You are on page 1of 15

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah

nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai
Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank
Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.

Excellence
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.

Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.

Humanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.

Integrity
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.

Customer Focus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri
sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.

Dengan semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan eksternal organisasi, banyak
organisasi melakukan penyesuaian dalam struktur maupun pengelolaannya dengan cara
melakukan merger, akuisisi ataupun perubahan lainnya. Namun demikian, menurut Chatab (2007
: 1) berdasarkan penelitian sebanyak 90 persennya gagal memenuhi harapan. Kegagalan tersebut
terutama karena konflik budaya organisasi. Hasil penelitian lain menyatakan bahwa 74 persen
perusahaan atau organisasi mengalami ketidakberhasilan karena tidak memperhatikan faktor
budaya.

Brown (1998 : 306) menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu kepada sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggotasuatu organisasi, dan membedakan organisasi itu dari
organisasi-organisasi yang lain. Tata nilai dalam budaya organisasi dapat berperan sebagai
sumber kakuatan penting yang diyakini dan dianut secara luas dalam menghadapi tantangan
perubahan lingkungan. Namun budaya organisasi dapat menjadi beban bagi keberhasilan apabila
budaya organisasi tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya siatuasi lingkungan bisnis
yang menuntut adanya adaptasi dan perubahan organisasi, namun di sisi lain budaya organisasi
menginginkan tidak adanya perubahan dan mempertahankan status quo, maka organisasi akan
mengalami inertia yang pada akhirnya dapat mengalami kemunduran.
Sejarah

Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat
pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah  sekaligus berkah pasca
krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter
sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional,
telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional
yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena
dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger
dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang
Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga
menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru
BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta
membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di  kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai
respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk
melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut


merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank
konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah
segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari
bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT
Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal
8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank
Indonesia  melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya,
melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan
pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh  sebagai bank yang mampu memadukan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni
antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank
Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Visi dan Misi

 Visi

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.

Misi

 Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan


 Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen
UMKM
 Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat
 Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
 Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.

Pilar pemimpin

Oleh: A. M. Lilik Agung


Ketika menelusuri selasar kantor pusat Bank Mandiri untuk bertemu dengan salah satu direksi, saya
mendapati pilar-pilar kantor nan kokoh dan kuat. Suara dekak-dekak sepatu saya tidak mampu mengusir
kegagahan kantor pusat bank dengan aset paling gemuk di Indonesia.

Padahal publik tahu, beberapa tahun lampau pilar-pilar kokoh nan kuat kantor pusat tidak selaras
dengan kinerja bisnisnya.

Bank Mandiri menderita sakit akut nan parah dan bila tidak ditangani dengan cepat akan
berujung pada 'kematian.' Pengemplang kredit tak tertagih Bank Mandiri (lazim disebut non
performing loan/NLP) mencapai lebih dari 25% dari total kredit.

Keuntungan tergerus habis berada pada titik nadir. Ini yang paling berbahaya: moral karyawan
jatuh tersungkur akibat melihat CEO dan beberapa direksinya duduk di kursi pesakitan lantaran
tuduhan korupsi. Alhasil merger masa lalu dari lima bank pemerintah yang masih meninggalkan
catatan di sana sini menjadi semakin hitam.

Menegakkan pilar-pilar bisnis Bank Mandiri agar sekokoh pilar-pilar kantor pusatnya alhasil
menjadi tugas utama CEO baru bernama Agus Martowardojo. Maka, tidak mengherankan ketika
pada awal mula menjadi kepala suku Bank Mandiri, Agus Martowardojo mengabarkan kepada
khalayak melalui iklan di media massa tentang Lima Strategi Pilar.

Untuk mengingatkan kembali Lima Strategi Pilar Bank Mandiri lengkapnya sebagai berikut. (1)
Menyelesaikan permasalahan kredit bermasalah dan melakukan konsolidasi bisnis corporate
banking. (2) Memperbaiki citra perusahaan, meningkatkan penerapan good corporate
governance, dan memperkuat kapabilitas. (3) Melanjutkan pengembangan bisnis pada segmen-
segmen yang telah ditentukan. (4) Meningkatkan efisiensi operasional. (5) Meningkatkan
profesionalisme sumber daya manusia melalui penerapan corporate values, performance culture,
sales and risk culture.

