Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
MOTTO:
Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih disenangi daripada mukmin yang
lemah. Masing-masing adalah baik. Senanglah mencapai masalah yang
bermanfaat padamu, mintalah tolong kepada Allah dan jangan lemah. Apabila
kamu tertimpa sesuatu, jangan berkata: “Seandainya aku berbuat begini... dan
begitu...”, tapi berkatalah :”Allah sudah menakdirkan sesuatu yang dikehendaki
dan dilakukan” Sesunggguhnya kalimat “seandainya...”, membuka pintu bagi
setan.
(H. R. Muslim 4/2052)
PERSEMBAHAN:
Siswa Kelas 1 Program Keahlian Teknik Listrik Industri Bidang Keahlian Teknik
dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk mencapai gelar Sarjana
bantuan semua pihak. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis ingin
M.Pd dan Drs M. Harlanu, M.Pd selaku dosen pembimbing serta Drs. Agus
Murnomo, MT selaku dosen penguji skripsi ini, yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran dan motivasi. Selain itu penulis juga perlu mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,
antara lain:
N 7 Semarang.
5. Guru mata diklat Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika (PKDLE),
di SMK N 7 Semarang
7. Semua pihak yang tidak bisa kusebutkan satu persatu yang telah membantu
sehingga skripsi ini jauh dari sempurna. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik
JUDUL .................................................................................................................... i
PENGESAHAN...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
B. Penegasan Istilah........................................................................................ 2
C. Identifikasi Masalah................................................................................... 5
D. Pembatasan Masalah.................................................................................. 5
F. Tujuan Penelitian........................................................................................ 6
H. Sistematika Skripsi..................................................................................... 8
A. Teori Belajar............................................................................................... 9
B. Transfer Belajar.......................................................................................... 9
C. Pengertian belajar matematika, proses belajar matematika, dan
4. Phasor ..................................................................................................... 22
F. Kerangka Berpikir...................................................................................... 38
G. Hipotesa Penelitian..................................................................................... 39
1. Metode dokumentasi.............................................................................. 43
balik........................................................................................................ 63
C. Pembahasan................................................................................................ 72
D. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 76
BAB V PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................... 77
B. Saran ........................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 78
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Kompleks................................................................................................. 62
Bilangan Kompleks.......................................................................... 63
Kompleks ............................................................................................. 62
Lampiran 1. Daftar nama siswa yang dijadikan sampel dan uji coba penelitian ...... 80
Lampiran 2. Daftar nama siswa yang dijadikan subyek uji coba instrumen penelitian
................................................................................................................. 81
Lampiran 6. Perhitungan tingkat kesukaran butir soal materi bilangan kompleks ... 88
Lampiran 9. Hasil analisis uji coba soal rangkaian listrik arus bolak-balik .............. 91
Lampiran 10. Perhitungan validitas butir rangkaian listrik arus bolak-balik ............ 94
bolak-balik ............................................................................................ 96
menyelesaikan soal -soal rangkaian listrik arus bolak -balik ............... 129
Lampiran 26. Tabel nilai chi kuadrat ................................ ................................ .......... 139
Lampiran 33. Surat ijin penelitian pemkot Semarang ................................ ................ 156
Lampiran 34. Surat ijin penelitian Diknas kota Semarang ................................ ......... 157
PENDAHULUAN
Rangkaian listrik adalah salah satu teori dasar dari ilmu listrik dan
merupakan salah satu mata pelajaran di bidang teknik yang paling banyak
membuat prediksi kuantitatif dan kualitatif terhadap gejala listrik yang terjadi
pada rangkaian (Chua, 1986: 2). Rangkaian listrik yang menggunakan sumber
bolak-balik dapat berupa beban yang bersifat resistif, induktif, dan kapasitif.
Beban yang bersifat resistif, arusnya sefase terhadap tegangan dan mempunyai
sudut fasa sebesar 0°. Beban yang bersifat kapasitif, arusnya bergeser fasa
bersifat induktif arusnya bergeser fasa terhadap tegangan atau arusnya tertinggal
terhadap tegangan. Berbeda dengan rangkaian listrik arus searah yang tidak
frekuensi sehingga pada beban kapasitif dan induktif mengandung bilangan riil
pelajaran matematika dan pokok bahasan rangkaian arus listrik bolak-balik pada
mata pedidikan dan latihan (diklat) Penerapan Dasar Listrik dan
kompleks pada pelajaran matematika diberikan pada siswa supaya siswa terampil
bahwa penguasaan materi bilangan kompleks merupakan salah satu modal untuk
materi bilangan kompleks perlu diperkuat sebagai awal untuk memahami dan
Siswa Kelas 1 Program Keahlian Teknik Listrik Industri Bidang Keahlian Teknik
2004/2005”.
B. Penegasan Istilah
pada istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini maka diberikan batasan-
2. Penguasaan
balik.
3. Materi
Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan (KBBI, 1989: 566) . Materi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bilangan kompleks dan rangkaian
4. Bilangan kompleks
bilangan nyata dan j = √-1 adalah bilangan imajiner dan tidak dapat dipandang
Arus listrik bolak-balik adalah arus yang besar dan arahnya senantiasa
7. Tahun Pemelajaran
Pembelajaran berasal dari kata ajar dengan imbuhan pem-an. Arti dari
kata pembelajaran adalah suatu proses yang menyebabkan menjadi belajar dan
yang menjadi obyek adalah orang, dalam hal ini adalah siswa. Sedangkan
pemelajaran berasal dari kata ajar dengan imbuhan pe(n)-an. Arti dari kata
pemelajaran adalah proses mempelajari dan yang menjadi obyek adalah barang,
Dari uraian diatas, maka arti dari tahun pemelajaran ialah tahun dimana
yang harus dicapai siswa dalam waktu ditentukan, dalam penelitian ini adalah
Judul skripsi dimaksudkan daya yang timbul pada siswa kelas 1 (satu)
bolak-balik sederhana.
C. Identifikasi Masalah
kompleks.
hasilnya dituliskan dalam bentuk a + jb. a dan b adalah bilangan nyata dan j
b
bentuk r∠θ° dimana r = a 2 + b 2 dan θ = arc tg
a
D. Pembatasan Masalah
1
2. Rangkaian listrik arus bolak-balik yang terdiri dari beban R, L, C seri dan
paralel.
E. Rumusan Masalah
soal rangkaian listrik arus bolak-balik pada siswa kelas 1 (satu) Program
F. Tujuan Penelitian
sebagai umpan balik terhadap metode pembelajaran yang telah dilakukan dan
bahan pertimbangan bagi guru mata diklat Penerapan Konsep Dasar dan
listrik arus bolak-balik pada siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan pada guru mata diklat Penerapan Konsep Dasar dan
dengan baik.
H. Sistematika Skripsi
diberikan gambaran isi dari skripsi secara keseluruhan. Sistematika skripsi dalam
penelitian ini terdiri dari tiga bagian awal, bagian isi dan bagian akhir skripsi.
halaman motto dan persembahan , kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan
daftar tabel.
Susunan isi skripsi terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori,
dan hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta penutup
dan materi rangkaian listrik arus bolak-balik.. Selain itu pada bab kedua ini ada
Bab terakhir yaitu bab V berisi simpulan dari seluruh hasil pembahasan dalam
penelitian.
LANDASAN TEORI
A. Teori Belajar
belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat
21) bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru berkat
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dengan individu dan antara individu dengan lingkungan. Definisi lain dari belajar
merupakan suatu aktivitas mental (psikis), yang berlangsung dalam interaksi aktif
perubahan tingkah laku, pengalaman, dan pemahaman yang terjadi karena adanya
interaksi antara individu dengan individu dan interaksi antara individu dengan
lingkungan.
B. Transfer Belajar
diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke
kehidupan sehari - hari di luar lingkup pendidikan sekolah (Winkel,
1991: 301). Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa
hasil belajar yang diperoleh, digunakan di suatu bidang atau situasi di luar
lingkup bidang studi di mana hasil itu mula-mula diperoleh. Misalnya hasil
belajar pada mata diklat matematika khususnya pada materi bilangan kompleks,
digunakan dalam mempelajari mata diklat Penerapan Konsep Dasar Listrik dan
Elektronika (PKDLE) khususnya pada sub pokok bahasan rangkaian listrik arus
balik
transfer belajar positif dan negatif. Transfer positif adalah transfer belajar yang
belajar lain. Sebaliknya transfer negatif adalah transfer belajar yang mengalami
Menurut Winkel, terdapat tiga jenis transfer belajar, yaitu teori disiplin
formal, teori elemen identik dan teori generalisasi (Winkel, 1991: 304). Dalam
teori belajar, yang disebut disiplin formal dinyatakan bahwa kemampuan berpikir
Pada teori elemen identik dinyatakan bahwa transfer belajar dari satu
bidang studi ke bidang studi yang lain, terjadi berdasarkan adanya unsur-unsur
yang sama pada kedua mata diklat itu. Makin banyak unsur yang sama, makin
belajar, tergantung dari banyak sedikitnya unsur-unsur yang sama antara kedua
Akan ada transfer belajar positif dari mata diklat matematika ke mata diklat
Penerapan Kosep Dasar Listrik dan Elektronika (PKDLE). Maka, hakikat dari
transfer belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu unsur di bidang studi
yang satu ke unsur yang sama di bidang studi lain; makin banyak unsur yang
sama antara beberapa bidang studi, makin besar kemungkinan terjadi transfer
belajar positif.
dan siasat-siasat untuk memecahkan persoalan, siswa itu mempunyai bekal yang
kaidah, prinsip, dan siasat mula-mula diperoleh. Siswa itu mampu mengadakan
dalam sejumlah hal yang khusus. Generalisasi semacam itu sudah terjadi bila
berikut:
konsep atau teorema dapat diharapkan transfer belajar tercapai secara optimal.
2. Setelah pengertian diperoleh, siswa diberikan latihan yang cukup. Latihan ini
belajar selanjutnya.
adalah proses untuk mengerti dan memahami pola keteraturan dan hubungan-
Proses belajar matematika akan berjalan dengan lancar apabila belajar itu
dilakukan secara kontinyu (Herman, 1990: 22). Di dalam proses belajar mengajar
matematika, terjadi juga proses berpikir, sebab siswa dikatakan berpikir bila
diharapkan hasil belajar peserta didik akan baik pula. Dengan proses belajar
matematika yang baik, siswa yang belajar akan memahami matematika dengan
baik pula dan dapat dengan mudah mengaplikasikannya ke situasi baru, artinya
siswa dapat menyelesaikan masalah baik dalam matematika itu sendiri maupun
ilmu lainnya. Proses belajar matematika akan berjalan dengan baik apabila guru
dimiliki siswa dengan ide-ide atau konsep-konsep baru dalam ilmu pendidikan.
pengalaman lama yang telah dimiliki oleh siswa sebagai bahan apersepsi
dulu bahan apersepsi yang telah dimiliki suswa, siswa akan lebih mudah
masalah itu.
diajukan, maka siswa akan merasa puas. Dengan demikian timbul keinginan
bilangan imajiner (tidak nyata) dengan syarat bahwa b tidak sama dengan nol.
