You are on page 1of 4

Al HADITS

MUTAWATIR AHAD

Lafdzi Ma’nawi berdasar kuantitas berdasar kualitas berdasar penerimaan

GORIB AZIZ MASYHUR SOHIH HASAN DO’IF MAQBUL MARDUD

gorib mutlaq
gorib nisbi lidzatihi ligoirihi lidzatihi ligoirihi ma’mul goiru ma’mul
gorib sanad dan matan
gorib sanad
1. muhkam 1. marjuh
2. mukhtalif 2. mansukh
3. rojih 3. mutawaqof
4. nasikh

dari sudut sanadnya dari sudut matanya dari sudut matan dari sudut sanad atau
dan sanad sekaligus matan

dari sandaran dari persambungan


sanadnya sanadnya

1. Mauquf 1. Mursal 1. Syadz 1. Munkar 1. Maqlub


2. Maqthu’ 2. Mu’allaq 2. Maudhu’ 2. Mudroj
3. Munqothi’ 3. Mushohhaf
4. Mu’dhol
Hadits Mutawatir : Hadits yang diriwayatkan oleh orang yang sangat banyak dalam tiap tingkatan perowi dengan jumlah yang
seimbang dalam tiap tingkatan dan diyakini bahwa mereka mustahil untuk berdusta. Hadis ini mengandung hokum yang dhoruri /
qoth’iy sebagaimana al Qur’an. Apabila lafadznya sama maka itu disebut mutawatir lafdzi, tapi bila lafadz berbeda tapi ma’nanya
sama itulah mutawatir ma’nawi. Hadis mutawatir tidak perlu dibahas kualitas / nilai kedudukanya.
Hadist Ahad : Semua hadist yang tidak termasuk pada syarat mutawatir. Berdasar jumlah perowi pada tiap tingkatan Hadist Ahad ini
terbagi menjadi Hadis Masyhur, Aziz, dan Gorib. Berdasar kualitasnya terbagi atas Hadis Sohih, Hasan, dan Dho’if. Sedangkan
berdasar penerimaanya terbagi atas Hadis Maqbul dan Mardud.
Hadis Masyhur : Hadis yang diriwayatkan oleh sedikitnya 3 orang dalam tiap tingkatan perowi, kedudukan hadis ini ada yang sohih,
hasan , ataupun dho’if.
Hadis Aziz : Hadis yang diriwayatkan oleh minimal 2 orang dalam tiap tingkatan perowinya. Sama seperti Hadis Masyhur , Hadis
Aziz ini ada yang sohih, hasan, dan do’if.
Hadis Gorib : Hadis yang diriwayatkan oleh satu orang saja pada tingkatan perowi yang mana saja. Jika sendirianya perowi itu
mutlaq / tanpa sudut pandang apapun maka disebut Gorib Mutlaq, tapi jika menyendirinya dilihat dari suatu sudut ( semisal dilihat
dari sudut tempat – cont : tidak ada penduduk Madinah yang meriwayatkan selain dia – atau dari segi tingkat ketsiqqohan – perowi
tsiqqoh hanya dia yang meriwayatkan – atau dari sudut gurunya – murid maliki hanya dia yang meriwayatkan begini dari gurunya - }
maka disebut Gorib Nisbi
Hadist Sohih : Hadis yang diriwayatkan oleh orang yang adil dan dhobit , bersambung sanadnya, tidak ada illat, dan tidak syadz . Ini
yang disebut Sohih Lidzatih. Adapun Sohih Ligoirihi adalah Hadis Hasan yang yang dinaikan kedalam derajat Hadis Sohih dengan
adanya penjelasan/keterangan yang menguatkanya. Adapun tingkatan Hadis Sohih adalah:
1. Mutafaqqun ‘Alaih, hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dalam Kitab Jami’ Sohih .
2. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori saja dalam Jami’ Sohih.
3. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim saja dalam Jami’ Sohih
4. Hadis yang diriwayatkan berdasar syarath Imam Bukhori.
5. Hadis yang diriwayatkan berdasar syarath Imam Muslim,.
6. Hadis yang dianggap sohih oleh para ulama’ tanpa berdasar sarat Bukhori-Muslim.
Hadis Hasan : Hadis yang diriwayatkan oleh perowi yang adil tapi kurang dari segi kedhobitanya, inilah Hasan Lidzatih. Sedangkan
Hasan Ligoirih adalah Hadis Do’if yang Karena adanya penguat dimasukan kedalam criteria hasan. Pada awalnya para ulama’ hanya