Sudah hampir 5 tahun kepemimpinan Agus Martowardojo di Bank Mandiri. Bagaimana hasil
dari gagasannya tentang Lima Strategi Pilar ini? Ternyata Agus Martowardojo layak dapat
bintang.

Permasalahan kredit macet mampu diatasi dengan anggun tanpa harus mempermalukan para
pengemplang utang. Jika pada awal kepemimpinannya NLP Bank Mandiri berada pada angka
25%, sekarang sudah berada pada angka moderat, 2%.

Menjadi wajar apabila Asia Money mengganjar Bank Mandiri sebuah penghargaan bernama The
Best Disclosure and Transparency.

Dengan visi sebagai pemain bank regional, Bank Mandiri juga mengembangkan segmen-segmen
bisnis yang selaras dengan bisnis utamanya. Salah satu pemain besar bisnis pembiayaan otomotif
bernama Tunas Finance diakuisisi yang kemudian berganti nama menjadi Mandiri Tunas
Finance.
Untuk mengerek citra perusahaan maka manajemen Bank Mandiri menerapkan hukum wajib
bagi seluruh karyawannya (terutama bagian front liner ) untuk memberi pelayanan terbaik bagi
nasabahnya. Hasilnya? Tahun 2009 ini majalah Info Bank menganugerahi Bank Mandiri sebagai
bank dengan pelayanan nomor satu dibandingkan dengan bank-bank lainnya.

Mencatat kepemimpinan Agus Martowardojo sehingga mampu mengerek bendera Bank Mandiri
di angkasa bisnis nasional dan regional, maka muncul tiga catatan yang patut dijadikan pelajaran
bersama.

Catatan pertama, dari Lima Strategi Pilar yang dijadikan kemudi perusahaan, Agus
Martowardojo memilih strategi kelima sebagai landasan utamanya. Alhasil membangun nilai-
nilai perusahaan baru yang dijadikan perilaku utama seluruh warga organisasi Bank Mandiri
merupakan syarat mutlak yang tidak boleh dilanggar karyawan.

Nilai-nilai perusahaan baru Bank Mandiri tak lain adalah Trust, Integrity, Professionalism,
Customer focus dan Excellence (TIPCE). Program internalisasi budaya datang dari dua arah
(atas ke bawah dan bawah ke atas) sehingga bawahan juga merasa memiliki terhadap nilai-nilai
budaya yang ada.

Manajemen merumuskan nilai-nilai inti dan perilaku utama yang dinilai penting bagi tercapainya
visi dan misi perusahaan. Bawahan memberi masukan atas masalah yang muncul dalam praktik
di lapangan serta usulan/inisiatif program budaya yang sesuai dan dapat diterapkan di masing-
masing unit kerja. (Revitalisasi budaya organisasi: Pengalaman Bank Mandiri, 2008)

Agar sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai baru ini menancap di hati karyawan, maka
perusahaan membentuk divisi bernama Culture and Service Specialist dengan komandonya
setingkat Vice President.

Bahkan agar proses internalisasi bertambah cepat, Bank Mandiri rela menggelontorkan milyaran
rupiah dengan menggunakan konsultan luar untuk melakukan sosialisasi nilai-nilai baru
perusahaan.

Catatan kedua, Agus Martowardojo paham benar cara mengisi 'cek kosong' yang diberikan
kementerian BUMN ketika dirinya ditunjuk menjadi CEO Bank Mandiri. Mengisi cek kosong
tersebut dilakukan dengan memilih orang-orang terbaik sebagai perpanjangan tangannya.

Orang campuran

Alhasil direksi baru Bank Mandiri merupakan orang-orang campuran dari dalam dan luar
perusahaan. Isu-isu primordial yang banyak diidap BUMN lain menyoal direksi bernama aliran
politik, suku, agama, dan ras dibuang jauh-jauh oleh Agus Martowardojo.

Dengan demikian direksi baru Bank Mandiri orang-orang profesional yang khatam terhadap
bidangnya. Bahkan orang luar yang menjadi direksi Bank Mandiri bukan sekadar orang antah
berantah, melainkan juga sosok cerdas yang pernah menjadi konsultan Bank Mandiri.
Dengan pasukan profesional yang cakap di bidangnya masing-masing, tugas Agus Martowardojo
berikutnya adalah menjadi dirigent yang memimpin semacam orkestra yang sedang memainkan
konser di panggung bisnis Indonesia.