(r, q) yang digunakan sebagai koordinat, sehingga dari keserupaan ini dapat
gambar (1). Dengan menggunakan bagian real dari bilangan kompleks sebagai
absis dan bagian imaginer sebagai ordinat, titik bilangan kopleks dapat ditentukan
pada bidang kompleks (lihat gambar 2). Pada gambar 2, bilangan riil dari titik A
adalah –4 dan bilangan bilangan imajiner dari titik A adalah 3 atau A (-4, j3)
J (Imajiner)
4
3
2
1
Riil
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
-1
-2
-3
-4
a. Bentuk Rektangular
rektangular
J (Imajiner)
b A (a, jb)
Riil
0 a
bentuk polar, dengan menggunakan suatu jarak (r) terhadap suatu titik polar 0
dengan sudut yang dibentuk dengan sumbu polar. Pengertian sumbu polar di sini
adalah untuk tempat kedudukan titik-titik yang bergerak. Hal ini banyak dijumpai
pada besaran-besaran listrik baik berupa vektor, phasor, arus, dan sebagainya.
J (Imajiner)
b A (a, jb)
Titik Polar
r
ο
θ Riil
0 a
dan θ .
a
Cos θ ° = a = r Cos θ °
r
b
Sin θ ° = r b = r Sin θ °
a + jb = r (Cos θ ° + j Sin θ ° ) = r∠ θ °
Keterangan:
a + jb = r (Cos θ ° + j Sin θ ° ) = r∠ θ °
b
Dengan r = a 2 + b 2 dan θ = tg-1 a
c. Bentuk Eksponensial
berikut:
x 2 x3 x 4 x5
e = 1+ x +
x
+ + + + ...........
2! 3! 4! 5!
x 3 x5 x 7 x 9
Sin x = x − + − + − .............
3! 5! 7! 9!
x2 x4 x6
x = 1− + − +
Cos 2! 4! 6! ……………
diperoleh:
jθ ( jθ ) 2 ( jθ ) 3 ( jθ ) 4
e = 1 + jθ + + + +
2! 3! 4! ………………
j 2θ 2 j 3θ 3 j 4θ 4
= 1 + jθ + + + + …………………..
2! 3! 4!
θ 2 j 3θ 3 θ 4
= 1 + jθ − − + + ……………………….
2! 3! 4!
θ2 θ4 θ3 θ5
= (1 − + − ……..) + j (θ − + − ………)
2! 4! 3! 5!
= Cos θ + j Sin θ
Maka r (Cos θ ° + j Sin θ ° ) dapat dituliskan sebagai rjθ. Bentuk ini
a. ẑ = a + jb……………………………….Bentuk rektangular
c. ẑ = r . e jθ……………………………….Bentuk eksponensial
bentuk itu sama dan sudut dalam kedua bentuk itu juga sama, tetapi untuk bentuk
a. Bentuk Rektanguler
1) Penjumlahan :
2) Pengurangan:
3) Perkalian:
a1 + jb1 a + jb a − jb2
= 1 1 × 2
a2 + jb2 a2 + jb2 a2 − jb2
b. Bentuk Polar
berlaku hanya jika nilai sudut A dan sudut B besarnya sama (artinya θ1° = θ2°).
Jika sudutnya tidak sama maka operasi penjumlahan dan pengurangan dilakukan
Contoh soal:
1) 2 + j6 + 4 – j3 =
2) (2 + j3) (4 – j2) =
3) 4 ∠ 30° + 5 ∠ 30° =
4) (3 ∠ 30°) (5 ∠ 30°) =
5) 2 ∠ 30° + 4 ∠ 60° =
6) 10 ∠ 45° - 10 ∠ 30° =
Penyelesaian:
1) 2 + j6 + 4 – j3 = 6 + j3
5) 2 ∠ 30° + 4 ∠ 60° =
3,464
= (3,732)2 + (3,464)2 ∠tg −1
3,732
= 33,84∠tg −11,196
6) 10 ∠ 45° - 10 ∠ 30° =
2,07
(1,59) 2 + (2,07) 2 ∠tg −1
= 1,59
4. Phasor
mempunyai besar (panjang) yang ditunjukkan dengan panjang ruas garis dan arah
yang ditunjukkan oleh besar sudut θ yang dibentuk terhadap garis acuannya.
Gambar berikut melukiskan grafik sinusoida dari salah satu besaran listrik arus
bolak-balik.
dari vektor pada permukaan bidang datar dapat dinyatakan dengan besar
(panjang) vektor dengan sudut yang dibentuknya. Secara umum vektor yang
Keterangan:
r = a 2 + b2 dan
b b
θ = arc. tg atau θ = tg a
-1
a
(Karmon, 1994: 122)
Contoh:
Penyelesaian:
3 + j4 → r = 32 + 42
= 9 + 16
=5
4
θ = tg -1 3
= tg -11,333
θ = 53,13°
Sehingga 3 + j4 = 5 ∠ 53,13°
a = r Cos θ°
b = r Sin θ°
Contoh:
Penyelesaian:
Sehingga: 5 ∠ 36,87° = 4 + j3
a) 3 + j4
b) –3 + j4
c) –3 –j4
d) 3 – j4
Penyelesaian:
4
a) 3 + j4 = 32 + 4 2 ∠tg −1
3
= 5 ∠ 53, 13°
4
b) -3 + j4 = (−3) 2 + 4 2 ∠tg −1
−3
−4
c) -3 - j4 = ( −3) 2 + ( −4) 2 ∠tg −1
−3
−4
d) 3 - j4 = 32 + 4 2 ∠tg −1
3
= 5 ∠ 306, 87°
Pada umumnya arus dan tegangan bolak -balik adalah merupakan fasor
karena timbulnya arus dan tegangan sebenarnya adalah akibat perputaran vektor.
dahulu ke dalam bentuk polar, sehingga digunakan semua sifat -sifat yang berlaku
pada operasi polar. Hasil akhir tentunya bentuk polar tersebut dikembalikan lagi
Contoh soal:
Dua buah phasor Iˆ1 = 2 Sin (ωt+30°) dengan Iˆ2 = 2 Sin (ωt+60°).
Tentukanlah:
b) diagram vektornya
c) gambar phasornya
Penyelesaian:
konstan, maka yang diperhatikan hanya beda phasa atau sudut phasor tersebut.
Iˆ1 = 2 Sin (ωt + 30°) → dapat dituliskan dalam bentuk polar yaitu Iˆ = 2 ∠ 30°
1
sehingga:
Jadi:
2,732
= 2,7322 + 2,732 2 ∠tg −1
2,732
= 14,83∠tg −11
2 Sin (ωt + 30°) + 2 Sin (ωt + 60°) = 3,851 Sin (ωt + 45°)
b) Diagram vektornya
Sehingga dapat digambarkan adalah vektornya yang dalam hal ini berbentuk
polar
Ι2 = 2 Sin (ω t + 600)
Ι1 = 2 Sin (ω t + 300)
0
60 Ο
45
Ο
30 ωt
0
c) Gambar phasor
Rangkaian listrik arus bolak -balik adalah arus yang besar dan arahnya
senantiasa berubah secara periodik (PT. PLN, 2001: 11). Apabila arus atau
bagian positif dan satu bagian negatif dari siklusnya disebut periode ( cycle).
Dengan kata lain periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan satu
gelombang penuh. Sedangkan jumla h gelombang per detik ( cycle per second)
disebut frekuensi. Oleh karena T adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu
1
f =
T
Keterangan:
2π
ω= = 2πf
T
Keterangan:
Nilai sesaat dari arus dan tegangan bolak -balik adalah nilai arus/ tegangan
yang ditunjukkan oleh garis grafik/ gelombang pada waktu sesaat (PT. PLN,
2001: 11).
suatu gelombang ialah besarnya sudut yang dihitung mulai dari titik nol
Pada gambar 6, yang merupakan sudut fase ialah mulai dari A sampai ke O. Pada
i
Sin α =
Im
i = Im Sin α = I m Sin ωt
Keterangan:
Suatu arus bolak-balik mempunyai nilai rata-rata dan nilai efektif. Nilai
rata-rata dari arus bolak-balik, Irata = 0,636 Im. Demikian juga untuk tegangan
bolak-balik, Vrata = 0,636 Vm. Sedangkan nilai efektif dari arus bolak-balik, Iefektif
= 0,707 Im. Demikian juga nilai efektif untuk tegangan bolak-balik, Vefektif =
0,707Vm.
Vˆ
Zˆ =
Iˆ
Keterangan:
tegangan listrik arus bolak-balik dan impedansi bukan vektor sebab impedansi
bukan besaran yang berubah secara periode. Dengan bilangan kompleks atau
a. Zˆ = R + j 0 atau Ẑ = R ∠0°
L
b. Zˆ = 0 + j X L atau Ẑ = XL∠90°
c. Zˆ = 0 - j X C atau Ẑ = XC ∠-90°
R L
d. Zˆ = R + j X L atau
XL
Zˆ R 2 + X L ∠arc tg
2
=
R
R C
e Zˆ = R - j XC atau
XC
Zˆ = R 2 + X C 2 ∠arc tg
R
R L C
f. Zˆ = R + j (X L – XC) atau
X − XC
Zˆ = R 2 + ( X L − X C ) 2 ∠arctg L
R
1 Iˆ
Yˆ = =
Zˆ Vˆ
Keterangan:
Keterangan:
dipasang yaitu Vˆ = V∠0° atau Vˆ = V + j0. adapun rumus yang digunakan adalah:
R Vˆ V
a. Iˆ = = (riil)
Rˆ jX L
V
I V I sefase dengan V
b. L
I
Vˆ V
Iˆ = =
Zˆ jX L
V
jV V
90° Vˆ Iˆ = 2 = − j
j Xl XL
Iˆ = - j V | I|=
V
XL XL
C
Vˆ V
c. Iˆ = =
Zˆ − jX C
V
dikalikan dengan j, maka:
V jV V
Iˆ = j Iˆ = = j
XC − j XC
2
XC
90° Vˆ
dikalikan dengan arus, maka akan diperoleh segi tiga daya gambar 9.b.
Vx
θ
VR
I . V
I . V x
θ
I . V R
P = Vˆ R. Iˆ = Vˆ . Iˆ Cos θ
Q = Vˆ X. Iˆ = Vˆ . Iˆ Sin θ
Sisi miring, V.I disebut daya semu (S). Jadi persamaan daya untuk arus
bolak-balik adalah:
S = Vˆ . Iˆ = P2 + Q2
Keterangan:
murni
bentuk polar.
kompleks yang hasilnya dituliskan dalam bentuk kompleks dan bentuk polar.
kompleks yang hasilnya dituliskan dalam bentuk kompleks dan dalam bentuk
polar pada rangkaian seri Resistor -Induktor (RL), Resistor -Kapasitor (RC),
kompleks yang hasilnya dituliskan dalam bentuk kompleks dan dalam bent uk
yang hasilnya dituliskan dalam bentuk kompleks dan dalam bentuk polar pada
kompleks yang hasilnya dituliskan dalam bentuk kompleks dan dalam bentuk
polar.
5) Menghitung besarnya faktor daya dan sudut fase pada rangkaian seri RL, RC,
dan RLC.
kompleks yang hasilnya dituliskan dalam bentuk kompleks dan bentuk polar
yang hasilnya dituliskan dalam bentuk kompleks dan bentuk polar pada
yang hasilnya dituliskan dalam bentuk kompleks dan bentuk polar pada
kompleks yang hasilnya dituliskan dalam bentuk kompleks dan bentuk polar
campuran RLC.
