You are on page 1of 25

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P.

Huntington

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Huzer Apriansyah
(huzer.apri@gmail.com)

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pasca perang dingin (post-cool war) antara dua kekuatan

adidaya dunia Amerika Serikat di satu sisi dan Uni Soviet disisi

lain, dunia mulai berkontraksi menemukan tatanan kembali,

rekonsolidasi kekuatan negara ketiga melalui kelompok lintas

benua (GNB) dan menguatnya soliditas negara-negara yang

berbasis akar kultural yang sama seperti Organisasi Konfrensi

Islam (OKI) dan juga Liga Arab, menjadi pertanda baru dalam

tatanan dunia.

Meski demikian, Francis Fukuyama dalam buku The End Of

History menyebutkan sesungguhnya dunia telah menemukan

tatatan terbaiknya dibawah payung kapitalisme, ia menganggap

ideologi kapitalisme telah menjadi pemenang dan telah menjadi

pilihan terbaik bagi warga dunia. Namun, dalam perspektif yang

berbeda Samuel P. Huntington dalam The Clash of Civilizations

and the Remaking of World Order melihat dunia akan bergerak

pada sebuah kondisi pertentangan baru, dalam wajah baru

pertentangan dunia ini, Huntington melihat akar-akar peradaban

1
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

yang akan menjadi sumbu soliditas kelompok negara yang kelak

akan terlibat dalam pertentangan dunia tersebut.

Pemikiran Huntington dalam bukunya tersebut seolah

mendapat justifikasi realitas tatkala peristiwa 11 September

2002 terjadi, aksi kamikaze yang dilakukan kelompok ‘tertentu’

yang menyentak dunia, simbol kapitalisme, gedung world trade

cantre mendadak jadi puing-puing dan pusat pertahanan

Amerika Serikat di Pentagon juga diserang. Mulailah dunia

merasa apa yang dikemukan Huntington bukanlah isapan jempol.

Virus pemikiran Huntington ini cukup mempengaruhi

konstruksi pemikiran politik dunia, pemikiran Huntington menjadi

perdebatan diantara para akademisi dan ahli poltiik juga menjadi

perdebatan di kalangan praktisi birokrasi negara-negara dunia.

Beranjak dari hal-hal di atas terlihat bahwa pemikiran

politik kontemporer Huntington berimplikasi luas pada konstruksi

politik pada tingkatan teori bahkan praksis. Lalu muncul

pertanyaan, apakah aras pemikiran Huntington ini lahir begitu

saja, atau sebelumnya telah terjadi proses dialektika panjang,

karena sebagaimana kita ketahui Huntington bukan sekedar

seorang teoritisi karena iapun terlibat sebagai kordinator

perencanaan pertahanan dan kemanan pada Dewan Pertahanan

Nasional Amerika Serikat, yang berarti Huntingtonpun seorang

Praktisi.

2
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Di luar konteks tersebut, menjadi sangat menarik

menelusuri pemikiran Huntington sebagai seorang Profesor Ilmu

Politik, apalagi pemikiran politik Huntington telah ikut

mempengaruhi pemikiran politik kontemporer. Di Indonesia

pemikiran-pemikiran politik Huntington telah ikut mewarnai

dinamika pemikiran politik, ini terindikasi dari buku-buku

Huntington yang relatif diterima di Indonesia, bukunya yang

pertama-tama diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah

Political Order in Changing Societies, dan terakhir buku The Clash

of Civilizations juga diterjemahkan juga buku The Third Wave :

Democratization in the Late Twentieth Century.

Dari sanalah, kami tertarik untuk mencoba menelusuri

pemikiran politik Huntington dan mencoba mengkomparasikan

pemikiran politik Huntington dengan pemikiran politik dari para

pakar politik kontemporer lainnya, pada akhirnya kajian kami ini

diharapkan bisa mengidentifikasi aras pemikiran politik

Huntington.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas kami merumuskan beberapa

rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang sosial dan intelektual Samuel P.

Huntington ?

3
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

2. Bagaimana pemikiran Samuel P. Huntington mengenai

demokrasi ?

3. Bagaimana pemikiran Samuel P. Huntington mengenai

tatanan politik Internasional ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari kajian ini adalah :

1. Mengetahui latar belakang sosial dan intelektual Samuel P.

Huntington.

