You are on page 1of 8

Sistem Informasi 

Manufaktur
Oleh ivaninternisti

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam sebuah perusahaan selalu menghubungkan pemikiran hasil kepada sebuah prosedur input, proses, dan output. Data merupakan sebuah input

yang pada akhirnya akan menjadi sebuah informasi melalui sebuah proses sistem manajemen yang biasa disebut Database Management System

(DBMS). Proses mengubah data menjadi informasi perlu melalui sebuah sistem yang memiliki kompleksitas yang tinggi. Oleh karena itu Sistem Informasi

Manajemen menjadi perangkat utama pencetak informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahaan tersebut.

Begitu pula dengan perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan

tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan. Oleh karena itu,

perusahaan perlu memiliki sebuah sistem informasi yang dikhususkan pada setiap departemen. Hal ini diperlukan untuk membentuk proses bisnis yang

lebih menguntungkan bagi perusahaan. Sistem Informasi Manufaktur adalah solusi tepat bagi perusahaan yang memikirkan prospeknya dalam jangka

panjang. Hal ini dikarenakan sistem informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai

dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.

Sistem informasi manufaktur tidak dapat dipisahkan dengan komputer, karena dalam sistem ini komputer memegang andil yang sangat besar, baik

secara fisik maupun informatif. Secara fisik, komputer digunakan untuk menjalankan proses produksi dan mengontrol arus produksi tersebut. Sedangkan

secara informatif komputer digunakan manajemen manufaktur untuk memperoleh informasi yang akurat dan berguna bagi perusahaan untuk menunjang

hasil produksi perusahaan agar lebih maksimal. Namun bukan berarti sistem ini meniadakan secara penuh andil tenaga manusia di dalam suatu

perusahaan. Karena antara software-hardware-brainware akan selalu berkaitan di setiap sistem yang ada. Tanpa adanya satu dari tiga bagian tersebut,

maka suatu sistem tidak akan bisa berjalan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ” Sistem Informasi Manufaktur ” adalah sebagai berikut :

1. Model Sistem Informasi Manufaktur

2. Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik

3. Komputer Sebagai Sistem Informasi

1.3. TUJUAN MAKALAH

Adapun tujuan dari penyusunan makalah dengan judul ” Sistem Informasi Manufaktur ” adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

2. Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian bahan-bahan materi Sistem Informasi Manufaktur

3. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Informasi Manufaktur

4. Untuk mengetahui cara perusahaan memaksimalkan kualitas hasil produksinya dengan menggunakan sistem informasi manufaktur

5. Memahami secara utuh apakah fungsi CAD, CAM dan Robotic

6. Memahami kegunaan komputer sebagai sistem fisik maupun sebagai sistem informasi dalam sebuah perusahaan.
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. DEFINISI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Kata Manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata

manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi:

a. perancangan produk

b. pemilihan material

c. tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat.

Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, dan

mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Maka dapat disimpulkan bahwa definisi manufaktur secara

umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian, pemasaran,

mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control, pengiriman material, support service, dan customer service.

Sedangkan Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional

lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang pada

dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sehingga secara garis besar sistem informasi manufaktur dapat didefinisikan sebagai subsistem

CBIS yang menyediakan informasi mengenai perusahaan dengan menggunakan komputer sebagai alat proses produksinya yang hasil outputnya

digunakan untuk menciptakan dan mengoperasikan sistem produk perusahaan. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi

seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa

Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi :

a. Sistem perencanaan manufaktur

b. Rencana produksi

c. Rencana tenaga kerja

d. Rencana kebutuhan bahan baku

e. Sistem pengendalian manufaktur

Jika dicermati, bidang ilmu manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi (gabungan yang saling menguatkan) dari jurusan teknik mesin, teknik industri

dan teknik informatika. Dari teknik mesin diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan perancangan produk dan perancangan proses pembuatan, dari teknik

industri diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan pengelolaan sistem di industri manufaktur dan teknik informatika menyediakan databasenya.

2.1. MANFAAT SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.

2. Setiap komponen data dalam sistem informasi manufaktur dapat menunjang proses pengolahan untuk menjadi informasi yang berguna bagi

departemen persediaan, departemen produksi dan juga departemen kualitas sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih meningkat karena

informasi yang diperoleh adalah informasi yang akurat dan terpercaya.

3. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database

4. Dengan menggunakan sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa

bahan yang tidak terpakai.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1. MODEL SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Sistem Informasi Manufaktur termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. Sistem informasi manufaktur lebih

menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan

mempertimbangkan semua proses yang terjadi.

sumber internal

sumber eksternal

Keterangan :

 Input Data/Informasi

Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data

menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara

keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.

Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi

informasi yang berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya

berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.

 Sub Sistem Input

Sub sistem input terdiri dari

a. Sistem informasi akuntansi

Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok.

Sebagai contoh, pegawai produksi memasukan data kedalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard.

Media tersebut sering berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat dibaca secara optik. Media lain meliputi dokumen dengan tanda pensil yang dapat

dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan garis-garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan

kekomputer pusat untuk memperbarui database.

b. Sub sistem industrial engineering (IE)

Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan.