Sebuah rangkaian listrik seri terdiri dari resistansi 20 Ohm dan induktansi
Diketahui: R = 20 ohm
L = 20 mH
V = 230 V
F = 50 Hz
Dijawab: Ẑ = R + jϖL
Ẑ = 20 + j 2 . 3,14.50.20.10 −3
Ẑ = 20 + j 6,28 ohm
F. Kerangka Berpikir
diperlukan aljabar vektor atau dalam listrik arus bolak-balik dikenal dengan fasor,
dimana pada konsep fasor tersebut akan menerapkan sistem bilangan kompleks
bahwa penguasaan materi bilangan kompleks merupakan salah satu modal untuk
balik. Oleh karena itu siswa perlu mempelajari matematika bilangan kompleks
siswa akan mendapat nilai rendah. Sebaliknya jika siswa menguasai pengetahuan
rangkaian listrik arus bolak-balik, dan siswa akan memperoleh nilai tinggi
G. Hipotesa Penelitian
berikut:
pemelajaran 2004/2005.
b. Hipotesis nihil (Ho), tidak ada pengaruh antara penguasaan materi bilangan
arus bolak -balik siswa kelas 1 Bidang Keahlian Teknik Listrik Industri
pemelajaran 2004/2005.
BAB III
METODE PENELITIAN
Simpang Lima Semarang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Mei s/d 9 Juni
2005.
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
Dari kedua definisi di atas memberi arti populasi adalah semua subyek
dipelajari. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 1 Bidang
berjumlah 70 siswa.
wakil populasi yang diteliti. Sedangkan Sudjana (1992: 6), sampel adalah
sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50
41
siswa kelas 1 Bidang Keahlian Teknik Listrik Industri Program Keahlian
terdiri dari 2 kelas dan merupakan sisa dari populasi yang telah diambil untuk uji
cara undian. Sebelum dilakukan undian terlebih dahulu dituliskan nomor subyek,
satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas tersebut digulung. Dengan tanpa
gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subyek sampel
penelitian. Sedangkan nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang tidak
2. Variabel Penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai penguasaan materi bilangan
Variabel terikat disebut variabel yang dipengaruhi oleh suatu gejala. Variabel
pada rangkaian listrik arus bolak-balik. Variabel terikat sebagai variabel (Y).
C. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Dokumentasi
yang ada atau dokumen resmi. Pengumpulan data melalui dokumen resmi ini
untuk memperoleh data tentang nama dan jumlah seluruh siswa kelas 1 Bidang
Semarang.
2. Metode tes
Metode tes dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau acievement test,
listrik arus bolak-balik. Tes yang digunakan berbentuk obyektif, dengan masing-
masing butir soal mempunyai empat alternatif jawaban dengan satu jawaban
benar.
langkah uji coba instrumen adalah: menentukan subyek dan banyaknya subyek
yang akan di uji coba, melaksanakan uji coba, dan menganalisis data hasil uji
coba. Instrumen Pengambilan subyek uji coba adalah semua subyek dengan
nomor-nomor tertera pada gulungan kertas yang tidak terambil pada waktu
soal yang dirasa kurang jelas, menghindari kata -kata yang dirasa asing oleh
siswa, memperbaiki kalimat yang tidak dapat dipahami oleh siswa dan ditambah
instrumen penelitian. Analisis hasil uji coba instrumen peneli tian meliputi uji
validitas, uji tingkat kesukaran, uji daya pembeda dan uji reabilitas.
a. Uji validitas
Μ p − Μt p
rpbis =
St q
Keterangan:
mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan
digunakan rumus point biserial, sebab penskoran dalam setiap butirnya bersifat
dikotomi yaitu skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah.
Apabila di dalam perhitungan didapat rhitung > r tabel pada signifikansi 5%,
Uji coba validitas hitung diberikan pada siswa subyek uji coba 20 orang
yang yang tidak terambil pada waktu pengundian pengambilan sampel yaitu no.
siswa 2, 10, 12, 14, 23, 27, 30, 36, 41, 44, 47, 49, 52, 54, 56, 58, 61, 68. Daftar
Hasil butir soal dikatakan valid jika r hitung > r tabel = 0.444 pada taraf
uji coba untuk penguasaan materi bilangan kompleks sebanyak 40 soal, diperoleh
30 soal yang valid yaitu soal no. 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 18, 19,
20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 39, 40. Dan 10 soal yang
tidak valid yaitu soal no 5, 12, 13, 16, 21, 26, 27, 29, 33 dan 37. Hasil analisis
tiap butir soal dapat selengkapnya terdapat pada lampiran 5. Pada ujicoba soal
rangkaian arus bolak-balik diperoleh sebanyak 35 soal, 27 soal yang valid yaitu
soal no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 30, 33, 34, 35. Sedangkan 8 soal yang butir soal yang tidak valid yaitu 10, 12,
14, 16, 28, 29, 31, 32. Hasil analisis uji validitas tiap butir soal selengkapnya
bolak-balik menggunakan butir soal yang valid, dan butir soal yang tidak valid
b. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat dipercaya dan
konsisten (ajeg). Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Kuder and
Richardson (K-R 21) seperti yang tercantum dalam Suharsimi Arikunto (2002:
k M (k − M )
r = 1 −
k − 1
11
kV t
Keterangan:
kompleks dan 0.8692 untuk soal rangkaian listrik arus bolak-balik. Setelah
dikonsultasikan dengan derajat reliabilitas ternyata instrumen penguasaan materi
c. Tingkat Kesukaran
Perangkat tes yang baik adalah perangkat tes yang memiliki tingkat
kesukaran seimbang, artinya perangkat tes tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
JB A + JBB
IK =
JSA + JSB
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
JB A = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JB B = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JS A = Banyaknya siswa pada kelompok atas
JS B = Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Interval IK Kriteria
IK = 0.00 Terlalu sukar
0.00 < IK ≤ 0.30 Sukar
0.30 < IK ≤ 0.70 Sedang
0.70 < IK < 1.00 Mudah
IK = 1.00 Terlalu mudah
(Suherman, 1990: 213)
Berdasarkan hasil uji coba dari 40 soal bilangan kompleks diperoleh soal
22 soal yang mudah yaitu soal no. 2, 3, 5, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20,
21, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 33, 34. 16 soal sedang yaitu soal no. 1, 4, 6, 7, 8, 10,
19, 23, 28, 30, 32, 35, 36, 37, 39, 40. Dan 2 soal sukar yaitu soal no. 31, 38.
Apabila diprosentasikan, maka pada uji coba instrumen penelitian terdapat 55%
soal yang mudah, 40% soal sedang, dan 5% soal yang sukar. Hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 dan analisis perhitungan tiap butir
Pada soal rangkaian arus bolak-balik terdapat 8 soal mudah yaitu soal no.
1, 2, 3, 10, 16, 26, 27, 30. 21 soal sedang yaitu soal no. 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13,
14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 35. Dan 6 soal sukar yaitu soal no. 28,
29, 31, 32, 33, 34. Apabila diprosentasikan, maka pada uji coba instrumen
penelitian terdapat 22,86%, 60% soal sedang, dan 17,14% soal yang sukar. Hasil
tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 11. Dari hasil analisis tersebut
sedang.
d. Daya Pembeda
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
Keterangan :
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0.00 Sangat jelek
0.0 < DP ≤ 0.20 Jelek
0.20 < DP ≤ 0.40 Cukup
0.40 < DP ≤ 0.70 Baik
0.70 < DP ≤ 1.00 Sangat baik
(Suherman, 1990: 201)
soal yang mempunyai daya pembeda baik yaitu soal no 1, 2, 3,4, 6, 7, 8, 17, 18,
19, 28, 31, 35, 36, 39, terdapat 17 soal yang mempunyai daya pembeda cukup
yaitu soal no 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 20, 22, 23, 24, 25, 30, 32, 34, 38, 40 dan 6
soal yang mempunyai daya pembeda jelek yaitu soal no 5, 12, 27, 29, 33, 37,
serta 2 soal yang mempunyai daya pembeda sangat jelek yaitu soal no 21 dan 26.
materi bilangan kompleks terdapat 37,5% soal yang mempunyai daya pembeda
baik, 42,5%17 soal yang mempunyai daya pembeda cukup, 15% soal yang
mempunyai daya pembeda jelek, serta 5% soal yang mempunyai daya pembeda
sangat jelek. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 dan
terdapat 1 soal yang baik sekali yaitu soal no. 11, terdapat 18 soal yang baik
yaitu soal no. 3, 4, 5, 6, 7, 8, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 30, 34. 8 Soal
yang mempunyai daya pembeda cukup yaitu soal no. 1, 2, 9, 23, 26, 27, 33 dan
35. 1 Soal yang daya pembedanya jelek yaitu nomor 10, sedangkan 7 soal yang
mempunyai daya pembeda sangat jelek yaitu nomor 12, 14, 16, 28, 29, 31 dan
2,86% soal yang mempunyai daya pembeda yang baik sekali, 51,43% soal yang
mempunyai daya pembeda baik, 22,86% soal yang mempunyai daya pembeda
cukup, 2,86% Soal yang daya pembedanya jelek, serta 20% soal yang
mempunyai daya pembeda sangat jelek. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat
Analisis data tahap akhir dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian dan
kebenarannya. Analisis data tahap akhir meliputi deskripsi data, uji persyaratan
a. Deskripsi data
Data hasil tes instrumen yang sudah terkumpul ditabulasikan dengan cara
1) Mean
x=
∑fx i i
∑f i
Keterangan:
2) Median
1 / 2 N − F
Me = b + p
f
Keterangan:
3) Modus
Modus atau nilai yang banyak diperoleh siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
b
Mo = b + p 1
b1 + b2
Keterangan:
NfiXi 2
s2 =
N ( N − 1)
Keterangan:
S2 = standar deviasi
Xi = tanda kelas
fi frekuensi yang sesuai
N = Σfi
(Sudjana, 1996: 95)
normal secara teoritik berjarak 6 SD dengan batas lulus = rerata ideal (Ngalim,
1990: 91). Untuk menghitung besarnya rerata ideal (Mi) dan simpangan baku
1
Mi = × nilai ideal tertinggi
2
1
SDi = × Mi
3
nilai ideal tertinggi 120 dan nilai ideal terendah 0, maka dapat ditentukan kriteria
sebagai berikut.
1
Mi = × 120 = 60
2
1
SDi = × 60 = 20
3
Batas lulus = Mi = 60
No Interval Kriteria
1 < Mi < 60 Kurang
2 Mi- Mi + 0,75 SDi 60 - 75 Cukup
3 Mi + 0,75 SDi - Mi + 1,5 SDi 76-89 Baik
4 > Mi + 1,5 SDi >90 Sangat baik
tidak normal maka dilakukan uji normalitas. Data variabel penelitian diuji
pada rangkaian listrik arus bolak-balik. Untuk menguji normalitas sampel dengan
menggunakan rumus uji Chi kuadrat. Adapun rumus yang digunakan adalah
k
(Oi − Ei ) 2
χ2 = ∑
i −1 Ei
Keterangan:
χ2 = harga chi kuadrat
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
signifikan 5%, maka data yang diperoleh berdistribusi normal (Sudjana, 1996:
273)
2) Uji homogenitas
penelitian dari titik tolak yang sama atau tidak sama. Uji homogenitas sampel
varians yang berdistribusi normal. Harga-harga yang perlu untuk uji bartlett
menggunakan rumus:
S2 = (Σ(n - 1) S12 /Σ(n2 - 1)) dan mencari harga satuan B = (log S i2 )Σ(ni - 1).