2. Mengetahui pemikiran Samuel P. Huntington mengenai

demokrasi.

3. Mengetahui pemikiran Samuel P. Huntington mengenai

tatanan politik Internasional.

D. MANFAAT

1. Manfaat Teoritik

Dari studi ini diharapkah akan mampu mengidentifikasi

pemikiran Huntington dalam ranah politik kontemporer dan

dapat dijadikan kerangka acuan dalam memetakan

pemikiran-pemikiran politik Huntinton dalam peta

pemikiran politik kontemporer.

2. Manfaat Praksis

4
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

a. Studi ini diharapkan mampu menambah wawasan

keilmuan penulis khususnya dalam memahami konsepsi

pemikiran politik Samuel P. Huntington

b. Studi ini diharapkan membantu kawan-kawan

mahasiswa memahami pemikiran Politik Samuel P.

Huntington.

BAB II
BIOGRAFI SAMUEL P. HUNTINGTON1

Samuel P. Huntigton dilahirkan pada tanggal 18 April 1927

di New York, Amerika Serikat, karir pendidikan tingginya dimulai

pada tahun 1946 ketika diterima di Yale University dan kemudian

memperoleh gelar Bachelor of Arts, lalu gelar Master Ilmu Politik

diterima dari University of Chicago, dan gelar doktoral ia peroleh

dari Harvard University Pada tahun 1950 ia telah mengajar di

universitas Harvard hingga 1958 kemudian menjadi direktur

(associate) Institute of War and Peace Studies pada Columbia

University, pada tahun 1962 ia kembali ke Harvard dan menjadi

kepala pada Jurusan Pemerintahan, lalu menjadi staf direktur

pada pusat studi hubungan internasional universitas Harvard dan

menjadi direktur pada 1978 hingga 1989. Terakhir ia menjadi

Direktur pada M. Olin Institute for Strategis Studies dan

Chairman pada Harvard Academy pada tahun 1996.

5
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Huntington tidak hanya terlibat dalam bidang kajian

teoritik di kampus, ia juga menjadi praktisi teori, ini terbukti pada

tahun 1977 dan 1978 menjadi kordinator perencanaan

pertahanan di gedung putih untuk Dewan Keamanan Nasional,

dalam ranah keilmuan Huntingtoon juga menjadi pendiri jurnal

Foreign Policy dan menjadi editor hingga 1977. Dari jurnal ini

pulalah pemikiran-pemikiran politik Huntington dikenal luas

terutama di Amerika Serikat. Kemudian, Huntington juga banyak

terlibat dalam aktivitas riset, paling tidak ia tercatat sebagai

peneliti pada Brooking Instituton, Peneliti pada the social science

research council, juga pada John Simon Gugenheim Fellow, dan

peneliti di the center for Advanced Study of Bahavioral Science,

peneliti tamu pada All Souls College Oxford, peneliti pada

Woodrow Wilson International Center For Scholars di Washington,

peneliti senior pada International Institute for Strategic Studies di

London.

Huntington juga banyak terlibat dala organisasi keilmuan

terutama yang terkait dengan ilmu politik, pada tahun 1969

hingga 1971 ia menjadi anggota pada Council of the Political

Science Association, kemudian pada tahun 1984 hingga 1985 ia

terpilih menjadi wakil presiden pada asosiasi ilmu politik

tersebut, terakhir pada tahun 1986 hingga 1987 terpilih menjadi

presiden asosiasi tersebut. Kemudian Huntington juga terlibat

6
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

dalam Presidential Task Force on International Development pada

tahun 1969-1970, juga menjadi anggota Komisi pada badan

kerjasama antara Amerika Serikat dan Amerika Latin pada tahun

1974-1976, pada tahun yang sama menjadi ketua pada Defense

and Arms Control Study Group of the Democratic Advisory

Council, selanjutnya pada tahun 1986-1988 Huntington juga

menjadi anggota pada Commission on Integrated Long-Term

Strategy. Pada tahun 1995-1997 ia menjadi anggota pada

Commission on Protecting and Reducing Government Secrecy.

