daripada protin terusan
yang terdapat secara berselerak terbenam dicelah-celah struktur membran. Protin terusan
akan membuka ruang/ pori untuk memebenarkan molekul yang telap air (terutamanya ion
yang telap air) melalui terusannya dan sekali gud telah elintasi membrane rak mengikut
kecerunan kepekatan, kecerunan cas, tekanan dan sebagainya.
Resapan berbantu melalui perlekapan pada protin pembawa :
Protin pembawa yang terdapat pada membran mempunyai tapak pelekap untuk bahan-bahan
tertentu seperti asid amino, gula dan protin yang kecil. Bahan-bahan tersebut akan melekapkan
diri pada pada protin pembawa.Untuk meneruskan pergerakan bahan, protin pembawa akan
mengubah bentuknya supaya bahan-bahan terlekap akan tertelus daripada bahagian pemula
kepada bahagian akhir protin terseburt. Bentuk pelekapan adalah lemah, dan ia mudah terurai
apabila bahan-bahan telah masuk ke bahagian dalam sel. Protin pembawa, yang mulanya
bertukar bentuk, akan balik semula kepada bentuk asal selesai membawa bahan-bahan tersebut.
Sila lihat ganbarajaw di
iii) Osmosis:
Air, seperti juga molekul-molekul lain, bergerak melalui resapan daripada
kawasan yang ti.nggi kepekatan air kepada kawasan yang rendah kepekatannya. Resapan
air melalui membran separa telap dan mengikut kecerunan, dipanggil osmosis. Bahan-
bahan terlarut merendahkan merendahkan kepekatan molekul air bebas. Osmosis tidak
memerlukan tenagqa sel bawah menghenai resapan berbantu melalui perlekapan pada
protin pembawa
1.2.2 Pengangkutan aktif
Pengangkutan aktif merupakan pergerakan yang melawan arus; yakni jenis
melawan kecerunan kepekatan. Denagn itu, ia memerlukan tenaga (yang terdiri daripada
Adenosine Trifosfat atau ‘ATP’) untuk menggerakkan bahan-bahan melalui membrane
plasma. Umumnya, bahan-bahan ini terdiri daripada molekul-molekul bersaiz besar
seperti protin-protin tertentu dan mikroorganisma. Bahan-bahan ini bergerak merentasi
membran sel melalui salah satu daripada 2 bentuk utama pengangkutan aktif - (i)
endositosis, atau (ii) eksositosis.
i. Endositosis: Walaupun membran plasma merupakan susah untuk ditembusi, zarah-zarah
besar, protin-protin malah keseluruhan mikro organisma seperti bakteria, masih berupaya masuk
kedalam sel. Bahan-bahan ini menelusi proses kemasukan yang sukar yang di panggil
endositosis (bahasa Yunani bermakna ‘masuk kedalam sel’). Semasa endositosis, membran
plasma mula2 sekali akan merangkumi partikel tersebut, memencil dan seterusnya membentuk
suatu karung membran yang dipanggil vesikel dengan partikel tersebut terperangkap
didalamnya. Dalam keadaan inilah vesikel masuk kedalam sitoplasma. Terdapat 3 jenis
endositoberdasarkan saiz bahan tersebut dan cara ianya dibawa masuk. Ketiga-tiga jenis tersebut
ialah pinositosis, endositosis berbantu mediator dan fagositosis.sis(ia) pinositosis ialah
pergerakan yang membawa masuk bahan cairan, khususnya cecair ekstrasel. Mula-mula sekali,
membran plasma akan membentuk lekuk pada suatu kawasan di lapisan membran. Lekuk ini
menjadi semakin mendalam, dan akhir sekali lekukan tersebut akan membentuk vesikel yang
mengandungi cairan. Melalui vesikel inilah cecair ekstrsel dibawa masuk ke dalam sel.
(ii) Fagositosis: dilakukan oleh sel darah putih dan organisma peringkat tinggi. Organisma
peringkat rendah melakukannya secara sendiri. Proses adalah sama kecuali vesikel terbentuk
adalah terdiri dari Kompleks Golgi (bukan membrane plasma) dan pergerakkannya adalah
mengarah ke bahagian luar sel (proses ektositosis).
FISIOLOGI MEMBRAN PLASMA

Disusun oleh :

Roseanni Kushargena
140410060010

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
Dinding sel adalah rangka dasar yang membangun tubuh tumbuhan. Karena adanya
dinding, sel tumbuhan keras dan memiliki sudut-sudut yang jelas. Dinding ini berada di sebelah
luar dar membran sel, berukuran tebal 1-10 µm, dan tidak berwarna (bening).

