You are on page 1of 8

Ê Ê

   


‘ Ê  

Setelah Indonesia memperoklamasikan kemerdekaannya, tidaklah serta merta
membuat Indonesia merdeka seutuhnya, tapi masih ada halangan dar pihak belanda maupun
jepang. Kemerdekaan Indonesia yang sudah berlangsung hampir 4 tahun masih belum bias
diterima oleh pihak belanda. Dampaknya dari pengaruh imperialismenya, dengan memecah
Indonesia menjadi Negara-negara/daerh-daerh kecil yang mengarah pada daerah federal, hal
ini digunakan untuk mengurangi pengaruh pemerintahan di daerah-daerah, dan menjaga
kepentingan belanda Indonesia. Indonesia pada saat itu tetap mempertahankan bentuk
pemerintahan yaitu kesatuan berusaha dibujuk belanda, setelah Indonesia berhasil dibujuk
belanda untuk mengubah bentuk pemerintahannya terbentuklah Negara   
     dan daerah-daerah lainnya. Perubahan Negara kesatuan menjadi
Negara-negara federal menjadi polemik, dalam situasi itu yang penuh dengan perselisihan
PBB akhirnya turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut dan puncak dari
perselisihan itu berakhir di Êyang diikuti oleh pihak belanda dan Indonesia. Dari hasil
KMB tersebut disepakati beberapa keputusan tanpa menghilangkan pengaruh belanda di
Indonesia. Untuk menyesuaikan keputusan tersebut terbentuk lah KRIS.

c
Ê Ê
  
!"! 
#
 $ 

Dalam perjalanan Bangsa Indonesia, Republik Indonesia sempat mengalami


perubahan bentuk negara, yaitu dengan lahirnya Republik Indonesia Serikat.

Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federasi yang berdiri
27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar :
Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg ( BFO ) dan Belanda. Kesepakatan
ini disaksikan juga oleh United Nations Commision for Indonesia ( UNCI ) sebagai
perwakilan Perserikatan Bangsa - Bangsa ( PBB ).

%&   && %   &  '  ( 

1.‘ Republik Indonesia yang dipimpin oleh Mr. Susanto Tirtoprojo


2.‘ Negara Indonesia Timur yang terbentang dari wilayah Sulawesi, Sunda Kecil ( Bali
dan Nusa Tenggara ) dan Kepulauan Maluku dengan Ibu Kotanya Singaraja, dipimpin
oleh Ida Anak Agoeng Gde Agoeng.
3.‘ Negara Pasundan yang wilayahnya meliputi Sebagian Pulau Jawa sebelah Barat atau
yang lebih dikenal sebagai Jawa Barat dengan ibukotanya Bandung, dipimpin oleh
Mr. Djumhana Wiriatmadja.
4.‘ Negara Jawa Timur dengan wilayahnya adalah Pulau Jawa Bagian Timur, dengan
ibukotanya Surabaya, dengan pimpinan Raden Soedarmo.
5.‘ Negara Madura dengan wilayahnya mencakup kepulauan Madura, dipimpin oleh
R.A.A. Tjakraningrat.
6.‘ Negara Sumatera Timur yang dipimpin oleh Radja Kaliamsyah Sinaga.
7.‘ Negara Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Abdul Malik.

      )    *   '  &    
 &  + '   :

1.‘ Jawa Tengah dipimpin oleh DR. RV Sidjito


2.‘ Kalimantan Barat pimpinannya adalah Sultan Hamid II
3.‘ Dayak Besar dipimpin oleh Muhran Bin HajiAli
4.‘ Daerah Banjar dipimpin oleh Muhammad Hanafiah
5.‘ Kalimantan Tenggara dipimpin oleh M. Jamani
6.‘ Kalimantan Timur dipimpin oleh A.P Sosronegoro
7.‘ Bangka dengan pimpinan Muhammad Jusuf Rasidi
8.‘ Belitung dipimpin oleh K.A. Muhammad Jusuf
9.‘ Riau dipimpin oleh Radja Mohammad


Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949 digunakan dalam suasana politik
Indonesia yang sedang terjadi gejolak revolusi mempertahankan kemerdekaan. Penggunaan
konstitusi ini merupakan produk politik hasil Konferensi Meja Bundar yang dilakukan di
Belanda pada tahun 1949 setelah Belanda melakukan agresi militernya kepada Republik
Indonesia yang baru berdiri. Diterapkannya Konstitusi RIS menggantikan UUD 1945
merupakan capaian kompromi politik perjuangan diplomasi Republik Indonesia dalam
konferensi tersebut. Naskah Konstitusi RIS disusun bersama oleh delegasi Republik
Indonesia dan delegasi BFO ke Konferensi Meja Bundar. Rancangan itu disepakati oleh
kedua belah pihak untuk diberlakukan sebagai Undang-Undang Dasar RIS

Namun usia Negara Republik Indonesia Serikat tidak panjang karena pada 17 Agustus
1950, Negara Republik Indonesia Serikat dibubarkan.

