Professional Documents
Culture Documents
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 39 (1) dan (2)
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas, seorang guru
merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai
Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui
sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru
untuk menjadi tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil.
tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya.Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai
kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain
kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan
imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru berdampak pada prestasi kerja, disiplin,
kualitas kerjanya. Pada guru yang puas terhadap pekerjaannya maka kinerjanya akan
Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2001:94). Kinerja guru
akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan
komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan
pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan
siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung
jawab terhadap tugasnya. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku manager adalah
Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kinerja guru, namun penulis
mencoba mengkaji masalah supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah. Supervisi dalam
hal ini adalah mengenai tanggapan guru terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan
yang diberikan oleh kepala sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja guru yaitu
(Bafadal, 2004:46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan
Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting dalam memelihara dan
meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada perilaku dan aktivitas
keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih diwujudkan dalam diri guru apabila
institusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak pada pembinaan, pembentukan,
kinerja guru, guru yang puas dengan pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi
kerjanya tinggi maka ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat
produktivitas kerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan
supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang
Berdasarkan kenyataan yang ada di SMP Negeri 4 Nusa Penida belum maksimal
dilakukan supervisi dan masih banyak kendala atau persoalan yang berkaitan dengan
pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah. Partisipasi guru untuk di supervisi masih
rendah, mereka beranggapan bahwa supervisi adalah pengawasan atau penilaian yang
akhirnya kondite baginya, maka beberapa guru masih enggan untuk disupervisi.
Padahal tujuan supervisi untuk membantu guru-guru melihat dengan jelas tujuan
pendidikan dan berusaha mencapai tujuan pendidikan itu dengan membina dan
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat
1. Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri 4 Nusa
Penida?
2. Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri
4 Nusa Penida ?
A. Pembatasan Masalah
Dari permasalahan diatas, dalam penelitian tindakan sekolah ini akan dilakukan
rangka mengetahui dan seberapa jauh peningkatan kinerja guru SMP Negeri 4 Nusa
Penida
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan
diats, maka rumusan masalah yang ditetapkan adalah “ Apakah ada Pengaruh Supervisi
C. Pemecahan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian yang
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja
A. Manfaat Penelitian
kinerja.
a) Sebagai bahan masukan atau input bagi SMP Negeri 4 Nusa Penida agar mampu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka
tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama
tugas utama pendidikan. Menurut carter, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas
yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut maka
tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti,
mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan
dapat tercapai.
Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala sekolah dalam
pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui
perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Karakteristik supervisi
b) Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala sekolah
sekolah.
interpretasi guru.
e) Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor lebih
dan pengarahan.
f) Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal, pengamatan,
g) Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor
a) Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota
besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan masyarakat orang-orang kaya atau
sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan
c) Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD atau sekolah
lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan
e) Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor yang
lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan
kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan
dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya,
adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala
kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai
belajar-mengajar.
sedang berlaku.
d) Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai
sekolah lainnya.
f) Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite sekolah
1. Teknik-teknik supervisi
supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik
kelompok.
a) Teknik perseorangan
waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah) untuk melihat
syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk melihat apa
atau media yang baru, seperti audio-visual aids, cara mengajar dengan metode
belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak dapat
siswa itu sendiri lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu sendiri
a) Teknik kelompok
belajar-mengajar.
umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah
bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13) pertemuan guru.
baik formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil
dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan
kepala sekolah dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini hanya
kegiatan rutin diluar mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja
berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja. Dalam
artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil
kerja.
diistilahkan sebagai karya adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik /
performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas yang
dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola perilaku sebagai
aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang berkenaan dengan
profesi guru, Anwar (1986: 22) memberikan pengertian kinerja sebagai seperangkat
pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru diatas,
bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru dalam
2. Unsur Kinerja
a. Unsur waktu, dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu,
dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran periode
b. Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada akhir
periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus
c. Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus menguasai betul dan bersedia
mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang efektif dan
dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus bekerja berlebihan.
dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Tiffin dan Mccormick (1975: 79)
menyatakan ada 2 (dua) macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang
yaitu:
a. Faktor Individual
b. Faktor Situasional
c. Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alat-alat
1. Penilaian Kinerja
mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru. Apakah kinerja yang dicapai setiap
guru baik, sedang, atau kurang. Penilaian ini penting bagi setiap guru dan berguna
berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga
pendapat Hasibuan (2000: 87) penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk
Sehubungan dengan hal diatas maka penilaian kinerja guru berdasarkan Standar
Kompetensi Guru.
kompetensi guru dapat diartikan sebagai ”suatu ukuran yang ditetapkan atau
menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang
tiga komponen yang saling mengait, yakni: 1.) pengelolaan pembelajaran, 2.)
memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga terdiri atas dua kompetensi.
e. Pengembangan profesi
pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru dan
motivasi kerja guru adalah dorongan untuk merubah kinerja guru kearah yang lebih
baik
A. Kerangka Berpikir
tinggi lagi.
Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Jika kepala sekolah sebagai
supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik
Disamping itu motivasi kerja guru sebagai perangsang keinginan dan daya
gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar karena terpenuhi
ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang tinggi dalam memecahkan masalah,
penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada kepuasan kerja guru yang
antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Pengaruh
Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 4 Nusa
Laeli Kurniati. 2007. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
motivasi kerja terhadap kinerja guru? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru.
motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja, ditunjukkan dari p value = 0,001 < 0,05.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada dasarnya desain hanya berfungsi sebagai fasilitas bagi tujuan peneletian dan
bersifat prosedural. Oleh karena itu, desain ditentukan oleh masalah penelitian, bukan
sebaliknya. Karena tujuan penelitian bervariasi, desain yang sesuai untuk mencapai tujuan
Karya tulis ilmiah ini mengambil bentuk penelitian tindakan Sekolah (PTS) yaitu usaha
Meningkatan disiplin kerja guru dalan proses belajar mengajar memalui supervisi
individual dengan pendekatan tehnik kunjungan kelas, yang terdiri dari dua siklus dan
masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu, (1). perencanaan, (2), pelaksanaan
B. Lokasi Penelitian
SMP Negeri 4 Nusa Penida satu-satunya SMP Negeri yang berstandar Nasional
di Kecamatan Nusa Penida mewilayahi 2 (dua) desa yaitu Desa Lembongan dan Desa
Jungutbatu, dengan jumlah siswa 315 (tiga ratus lima belas) orang, terdiri dari 12 (dua
belas) kelas, dengan jumlah guru 31 (tiga puluh satu) orang, 3 (tiga) orang kwalifikasi S2,
Dilihat dari input yang masuk di SMP N 4 Nusa Penida tidak terlalu menonjol,
hal ini diakibatkan karena tidak adanya sekolah-sekolah swasta dilingkungan sekolah
dalam rangka menuntaskan pendidikan 9 tahun, hal ini berakibat prestasi yang dicapai
tidak terlalu membanggakan, sehingga merupakan tantangan besar bagi sekolah untuk
membentuk siswa yang berkompetensi. Untuk itu diperlukan usaha ekstra segenap
stakeholder sekolah, sarana prasarana yang memadai, sehingga proses belajar mengajar
Subyek Penelitian
Populasi Penelitian
Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri 4 Nusa Penida yang
berjumlah 35 orang. Karena jumlah kurang dari 100, maka semua populasi menjadi
subyek penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Arikunto (1998:112), apabila
subyek kurang dari seratus lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.