Sedangkan rumus uji Bartlett menggunakan statistik Chi -kuadrat sebagai
berikut:
Keterangan:
Dengan ln 10 = 2, 3026 disebut log asli dari bilangan 10. pada taraf nyata
α, hipotesis tidak teruji jika χ2 ≥ χ (21−α )( k −1) , dimana χ (21−α )( k −1) , didapat dari daftar
3) Uji linearitas
Untuk mengetahui data yang akan dianalisis memenuhi syarat linier, maka
data dianalisis linieritasnya terlebih dahulu. Jika hasil uji menunjukkan model
linier tidak cocok, maka data dianalisis dengan regresi non linier. Uji linieritas
menggunakan uji statisik F, dengan metode analisis varians dengan menggunakan
rumus:
2
S TC
Fhitung = 2
SE
Keterangan:
2 JK (TC )
S TC = dan
K −2
JK ( E )
S E2 =
N −k
Keterangan:
(Yi ) 2
JK (TC) = JK res – JK (E) dan JK (E) = ∑x Σ Yi −
n
Rangkuman rumus uji ANAVA untuk uji linieritas dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Rangkuman Rumus Uji ANAVA Untuk Uji Linieritas
JK ( E )
Kekeliruan N–k JK(E) S E2 =
N −k
c. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis meliputi: uji regresi satu predictor, uji independen dan
Y = a +bX, dengan
Keterangan
Xi = variabel bebas
Yi = variabel terikat
(Sudjana, 1996: 312 -315)
2) Uji independen
dengan rumus:
S 2 reg
F=
S 2 res
Keterangan:
F = analisis varians
S2reg = varians dari faktor regresi
S2res = varians dari faktor residu
(Sudjana, 1996: 332)
rumus:
( Σ Xi )( Σ Yi )
Σ XiYi −
S2reg = JK(b/a) = Jkreg = b N dan
JKres
S2res =
N −2
tabel 6.
Sumber Variasi dk JK KT F
Regresi (a) 1 (ΣYi ) 2
(ΣY1 ) 2
n n
2
S reg
Regresi (b/a) 1 JKreg = JK(b/a) 2 2
S reg = JK(b/a) S res
tidak teruji jika Fhitung ≥ F(1-α)(1, N-2), Ho teruji dalam hal yang lainnya (Sudjana,
1996: 332).
soal rangkaian listrik arus bolak-balik. sumbangan efektif (SE) dapat dihitung
Keterangan:
SE = sumbangan efektif
r2 = korelasi X dan Y
dengan rumus:
Keterangan:
N = jumlah responden
ΣX = jumlah skor variabel X
ΣY = jumlah skor variabel Y
ΣX2 = jumlah kuadrat skor variable X
Σ Y2 = jumlah kuadrat skor variabel Y
(Sudjana, 1999: 369)
Keterangan:
t = hasil uji t
r xy = koefisien korelasi antara X dan Y
n = Jumlah responden yang diteliti.
(Sudjana. 1996: 377)
dk = n –2, apabila t hitung >t tabel dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan
A. Deskripsi Data
82,09 dengan median 77,46, modus 82,83 dan standar deviasi 7,04 (lihat lampiran
19). Ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa pada materi bilangan kompleks
dalam kategori baik yaitu pada interval 76 < N <90. Dilihat dari standar
berkisar antara 61,29 sampai 93,55 dalam kategori cukup sampai kategori baik
Frekuensi
Interval
Absolut Relatif (%) Komulatif (%)
61.29 - 66.67 2 4 4
66.68 - 72.06 3 6 10
72.07 - 77.45 5 10 20
77.46 - 82.84 15 30 50
82.85 - 88.23 15 30 80
88.24 - 93.62 10 20 100
Jumlah 50 100
Frekuensi
10
8
6
4
2
0
63.98 69.37 74.76 80.15 85.54 90.93
Nilai
Gambar 9.
Grafik Histogram Sebaran nilai Penguasan Materi Bilangan Kompleks
kompleks digunakan rerata ideal sebagai kriteria bandingan seperti dijelaskan di Bab
III. rentangan skor yang ditetapkan adalah 0 –120. Hasil perhitungan menunjukkan
yang sangat baik pada interval nilai 90 < N < 100, 35 siswa (70%) mempunyai
penguasaan yang baik pada interval nilai 75 < N < 90 selebihnya hanya 5 siswa (10%)
pada interval nilai 60 < N < 75 dalam kategori cukup (lihat tabel 8).
10%
20%
< 60 Kurang
60 - 75 Cukup
76-89 Baik
>90 Sangat baik
70%
Gambar 10.
Grafik Tingkat Kecenderungan nilai Penguasan Materi
Bilangan Kompleks
dengan median 54,34, modus 60,51 dan standar deviasi 15,86 (lihat lampiran 20).
listrik arus bolak-balik dalam kategori cukup yaitu pada interval 60 < N < 75.
relatif menyebar yang berkisar antara 37,04 sampai 96,30 dalam kategori kurang
sampai kategori sangat baik. Pensebaran nilai dapat dilihat melalui tabel 9
berikut.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal -soal
rangkaian listrik arus bolak -balik
Frekuensi
Interval
Absolut Relatif (%) Komulatif (%)
37.03 - 46.91 7 14 14
46.92 - 56.80 9 18 32
56.81 - 66.69 12 24 56
66.70 - 76.58 7 14 70
76.59 - 86.47 9 18 88
86.48 - 96.36 6 12 100
Jumlah 50 100
14
12
10
Frekuensi
8
6
4
2
0
41.91 51,86 61.75 71.64 81.53 81.53
Nilai
Gambar 11.
Grafik Histogram Sebaran nilai Kemampuan
Menyelesaikan Soal -soal Rangkaian Listrik Arus Bolak -balik
menyelesaikan soal -soal rangkaian listrik arus bolak -balik pada mata diklat
penerapan konsep dasar listik dan elektronika (PKDLE) cenderung berkisar antara
soal rangkaian listrik arus bolak -balik, digunakan rerata ideal sebagai kriteria
(24%) dalam kategori cukup, 23 siswa (46%) dalam kategori kurang dan hanya 2
4%
Gambar 12.
Grafik Tingkat Kecenderungan nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal -soal
Rangkaian Listrik Arus Bolak -balik
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi Bilangan Kompleks dan
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal -soal Rangkaian Listrik Arus
Bolak-balik
Frekuensi 5 5
Cukup
Prosentase 100% 100%
Frekuensi 18 9 7 1 35
Baik
Prosentase 51,4% 25,7% 20% 2,9% 100%
Frekuensi 3 6 1 10
Sangat baik
Prosentase 30% 60% 10% 100%
Frekuensi 23 12 13 2 50
Total
Prosentase 46% 24% 26% 4% 100%
Dilihat dari hubungan nilai -nilai siswa dalam menguasai pokok bahasan
arus bolak -balik pada tabel 11, ternyata dari 5 siswa yang mempu nyai
dalam kategori cukup, 20% dalam kategori baik dan hanya 2,9% dalam kategori
kompleks dalam kategori sangat baik, ternyata 60% mapu menyelesaikan soal-
soal rangkaian listrik arus bolak-balik dengan baik, selebihnya 30% dalam
kategori cukup dan hanya 10% dengan kempuan yang sangat baik. Data ini
balik dengan baik diperlukan penguasaan yang sangat baik pada materi bilangan
kompleks. Untuk mengetahui pengaruhnya dapat dilihat dari hasil analisis data
B. Analisis Data
listrik arus bolak-balik pada siswa kelas I program keahlian teknik listrik industri
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji chi kuadrat,
dengan banyak kelas interval 6. Pada taraf signifikansi 5%, dengan dk = k-3 = 6-
3 = 3, diperoleh chi kuadrat tabel sebesar 7,81, sehingga data terdistribusi normal
apabila diperoleh nilai chi kuadrat dari perhitungan kurang dari 7,81.
Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data, seperti tersaji pada tabel 12.
Kemampuan menyelesaikan
Penguasan materi
No Sumber variasi soal-soal rangkaian listrik
bilangan kompleks
arus bolak-balik
2 dk 3 3
5,9696. Kedua nilai perhitungan tersebut kurang dari chi kuadrat tabel, yang
berarti secara nyata data dari kedua variabel tersebut terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Homogenitas data dapat dilihat dari hasil uji bartlet. Dalam pengujian
tersebut apabila diperoleh nilai χ2 hitung < χ2 tabel dapat disimpulkan bahwa data
tabel 13.
Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas Data
Berdasarkan hasil uji Bartlet diperoleh chi kuadrat hitung sebesar 13,919
kurang dari chi kudrat tabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk =8 yaitu 15,51,
c. Uji Linieritas
Uji linieritas garis regresi yang diperoleh, diuji menggunakan test Fisher
(Uji F). Apabila hasil pengujian kurang dari F tabel, dapat disimpulkan bahwa
garis regresi bersifat linier. Hasil uji kelinieran tersebut diperoleh Fhitung sebesar
0,337 < Ftabel=2,243 dengan dk (7:41) pada taraf signifikansi 5%, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diperoleh secara nyata berbentuk
a. Koefisien Korelasi
uji t dan diperoleh t hitung sebesar 6,073. Pada taraf signifikansi 5% dan dk = 48
diperoleh ttabel = 2,01. Tampak bahwa thitung > t tabel, yang berarti secara nyata ada
siswa kelas I program keahlian teknik listrik industri bidang keahlian teknik
b. Model Regresi
regresi:
Y = a +bX
Y = –56,246 + 1,478X
Dari persamaan di atas diketahui bahwa koefisien regresi a = -56,246. Jadi
untuk X=0 maka Y≠0 dan hasilnya negatif, artinya untuk masing-masing harga Y
tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh X, tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi
Y. Berarti selain penguasaan materi bilangan kompleks masih ada faktor lain
bolak-balik.
regresi b bernilai positif berarti setiap terjadi kenaikan satu nilai pada penguasan
apabila diperoleh Fhitung > Ftabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikansi 5%, maka
a. Uji independent
Ftabel (4,043) dengan dk (1:48) dan taraf signifikansi 5%, sehingga hipotesis yang
siswa kelas I program keahlian teknik listrik industri bidang keahlian teknik
terikat. Hasil analisis data seperti pada lampiran diperoleh sumbangan efektif
pada siswa kelas I program keahlian teknik listrik industri bidang keahlian teknik
selebihnya 56,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model regresi ini.
