You are on page 1of 14

KINERJA TRAKTOR TANGAN UNTUK PENGOLAHAN TANAH

Dr. Ir. Santosa, MP*), Andasuryani, S.TP, M.Si*), dan V. Veronica, S.TP**)
*)Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang
**)Alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang
ABSTRACT

This research is conducted in May until June 2005 in Kayu Jao Batang Barus, Subdistrict
Gunung Talang, Regency Solok, and Faculty of Agriculture of Andalas University.

The tool that is used in this research is 1 unit of hand tractor, moldboard plow,
stopwatch, fuel, oil, ring sample, penetrometer, tachometer and others.

The result from this research is ( a) speed of tractor in wet land is slower than in dry
land, ( b) the slip of wheel tractor in wet land is bigger then in dry land, ( c) there is tendency the
value of field capacity in wet land is slower than in dry land, ( d) the increase of speed work
hence have effect to increase fuel consumption, and (e) the increase of fuel consumption have
effect to increase mechanical power of tractor.

Key Words : Hand Tractor, Speed of Soil Tillage, Wet Land, Dry Land.
Pendahuluan

Sebahagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor pertanian yaitu lebih 51 persen,

tersebar di seluruh pelosok kepulauan Nusantara (BPS, 2003). Oleh karena itu, sektor pertanian

selalu mendapatkan prioritas utama dalam melaksanaan pembangunan di Indonesia.

Pembangunan di sektor pertanian oleh pemerintah bertujuan pada pengadaan dan peningkatan

pangan yang berkecukupan. Pengolahan tanah umumnya masih didominasi oleh penggunaan cangkul (secara

manual) oleh tenaga manusia dan alat bajak yang ditarik oleh tenaga ternak. Dengan penggunaan tenaga manusia

dan tenaga ternak akan mengakibatkan produksi pertanian rendah dan waktu yang lama bila dibandingkan dengan

penggunaan tenaga mekanis seperti traktor terutama sebagai sumber tenaga penarik bajak dan alat pertanian lainnya.

Penggunaan traktor sebagai sumber tenaga dalam pengolahan tanah, diharapkan dapat mengurangi waktu

dan biaya yang diperlukan untuk proses pengolahan tanah, kapasitas kerja menjadi lebih tinggi dan pendapatan
petani bertambah, sehingga dapat dilaksanakan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi yang sempurna (Hardjosoediro,

1983).

Kecepatan dalam pengolahan tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas kerja

efektif yang dapat dicapai dalam pengolahan tanah. Kapasitas kerja efektif adalah faktor yang menentukan besarnya

biaya penggunaan alat persatuan luas.

Mengingat pentingnya pengolahan tanah di lahan kering dan lahan basah sebagai suatu tindakan yang ikut

menentukan keberhasilan suatu tanaman dan pendapatan bagi petani, perlu kiranya perlu dikaji pengaruh berbagai

kecepatan kerja di lahan kering dan lahan basah terhadap slip roda traktor, kapasitas kerja efektif, dan besarnya

konsumsi bahan bakar.

Tujuan dari penelitian ini adalah (a) mempelajari pengaruh slip roda traktor pada lahan kering dan lahan

basah, (b) mempelajari besarnya kapasitas kerja efektif traktor tangan untuk pengolahan tanah pada lahan kering dan

lahan basah pada

beberapa kecepatan kerja, dan (c) mempelajari pengaruh kecepatan kerja terhadap
konsumsi bahan bakar dan daya mekanis traktor.
Metodologi
Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2005. Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah

pada lahan petani di Kayu Jao Batang Barus Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, dan Jurusan Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.

