Professional Documents
Culture Documents
nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai
Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank
Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.
Excellence
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.
Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
Integrity
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
Customer Focus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri
sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.
Dengan semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan eksternal organisasi, banyak
organisasi melakukan penyesuaian dalam struktur maupun pengelolaannya dengan cara
melakukan merger, akuisisi ataupun perubahan lainnya. Namun demikian, menurut Chatab (2007
: 1) berdasarkan penelitian sebanyak 90 persennya gagal memenuhi harapan. Kegagalan tersebut
terutama karena konflik budaya organisasi. Hasil penelitian lain menyatakan bahwa 74 persen
perusahaan atau organisasi mengalami ketidakberhasilan karena tidak memperhatikan faktor
budaya.
Brown (1998 : 306) menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu kepada sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggotasuatu organisasi, dan membedakan organisasi itu dari
organisasi-organisasi yang lain. Tata nilai dalam budaya organisasi dapat berperan sebagai
sumber kakuatan penting yang diyakini dan dianut secara luas dalam menghadapi tantangan
perubahan lingkungan. Namun budaya organisasi dapat menjadi beban bagi keberhasilan apabila
budaya organisasi tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya siatuasi lingkungan bisnis
yang menuntut adanya adaptasi dan perubahan organisasi, namun di sisi lain budaya organisasi
menginginkan tidak adanya perubahan dan mempertahankan status quo, maka organisasi akan
mengalami inertia yang pada akhirnya dapat mengalami kemunduran.
Sejarah
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat
pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca
krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter
sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional,
telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional
yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena
dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger
dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang
Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga
menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru
BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta
membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai
respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk
melayani transaksi syariah (dual banking system).
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni
antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank
Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
Visi
Misi
Pilar pemimpin
Padahal publik tahu, beberapa tahun lampau pilar-pilar kokoh nan kuat kantor pusat tidak selaras
dengan kinerja bisnisnya.
Bank Mandiri menderita sakit akut nan parah dan bila tidak ditangani dengan cepat akan
berujung pada 'kematian.' Pengemplang kredit tak tertagih Bank Mandiri (lazim disebut non
performing loan/NLP) mencapai lebih dari 25% dari total kredit.
Keuntungan tergerus habis berada pada titik nadir. Ini yang paling berbahaya: moral karyawan
jatuh tersungkur akibat melihat CEO dan beberapa direksinya duduk di kursi pesakitan lantaran
tuduhan korupsi. Alhasil merger masa lalu dari lima bank pemerintah yang masih meninggalkan
catatan di sana sini menjadi semakin hitam.
Menegakkan pilar-pilar bisnis Bank Mandiri agar sekokoh pilar-pilar kantor pusatnya alhasil
menjadi tugas utama CEO baru bernama Agus Martowardojo. Maka, tidak mengherankan ketika
pada awal mula menjadi kepala suku Bank Mandiri, Agus Martowardojo mengabarkan kepada
khalayak melalui iklan di media massa tentang Lima Strategi Pilar.
Untuk mengingatkan kembali Lima Strategi Pilar Bank Mandiri lengkapnya sebagai berikut. (1)
Menyelesaikan permasalahan kredit bermasalah dan melakukan konsolidasi bisnis corporate
banking. (2) Memperbaiki citra perusahaan, meningkatkan penerapan good corporate
governance, dan memperkuat kapabilitas. (3) Melanjutkan pengembangan bisnis pada segmen-
segmen yang telah ditentukan. (4) Meningkatkan efisiensi operasional. (5) Meningkatkan
profesionalisme sumber daya manusia melalui penerapan corporate values, performance culture,
sales and risk culture.
Sudah hampir 5 tahun kepemimpinan Agus Martowardojo di Bank Mandiri. Bagaimana hasil
dari gagasannya tentang Lima Strategi Pilar ini? Ternyata Agus Martowardojo layak dapat
bintang.
Permasalahan kredit macet mampu diatasi dengan anggun tanpa harus mempermalukan para
pengemplang utang. Jika pada awal kepemimpinannya NLP Bank Mandiri berada pada angka
25%, sekarang sudah berada pada angka moderat, 2%.
Menjadi wajar apabila Asia Money mengganjar Bank Mandiri sebuah penghargaan bernama The
Best Disclosure and Transparency.
Dengan visi sebagai pemain bank regional, Bank Mandiri juga mengembangkan segmen-segmen
bisnis yang selaras dengan bisnis utamanya. Salah satu pemain besar bisnis pembiayaan otomotif
bernama Tunas Finance diakuisisi yang kemudian berganti nama menjadi Mandiri Tunas
Finance.
Untuk mengerek citra perusahaan maka manajemen Bank Mandiri menerapkan hukum wajib
bagi seluruh karyawannya (terutama bagian front liner ) untuk memberi pelayanan terbaik bagi
nasabahnya. Hasilnya? Tahun 2009 ini majalah Info Bank menganugerahi Bank Mandiri sebagai
bank dengan pelayanan nomor satu dibandingkan dengan bank-bank lainnya.