Industrial engineering terdiri dari proyek-proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan berapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk suatu produksi.

c. Sub sistem intelijen manufaktur

Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja,

material dan mesin. Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :

1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam

sistem kontrak, tak berjangka maupun borongan.

2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen

sumber daya manusia. Sumber daya manusia kemudian mengumpulkan informasi dari berbagai elemen lingkungan dan menhubungakan kepada pihak

pelamar.
3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara

pekerja dan manajer mereka.

Kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur :

• Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan

• Pengujian data,

• Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.

• Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.

• Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.

 Sub Sistem Output

Adalah informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana

ketiganya ini tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.

a. Sub sistem produksi

Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu,

menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.

b. Sub sistem persediaan

Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar. Tingkat persediaan suatu barang dipengaruhi oleh jumlah

unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya, dan tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan dari separuh kuantitas pesanan ditambah safety

stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input. Subsistem

persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan adalah mengukur

volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.

c. Sub sistem kualitas

Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas

adalah mengukur kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas

seperti proses (Process Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Sub sistem kualitas

mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan total quality management (TQM) yaitu manajemen

keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan. Keyakinan dasar yang

melandasi TQM adalah :

• Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan

• Kualitas dicapai oleh manajemen

• Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan

Filosofi TQM menyadari pengaruh penting dari pelanggan perusahaan. Karena dengan adanya hubungan yang baik antara pelanggan dengan perusahaan

otomatis juga akan membangkitkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan pemasok barang. Sehingga proses produksi dan distribusi semakin

lancar. TQM menyediakan kerangka kerja bagi semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan kualitas. Dalam kerangka ini subsistem kualitas

menyediakan bagian manajer informasi yang mengungkapkan seberapa jauh produk perushaan mencapai sasaran kualitas.
d. Sub sistem biaya

Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil

penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya

berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur-unsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan

sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :

• Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang. Dan biaya tersebut mencakup faktor-

faktor seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.

• Biaya Pembelian

Adalah yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian

dan sebagainya.

3.2. KOMPUTER SEBAGAI BAGIAN DARI SITEM FISIK

Sistem informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Adapun yang

termasuk dalam komputer sebagai bagian dari sistem fisik adalah :

a. Computer Aided Design (CAD)

Adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh

garis-garis maupun simbol-simbol yang memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. . Computer Aided Design

(CAD) yang lebih sering disebut Computer Aided Engineering (CAE),

melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur. CAD digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur

rumit seperti bangunan dan jembatan hingga bagian-bagian kecil. Perangkat lunak CAD memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis. Setelah

rancangan itu dimasukkan kedalam komputer, engineer dapat menempatkan rancangan itu pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titik-titik lemah.

Perangkat lunak CAD bahkan dapat membuat bagian-bagian tersebut bergerak seperti sedang digunakan. Ketika rancangan itu selesai, perangkat lunak

CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan untuk memproduksi produk itu. Spesifikasi ini disimpan dalam database rancangan.

Berawal dari menggantikan fungsi meja gambar kini perangkat lunak CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE (Computer Aided

Engineering) dan CAM (Computer Aided Manufacturing). Integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini kebanyakan merupakan aplikasi

gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling. Solid model memungkinkan kita untuk memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat

secara realistik. Selain itu model mempunyai properti seperti massa, volume, pusat gravitasi , luas permukaan dll.

Adapun perangkat lunak (software yang populer digunakan dalm CAD antara lain : Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD,

dan ZWCAD.

b. Computer Aided Manufacturing (CAM)

Adalah penerapan komputer dalam proses produksi. Mesin produksi khusus yang dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan

produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan.

Sebagian besar otomatisasi perusahaan sekarang ini disertai teknologi CAM, karena produksi dapat berlangsung lebih cepat dan tepat dibandingkan bila

menerapkan tenaga manusia seutuhnya. Kecepatan dan ketepatan dalam berproduksi memungkinkan berkurangnya sisa bahan produksi yang tidak

berguna. CAM biasanya digunakan oleh para insinyur dan arsitek dalam menerapkan rancangn-rancangannya.

c. Robotik (Industrial Robots/IR)

Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik, robotik melibatkan penggunaan robot industrial. Alat yang secara otomatis menjalankan
tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur. Aplikasi robotik memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang

tinggi, akan tetapi seringkali perusahaan menggunakannya untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melakukan pekerjaan di tempat

yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal. Penggunaan sistem robotics ini dikenalkan oleh

industri mobil pada tahun 1974 dan selanjutnya diaplikasikan oleh perusahaan-perusahaan atau industri yang bergerak di berbagai bidang.

