Professional Documents
Culture Documents
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan urbanisasipasca lebaran dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari sisi :
1. KEKUATAN (STRENGH)
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa urbanisasi begitu tinggi hingga tak
terkontrol. Salah satunya adalah dari peninggalan kebijakan zaman orde baru yang masih
menyisakan masalah hingga saat ini. Paradigma sentralisasi pemerintahan dan
pembangunan ekonomi terpusat adalah hal yang menjadi faktor pendorong terjadinya
urbanisasi dengan konsentrasi migrasi dan jumlah migran yang tidak sehat. Daerah-
daerah kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah yang
dimilikinya. Pemerintah pusat juga tidak mau memecah kosentrasi pembangunan ke
daerah untuk pemerataan pembangunan. Akibatnya, yang terjadi sekarang ini adalah
ketidakseimbangan pembangunan satu daerah dengan daerah yang lain.
Ditambah lagi dengan penampilan gaya hidup ala kota, tak ayal banyak warga
desa menjadi terpikat untuk ikut merasakan nikmat hidup di kota. Di benak mereka yang
terbayang hanyalah sebuah kesuksesan yang menanti di kota.
Pasca lebaran adalah moment yang paling sering dimanfaatkan para calon
perantau untuk ikut mencicipi hidup di kota. Ketertarikan mereka untuk merantau ke kota
tidak lepas dari pengaruh perantau lama yang kebetulan sedang mudik ke daerah asalnya.
Memang dalam pengaruhnya tidak selamanya dilakukan secara langsung dengan cara
mengajak.
Urbanisaasi membawa dampak positif apabia penduduk yang melakukan
urbanisai mempunyai skill yang sesuai dengan kriteria untuk mengisi kekosongan tenaga
kerja dari industri dan lembaga lainya.hal ini akan menciptakan sebuah hubungan timbal
balik yang saling menguntungkan antara pengusah atau lembaga dengan tenaga kerjanya
Paradigma sentralisasi pemerintahan dan pembangunan ekonomi terpusat adalah hal yang
menjadi faktor pendorong terjadinya urbanisasi dengan konsentrasi migrasi yang tidak
sehat. Daerah kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah.
2. KELEMAHAN (WEAKNESS)
Dalam teori umum semakin meningkat persentase penduduk suatu kota semakin
meningkatkan produk domestik bruto dan capaian pembangunan manusia dari penduduk
di kota itu. Jika begitu mengapa urbanisasi saat ini justru menjadi momok bagi
pemerintah kota? Jawabannya adalah karena urbanisasi yang terjadi sekarang ini sudah
pada tingkatan tidak terkontrol, akibatnya urbanisasi tidak lagi menjadi faktor kemajuan
kota. Bukti empiris menunjukkan hubungan antara urbanisasi dan kemajuan itu bisa
terwujud jika urbanisasi berada pada tingkat yang terkontrol (UNDP, Human
Development Report, 2005). Alih-alih kemajuan yang didapatkan dari urbanisasi, justru
urbanisasi malah jadi biang kerok berbagai permasalahan pelik kota. Kemiskinan,
pengangguran, pemukiman kumuh, banyaknya gepeng (gelandangan dan pengemis),
tingkat kriminalitas tinggi adalah sebagian contoh akibat langsung maupun tidak
langsung dari urbanisasi. Jadi tidaklah janggal jika pemerintah kota menjadi pihak yang
paling getol menghadapi “ancaman urbanisasi”.
Urbanisasi dapat melenyapkan suatu kota. Dalam sejarah pernah ada kota
bernama Cahokia. Kota ini dibangun sekitar tahun 1000 Masehi. Kota Cahokia berlokasi
di pusat perdagangan yang membentang sepanjang sungai Mississippi. Selama lebih dari
tujuh ratus tahun, penduduk mendiami kota ini. Puncaknya, Cahokia dihuni lebih dari
sepuluh ribu orang. Saat itu, Cahokia merupakan kota yang padat. Pada abad ke-16,
Cahokia mulai ditinggalkan penduduknya. Kota yang semula ramai itu menjadi sepi dan
infrastruktur kota pun lumpuh. Para peneliti berspekulasi, Cahokia lumpuh karena tidak
lagi sanggup menanggung jumlah penduduk yang terus bertambah.
Untuk Pemda DKI Jakarta sendiri sebenarnya telah berupaya menekan jumlah
pendatang baru dengan melakukan operasi Yustisi setiap usai lebaran. Upaya ini juga
termasuk tidak efisien karena operasi Yustisi tidak pernah memberikan solusi dan hanya
berujung pada pelangggaran hak asasi serta diskriminasi. Ini berbahaya dan bukan
merupakan ide yang cerdas.