Tidak kalah dibandingkan dengan Adhie MS, sebagai dirigen Agus Martowardojo mampu
menyuguhkan konser megah dengan lagu-lagu kesuksesan dari Bank Mandiri Philharmonic
Orchestra.

Catatan ketiga, Andy Grove mantan CEO Intel pernah bernubuat, "Kebanyakan perusahaan mati
bukan karena mereka melakukan kesalahan; kebanyakan mati karena tidak berkomitmen."

Menyitir pendapat Andy Grove, akhirnya komitmen menjadi mantra utama Agus Martowardojo
dalam menjalankan kepemimpinan. Menjalankan nilai-nilai baru perusahaan tidak mungkin
terlaksana apabila tanpa ada komitmen dari pemimpinnya.

Melakukan proses transformasi bisnis akan jalan di tempat manakala komitmen pemimpinnya
tidak bulat. Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen sebatas retorika apabila para
pemimpinnya tidak memberi contoh dengan memberi pelayanan terbaik kepada bawahannya.
Alhasil komitmen mendasari langkah-langkah kepemimpinan Agus Martowardojo.

Kita tunggu komitmen berikutnya dari Agus Martowardojo sebagai pemimpin, entah di Bank
Mandiri atau organisasi lain yang menanti tangan midasnya.

  Cetak
  Kirim

Komentar

Brown (1998 : 306) menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu kepada


sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggotasuatu organisasi, dan
membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain. Tata nilai dalam
budaya organisasi dapat berperan sebagai sumber kakuatan penting yang diyakini dan
dianut secara luas dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan. Namun
budaya organisasi dapat menjadi beban bagi keberhasilan apabila budaya organisasi
tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya siatuasi lingkungan bisnis yang
menuntut adanya adaptasi dan perubahan organisasi, namun di sisi lain budaya
organisasi menginginkan tidak adanya perubahan dan mempertahankan status quo,
maka organisasi akan mengalami inertia yang pada akhirnya dapat mengalami
kemunduran.
Organisasi yang mampu mencapai dan mempertahankan keberhasilan dicirikan
oleh budaya organisasi sebagai berikut :
1) Nilai inti organisasi yang dianut secara kuat oleh anggota organisasi.
2) Terdapatnya persepsi umum yang diyakini dan dijunjung tinggi secara bersama oleh
para anggota organisasi.
3) Budaya dianggap sebagai sumber kekuatan penting dan berharga.
4) Segala sesuatu diatur dan berjalan dengan baik berdasarkan nilai-nilai budaya
organisasi.
5) Nilai-nilai budaya yang ada dirasakan bersama secara luas dalam organisasi.
6) Para anggota organisasi merasa terikat kepada nilai-nilai inti yang ada dalam budaya
organisasi.
Atasan sebagai tokoh panutan
Bagaimana cara mengelola budaya perusahaan? Pengelolaan budaya perusahaan
yang baik, jika setiap pekerja memahami , dan melaksanakannya, pada kehidupannya
sehari-hari, maupun dalam pelaksanaan pekerjaan di kantor. Untuk mendapatkan
budaya kerja perusahaan yang baik, maka atasan sebagai tokoh panutan merupakan
hal yang tak dapat ditawar lagi. Sebagai pimpinan, maka pimpinan harus menjadi
panutan, yang dapat dimulai dari hal-hal sepele, seperti datang paling pagi dan pulang
paling lambat.
Atasan harus juga mengasah empati terhadap anak buahnya. Empati sangat diperlukan
untuk memahami anak buah, terutama jika kita memahami bahwa manusia adalah unik.
Tak ada satupun manusia didunia ini yang mempunyai karakter, sikap dan perilaku
yang sama walaupun kembar yang berasal dari satu telur. Dengan memahami karakter
masing-masing anak buah, seorang pimpinan akan mampu berkomunikasi, sehingga
anak buah tidak merasa seperti diperintah, tetapi akan melakukan pekerjaan dengan
senang hati, karena dia juga merasa memiliki perusahaan tersebut, dan berusaha
bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Disini diperlukan kepekaan pimpinan untuk
bisa jadi motivator, dan mendorong anak buah bekerja maksimal. Eileen Rahman dan
Sylvina Savitri, dalam Kompas tanggal 18 Nopember 2006 hal 57, mengutip pernyataan
Albert Mehrabian sbb: ” Di dalam komunikasi, hanya 7% ucapan yang akan diserap
oleh penerima berita. Sisanya, yang 93% adalah sinyal non verbal. Artinya, bila tak
dibantu emosi, semangat, gerak dan intonasi, maka komunikasi kita tidak efektif.”
Di sini kita memahami, mengapa bisa terjadi perbedaan dalam hasil. Mengapa unit
kerja A menjadi lebih baik, lebih solid, dibanding unit kerja lain, karena memperoleh
pimpinan yang bisa menjadi motivator bagi anak buahnya.
Dalam bidang perbankan, empati ini sangat penting, karena selain memudahkan
komunikasi dengan anak buah (subordinates), dengan peer atau rekan setingkat,
maupun dengan atasan, komunikasi ini sangat diperlukan dalam berhubungan dengan
nasabah. Karena lembaga perbankan adalah bisnis yang didasarkan atas kepercayaan,
maka akan terlihat mengapa nasabah A lebih suka menjadi nasabah pada Bank “Mujur”
dibanding menjadi nasabah Bank “Akur”. Hubungan antara nasabah dengan Bank
dapat diibaratkan sama seperti hubungan”suami isteri”, dimana masing-masing saling
percaya, dan bilamana nasabahnya sakit (usahanya menurun), maka hal ini akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Oleh karena itu masing-masing pihak harus tetap
menjaga hubungan tadi agar tercapai sinergi yang positif.
Bank Mandiri sebagai hasil merger dengan 4 bank milik pemerintah lainnya telah
memiliki sejarah yang panjang yang dimulai sejak kemerdekaan Indonesia. Perubahan
politik, sosial dan budaya serta lingkungan global tidak dapat dipungkiri merupakan
bagian dari perjalannya. Budaya pelayanan serta mengutamakan nasabah baru dimulai
pada era deregulasi di tahun 1980-an sampai akhirnya liberalisasi tidak dapat
dihindarkan telah membawa perbankan Indonesia ke dalam pasar global. Budaya
organisasi perbankan secara otomatis dituntut untuk terus mengalami perubahan ke
arah yang lebih kompetitif bukan hanya di pasar domestik tapi di pasar global.