Bahan dan Alat


Bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 unit
traktor tangan (hand tractor), alat pengolah tanah yaitu bajak singkal, meteran,
stopwatch, bahan bakar solar dan bensin, oli, pena, spidol, kalkulator, gelas ukur,
ring, oven tanah, dirigen minyak,penetrometer,tachome ter dan lain sebagainya.
Prosedur Kerja
Rumus-rumus yan digunakan :
1. Kecepatan Aktual

Pengukuran kecepatan dari traktor dalam mengolah tanah dapat dilakukan dengan menentukan panjang

lintasan atau jarak tempuh traktor. Kecepatan dalam pengolahan tanah dapat diukur dengan menggunakan rumus

(Santosa,2005a):

Vak t = S / T……………………….……….(1)
dengan : Vak t = Kecepatan aktual (m/detik), S = Panjang lintasan (m), T = Waktu
tempuh (detik)
2. Kapasitas Kerja Teoritis
Untuk pengukuran kapasitas kerja teoritis traktor digunakan rumus
(Santosa,2005a):KKteo = 0,36 x Vteo x w …….………...………....(2)
dengan : KKteo = Kapasitas kerja teoritis (ha/jam), Vteo = Kecepatan kerja teoritis
(m/detik), w = Lebar kerja pengolahan tanah (m).
Hubungan antara kecepatan teoritis dan kecepatan aktual adalah:
V teo = V akt
/ ( 1 – S )............................................(3)
dengan: S = Slip roda (desimal).
3. Kapasitas Kerja Efektif

Kapasitas kerja efektif alat dapat ditentukan dengan menentukan waktu total operasi alat pada lintasan

tertentu. Waktu total ini juga termasuk waktu yang hilang saat membelok, istirahat, penyetelan alat dan lainnya.

Untuk pengukuran kapasitas kerja efektif digunakan rumus (Santosa,2005a):


KKe = A / T…………………..….....(4)
dengan: KKe = Kapasitas kerja efektif (ha/jam), A = Luas petakan (ha), dan T =
Waktu total pengoperasian (jam).
4. Efisiensi Lapang
Untuk pengukuran efisiensi lapang digunakan rumus (Santosa,2005a)

E=
%
100
x
KKteo
KKe
…………………....(5)
dengan: E = Efisiensi kerja lapang (%)
5. Slip Roda
Pada pengamatan slip roda, yang diamati adalah jarak yang ditempuh oleh roda traktor untuk 10 kali

putaran roda. Untuk pengukuran slip roda digunakan rumus (Santosa,2005a):

S= (
)
(
)
%
100
.
..
.
x
N
D
L
N
D
π
π

………..…(6)

dengan: S = Slip roda (%), D = Diameter roda (m), N = Banyaknya putaran roda (10 putaran), dan L = Jarak yang

ditempuh oleh traktor pada saat roda berputar N kali (m).

6. Konsumsi Bahan Bakar

Sebelum traktor dioperasikan, tangki bahan bakar diisi penuh. Setelah pengolahan tanah berakhir bahan

bakar diisi lagi hingga penuh dan dicatat besarnya volume penambahan bahan bakar tersebut. Laju debit pemakaian

bahan bakar dapat dihitung dengan rumus berikut:

Q=
T
x
1000
Vol
x
60
………………...…(7)
dengan: Q = Debit pemakaian bahan bakar (liter / jam), Vol = Volume pemakaian bahan bakar pada saat pengolahan

tanah (cm3), T = Waktu operasional traktor untuk pengolahan tanah (menit), 60 = Konversi satuan, 1 jam = 60

menit, dan 1000 = Konversi satuan , 1 liter = 1000 cm3.

Besarnya debit bahan bakar ini dipakai untuk memperkirakan besarnya daya yang
dihasilkan pada silinder motor bakar tersebut.
7. Daya Kimia Bahan Bakar
Untuk pengukuran daya kimia bahan bakar digunakan rumus:
Pk =
735
x
3600
2
,
4
x
N
x
x
Q
BB
ρ
...............(8)

dengan: Pk = Daya kimia bahan bakar (HP), Q = Debit bahan bakar minyak (liter / jam), ρ = Densitas bahan bakar

minyak (kg / liter), NBB = Nilai kalori bahan bakar minyak (kalori / kg), 4,2 = Konversi satuan, 1 kalori = 4,2 joule,

3.600 = Konversi satuan, 1 jam = 3.600 detik, dan 735 = Konversi satuan, 1 HP = 735 watt.