Dalam Perjalanan intelektualnya huntington telah menulis

dan mengeditori lusinan buku dan puluhan artikel ilmiah, karya-

karyanya antara lain kami bagi dalam tiga kelompok tema besar

A. Buku-buku mengenai Politik dan strategi militer serta

hubungan sipil dan militer, meliputi beberapa karya :

1. The Soldier and the State : The Theory and Politics of Civil-

Military Relations terbit pada tahun 1957.

2. The Common Defense : Strategy Programs in National

Politics, dipublikasikan pada tahun 1961.

3. Editor dalam buku Changing Patterns of Military Politics

terbit pada tahun 1962

4. Editor dalam buku The Strategic Imperative : New Policies

for American Security

7
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

5. Penulis pembantu dalam buku Living with Nuclear

Weaponsi terbit pada tahun 1983.

6. Penulis pembantu dalam buku Reorganizing America’s

Defense terbit tahun 1985.

B. Buku-buku mengenai perbandingan politik dan politik dalam

negeri Amerika Serikat, antara lain :

1. Penulis pembantu dalam buku Political Power : USA/USSR

terbit pada tahun 1964.

2. Penulis pembantu dalam buku The Crisis of Democracy,

terbit pada tahun 1975.

3. American Politics: The Power of Disharmony terbit pada

tahun 1981. Buku ini pula yang mengantarkan Huntington

menerima penghargaan dari Association of American

Publishers Social Science Award

4. Penulis pembantu dalam buku Global Dilemmas terbit

tahun 1985.

5. The Clash of Civilizations and Remaking or World Order.

C. Buku-buku dalam bidang pembangunan politik dan

perkembangan politik di negara dunia ketiga:

1. Political Order in Changing Societies, terbit pada tahun

1968.

8
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

2. Penulis Pembantu dalam buku Authoritarian Politics in

Modern Society dengan judul artikel The Dinamics of

Established One-Party System pada tahun 1970.

3. Penulis pembantu dalam buku No easy Choice : Political

Participation in Developing Caountries. Terbit pada tahun

1976

4. Editor dalam buku Understanding Political Development

terbit pada tahun 1986.

5. The Third wave: Democratization in the Late Twenteith

Century pada tahun 1991, berkat karyanya ini Huntington

menerima penghargaan Gramemeyer Award dari Ideas

Improving World Order.

9
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

BAB III

REVIEW PEMIKIRAN POLITIK SAMUEL P. HUNTINGTON

A. Pemikiran Huntington Seputar Pelembagaan dan

Modernisasi Politik

Huntington berpendapat bahwa perbedaan politis yang

paling penting antar negara pada hakikatnya tidak menyangkut

masalah bentuk pemerintahan masing-masing, melainkan

terletak pada tingkat pemerintahannya. Setiap negara

merupakan suatu masyarakat politik dengan konsensus sebagian

besar rakyat mendukung keabsahan sistem politik. 2


Dalam

memandang sebuah sistem politik, Huntington melihat

pelembagaan politik sebagai salah satu indikator proses politik

sebuah negara, tingkat kesatuan politik yang dapat dicapai oleh

suatu masyarkaat pada dasarnya mencerminkan hubungan

fungsional antara lembaga poltiik dan kekuatan-kekuatan sosial

yang membentuknya. Kekuatan sosial menurut Huntington

adalah kelompok etnis, keagamaan, teritorial, ekonomis atau

status.

10
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Dalam konteks fungsi lembaga politik memiliki fungsi

sebagai sarana peraturan untuk mempertahankan tatanan,

menyelesaikan perselisihan (konflik), memilih tokoh atau

pimpinan politik3. Dalam perspektif Huntington lembaga-lembaga

politik sangat mungkin hadir sebagai bentuk sentimentasi

primordial, seperti kelompok etnis, keagamaan dana sebagainya.

Dalam memahami bentuk solidaritas yang terbangun antar

individu dalam lembaga politik, Huntington merujuk pada

pendapat Emile Durkheim mengenai solidaritas mekanis.

Lalu, seperti apa Huntington membedakan antara

lembaga politik dan kekuatan sosial, Huntington tidak melakukan

pembedaan yang tegas antara keduanya, namun ia merujuk

pada landasan teoritik bahwa pembedaannya lebih pada

seberapa jauh aktor terlibat dalam aktivitas politik. Karena bagi

Huntington dalam praksisnya lembaga politik dan kekuatan sosial

sering kali sulit dibedakan, kekuatan sosial suatu saat bisa

menjelma menjadi lembaga poltiik, dan lembaga poltiik sendiri

berakar pada kekuatan-kekuatan sosial.

