You are on page 1of 21

STAI BINAMADANI 2010

1. Tuliskan sejarah islam pada masa Nabi SAW dan Khulafa Al Rasyidin, bagaimana
kemajuan peradaban dan penyebaran dimasa keduanya?
Dalam segi peradaban umat manusia, Islam telah hadir lengkap dengan nilai-nilai
universalnya, dalam upaya memberikan pencerahan terhadap umat manusia pada kurun
waktu yang panjang, yakni mulai dari jaman Rasulullah SAW sampai sekarang dan pada area
yang sangat luas mulai dari Mekkah sampai hampir seluruh belahan dunia. Dalam perjalanan
sejarahnya, peradaban Islam seringkali mengalami pasang surut, baik dalam bidang
keilmuan, sosial budaya, agama, ekonomi, dan politk khususnya menyangkut masalah
kekuasaan.
Sejarah perkembangan Islam, termasuk di dalamnya norma, doktrin, dan peradaban
masyarakatnya, sesungguhnya tidak berkembang mandiri, linier, dan normatif melainkan
berliku-liku dan tidak lepas dari kondisi sosial politik yang mengitarinya. Oleh karena itu
pembahasan terhadap Islam tidak dapat dilepaskan dari konteks ini. Berikut adalah realitas
dinamika-dinamika perkembangan Islam :

a. Masa Nabi Muhammad SAW


Masa Arab sebelum islam dikenal dengan sebutan zaman Jahiliyah. Kepercayaan
Bangsa arab adalah menyembah berhala. Disamping penyembah berhala, bangsa Arab juga
menyembah binatang, jin dan Hantu/syetan. Bila mengharapkan hujan mereka mengikat
rumput-rumput pada ekor kambing dan terus dibakar. Sesudah mengenal agama Yahudi dan
kristen ada juga sebagian dari bangsa Arab yang memeluk kedua agama itu.
Agama Islam pertama kali dibawah oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau dilahirkan
pada tanggal 20 April 571 M sebagai keturunan dari suku Quraisy. Pada tahun 611 M ia
mulai mengajarkan agama islam kepada bangsa arab di mekkah. Ternyata penyebaran agama
Islam pertama kali ditentang oleh orang-orang Mekkah, terutama oleh orang Quraisy dibawah
pimpinan Abu Sofyan. Maka, pada tanggal 12 Robiul Awal tahun 622 M Nabi Muhammad
SAW Hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Ketika beliau berusia 40 tahun beliau sering menyendiri dan bertafakur di gua Hira,
dan pada malam dalam bulan Ramadhan tahun 611 M ketika beliau sedang bertafakur
datanglah malaikat Jibril membawa surah Al-Alaq ayat 1 s.d 5. pada waktu menerima wahyu
pertama beliau merasa ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar kedinginan dan beliau lekas
pulang dan menceritkan semua yang terjadi kepada Siti Khadijah. Kemudian Siti Khadijah
mengajak suaminya pergi kerumah sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal seorang
penganut agama Nasrani. Waraqah menceritakan bahwa Nabi Isa mengabarkan seperti yang
terdapat dalam Injil akan datang nabi baru. Setelah mendengar wahyu yang diterima beliau
Waraqah mangatakan bahwa yang datang pada beliau adalah Jibril sebagaimana yang telah
datang pada Nabi Musa.
Wahyu kedua datang 6 bulan kemudian (ada yang mengatakan 2 tahun) yaitu surah
Al-Mudatsir ayat 1 s.d 7 wahyu ini menyuruh beliau supaya bertabligh menyeru kepada
umat.
Yang mula-mula beriman adalah: Siti Khadijah, Waraqah bin Naufal, Abu Bakar As
Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harist.
Mula-mula kaum Qurasiy hanya menganggap cukup menjelek-jelekan Nabi dan
pengikut beliau dikiranya agama Islam akan patah dengan sendirinya. Tapi dugaan tersebut
meleset sebab Islam bertambah kuat.dan akhirnya orang-orang kafir quraisy mulai
menggunakan kekerasan baik terhadap umat Islam maupun terhadap beliau. Tiada tahan
melihat penderitaan umatnya Nabi menganjrkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Abesinia
yang bergama Nasrani di sana sahabat-sahabat Nabi yang hijrah diterima dengan baik bahkan
akhirnya Raja Abesinia memeluk Islam.

1 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
Sesudah siksaan yang dilakukan kaum kafir terhadap umat Islam tidak membuahkan
hasil mereka maminta agar Abu Thalib memperingatkan Nabi agar menghentikan dakwahnya
jika tidak akan terjadi perang saudara tetapi akhirnya Nabi tetap tidak gentar. Karena bangsa
Quraisy ragu-ragu untuk memusuhi Bani Hasyim, mereka berusaha melunakan hati Nabi
dengan menawarkan harta benda dan kedudukan yang sangat tinggi dan memenuhi apapun
yang diinginkan Nabi asal mau menghentikan dakwahnya, dan Nabi menolak dengan tegas.
Selang beberapa lama kemudian paman Nabi Abu Thalib wafat dan disusul dengan
Siti Khadijah maka beliau telah kehilangan dua orang yang sangat dicintainya sehingga tahun
tersebut di sebut "Amul Huzn" dalam suasana itulah Nabi oleh Allah di Isra' Mi'rajkan
menuju dimensi langit yang ke tujuh hingga sampai di sidratul muntaha untuk menerima
perintah kewajiban sholat dalam tahun ke 11 setelah menerima wahyu.
Sesudah Nabi ditinggalkan oleh orang yang sangat membela beliau, maka semakin
menghebatlah kekejaman kaum Kafir Quraisy. Sehingga beliau hijrah ke Thaif akan tetapi
sesampainya di Thaif beliau tidak diterima dengan baik malah mendapat siksaan dan
pengusiran.
Pada permulaan tahun ke 13 sesudah wahyu turun semua umat Islam telah hijrah ke
Madinah kecuali Nabi, Abu Bakar dan Ali.
Dendan kaum kafir Quraisy semakin menghebat setelah melihat perkembangan Islam
di Madinah hingga akhirnya pemimpin-pemimpin mereka bermufakat untuk membunuh
Nabi. Dan akhirnya disepakati semua Qabilah Quraisy mengirim para pemudanya yang
terkuat untuk ditugaskan membunuh nabi. Rencana mereka oleh Allah diberitahukan kepada
Nabi. Dan akhirnya Nabi memanggil Ali untuk tidur di tempat tidur Nabi dan Nabi meminta
Abubakar mempersiapkan bekal untuk hijrah ke Madinah.
Setelah petang orang-orang bersenjata mulai mengepung rumah nabi. Karena
keperwiraan bangsa Arab melarang membunuh lawan di dalam rumah maka mereka
menunggu Nabi keluar setelah hari gelap gulita Nabi meninggalkan rumah dengan melalui
mereka dengan izin Allah mereka tak satupun melihat Nabi keluar dari rumah menuju rumah
Abu Bakar. Dan keesokan harinya alangkag terkejutnya mereka yang mereka temukan
bukannya Nabi melainkan Ali yang tidur di ranjang Nabi.
Nabi dan Abu Bakar selanjutnya menuju ke Madinah dan mereka berisitirahat di gua
Tsur. Orang-orang kafir selanjutnya menjanjikan akan memnerikan hadiah bagi siapa yang
melihat kemana Nabi. Dan mereka juga mengirimkan tim penyelidik untuk mencari Nabi.
Penyelidik mereka sampai di depan gua tsur. Abu bakar merasa gelisah jika kalau mereka
menemukan Nabi, tetapi dengan pertolongan Allah mereka tak melihat Nabi.
Berita hilangnya Nabi sampai di Madinah sehingga penduduk Madinah bersiap
menyambut kedatangan Nabi. Beberapa Mil sebelum Madinah Nabi telah sampai di suatu
tempat yang bernama Quba kira-kira 3 mil di situ Nabi dipersilahkan istirahat, orang-orang
Madinah berduyun-duyun menjumpai Nabi di Quba'. Di Quba' Nabi tinggal 14 hari lamanya
dan selama di Quba' Nabi dan umat Islam mendirikan Masjid pertama dan di Masjid Quba'
tersebut sholat Jum'at pertama kali didirikan
Nabi masuk kota Madinah pada tanggal 12 Rabiu'ul Awal tahun ke 13 sesudah wahyu
turun atau tahun 1 hijriyah, bertepatan dengan 28 Juni 622 Masehi. Sesampainya di Madinah
Nabi disambut dengan suka cita semua orang berharap Nabi bersedia tinggal di rumahnya.
Umat Islam yang hijrah disebut kaum Muhajirin sedangkan pendudk madinah disebut kaum
anshar. Selanjutnya Nabi mempersaudarakan mereka dan Nabi mengadakan perjanjian untuk
mengikat persaudaraan tersebut.
Orang-orang kafir di Makkah bukan kepalang marahnya setelah mengetahui
kemajuan Islam di Madinah selanjutnya orang-orang kafir Quraisy dengan bantuan beberapa
orang Yahudi Madinah yang iri kepada Nabi seperti Abdullah bin Ubay sepakat akan