Persoalan ini harus benar - benar diselesaikan dari pangkalnya. Pengembangan
kawasan perkotaan regional di setiap daerah harus dilakukan secara serius dan menjamin
penyerapan urbanisasi lokal. Ini sangat penting untuk menjawab budaya hedonis kelas
bawah. Kontrol pola pikir masyarakat juga sangat urgen, dan harus dilakukan di desa -
desa, agar masyarakat pedesaan yang lebih cepat terpengaruh oleh kisah - kisah sukses
semu tidak terus memilih ke kota sebagai pilihan prestisius untuk menunjukkan kelas
sosial di kemudian hari. Orang - orang yang pulang dari Jakarta juga harus memberikan
informasi yang riil serta jujur tentang kehidupan Jakarta beserta seabrek persoalannya. Di
samping itu, tentu saja pembangunan di tingkat regional yang mengarah kepada
pemberdayaan ekonomi masyarakat harus terus dipacu lebih kencang lagi.
3. PELUANG (OPPORTUNITY)
Dari pemantauan pemerintah ada dua arus besar menjadi pendorong urbanisasi,
yang pertama adalah tahun kelulusan siswa/i atau mahasiswa/i dari studinya. Arus
pertama ini bagi pemerintah kota bukan ancaman serius. Selain karena segi kuantitas
tidak terlalu banyak, dilihat dari segi kualitas mayoritas adalah tenaga-tenaga terdidik
yang potensial dan mempunyai prospek kerja (formal) cukup tinggi. Bahkan banyak yang
memandang mereka akan membawa urbanisasi kearah positif untuk kemajuan kota.
Arus yang kedua adalah di saat pasca lebaran. Arus inilah yang paling diantisipasi
ekstra oleh pemerintah kota dan menjadi ancaman serius bagi mereka. Kebanyakan
perantau baru dari arus balik lebaran ini datang dari wilayah miskin di Indonesia.
Kebanyakan lagi dari mereka tidak mempunyai modal yang cukup mengarungi sengitnya
persaingan kerja di kota. Dengan latar pendidikan minim, keahlian (skill) yang kurang
mumpuni, dan sumber daya finansial (modal dana) juga kurang memadai, semakin
mempersulit para migran urban meraih kesuksesan di kota. Kalaupun ada yang sukses
mungkin bisa dihitung dalam hitungan jari dibanding ratusan migran lainya. Itupun
karena mereka mempunyai soft skill yang menunjang kerjanya seperti keuleten, pekerja
yang keras, humanis dalam membangun jaringan, dan yang paling penting adalah
kejujuran untuk membangun trustment.
Kota–kota besar merupakan kota yang berpeluang besar menjadi kota tujuan arus
urbanisasi. Hal ini bisa kita pahami karena kota merupakan pusat pemerintahan, pusat
industri, pusat perdagangan baik barang maupun jasa. Sasaran seseorang melakukan
urbanisasi adalah untuk mengisi kekurangan tenaga kerja terutama disektor
industri.karena industri merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Kota
merupakan pusat penggerak perekonomian, adanya banyak peluang yang memungkinkan
seseorang untuk melakukan kegiatan perdagangan, membuka lapangan usaha dll. karena
di kota iklim perekonomiannya cukup setabil. Hal ini seharusnya menjadi perhatian
urbanisme sebagai salah satu alternatif untuk mewujudkan impianya tentunya didukung
dengan usaha keras dan modal usaha.
Urbanisasi pada tingkatan tertentu dari sisi ekonomi justru akan menguntungkan
kota tujuan urbanisasi Kota selain sebagai pusat pemerintahan juga merupakan pusat
kegiatan perekonomoian,banyak peluang – peluang yang ada disana mulai dari lapangan
kerja yang luas,peluang untuk melakukan kegiatan perdagangan,peluang untuk
melakukan kegiatan usaha dll.tergantung dari penduduk yang melakukan urbanisasi bisa
melihat dan memanfaatkan peluang – peluang tersebut.
4. TANTANGAN/HAMBATAN (THREATS)
Banyak penduduk yang melakukan urbanisasi tidak memiliki skill, sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri atau lembaga yang ada. Hal ini tentunya
akan menimbulkan peningkatnya angka pengangguran di kota dan hal ini tentunya akan
memicu naiknya tingkat angka kemiskinan diperkotaan.
Terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat
menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau
tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang
lebih diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah
terhadap kota-kota di sekitarnya.
Makin besar tingkat primacy rate menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam
proses urbanisasi. Tidak adanya peraturan yang jelas yang mengatur masalah urbanisasi
sehingga laju urbanisasi tidak terkendali dan penyebarannya pun tidak merata.
selain itu kurangnya kontrol dan pengawasan dari pemerintah kota. Semua
masalah ini merupakan tantangan yang perlu kita renungkan dan mencoba mencari solusi
terbaik untuk menghadapinya.