Huntington juga berpendapat bahwa lembaga politik hadir

sebagai konsekuensi dari terjadinya konflik sosial, bila konflik

sosial sama sekali tidak terjadi maka lembaga politik tidak

dibutuhkan, begitupun ketika keselarasan (harmoni) sosial sama

tidak ada, lembaga politikpun tidak dibutuhkan4.

11
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Pelembagaan Politik

Pelem,bagaan ialah proses dimana organisasi dan

tatacara memperoleh nilai baku atau stabil5. Kemudian, tingkat

pelembagaan setiap sistem poltiik dapat ditentukan dari segi

kemampuan untuk menyesuaikan diri, kompleksitas, otonomi

dan keterpaduan organisasi dan tata cara. Dari ukuran

pelembagaan pada organisasi politik maka dapat digunakan

sebagai tolak ukur dalam mengukur sistem politik.

Lembaga poltiik dalam gerak dan langkahnya dituntut

memiliki fleksibilitas atau mampu menyesuaikan diri. Bila

fleksibilitas organisasi politik rendah maka tingkat

pelembagaannya makin rendah pula6. Kekakuan dalam

organisasi biasanya menjadi karakter dalam organisasi yang

relatif masih muda. Dalam analisisnya Huntington melihat

semakin tua eksistensi suatu lembaga maka semakin tinggi pula

tingkat pelembagaannya.7

Kemudian Huntington juga menilai tingkat pelembagaan

dari kompleksitas organisasi, jika sebuah organisasi memiliki

kompleksitas maka tingkat pelembagaannya semakin tinggi8.

Kompleksitas yang dimaksud Huntington adalah kompleksitas

dalam aspek unit kerja, diferensiasi berbagai sub unit organsiasi.

Tolak ukur ketiga yang digunakan Huntington dalam

mengukur tingkat kelembagaan adalah otonomi organisasi,

12
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Huntington memilikin pendapat semakin tinggi independensi

sebuah orgasniasi poltiik maka semakin tinggi tingkat

pelembagaannya.

Tolak ukur keempat, kesatuan dan perpecahan, semakin

terpadu dan utuh suatu organisasi, semakin tinggi pula tingkat

kelembagaan organisasi tersebut sebaliknya semakin terpecah

organisasi, semakin rendah pula tingkat pelembagaannya, dalam

hal ini seberapa besar keutuhan sebuah organisasi dalam

mempertahankan konsensus dalam organisasi menjadi tolak ukur

apakah organisasi tersebut memiliki ke-utuhan sebuah

organisasi.

Modernisasi dan Kesadaran Politik

Samuel huntington menghubungkan kesadaran politik dan

kesadaran politik, terlebih dahulu Huntington mendefinisikan

modernisasi sebagai proses bersegi jamak yang melibatkan

perubahan di semua kerangka pemikiran dan aktivitas manusia,

kemudian semua unsur yang menopang modernisasi seperti

pendidikan, industrialisasi, seklarisasi, demokratisasi serta media

massatidak berlangsung secara serampangan dan berdiri sendiri-

sendiri, kesemuanya memiliki keterkaitan. Secara psikologis,

modernisasi melibatkan pergeseran mendasar di bidang mental,

nilai-nilai dan harapan. 9

13
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Huntington merujuk pada pendapat Karl Deutsch

menyebutkan bahwa aspek modernisasi yang relevan dengan

masalah-masalah politik dapat diperinci secara tegas atas dua

kategori besar10, pertama yang terkait dengan mobilisasi sosial

dan yang kedua mengenai korelasi antara aktiviats ekonomi

masyarakat dan aktivitas politik masayrakat tersebut.