membagi antara sohih dan do’if saja, ini yang diikuti oleh Ibn Hibban, al Hakim, dan Ibn Khuzaimah, mereka memasukan Hadis
Hasan kedalam derajat Sohih. Adapun yang mula-mula mempopulerkan sebutan Hadis Hasan adalah Imam Turmudzi.
Hadis Do’if : Hadis yang lemah, tidak memiliki criteria untuk dimasukan kedalam hadis hasan /sohih.
Hadis Mauquf : Hadis yang hanya disandarkan pada sahabat tidak sampai Nabi saw. ,. lawan katanya adalah Hadis Marfu’.
Hadis Maqthu’ : Hadis yang disandarkan hanya sampai tabi’in.
Hadis Mursal : Hadis yang sanadnya tidak bersambung/putus pada tingkatan sahabat.
Hadis Muallaq : Hadis yang putus sanadnya pada tingkatan yang paling bawah, baik satu atau lebih.
Hadis Munqothi;: Hadist yang putus sanadnya di tengah baik satu atau dua dengan tidak berturut-turut.
Hadis Mu’dhol : Hadis yang putus sanadnya dua tingkat yang berurutan.
Hadis Syadz : Hadis yang diriwayatkan oleh orang yang terpercaya hanya kandungan hadisnya bertentangan dengan riwayat orang
yang tingkat ketsiqqohanya lebih tinggi.
Hadis Munkar : Hadis yang diriwayatkan oleh perowi yang lemah dan matanya bertentangan dengan riwayat orang yang tsiqqoh.
Hadis Maudhu’ : Hadis palsu , hadis yang sengaja dibikin dengan kebohongan mengatasnamakan Nabi saw. Perowinya telah dikenal
sebagai pendusta dan matan tidak bisa diterima / tidak sesuai dengan hal-hal yang telah qoth’I / paten dalam agama.
Hadis Maqlub : Hadis yang diputar-balikan / mendahulukan lafadz yang belakangan atau sebaliknya. Ini baik pada matan ataupun
pada sanad.
Hadis Mudroj : Hadis yang disisipkan baik pada matan maupun pada sanad.Biasanya sisipan ini berupa penjelasa dari perowi.
Hadis Mushohhaf : Hadis yang mempunyai perbedaan dalam beberapa tulisa huruf yang mengakibatkan perbedaan arti yang cukup
jauh.
Hadis Maqbul : Hadis yang bisa diterima kebenaranya karena telah memenuhi sarat.Para ulama’ sepakat bahwa yang termasuk pada
golongan Hadis Maqbul adalah hadis dengan kualitas shohih dan hasan. Adapun pada hadis dho’if mereka berbeda pendapat, ada yang
mengatakan semua hadis do’if tidak bias diterima/ masuk Hadis Mardud. Sedangkan sebagian yang lain masih membolehkan
penerimaan hadis do’if dengan sarat-sarat tertentu.
Hadis Mardud : Hadis yang tertolak atau tidak bias diterima.
Hadis Ma’mul : Hadis yang boleh/bias diamalkan.
Hadis Muhkam : Hadis yang memberikan pengertian hokum yang jelas, tanpa ada perselisihan.
Hadis Mukhtalif : Dua hadis maqbul atau lebih yang secara lahiriah bertentangan tetapi penjelasanya bisa dikompromikan, seperti
hadis tentang penyakit tidak ada yang menular dengan hadis larilah dari penyakit lepra.
Hadis Rojih : Hadis yang lebih kuat dari dua hadis maqbul yang tampak bertentangan.
Hadis Nasikh : Hadis yang dating belakangan dari dua hadis yang bertentangan , hukumnya menghapus hadis yang terdahulu.
Hadis Goiru Ma’mul : Hadis maqbul yang tidak bisa diamalkan .
Hadis Marjuh : Lawanya hadis rojih, yaitu hadis yang lebih lemah diantara dua hadis maqbul yang nampak bertentangan.
Hadis Mansukh : Kebalikan dari hadis nasikh, hadis yang dating duluan kemudian hukumnya dihapus oleh hadis yang dating
sesudahnya.
Hadis Muwaqqof : Hadis yang kehujjahanya ditangguhkan karena adanya pertentangan satu hadis dengan hadis lainya yang belum
bias diselesaikan.

You might also like