You are on page 1of 3

Indonesia Kidney Care Club - PENATALAKSANAAN DIET PADA ... http://www.ikcc.or.id/print.php?

id=239

Indonesia Kidney Care Club

Penatalaksanaan Diet Pada Nefropati Diabetik


Category: Article
Triyani Kresnawan Instalasi Gizi Rscm Konsultan Gizi Ikcc

Penatalaksanaan Diet Pada Nefropati Diabetik

Kebutuhan Zat Gizi

Peran diet sangatlah penting untuk mencegah terjadinya


nefropati diabetes lebih lanjut dan mencegah komplikasi
penyakit lainnya. Zat gizi yang mendapatkan perhatian
adalah:

Protein : Pembatasan protein pada pasien nefropati


diabetik merupakan hal yang penting. Asupan protein
lebih rendah dari pada diet diabetes pada umumnya.
Protein dianjurkan sesuai dengan tingkatan penurunan
fungsi ginjal. Pada saat ini anjuran asupan protein
0.8gr/kg BB/hari, kurang atau sama dengan 10% dari
total energi. Apabila terjadi penurunan fungsi ginjal
sudah sangat buruk GFR/CCT/TKK 10-15 mL/menit maka asupan protein
dianjurkan lebih rendah yaitu 0.6 gr/kg BB. Sebagian protein (50%) bernilai
biologis tinggi. Pada berbagai penelitian, pemberian diet rendah protein
bersamaan dengan pemberian asam amino esensial dan hormon eritropoetin
pada pasien dengan nefropati diabetik menunjukan penurunan perburukan
fungsi ginjal dibanding dengan pasien yang yang diberi diet rendah protein saja.
Dengan kata lain, fungsi ginjal dipertahankan tidak bertambah buruk.
Pada nefropati diabetik dimana pasien sudah menjalani terapi pengganti
hemodialisis protein dianjurkan 1.2 g/kgBB/hari, sedangkan jika pasien
menjalani CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) protein dianjurkan
1.3 - 1.5 g/kg BB/hari atau sama dengan 20% dari total kalori.

Energi : secara tepat dapat dihitung kebutuhan energi untuk pasien nefropati
diabetik ini, yaitu 35 Kcal/kgBB/hari. Asupan energi yang adekuat bertujuan
agar protein tidak dipecah menjadi sumber energi. Karena protein dibatasi pada
diet nefropati diabetik dengan terapi konservatif, energi lebih banyak diambil
dari sumber karbohidrat dan lemak.

Karbohidrat : Sumber karbohidrat yang dianjurkan adalah 60% dari total kalori,
penggunaan karbohidrat komplek kompleks tetap diutamakan. Pada diet
nefropati diabetik, dengan pembatasan protein dirasakan sulit untuk mencapai
kebutuhan kalori apabila menggunakan karbohidrat kompleks saja. Oleh karena
itu bahan makanan tinggi kalori rendah protein dari karbohidrat sederhana
seperti gula dapat dianjurkan dikonsumsi bersamaan dengan makanan, atau
dimasukan dalam makanan olahan. Anjuran diet pada pasien diabetes yang
terbaru mengutamakan jumlah karbohidratnya, bukan jenisnya. Anjuran
konsumsi sukrosa lebih liberal. Bukti menunjukan bahwa penggunaan sukrosa
sebagai bagian dari perencanaan makan pasien diabetes tidak memperburuk
kontrol glukosa darah.

Lemak : Anjuran lemak pada nefropati diabetik adalah 30% dari total kalori.
Anjuran presentase lemak lebih tinggi dari diet diabetes umumnya, hal ini
dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan energi, karena sumber energi dari
protein terbatas. Lemak diutamakan tidak jenuh ganda maupun tunggal yaitu
minyak jagung, minyak wijen. Asupan lemak jenuh dianjurkan kurang dari 10%.

1 of 3 10/12/2010 7:46 PM
Indonesia Kidney Care Club - PENATALAKSANAAN DIET PADA ... http://www.ikcc.or.id/print.php?id=239

Asupan kholesterol dianjurkan kurang dari 300mg/hari.

Garam (natrium) : Anjuran asupan garam (Na) untuk pasien diabetik nefropati
berkisar antara 1000- 3000 mg Na sehari, tergantung pada tekanan darah, ada
tidaknya edema atau asites, serta pengeluaran urin sehari. Pada nefropati
diabetik yang sudah menjalani terapi pengganti hemodialisis kebutuhan natrium
adalah 1000mg + 2000 mg apabila urine sehari 1000ml.

Kalium : Kadar kalium darah harus dipertahankan dalam batas normal. Pada
beberapa pasien, kadar kalium darah meningkat disebabkan karena asupan
kalium dari makanan yang berlebih atau karena obat-obatan yang diberikan.
Anjuran asupan kalium tidak selalu dibatasi, kecuali bila terjadi hiperkalemia
yaitu kalium darah > 5.5 mEq, jumlah urine yang sedikit atau GFR/CCT/TKK
kurang atau sama dengan 10mL/menit. Pada kondisi ini anjuran asupan kalium
berkisar 40-70 mEq/hari (1600-2800 mg/hari) atau 40mg/kgBB/hari, hindari
makanan tinggi kalium. Pada nefropati diabetik dengan terapi pengganti
hemodialisis kebutuhan kalium dapat dihitung berdasarkan pengeluaran urine
sehari, yaitu kebutuhan dasar 2000 mg + 1000 mg apabila urine sehari 1000ml.
Obat pengikat kalium dapat diusulkan kepada dokter yang merawat.