Modernisasi poltiik secara alamiah dimaksudkan untuk

mengubah masyarakat terbelakang menjadi maju, terkait

dengan masalah ini Hntington mengkelompokkan dalam tiga

kelompok modernisasi politik. Pertama, Modernisasi poltiik

melibatkan adanya rasionalisasi kekuasaan. Kedua,

pembangunan politik melibatkan diferensiasi fungsi politik yang

baru dan pengembangan struktur khusus sebagai pelaksanaan

seluruh fungsi tersebut. Ketiga, pembangunan politik ditandai

dengan meningkatnya partisipasi politik masyarakat secara luas.

Modernisasi tak hanya memiliki implikasi positif bagi

perkembangan politik, modernisasi dalam kenyataannya juga

berimplikasi negatif. Modernisasi yang mempengaruhi mobilisasi

sosial juga berimplikasi pada instabilitas politik, kemudian

sebagai bentuk perebutan sumber-sumber daya ekonomi dalam

proses modernisasi mengakibatkan terjadinya ketimpangan yang

secara politik akan menimbulkan kerawanan sosial. Kemudian

sebagai efek tuntutan kebutuhan masyarakat modern,

14
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

modernisasi telah melahirkan banyak perilaku menyimpang

dalam politik perilaku menyimpang yang dilakukan pimpinan

politik adalah korupsi dan penyalahgunaan kewenangan lainnya.

B. Pemikiran Huntington Mengenai Proses Demokratisasi

di Negara Berkembang

Pendefinisian demokrasi Huntington merujuk pada konsep

yang dibuat para Filsuf Yunani, dalam terminologi klasik

demokrasi diisentikkan dengan Kehendak rakyat (the will of the

people) sebagai sumber atau legitimasi demokrasi dan kebaikan

bersama 9the common good) sebagai tujuan, namun

Schumpeter mencoba mematahkan teori demokrasi klasik

tersebut dengan the another theory of democracy. Schumpeter

mendefinisikan demokrasi lebih sebagais ebuah proses,

demokrasi ia definisikan sebagai prosedur kelembagaan untuk

mencapai keputusan poltiik yang di dalamnya individu

memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan melalui

perjuangan kompetitif dalam rangka memperoleh suara rakyat11

Dalam analisis kronologis yang dibuat Huntington, ia

mencoba mendeskripsikan prosesi arus demokratisasi dan arus

baliknya12 sebagai berikut :

Gelombang panjang demokratisasi pertama 1828 - 1926


Gelombang balik pertama 1922 – 1942
Gelombang pendek demokratisasi kedua 1943 – 1967
Gelombang balik kedua 1958 – 1975
Gelombang demokratisasi ketiga 1974 - …….

15
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Dialektika sejarahlah yang menghendaki prosesi gelombang

ketiga demokrasi, titik awal dari arus gelombang ini menurut

Huntington adalah masa setelah tumbangnya diktator Portugal

pada tahun 1974, pasca itu tak kurang dari 30 negara di dunia

mengalami pergantian rezim dari rezim otoriter ke rezim

demokratis. Gelombang ini terutama terjadi di Eropa, Asia dan

Amerika Latin.

Gelombang pasang demokrasi ini muncul kepermukaan

awalnya di Eropa Selatan, setelah prosesi kejatuhan rezim militer

Portugal berlanjut dengan tumbangnya rezim militer di Yunani,

disusul pula kejatuhan rezim otoriter di Spanyol. Pada awal 70-an

gelombang demokrasi mengarah ke Amerika Latin, dimulai

dengan pengunduran pemimpin militer di Ekuador, hal serupa

juga terjadi di Peru, pemimpin militernya juga mengundurkan

diri, hal serupa juga terjadi di Bolivia.

Pada proses selanjutnya arus demokratiasasi juga nampak

di Asia ditandai dengan terbentuknya pemerintahan baru di India

pada tahun 1977, pada tahun 1983 proses yang sama terjadi di

Turki, pemerintahan militer Turki yang merebut tahta pada tahun

1980 mengundurkan diri, dan pemilihan umum berhadil

membentuk pemerintahan sipil. Kemudian di Asia Tenggara arus

demokratisasi terasa di Filipina dengan tumbangnya rezim

16
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Marcos. Pada dasawarsa 80-an arus demokratisasi mengguncang

dunia komunis, dimulai di Honggaria pada 1988 dengan

dimulainya proses menuju sistem multipartai, pada tahun 1989

beberapa pemimpin komunis di Uni Sovyet terkalahkan. Itulah

kajian historis Huntington mengenai arus demokratisasi

gelombang ketiga tersebut.