Nilai-nilai Budaya Bank Mandiri

Visi bank Mandiri adalah menjadi “Bank Terpercaya Pilihan Anda” Sedangkan misinya
adalah :

1. Berorientasi pada Pemenuhan kebutuhan pasar.


2. Mengembangkan sumber daya manusia profesional
3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
4. Melaksanakan manajemen terbuka
5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.

Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengembangkan suatu budaya kerja baru. Untuk
mewujudkan visi dan misi sebagaimana di atas merupakan suatu perjalanan panjang
yang harus ditempuh dalam suatu koridor dan pedoman yang disepakati bersama
dalam organisasi. Terdapat 5 nilai budaya, yakni serangkaian prinsip yang dijadikan
sebagai panduan moral dalam berperilaku, bertindah dan mengambil keputusan. Nilai
budaya yang menjadi pedoman tersebut dirumuskan sebagaimana Tabel 3.

Tabel. 3. Definisi Nilai Budaya dan Perilaku Utama Bank Mandiri

Nilai Definisi Perilaku Utama


Kepercayaan/Trust Membangun keyakinan dan · Saling menghargai dan
sangka baik di antara bekerja sama
stakeholder dalam · Jujur, tulus dan terbuka
hubungan yang tulus dan
terbuka berdasarkan
kehandalan
Integritas/Integrity Setiap saat berfikir, berkata · Disiplin dan konsisten
dan berperilaku terpuji, · Berpikir, berkata dan
menjaga martabat serta bertindak terpuji
menjunjung tinggi kode etik
profesi
Profesionalisme/ Berkomitmen untuk bekerja · Kompeten dan
tuntas dan akurat atas bertanggung jawab
Professionalsm dasar kompetensi terbaik · Memberikan solusi dan
dengan penuh tanggung hasil terbaik
jawab
Fokus pada Senantiasa menjadikan · Inovatif, proaktif dan
Pelanggan/ pelanggan sebagai mitra cepat tanggap
utama yang saling · Menggunakan pelayanan
Customer Fokus menguntungkan untuk dan kepuasan
tumbuh secara pelanggan
berkesinambungan
Kesempurnaan/ Mengembangkan dan · Orientasi pada nilai
Execelence melakukan perbaikan di tambah dan perbaikan
segala bidang untuk terus menerus
mendapatkan nilai tambah · Peduli lingkungan
optimal dan hasil yang
terbaik secara terus
menerus.