8. Daya Mekanis Motor


Untuk pengukuran daya mekanis motor digunakan rumus:
Pm = ηm X Pk…………………………..….(9)
dengan: Pm = Daya mekanis motor (HP), dan ηm = Efisiensi thermal motor bakar.
9. Daya untuk Pengolahan Tanah
Daya yang diperlukan untuk mengolah tanah menggunakan bajak singkal
(moldboard plow) (Santosa, 2005a) yaitu:
P = Ds x d x l x v x 9,8…………………........(10)

dengan: P = Daya pengolahan tanah (watt),Ds = Draft spesifik tanah (kg / cm2), d = Kedalaman pengolahan tanah

(cm), l = Lebar kerja pengolahan tanah (cm), v = Kecepatan pengolahan tanah (m / detik), dan 9,8 = Konversi

satuan, 1kg gaya = 9,8 N.


10.Draft Spesifik Tanah

EVALUASI TEKNIS MESIN PEMERAS SANTAN KELAPA


Santosa1 dan Rinal Yonanda2
ABSTRAKTelah dilakukan penelitian tentang evaluasi teknis mesin pemeras santan

kelapa di PT. Aneka Mitra Indoguna (AMI) Indarung Padang pada bulan April 2004. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan kecepatan putaran screw pemeras santan kelapa yang
optimum, melakukan uji teknis, dan analisis ekonomi terhadap mesin tersebut.

Evaluasi kinerja mesin pemeras santan kelapa meliputi kapasitas pemerasan, rpm
optimum, efisiensi mesin pemeras, daya pemerasan, efisiensi pemakaian daya listrik, rendemen
santan kelapa, analisis ekonomi yang terdiri dari perhitungan biaya pokok, BEP, NPV, dan B/C
ratio. Penelitian ini dilakukan dengan tiga kali perlakuan kecepatan, yaitu 25 rpm, 40 rpm, dan
60 rpm, dengan tiga ulangan. Setiap unit penelitian menggunakan tiga kg kelapa parut.

Dari penelitian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : pada putarans cre w 25 rpm,
kapasitas mesin pemeras 13,598 kg/jam, efisiensi pemerasan 79,034 %, rendemen santan 82,222
%, biaya pokok Rp 710,58 / kg, dan BEP sebesar 3.561,68 kg/tahun. Pada putarans c re w 40
rpm, kapasitas mesin pemeras 19,435 kg/jam, efisiensi pemerasan 76,319 %, rendemen santan
73,333 %, biaya pokok Rp 497,17 / kg, dan BEP sebesar 2.299,89 kg/tahun. Pada putarans cre w
60 rpm, kapasitas mesin pemeras 26,963 kg/jam, efisiensi pemerasan 71,819 %, rendemen santan
72,111 %, biaya pokok Rp 358,36 / kg, dan BEP sebesar 1.869,19 kg/tahun. Daya listrik yang
dipakai untuk operasional mesin pemeras santan kelapa adalah 1.102 watt dan efisiensi
pemakaian daya sebesar 96,7 %. Putaranscrew yang optimum adalah pada 60 rpm, karena
kapasitas kerjanya paling tinggi, biaya pokok paling rendah, serta BEP paling rendah. Putaran

screw pada 60 rpm menghasilkan NPV sebesar Rp 93.718.327,85, dan B/C ratio = 1,17.
Secara ekonomi, usaha pemerasan santan kelapa dengan mesin pemeras tersebut adalah
layak.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sering dijuluki “pohon surga“ karena seluruh bagian tanaman bermanfaaat
bagi kehidupan manusia. Habitat paling dominan adalah kawasan pantai hingga
ketinggian 600 m dari permukaan laut. Oleh karenanya kelapa banyak tumbuh sepanjang
daerah pesisir dan daerah tropik (Setyamidjaja, 1991).

Di Indonesia, kelapa adalah salah satu produk pertanian nasional dan telah menjadi
komoditi yang menyatu dan akrab dengan masyarakat Indonesia. Indonesia sendiri merupakan
negara peringkat pertama penghasil kelapa dengan kontribusi

27
% dari seluruh kelapa dunia dan 33 % dari total produksi anggota Asia and Pacifik Coconut
Community (APCC). Untuk itu Indonesia memiliki potensi cukup besar dalam peningkatan
produk sampingan dari kelapa (Balai Besar Industri Kimia, 1998).

Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Rakyat Propinsi Sumatera Barat (2000),
Sumatera Barat merupakan daerah penghasil kelapa terbesar di Sumatera, dengan daerah sentra
tanaman kelapa antara lain, Padang Pariaman, Agam, Pasaman, Lima Puluh Kota, Pesisir
Selatan, Sawahlunto/Sijunjung dan Mentawai dengan luas areal tanaman kelapa + 86.263 Ha
dengan jumlah hasil 70.510 ton kelapa per tahun (Badan Pusat Statistik, 2002).

Salah satu produk dari kelapa adalah santan kelapa yang merupakan hasil perasan dari
lapisan putih lembaga atau endosperm. Santan merupakan bahan baku untuk berbagai jenis
masakan dan penganan serta banyak ada juga menjadikan santan sebagai bahan baku untuk
pembuatan minyak goreng. Untuk memperoleh santan kelapa rumah tangga, restoran dan home
industri masih banyak yang menggunakan cara tradisional yaitu dengan memeras langsung
dengan tangan kelapa yang telah diparut, menggunakan alat yang disebut dengan kacik, alat ini
dibuat dari kayu yang cara kerja dengan meletakkan kelapa parut di antara dua penjepit dan
penjepit ditekan maka santan akan keluar dan yang menggunakan alat dengan sistem dongkrak,
dengan meletakkan kelapa parut pada tempat yang telah ditentukan kemudian dipress oleh salah
satu penjepit yang bergerak dengan sistem dongkrak. Cara-cara tersebut dinilai tidak efisien, dan
membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
Untuk meningkatkan kapasitas pemerasan dan guna memenuhi kebutuhan akan santan
kelapa yang besar, maka Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang mengembangkan mesin
pemeras santan kelapa melalui beberapa orang mahasiswanya. Namun mesin yang
dikembangkan Universitas Negeri Padang ini kembangkan lagi dengan melakukan sedikit
modifikasi pada bagians c re w pemeras guna memperoleh has

yang lebih baik, yang secara teknis mesin ini dapat memeras santan dari kelapa yang telah
diparut. Diharapkan melalaui mesin pemeras santan kelapa ini mampu meningkatkan kapasitas
dan efisiensi dalam pemerasan santan kelapa.

Namun demikian, untuk mengetahui apakah mesin tersebut telah dapat bekerja sesuai
teknis yang diharapkan, dan mampu menghasilkan santan secara kelapa maksimal, terlebih
dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap mesin untuk mendapatkan rpm daris cre w pemeras
yang sesuai agar hasil perasan optimal dan melakukan analisis ekonomi sehingga mesin ini
benar-benar efisien dan bisa diproduksi dalam jumlah yang besar.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menentukan kecepatan optimum putaran screw
pemeras untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi alat; (2) melakukan uji teknis dan analisis
ekonomi terhadap mesin untuk mengetahui kemungkinan pengabdosian mesin bagi masyarakat.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini untuk mengetahui apakah mesin dapat bekerja
sesuai dengan yang telah dirancang dan untuk mengetahui apakah mesin layak diproduksi dalam
jumlah besar serta untuk mengetahui apakah mesin ini dapat memberikan keuntungan jika
dijadikan sebagai sarana usaha.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan di PT. Aneka Mitra Indoguna (AMI) Jalan Raya Padang-
Indarung km 20 Padang, pada bulan April tahun 2004.
Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian adalah kelapa yang telah diparut.
Sedangkan alat yang diperlukan adalah seperangkat mesin pemeras santan kelapa,pull ey,bel t,
timbangan, stop watch, tachometer, alat tulis dan sebagainya.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi teknis terhadap kinerja mesin pemeras santan
kelapa, dengan bahan kelapa yang telah diparut. Evaluasi yang dilakukan meliputi kapasitas
pemerasan, rpm optimum dari mesin guna tercapainya hasil pemerasan yang maksimal, efisiensi
mesin pemeras, daya pemerasan, efisiensi pemakian daya listrik selama pemerasan, rendemen
santan kelapa dan analisis ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen tiga kali
perlakuan dan dengan tiga kali ulangan.