Perbedaan bentuk pemerintahan memiliki urgensi dengan

pertimbangan beberapa alasan ; pertama, demokrasi politik

berkaitan erat dengan kebebasan individu. Kedua, stabilitas

politik dan bentuk pemerintahan, sebagaimana telah

dikemukakan, merupakan dua variabel yang berbeda, namun

keduanya memiliki keterkaitan. Ketiga, menyebarnya demokrasi

berimplikasi bagi hubungan internasional.

Huntington dalam bukunya juga memberikan gambaran

mengenai strategi bagi para pejuang demokrasi untuk

melakukan proses reformasi sistem otoriter13, beberapa strategi

tersebut adalah :

(1)Pejuang demokrasi haruslah mengamankan basis politik.

(2)Memeprtahankan legitimasi ke belakang

(3)Memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi kelompok

yang konservatif

(4)Sedapat mungkin memegang kendali atas prakarsa politik.

17
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

(5)Memberi dorongan bagi kelompok-kelompok oposisi yang

memiliki keinginan yang kuat pada proses perubahan

(6)Menciptakan kesadaran bahwa demokrasi sebagai sebuah

kemutlakan dalam mencapai keadaan yang lebih baik.

Dalam proses transisi politik negara-negara yang baru

saja menuju demokrasi akan menghadapi beberapa masalah,

meliputi; masalah memapankan sistem konstitusi dan sistem

pemilihan yang baru, menyingkirkan kelompok yang anti-

prubahan dari posisi-posisi pemerintahan, mengubah atau

mencabut undang-undang yang tidak relevan dengan arah

demokrasi, mengubah sistem yang ada di lembaga-lembaga

yang sedianya menjadi penopang kekuasaan otoriter, seperti

polisi rahasia dan militer. Hal-hal di atas dikelompokkan dalam

masalah-masalah kelompok pertama, untuk masalah-masalah

kelompok kedua adalah masalah kontekstual, permasalahan ini

menyangkut watak, mentalitas warga masayrakat, kondisi

perekonomian, kondisi kultural dan realitas historis14, banyak

aspek dari kondisi di atas pada negara-negara tententu tidak

mendukung proses demokrasi, seperti di Indoensia, realitas

historis menunjukkan Indonesia memiliki akar sejarah dan

budaya yang feodalistik, hingga akan ikut mempengaruhi proses

transisi menuju demokrasi.

18
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

C. Pemikiran Politik Huntington Mengenai Konstruksi

Politik Internasional

Pemikiran-pemikiran Huntington mengenai politik

internasional dikenal luas melalui bukunya yang berjudul The

Clash of Civilization and Remaking of world Order. Huntington

dalam bukunya tersebut menoba terlebih dahulu

mengidentifikasi pengertian-pengertian mengenai peradaban,

ada belasan pemikir yang dijadikan referensi oleh Huntington

dalam menemukan hakekat perdaban, antara lain pemikiran

Weber, Durkheim, Oswald Spengler, Pitrim Sorokin, Arnold

Toynbee, Alfred Weber, Kroeber, Bgby, Caroll Quiqley, Rushton

Coulborn, C Dawson, Eisentadt, Fernard Braudel, Mc Neil,

Bozeman. Imanuel Walerstein dan Fernandez-Armesto15

Menurut Huntington, konsepsi peradaban muncul pertama

kali pada abad 18 oleh para pemikir Perancis, konsep muncul dan

dipertentangkan dengan ‘barbarisme’. Kemudian peradaban

dalam pengertian plural menempatkan peradaban sebagai

entitas kultural16. Huntington juga berpendapat bahwa

peradaban bersifat fana (tidak kekal) namun, peradaban

bertahan sangat lama, ia berkambang dan beradaptasi dan

berpengaruh signifikan pada kehidupan manusia17.

Huntington membenarkan pendapat-pendapat yang

menyatakan abad ke-20 sebagai awal kelahiran dari peradaban

19
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

‘universal’ , perdaban universal inilah yang menempatkan warga

dunia dalam sebuah kerangka berpikir yang cenderung

terhomogenkan. Konstruksi mengenai perdaban inilah yang

kemudian dijadikan sandaran Huntington dalam menganalisis

frame mengenai konstruksi politik internasional.