Sumber : Tim Internalisasi Budaya Bank Mandiri (2002)

Penjabaran dari panduan tentang nilai-nilai budaya tersenut juga diberikan


kepada semua karyawan, yang secara ringkas adalah sebagaimana berikut.

1. Kepercayaan;

Merupakan sesuatu yang tumbuh atas dasar keyakinan akan suatu keandalan
dan keluhuran karakter dan kepribadian. Kehandalan seseorang yang tidak dilandasi
karakter yang luhur tidak akan menimbulkan suatu kepercayaan. Dalam kehidupan
sehari-hari, kepercayaan ini diwujudkan dalam perilaku saling menghargai dan bekerja
sama, serta tindakan yang jujur, tulus dan terbuka. Nilai kepercayaan dijawabarkan
dalam dua perilaku utama, yakni “Saling menghargai dan bekerja sama” dan “Jujur,
tulus dan terbuka”.

Perilaku saling mengargai dan bekerja sama

· Memperlakukan rekan kerja, pelanggan, dan semua pihak yang berkepentingan


dengan penuh hormat dan santun.
· Menjaga komunikasi yang penuh empati di antara sesama rekan kerja sehingga
tercipta saling pengertian dalam hubungan interpersonal.
· Menciptakan dan memelihara iklim lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman.
· Menjalankan amanah yang diberikan dengan penuh komitmen dan tanggung
jawab sehingga tumbuh suatu kepercayaan yang langgeng.
· Menempatkan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi maupun
golongan.
· Menjalin kerja sama antar individu dan antar unit kerja untuk bersama-sama
berupaya mewujudkan tercapainya tujuan organisasi.
· Saling memberikan bantuan dan dukungan yang positif terhadap sesama rekan
kerja dan berkontribusi aktif untuk mencapai tujuan bersama.
· Menghormati perbedaan di antara para pegawai dan menjadikan perbedaan itu
sebagai titik awal untuk mencapai sinergi.

Perilaku jujur, tulus dan terbuka

· Senantiasa berkata dan bertindak berdasarkan kebenaran, sesuai fakta dan


kenyataan yang terjadi.
· Memelihara niat yang murni dan penuh kerelaan, bertindak semata-mata demi
kepentingan yang terbaik bagi Bank Mandiri, tanpa pamrih dan tanpa ada
maksud tersembunyi.
· Memelihara transparansi dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan,
dengan memberikan informasi yang relevan secara benar, tepat dan akurat,
dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip pribadi dan kerahasiaan.
· Berani mengakui keterbatasan dan kesalahan, serta bersedia untuk melakukan
perbaikan.
· Berani mengemukakan saran, pendapat dan kritik secara obyektif dan terbuka.

2. Integritas

Adalah suatu nilai yang memelihara satunya pikiran, kata dan perbuatan yang
sesuai dengan hati nurani dan prinsip-prinsip kebenaran. Integritas diwujudkan dalam
perilaku disiplin dan konsisten, serta perilaku berpikir, berkata dan bertindak terpuji,
sesuai dengan prinsip moralitas yang menunjukkan adanya keluhuran karakter dan budi
pekerti.

Disiplin dan Konsisten

 Bertindak menepati janji dan komitmen yang telah disepakati


 Mematuhi aturan, kebijakan dan prosedur di Bank Mandiri serta peraturan
perundangan yang berlaku secara bijaksana dan dengan penuh tanggung jawab.
 Mengambil keoutusan secara bijaksana dalam berbagai situasi dengan tetap
berpegang pada aturan dan kebijakan yang berlaku
 Memegang teguh prinsip dan pendirian yang kita yakini benar dan tidak mudah
berubah meskipun berada dalam tekanan atau situasi sulit.

Berpikir, Berkata dan Bertindak Terpuji

 Memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin orang lain memperlakukan


kita
 Bersikap adil dan bijaksana dalam segala situasi
 Bekerja dengan penuh dedikasi, melindungi kepentingan dan kehormatan pribadi
dan Bank Mandiri serta selalu menjunjung tinggi kode etik profesi.
 Menghindari peluangg yang memungkinakan terjadinya benturan kepentingan
 Harus senantiasa berupaya untuk menjadi panutan dan teladan bagi orang lain
dengan menjalankan apa yang kita ucapkan secara konsisten
 Menggunakan harta milik perusahaan dengan penuh tanggung jawab hanya
untuk kepentingan Bank Mandiri.
 Tidak menggunakan informasi perusahaan untuk kepentingan pribadi maupun
pihak ketiga tanpa persetujuan resmi dari Bank Mandiri.
 Mengambil keputusan secara obyketif dan bebas dari tekanan maupun pengaruh
dari pihak manapun.
 Tidak menawarkan, memberikan ataupun menerima suap dalam bentuk apapun.

3. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan suatu nilai yang mengedepankan keahlian dan


kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Nilai profesionalisme
diwujudkan dalam perilaku yang menjunjung tinggi kompetensi dan tanggung jawab
serta komitmen untuk senantiasa memberikan solusi yang terbaik.

Kompeten dan Bertanggung Jawab

· Senantiasa mengembangkan tingkat kompetensi supaya dapat mengikuti


perkembangan dan kemajuan sesuai tuntutan profesi.
· Menetapkan standard yang tinggi sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja dan
dengan penuh tanggunng jawab berusaha mencapai standard kinerja yang telah
ditetapkan.
· Senantiasa memelihara gairah dan semangat yang tinggi dalam bekerja.
· Menumbuhkan rasa ikut memiliki terhadap Bank Mandiri dan berani bertanggung
jawab untuk setiap tindakan dan keputusan yang kita buat.
· Bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi bagi tercapainya visi dan misi
Bank Mandiri.

Memberikan Solusi dan Hasil Terbaik

 Kita menyelesaikan pekerjaan secara tuntas dan akurat


 Bekerja secara cerdas, yaitu efisien dan efektif, memanfaatkan sumber daya
secara optimal untuk mencapai hasil yang maksimal.
 Mengelola pekerjaan secara sistematis melalui proses perencanaan,
pengorganisasian serta evaluasi dan pemamtauan secara berkesinambungan.
 Dalam upaya memberikan hasil yang terbaik, kita memiliki keberanian untuk
mengambil risiko yang diperhitungkan secara cermat sehingga tidak akan
mengorbankan kepentingan perusahaan.

4. Fokus pada Pelanggan/Customer Focus

Fokus pada pelanggan merupakan salah satu nilai utama yang melandasi sikap insan
Bank Mandiri untuk senantiasa membina hubungan baik dengan pelanggan serta
langgeng dan berkesinambungan. Pelanggan eksternal maupun internal Bank Mandiri
merupakan mitra yang akan kita dukung untuk terus maju dan tumbuh secara konsisten
dari waktu ke waktu. Untuk itu fokus pada pelanggan kita wujudkan dalam perilaku yang
inovatif, proaktif dan cepat tanggap terhadap kebutuhan pelanggan serta
mengutamakan kepentingan dan kepuasan pelanggan.

Inovatif, Proaktif dan Cepat Tanggap

 Selalu peka terhadap kebutuhan pelanggan dan proaktif untuk mengidentifikasi


kebutuhan pelanggan.
 Selalu inovatif dan berorientasi untuk memberikan solusi yang optimal untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
 Selalu fokus untuk memberikan layanan dengan nilai tambah spesifik yang
dibutuhkan pelanggan.
 Bersikap empatik terhadap keluhan dan permasalahan pelanggan dan capat
tanggap untuk dapat memberikan solusi terbaik untuk setiap keluhan nasabah.

Mengutamakan Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan

 Berupaya untuk memuasakan dan memberikan layanan prima yang melebihi


harapan pelanggan, dengan tetap mempertimbangkan aspek risiko dan prinsip
kehati-hatian.
 Kita berupaya untuk mengutamakan kepentingan pelanggan dengan tetap
memperhatikan kepentingan Bank Mandiri.
 Memahami pelanggan secara utuh untuk dapat berperan sebagai mitra yang
akan mendukung pelanggan untuk maju.
 Memberikan solusi yang tidak hanya sekedar memauaskan pelanggan tetapi
mendorong pelanggan untuk tumbuh dan berkembang.
 Berupaya untuk senantiasa memelihara hubungan baik dengan pelanggan
dalam jangka panjang dan memperhatikan perkembangan pelanggan dari waktu
ke waktu.
 Menghargai kepentingan pelanggan dan menghormati prinsip pribadi dan
kerahasiaan dalam hubungan dengan pelanggan.
 Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan diri untuk dapat selalu
memberikan layanan yang unggul kepada pelanggan.
 Sealalu bersikap ramah, sopan dan profesional dalam berinteraksi dengan
pelanggan.
 Senantiasa berupaya untuk masuk dalam lingkungan pelanggan dan menjadi
mitra yang dapat diandalkan setiap saat.
Menurut pendapat saya Bank Mandiri adalah bank yang memiliki budaya
kerja yang sangat baik, semakin lama Bank Mandiri selalu menunjukkan
komitmen yang semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan pada tahun 2007
PT Bank Mandiri dinobatkan sebagai bank nasional paling efisien dari 130 bank
yang beroperasi di Indonesia dalam Banking Efficiency Award 2007 versi Harian
Bisnis Indonesia. Pencapaian itu tidak lepas dari suatu kinerja dan budaya kerja
yang sangat baik yang dimiliki oleh Bank Mandiri.