Fosfor : Pada pasien diabetik nefropati, apabila terjadi hiperfosfatemia (kadar


fosfat darah >6mg/dL) biasanya diterapi dengan diet rendah fosfat. Apabila
asupan fosfor berkisar 8-12 mg/kgBB/hari. Dengan semakin jeleknya fungsi
ginjal, untuk mengontrol fosfat tidak mungkin hanya dengan diet. Obat pengikat
fosfat diperlukan untuk mengikat fosfat dari makanan dalam saluran cerna yang
bertujuan mencapai serum fosfat darah berkisar 4-6mg/dL. Asupan protein
berhubungan dengan asupan fosfat. Perlu diketahui, agar obat pengikat fosfat
bekerja optmal, maka harus diminum bersamaan dengan makan.

Kalsium : Hipokalsemia (kadar Kalsium darah <8,5 mg/dL) kadang terjadi pada
pasien nefropati diabetik, penyebabnya adalah asupan kalsium yang tidak
adekuat, penyerapan di usus yang tidak baik serta hiperfosfatemia. Oleh karena
itu biasanya pemberian suplemen kalsium diberikan dokter dalam bentuk tablet.
Asupan kalsium yang dianjurkan adalah 1200 mg/hari. Suplemen kalsium yang
biasa diberikan salah satunya adalah kalsium karbonat, karena selain untuk
suplemen juga sebagai fosfat binder (pengikat fosfat). Kadar kalsium darah yang
diharapkan berkisar 8.5-11 mg/dL.

Contoh bahan makanan :


-Protein bernilai biologis tinggi : telur, susu, daging, ayam, ikan dsb
-Protein biologis rendah :yaitu bahan makanan selain hewani seperti kacang-
kacangan, biji-bijian, umbi, tempe, tahu, beras, jagung, havermout, kentang,
ubi, bayam, daun singkong, sawi, kacang panjang, dll
-Karbohidrat komplek : umbi, biji-bijian, dan sayuran seperti : kentang, ubi,
singkong, beras havermout, jagung, bayam, sawi, kacang panjang, dll
-Karbohidrat sederhana :gula pasir, gula jawa, madu, sirup, permen, minuman
ringan, dll
-Bahan makanan tinggi kalori rendah protein : makanan /jajanan terbuat dari
singkong, ubi, tepung maizena, tepung sagu, / tapioka, sagu mutiara, /pacar
cina, agar-agar seperti: getuk, keripik, singkong, kolak biji salak, pudding
maizena, semprit sagu, kue lapis sagu, ongol-ongol, sagu ambon, kue bagea,
agar-agar bening, dll, selai, jelly, non diary creamer, formula komersial rendah
protein.
-Lemak jenuh : mentega, minyak kelapa sawit, kelapa, lemak susu.
-Lemak tidak jenuh ganda : minyak jagung kedelai, minyak bunga matahari,
minyak bunga saff, mayonais
-Lemak tidak jenuh tunggal : minyak zaitun, alpukat, minyak kacang
-Kolesterol : lemak dari hewani seperti lemak daging, kuning telur, otak, susu
full cream, dll

2 of 3 10/12/2010 7:46 PM
Indonesia Kidney Care Club - PENATALAKSANAAN DIET PADA ... http://www.ikcc.or.id/print.php?id=239

-Fosfor : susu dan hasil olahnya, hati, ikan sarden, udang, kacang kedelai, tahu,
tempe, dan kacang-kacangan
-Natrium : garam dapur, penyedap/ MSG, soda kue, zat pengawet, (Na.
Benzoat). Makanan yang menggunakan bahan-bahan tersebut dalam
pengolahanya .
-Kalium : Pisang, tomat, alpukat, jambu biji, jeruk, rebung, bayam, daun
pepaya, daun singkong, kentang, singkong, labu kuning, susu, santan kelapa,
dll.

Penilaian Status Gizi


Untuk menilai status gizi pada pasien dengan komplikasi penyakit ginjal
berdasarkan data pemeriksaan klinis, biokimia (albumin), antropometri body
mass index (body weight), untuk melihat body composition (lean body mass),
serta asupan makanan. Penilaian status gizi berdasarkan pemeriksaan fisik dan
riwayat medis pasien yang sedang dikembangkan saat ini adalah SGA
(subjective global assessment). Form penilaian dan cara penilaian terlampir.
Penilaian status gizi dengan menggunakan SGA sudah dilakukan di RSCM
terhadap pasien nefropati diabetik yang diterapi hemodialisis.
Kesimpulan:
1. Penatalaksanaan diet nefropati diabetik bertujuan mempertahankan status
gizi seoptimal mungkin, menjaga agar tidak terjadi penurunan fungsi ginjal lebih
lanjut, mengendalikan glukosa darah, mengendalikan tekanan darah serta
menjaga keseimbangan cairan & elektrolit.
2. Prinsip pemberian diet adalah cukup energi. Protein disesuaikan dengan
fungsi ginjal. Pada prinsipnya asupan protein moderat 0,8 g/ kg BB. Apabila
fungsi ginjal menurun lebih lanjut, dapat diberikan diet rendah protein 0,6 g/ kg
BB dengan dikombinasi dengan asam amino esensial.
3. Pada nefropati diabetik dengan terapi pengganti hemodialisis, protein 1,2 g/
kg BB dengan energi 35 Kkal/ kg BB, sedangkan pada CAPD kebutuhan protein
lebih tinggi lagi yaitu 1,3- 1,5 gr/ kg BB dengan energi 35 Kkal/ kg BB. Cairan
CAPD diperhitungkan sebagai sumber energi sehingga asupan karbohidrat oral
dikurangi.
4. Asupan cairan dan elektrolit disesuaikan dengan kondisi pasien.

http://www.ikcc.or.id

3 of 3 10/12/2010 7:46 PM

You might also like