Mencatat kepemimpinan Agus Martowardojo sehingga mampu mengerek bendera Bank Mandiri
di angkasa bisnis nasional dan regional, maka muncul tiga catatan yang patut dijadikan pelajaran
bersama.
Catatan pertama, dari Lima Strategi Pilar yang dijadikan kemudi perusahaan, Agus
Martowardojo memilih strategi kelima sebagai landasan utamanya. Alhasil membangun nilai-
nilai perusahaan baru yang dijadikan perilaku utama seluruh warga organisasi Bank Mandiri
merupakan syarat mutlak yang tidak boleh dilanggar karyawan.
Nilai-nilai perusahaan baru Bank Mandiri tak lain adalah Trust, Integrity, Professionalism,
Customer focus dan Excellence (TIPCE). Program internalisasi budaya datang dari dua arah
(atas ke bawah dan bawah ke atas) sehingga bawahan juga merasa memiliki terhadap nilai-nilai
budaya yang ada.
Manajemen merumuskan nilai-nilai inti dan perilaku utama yang dinilai penting bagi tercapainya
visi dan misi perusahaan. Bawahan memberi masukan atas masalah yang muncul dalam praktik
di lapangan serta usulan/inisiatif program budaya yang sesuai dan dapat diterapkan di masing-
masing unit kerja. (Revitalisasi budaya organisasi: Pengalaman Bank Mandiri, 2008)
Agar sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai baru ini menancap di hati karyawan, maka
perusahaan membentuk divisi bernama Culture and Service Specialist dengan komandonya
setingkat Vice President.
Bahkan agar proses internalisasi bertambah cepat, Bank Mandiri rela menggelontorkan milyaran
rupiah dengan menggunakan konsultan luar untuk melakukan sosialisasi nilai-nilai baru
perusahaan.
Catatan kedua, Agus Martowardojo paham benar cara mengisi 'cek kosong' yang diberikan
kementerian BUMN ketika dirinya ditunjuk menjadi CEO Bank Mandiri. Mengisi cek kosong
tersebut dilakukan dengan memilih orang-orang terbaik sebagai perpanjangan tangannya.
Orang campuran
Alhasil direksi baru Bank Mandiri merupakan orang-orang campuran dari dalam dan luar
perusahaan. Isu-isu primordial yang banyak diidap BUMN lain menyoal direksi bernama aliran
politik, suku, agama, dan ras dibuang jauh-jauh oleh Agus Martowardojo.
Dengan demikian direksi baru Bank Mandiri orang-orang profesional yang khatam terhadap
bidangnya. Bahkan orang luar yang menjadi direksi Bank Mandiri bukan sekadar orang antah
berantah, melainkan juga sosok cerdas yang pernah menjadi konsultan Bank Mandiri.
Dengan pasukan profesional yang cakap di bidangnya masing-masing, tugas Agus Martowardojo
berikutnya adalah menjadi dirigent yang memimpin semacam orkestra yang sedang memainkan
konser di panggung bisnis Indonesia.
Tidak kalah dibandingkan dengan Adhie MS, sebagai dirigen Agus Martowardojo mampu
menyuguhkan konser megah dengan lagu-lagu kesuksesan dari Bank Mandiri Philharmonic
Orchestra.
Catatan ketiga, Andy Grove mantan CEO Intel pernah bernubuat, "Kebanyakan perusahaan mati
bukan karena mereka melakukan kesalahan; kebanyakan mati karena tidak berkomitmen."
Menyitir pendapat Andy Grove, akhirnya komitmen menjadi mantra utama Agus Martowardojo
dalam menjalankan kepemimpinan. Menjalankan nilai-nilai baru perusahaan tidak mungkin
terlaksana apabila tanpa ada komitmen dari pemimpinnya.
Melakukan proses transformasi bisnis akan jalan di tempat manakala komitmen pemimpinnya
tidak bulat. Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen sebatas retorika apabila para
pemimpinnya tidak memberi contoh dengan memberi pelayanan terbaik kepada bawahannya.
Alhasil komitmen mendasari langkah-langkah kepemimpinan Agus Martowardojo.
Kita tunggu komitmen berikutnya dari Agus Martowardojo sebagai pemimpin, entah di Bank
Mandiri atau organisasi lain yang menanti tangan midasnya.
Cetak
Kirim
Komentar
Visi bank Mandiri adalah menjadi “Bank Terpercaya Pilihan Anda” Sedangkan misinya
adalah :
Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengembangkan suatu budaya kerja baru. Untuk
mewujudkan visi dan misi sebagaimana di atas merupakan suatu perjalanan panjang
yang harus ditempuh dalam suatu koridor dan pedoman yang disepakati bersama
dalam organisasi. Terdapat 5 nilai budaya, yakni serangkaian prinsip yang dijadikan
sebagai panduan moral dalam berperilaku, bertindah dan mengambil keputusan. Nilai
budaya yang menjadi pedoman tersebut dirumuskan sebagaimana Tabel 3.