C. Pembahasan
program keahlian teknik listrik industri bidang keahlian teknik elektro di SMKN
82,09 dan 65,71. Dari kriteria penilaian SMK nilai rata-rata penguasaan materi
soal-soal rangkaian listrik arus bolak-balik termasuk dalam kriteria cukup. Jadi
nilai rata-rata penguasaan materi bilangan kompleks pada siswa kelas 1 program
yang baik ini berarti sebagian besar siswa telah menguasai materi bilangan
kompleks dengan baik dan benar. Sedangkan nilai rata-rata kemampuan siswa
kelas 1 program keahlian teknik listrik industri bidang keahlian teknik elektro di
Dalam kriteria yang cukup ini berarti ada materi tertentu yang sebagian besar
siswa telah menguasai dengan baik dan benar dan sebagian siswa ada yang tidak
menguasai dengan baik dan benar. Data ini menunjukkan bahwa untuk
(pada taraf signifikan 5% dan dk 1:48). Jadi hipotesis dinyatakan “Ada pengaruh
soal rangkaian listrik arus bolak-balik pada siswa kelas 1 program keahlian teknik
kompleks dengan rangkaian listrik arus bolak -balik, yaitu terletak pada
penyelesaian soal -soal rangkaian listrik arus bolak -balik yang dapat
rektangular dan dari bentuk rektangular ke bentuk polar dan operasi perhitungan
Rangkaian listrik arus bolak -balik merupakan salah satu pokok bahasan
yang diajarkan di SMK kelas 1 program keahlian teknik listrik industri bidang
keahlian teknik elektro pada mata diklat P enerapan Konsep Dasar Listrik dan
aljabar vektor atau dalam listrik arus bolak -balik dikenal dengan phasor, dimana
pada konsep phasor akan menerapkan sistem bilangan kompleks yang secara
sinusoida pada rangkaian listrik arus bolak-balik akan menghasilkan metode yang
lebih sederhana jika dibandingkan dengan penggunaan kuantitas riil. Hal ini
fungsi cosinus itu sendiri adalah salah satu suku pembentuk bilangan kompleks,
tepatnya suku bilangan kompleks pada bagian riil (Zainudin Zukhri, 2000: 116).
rangkaian listrik arus bolak-balik, perhitungan akan jauh lebih cepat dikerjakan.
listrik arus bolak-balik, hubungan arus dan tegangan listrik selalu dinyatakan
permasalahan pada rangkaian listrik arus bolak-balik. Faktor lain yang besar
pada analisis rangkaian listrik arus bolak-balik tersebut di luar materi bilangan
matematika.
D. Keterbatasan Penelitian
arus bolak-balik pada siswa kelas 1 program keahlian teknik listrik industri
A. Simpulan
berikut:
program keahlian teknik listrik industri bidang keahlian teknik elektro SMKN
arus bolak balik dipengaruhi faktor lain di luar model regresi ini.
B. Saran
Muhammad & Susanto. 2000. Diktat Soal dan Penyelesaian Arus Bolak-balik I.
Jakarta: Delta Teknik Group.
Nana Sudjana. 1989 Cara Belajar Siswa Aktif dalam Belajar Mengajar.
Bandung: IKIP Bandung.
Rosa, G. dkk. 1995. Matematika Modul 3 Vektor dan Phasor. Bandung: Pusat
Pengembangan Guru Teknologi
Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Keterangan:
Tdk = Tidak
Nama siswa yang terambil dijadikan sampel penelitian sedangkan nama siswa yang tidak
terambil dijadikan subyek ujicoba penelitian
DAFTAR NAMA SISWA YANG DIJADIKAN SUBYEK UJICOBA
INSTRUMEN PENELITIAN
No Nama Kode
1 Agus Winarti UC-01
2 Fhaisol Amin UC-02
3 Faris Nur Widianto UC-03
4 Hasan Rofii UC-04
5 Khoirudin UC-05
6 Lilik Darmanto UC-06
7 M. Suryanto UC-07
8 Reza Nur Rusyid UC-08
9 Seto Rudin UC-09
10 Agung Nade K. UC-10
11 Cholid Anwar UC-11
12 Edho Radiana A. UC-12
13 Feri Ardian UC-13
14 Feryawan Bagus W. UC-14
15 Ibnu Arzis Kurnia UC-15
16 Isnandar Setyono UC-16
17 M. Muchlisin UC-17
18 Netty Setyorini UC-18
19 Rochmat Nursyamsi UC-19
20 Wimpy Ristanto UC-20
DAFTAR NAMA SISWA YANG DIJADIKAN
SAMPEL PENELITIAN
No Soal
No Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 UC-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
6 UC-03 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
7 UC-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 UC-20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 UC-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
10 UC-15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 UC-17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 UC-04 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
13 UC-19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
14 UC-05 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
15 UC-08 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
16 UC-11 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
17 UC-16 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
18 UC-07 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
19 UC-12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
20 UC-09 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
Jumlah 14 15 15 9 18 14 14 14 16 12 17 18 17 16
Mp 31,93 31,73 31,60 34,33 28,83 32,57 32,21 31,93 30,63 31,83 29,71 28,06 29,47 30,00
Mt 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90
p 0,70 0,75 0,75 0,45 0,90 0,70 0,70 0,70 0,80 0,60 0,85 0,90 0,85 0,80
Validitas
q 0,30 0,25 0,25 0,55 0,10 0,30 0,30 0,30 0,20 0,40 0,15 0,10 0,15 0,20
pq 0,2100 0,1875 0,1875 0,2475 0,0900 0,2100 0,2100 0,2100 0,1600 0,2400 0,1275 0,0900 0,1275 0,1600
St 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48
rpbis 0,726 0,783 0,756 0,686 0,330 0,842 0,777 0,726 0,643 0,568 0,507 0,055 0,441 0,495
rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Kriteria Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid
Daya Pembeda
JBA 10 10 10 7 10 10 10 10 10 8 10 9 10 10
JBB 4 5 5 2 8 4 4 4 6 4 7 9 7 6
JSA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JSB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
DP 0,60 0,50 0,50 0,50 0,20 0,60 0,60 0,60 0,40 0,40 0,30 0,00 0,30 0,40
Kriteria Baik Baik Baik Baik Jelek Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup
JBA +
Kesukaran
JBB 14 15 15 9 18 14 14 14 16 12 17 18 17 16
Tingkat
JSA+
JSB 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
IK 0,70 0,75 0,75 0,45 0,90 0,70 0,70 0,70 0,80 0,60 0,85 0,90 0,85 0,80
Kriteria Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah
Kriteria soal Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai
No Soal
No Kode
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 UC-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 UC-13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
3 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
4 UC-01 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 UC-03 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 UC-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
8 UC-20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
9 UC-10 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
10 UC-15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
11 UC-17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
12 UC-04 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 UC-19 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0
14 UC-05 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
15 UC-08 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
16 UC-11 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0
17 UC-16 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
18 UC-07 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
19 UC-12 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
20 UC-09 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
Jumlah 16 15 15 15 11 16 19 16 14 16 17 16 19 11
Mp 30,38 29,93 31,60 31,13 32,36 30,31 27,37 30,88 30,93 30,25 29,71 26,94 28,32 31,82
Mt 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90
p 0,80 0,75 0,75 0,75 0,55 0,80 0,95 0,80 0,70 0,80 0,85 0,80 0,95 0,55
Validitas
q 0,20 0,25 0,25 0,25 0,45 0,20 0,05 0,20 0,30 0,20 0,15 0,20 0,05 0,45
pq 0,1600 0,1875 0,1875 0,1875 0,2475 0,1600 0,0475 0,1600 0,2100 0,1600 0,1275 0,1600 0,0475 0,2475
St 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48
rpbis 0,584 0,415 0,756 0,661 0,582 0,569 -0,273 0,702 0,546 0,554 0,507 -0,227 0,214 0,511
rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Kriteria Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid
Daya Pembeda
JBA 10 9 10 10 8 10 9 10 9 10 10 7 10 8
JBB 6 6 5 5 3 6 10 6 5 6 7 9 9 3
JSA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JSB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
DP 0,40 0,30 0,50 0,50 0,50 0,40 -0,10 0,40 0,40 0,40 0,30 -0,20 0,10 0,50
Kriteria Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Sangat jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat jelek Jelek Baik
JBA +
Kesukaran
JBB 16 15 15 15 11 16 19 16 14 16 17 16 19 11
Tingkat
JSA+
JSB 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
IK 0,80 0,75 0,75 0,75 0,55 0,80 0,95 0,80 0,70 0,80 0,85 0,80 0,95 0,55
Kriteria Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang
Kriteria soal Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai
No
2
No Kode Soal No Soal Y Y
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 UC-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40 1600
2 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 38 1444
3 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 38 1444
4 UC-01 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 36 1296
5 UC-06 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 36 1296
6 UC-03 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 33 1089
7 UC-14 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 33 1089
8 UC-20 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 33 1089
9 UC-10 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 32 1024
10 UC-15 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 32 1024
11 UC-17 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 32 1024
12 UC-04 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 29 841
13 UC-19 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 24 576
14 UC-05 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 20 400
15 UC-08 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 20 400
16 UC-11 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 20 400
17 UC-16 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 18 324
18 UC-07 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 15 225
19 UC-12 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 15 225
20 UC-09 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 14 196
Jumlah 19 14 5 11 16 17 9 7 8 6 7 14 558 17006
Mp 27,84 30,93 36,80 31,45 27,75 30,06 33,56 34,29 27,63 34,17 34,86 30,93
Mt 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90 27,90
p 0,95 0,70 0,25 0,55 0,80 0,85 0,45 0,35 0,40 0,30 0,35 0,70
Validitas
q 0,05 0,30 0,75 0,45 0,20 0,15 0,55 0,65 0,60 0,70 0,65 0,30
pq 0,0475 0,2100 0,1875 0,2475 0,1600 0,1275 0,2475 0,2275 0,2400 0,2100 0,2275 0,2100
St 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48
rpbis -0,030 0,546 0,606 0,463 -0,035 0,606 0,603 0,553 -0,026 0,484 0,602 0,546
rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Kriteria Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
JBA 10 9 5 7 8 10 7 6 5 5 6 9
Daya Pembeda
JBB 9 5 0 4 8 7 2 1 3 1 1 5
JSA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JSB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
DP 0,10 0,40 0,50 0,30 0,00 0,30 0,50 0,50 0,20 0,40 0,50 0,40
Kriteria Cukup Jelek Cukup Baik Cukup Jelek Cukup Baik Baik Jelek Cukup Baik Cukup
JBA +
JBB 19 14 5 11 16 17 9 7 8 6 7 14
Kesukaran
Tingkat
JSA+
JSB 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 k = 40
IK 0,95 0,70 0,25 0,55 0,80 0,85 0,45 0,35 0,40 0,30 0,35 0,70 M = 27,9000
Kriteri a Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Vt = 71,8900
Kriteria soal Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai r11 = 0,9052
Perhitungan Validitas Butir
Instrumen Penguasaan Materi Bilangan Kompleks
Rumus
Mp − Mt p
rpbis =
St q
Keterangan:
Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt = Rata-rata skor total
St = Standart deviasi skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria
Apabila r pbis > r tabel , maka butir soal valid.