2 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
menyerang kota Madinah dan selanjtnya terjadilah perang Badar dimana umat Islam hanya
terdiri dari 313 prajurit yang belum berpengalamab dan persenjataan yang kurang dan orang
kafir terdiri dari 1000 orang prajurit berpengalaman dengan kendaraan dan senjata lengkap
akan tetepi dengan pertolongan Allah umat Islam berhasil memenagkan pertempuran tersebut
bahkan Abu Jahal paman Nabi yang paling memusuhi Nabi juga ikut terbunuh.
Selama hidup Nabi terdapat sejumlah peperangan untuk membela diri sebanyak 47
kali. Dan perang yang paling pahit bagi umat Islam adalah perang Uhud dimana pada perang
tersebut umat Islam hampir kalah dan banyak syuhada yang gugur dalam perang tersebut. Ini
terjadi karena kurang disiplinya sebagian pasukan Islam.
Perang demi perang telah banyak dilalui Nabi untuk mempertahankan diri dari
serangan orang kafir dan kemenangan-demi kemenangan telah diraih. Selanjutnya kurang
lebih 1 tahun setelah perang Ahzab Nabi berniat untuk berziarah ke ka'bah di Makkah.
Pada tahun ke 6 hijriyah dengan disertai 1.400 umat Islam Nabi berangkat menuju
Makkah dengan tanpa membawa perlengkapan perang selain pedang untuk menghindari
salah faham. Sesampainya di luar kota Makah kaum kafir quraisy telah bersiap-siap untuk
mengusir dan melawan Nabi. Tetapi Nabi memberitahu kaum kafir Quraisy bahwa
kedatangannya bukan untuk perang tetapi untuk berziarah sehingga akhirnya terjadilah
Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah telah berjalan 2 tahun perkembangan umat
Islam semakin pesat banyak orang yang sadar akan kebenaran agama Islam sehingga umat
bertambah dengan pesat.
Pada tanggal 10 Ramadhan 8 Hijriyah Nabi beserta 10.000 umat Islam berangkat
menuju Makkah dan umat Islam memasuki kota Makkah dengan aman tanpa perlawanan
yang berarti sehingga seluruh kota Makah telah dikuasai umat Islam dan hampir seluruh
penduduk Makkah telah insyaf dan sadar sehingga akhirnya memeluk Islam.
Ketika para delegasi Qabilah-qabilah suku Arab datang kepada Nabi untuk
menyatakan masuk Islam selanjutnya Nabi bermaksud melaksanakan haji wada' yang terjadi
pada tanggal 25 Dzulqo'dah tahun 10 Hijrah Nabi. Nabi meninggalkan Madinah menuju
Makah al-Mukarromah dan beliau berkhutbah yang terkenal dengan Khutbah Arafah.
Dan kira-kira 3 bulan sesudah haji wada' yaitu pada akhir bulan Shaffar tahun 11
Hijrah Nabi, Nabi menderita sakit selama 13 hari. Selama sakit beliau masih mengimami
jamaah sholat di masjid. Pada suatu hari sesudah adzan beliau sudah tak kuat lagi sehingga
beliau minta agar digantikan Abu Bakar untuk mengimami sholat.
Selanjutnya pada hari Senin tanggal 12 bulan Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah/ 7 Juni
632 Masehi beliau wafat dalam usia 63 tahun.
Setelah Nabi wafat kepemipinan Islam dilanjutkan oleh Khalifah Abu Bakar as
Shidiq, Khalifah Umar bin Khotob, Khalifah Ustman bin Affan, dan Khalifah Ali bin Abi
Thalib dan selanjutnya pemerintahan Islam dilanjutkan oleh para Khalifah Dinasti Umayah
yang selanjutnya digantikan oleh Dinasti Abasiyah. Dan Islam megalami kemajuan luar
dalam bidang ilmu pengetahuan dan keagamaan banyak tokoh-tokoh cendekiawan Islam
muncul seperti Ibnu Sina dalam bidang kedokteran dan filsafat, Al-Farabi dalam bidang
kedokteran, Imam Syafii dalam bidang fiqih, Asy Ary dalam bidang teology, al Ggazali
dalam bidang tasyawuf dan filsafat, Ibn Rusyd dalam bidang filsafat dan kedokteran, Imam
Bukhori dan Imam Muslim dalam bidang hadis dan banyak cendikiawan lain dalam berbagai
disiplin ilmu pengetahuan seperti matematikan, astronomi, kimia, arsistek dan lain-lain.
Begitu pula dengan kekuasaan Islam bertambah luas mulai dari benua Eropa (Sepanyol
Islam) hingga benua Asia (India).
Akan tetapi karena semakin merosotnya mental generasi muda Islam maka Islam
mengalami zaman kemunduran terlebih setelah jatuhnya kota Baghdag ibu kota Islam waktu
itu ketangan orang-orang mongolia peradapan Islam semakin mengalami kemunduran

3 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
ditambah dengan semakin meningkatnya taqlid buta serta masuknya unsur-unsur di luar
Islam seperti bid'ah dlolalah dan khurafat serta sikap fatalisme. Hingga akhirnya hampir
semua negara Islam jatuh di tangan penjajah barat yang notabene merupakan orang-orang
Nasrani. Yang mana disamping menjajah mereka berusaha memasukan dan menanamkan
adat istiadat dan agama mereka kepada negara yang dijajahnya (westernisasi dan
kristenisasi). Akan tetapi setelah muncul para pembaharu Islam umat Islam saat ini mulai
bangkit.
Agama islam telah dapat mempersatukan seluruh suku bangsa Arab yang dahulunya
terpecah belah dan berhasil membuat bangsa Arab menjadi suatu bangsa yang kuat dan
berderajat tinggi, hingga menjadi suatu bangsa yang gilang gemilang.
Nabi Muhammad wafat pada tanggal 8 April 632 M di Madinah. Kemudian
kepemimpinan beliau digantikan oleh para Khafilah. Empat orang Khalifah yang pertama
disebut Khafilah ur Rasyidin yaitu Abu Bakar Siddik, Umar bin Khattab, Usman bin Affan
dan Ali bin Abu Thalib.

Kemajuan di masa Rosulullah (11-13H)


Pada masa Nabi Muhammad SAW sudah ada negara dan pemerintahan Islam, negara
dan pemerintahan yang pertama: arah Islam itu terkenal dengan negara Madinah. Kajian
terhadap negara dan pemerintahan dapat diamati dengan menggunakan pendekatan. Pertama,
Normatif Islam yang menekankan pada pelaksanaan nash-nash al-Quran dan sunnah nabi
yang mengisyaratkan adanya praktek pemerintahan yang dilakukan nabi dalam rangka
Siyasah Syar’iyyah. Kedua, pendekatan deskriptif-historis yang mengidentikkan tugas-tugas
yang dilakukan Nabi di bidang tugas-tugas negara dan pemerintahan, hal ini dilihat dari sudut
teori-teori politik dan ketatanegaraan.
Terbentuknya negara Madinah akibat dari perkembangan penganut Islam yang
menjelma menjadi kelompok sosial dan memiliki kekuatan politik riil pada pasca periode
Makkah di bawah pimpinan Nabi. Pada periode Makkah pengikut beliau yang jumlahnya
relatif kecil belum menjadi suatu komunitas yang mempunyai wilayah kekuasaan dan
berdaulat. Mereka merupakan golongan minoritas yang lemah dan tertindas, sehingga tidak
mampu tampil menjadi kelompok sosial mayoritas kala itu yang berada dibawah kekuasaan
aristokrasi Qurays, yang masyarakatnya homogen, tetapi setelah di Madinah, posisi Nabi dan
umatnya mengalami perubahan besar.
DB. Mc. Donald juga menyatakan “disini Madinah, telah terbentuk negara Islam
pertama dan telah meletakkan dasar-dasar politik bagi perundang-undang Islam”. Dalam
negeri Madinah itu, kata Thomas W. Arnald dalam waktu yang bersamaan Nabi adalah
sebagai pemimpin agama dan negara. Fazlurrahman, tokoh neo-modernisme Islam, juga
membenarkan bahwa masyarakat Madinah yang diorganisir Nabi itu merupakan suatu negara
dan pemerintahan yang membawa kepada bentuknya suatu umat muslim.
Langkah Nabi adalah menata kehidupan politik komunitas-komunitas di Madinah, sebab
dengan hijrahnya kaum muslimin Makkah ke kota itu, masyarakatnya semakin bercorak
heterogen dalam hal etnis dan keyakinan, yaitu komunias Arab muslim dan mereka
komunitas Arab dari suku Aus dan Khazraj yang muslim, komunitas Yahudi dan komunitas
Arab yang paganis. Untuk itu nabi menempuh duan cara. Pertama, menata intern kehidupan
kaum muslimin, yaitu mempersaudarakan antara kaum muhajirin dan kaum anshar secara
efektif. Persaudaraan ini bukan diperkuat oleh hubungan darah dan kabilah, melainkan atas
dasar ikatan agama (iman). Inilah awal terbentuknya komunitas Islam untuk pertama kali
yang menurut Hitti, merupakan “suatu miniatur dunia Islam”. Kedua, nabi mempersyaratkan
antara kaum muslimin dan kaum Yahudi bersama sekutu-sekutunya melalui perjanjian
tertulis yang terkenal dengan Piagam Madinah.

4 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010

b. Masa Khulafa al Rasyidin


Masa ini adalah masa dimana Abu Bakar berkuasa tahun 632 – 634 M. Pemerintahan
Abu Bakar yang singkat habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri, terutama
tantangan yang ditimbulkan ole suku-suku Arab yang tidak mau tunduk pada Madinah.
Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dilakukan hanya dengan Rasulullah SAW,
sehingga secara otomatis batal dengan meninggalnya Rasulullah SAW. Abu Bakar
menyelesaikan ini dengan perang riddah, yang artinya melawan kemurtadan. Pemerintahan
yang dijalankan Abu Bakar mengikuti apa yang terjadi pada masa Rasulullah SAW, bersifat
sentralistik, dimana kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan khalifah.
Abu Bakar sendiri yang diangkat khalifah dengan baiat menyebut dirinya sebagai khalifah al-
nabi (pengganti nabi).
Kemudian Abu Bakar digantikan Umar bin Khattab yang berkuasa tahun 634 – 644 M.
Masa ini ekspansi Islam pertama kali terjadi. Syiria, Palestina, dan sebagian besar Persia dan
Mesir jatuh dalam kekuasaan Islam. Luasnya wilayah kekuasaan memaksa Umar untuk
membangun sistem pemerintahan dan administrasi, yang dibagi menjadi delapan propinsi,
yaitu : Mekkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Tidak hanya
itu saja, departemen-departemen di tingkat pusat pun dibentuk, seperti keuangan, pekerjaan
umum, dan pengadilan. Umar yang menyebut dirinya sebagai amir al-mukminin (komandan
orang beriman)juga membentuk bait al-mal, menempa mata uang dan menciptakan tahun
hijriah, menerapkan sistem gaji dan pajak tanah. Dalam bidang hukum, untuk pertama
kalinya sistem ghanimah (pembagian harta rampasan perang sesuai dengan ajaran Al Qur’an
dan sunnah) tidak diberlakukan dan diganti dengan sistem gaji.
Utsman bin Affan yang berkuasa setelah Umar dipilih dengan sistem formatur yang
terdiri dari enam orang diantaranya Utsman Ali, Thalhah, Zubair, Sa’ad bin Abi Waqash dan
Abdurrahman bin Auf. Dalam keilmuan, Utsman yang pertama kali membakukan sistem
pembacaan Al Qur’an yang mulai berbeda-beda saat itu sesuai dialek wilayah masing-
masing.
Akan tetapi, setelah itu, Utsman tampak mulai tidak dapat mengendalikan ambisi
politik keluarganya (Bani Umayyah) dan menganggap mereka sebagai pejabat-pejabat
penting dan ‘basah’. Parahnya, Utsman juga mengklaim diri sebagai khalifah Allah
(pengganti Allah) bukan khalifah al-nabi sebagaimana Abu Bakar, sehingga memberi kesan
diktator dan berkuasa penuh. Perubahan politik Utsman inikemudian menimbulkan
kekecewaan dan ketidakpuasan di kalangan sahabat dan kebanyakan masyarakat, sehingga
melahirkan pemberontakan dan berpuncak pada terbunuhnya Utsman.
Ali bin Abi Thalib yang dibaiat setelah Utsman berkuasa tahun 655 – 660 M. Masa
pemerintahan Ali penuh dengan gejolak sebagai warisan dari sistem sebelumya dan dampak
kebijakan radikal yang diterapkan Ali. Ali memecat para gubernur yang diangkat Utsman,
menarik kembali tanah-tanah yang dihadiahkan Utsman dan mengembalikannya kepada
negara, menerapkan sistem pajak tahunan, dan menghilangkan tunjangan sahabat. Gejolak
pertama adalah pemberontakan yang dilakukan Aisyah, Zubair dan Thalhah, sedang yang
kedua pemberontakan yang dilakukan oleh Muawiyah bin Abi Sofyan, keluarga dan gubernur
Syiria yang diangkat Utsman. Dua pemberontakan ini memberikan dampak teologis yang
serius. Ketika Aisyah bertempur melawan Ali, sebagian shahabat seperti Abd Allah bin Umar
tidak dapat mengambil sikap dan menyerahkan keputusannya kepada Allah, karena keduanya
adalah keluarga Nabi. Aisyah adalah istri Nabi yang berarti ummul al-mukminin (ibunya
orang mukmin) sedang Ali adalah menantu dan orang yang sangat dekat dengan Nabi. Sikap
abstain sebagian sahabat inilah yang kemudian berkembang menjadi Murjiah. Sementara itu,