1. Kepercayaan;
Merupakan sesuatu yang tumbuh atas dasar keyakinan akan suatu keandalan
dan keluhuran karakter dan kepribadian. Kehandalan seseorang yang tidak dilandasi
karakter yang luhur tidak akan menimbulkan suatu kepercayaan. Dalam kehidupan
sehari-hari, kepercayaan ini diwujudkan dalam perilaku saling menghargai dan bekerja
sama, serta tindakan yang jujur, tulus dan terbuka. Nilai kepercayaan dijawabarkan
dalam dua perilaku utama, yakni “Saling menghargai dan bekerja sama” dan “Jujur,
tulus dan terbuka”.
2. Integritas
Adalah suatu nilai yang memelihara satunya pikiran, kata dan perbuatan yang
sesuai dengan hati nurani dan prinsip-prinsip kebenaran. Integritas diwujudkan dalam
perilaku disiplin dan konsisten, serta perilaku berpikir, berkata dan bertindak terpuji,
sesuai dengan prinsip moralitas yang menunjukkan adanya keluhuran karakter dan budi
pekerti.
3. Profesionalisme
Fokus pada pelanggan merupakan salah satu nilai utama yang melandasi sikap insan
Bank Mandiri untuk senantiasa membina hubungan baik dengan pelanggan serta
langgeng dan berkesinambungan. Pelanggan eksternal maupun internal Bank Mandiri
merupakan mitra yang akan kita dukung untuk terus maju dan tumbuh secara konsisten
dari waktu ke waktu. Untuk itu fokus pada pelanggan kita wujudkan dalam perilaku yang
inovatif, proaktif dan cepat tanggap terhadap kebutuhan pelanggan serta
mengutamakan kepentingan dan kepuasan pelanggan.
PUSTAKA :
1. http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:Xij7vvoHB0oJ:research.mercubuana.ac.id/proceeding/TRANSFORMASI-
BUDAYA-KORPORASI-BANK-
MANDIRI.doc+budaya+kerja+bank+mandiri&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firef
ox-a
2. www.mercubuana.ac.id
3. http://www.harpackindo.co.id/Budaya%20Perusahaan.htm
4. http://tabieta.net/index.php/art-and-culture/16-culture/39-budaya-perusahaan
5. http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/news-detail.asp?id=IEfV42528902
Ekonomi
Suara Karya
JAKARTA (Suara Karya) Bank Mandiri membuktikan diri sebagai organisasi berbasis ilmu
pengetahuan paling dikagumi dalam ajang Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise
(MAKE) Study 2010 yang digelar Dunamis Organization Sennces
Bank Mandiri akan mewakili Indonesia di MAKE Study tingkat Asia yang akan digelar di Seoul,
Korea Selatan, pada Oktober 2010.
Penghargaan itu diper--oleh dari hasil penilaian terhadap lebih dari 80 perusahaan di Indonesia.
MAKE merupakan program penelitian yang dilakukan Teleos dan The Know Network sejak
1998. Di Indonesia, MAKE diselenggarakan Dunamis Organization Services dengan kriteria
penilaian, diantaranya menciptakan budaya organisasi yang berorientasi pada pengetahuan.
Selain itu, penilaian dilakukan juga terhadap pengembangan sumber daya berbasis pengetahuan
melalui kepemimpinan manajemen senior, penciptaan produk atau jasa berbasis pengetahuan,
memaksimalkan modal intelektualitas perusahaan, menciptakan lingkungan untuk berbagi
pengetahuan secara kolabo-ratif, menciptakan learning organization, memberikan nilai tambah
berdasarkan pengetahuan pelanggan, dan mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi
nilai tambah untuk pemegang saham.
Direktur Compliance Human Capital Bank Mandiri Ogi Prastomiyono di Jakarta, akhir pekan
lalu, mengatakan, penghargaan tersebut merupakan pengakuan terhadap proses transformasi
Bank Mandiri dari perusahaan milik negara menjadi perusahaan kelas dunia.
Transformasi yang dilakukan Bank Mandiri dimulai dari kepemimpinan, budaya organisasi,
pengelolaan pengetahuan pelanggan, hingga menciptakan lingkungan berbagi dan belajar yang
kondusif.
"Kami bersyukur dan berterima kasih atas pemberian penghargaan ini. Pencapaian ini semakin
meneguhkan komitmen kami melanjutkan transformasi untuk menjadi lembaga keuangan yang
terkemuka dan dikagumi,"kata Ogi Prastomiyono.
Menurut Ogi Prastomiyono, ajang seperti Most Admired Knowledge Enterprise ini sangat
penting karena selain menjadi parameter bagi Bank Mandiri untuk mengetahui penilaian
masyarakat terhadap perusahaan, juga merupakan salah satu pemicu motivasi bagi pegawai
untuk terus mengembangkan diri.
Bank Mandiri memberikan pelayanan kepada nasabah yang meliputi segmen usaha corporate,
commercial, micro tetail, consumer finance dan treasury international banking. Bank Mandiri
pada saat ini memiliki anak-anak perusahaan untuk mendukung bisnis utamanya antara lain
Mandiri Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), dan Bank Syariah Mandiri