Dibandingkan dengan UUD 1945, Konstitusi RIS memuat prinsip-prinsip


ketatanegaraan yang banyak berbeda dengan UUD 1945. Salah satu perbedaan itu yaitu
mengenai bentuk negara dan sistem pemerintahan yang dianut. Dalam UUD 1945, secara
normatif yang dipilih sebagai bentuk negara adalah republik dan sistem pemerintahan yaitu
presidensial. Sementara dalam Konstitusi RIS 1949, bentuk negara yang dicantumkan dalam
konstitusi dan diterapkan yaitu federasi, sedangkan sistem pemerintahan adalah kombinasi
sistem presidensial dan parlementer

Pasal 69 Konstitusi RIS 1949 menyebutkan bahwa Presiden dipilih oleh orang-orang
yang dikuasakan oleh Pemerintah daerahdaerah bagian dalam negara RIS sebagaimana
disebut dalam Pasal 2 Konstitusi RIS. Presiden adalah sebagai Kepala Negara. Dalam hal
pembentukan kabinet, Pasal 74 Konstitusi RIS mengatur bahwa Presiden harus membuat
kesepakatan dengan orang-orang yang dikuasakan oleh daerah-daerah bagian untuk
menunjuk 3 pembentuk Kabinet. Kabinet terdiri dari Perdana Menteri dan menteri-menteri

Sama dengan UUD 1945, dalam konstitusi RIS 1949 juga tidak ada ketentuan yang
jelas dan detail mengenai bagaimana impeachment dapat dilakukan. Karena sistem
pemerintahan yang digunakan adalah sistem parlementer, maka impeachment biasanya
dilakukan terhadap perdana menteri dalam kerangka pertarungan politik di parlemen. Y  
 

                    


  Y
         
  Y
           
  !   "Y  

 
     
 ! 

 
Y
  #     "

Tidak adanya aturan yang jelas mengenai impeachment tampak pula jika dilihat pada
hak yang dimiliki oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Hak-hak yang dimiliki oleh
Dewan Perwakilan Rakyat dalam Konstitusi RIS 1949 tampaknya memang diarahkan agar
tercipta mekanisme checks and balances terhadap pemerintah. Namun hak-hak yang dimiliki
DPR tersebut tidak termasuk hak untuk melakukan impeachment terhadap Presiden. Y  
 

   !          $Y 
         
 
 
 
 
  !   "%  $Y   




D
 
  
 &Y   '(       &Y   (" $     )) 
  )   Y   * 

   
       
+    ,     

   
       

 !
    !  
      Y
      !         !    
!         
   
          !   " -  
  


    
 !      
   +    , 

    
 
 
!   " 

Karena penerapan Konstitusi RIS 1949 tidak berlangsung lama, selama periode
penerapan itu tidak ada pengalaman praktik impeachment yang telah dilakukan. Namun,
dengan tidak adanya ketentuan yang jelas dan detail mengenai alasan dan mekanisme
impeachment, maka dapat diperkirakan seandainya terjadi impeachment ketika itu, para
aktor-aktor politik akan terlibat dalam ketegangan konflik karena saling menafsirkan
bagaimana impeachment dilakukan sesuai dengan kepentingan politiknya masing-masing.
Adanya ketentuan dalam Konstitusi RIS yang memberi peran kerajaan Belanda dalam Negara
RIS, dapat dipastikan seandainya terjadi impeachment akan menghadapi kompleksitas politik
dan ketatanegaraan yang pelik.

Persis dengan apa yang terjadi dengan UUD 1945, nihilnya aturan yang jelas
mengenai impeachment dalam Konstitusi RIS 1949 karena pemberlakukan konstitusi itu
dimaksudkan untuk sementara waktu saja. Konstitusi RIS yang disusun dalam rangka
Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun 1949 itu pada pokoknya dimaksudkan
sebagai UUD yang bersifat sementara. Karena itu Pasal 186 Konstitusi RIS menegaskan
ketentuan agar Konstituante bersama-sama dengan Pemerintah selekas-lekasnya menetapkan
Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Pada dasarnya, perumusan Konstitusi RIS hanya
dimaksudkan untuk kepentingan menciptakan bentuk negara serikat yang diinginkan oleh
Belanda.