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Butir soal Skor 2
No Kode Y XY
no 1 (X) Total (Y)
1 UC-18 1 40 1600 40
2 UC-13 1 38 1444 38
3 UC-02 1 38 1444 38
4 UC-01 1 36 1296 36
5 UC-06 1 36 1296 36
6 UC-03 1 33 1089 33
7 UC-14 1 33 1089 33
8 UC-20 1 33 1089 33
9 UC-10 1 32 1024 32
10 UC-15 1 32 1024 32
11 UC-17 1 32 1024 32
12 UC-04 0 29 841 0
13 UC-19 1 24 576 24
14 UC-05 1 20 400 20
15 UC-08 0 20 400 0
16 UC-11 1 20 400 20
17 UC-16 0 18 324 0
18 UC-07 0 15 225 0
19 UC-12 0 15 225 0
20 UC-09 0 14 196 0
Jumlah 14 558 17006 447
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:
q = 1 p = 1 0,70 = 0,30
2
558
17006
20
St = = 8,48
20
Rumus
JB A + JB B
IK =
JS A + JS B
Keterangan:
IK : Indeks kesukaran
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
Interval IK Kriteria
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK < 0,30 Sukar
0,30 < IK < 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
10 + 4
IK =
20
= 0,70
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran
yang sedang
Perhitungan Daya Pembeda Soal Materi Bilangan Kompleks
Rumus
JB − JB
DP = A B
JS A
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
JB A : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JB B : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JS A : Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria
Interval DP Kriteria
DP < 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang s a m a , dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
10 4
DP =
10
= 0,60
Rumus:
k M(k - M)
r11 = 1 -
k - 1 k Vt
Keterangan:
k : Banyaknya butir soal
M : Rata-rata skor total
Vt : Varians total
Kriteria
Apabila r 11 > r tabel , maka instrumen tersebut reliabel.
ΣY 558
M = = = 27,90
N 20
40 27,90 40 27,90
r11 = 1
40 1 40 x 71,890
= 0,905
No Soal
No Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
2 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
4 UC-08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 UC-07 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
6 UC-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
7 UC-10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
8 UC-05 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
9 UC-11 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0
10 UC-09 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1
11 UC-06 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
12 UC-15 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
13 UC-19 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
14 UC-13 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
15 UC-14 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1
16 UC-17 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
17 UC-18 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
18 UC-20 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
19 UC-12 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0
20 UC-16 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
Jumlah 16 16 15 12 11 9 9 9 14 18 9 9 8 12
Mp 21,31 21,19 21,60 22,67 23,09 25,67 24,67 24,00 21,43 19,39 26,22 18,56 23,75 18,08
Mt 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95
p 0,80 0,80 0,75 0,60 0,55 0,45 0,45 0,45 0,70 0,90 0,45 0,45 0,40 0,60
Validitas
q 0,20 0,20 0,25 0,40 0,45 0,55 0,55 0,55 0,30 0,10 0,55 0,55 0,60 0,40
pq 0,1600 0,1600 0,1875 0,2400 0,2475 0,2475 0,2475 0,2475 0,2100 0,0900 0,2475 0,2475 0,2400 0,2400
St 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47
rpbis 0,632 0,599 0,614 0,609 0,613 0,813 0,692 0,611 0,507 0,176 0,880 -0,048 0,524 -0,142
rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak
JBA 10 10 10 9 9 8 8 8 9 9 9 4 7 5
Daya Pembeda
JBB 6 6 5 3 2 1 1 1 5 9 0 5 1 7
JSA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JSB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
DP 0,40 0,40 0,50 0,60 0,70 0,70 0,70 0,70 0,40 0,00 0,90 -0,10 0,60 -0,20
Sangat Sangat
Kriteria Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Jelek Baik sekali jelek Baik jelek
JBA +
Kesukaran
JBB 16 16 15 12 11 9 9 9 14 18 9 9 8 12
Tingkat
JSA+
JSB 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
IK 0,80 0,80 0,75 0,60 0,55 0,45 0,45 0,45 0,70 0,90 0,45 0,45 0,40 0,60
Kriteria Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang
Kriteria soal Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang
No Soal
No Kode
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 UC-02 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3 UC-03 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
4 UC-08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
5 UC-07 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
6 UC-04 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
7 UC-10 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
8 UC-05 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
9 UC-11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
10 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
11 UC-06 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0
12 UC-15 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
13 UC-19 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0
14 UC-13 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0
15 UC-14 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
16 UC-17 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
17 UC-18 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
18 UC-20 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
19 UC-12 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
20 UC-16 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
Jumlah 8 17 7 9 11 11 11 13 14 13 13 16 16 1
Mp 25,25 18,76 26,00 25,33 22,82 22,45 23,64 22,92 21,57 22,15 22,85 21,25 21,06 8,00
Mt 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95
p 0,40 0,85 0,35 0,45 0,55 0,55 0,55 0,65 0,70 0,65 0,65 0,80 0,80 0,05
Validitas
q 0,60 0,15 0,65 0,55 0,45 0,45 0,45 0,35 0,30 0,35 0,35 0,20 0,20 0,95
pq 0,2400 0,1275 0,2275 0,2475 0,2475 0,2475 0,2475 0,2275 0,2100 0,2275 0,2275 0,1600 0,1600 0,0475
St 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47 7,47
rpbis 0,688 -0,059 0,692 0,773 0,572 0,518 0,693 0,725 0,536 0,584 0,710 0,616 0,565 -0,336
rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Kriteria Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak
JBA 7 8 7 8 8 8 9 10 9 9 9 10 10 0
Daya Pembeda
JBB 1 9 0 1 3 3 2 3 5 4 4 6 6 1
JSA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JSB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
DP 0,60 -0,10 0,70 0,70 0,50 0,50 0,70 0,70 0,40 0,50 0,50 0,40 0,40 -0,10
Sangat Sangat
Kriteria Baik jelek Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Cukup jelek
JBA +
Kesukaran
JBB 8 17 7 9 11 11 11 13 14 13 13 16 16 1
Tingkat
JSA+
JSB 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
IK 0,40 0,85 0,35 0,45 0,55 0,55 0,55 0,65 0,70 0,65 0,65 0,80 0,80 0,05
Kriteria Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sukar
Kriteria soal Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang
No Soal
No Kode Y Y2
29 30 31 32 33 34 35
1 UC-01 0 1 0 0 1 1 1 28 784
2 UC-02 0 1 0 0 1 1 1 29 841
3 UC-03 0 1 0 0 1 0 1 28 784
4 UC-08 0 1 1 0 1 1 1 31 961
5 UC-07 0 1 1 0 1 0 1 26 676
6 UC-04 0 1 0 0 0 1 1 24 576
7 UC-10 0 1 0 0 0 0 1 25 625
8 UC-05 0 1 0 0 0 1 1 23 529
9 UC-11 0 1 0 0 0 1 0 22 484
10 UC-09 0 1 0 0 0 0 0 22 484
11 UC-06 0 1 0 0 0 0 1 17 289
12 UC-15 0 1 0 0 0 0 1 17 289
13 UC-19 0 1 1 0 0 0 1 15 225
14 UC-13 0 1 0 0 0 0 1 12 144
15 UC-14 1 0 1 0 0 0 0 11 121
16 UC-17 0 1 1 0 0 0 0 11 121
17 UC-18 1 0 0 1 1 0 0 8 64
18 UC-20 0 0 1 0 0 0 1 10 100
19 UC-12 1 0 0 0 0 0 0 11 121
20 UC-16 1 0 0 1 0 0 0 9 81
Jumlah 4 15 6 2 6 6 13 379 8299
Mp 9,75 22,00 17,33 8,50 25,00 26,17 21,92
Mt 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95 18,95
p 0,20 0,75 0,30 0,10 0,30 0,30 0,65
Validitas
JBA 0 10 2 0 5 6 8
JBB 4 5 4 2 1 0 5
JSA 10 10 10 10 10 10 10
JSB 10 10 10 10 10 10 10
DP -0,40 0,50 -0,20 -0,20 0,40 0,60 0,30
Kriteria Sangat jelek Baik Sangat jelek Sangat jelek Cukup Baik Cukup
JBA +
Kesukaran
JBB 4 15 6 2 6 6 13
Tingkat
JSA+
JSB 20 20 20 20 20 20 20 k = 35
IK 0,20 0,75 0,30 0,10 0,30 0,30 0,65 M = 18,9500
Kriteria Sukar Mudah Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Vt = 55,8475
Kriteria soal Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai r11 = 0,8692
Perhitungan Validitas Butir Rangkaian Listrik Arus Bolak-Balik
Rumus
Mp −Mt p
r pbis =
St q
Keterangan:
Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt = Rata-rata skor total
St = Standart deviasi skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria
Apabila r pbis > r tabel , maka butir soal valid.
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk
butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh
seperti pada tabel analisis butir soal.
Butir soal Skor Total
No Kode Y2 XY
no 1 (X) (Y)
1 UC-01 1 28 784 28
2 UC-02 1 29 841 29
3 UC-03 1 28 784 28
4 UC-08 1 31 961 31
5 UC-07 1 26 676 26
6 UC-04 1 24 576 24
7 UC-10 1 25 625 25
8 UC-05 1 23 529 23
9 UC-11 1 22 484 22
10 UC-09 1 22 484 22
11 UC-06 1 17 289 17
12 UC-15 1 17 289 17
13 UC-19 1 15 225 15
14 UC-13 1 12 144 12
15 UC-14 0 11 121 0
16 UC-17 1 11 121 11
17 UC-18 0 8 64 0
18 UC-20 0 10 100 0
19 UC-12 1 11 121 11
20 UC-16 0 9 81 0
Jumlah 16 379 8299 341
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:
q = 1 p = 1 0,80 = 0,20
2
379
8299
20
St = = 7,47
20
Rumus
JB A + JB B
IK =
JS A + JS B
Keterangan:
IK : Indeks kesukaran
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
Interval IK Kriteria
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK < 0,30 Sukar
0,30 < IK < 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
10 + 6
IK =
20
= 0,80
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran
yang mudah
Perhitungan Daya Pembeda Soal Rangkaian Listrik Arus
Bolak-Balik
Rumus
JB A − JB B
DP =
JS A
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria
Interval DP Kriteria
DP < 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
10 6
DP =
10
= 0,40
Rumus:
k M(k - M)
r11 = 1 -
k - 1 k Vt
Keterangan:
k : Banyaknya butir soal
M : Rata-rata skor total
Vt : Varians total
Kriteria
Apabila r 11 > r tabel , maka instrumen tersebut reliabel.
ΣY 379
M = = = 18,95
N 20
40 18,95 40 18,95
r11 = 1
40 1 40 x 55,848
= 0,842
PENGETAHUAN
APLIKASI DARI
PEMAHAMAN
PEMAHAMAN
JMLH
NO MATERI BILANGAN
14 12, 15 16, 5
3. Siswa dapat mengubah
13
bilangan kompleks dari
bentuk polar ke bentuk
rektangular.
Jumlah Soal 3 0 12 8 15 2 40
37,5%
7,5%
100%
30%
20%
0%
5%
Persentase
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
Kampus Sekaran – GunungPati Semarang 50229
TES PENELITIAN
PETUNJUK:
1. Jumlah soal sebanyak 40 butir terdiri dari soal obyektif.
2. Tulislah nama, kelas, jurusan, dan nomor absen anda pada tempat yang telah
disediakan.
3. Cara menjawab soal dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu huruf a,
b, c, atau d yang dianggap benar pada lembar jawaban yang telah disediakan.
4. jika terjadi kesalahan dan Anda ingin melakukan pembetulan berilah tanda
“=” pada huruf pilihan Anda yang salah, kemudian silanglah pada huruf yang
benar.
5. Laporkan pada pengawas jika terdapat tulisan yang kurang jelas atau rusak.
6. Sebelum hasil pekerjaan diserahkan kepada pengawas teliti kembali pekerjaan
Anda tersebut.