5 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
pertempuran Ali melawan Muawiyah melahirkan tiga aliran teologi besar dalam Islam.
Mereka yang membela Ali kemudian menjadi Syiah, yang mendukung Muawiyah menjadi
Jama’ah atau Sunni, sedang yang tidak puas dengan keduanya menjadi Khawarij.

Kemajuan di Masa Al-Khulafa’ Al-Rasyidun


Dalam bukunya, Islam dan Tatanegara (Munawir Syadzali) lebih mengkonsentrasikan
bagaimana tampuk kekuasan tertinggi dalam pemerintahan negara Madinah itu berpindah
tangan dari mendiang Rasulullah ke tangan para Khalifah penggantinya. Hal itu dapat dinilai
– menurut hemat kami – terbagi menjadi dua periode yaitu masa kekhalifahan Abu Bakar As-
Shiddiq dan Umar bin Khattab, dimana pemilihan kedua khalifah ini berjalan lancar melalui
jalur musyawarah, sedang periode kedua – kendati juga melalui proses pemilihan demokratis
– namun dikotori dengan pertempuran dua kubu antara Utsman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib.
Pemerintah Abu Bakar (11-13 H), pengangkatan Abu Bakar manjadi khalifah
merupakan awal terbentuknya khalifah pertama dalam sejarah Islam, yang disebut juga
lembaga pengganti kenabian dalam memelihara urusan-urusan agama dan mengatur urusan
dunia untuk meneruskan kepemerintahan negara Madinah yang terbentuk pada masa nabi
sebagaimana telah diuaraikan.
Pemilihan Abu Bakar tersebut bukan didasarkan pada sistem keturunan atau karena
senioritasnya dan pengaruhnya, tetapi karena beliau mempunyai kapasitas pemahaman yang
tinggi dan berakhlak mulia, dermawan dan paling dulu masuk Islam serta diipercaya oleh
nabi.
Pada tahun pertama jabatan Abu Bakar kepemimpinannya langsung diuji ancaman yang
timbul dari kalangan umat Islam sendiri, ancaman itu datang menghancurkan bangunan
struktur Islam dan tatanan kehidupan umat Islam. Oleh nabi dengan susah payah karena tidak
lama setelah nabi wafat dan Abu Bakar terpilih menjadi Khalifah, muncul sekelompok umat
Islam dari berbagai daerah menentang kepemimpinannya.
Faktor keberhasilan Abu Bakar yang lain adalah membangun pranata sosial di bidang
politik dan pertahanan keamanan. Keberhasilan tersebut tidak pula lepas dari sikap
keterbukaan beliau yaitu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada tokoh sahabat
untuk ikut membicarakan berbagai maslah sebelum ia mengambil keputusan melalui forum
musyawarah sebagai lembaga-lembaga legislatif.
Tugas-tugas eksekutif ia dilegislasikan kepada para sahabat baik untuk pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan di Madinah maupun pemerintahan di daerah untuk menjalankan
tugas pemerintahan di Madinah. Ia mengangkat Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan dan
Zaid bin Tsabit sebagai katib (sekretaris), dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan yang
mengurusi baitul maal. Dibidang tugas kemiliteran: mengangkat penglima-panglima perang
sebagai disebutkan di atas, untuk tugas yudikatif ia mengangkat Umat bin Khattab sebagai
hakim agung.
Unsur pemerintahan dinas kota Madinah, khalifah Abu Bakar membagi wilayah
kekuasaan hukum negara Madinah menjadi beberapa provinsi. Dan pada tiap provinsi
menugaskan seorang Amir atau Wali (setingkat jabatan gubernur). 1) Itab bin Asid, untuk
Makkah, Amir yang diangkat pada masa nabi; 2) Utsman bin Abi al-Ash, Amir untuk Thaif,
Amir yang diangkat pada masa nabi; 3) Al-Muhajir bin Abi Umayyah, Amir untuk San’a; 4)
Ziyad bin Labid, Amir untuk Hadramaut; 5) Ya’la bin Umayyah, Amir untuk Zubaid dan
untuk Rima’; 6) Muadz bin Jabal, Amir untuk al-Janad; 7) Jarir bin Abdillah, untuk Najran;
8) Abdullah bin Tsur, Amir untuk Jarasy; 9) Al-Ala’ bin al-Madrami, Amir untuk Bahrain
dan Umuh Iran dan Syam (Syiria) dipercayakan kepada para pemimpin militer sebagai
Wulaat Al-Amri.

6 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
Praktek pemerintahan khlifah Abu Bakar terpenting lainnya adalah mengenai suksesi
kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan mununjuk Umar bin Khattab untuk
menggantikannya. Ada beberapa faktor yang mendorong Abu Bakar untuk menunjuk atau
mencalonkan Umar menjadi khalifah kedua. Faktor utama adalah kekhawatirannya akan
terulang kembali yaitu peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Saidah yang
nyaris menyeret umat Islam ke jurang perpecahan, bila ia tidak menunjuk seseorang yang
akan menggantikannya pada saat itu antara kaum Anshar dan Muhajirin sebagai golongan-
golongan yang berhak menjadi khlifah.
Dari segi pemerintahan ada berbagai kebijakan Umar yang dinilai sangat brilian, salah
satunya adalah desentralisasi administrasi negara. Untuk itu Muhammad Thahir Azhary
menyatakan dalam bukunya bahwa Umar-lah khalifah Islam yang melakukan desentralisasi
administrasi negara itu dan bahkan negara Islam Madinah mengalami masa kejayaan pada
masa khalifah kedua ini.
Namun tragedi yang tak diinginkan terjadi, yaitu buntut dari pemberontakan yang juga
kerap terjadi adalah dengan tewasnya khalifah Umar sendiri, yang ditenggarai dibunuh oleh
Abu Lu’luah.
Di samping peluasan wilayah dalam perbaikan ketatanegaraan Madinah, kebajikan
dua khalifah terakhir dari khulafa ar-rasyiddin ini juga sangatlah terasa. Termasuk di
dalamnya pembianaan kehidupan masyarakat yang boleh dikata lebih plural dari
pemerintahan sebelumnya. Ali bin Abi Thalib misalnya yang menurut Mujar Ibnu Syarif tak
jauh beda dengan perlakkuan Umar Ibn Khattab terhadap kaum minoritas, dalam hal ini
adalah kaum non muslim termasuk dalam pengurusan jizayah terhadap kaum dzimmiyin (ahl
al-dzimmah) terkait dengan kasus pembunuhan seorang ahl al-dzimmah oleh seorang
muslim. Telah tebukti bahwa si muslim bersalah, maka Ali pun tidak segan untuk
menjatuhkan hukuman qishahas kepada si muslim.
Bidang pemerintahan banyak terjadi kekusutan sejarah, luka sejarah yang seharusnya
tidak terjadi yaitu keterpecahan kaum muslim atas kebijakan politik Ustman yang dinilai
KKN, yang memilijh sanak kerabatnya sebagai pejabat negara, begitu pula Ali bin Abi
Thalib.
Namun terlepas dari tititk hitam sejarah pemerintahan islam itu, dua khalifah ini tak
jauh berbeda dengan para pendahulunya. Seorang pemimpin yang adil dan bernafaskan ajaran
yang tak lain adalah peninggalan Rasulullah SAW. yang secara global dapat dirumuskan
bahwa sejak masa nabi hingga ali bin abi thalib banyak bentuk pengembangan dalam dunia
pemerintahan Islam, baik secara struktural maupun yuridis dan perluasan wilayah.

2. Islam dan kebudayaan Indonesia, bagaimana wajah sejarah islam Indonesia di


nusantara, siapa tokoh-tokohnya?
Secara umum, terdapat tiga teori besar tentang asal-usul penyebaran Islam di
Indonesia, yaitu teori Gujarat, teori Mekkah, dan teori Persia. Ketiga teori tersebut
memberikan jawaban tentang permasalahan waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara,
dan tentang pelak penyebar atau pembawa agama Islam ke nusantara. Berikut ini adalah
penjelasa teori-teori tersebut :

a) TEORI GUJARAT
Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada awal abad
13 M dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar teori ini adalah :
 Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam
penyebarannya ke Indonesia.