Praktik ketatanegaraan yang dalam kurun waktu 1945-1949 yang tidak sesuai dengan
UUD 1945

d‘ Êerubahnya fungsi Komite Nasional Pusat dari pembantu presiden manjadi badan
badan yang diserahi tugas kekuasaan legislatife (Seharusnya DPR) dan ikut
menetapkan GÊ N (Seharusnya wewenang MPR), berdasarkan Maklumat Wakil
Presiden No X, tanggal 16 Oktober 1945.
d‘ Ôerjadinya perunbahan system kebinet presidensial menjadi kabinet parlementer
berdasarkan usul Êadan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat yang disetujui
oleh Presiden dangan Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945.

a
# #  $   & , $   
!"! 

d‘ System pemerintahan yang dianut oleh konstitusi RIS 1949 adalah system
Parlementrer Kabinet Semu (Quasi Parlementer) dan bukan cabinet parlementer yang
murni dengan penjelasan :
d‘ Pengangkatan PM dan pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden dan bukan oleh
Parlementer sebagaimana lazimnya (Pasal 74 ayat 2)
d‘ Kekuasaan PM masih dicampur tangan oleh Presiden. Padahal presiden merupakan
kepala Negara dan PM merupakan kepala pemerintahan.
d‘ Pertanggung jawaban menteri adalah kepada DPR, namun harus melalui keputusan
pemerintah (Pasal 7 ayat 45)
d‘ Parlement tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak
punya pengaruh besar terhadap pemerintah.
d‘ Presiden RIS mempunyai kedudukan Rangkap, yaitu sebagai kepala Negara dan
kepala pemerintahan padahal seharusnya terpisah.

# -Ê ' 


!".
/  
!". 0#1&
!"!

 Dalam kurun waktu 1945 ± 1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
karena Indonesia sedang disibukan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
   2    3  
4  & 
!".    & $, 
 $   5     & &    

" 5&
!". &   &  *  6*  7 ' 
%   $  % ,   %   %& $   % $   
  %&$  

 Sejalan dengan perkembangan kertatanegaraan Indonesia, sejarah perundang-


undangan sejak berdirinya Negara republic Indonesia dapat dikategorikan dalam beberapa
periode, sebagai berikut :

1.‘ 17 Agustus 1945 s/d 27 Desember 1949


2.‘ 27 Desember 1949 s/d 15 Agustus 1950
3.‘ 15 Agustus 1950 s/d 5 Juli 2959
4.‘ 5 Juli 1959 s/d 5 Juli 1966
5.‘ 5 Juli 1966 s/d Sekarang

‰
Ê '    
!"!#1&
!"! 0
1  
!.8

Pada masa ini pemerintahan Indonesia adalah parlementer bentuk pemerintahannya


dan bentuk Negara federasi yaitu yang didalamnya terdiri dari Negara-negara bagian yang
masing-masing Negara adalah memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam
negerinya.

 
Ê Ê


% 

 UUD RIS atau Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku dinegara Republik
Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949..

Konstitusi yang dibentuk ini hasil produk dari belanda yang merupakan capaian
kompromi politik perjuangan diplomasi RI. Dalam Konstitusi RIS 1949 bentuk Negara
Indonesia yaitu Federasi dan system Pemerintahan nya adalah kombinasi system Presidensial
dan Parlementer.

Konstitusi RIS dibentuk sebagai UUD yang bersifat sementara karena tidak ada
ketentuan yang jelas dan detail bagaimana impeachment dilaksanakan. Karena system
pemerintahan yang digunakan adalah system parlementer, maka impeachment biasanya
dilakukan terhadap perdana mentri dalam pertarunagn politik di parlement.

Pada intinya pembentukan Konstitusi RIS dimaksudkan untuk kepentingan


menciptakan bentuk Negara Serikat yang diinginkan oleh belanda.

^
 9   
http://id.wikisource.org/wiki/Mekanisme_Impeachment_%26_Hukum_Acara_Mahkamah_Konstitusi/
SEJARAH_KETATANEGARAAN_IMPEACHMENT_DI_INDONESIA/Landasan_Konstitusional_
dan_Mekanisme_Impeachment_di_Indonesia/Konstitusi_Republik_Indonesia_Serikat_1949.

http://sweet-sejarahindonesia.blogspot.com/2008/10/republik-indonesia-serikat-27-desember.html

Radjab Dasril. 2005. Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

You might also like