3.2. KOMPUTER SEBAGAI SISTEM INFORMASI

Manajemen manufaktur membutuhkan informasi untuk menciptakan maupun untuk mengoperasikan sistem produksi fisik. Yang termasuk dalam

komputer sebagai sistem informasi antara lain :

a. Sistem Pemesanan Kembali ( Re-Order Point/ROP)

Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan paling

sederhana adalah pendekatan reaktif yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan

pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan

keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re-order point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara lain

• Stock-out : kehabisan persediaan

• Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan

• Safety stock : persediaan aman

Rumus menghitung ROP :

R = titik pemesanan kembali

L = lead time pemasok

U = tingkat pemakaian ( jumlah unit yang digunakan atau terjual setiap hari )

S = tingkat safety stok ( dalam unit )

Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan demikian selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan

kegiatannya sambil menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan dikurangi selama jangka lead time. Jika

kekosongan stok terjadi, perusahaan tidak dapat menjalankan proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi.

Dengan pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi ekstra atau sering disebut safety stock.

b. Material Requirement Planing (MRP)

MRP dikembangkan pada tahun 1960-an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan

material, jumlah dan tanggal yang dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :

1. Sistem penjadwalan produksi ( master production schedule system ) menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang

ditambah waktu produksi terpanjang.

2. Sistem MRP ( material requirement planing ) menguraikan tagihan material. Mengubah kebutuhan bruto menjadi kebutuhan netto.

3. Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity requirement planning system ) bekerja dengan sistem MRP utk menjaga produksi dalam kapasitas

pabrik. Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan jadwal pemesanan.

4. Sistem pelepasan pesanan ( order release system ); menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan pembelian.

Manfaat MRP bagi perusahaan :


1. Perusahaan dalam mengelola materialnya secara lebih efisien

2. Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang

3. Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan

4. Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.

c. Manufacturing Resource Planning (MRP II)

MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II dikembangkan oleh Oliver Wight

dan George Plossy.

Manfaat MRP II :

1. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien; mengurangi inventori, lebih sedikit waktu, lebih sedikit kemacetan.

2. Perencanaan prioritas lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih fleksibel.

3. Meningkatkan pelayanan pelanggan; sesuai tanggal pengiriman, meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.

4. Meningkatkan moral dan semangat pekerja

5. Informasi manajemen yang lebih baik

Seperti halnya dengan MRP, tidak semua perusahaan yang telah mengimplementasikan MRP II dapat mencapai harapan yang maksimal. Studi

menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan tergantung pada penampilan dalam tiga area, yitu komitmen manajemen puncak, proses implementasi, dan

pemilihan software dan hardware.

c. Komitmen manajemen puncak, dikemukakan ketika para eksekutif secara aktif ikut ambil bagian dalam steering committee. Sehingga diharapkan MRP

II sebagai proyek yang paling diprioritaskan dalam perusahaan

d. Proses Implementasi, berlangsung dengan sangat baik bila seluruh area yang ada di perusahaan mempunyai wakilnya dalam team proyek tersebut

sehingga dapat dilakukan analisis kebutuhan yang lengkap bagi pemakai.

e. Pemilihan software dan hardware, dapat dilakukan dengan baik bila RFP (request for proposal) formal dikirimkan kepada semua pemasok software dan

hardware yang diminati.

d. Pendekatan Just in Time (JIT)

Pada pertengahan tahun 1980-an para manajer Amerika Serikat mempelajari manajemen Jepang dan teknik organisasi untuk mendapatkan kunci

keberhasilan penjualan mereka. Salah satu teknik tersebut adalah just in time (JIT). JIT menjaga arus bahan ke pabrik agar sampai yang terendah

dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di workstation (stasiun kerja) ”just in time” (tepat waktu). JIT berusaha untuk meminimalkan biaya

inventarisasi dengan cara memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam sistem JIT. Satu

unit akan bergerak dari workstation ke workstation berikutnya sampai produksinya selesai.

Pengaturan waktu menjadi kunci bagi sistem JIT. Pasokan bahan mentah datang dari pemasok sebelum penjadwalan produksi mulai, tidak ada

inventarisasi bahan mentah yang perlu dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena mungkin pemasok melakukan

beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya dengan MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan

komputer, maka JIT menekankan pengaturan waktu dan penggunaan tanda non komputer karena cukup menggunakan ”kanban” yang berarti kartu.

Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi)

BAB IV

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat penyusun peroleh dari makalah Sistem Informasi Manufaktur ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Manufaktur adalah solusi tepat bagi perusahaan yang memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan sistem

informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output

barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.

2. Sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 sub sistem input dan 4 sub sistem output

3. Di dalam sistem informasi manufaktur, komputer mempunyai 2 sifat yaitu sebagai sistem fisik (digunakan pada saat proses produksi dan

pengontrolan) dan sebagai sistem informasi ( yang memberikan data informasi yang akurat ).

4. CAD, CAM, dan Robotic merupakan bagian dari komputer sebagai sistem fisik yang membantu dalam proses produksi di dalam perusahaan. CAD dalam

design, CAM dalam implementasinya dan robotic sebagai tenaga penggerak.

5. ROP,MRP, MRP II, dan JIT adalah bagian dari computer sebagai system informasi yang berfungsi untuk memaksimalkan hasil output perusahaan dan

meminimalisasi jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada saat berproduksi

You might also like