SELAMAT MENGERJAKAN
1. Apabila a adalah bilangan real dan b adalah bilangan imajiner, maka penulisan
a. a + jb c. a + b
b. ja + b d. ja + jb
a. -a c. θ
b. j d. r
a. –1 c. 1
b. −1 d. 1
a. -1 c. 1
b. –j d. j
y
5. A (-3, 4)
Apabila x = -3 dan y = 4 atau titik A (-3, 4) seperti
4
a. Â = 4 – j3 c. Â = 3 – j4
b. Â = 4 + j3 d. Â = –3 + j4
6. Dalam bentuk polar, bilangan kompleks  = a + jb dapat dinyatakan…..
a
a. Aˆ = a 2 + b 2 ∠ tan −1
b
a
b. Aˆ = a 2 − b2 ∠ tan −1
b
b
c. Aˆ = a 2 − b 2 ∠ tan −1
a
b
d. Aˆ = a 2 + b2 ∠ tan −1
a
y
7. Diketahui sebuah diagram cartesius seperti
A (a + jb)
adalah…..
b a
a. θ = arc tg c. θ = arc tg
a b
b a
b. θ = tg d. θ = tg
a b
a. Â = 12,25∠45°
b. Â = 12,25∠-45°
c. Â = 83,66 ∠-45°
d. Â = 83,66∠45°
y
9. Diketahui bilangan kompleks pada titik  = 4 + j3
A (4 + j3)
r adalah…..
θ x
a. |r | = 42 + 32 c. |r | = 4+3
b. |r | = 42 − (3) 2 d. |r | = 32 − ( 4) 2
10. Bentuk kompleks  = 12√3 – j12 akan mempunyai bentuk polar yang
nilainya…..
a. Â = 5∠ -53,13° c. Â = 12 ∠ -53,13°
b. Â = 5∠ 53,13° d. Â = 12 ∠53,13°
adalah…..
adalah…..
r
-1
a. b = tan θ ο c. b = r cos θ°
θο
b. b = r sin θ° -1
d. b = tan r
14. Diketahui bilangan polar  = r∠θ°, akan diubah menjadi bilangan kompleks
16. Diketahui r = 10 dengan sudut θ = 135° yang terletak pada diagram cartesius
b. Ĉ = (a1 + b 2) + j (a 2 + b 1) d. Ĉ = (a 2 + b 2) + j (a 1 + b 1)
a. Ĉ = 2 + j4 c. Ĉ = -2 + j4
b. Ĉ = -8 + j8 d. Ĉ = 8 + j8
19. Hasil penjumlahan fasor bentuk bilangan kompleks dari dua fasor bentuk
fasor Ĉ adalah…..
b. Ĉ = (a2 +a 1) + j (b 2 – b1)
c. Ĉ = (a 2 + a 1) - j (b2 – b1)
23. Bilangan phasor  adalah hasil pengurangan dari bilangan polar 6 ∠ 30°-
24. Diketahui dua phasor bilangan kompleks  = (m1 + jn 1) dan B̂ = (m2 + jn2).
a. B̂ - Â = 5 – j10, 86
b. B̂ - Â = -5 – j10, 86
c. B̂ - Â = 10 + j6,46
d. B̂ - Â = -10 + j6,46
kompleks B̂ = 2 + j3. Jika nilai phasor Ĉ adalah hasil kali dari  dan B̂ ,
a. Ĉ = 2 + j1 c. Ĉ = –6 + j17
b. Ĉ = –2 + j17 d. Ĉ = 6 – j1
a. Ĉ = 8∠20° c. Ĉ = 12∠100°
b. Ĉ = 8∠100° d. Ĉ = 12∠20°
30. Hasil kali dalam bentuk polar dari phasor bilangan kompleks  = 5 + j3,2 dan
a. Ĉ = 5,9∠-62,6° c. Ĉ = -5,9∠62,6°
b. Ĉ = 5,9∠62,6° d. Ĉ = -5,9∠-62,6°
 a1 + jb1
31. Cara pembagian dua phasor bilangan kompleks = adalah…..
B̂ a 2 + jb 2
Â
Hasil bagi dari bilangan kompleks adalah……
B̂
 Â
a. = 1,2 + j2,6 c. =–1,2 – j2,6
B̂ B̂
 Â
b. =1,2 – j2,6 d. =–1,2 + j2,6
B̂ B̂
Â
dalam bentuk polar adalah …..
B̂
 Â
a. = 2,7 ∠ 38,2° c. = 5,38 ∠ 38,2°
B̂ B̂
 Â
b. = 5,38 ∠ 8,2° d. = 2,7 ∠ 8,2°
B̂ B̂
35. Diketahui dua phasor bilangan  = a 1 - jb 1 dan B̂ = -a2 + jb 2. Maka
a. Â + B̂ = (a 2 – a1) + j (b 2 – b1)
b. Â + B̂ = (a 2 – a1) + j (b 1 – b2)
c. Â + B̂ = (a 1 – a2) + j (b 2 – b1)
d. Â + B̂ = (a 1 – a 2) + j (b 1 – b2)
a. Ĉ = (a 2 – a1) + j (b 2 + b 1)
b. Ĉ = (a 2 – a 1) + j (b 1 – b2)
c. Ĉ = (a 1 – a2) - j (b 2 – b1)
d. Ĉ = (a 1 + a 2) - j (b 1 + b 2)
a. Ĉ = (r 1 : r 2) ∠ θ° c. Ĉ = (r 1 : r 2)
∠ (θ° - θ°)
38. Diketahui phasor bilangan kompleks  = a 1 + jb 1 dan phasor bilangan
kompleks B̂ = a 2 – jb2, jika nilai phasor Ĉ adalah hasil kali dari dua phasor
39. Nilai phasor bilangan Ĉ adalah hasil pembagian dari phasor bilangan
B̂ =2∠30°, .jika nilai phasor Ĉ adalah hasil bagi dari  dibagi B̂ , maka nilai
OBYEKTIF
PEMAHAMAN
APLIKASI
DARI
MATERI RANGKAIAN
JML
No LISTRIK ARUS BOLAK-
dipakai yang
dibuang
2. Siswa dapat menghitung 8, 9, 11, 13, 15, 17, 10, 12, 14, 16
impedansi, tegangan total, arus, 18, 19, 20, 21, 22, 16,
3. Siswa dapat menghitung 24, 25, 26, 27, 30, 28, 29, 31, 11
impedansi, arus, admitansi, 33, 34 32
RLC.
JUMLAH SOAL 27 8 35
TES PENELITIAN
PETUNJUK:
1. Jumlah soal sebanyak 35 butir terdiri dari soal obyektif.
2. Tulislah nama, kelas, jurusan, dan nomor absen anda pada tempat yang telah
disediakan.
3. Cara menjawab soal dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu huruf a,
b, c, atau d yang dianggap benar pada lembar jawaban yang telah disediakan.
4. jika terjadi kesalahan dan Anda ingin melakukan pembetulan berilah tanda
“=” pada huruf pilihan Anda yang salah, kemudian silanglah pada huruf yang
benar.
5. Laporkan pada pengawas jika terdapat tulisan yang kurang jelas atau rusak.
6. Sebelum hasil pekerjaan diserahkan kepada pengawas teliti kembali pekerjaan
Anda tersebut.
7. Setelah pekerjaan selesai, kumpulkan lembar soal dan lembar jawaban anda
kepada pengawas
SELAMAT MENGERJAKAN
1. Suatu rangkaian listrik arus bolak-balik dengan beban hambatan 15 ohm diberi
2. Pada soal no. 1, besarnya arus yang melewati hambatan dalam bentuk polar
adalah…..
yang dihubungkan secara seri. Jika arus sumber nilainya 2 + j2,2 A dan pada
kompleks adalah…..
10. Besarnya tegangan yang diberikan pada rangkaian soal no. 8 adalah…..
13. Dalam bentuk bilangan kompleks besarnya admitansi rangkaian pada soal
nomor 8 adalah…
adalah…..
a. Ẑ = 40 ∠ 0º ohm c. Ẑ = 6 ∠ 0º ohm
15. Arus rangkaian dalam bentuk bilangan polar pada rangkaian soal no. 14
adalah…..
a. Ι̂ = 0,25∠-53,13° A c. Ι̂ = 4∠53,13° A
b. Ι̂ = 4∠-53,13° A d. Ι̂ = 0,25∠53,13° A
Reaktansi induktif (XL) 4 ohm, dan reaktansi kapasitif (XC) 0,1 ohm dipasang
secara seri diberi pasokan tegangan 40∠5°. Besarnya Impedansi total pada
19. Bentuk polar admitansi rangkaian listrik bolak-balik soal nomor 18 adalah…..
20. Besarnya arus yang melalui rangkaian listrik arus bolak-balik pada soal no.18
a. Ι̂ = 3,72∠26,3° A c. Ι̂ = 3,72∠16,3° ° A
b. Ι̂ = 3,72∠-26,3° A d. Ι̂ = 3,72∠-16,3° ° A
21. Besarnya daya reaktif pada rangkaian listrik arus bolak-balik soal nomor 18
adalah…..
adalah…..
23. Besarnya faktor daya pada rangkaian listrik arus bolak-balik soal nomor 18
adalah…..
25. Bentuk kompleks impedansi total rangkaian gambar soal nomor 24 adalah….
a. Ĝ = 0,3∠-90° S c. Ĝ = 0,4∠-90° S
b. Ĝ = 0,3∠0° S d. Ĝ = 0,4∠0° S
27. Besarnya susceptansi pada rangkaian listrik arus bolak-balik soal nomor 24
a. B̂ = 0,3∠-90° S c. B̂ = 0,4∠-90° S
b. B̂ = 0,3∠0° S d. B̂ = 0,4∠0° S
28. Besarnya Arus yang melalui induktor pada rangkaian listrik arus bolak-balik
a. Ι̂ L= 6∠53,3° A c. Ι̂ L= 6∠-53,3A
b. Ι̂ L= 8∠-36,7° A d. Ι̂ L= 8∠36,7° A
29. Besarnya arus total pada rangkaian listrik arus bolak-balik soal nomor 24
a. Ι̂ T= 10,2∠10° A c. Ι̂ T= 10∠10,2° A
b. Ι̂ T = 10,2∠-10° A d. Ι̂ T= 10∠-10,2° A
30. Besarnya daya semu pada rangkaian listrik arus bolak-balik soal nomor 24
adalah…..