Pelaksanaan Penelitian

Mesin pemeras santan kelapa yang digunakan adalah mesin pemeras rancangan Erizal
(Lampiran 1) yang telah dimodifikasi pada bagians c re w-nya (Lampiran 2). Mesin ini bertujuan
untuk mempermudah pengguna yang membutuhkan santan dalam jumlah yang besar dan dalam
waktu yang singkat, serta menghemat tenaga.

Persiapan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah kelapa yang telah diparut sejumlah 30 kg dan
pulleydan belt untuk mengatur kecepatan mesin.
Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan bertujuan untuk melihat kondisi mesin apakah sudah siap
dioperasikan dan semua komponen mesin sudah bekerja sesuai dengan yang direncanakan.

Penelitian Utama

Bahan baku (kelapa parut) dibersihkan dari kotoran dan benda-benda asing. Setelah
kelapa parut dalam keadaan bersih, kemudian dimasukkan ke dalam corong pemasukan dari
mesin pemeras. Penelitian ini dilakukan dengan kali perlakuan kecepatan
screw pemeras santan, yaitu kecepatan 25 rpm, kecepatan 40 rpm, kecepatan 60 rpm,
yang masing-masing kecepatan dilakukan dengan tiga kali ulangan dan setiap ulangan
dibutuhkan 3 kg kelapa yang telah diparu

Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada saat pemerasan meliputi kapasitas mesin pemeras,
efisiensi pemerasan, daya pemerasan, efisiensi pemakian daya listrik selama pemerasan,
rendemen santan kelapa, dan analisis ekonomi dari pemakaian mesin pemeras santan kelapa.

Kapasitas Mesin Pemeras Santan Kelapa

Dengan memperhitungkan waktu dari pemerasan santan kelapa, maka kita dapat
menentukan kapasitas dari mesin pemeras ini, yakni dengan menghitung jumlah kelapa parut
yang diperas oleh mesin pemeras dalam satuan waktu tertentu atau dengan menggunakan
persamaan :

Bb
Ka =
t
dengan : Ka = kapasitas mesin (kg/jam)
Bb = berat bahan yang diperas (kg)
t
= waktu untuk pemerasan (jam)
Efisiensi Pemerasan
Efisiensi pemerasan adalah jumlah kelapa yang dapat diperas oleh mesin pemeras
yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Ct
Eff =
x 100 %
( Ct + Tt )
dengan : Eff = Efisiensi pemerasan (%)
Ct = Berat bahan yang dapat diperas (kg)
Tt = berat bahan yang tidak dapat diperas (kg)
Putaran Screw Pemeras (Rpm)
Putaranscrew pemerasan divariasikan dengan tiga perlakuan kecepatan yaitu
dengan menggunakan kecepatan 25 rpm, kecepatan 40 rpm, dan kecepatan 60 rpm

Untuk menghitung diameter pulley yang akan kita gunakan agar sesuai dengan putaran
yang kita inginkan maka kita dapat gunakan persamaan :
D1 . n1 = D2 . n2
dengan : D = diameter pulley
n = putaran pulley
1
= pulley sumber daya
2
= pulley penerus daya
Daya Pemerasan
Daya pemerasan yang dipakai untuk proses pemerasan kelapa, dapat dicari
dengan rumus :
(a)P = V . A
dengan : V = Tegangan listrik (volt)
A = Kuat arus listrik yang dipakai pada motor (ampere)
P = Daya listrik (watt)
(b)P = K W Ht
dengan : KWH = Pembacaaan KWH meter yang dipakai selama proses pemerasan

(kWH)
t = waktu yang dipakai untuk pemerasan kelapa (jam)
P = Daya listrik (kW)

Efisiensi Pemakaian Daya Listrik


Efisiensi pemakaian daya listrik dapat dihitung dengan rumus berikut :
Pb
ηp =
x 100 %
Pt
dengan :ηp = Efisiensi pemakaian daya listrik (%)