Dalam penelitian tindakan Sekolah (PTS) ini mengambil subyek penelitian yaitu
guru-guru di SMP Negeri 4 Nusa Penida, karena peneliti sebagai Kepala Sekolah di
sekolah ini.
mengajar
Obyek Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto,1998:99).
a. Variabel Bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap sesuatu gejala. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Supervisi Kepala Sekolah dengan indikator: rapat-
rapat pembinaan.
b. Variabel Terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi suatu gejala. Adapun yang menjadi
variabel terikat adalah Kinerja guru yakni standar kompetensi guru yang meliputi 7
(tujuh) kompetensi dasar, namaun dalan penelitian tindakan ini di ambil beberapa
A. Perencanaan Tindakan
Rencana penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan untuk siklus I pada minggu
ke 2 (dua) bulan Agustus 2010 dan siklus II dilaksanakan minggu ke 2 (dua) dari bulan
September 2010.
sosialisasi dalam rapat, bahwa akan dilaksanakan suatu penelitian tindakan sekolah
B. Pelaksanaan Tindakan
1. Perencanaan
1. Pelaksanaan
c. Peneliti melakukan diskusi dan menyampaikan kepada guru-guru apa yang harus
kerja guru.
1. Observasi
1. Refleksi
Berdasarkan analisis data hasil pengamatan pada siklus I ini, akan diadakan
2. Perencanaan
1. Pelaksanaan
c. Peneliti melakukan diskusi dan menyampaikan kepada guru-guru apa yang harus
kerja guru.
1. Observasi
1. Refleksi
Berdasarkan analisis data hasil pengamatan pada siklus I ini, akan diadakan
lembar observasi yang berhubungan dengan langkah proses pembelajaran dari awal
sampai langkat penutup pembelajaran. Lembar observasi dimaksud seperti dibawah ini.
Data adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif belum dapat dimanfaatkan
bagi peneliti sehingga data yang ada perlu di transpormasikan terlebih dahulu(Sugiono,
200,75). Data juga diartikan sebagai hasil yang diperoleh yang akan diproses sehingga
Data yang telah terkumpul perlu dilakukan analisis untuk dapat disimpulkan.
Adapun ananlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik sederhana
Penilaian terhadap kreteria kualitas pelaksanaan proses belajar mengajar dari guru
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Data dapat diperoleh dari sumber
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Data yang telah dikumpulkan baik pada siklus I dan pada Siklus II hanyalah
merupakan data atau informasi mentah yang masih perlu di analisis. Adapun langkah-langkah
yang ditempuh dalam analisis data dalam penelitian tindakan Sekolah mengambil cara
supervisi individual dengan tehnik pendekatan kunjungan kelas untuk meningkatkan kinerja
guru dalam proses belajar mengajar sehubungan dengan langkah pembelajaran yang baik dan
benar.
2 (dua) sejak dari awal pertemuan 1 (pertama) mulai supervisi pada siklus I (satu) yaitu
Dari 31 (tiga puluh satu) guru yang di supervisi setelah di analisis sesuai kreteria
kwalifikasi yaitu 2 (dua) orang guru berkwalifikasi (C) cukup dengan rentang nilai 26% -
55% yaitu: 54% dan 45%, dengan 27 (dua puluh tujuh) orang guru yang berkwalifikasi
(B) baik dengan rentang nilai 56%-75% yaitu: 62% 1(satu) orang, 63% 3(tiga) orang,
64% 2 (dua) orang, 65% 2(dua) orang, 66% 3(tiga) orang, 67% 2(dua) orang, 68% 1
(satu) orang, 69% 3(tiga) orang, 70% 2(dua) 0rang, 72% 1(satu) orang, 73% 4(empat)
orang, 75% 2(dua) orang, 78% 1(satu) orang, 82% 1(satu) orang. Dan 2 (dua) orang guru
katagori kualifikasi (A) dengan rentang nilai 76% - 100% yaitu 78% dan 82%. Dapat
Dengan nilai rata-rata kumulatif kwalifikasi (B) baik dengan nilai riil 80.71 dan
nilai persentase 67,26%. Data lebih rinci dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
3. Hasil Observasi
pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM), penilaian dan tindak lanjut pada siklus I di
SMP Negeri 4 Nusa Penida dengan penerapan supervisi kepala sekolah pendekatan
1. Refleksi
Sebanyak 31(tiga puluh satu) orang guru yang di lakukan penerapan supervisi
dari hasil analsisi data pada umumnya dapat dikatakan berkualifikasi baik, walau ada
beberapa guru 2 (dua) atau 6,45% masih disiplin kerjanya berkulaifikasi cukup dan 27
(sepuluh) atau 87,10% orang berkualifikasi baik dan 2 (dua) atau 6,54% berkualifikasi
baik sekali
Dari 3(tiga) kelompok kualifikasi diatas, terutama guru yang masih memiliki
kinerjanya masih kurang akan dilakukan pembinaan lebih intesif untuk dapat
2 (dua) sejak dari awal pertemuan 1 (pertama) mulai supervisi pada siklus I (satu) yaitu
Dari 31 (tiga puluh satu) guru yang di supervisi setelah di analisis sesuai kreteria
kwalifikasi yaitu: 10 (sepuluh) orang guru yang berkwalifikasi (B) baik dengan rentang
nilai 56%-75% yaitu: 63% 1(satu) orang, 68% 3(tiga) orang, 69% 1(satu) orang, 70%
2(dua) orang, 71% 1(satu) orang, 73% 2(dua) orang, Dan 2 (dua) orang guru katagori
kualifikasi (A) dengan rentang nilai 76% - 100% yaitu 77% 1 (satu) orang, 78%
4(empat) orang, 79% 2(dua) 0rang, 81% 1(satu) orang, 82% 2(dua) orang, 83% 2(dua)
Dengan nilai rata-rata kumulatif kwalifikasi (A) sangat baik dengan nilai
persentase 78,12%
Grafik 4
3. Hasil Observasi
pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM), penilaian dan tindak lanjut pada siklus I di
SMP Negeri 4 Nusa Penida dengan penerapan supervisi kepala sekolah pendekatan
1. Refleksi
Sebanyak 31(tiga puluh satu) orang guru yang di lakukan penerapan supervisi
dari hasil analsisi data pada umumnya dapat dikatakan berkualifikasi baik, 10 (sepuluh)
atau 32,26% orang berkualifikasi baik dan 21 (dua puluh satu) atau 67,74%
Dari analisis data hasil kinerja guru pada siklus 2 memang telah berkualifikasi
baik dan sangat baik namun masih berada pada rentang bawah dalam kriteria baik sekali
yaitu berada pada 78,12%, maka masih perlu diadakan pembinaan pada penelitian
berikutnya.
A. Pembahasan
Dari hasil analisis data hasil pengamatan dan dari administrasi perangkat
pembelajaran guru-guru yang telah di konversi sesuai dengan kualifikasi yang telah
ditetapkan dan setelah di analisis maka dapat digambarkan pada tebel dan grafik dibawah
ini,
Yang digambarkan dalan tabel 5 diatas hasil analisis siklus I dan analisis pada
siklus II terdapat peningkatan sebesar 10,85%, ini berarti ada pengaruh supervisi kepala
BAB V
A. Kesimpulan
siklus I dilaksanakan pada minggu kedua bulan Agustus 2009 dan Siklus II dilaksanakan
diambil seluruhnya jumlah guru yang ada di SMP Negeri 4 Nusa Penida
Berdasarkan hasil Analisis data baik siklus I dan siklus II dapat disi,pulkan
bahwa:
SMP Negeri 4 Nusa Penida. Ini terbukti dari hasil nilai analisis siklus I rata-rata
2. Besarnya pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru-guru SMP Negeri
A. Saran
Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dalam
rangka perbaikan pelaksanaan program tindakan selanjutnya ada beberapa hal yang perlu
2. Dalam penerapan tehnik supervisi agar tidak terpaku pada satu tehnik saja, sebaiknya
DAFTAR PUSTAKA
Andriani Nutria (2004( Analisis Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Jati Sidi,Ph.D Indra 2001: Menuju Masyarakat Belajar Menggagas Paradigma Baru
Majid,Yusuf A.2000, Pengaruh Prilaku Pemimpin Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja
Sarjana UNIBRA
Suharsini A, Prof., Dr., (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Bahan Pelatihan PTK untuk guru,
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14. Tahun 2005, Undang-Undang Guru