7 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
 Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur
Indonesia – Cambay – Timur tengah – Eropa.
 Adanya batu nisan Sultan Samudera Pasai yaitu Malik al Saleh tahun
1297 yang bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim, dan
Bernard HM Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan
perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya Kerajaan
Samudera Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venezia
(Italia) yang pernah singgah di Perlak (Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa
di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam
dari India yang menyebarkan ajaran Islam.

b) TEORI MEKKAH
Teori ini merupakan tepri baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori
lama, yaitu teori Gujarat. Teori Mekkah berpendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada abad 7 M dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini
adalah :
 Pada abad 7 M yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapar
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad 4 M. Hal ini sesuai dengan
berita Cina.
 Kerajaan Samudera Pasai menganut aliran mazhab syafi’i, dimana
pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah.
Sedangkan Gujarat adalah penganut mazhab Hanafi.
 Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar Al Malik, yaitu gelar
yang berasal dari Mesir
Pendukung teori Mekkah ini adalah Hamka, Van Leur, dan TW Arnold. Para ahli
yang mendukung teori ini menyatakan bahwa pada abad 13 M sudah berdiri
kekuasaan politik Islam, jadi masuknya Islam ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya,
yaitu pada abad 7 M dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah
bangsa Arab sendiri.

c) TEORI PERSIA
Teori ini ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 M
dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya
Persia dengan budaya masyarakat Indonesia seperti :
 Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein
(cucu Rasulullah SAW), yang sangat dijunjung oleh orang Syiah/ Islam Iran. Di
Sumatera Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
Sedangkan dipulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur syuro.
 Kesamaan ajaran sufi yang dianut Syaikh Siti Jenar dengan sufi dari Iran yaitu
Al Hallaj.
 Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-
tanda bunyi harakat.
 Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
 Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama
salah satu pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan PA Hussein
Jayadiningrat.

8 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan
kelemahan. Maka berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke
Indonesia dengan jalan damai pada abad 7 M dan mengalami perkembangan pada abad 13 M.
Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, Persia, da Gujarat
(India).
Selanjutnya, sejarah masuknya Islam ke Indonesia bisa dilihat melalui babak-babak
penting, yaitu :
1) Babak pertama, abad 7 masehi (abad 1 hijriah)
Pada abad 7 M, Islam sudah sampai ke nusantara. Para Da’i yang datang ke
Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa Gujarat
dan bangsa Cina melalui jalur sutera (jalur perdagangan) dakwah mulai merambah ke
pesisir-pesisir nusantara. Islam pertama-tama disebarkan di nusantara, dari komunitas-
komunitas muslim yang berada di daerah-daerah pesisir berkembang menjadi kota-
kota pelabuhan dan perdagangan dan terus berkembang sampai akhirnya menjadi
kerajaan-kerajaan Islam dari mulai Aceh sampai Ternate dan Tidore yang merupakan
pusat kerajaan Indonesia bagian timur yang wilayahnya sampai ke Papua.
2) Babak kedua, abad 13 masehi
Di abad 13 M berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di berbagai penjuru
nusantara. Di abad yang sama ada fenomena yang disebut dengan Wali Songo yaitu
ulama-ulama yang menyebarkan Islam di Indonesia. Wali Songo berdakwah atau
melakukan proses Islamisasi melalui saluran-saluran :
a) Perdagangan
b) Pernikahan
c) Pendidikan (pesantren)
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang asli dari akar budaya Indonesia,
dan juga adopsi dan adaptasi khasanah kebudayaan pra Islam yang tidak keluar dari
nilai-nilai Islam yang dapat dimanfaatkan dalam penyebaran Islam. Ini membuktikan
Islam sangat menghargai budaya setempat selama tidak bertentangan dengan nilai-
nilai Islam.
d) Seni dan budaya
Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada masyarakat Jawa pada
khususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang sebagai media dakwah
dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai Islam. Yang
menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan diajarkannya egaliterialisme yaitu
kesamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT dengan dimasukkannya tokoh-
tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Para Wali juga
mengubah lagu-lagu tradisional (daerah) dalam langgam Islami, ini berarti nasyid
sudah ada di Indonesia ini sejak jaman para wali. Dalam upacara-upacara adat juga
diberikan nilai-nilai Islam.
e) Tasawuf
Kenyataan sejarah bahwa ada tarikat-tarikat di Indonesia yang menjadi jaringan
penyebaran agama Islam.
3) Babak ketiga, masa penjajahan Belanda
Pada abad 17 M tepatnya pada tahun 1601 datanglah kerajaan Hindi Belanda
ke daerah nusantara yang awalnya hanya berdagang tetapi akhirnya menjajah.
Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, yakni VOC, semenjak itu
hampir seluruh wilayah nusantara dijajah oleh Hindi Belanda kecuali Aceh. Saat itu
antar kerajaan-kerajaan Islam di nusantara belum sempat membentuk aliansi atau
kerjasama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.

9 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
Dengan sumuliyatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada pemisahan antara
aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini telah diterapkan oleh para
ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, mengubah pesantren-pesantren menjadi
markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah
(pasukan Allah) yang siap melawan penjajah sedangkan ulamanya menjadi panglima
perangnya. Hampir seluruh wilayah di Indonesia yang melakukan perlawanan
terhadap penjajah adalah kaum muslimin beserta ulamanya.
Potensi-potensi tumbuh dan berkembangnya di abad 13 M menjadi kekuatan
perlawanan melawan penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat
pada masa kerajaan-kerajaan Islam yang syair-syairnya berisikan perjuangan. Ulama-
ulama menggelorakan jihad melawan kaum kafir yaitu penjajah Belanda.
Belanda mengalami kewalahan yang akhirnya menggunakan strategi-strategi :
 Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah belah atau
mengadu domba antara kekuatan ulama dengan adat, contohnya Perang Padri
di Sumatera Barat dan perang Diponegoro do Jawa.
 Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar seorang
Guru Besar ke-Indonesia-an di Universitas Hindia Belanda juga seorang
orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah, dia berpendapat agar
pemerintah Belanda membiarkan umat Islam hanya melakukan ibadah
mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau sampai melakukan politik
praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh pemerintah Belanda dan salah satunya
adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan melakukan ibadah
Haji karena pada saat itulah terjadi pematangan perjuangan terhadap
penjajahan.
4) Babak keempat, abad 20 masehi
Awal abad 20 M, penjajahan Belanda mulai melakukan politik etis atau politik
balas budi yang sebenarnya adalah hanya membuat lapisan masyarakat yang dapat
membantu mereka dalam pemerintahannya di Indonesia. Politik balas budi
memberikan pendidikan dan pekerjaan kepada bangsa Indonesia khususnya umat
Islam tetapi sebenarnya tujuannya untuk mensosialisasikan ilmu-ilmu barat yang jauh
dari Al Qur’an dan Hadist dan akan dijadikannya boneka-boneka penjajah. Selain itu
juga mempersiapkan unutk lapisan birokrasi yang tidak mungkin dipegang lagi oleh
orang-orang Belanda.Yang mendapat pendidikan pun tidak seluruh masyarakat
melainkan hanya golongan Priyayi (bangsawan), karena itu para pemimpin-pemimpin
pergerakan adalah yang berasal dari golongan bangsawan.
Strategi perlawanan terhadap penjajah pada masa ini lebih kepada bersifat
organisasi formal daripada dengan senjata. Berdirilah organisasi Sarikat Islam
merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama di Indonesia pada tahun
1905 yang mempunyai anggota dari kaum rakyat jelata sampai priyayi dan meliputi
wilayah yang luas. Tahun 1908 berdirilah Budi Utomo yang masih bersifat
kedaerahan yaitu Jawa, karena itu Sarikat Islam dapat disebut organisasi pergerakan
nasional pertama daripada Budi Utomo.
Tokoh Sarikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto yang memimpin
organisasi tersebut pada usia 25 tahun, kaum priyayi yang karena memegang maka
diusir sehingga hanya menjadi rakyat biasa. Ia bekerja sebagai buruh pabrik gula. Ia
adalah inspirator utama bagi pergerakan nasional di Indonesia. Sarikat Islam di bawah
pimpinannya menjadi suatu kekuatan yang diperhitungkan Belanda. Tokoh-tokoh
Sarikat Islam yang lainnya adalah H. Agus Salim dan Abdul Muis, yang membina

10 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
para pemuda yang tergabung dalam Young Islamitend Bound yang bersifat nasional,
yang berkembang sampai pada sumpah pemuda tahun 1928.
Dakwah Islam di Indonesia terus berkembang dalam institusi-institusi seperti
lahirnya Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain. Lembaga ke-Islaman
tersebut tergabung dalam MIAI (Maselis Islam ‘Ala Indonesia) yang kemudian
berubah namanya menjadi MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) yang
anggotanya adalah para pimpinan institusi-institusi ke-Islaman tersebut.
Di masa pendudukan Jepang, dilakukan strategi untuk memecah-belah
kesatuan umat oleh pemerintah Jepang dengan membentuk kementrian Sumubu
(Departemen Agama). Jepang meneruskan straregi yang dilakukan Belanda terhadap
umat Islam. Ada seorang Jepang yang paham dengan Islam yaitu Kolonel Huri, ia
memotong koordinasi Ulama-ulama di pusat dengan di daerah, sehingga ulama-ulama
di desa yang kurang informasi dan akibatnya membuat umat dapat dibodohi.
Pemerintahan pendudukan Jepang memberikan fasilitas unutk kemerdekaan
Indonesia dengan membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Kemerdekaan Indonesia) dan dilanjutkan dengan PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) dan lebih mengerucut lagi menjadi Panitia Sembilan, Panitia
ini yang merumuskan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagam Jakarta
merupakan konsensus tertinggi untuk menggambarkan adanya keragaman bangsa
Indonesia yang mencari suatu rumusan untuk hidup bersama. Tetapi ada kalimat yang
menjadi kotroversi dalam piagam itu yakni penghapusan “tujuh kata” lengkapnya
kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya yang terletak
pada alinea keempat setelah kalimat Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
5) Babak kelima, abad 20 dan 21 masehi
Pada babak ini proses dakwah (islamisasi) di Indonesia mempunyai ciri
terjadinya globalisasi informasi dengan gerakan-gerakan Islam internasional secara
efektif yang akan membangun kekuatan Islam lebih utuh meliputi segala dimensinya.
Sebenarnya kalau saja Indonesia tidak terjajah maka proses Islamisasi di Indonesia
akan berlangsung dengan damai karena bersifat kultral dan membangun kekuatan
secara struktural. Hal ini karena awal masuknya Islam yang secara manusiawi, dapat
membangun martabat masyarakat yang sebagian besar kaum sudra (kelompok
struktur masyarakat terendah pada masa kerajaan) dan membangun ekonomi
masyarakat. Sejarah membuktikan bahwa kota-kota pelabuhan (pusat perdagangan)
yang merupakan kota-kota yang perekonomiannya berkembang baik adalah kota-kota
muslim. Dengan kata lain Islam di Indonesia bila tidak terjadi penjajahan akan
merupakan wilayah Islam yang terbesar dan terkuat. Walaupun demikian, Allah SWT
mentakdirkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di
dunia.
Proses islamisasi di Indonesia khususnya di Tanah Jawa merupakan hasil dakwah dan
perjuangan yang dilakukan oleh Wali Sembilan ataupun sebenarnya lebih dikenali sebagai
Wali Sanga atau Wali Songo. Menurut cerita rakyat dan pandangan umum dalam sastera
Jawa, sememangnya Islam telah tersebar di Jawa adalah hasil kejayaan sembilan pendakwah
yang bergabung dalam suatu dewan yang disebut Wali Songo ini. Walau bagaimanapun,
perlulah difahami bahawa agama Islam sebenarnya telah masuk ke Jawa pada abad ke-8
Masihi lagi, tetapi disebabkan keutuhan pegangan masyarakat Jawa terhadap tiga agama yang
sedia ada, agama baru yang dibawa oleh pendakwah dari Daulah Abbasiyah ini tidak berjaya
menarik minat masyarakat. Hal ini demikian kerana sehingga awal abad ke-15, agama Hindu,
Buddha dan animisme telah mampu memberi petunjuk dalam mengembangkan masalah-
masalah sosial, ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

