You are on page 1of 10

A.

PENDAHULUAN

1. Tujuan percobaan : menetapkan kadar HCl dalam sample asam


2. Dasar teori
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk
bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa adalah
reaksi penetralan.
Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut
alkalimetri.

Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :

1. Asam kuat - Basa kuat

2. Asam kuat - Basa lemah

3. Asam lemah - Basa kuat

4. Asam kuat - Garam dari asam lemah

5. Basa kuat - Garam dari basa lemah

Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

Contoh :

- Asam kuat : HCl


- Basa kuat : NaOH

1
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH   →   NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH-   →   H2O

Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat

Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah

contoh :

- Asam kuat : HCl


- Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH   →   NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH   →   H2O + NH4+

Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah

2
Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

contoh :

- Asam lemah : CH3COOH 


- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH   →   NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH-   →   H2O

Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat

3
Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah

contoh :

- Asam kuat : HCl


- Garam dari asam lemah : NH4BO2

Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2   →   HBO2 + NH4Cl

4
Reaksi ionnya :
H+ + BO2-   →   HBO2

Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah

contoh :

- Basa kuat : NaOH


- Garam dari basa lemah : CH3COONH4

Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4   →   CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4-   →   NH4OH

Cara Melakukan Titrasi Asam Basa

1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret
yang telah ditera

2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau
erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran

3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien

4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat
dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah
wadah titrat

5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai
larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik
akhir titrasi. Hentikan titrasi !

5
set alat titrasi

Indikator Asam Basa

Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang
dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya

Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan
perubahan warna yang kuat.

Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH

Beberapa indikator asam basa

NAMA Ph RANGE WARNA TIPE(SIFAT)


Biru timol 1,2-2,8 merah - kuning Asam
Kuning metil 2,9-4,0 merah - kuning   Basa
Jingga metil 3,1 – 4,4 merah - jingga   Basa
Hijau bromkresol 3,8-5,4 kuning - biru Asam
Merah metil    4,2-6,3  merah - kuning   Basa
Ungu bromkresol 5,2-6,8 kuning - ungu Asam
Biru bromtimol   6,2-7,6 kuning - biru Asam
Merah fenol 6,8-8,4 kuning - merah Asam
Ungu kresol   7,9-9,2 kuning - ungu Asam
Fenolftalein   8,3-10,0 t.b. - merah   Asam

6
Timolftalein  9,3-10,5 t.b. - biru Asam
Kuning alizarin 10,0-12,0 kuning - ungu   Basa

Dalam titrasi asam lemah pilihan indikatornya jauh lebih terbatas untuk asam dengan
pKa 5 kira-kira sebesar pKa asam asetat, pH tersebut lebih tinggi daripada 7 pada titik
ekivalendan perubahan pH relative kecil. Fenolftalein berubah warna di sekitar titik
ekivalen dan merupakan indicator yang sesuai. Singkatnya , kita harus memilih indikator
yang berubah warna disekitar titik ekivalendari titrasi.

  Cara Mengetahui Titik Ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian


membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah
dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.

2.  Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit
mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai
dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.

Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan,
tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan
pH meter. Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika
menggunakan indikator fenolftalein.

3. Prinsip : Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau

7
sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan
ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang
biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai
“titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa
atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang
dinetralkan
4. Persamaan reaksi: HCl + NaOH NaCl + H2O

B. PROSEDUR

1. Melakukan pembakuan larutan NaOH


a. Timbang 60 mg asam oksalat
b. Masukan secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer ad dengan 50 ml aquadest
c. Tambahkan 2 tetes indikatr fenolftalein
d. Titrasi dengan NaOH 0,1 N

2. Penetapan kadar sample HCl


a. Sample HCl di ad sampai 50 ml aquadest masukan ke dalam erlenmeyer
b. Tambahkan 2 tetes indicator fenolftalein

8
c. Titrasi dengan NaOH 0,1 N

                    

Sebelum mencapai titik ekuivalen              Setelah mencapai titik ekuivalen

C. DATA DAN PERHITUNGAN


Mg sam oksalat Volume NaOH
60 mg 9,80
- -
Rata-rata 9,80

Nornalitas NaOH = Berat asam oksalat (mg)


BE asam oksalat x V NaOH
= 60
63,04 x 9,80

9
= 0,097 N

Volume HCl Volume NaOH


10 ml 11,25
10 ml 12,00
10 ml 13,00
Rata-rata 12,083

Nornalitas NaOH = Vol titrasi x N NaOH


V sampel
= 12,083 x 0,097
10
= 0,117 N

D. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan titrasi asam basa dengan indicator 2 tetes fenolftalein terdapat
kesalahan sebesar 42 %. Factor yang mempengaruhinya yaitu:
1. Pembakuan NaOH hanya dilakukan sekali seharusnya pembakuan minimal duplo
atau triplo, ini terjadi dikarenakan ada yang mencuri sample asam oksalat
2. Pada saat titrasi, ketika hampir terjadi perubahan warna dari putih menjadi merah
muda terjadi kesalahan yaitu tidak dititrasi setengah tetes yang menyebabkan
sample yang dititrasi terlalu pekat wananya.
3. Antara statip dan buret kurang simetris kemungkinan membaca skala yang salah
E. REFEFERENSI .
L Underwood.R.A Day, JR.2002.Analisis Kimia Kuantitatif, edisi 6,
Gramedia.JAKARTA
Anonim,2009,Titrasi Asam Basa.http//www.google.com diakses tanggal 21 oktober 2009

10

You might also like