Gambar 1. Skema umum dinding sel tumbuhan

A. Dinding Sel Primer


Sel tumbuhan yang sedang tumbuh diselimuti oleh dinding primer yang kaya akan
kandungan polisakarida. Dinding ini merupakan bagian dari apoplast yang mengalami perluasan
dan berlokasi di antara membran plasma dan kutikula. Simplast merupakan komponen unik
lainnya pada jaringan tumbuhan. Struktur tersebut terbentuk akibat adanya persambungan antara
plasmodesmata dengan sitoplasma dari sel yag berdeferensiasi.
Tumbuhan bervariasi bentuk dan ukurannya. Variasi ini hasil dari diferensiasi morfologis dari
berbagai sel yang membangun struktur vegetatif dan generatif pada tumbuhan. Perubahan pada
jaringan dan organ yang terjadi adalah akibat adanya pengontrolan pembelahan dan
perkembangan sel yang disertai dengan modifikasi dan reorganisasi dinding sel, juga sintesis dan
masuknya material baru pada dinding yang sudah ada.

.
Gambar 2. Struktur dinding primer
Dinding sel primer yang diisolasi dari jaringan dan sel tumbuhan tingkat tinggi,
komponen utama penyusunnya berupa polisakarida yang berikatan bersama dengan glikoprotein
struktural (kaya akan hidroksiprolin), ester fenol (asam ferulin dan coumarin), mineral terikat,
dan enzim. Pada dinding tambahan terdapat protein yang berfungsi dalam regulasi perluasan
dinding.
Polisakarida utama pada dinding primer adalah selulosa, polisakarida (1,4-linked β-D-
glucose) berbentuk kristal panjang yang terdiri dari beberapa lusin rantai glucan. Selulosa
melekat pada matriks yang mengandung pektin, polimer asam D-galakturonik dan monosakarida
lain, juga hemiselulosa, polimer pendek bercabang terdiri dari monosakarida 5-6 karbon.
Selulosa membentuk fondasi mikrofibril dinding sel tumbuhan. Proses sintesisnya dikatalis oleh
enzim selulosa sintetase yang dihasilkan oleh ribosom pada retikulum endoplasma. Enzim
tersebut memiliki dua site aktif yang mentransfer setiap dua gugus glukosa dari UDP-glukose
hingga terbentuk rantai selulosa. Sukrosa membantu glukosa yang berikatan pada UDP.
Terkecuali selulosa, komponen nonselulotik lainnya disekresi ke permukaan sel membentuk
matriks pori yang menutupi sekitar mikrofibril. Bermacam-macam polisakarida dan protein
nonselulotik disintesis oleh sistem endomembran.
Dinding primer adalah komponen struktural penting pada tumbuhan yang berfungsi
sebagai bahan makanan. Pematangan buah dan sayuran berhubungan dengan perubahan struktur
dinding dan komposisinya. Pada tumbuhan yang digunakan sebagai bahan minuman, dinding sel
selalu mengandung sejumlah besar polisakarida. Dinding polisakarida mengikat logam,
menstimulasi sistem imun atau meregulasi kolesterol.

B. Dinding Sel Sekunder


Tumbuhan membentuk dua tipe dinding sel yang berbeda fungsi dan komposisinya.
Dinding sel primer yang melingkupi sel yang sedang tumbuh dan membelah. Dinding lainnya
yang lebih tebal dan kuat akan tumbuh melapisi dinding primer setelah sel mencapai tingkat
pertumbuhan yang cukup. Dinding sekunder merupakan hasil adaptasi pada tumbuhan darat
sehingga memingkinkan terjadinya transpor air dan nutrisi. Dinding sekunder ini membentuk
struktur keras pada tumbuhan berkayu.
Dinding sekunder mengandung selulosa yang dominan, lignin, dan hemiselulosa (xylan,
glucomannan, atau glucuronoxylan). Serabut selulosa melekat pada jaringan hemiselulosa dan
lignin. Struktur saling silang ini adalah hasil dari eliminasi kandungan air dari dinding dan
pembentuk komposit hidrofob yang membatasi masuknya enzim hidrolitik.