11 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
Menurut Hasanu Simon, pengaruh penyebaran agama Islam di Tanah Jawa ini telah
menjadi semakin meluas setelah Sultan Muhammad I dari Turki mengutuskan satu pasukan
dakwah Islam ketika rakyat dan penguasa Majapahit menghadapi kemelut politik, ekonomi
dan keamanan akibat daripada perang saudara iaitu Perang Paregreg pada tahun 1401 hingga
1406. Pasakan dakwah di bawah pimpinan Maulana Malik Ibrahim yang dianggotai seramai
sembilan orang telah berjaya menghidupkan kebekuan penyebaran Islam yang telah
berlangsung selama 7 abad sebelumnya. Alwi Shibab pula telah mengklasifikasikan peranan
Wali Songo dalam proses penyebaran Islam ini kepada dua tahap iaitu tahap pertama adalah
kehadiran Wali Songo yang berhasil memantapkan dan mempercepatkan proses islamisasi
pada abad pertama Hijriah tetapi kebanyakan dakwah pada tahap ini hanya terbatas pada
wilayah-wilayah tertentu sahaja. Hal ini demikian adalah kerana disebabkan terbatasnya
kemudahan-kemudahan untuk meluaskan dakwah ke wilayah lain. Manakala tahap kedua
pula adalah tahap islamisasi yang berlangsung pada abad ke-14 Masihi iaitu dengan
kedatangan tokoh-tokoh asyraf dari keturunan Ali dan Fathimah bint Rasulullah s.a.w.
Dakwah Islam pada tahap kedua ini telah berkembang dengan cepat dan sampai kepada
kemuncak kegemilangannya sekitar abad ke-15 hingga ke-17 Masihi hasil sumbangan para
wali tersebut.

Secara terminologinya, perkataan Wali Songo ini merupakan kata majmuk yang
berasal daripada dua perkataan iaitu wali dan songo. Perkataan wali yang berasal dari bahasa
Arab merupakan singkatan dari Waliyullah yang membawa maksud “orang yang mencintai
dan dicintai Allah”. Manakala songo pula berasal dari bahasa Jawa yang bermaksud
sembilan. Selain itu, terdapat juga pendapat yang dikemukakan oleh Prof. Kyai Haji Raden
Mohamad Adnan iaitu perkataan songo adalah perubahan dari perkataan sana, satu perkataan
yang berasal dari tsana dalam bahasa Arab dengan membawa maksud “yang terpuji”. Oleh
itu, jika mengikut pendapat ini istilah Wali Songo adalah bermaksud “wali-wali yang
terpuji”. Walau bagaimanapun, jika dilihat dari kedudukan angka sembilan yang dianggap
sebagai angka yang mempunyai nilai mistik dalam masyarakat Jawa, dapat membuktikan
bahawa yang dimaksudkan dengan songo adalah sembilan.
Namun begitu, harus difahami bahawa wali yang menyebarkan agama Islam di Jawa
ini tidak hanya terdiri daripada sembilan orang. Hal ini demikian kerana Wali Songo
merupakan satu himpunan atau kesatuan para mubaligh yang menjalankan aktiviti
menyebarkan agama Islam kepada masyarakat. Hasanu Simon dalam penulisannya juga telah
membahagikan Wali Songo ini kepada beberapa angkatan iaitu dimulai dengan angkatan
pertama sehingga kepada ketujuh. Selain itu, keanggotaan bagi badan dakwah ini juga adalah
tidak kekal iaitu apabila salah seorang daripada anggota Wali Songo meninggal dunia,
tempatnya akan digantikan dengan wali yang lain agar jumlah dan namanya adalah tetap
sembilan bersesuaian dengan maksud Wali Songo. Misalnya, setelah Maulana Malik Ibrahim
meninggal dunia pada tahun 1419, maka pada tahun 1421, tempatnya digantikan oleh Ahmad
Ali Rahmatullah yang lebih dikenali sebagai Raden Rahmat.
Organisasi dakwah Wali Songo merupakan suatu organisasi yang tersusun dan
mencerminkan suatu bentuk kerjasama yang baik di antara para pendakwah. Setiap anggota
dalam organisasi ini akan mempunyai tugas masing-masing demi menjamin keutuhan
kesatuan tersebut. Misalnya, Sunan Ampel bertindak sebagai guru ketua, Sunan Giri sebagai
jaksa kepala, Sunan Ngudung dan Sunan Kudus sebagai panglima, Sunan Kalijaga sebagai
diplomat. Organisasi dakwah yang sistematik dan tersusun inilah yang telah membawa
kepada pelbagai kemajuan dan sumbangan daripada para wali ini di Indonesia khususnya di
Jawa.

12 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
TOKOH-TOKOH WALI SONGO
Tokoh-tokoh Wali Songo yang terkenal adalah seramai sembilan orang iaitu terdiri
daripada Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat,
Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati. Maulana Malik Ibrahim
yang dianggap sebagai pelopor Wali Songo yang pertama yang memperkenalkan Islam di
Jawa. Beliau telah wafat pada 12 Rabiulawal tahun 882 Hijrah bersamaan 9 April 1419
Masihi dan dimakamkan di Gerisik, Surabaya. Manakala, Sunan Ampel yang dilahirkan kira-
kira dalam tahun 1401 Masihi di Champa yang juga digelar Raden Rahmat telah melahirkan
ramai wali hasil didikannya, antaranya adalah dua anak lelakinya iaitu Sunan Bonang dan
Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga dan Raden Patah. Sunan Ampel telah wafat pada
tahun 1481 Masihi dan dimakamkan di Masjid Ampel, Surabaya.
Seterusnya, Sunan Giri yang dilahirkan di Balambangan juga terkenal dengan
berbagai nama yaitu Jaka Samudra dan Prabu Satmata. Sunan Giri telah dihantar untuk
belajar di pesantren Sunan Ampel ketika berumur 12 tahun. Beliau juga sebenarnya
merupakan anak kepada Maulana Ishaq iaitu hasil perkahwinan dengan puteri raja yang
bernama Retna Dewi Kasiyan atau lebih dikenali sebagai Dewi Sekar Dadu. Beliau telah
meninggal dunia di Giri pada tahun 1506 Masihi. Tokoh Wali Songo yang berikutnya adalah
Raden Makhdum Ibrahim yang digelar Sunan Bonang iaitu anak kepada Sunan Ampel
merupakan anggota Wali Songo Angkatan Keempat. Beliau juga telah mendapat gelaran
Anyokrowati ketika menuntut di Pasai bersama Sunan Giri. Sunan Bonang meninggal dunia
pada tahun 1525 Masihi dan dimakamkan di daerah Tuban.
Nama Sunan Drajat juga hanyalah nama gelaran seperti nama-nama sunan yang
sebelumnya seperti Sunan Ampel dan Sunan Giri. Sunan Drajat yang merupakan anak
bongsu kepada Sunan Ampel ini mempunyai pelbagai gelaran lain, antaranya ialah Raden
Qosim, Pangeran Syarifuddin, Syekh Masakeh dan Sunan Mayang Madu. Walaupun beliau
tidak terlalu terkenal seperti Sunan Giri dan Sunan Bonang, tetapi jasa beliau di desa Drajat
tetap harum dalam kalangan masyarakatnya. Sunan Kudus pula merupakan anak kepada
Sunan Ngudung atau dalam tradisi Cirebonan disebut sebagai Sunan Undung, setelah
berkahwin dengan anak Sunan Ampel yang bernama Nyai Ageng Maloka. Nama sebenarnya
ialah Raden Ja’far Shaadiq tetapi lebih dikenali dengan nama Sunan Kudus setelah meninggal
dunia.
Tokoh Wali Songo yang terkenal selain Sunan Giri adalah Sunan Kalijaga yang
semasa mudanya lebih dkenali sebagai Raden Mas Said atau Jaka Said. Beliau dilahirkan
kira-kira sekitar tahun 1440 Masihi dalam keluarga Adipati Tuban Tumenggong Wilotikto
iaitu seorang pembesar Majapahit. Beliau yang merupakan anak didik kepada Sunan Bonang
telah menjadi anggota Wali Songo Angkatan Keempat pada tahun 1463 Masihi bersama-
sama Sunan Bonang, Sunan Giri, dan Sunan Drajat. Sunan Muria pula nama sebenarnya
adalah Raden Umar Said. Beliau merupakan anggota Wali Songo Angkatan Keenam melalui
sidang yang diselenggarakan pada tahun 1468 Masihi. Beliau merupakan seorang yang suka
bergaul dengna rakyat jelata dan dalam melaksanakan dakwah Islam menggunakan cara yang
sama dengan ayahnya iaitu melalui kesenian. Wali Songo yang terakhir ialah Syarif
Hidayatullah atau lebih dikenali sebagai Sunan Gunung Jati. Antara gelaran lain yang
diberikan kepada Sunan Gunung Jati ialah Syeikh Nuruddin Ibrahim, Saiyid al-Kamil dan
Ahmad Fatahillah. Beliau meninggal dunia pada tahun 1570 Masihi dan telah dimakamkan di
Cirebon.