PUSTAKA :

1. http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:Xij7vvoHB0oJ:research.mercubuana.ac.id/proceeding/TRANSFORMASI-
BUDAYA-KORPORASI-BANK-
MANDIRI.doc+budaya+kerja+bank+mandiri&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firef
ox-a
2. www.mercubuana.ac.id
3. http://www.harpackindo.co.id/Budaya%20Perusahaan.htm
4. http://tabieta.net/index.php/art-and-culture/16-culture/39-budaya-perusahaan
5. http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/news-detail.asp?id=IEfV42528902

Bank Mandiri Raih MAKE


19 Jul 2010

 Ekonomi
 Suara Karya

JAKARTA (Suara Karya) Bank Mandiri membuktikan diri sebagai organisasi berbasis ilmu
pengetahuan paling dikagumi dalam ajang Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise
(MAKE) Study 2010 yang digelar Dunamis Organization Sennces

Bank Mandiri akan mewakili Indonesia di MAKE Study tingkat Asia yang akan digelar di Seoul,
Korea Selatan, pada Oktober 2010.

Penghargaan itu diper--oleh dari hasil penilaian terhadap lebih dari 80 perusahaan di Indonesia.
MAKE merupakan program penelitian yang dilakukan Teleos dan The Know Network sejak
1998. Di Indonesia, MAKE diselenggarakan Dunamis Organization Services dengan kriteria
penilaian, diantaranya menciptakan budaya organisasi yang berorientasi pada pengetahuan.

Selain itu, penilaian dilakukan juga terhadap pengembangan sumber daya berbasis pengetahuan
melalui kepemimpinan manajemen senior, penciptaan produk atau jasa berbasis pengetahuan,
memaksimalkan modal intelektualitas perusahaan, menciptakan lingkungan untuk berbagi
pengetahuan secara kolabo-ratif, menciptakan learning organization, memberikan nilai tambah
berdasarkan pengetahuan pelanggan, dan mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi
nilai tambah untuk pemegang saham.

Direktur Compliance Human Capital Bank Mandiri Ogi Prastomiyono di Jakarta, akhir pekan
lalu, mengatakan, penghargaan tersebut merupakan pengakuan terhadap proses transformasi
Bank Mandiri dari perusahaan milik negara menjadi perusahaan kelas dunia.

Transformasi yang dilakukan Bank Mandiri dimulai dari kepemimpinan, budaya organisasi,
pengelolaan pengetahuan pelanggan, hingga menciptakan lingkungan berbagi dan belajar yang
kondusif.

"Kami bersyukur dan berterima kasih atas pemberian penghargaan ini. Pencapaian ini semakin
meneguhkan komitmen kami melanjutkan transformasi untuk menjadi lembaga keuangan yang
terkemuka dan dikagumi,"kata Ogi Prastomiyono.
Menurut Ogi Prastomiyono, ajang seperti Most Admired Knowledge Enterprise ini sangat
penting karena selain menjadi parameter bagi Bank Mandiri untuk mengetahui penilaian
masyarakat terhadap perusahaan, juga merupakan salah satu pemicu motivasi bagi pegawai
untuk terus mengembangkan diri.

Bank Mandiri memberikan pelayanan kepada nasabah yang meliputi segmen usaha corporate,
commercial, micro tetail, consumer finance dan treasury international banking. Bank Mandiri
pada saat ini memiliki anak-anak perusahaan untuk mendukung bisnis utamanya antara lain
Mandiri Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), dan Bank Syariah Mandiri

You might also like