Gambar 3. Struktur dinding sekunder


C. Tahap Perkembangan Dinding Sel Tumbuhan
Terdapat tiga tahap perkembangan dinding sel tumbuhan, yaitu sitokinesis, elongasi, dan
pematangan. Setiap tahapan tersebut struktur dan kandungan kimia dari dinding sel selalu
mengalami perubahan. Perkembangan piringan sel (phragmoplast) berasal dari vesikel yang
dihasilkan aparatus golgi dan tumbuh ke arah luar hingga berfusi dengan dinding sel primer
sebelumnya. Dinding sel tumbuh ke arah dalam sehingga lumen menjadi menyempit. Kalosa,
senyawa homopolimer glukosa, merupakan bagian dari fragmoplast. Namun komposisinya
sendiri belum dapat benar-benar dipastikan. Setelah proses sitokinesis berakhir, mikrofibril
selulosa menjalin membentuk sel anakan. Pembentukan dindng independen terkadang ditandai
oleh transisi fragmoplast dari struktur kisut atau berombak menjadi struktur yang rata dan kokoh.
Tahap kedua dari perkembangan dinding sel mencakup proses ekspansi dan diferensiasi
sel primer. Akibat perubahan yang terjadi di dinding selama proses perkembangan bersifat
fundamental terhadap perkembangan tumbuhan, sejumlah komponen kimia disintesis pada tahap
awal. Sel mengalami perubahan struktur dinding setelah mencapai ukuran tertentu, namun tahap
ketiga dari beberapa sel berupa penebalan dinding sekunder yang terjadi pada tumbuhan
berkayu.
Terdapat dua metode yang menjelaskan bagaimana menyatunya komponen-komponen
pembangun dinding sel :
1. Bergabung dengan sendirinya, di mana komponen-komponen penyusun bersatu secara
spontan
2. Bergabung secara enzimatis, misalnya enzim xylan yang mampu merangkai rantai
panjang. Proses oksidase oleh pekctin methyl esterase dapat mengkatalis penyambungan
antar komponen
ULTRASTRUKTUR DINDING SEL

DAN FUNGSINYA

Disusun oleh :

Nurhidayah Imanda
140410080011

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel"
itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia
mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
     Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan
Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes
Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan
penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E
Cellula).
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)


Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa
kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik
(larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel
(teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke
sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi
yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi
terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat
penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada
Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya
hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.

2. Sitoplasma dan Organel Sel


Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada
dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu
digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan


Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya
dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat
sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang
tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

c. Mitokondria (The Power House)


Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak
ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".

d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan
seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)


Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya
ginjal.
f. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun
Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)

h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut
Tonoplas Vakuola berisi :
• garam-garam organic
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.

i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu
mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.

j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu
protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.

k. Peroksisom (Badan Mikro)


Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain,
dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

3. Inti Sel (Nukleus)


Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel
terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.

Sumber :

http://www.crayonpedia.org/mw/Anatomi_Dan_Fisiologi_Sel_12.2

http://www.fsas.upm.edu.my/~fidah/BGY1002/3.%20TEORI%20DAN%20ULTRSTRUKTUR
%20SEL.pdf
BIOLOGI SEL
MEMBRAN PLASMA

Disusun oleh :

Andari Dini D1D050022


Oki Faizal Sidik D1D050058
Jimmy Maulana M. D1D050064
Adri Adiputra 140410060002
Roseanni Kushargena 140410060010
Nurul Dwijayanti 140410060036
Afni Fianti 140410080010
Nurhidayah Imanda 140410080011
Deden Nurjaman 140410080019
Alini Putri Ardilla 140410080024
Juraij 140410080027
Wamella Fitrya Indrasukma 140410080032

You might also like