SUMBANGAN WALI SONGO


Sememangnya sumbangan Wali Songo dalam mengembangkan agama Islam di Tanah
Jawa tidak dapat dinafikan lagi. Mereka merupakan para wali yang banyak berjasa

13 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
memimpin pengembangan agama Islam di seluruh Pulau Jawa dan menyebarkan ajaran
tersebut ke kepulauan lain di Indonesia. Impak daripada jasa-jasa mereka inilah masyarakat
memberikan gelaran Islam yang mulia ini kepada mereka. Hal ini turut diakui oleh Drs. R.
Soekmono:
“…Walisongo atau sembilan waliyullah, diberi julukan sedemikian kerana
mereka dianggap sebagai penyiar-penyiar terpenting dari agama Islam, mereka
dengan sengaja giat sekali menyebarkan dan mengajarkan pokok-pokok
agama Islam.”
Sumbangan Wali Songo terhadap masyarakat di Tanah Jawa adalah meliputi pelbagai
aspek, antaranya adalah seperti politik dan ketenteraan, ekonomi, pendidikan dan kesenian.
Hal ini demikian kerana kesan daripada kepiawaian yang ditetapkan oleh Sultan Muhammad
I dalam membuat pemilihan terhadap keanggotaan pasukan pertama yang membawa misi
menyuburkan perkembangan Islam di Jawa. Anggota Wali Songo dipilih bukan hanya
semata-mata ditumpukan kepada bidang agama sahaja tetapi turut meliputi bidang
pembangunan pertanian, ekonomi, ketenteraan, pemerintahan dan ketenteraman masyarakat.
Oleh itu, bukanlah suatu perkara yang menghairankan apabila sumbangan mereka bukan
sahaja dalam menyebarkan agama Islam tetapi turut merangkumi sumbangan dalam bidang-
bidang lain.
Sumbangan utama kebanyakan Wali Songo terhadap perkembangan agama Islam di
Jawa adalah dengan mendirikan banyak masjid dan surau di kawasan dakwah masing-
masing. Misalnya, ketika dalam perjalanan ke Ampel Denta, Sunan Ampel telah singgah di
Kuning dan membina masjid di kawasan tersebut yang dikenali sebagai Masjid Rahmat.
Manakala, Sunan Kudus pula telah mendirikan Masjid Kudus yang dibina pada tahun 956
Hijrah bersamaan 1549 Masihi. Masjid lain yang telah dibina oleh Wali Songo ialah Masjid
Agung Demak seiring dengan penubuhan Demak Bintara sebagai sebuah kerajaan Islam.
Pembinaan masjid-masjid oleh Wali Songo ini adalah sangat penting memandangkan masjid
ini bukan sahaja menjadi pusat penyebaran Islam oleh para wali tetapi turut berfungsi sebagai
tempat untuk membahaskan hal-hal mengenai politik, sosial dan keagamaan. Fungsi seperti
inilah yang secara tidak langsung membawa kepada sumbangan-sumbangan para wali dalam
bidang selain daripada hal keagamaan.

1. Politik dan ketentaraan


Bidang politik merupakan salah satu aspek terpenting dalam menjamin keutuhan
sesebuah pemerintahan dan sememangnya gerakan dalam mengembangkan ajaran Islam di
Indonesia ini secara jelas tidak dapat lari dari perkaitan dalam bidang politik. Hal ini dapat
dibuktikan daripada tindakan Sultan Muhammad I menghantar pasukan dakwahnya ke Jawa
ketika kerajaan Majapahit dilanda kemelut politik sehingga berjaya menjadikan agama Islam
sebagai agama dominan. Para wali ini juga sememangnya mempunyai kecekapan politik yang
tinggi dan memiliki pengetahuan tentang hal-hal kenegaraan yang jelas kerana pada tahun
1518 Masihi, keseluruhan kerajaan Majapahit dapat dilumpuhkan tanpa mengorbankan
banyak nyawa dan memusnahkan sistem masyarakat.
Selain itu, sumbangan Walisongo dalam bidang politik juga dapat dibuktikan melalui
penubuhan kerajaan Demak Bintara yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa.
Kemunculan kerajaan Demak ini juga nantinya telah melahirkan Kesultanan Pajang dan
Mataram II. Kemunculan Demak sebagai sebuah kerajaan ini direncanakan oleh Sunan
Ampel dengan mendapat bantuan daripada wali-wali yang lain iaitu Sunan Giri, Sunan
Kalijaga dan Sunan Bonang, manakala Raden Fatah telah dlantik menjadi Sultan Demak
yang pertama. Kerajaan Demak Bintara ini menjadi penting kerana melalui Demak, Wali
Songo menyusun kekuatan dakwah dan ketenteraannya sehingga dapat menakluki kerajaan-

14 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
kerajaan Hindu di Jawa. Antara kejayaan terpenting yang berjaya dicapai ialah menewaskan
kerajaan Majapahit dan seterusnya dijadikan sebagai sebuah daerah dalam kerajaan Islam
Demak. Seterusnya, setelah berjaya menakluki beberapa daerah lain, kerajaan Demak telah
muncul sebagai kuasa besar di Jawa.
Kejayaan kerajaan Demak Bintara mengalahkan kerajaan Majapahit ini pula
merupakan antara kejayaan yang disumbangkan oleh Sunan Kudus. Sunan Kudus yang
menjadi panglima perang menggantikan Sunan Ngudung telah berjaya melaksanakan tugas
tersebut dengan sebaiknya melalui strategi serangan yang dilakukan dari tiga arah iaitu dari
Surabaya, Tuban dan Madiun. Sumbangan dalam bidang politik ini juga boleh dilihat melalui
sumbangan daripada Sunan Giri. Hal ini demikian kerana Sunan Giri merupakan antara
pelopor terpenting kepada penubuhan kerajaan Islam Demak. Selain itu, ketokohan beliau
dalam bidang politik ini dapat dibuktikan apabila beliau mendapat gelaran Sultan Fakih
walaupun beliau bukanlah seorang sultan atau raja. Beliau merupakan wali yang banyak
memberikan bantuan dalam urusan politik di Demak. Sumbangan terpenting beliau ialah
setiap perlantikan sultan perlulah mendapatkan persetujuan daripada Sunan Giri terlebih
dahulu. Manakala, Sunan Gunung Jati turut memberikan sumbangan dalam bidang politik ini
apabila beliau telah memberikan petunjuk dan nasihat kepada Maulana Hasanudin dalam
usaha mendirikan kota Surosowan sebagai ibu kota kerajaan Banten.
Manakala, antara sumbangan terpenting Wali Songo dalam bidang ketenteraan ialah
kejayaan Sunan Gunung Jati menentang penjajahan Portugis. Sunan Gunung Jati telah
berjaya membebaskan Jakarta dan daerah-daerah sekitarnya daripada cengkaman kuasa
Portugis pada tahun 1527 Masihi. Cita-cita Portugis untuk menjadikan Jawa Barat (Sunda
Kelapa) sebagai pengkalan tidak kesampaian apabila Sunan Gunung Jati terlebih dahulu telah
menakluki kawasan tersebut dan pelabuhan di wilayah Pajajaran seperti Cirebon dan Banten.
Kedua-dua kawasan ini merupakan antara pelabuhan-pelabuhan Sunda yang mempunyai
potensi besar dalam aspek ekonomi terutamanya lada kerana terletak di kawasan yang
strategik. Oleh itu, penawanan kawasan ini secara tidak langsung membantu perkembangan
ekonomi Jawa. Jawa Barat yang telah berjaya ditawan ini kemudiannya ditukarkan nama
menjadi Jayakarta (Jakarta) yang bererti “Kota Kemenangan” bersesuaian dengan gelaran
Fatahillah yang diberikan kepada Sunan Gunung Jati oleh para alim ulama di atas
kejayaannya menumpaskan Portugis.

2. Ekonomi
Sumbangan Wali Songo juga meliputi bidang ekonomi yang merupakan antara bidang
terpenting dalam pembangunan masyarakat. Sumbangan dalam bidang ekonomi ini dapat
dibuktikan melalui tindakan yang dilaksanakan oleh Maulana Malik Ibrahim dalam usaha
untuk menarik minat masyarakat Jawa terhadap ajaran Islam. Beliau telah berusaha
menyempurnakan kehidupan di Leran dengan sebaik-baiknya iaitu dengan memelihara sawah
dan kebun di kawasan tersebut secara cermat dan baik dengan tujuan untuk meningkatkan
minat pendudukan Leran terhadap pendidikan Islam. Tindakan Maulana Malik Ibrahim ini
boleh diklasifikasi sebagai satu tindakan serampang dua mata yang bijak. Hal ini demikian
kerana tindakan tersebut dapat membantu meningkatkan taraf ekonomi penduduk setempat
dan kemajuan ekonomi ini pula akan memudahkan beliau untuk menerapkan nilai-nilai Islam
dalam kehidupan seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin.
Maulana Malik Ibrahim juga merupakan wali yang bertanggungjawab memajukan
kota Gresik kerana memperkenalkan sistem pengairan untuk pertanian. Hal ini demikian
kerana pada ketika itu ekonomi masyarakat di Gresik telah musnah akibat Perang Paregreg,
tetapi hasil daripada jasa beliau ini telah berjaya memajukan pertanian sawah di kawasan
tersebut. Sunan Drajat melalui pemikiran beliau pula telah memberikan sumbangan dalam