Huntington melihat pasca runtuhnya Uni Sovyet dan

ideologi komunis, yang juga disisnggung oleh Francis Fukuyama

dalam the end of History, maka dunia akan bergerak mencapai

keseimbangan baru, Barat yang dimotori Amerika dan negara

Eropa telah hampir tak memiliki kekuatan penyeimbang, maka

dalam telaah Huntington, ia melihat negara-negara dengan basis

peradaban Islam akan menjadi kekuatan penyeimbang.

Peradaban merupakan puncak perkembangan kehidupan

masayrakat dan menurut Huntington, benturan antar perdaban

adalah konflik kesukuan dengan skala global18. Dalam konflik-

konflik tersebut, melibatkan beberapa permasalahan politik

internasional19, meliputi:

1. Pengaruh relatif dalam pembentukan perkembangan serta

kebijakan-kebijakan global dari organisasi internasional

semisal PBB, IMF dan Bank Dunia.

2. Kekuatan relatif militer yeng memicu berbagai kontroversi

3. Kekuatan ekonomi dan tingkat kesejahteraan

4. Usaha melindungi eksistensi peradaban oleh suatu negara.

20
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

5. Nilai dan kebudayaan

6. Kelangkaan yang menimpan dunia

Huntington melihat ada beberapa potensi konflik yang

begitu besar, pertama menyangkut konflik antara Barat dan

Islam, meski Barat mengangap tak ada masalah antara Abrat

dan Islam, Barat hanya merasa memiliki masalah dengan

kelompok ekstrimis Islam20, kemudian perang dingin Amerika –

Cina juga berpotensi bermuara pada sebuah konflik terbuka.

Relitas di atas semakin menjadi tatkala di dunia muncul

semangat ‘kebencuian kuno’ yang menggiring dunia pada

semangat perang untuk mempertahankan eksistensi entitas

kultural mereka, semangat ini tentu saja agak kontradiktif

dengan semangat perdaban universal yang muncul di awal abad

20. Namun, menurut Huntington, hal muncul sebagaia bentuk

pencarian dunia pada tatanan yang ideal atau cara dunia

menemukan titik keseimbangannya.

Dalam bukunya ini pada bagian akhir Huntington

mencoba untuk mengurai lagi realitas sosial yang mengitari

perdaban Abrat dan dalam perkembangannya perdaban Barat

akan mendapat himpitan dari perdaban lain terutama yang

berasal dari Timur dan Islam, Huntington melihat proses

perubahan menjadi kemutlakan dalam tubuh perdaban Barat.

21
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

22
1
End note
Disarikan dari Samuel Huntington :Bio-Profile pada Ensiklopedi Cyber pada
www.wikipedia.organisasi/wiki/samuel_p_hunitngton diakses pada tanggal 15 Juni 2003 pukul 21.43 WIB
2
Samuel Huntington, 1983 dalam Tertib Politik di Dalam Masyarakat yang Sedang Berubah. Buku satu, Rajawali Pers.
Jakarta, buku ini merupakan terjemahan dari buku Huntington berjudul Political Order in Changing Societies. Hlm. 1-2
3
Ib.id hlm. 15
4
Ib.id hlm 17
5
Huntington merujuk pada definisi dan pembahasan pada buku karya Talcott Parson dalam Essay in Sociological theory
yang dirilis pada tahun 1954
6
Ib.id hlm.23
7
Ib.id hlm.22
8
Ib.id hlm. 30
9
Ib.id hlm. 52-53
10
Samuel Huntington merujuk pada pendapat Karl w. Deutsch dalam Sosial Mobilization and Political Development yang
dirilis dalam American Political Science Areview pad atahun 1961.
11
Samuel P Huntington dalam Gelombang Demokratisasi Ketiga.. Grafiti, Jakarta. Merupakan terjemahan dari buku
Huntington The Third Wave : Democratization in the Late Twentieth Century yang diterbitkan dalam edisi aslinya pada
tahun 1989. Hlm. Dalam mendefinisikan demokrasi Huntington tidak melakukan pendefinisian secara kaku, ia mengkaitkan
definisi demokrasi sesuai konteks.
12
Ibid. hlm. 16
13
Ib.id. hlm. 179
14
Ib.id hlm. 270-272
15
Samuel P. Huntington, 1994. Benturan antar Peradaban dan Amsa Depan Politik Dunia. Qalam, Yogyakarta.hlm. 37
16
Ib.id hlm. 39
17
Ib.id hlm.45
18
Ib.id hlm.385
19
Ib.id hlm. 387
20
Ib.id. hlm. 390