31. Rangkaian listrik arus bolak-balik terdiri dari tahanan 2 ohm dan kapasitor
750 µF dihubungkan seri kemudian diberi tegangan sumber dan mengalirkan
32. Besarnya daya nyata pada rangkaian gambar soal nomor 48 adalah….
1. C 13. D 25. B
2. B 14. B 26. C
3. A 15. A 27. A
4. B 16. B 28. D
5. A 17. C 29. B
6. D 18. A 30. A
7. A 19. B 31. D
8. D 20. C 32. D
9. D 21. D 33. A
12. C 24. B
Daftar Distribusi Frekuensi Bergolong Nilai Penguasaan Materi
Bilangan Kompleks
Penentuan Mean
ΣfiXi 4104,54
Mean = = = 82,09
Σfi 50
Penentuan median
b = 77,455
p = 5,38
N = 50
F = 25
f = 15
1/2 n F
Median = b + p
f
25 25
= 77,455 + 5,38
15
= 77,455
Penentuan Modus
b = 77,455
p = 5,38
b1 = 10
b2 = 0
b1
Modus = b + p
b1 + b 2
10
= 77,455 + 5,38
10
= 82,83
Frekuensi
80.15 15
10
85.54 15
90.93 810
6
4
2
0
63.98 69.37 74.76 80.15 85.54 90.93
Nilai
UJI NORMALITAS VARIABEL X
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k
(Oi − Ei )2
χ =
2
∑ i =1 Ei
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 93,55 Panjang Kelas = 5,38
Nilai minimal = 61,29 Rata-rata ( x ) = 82,09
Rentang = 32,26 s = 7,04
Banyak kelas = 6 n = 50
6,0692 7,81
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
UJI HOMOGENITAS VARIANS KELOMPOK Y UNTUK PENGULANGAN
KELOMPOK X
= Σ
(ni-1) Si 2 7389,880
S2 = = 180,241
Σ(ni-1) 41
Log S 2 = 2,256
Harga satuan B
B = (Log S 2 ) Σ (n i - 1) = 2,256 x 41 = 92,490
χ
2
= (Ln 10) { B - Σ(n i-1) log S i } 2
No Kode X Y X2 Y2 XY JKE
1 R-44 61,29 37,04 3756,5036 1371,7421 2270,0119 61,73
2 R-49 61,29 48,15 3756,5036 2318,2442 2951,0155
3 R-27 67,74 40,74 4588,9698 1659,8080 2759,8566 61,73
4 R-11 67,74 51,85 4588,9698 2688,6145 3512,5448
5 R-31 70,97 51,85 5036,4204 2688,6145 3679,8088 0,00
6 R-25 77,42 88,89 5993,7565 7901,2346 6881,7204 1739,37
7 R-40 77,42 40,74 5993,7565 1659,8080 3154,1219
8 R-30 77,42 40,74 5993,7565 1659,8080 3154,1219
9 R-35 77,42 51,85 5993,7565 2688,6145 4014,3369
10 R-29 77,42 40,74 5993,7565 1659,8080 3154,1219
11 R-37 80,65 59,26 6503,6420 3511,6598 4778,9725 3753,09
12 R-26 80,65 48,15 6503,6420 2318,2442 3882,9152
13 R-28 80,65 44,44 6503,6420 1975,3086 3584,2294
14 R-02 80,65 88,89 6503,6420 7901,2346 7168,4588
15 R-12 80,65 85,19 6503,6420 7256,5158 6869,7730
16 R-16 80,65 85,19 6503,6420 7256,5158 6869,7730
17 R-17 80,65 85,19 6503,6420 7256,5158 6869,7730
18 R-38 80,65 59,26 6503,6420 3511,6598 4778,9725
19 R-41 80,65 51,85 6503,6420 2688,6145 4181,6010
20 R-45 80,65 48,15 6503,6420 2318,2442 3882,9152
21 R-46 80,65 55,56 6503,6420 3086,4198 4480,2867
22 R-36 80,65 51,85 6503,6420 2688,6145 4181,6010
23 R-34 80,65 59,26 6503,6420 3511,6598 4778,9725
24 R-42 80,65 40,74 6503,6420 1659,8080 3285,5436
25 R-39 80,65 59,26 6503,6420 3511,6598 4778,9725
26 R-15 83,87 62,96 7034,3392 3964,3347 5280,7646 861,91
27 R-32 83,87 62,96 7034,3392 3964,3347 5280,7646
28 R-01 83,87 92,59 7034,3392 8573,3882 7765,8303
29 R-48 83,87 59,26 7034,3392 3511,6598 4970,1314
30 R-43 83,87 59,26 7034,3392 3511,6598 4970,1314
31 R-50 83,87 59,26 7034,3392 3511,6598 4970,1314
32 R-20 87,10 74,07 7585,8481 5486,9684 6451,6129 670,63
33 R-18 87,10 74,07 7585,8481 5486,9684 6451,6129
34 R-19 87,10 74,07 7585,8481 5486,9684 6451,6129
35 R-47 87,10 66,67 7585,8481 4444,4444 5806,4516
36 R-07 87,10 66,67 7585,8481 4444,4444 5806,4516
37 R-04 87,10 74,07 7585,8481 5486,9684 6451,6129
38 R-08 87,10 88,89 7585,8481 7901,2346 7741,9355
39 R-10 87,10 88,89 7585,8481 7901,2346 7741,9355
40 R-33 87,10 62,96 7585,8481 3964,3347 5483,8710
41 R-13 90,32 77,78 8158,1686 6049,3827 7025,0896 93,28
42 R-21 90,32 74,07 8158,1686 5486,9684 6690,5615
43 R-23 90,32 74,07 8158,1686 5486,9684 6690,5615
44 R-22 90,32 74,07 8158,1686 5486,9684 6690,5615
45 R-06 90,32 85,19 8158,1686 7256,5158 7694,1458
46 R-24 93,55 81,48 8751,3007 6639,2318 7622,4612 148,15
47 R-14 93,55 81,48 8751,3007 6639,2318 7622,4612
48 R-03 93,55 85,19 8751,3007 7256,5158 7968,9367
49 R-05 93,55 85,19 8751,3007 7256,5158 7968,9367
50 R-09 93,55 96,30 8751,3007 9272,9767 9008,3632
Σ 4132,3 3296,3 344276,7950 231220,8505 276511,3501 7389,88
Berdasarkan tabel persiapan diperoleh:
ΣX
2
N = 50 = 344276,7950
ΣX ΣY
2
= 4132,26 = 231220,8505
ΣY = 3296,30 Σ XY = 276511,3501
Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang diprediksi dalam bentuk:
^
Y = a + bX
∑ Y ∑ X 2 − ∑ X ∑ XY
a=
N ∑ X 2 − (∑ X )
2
N ∑ XY - ∑ X ∑ Y
b =
N ∑ X 2
− (∑ X )2
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh:
3296,30 344276,7950 4132,26 276511,35
a = 2
50 344276,7950 4132,26
= -56,246
50 276511,3501 4132,26 3296,30
b = 2
50 344276,7950 4132,26
= 1,478
Sehingga persamaan regresinya adalah:
Y = -56,246 + 1,478 X
Secara grafik persamaan tersebut dapat dilihat pada diagram pencar berikut ini.
100
90
80 y = 1,478x - 56,246
2
70 R = 0,435
60
50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
= Σ
( Y)2 3296,30 2
JK (a) = = 217311,385
N 50
(Σ X)(Σ Y)
JK (b|a) = b Σ XY
N
4132,26 3296,30
= 1,478 276511,3501 = 6043,801
50
JK(S) = JK (T) - JK(a) - JK (b|a)
= 231220,8505 217311,385 6043,801 = 7865,664
(Σ Y i)2
JK(E) = Σ ΣYi
2
ni
2
37,04 + 48,15
= 1371,7421 + 2318,2442 - +
2
40,74 + 51,85 2
1659,8080 + 2688,6145 - +
2
2
51,85
2688,6145 - +
1
2
88,89 +…+ 40,74
7901,2346 +…+ 1659,8080 - +
5
2
59,26 +…+ 59,26
3511,6598 +…+ 3511,6598 - +…+
15
2
81,48 +…+ 96,30
6639,2318 +…+ 9272,9767 -
5
JK(E) = 7389,880
JK(TC) = JK (S) - JK(E)
= 7865,664 7389,880 = 475,784
JK (a) 217311,385
RK (a) = = = 217311,385
dk(a) 1
JK (b|a) 6043,801
RK (b|a) = = = 6043,801
dk(b|a) 1
JK (S) 7865,664
RK (S) = = = 163,868
dk(S) 48
JK (TC) 475,784
RK (TC) = = = 67,969
dk(TC) 7
JK (E) 7389,880
RK (E) = = = 180,241
dk(E) 41
N ∑ XY - (∑ X)(∑ Y)
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X) N ∑ Y2 − (∑ Y)
2 2
}
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh:
50 276511,3501 4132,26 3296,30
rxy =
2 2
50 344276,7950 4132,26 50 231220,8505 3296,3
= 0,66
Koefisien determinasi
b {N ∑ XY - ∑ X ∑ Y}
r2 =
N ∑ Y 2 − (∑ Y )2
1,478 50 276511,35 4132,3 3296,3
r2 = 2
50 231220,85 3296,3
= 0,435
r xy n − 2
t =
1 − r
2
xy
Apabila t berada pada daerah penerimaan Ho, yaitu -t (1-1/2 α )(n-2) < t < t(1-1/2α )(n-2) , berarti bahwa
koefisien korelasi tidak signifikan.
Daerah
Daerah Daerah
penolakan Ho
penerimaan penolakan Ho
Ho
-t(1-α )(n- 2) t (1- α )(n- 2)
Daerah
Daerah Daerah
penolakan Ho
penerimaan penolakan Ho
Ho
-2,01 2,01 6,073
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, berarti bahwa koefisien korelasi ini signifikan.
DATA HASIL PENELITIAN
Kemampuan
Penguasaan materi menyelesaikan soal-soal
No Kode bilangan kompleks rangkaian listrik arus
bolak-balik
Skor Nilai Skor Nilai
1 R-01 26 83,87 25 92,59
2 R-02 25 80,65 24 88,89
3 R-03 29 93,55 23 85,19
4 R-04 27 87,10 20 74,07
5 R-05 29 93,55 23 85,19
6 R-06 28 90,32 23 85,19
7 R-07 27 87,10 18 66,67
8 R-08 27 87,10 24 88,89
9 R-09 29 93,55 26 96,30
10 R-10 27 87,10 24 88,89
11 R-11 21 67,74 14 51,85
12 R-12 25 80,65 23 85,19
13 R-13 28 90,32 21 77,78
14 R-14 29 93,55 22 81,48
15 R-15 26 83,87 17 62,96
16 R-16 25 80,65 23 85,19
17 R-17 25 80,65 23 85,19
18 R-18 27 87,10 20 74,07
19 R-19 27 87,10 20 74,07
20 R-20 27 87,10 20 74,07
21 R-21 28 90,32 20 74,07
22 R-22 28 90,32 20 74,07
23 R-23 28 90,32 20 74,07
24 R-24 29 93,55 22 81,48
25 R-25 24 77,42 24 88,89
26 R-26 25 80,65 13 48,15
27 R-27 21 67,74 11 40,74
28 R-28 25 80,65 12 44,44
29 R-29 24 77,42 11 40,74
30 R-30 24 77,42 11 40,74
31 R-31 22 70,97 14 51,85
32 R-32 26 83,87 17 62,96
33 R-33 27 87,10 17 62,96
34 R-34 25 80,65 16 59,26
35 R-35 24 77,42 14 51,85
36 R-36 25 80,65 14 51,85
37 R-37 25 80,65 16 59,26
38 R-38 25 80,65 16 59,26
39 R-39 25 80,65 16 59,26
40 R-40 24 77,42 11 40,74
41 R-41 25 80,65 14 51,85
42 R-42 25 80,65 11 40,74
43 R-43 26 83,87 16 59,26
44 R-44 19 61,29 10 37,04
45 R-45 25 80,65 13 48,15
46 R-46 25 80,65 15 55,56
47 R-47 27 87,10 18 66,67
48 R-48 26 83,87 16 59,26
49 R-49 19 61,29 13 48,15
50 R-50 26 83,87 16 59,26