15 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
membangunkan kesempurnaan alat pengangkutan dan pembangunan perumahan. Manakala,
Sunan Gunung Jati telah memberikan idea mengenai pemindahan penduduk (migrasi), iaitu
melalui pembukaan hutan-hutan sebagai tempat kediaman dan pemanfaatan hasil bumi.
Sunan Kalijaga turut tidak ketinggalan dalam memberi sumbangan dalam bidang ekonomi
iaitu melalui karya-karyanya berkenaan pertanian seperti filsafat bajak dan cangkul.
Selain itu, penubuhan kerajaan Islam Demak juga telah membawa kepada
perkembangan ekonomi di Jawa. Raden Fatah dan pentadbirannya telah memberikan
sumbangan besar terhadap kemajuan pesat pelabuhan di Demak. Hal ini dapat dibuktikan
melalui terjemahan daripada gambaran Tomé Pires mengenai Demak:

“…Demak memiliki empat puluh jung (quoremta Jumcos) dan telah


memperluas kewibawaan sampai ke Palembang, Jambi, “pulau-pulau
Menamby, dan sejumlah besar pulau lain di depan Tanjung Pura”, iaitu
Bangka dan Belitung. Waktu itu di Demak terdapat tidak kurang daripada
“delapan sampai sepuluh ribu rumah” (de oito atee dez mjll casâs) dan tanah
sekelilingnya menghasilkan beras berlimpah-limpah, yang sebagian diekspor
ke Malaka.”
Perkembangan pesat kerajaan Islam Demak ini telah berjaya menjana ekonomi di Jawa
memandangkan antara pelabuhan penting yang berada di bawah kekuasaan dan pengaruhnya
adalah Tuban, Separa, Sedayu, Kota Kembar, Jaratan dan Gresik. Aktiviti perdagangan yang
maju sebelum dominasi Islam di Nusantara menjadi bertambah maju dengan kewujudan
Demak sebagai kuasa besar.

3. Sosial
Sumbangan dalam bidang sosial ini boleh diperlihatkan melalui kejayaan penyebaran
agama Islam di Jawa yang secara tidak langsung telah membawa perubahan dalam sistem
kemasyarakatan di Jawa. Hal ini demikian kerana sebelum kedatangan Islam, sebahagian
masyarakat di Jawa yang mengamalkan agama Hindu telah mempunyai sistem kasta. Walau
bagaimanapun, kedatangan Islam telah membawa perubahan terhadap sistem sosial ini.
Buktinya, ajaran Islam yang tidak membezakan pangkat, keturunan, kekayaan mahupun
kebangsaan seseorang telah menjadikan Ampel Denta sebagai sebuah pusat pendidikan di
Jawa yang boleh diikuti oleh semua kalangan masyarakat. Sunan Ampel juga telah memberi
sumbangan dalam bidang sosial dengan berusaha memperbaiki moral masyarakat Jawa
dengan memperkenalkan larangan mo-limo atau emoh-limo yang masih terkenal sehingga
sekarang. Larangan ini adalah larangan daripada melakukan main (berjudi), minum (minuman
keras), maling (mencuri), madat (menghisap candu), dan madon (berzina).
Sunan Kalijaga merupakan antara wali yang telah memberikan sumbangan dalam
kemajuan sosial masyarakat di Jawa. Hal ini demikian kerana beliau telah membantu
mewujudkan satu hubungan dua hala yang baik di antara pemerintah dan rakyat. Sumbangan
ini adalah melalui istilah Sabdo Pandito Ratu yang diperkenalkan oleh beliau. Istilah ini
membawa maksud kebijaksanaan penguasa harus sejalan dengan nasihat para ulama.
Tindakan Sunan Kalijaga ini berjaya mewujudkan suatu hubungan yang serasi antara
pemerintah, ulama dan rakyat di Jawa. Tambahan pula, hubungan antara ketiga-tiga pihak ini
diperkukuhkan lagi apabila di seluruh Tanah Jawa, berdekatan dengan istana atau kabupaten
akan dibina masjid dan halaman yang luas untuk memudahkan rakyat berkumpul bersama
pemerintah dan ulama.
Selain itu, sumbangan dalam merapatkan jurang antara pihak pemerintah dan rakyat
ini juga boleh dibuktikan apabila terdapatnya wali-wali yang berasal daripada darah
bangsawan atau raja. Contoh wali yang berdarah bangsawan adalah Sunan Giri, Sunan

16 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
Bonang, Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Jati. Wali-wali ini telah berjaya menarik minat
bangsawan-bangsawan Jawa yang lain untuk memeluk Islam, dan seterusnya para bangsawan
Muslim ini telah berusaha menyebarkan Islam bukan sahaja di kota-kota pelabuhan tetapi
turut meliputi kawasan pedalaman yang terdiri daripada para petani dan pedagang. Misalnya,
hasil dakwah Sunan Giri telah melahirkan ramai ulama dan mubaligh dalam kalangan petani,
nelayan dan pedagang. Hal ini secara tidak langsung telah membantu meningkatkan taraf
sosial masyarakat.

4. Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan


Sumbangan Wali Songo turut meliputi perkembangan bidang pendidikan dan ilmu
pengetahuan di Jawa. Sumbangan dalam bidang pendidikan ini dapat dibuktikan melalui
pembinaan pesantren yang banyak di pelbagai kawasan. Pesantren ini merupakan sebuah
lembaga pendidikan Islam yang unik di Indonesia. Perkembangan lembaga pendidikan ini
khususnya di Jawa mengalami masa selama berabad-abad. Maulana Malik Ibrahim atau
digelar Spiritual Father, dalam masyarakat santri Jawa dipandang sebagai guru tradisi yang
memperkenalkan pesantren di Tanah Jawa. Beliau telah mendirikan pesantren pertama di
Gresik yang melahirkan mubaligh Islam untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh Tanah
Jawa. Sekiranya Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai perintis kepada sistem pondok
pesantren, Sunan Ampel pula merupakan wali yang dianggap paling berjaya dalam mendidik
ulama dan mengembangkan pesantren iaitu melalui pembinaan Ampel Denta.
Selain itu, terdapat juga Wali Songo yang terlibat dalam memperkembangkan ajaran
ilmu tasawuf seperti Sunan Bonang dan Syekh Siti Jenar. Pemikiran Sunan Bonang ini dapat
dibuktikan melalui karyanya di dalam Suluk Sunan Bonang yang dapat ditentukan kegiatan
pemikiran tersebut adalah antara tahun 1475 hingga 1525. Manakala, Sunan Giri pula telah
memperkenalkan pelbagai permainan yang bertujuan untuk digunakan dalam mendidik
kanak-kanak. Permainan yang berteraskan kepada pelajaran ini adalah seperti Jelungan,
Jamuran, Ilir-ilir, Gendi Gerit dan Gula Ganti. Misalnya, Ilir-ilir merupakan lagu yang
mengajarkan seseorang agar optimis dalam melakukan amal kebaikan agar amal tersebut
dapat diterima dan kesempatan hidup haruslah dimanfaatkan dengan melakukan amal
tersebut. Sunan Giri juga merupakan wali telah mengarang ilmu Falak yang telah
disesuaikan dengan prinsip-prinsip ilmu Falak Islam dan pemikiran orang Jawa serta
memperkenalkan penggunaan kertas sebagai bahan tulis-menulis yang akhirnya membawa
kepada perkembangan ilmu dan budaya.

5. Kesenian dan kebudayaan


Sumbangan dalam bidang kesenian dan kebudayaan oleh Wali Songo dapat
dibuktikan melalui strategi dan pendekatan dakwah yang digunakan oleh para wali
terutamanya para wali kumpulan abangan. Wali-wali yang dikelompokkan dalam abangan
adalah seperti Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus dan Sunan Muria. Sunan
Kalijaga merupakan seorang wali yang menggunakan seni terutamanya wayang sebagai salah
satu strategi dakwahnya. Wayang merupakan salah satu warisan bangsa Indonesia yang telah
berkembang selama berabad-abad dan pada zaman kerajaan Majapahit, seni wayang ini lebih
dikenali dengan nama pementasan wayang beber iaitu wayang yang bentuknya dibentangkan
(dibeber). Walau bagaimanapun, selepas kedatangan Islam berlaku perubahan terhadap
bentuk asal seni wayang ini bermula pada peristiwa perasmian Masjid Agung Demak.
Sunan Kalijaga telah mencadangkan agar wayang beber dipersembahkan ketika
majlis perasmian tersebut agar dapat bukan sahaja dapat menarik minat orang Islam tetapi
agar dapat mempengaruhi masyarakat yang beragama Hindu untuk mengenali Islam. Walau
bagaimanapun, Sunan Giri yang bertindak sebagai ketua Wali Songo pada ketika itu telah

17 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
membantah cadangan tersebut memandangkan beliau berpendapat bahawa wayang yang
bergambar manusia merupakan sesuatu yang haram dalam syariat Islam. Bantahan daripada
Sunan Giri inilah yang telah menyebabkan Sunan Kalijaga membuat perubahan terhadap seni
wayang ini agar tidak melanggari hukum Islam tetapi dalam masa yang sama turut
mengekalkan ciri-ciri kesenian Jawa. Perubahan kepada bentuk yang mirip karikatur seperti
yang ada pada hari ini merupakan salah satu sumbangan terbesar Sunan Kalijaga dalam
bidang ini. Malahan, perubahan ini sebaliknya meningkatkan cita rasa dan nilai seni wayang
tersebut.
Manakala, Sunan Bonang pula merupakan wali yang telah menggunakan alat muzik
yaitu bonang. Hal ini demikian kerana kebanyakan masyarakat di Tuban amat menggemari
lagu-lagu gending gamelan, maka Sunan Bonang berdakwah menggunakan kesenian rakyat
tersebut. Kebijaksanaan beliau membunyikan alat muzik tersebut dengan diiringi tembang-
tembang yang berupa pantun-pantun keagamaan telah berjaya mempengaruhi masyarakat
Tuban untuk mempelajari lagu tembang tersebut dan akhirnya mempelajari agama Islam.
Salah satu tembang Sunan Bonang yang terkenal sehingga sekarang adalah tembang yang
selalu dilagukan oleh Kyai Langgeng bertajuk Tombo Ati. Manakala, Sunan Drajat pula telah
mencipta tembang Pangkur dan mijil merupakan wali yang termasuk dalam kelompok
putihan walaupun berdakwah menggunakan Jawa seni. Oleh itu, penggunaan kesenian
sebagai salah satu cabang untuk berdakwah ini secara tidak langsung telah memberi
sumbangan dalam mengekalkan kesenian tradisi masyarakat Jawa.
Selain itu, kebudayaan Jawa juga kekal hasil sumbangan daripada beberapa wali yang
tidak menghapuskan kebudayaan Jawa yang mempunyai unsur Hindu. Hal ini demikian
kerana adat dan budaya yang menggunakan mantera-mantera tidak dihapuskan tetapi
sebaliknya digantikan dengan prinsip-prinsip Islam seperti membaca al-Quran, tahlil dan doa-
doa. Misalnya, dalam upacara berkabung, Sunan Bonang menggantikan adat menyajikan
makanan untuk arwah mendiang dengan amalan bersedekah iaitu memberikan makanan
kepada fakir miskin. Sunan Kalijaga pula telah memberi sumbangan dalam bidang busana
iaitu beliau telah merancang model baju takwa yang akhirnya menjadi pakaian kebesaran
suku Jawa dalam pelbagai upacara rasmi.