Pb = Daya listrik yang diperlukan untuk memeras kelapa (watt)


Pt = Daya listrik yang tersedia pada motor listrik (watt)
Rendemen Santan Kelapa
Rendemen santan kelapa dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut :
Bs
ηsk =
x 100 %
Bi
dengan :ηsk = Rendemen santan kelapa (%)
Bs = Berat santan (kg)
Bi = Berat sampel input / kelapa (kg)
Analisis Ekonomi

Pada analisis ekonomi dilakukan perhitungan untuk mengetahui apakah mesin ini layak
digunakan untuk pemeras santan kelapa. Analisis ekonomi dihitung berdasarkan biaya yang
dikeluarkan dalam pengolahan satu satuan berat bahan.
Dalam penelitian ini analisis ekonomi yang dihitung adalah analisis biaya pokok,
titik impas (break event point), net present value, dan B/C ratio.
Biaya Pokok

Biaya pokok adalah biaya yang diperlukan oleh suatu mesin untuk setiap unit produksi.
Secara garis besar biaya pokok dibagi atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah
biaya yang tidak tergantung pada operasi alat, mencakup biaya penyusutan, bunga modal, pajak,
bangunan, dan asuransi. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya-biaya yang bervariasi menurut
pengoperasian alat, biaya ini hanya dikeluarkan apabila alat dioperasikan, yang mencakup biaya
perbaikan dan perawatan, upah operator, pelumas, dan bahan bakar atau listrik.

(1) Biaya Tetap


(a)Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan
rumus :
P– S
D =
N
dengan :
D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = Harga awal alat (Rp)


S = Harga akhir alat (Rp)
N = Umur ekonomis (tahun)

(b)Bunga modal dapat dihitung dengan rumus :


i x P (N + 1)
I =
2 x N
dengan :
I = Bunga modal (Rp/tahun)
i = Suku bunga bank (%/tahun)
P = Harga awal alat (Rp)
N = Umur ekonomis (tahun)
(2) Biaya Tidak Tetap
(a)Biaya perbaikan dan perawatan sebesar 1,2 % dari nilai awal.
(b)Upah operator disesusaikan dengan upah tenaga kerja sekarang.
(c)Biaya listrik dihitung berdasarkan jumlah daya yang digunakan, sesuai dengan tarif
yang ditetapkan PLN.
Maka dari uraian di atas dapat dihitung dapat dihitung biaya pokok alat dengan
rumus :
(BT / x) + BTT
Bp =
K
dengan :

Bp = Biaya pokok (Rp/kg)


BT = Biaya tetap (Rp/th)
x = Jumlah jam kerja (jam/th)

BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam)


K = Kapasitas alat (kg/jam)
Titik Impas / Break Event Point (BEP)
Titik impas / break event point (BEP) adalah berat kelapa yang harus diperas per
unit waktu agar tidak mengalami kerugian, yang dihitung dengan persamaan :
BT
BEP =
HJ - (BTT/K) - HB
dengan :

BEP = Titik impas output produksi (kg/th)

BT = Biaya tetap (Rp/th)

BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam)

K = Kapasitas kerja alat untuk menghasilkan output produksi (kg/jam)

HJ = Harga jual bahan (Rp/Kg)

HB = Harga bahan baku untuk menghasilkan 1 kg output (Rp/kg)

BTT / K = Biaya langsung untuk produksi 1 kg out put (Rp/kg)

Net Present Value (NPV)

Pada metode nilai sekarang, masing-masing aliran kas diubah ke nilai sekarang, yaitu permulaan tahun

petama atau akhir tahun ke – 0, dan kemudian masing-masing nilai tersebut dijumlahkan.

n
Bt - Ct
NPV =∑
i = 1
(1 + i)t
dengan :
NPV = Net present value (Rp)

i = Tingkat suku bunga (%/tahun)

Bt = Aliran kas masuk pada tahun ke – t (Rp)

Ct = Aliran kas keluar pada tahun ke – t (Rp)

t = Tahun ke – t

You might also like