Professional Documents
Culture Documents
ditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas. Sedangkan menurut Drs. M.
Ngalim Purwanto, MP memberikan definisi belajar dari beberapa elemen:
a. Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi ada kemungkinan mengarah kepada
tingkah laku yang buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti
perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau tidak dianggap sebagai hasil
belajar seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
c. Belajar adalah perubahan relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu
yang cukup panjang.
d. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian,
baik fisik maupun psikis seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah,
berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
http://lhizaspears21.blogspot.com/2009/07/defenisi-belajar.html
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan
diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan Pengembangan yang lebih baik dibanding dengan sebelumnya,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik,
2003 : 155). http://www.blogtopsites.com/outpost/dad7f976bf4402e5f63d59643a9c3006
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan
bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Lantas,
apa sesungguhnya belajar itu ?
Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :
Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”.
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul
atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul
karena pengalaman” http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-
dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/
Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan
pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui
proses tingkah laku.
R. Gagne seperti yang di kutip oleh Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang
mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,
dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto,
belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat
melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak
mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut
mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama, 2007), h. 5.
MENGAJAR merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup
berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru
dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses
belajar mengajar”. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk
mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-
batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan
aktivitas siswa dalam belajar.
Gambaran aktivitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan
proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu mengajar tidak
hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban verbal
melainkan suatu upaya integratif ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini guru
tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai director and facilitator of
learning.
Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga
macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the transmission
of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai
pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah
berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. (2) Pengertian institusional.
Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan
mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai
teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat,
kemampuan dan kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the
facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari
makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar
adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar
terjadi proses belajar.
Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan
kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain
adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas
maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan
dorongan kepada siswa.
Daftar Rujukan
3. Menurut Tyson dan Caroll menyatakan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah
proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama aktif melakukan
kegiatan. Sedangkan Tordif berpendapat bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang (guru) dengan tujuan membantu dan memudahkan orang lain (siswa) untuk
melakukan kegiatan belajar. Adapun konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa
mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana
menyelidiki.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa aktivitas yang sangat menonjol dalam
pengajaran ada pada siswa. Namun, bukan berarti peran guru tersisihkan, tetapi diubah, kalau
guru dianggap sebagai sumber pengetahuan, sehingga guru selalu aktif dan siswa selalu pasif
dalam kegiatan belajar mengajar. Guru adalah seorang pemandu dan pendorong agar siswa
belajar secara aktif dan kreatif.
http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html
Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah " . suatu rangkaian kegiatan penyampaian
bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu ".
² Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar ialah . a way working with students ...
A process of interaction . the teacher does something to student, the students do something in
return. Dari definisi itu tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses
hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.
² Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah " . suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi
proses belajar".
² Tardif (1989) mendefinisikan, mengajar adalah . any action performed by an individual (the
teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti
mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan
membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
² Biggs (1991), seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam
pengertian yaitu :
a. Pengertian Kuantitatif dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni
penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang
studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebai-baiknya. Masalah berhasil atau
tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar.
b. Pengertian institusional yaitu mengajar berarti . the efficient orchestration of teaching skills,
yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk
selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai
macam tipe belajar serta berbeda bakat , kemampuan dan kebutuhannya.
c. Pengertian kualitatif dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya
membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri.
Dari definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar
adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan
peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses
belajar dan tujuan pengajaran tercaqpai. http://re-searchengines.com/art05-65.html
Mengajar menurut Herman Hudoyo (1990:6) diartikan sebagai suatu kegiatan dimana guru
menyampaikan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki kepada anak didik. Adapun
tujuannya adalah agar pengetahuan yang disampaikan kepada anak didik itu dapat dipahami oleh
peserta didik. Ditambahkan oleh Rosadi Lukman (1996:5) bahwa mengajar tidak hanya
memungkinkan interaksi antara guru dan murid dengan tujuan agar murid dapat menerima ilmu,
menguasai pengetahuan, memiliki ketrampilan dan kecakapan tetapi juga untuk mempunyai
sikap dan nilai, yang topik-topik pelajarannya dipilih oleh guru.
Di dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Kurikulum Sekolah Dasar
(1994:3) disebutkan bahwa mengajar adalah menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa
untuk belajar. Hal ini tidak harsu berupa proses transformasi pengetahuan dari guru kepada
murid.