6. Kesusasteraan dan Bahasa


Sumbangan Wali Songo juga meliputi bidang kesusasteraan dan bahasa. Bukti
sumbangan dalam bidang bahasa ini adalah daripada Sunan Ampel yang telah
memperkenalkan huruf Pegon iaitu sejenis tulisan Arab berbahasa Jawa. Selain itu, Sunan
Ampel juga merupakan wali yang bertanggungjawab memperkenalkan beberapa perkataan
baru yang disesuaikan dengan masyarakat Jawa. Hal ini demikian kerana beliau mempunyai
kepekaan sosial yang tinggi dan untuk mempercepat pemahaman masyarakat terhadap Islam,
beberapa istilah yang bersesuaian telah diperkenalkan. Antaranya ialah istilah sholat yang
digantikan dengan sembahyang iaitu merupakan istilah yang diambil dari kata sembah hyang
agar lebih mudah difahami oleh masyarakat yang sebelum menganut agama Hindu. Orang
yang mengikuti pendidikan di pesantren pula disebut sebagai santri yang berasal dari kata
shastri iaitu perkataan yang bermaksud orang yang tahu buku suci agama Hindu.
Wali Songo turut memberikan sumbangan dalam bidang penulisan, misalnya dalam
naskhah Walisana terdapat beberapa penulisan hasil karya para wali ini. Antaranya ialah
Sejarah Negeri Pajajaran yang ditulis oleh Sunan Gunung Jati, hasil karya Sunan Drajat iaitu
kisah Joko Partoko dari Desa Nggadhingan iaitu ketika zaman kerajaan Majapahit dan kisah
Baru Klinthang dari Mbahrawa oleh Sunan Kudus. Manakala sumbangan dalam bidang
kesusasteraan pula adalah melalui hasil-hasil karya sastera seperti dongeng dan kisah-kisah
ulama, syair dan prosa-prosa puisi. Misalnya, Sunan Bonang dalam usaha untuk

18 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
menyebarkan Islam di kawasan jawa Timur iaitu antara Lasem dan Rembang, telah mencipta
dongeng dan kisah ulama memandangkan masyarakat di kawasan tersebut menyukai cerita-
cerita yang berunsurkan kesaktian dan mistik.

3. Apa yang anda ketahui tentang aliran fiqih, filsafat dan tasawuf ! Jelaskan?
Secara bahasa fikih berarti pengetahuan dan pemahaman. Menurut istilah, fikih adalah
ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang amali (berupa perbuatan) yang diambil
dari dalil-dalilnya yang rinci. Jadi aliran fikih adalah aliran dalam fikih yang berhubungan
dengan penafsiran dan pelaksanaan hokum islam, yang biasa disebut juga dengan Mazhab.
Mazhab bermula dari pendapat individu (seorang ulama) yang kemudian diikuti oleh banyak
orang dan berakumulasi menjadi keyakinan kelompok. Hukum bermazhab adalah mubah.
Bermazhab ada dua:
1. Bermazhab fil aqwat, yaitu mengikuti segala pendapat dari seorang ulama. Kategori
ini sama dengan taqlid.
2. Bermazhab fil manhaj, yaitu mengikuti seorang ulama dalam hal metode ijtihdnya,
bukan sekedar mengikuti pendapatnya saja. Kategori ini sama artinya dengan ittiba’
Mazhab-mazhab fikih:
1. Mazhab Hanafi
2. Mazhab Maliki
3. Mazhab Syafi’I
4. Mazhab Hambali

Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal tersebut.
Kita semua mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang sejarah, arti kehidupan, mati,
Tuhan, benar atau salah, keindahan atau kejelekan dan sebagainya.
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi tersebut menunjukkan arti sebagai
informal.
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan yang sikap yang
sangat kita junjung tinggi. Ini adalah arti yang formal.
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4) Filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan
konsep.
5) Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsumg yang mendapat perhatian
dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos
yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta cinta terhadap ilmu
atau hikmah. Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari
kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka
(loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti
cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher
yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.
Melihat pengertian filsafat dari segi istilah (terminologi) maka Poedjawitna (1974:11)
mendefinisikan fisafat sebagai jenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran asli, dan bagi Aristoteles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran
yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan eksetika. Dan
Al-fareribi berpendapat filsapat ialah pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikatnya

19 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
yang sebenarnya. Menurut Pyhtagoras filsafat ialah the love of wisdom berarti manusia yang
paling tinggi nilainya manusia pecinta kebijakan (lover of Wisdom), sedangkan yang
dimaksud dengan wisdom olehnya kegiatan melakukan perenungan tentang tuhan.
Menerut Hasbullah bakri, pengertian filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu seharusnya
setelah mencapai pengetahuan itu.
Ketika membahas filasafat dakwah sayuti farid memberi pengertian filsafat sebagai
pemikiran sedalam-dalamnya, seluas-luasnya dan sejauh-jauhnya tentang hakikat segala
"yang ada" yang mungkin ada." Intisari Filsafat menurut Harun Nasution adalah berfikir
(logika) yang bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama), dilakukan secara
mendalam sehingga mencapai ke dasar persoalan, ia meliputi segala kegiatan-kegiatan
reflektip dari budi manusia persorangan yang berusaha untuk menemukan jawaban-jawaban
yabg beralasan mengenai berbagai persoalan filsafat.
The Liang Gie mengidentifikasi, ada enam cirri utama sesuatu persoalan itu dianggap
sebagai persoalan filsafati diantaranya:
1. Sangat umum bahwa persoalan filsafati mempunyai suatu tingkat keumuman yang
tinggi yang tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus. Persoalan filsafati
kebanyakan berkaitan dengan gagasan-gagasan besar yang umum.
2. Tidak faktawi, maksudnya bahwa suatu persoalan filsafati berdifat spekulatip dengan
melanpaui batas-batas pengetahuan ilmiah. Persoalan filsafati bersifat sfekulatif
dengan melampaui batas-batas pengetahuan ilmiah.
3. Persoalan filsafati juga dicirikan oleh sifatnya yang bersangkutan dengan nilai-nilai.
4. Dari perrsoalan fisafati terutama mengenai pemaknaan yakni berkaitan dengaan
pengungkapan dengan secara tegas atau penemuan arti secara konsep atau apa saja
yang dibicarakan.
5. Mencengangkan bahwa sesuatu yang mencengangkan tentang persoalan-persoalan
filsafati dalam arti kurangnya bukti yang berkaitan dan kurangnya sesuatu tata cara
yang jelas untuk menjawabnya.
6. Implikatip maksudnya bahwa prsoalan filsafati biasanya melibatkan implikasi-
implikasi.
Meskipun aliran teologi islam dengan golongan politik saling berkaitan ,namun bisa
dipisahkan dengan melihat motif berdirinya . Yang termasuk aliran teologi Islam;
1. Aliran mu’tazilah
2. As ariyah
3. Maturidiyah
4. Salaf
5. Wahabiyah
6. Syeh moh abduh
7. Ibnu rusdi

Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan
dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Alloh SWT. Asal kata tasawuf adalah:
1. Safa dalam arti suci dan sufi adalah orang yang disucikan
2. Shaf (baris), yang dimaksud shaf disini ialah baris pertama dalam shalat
3. Ahl al-Suffah, yaitu para sahabat yang hijrah bersama Nabi ke Madinah dengan
meninggalkan harta kekayaannya di madinah
4. Sophos (bahasa yunani yang masuk kedalam filsafat islam) yang berarti hikmat,
dan kaum sufi pula yang mengetahui hikmat

20 METODOLOGI STUDI ISLAM


STAI BINAMADANI 2010
5. Suf (kain wol), seseorang ingin memasuki jalan tasawuf harus meninggalkan
pakaian mewah dan diganti dengan kain wol kasar
Terminology tasawuf adalah:
1. Salah satu cabang ilmu islam yang menekankan dimensi atau aspek spiritual dalam islam
2. Tasawuf lebih menekankan spiritualitas karena realitas sejati adalah bersifat spiritual,
dari keyakinan tersebut muncul cara hidup spiritual yang bertujuan pendekatan dengan
Alloh
Pada abad ke-2 hijriyah mulai muncul gerakan kerohanian yang dipelopori oleh para sahabat
1. Bidayah, berkeinginan mengikuti rasul dan ingin mendekatkan diri kepada Alloh SWT
2. Mujahadah, perjuangan keras dan menciptakan kondisi tertentu untuk mendekatkan diri
kepada Alloh
3. Mudzaqoh, kesenangan untuk mendekatkan diri kepada Alloh
Dari gerakan ini muncullah kelompok-kelompok yang merupakan cikal bakal lahirnya
tasawuf:
1. Al Qura’, kelompok yang secara berhalaqah membaca Al-aquran, kebanyakan kaum
anshor
2. Ahl al shuffah, terdiri dari kaum muhajirin yang tidak terpengaruh dengan kemewahan,
meninggalkan harta mereka di makkah, mereka tidur berbantal Shuffat (pelana) supaya
cepet terjaga untuk beribadah
3. Al tawwabin dan al bukalyin, kelompok yang banyak bertaubah dan banyak menangis
mengingat dosa dan kesalahan mereka
Aliran-aliran dalam tasawuf disebut juga tarekat, tarekat adalah jalan atau petunjuk dalam
melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Nabi dan
sahabatnya. Tarekat-tarekat yang ada di Indonesia:
1. Tarekat Qadariyah
2. Tarekat Rifaiyah
3. Tarekat Naqsyabandi

21 METODOLOGI STUDI ISLAM

You might also like