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan latar belakang intelektual, Samuel P. Huntington dapat

dikatakan sebagai pemikir yang memiliki kecukupan pengalamannya berkutat

dengan analisis teoritik dan evaluasi teoritis telah cukup teruji, berbagai unit riset
di berbagai universitas terkemuka di Amerika Serikat dan Eropa telah

mengindikasikan bahwa Huntington termasuk pemikir politik yang memiliki

dedikasi tinggi bagi pengembangan ilmu politik. Tidak hanya itu Huntington juga

termasuk sebagai aktor dalam berbagai kebijakan politik pertahanan dan politik

luar negeri di Amerika Serikat , mengingat statusnya sebagai penasehat dan staf

pada dewan keamanan nasional Amerika Serikat.

Karya-karya Huntington telah beredar di hampir seluruh negara, bahkan bukunya yang

terakhir the Clash of Civilizations and Remaking of World Order telah diterjemahkan dalam 22

bahasa, ini merupakan indikator bahwa pemikiran politiknya telah dengan luas menjadi bahan

referensi dalam ilmu poltiik.

Oleh sebagian pengamat karya-karya Huntington dipilah dalam tiga kelompok besar,

pertama karya-karyanya mengenai strategi dan politik militer dan pertahanan, kemudian

kelompok karya mengenai perbandingan politik dan politik dalam negeri Amerika Serikat dan

terakhir kelompok karyanya mengenai Buku-buku dalam bidang pembangunan politik dan

perkembangan politik di negara dunia ketiga.

Pemikiran politik Huntington mengenai perbandingan politik akan tergambar dalam

bukunya terakhir The Clash of Civilizations and Remaking of world Order. Ia menggambarkan dunia

yang tengah berkontraksi menemukan titik keseimbangan baru setelah berakhirnya perang dingin

antara Amerika Serikat dengan ideologi kapitalis dan Uni Sovyet dengan ideologi komunis.

Pemikiran politik Huntington akan dapat dijumpai dalam karyanya Political Order in

Changing Societies dan The Third wave: Democratization in the Late Twenteith Century kedua

buku tersebut telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Tertib Politik di dalam

Masyarakat yang Sedang Berubah dan Gelombang Demokratisasi Ketiga, dalam buku Tertib Politik,

Huntington mencoba mengurai mengenai berbagai aspek politik di negara yang masayrakatnya

tengah bertransisi dari kondisi yang tradisional menuju kondisi yang modern, kemudian proses

modernisasi ini menurut Huntington memiliki implikasi yang luas atas konstruksi politik, terutama

menyangkut partisipasi politik dan pelembagaan institusi politik.


Kemudian dalam buku mengenai demokratisasi Gelombang ketiga, Huntington, melakukan

telaah historis atas kondisi politik dalam negeri di beberapa negara, terutama di Asia, Amerika

latin Afrika, ia menangkap bahwa proses demokratisasi yang bermula pada tahun 1828 dan

memasuki fase ketiga pada tahun 1974 hingga sekarang, ia melihat proses ini sebagai bentuk arus

demokratisasi yang melanda dunia secara luas dan mengakibatkan berjatuhannya rezim

pemerintahan otoriter dan tergantikan rezim yang demokratis.

DAFTAR PUSTAKA

Huntington, Samuel. P. 1983. Tertib Politik di dalalm masayrakat yang sedang berubah.

Rajawali Pers. Jakarta

……………. 2001. Gelombang Demokratisasi Ketiga. Grafiti, Jakarta

……………..2001. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia. Qalam,

Yogyakarta

Wikipedia Ensiklopedi Cyber pada www.wikipedia.organisasi/wiki/samuel_p_hunitngton,

Samuel P. Huntington: Bio-Profile diakses pada tanggal 15 Juni 2003 pukul 21.43 WIB.

You might also like