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
DISUSUN OLEH :
NAMA : NINDYA AFRIANA N
KELAS : 1KA34
NPM : 15110006
UNIVERSITAS GUNADARMA
SISTEM INFORMASI
MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DASAR
DOSEN : MUHAMMAD BURHAN AMIN
TOPIK TUGAS : URBANISASI PASCA LEBARAN
KELAS : 1-KA34
DATELINE TUGAS : 14 OKTOBER 2010
TANGGAL PENYERAHAN & UPLOAD TUGAS : 14 OKTOBER 2010
PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa
meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk
mata kuliah ini.
PENYUSUN
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pembuatan makalah yang berjudul urbanisasi pasca lebaran ini adalah di susun untuk
mengungkap banyaknya persoalan yang terjadi pada urbanisasi pasca lebaran. Ketika kita
berbicara tentang urbanisasi, umumnya terdapat dua definisi yang sering digunakan.
Definisi urbanisasi yang sesungguhnya adalah persentase atau jumlah penduduk yang
tinggal di daerah perkotaan. Namun masyarakat pada umumnya mengenal bahwa
urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota, dan ini merupakan defenisi
dari urbanisasi yang kedua.
Jelas kita lihat bahwa Pemerintah kota begitu dipusingkan dengan kehadiran “orang-
orang baru” yang datang dari berbagai daerah untuk mengadu nasib hidup di kota
khususnya jakarta.Urbanisasi memang bukanlah termasuk tindakan yang melanggar
aturan. Kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang memang
membebaskan persebaran warganya, oleh karena itu hak setiap warga untuk mencari
penghidupan. Dari pemantauan pemerintah ada beberapa yang menjadi pendorong
urbanisasi, yang pertama Pekerjaan besar tengah menanti pemerintah kota seusai
perayaan lebaran. adalah tahun kelulusan siswa/mahasiswa dari studinya. Arus pertama
ini bagi pemerintah kota bukan hal yang begitu serius, selain karena segi kuantitas tidak
terlalu banyak, dilihat dari segi kualitas mayoritas adalah tenaga-tenaga terdidik yang
potensial dan mempunyai prospek kerja (formal) cukup tinggi. Bahkan banyak yang
memandang mereka akan membawa urbanisasi kearah positif untuk kemajuan kota.
Urbanisasi pasca lebaran bukan hanya menjadi fenomena sosial biasa tetapi fenomena
yang berujung pada persoalan rumit. Urbanisasi pasca lebaran juga dianggap sebagai
salah satu pangkal makin kronisnya persoalan sosial dan lingkungan di kota tujuan seperti
Jakarta. Hingga saat ini, Jakarta memang masih dan tetap menjadi tujuan utama
urbanisasi.
2. TUJUAN
KATA PENGANTAR . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . 1
1) LATAR BELAKANG . . . . . . 1
2) TUJUAN . . . . . . . . 2
3) SASARAN . . . . . . . 2
BAB II PERMASALAHAN . . . . . . . . 3
1) KEKUATAN (STRENGTH) . . . . . . . 3
2) KELEMAHAN (WEAKNESS) . . . . . . 4&5
3) PELUANG (OPPORTUNITY) . . . . . . 5&6
4) TANTANGAN/HAMBATAN (THREATS) . . . . . 6
1) KESIMPULAN . . . . . . . . 7
2) REKOMENDASI . . . . . . . . 7
REFERENSI . . . . . . . . . . 8
BAB III
1) KESIMPULAN
2) REKOMENDASI
Pemeri Urbanisasi merupakan proses yang wajar dan tidak perlu dicegah
pertumbuhannya. karena, proses urbanisasi tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi perkotaan. Urbanisasi juga merupakan suatu proses perubahan yang wajar
dalam upaya meningkatkan kesejahteraa masyarakat serta untuk mengembangkan
kegiatan – kegiatan perekonomian sehingga akan tercipta iklim perekonomian kota yang
kondusif dan kuat,dengan catatan disertai dengan pola pengembangan kota yang
mendukung pertumbuhan ekonomi yang seimbang .ko
REFERENSI
sosbud.kompasiana.com
wartawarga.gunadarma.ac.id
otomotif.kompas.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karuniaNya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar tentang menghadapi realita yang terjadi pada urbanisasi pasca lebaran.
1. Bapak Burhan Amin, selaku dosen pada mata kuliah ilmu sosial dasar yang telah
mencurahkan ilmunya kepada kami,
2. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat bagi para pembaca.
Penulis,