Professional Documents
Culture Documents
Metrology – in Short
2nd edition
Metrologi: Sebuah Pengantar
Februari 2005
Diterjemahkan dengan ijin pemegang hak cipta oleh: A. Praba Drijarkara & Ghufron Zaid
ISBN: 979-99322-2-X
Keterangan gambar: tiga buah sel titik-tetap air sedang diperbandingkan; dua buah (kiri
dan tengah) adalah buatan KIM-LIPI, dan satu lagi produk komersial. Titik-tetap air
adalah standar primer pengukuran suhu pada 0,01 °C. Meskipun pembuatan sel (tabung)
titik-tetap hanya memerlukan teknologi sederhana, diperlukan ketelitian dan kecer-
matan untuk mendapatkan sel yang mempunyai kestabilan dan kemurnian yang memadai
untuk dijadikan standar tertinggi pengukuran suhu.
2
Prakata
Tujuan utama penerbitan buku ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang metrologi dan menyamakan pandangan tentang metrologi.
Diharapkan bahwa buku ini dapat memberikan informasi dasar yang jelas dan transparan
tentang metrologi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan metrologi.
Perekonomian global saat ini bergantung sangat erat pada pengukuran dan pengujian
yang andal, terpercaya dan diakui secara internasional. Seyogyanya tidak ada hambatan
teknis dalam perdagangan (technical barriers to trade, TBT). Prasyaratnya adalah
adanya infrastruktur metrologi yang mantap dan dimanfaatkan seluas-luasnya.
Buku ini berisi uraian mengenai metrologi ilmiah, industri dan legal. Juga diuraikan
bidang-bidang teknis metrologi dan satuan-satuan ukur metrologi yang digunakan.
Kemudian ada uraian mengenai infrastruktur kemetrologian nasional, regional dan
internasional. Daftar istilah-istilah yang berkaitan dengan metrologi disajikan
berdasarkan acuan dari standar-standar internasional. Terakhir, ada daftar lembaga-
lembaga dan organisasi-organisasi yang relevan beserta alamatnya.
Judul asli buku ini adalah “Metrology – in short© 2nd edition” yang merupakan edisi
internasional dan diterbitkan oleh Euramet e.V. (www.euramet.org). Selain edisi bahasa
Inggris tersebut, buku tersebut juga telah diterbitkan dalam bahasa lokal di Ceko,
Kroasia, Denmark, Finlandia, Lithuania, Portugal, Korea dan Italia.
Edisi Bahasa Indonesia ini diterbitkan oleh Puslit KIM-LIPI dalam rangka penyebarluasan
informasi mengenai metrologi, yang merupakan salah satu tugasnya selaku lembaga
metrologi nasional Indonesia. Isi terjemahan ini disesuaikan untuk konteks Indonesia
dengan menambahkan hal-hal yang relevan dengan lingkup metrologi di Indonesia dan
Asia-Pasifik. Penerjemahan dan penerbitan edisi Bahasa Indonesia ini seijin Euramet e.V.
sebagai pemegang hak cipta buku aslinya.
3
Daftar Isi
1 Pendahuluan..........................................................................7
1.1 Pengukuran dalam Kehidupan Manusia...............................................7
1.2 Pembagian Kategori dalam Metrologi.................................................9
2 Metrologi.............................................................................10
2.1 Metrologi Industri dan Ilmiah.........................................................10
2.1.1 Bidang-bidang Metrologi.......................................................10
2.1.2 Standar-standar Pengukuran..................................................14
2.1.3 Bahan Acuan Bersertifikat....................................................14
2.1.4 Ketertelusuran dan Kalibrasi.................................................15
2.1.5 Prosedur Acuan.................................................................16
2.1.6 Ketidakpastian..................................................................17
2.1.7 Pengujian........................................................................19
2.2 Metrologi Legal ........................................................................20
2.2.1 Perundang-undangan Mengenai Peralatan Ukur............................20
2.2.2 Uni Eropa – Perundang-undangan Mengenai Peralatan Ukur.............20
2.2.3 Penegakan Hukum Perundang-undangan Peralatan Ukur di EU..........21
2.2.4 Tanggung jawab Penegakan Hukum.........................................22
2.2.5 Pengukuran dan Pengujian Dalam Perundang-Undangan.................23
3 Organisasi Metrologi...............................................................25
3.1 Infrastruktur Internasional............................................................25
3.1.1 Konvensi Meter.................................................................25
3.1.2 Pengaturan Saling Mengakui (MRA) CIPM....................................25
3.1.3 Lembaga Metrologi Nasional..................................................28
3.1.4 Laboratorium Nasional yang Ditunjuk.......................................28
3.1.5 Laboratorium Terakreditasi...................................................28
3.1.6 ILAC..............................................................................29
3.1.7 OIML..............................................................................29
3.1.8 IUPAP............................................................................30
3.2 Infrastruktur Asia Pasifik..............................................................31
3.2.1 Metrologi — APMP..............................................................31
3.2.2 Akreditasi — APLAC............................................................31
3.2.3 Metrologi Legal — APLMF......................................................34
3.3 Infrastruktur Eropa....................................................................34
3.3.1 Metrologi — EUROMET.........................................................34
3.3.2 Akreditasi — EA.................................................................35
3.3.3 Metrologi Legal – WELMEC....................................................35
3.3.4 EUROLAB........................................................................36
3.3.5 EURACHEM......................................................................36
3.3.6 COOMET.........................................................................36
4
3.4 Infrastruktur Amerika.................................................................37
3.4.1 Metrologi – SIM..................................................................37
3.4.2 Akreditasi – IAAC...............................................................37
3.5 Infrastruktur Afrika....................................................................38
3.5.1 SADC.............................................................................38
3.5.2 Metrologi – SADCMET...........................................................38
3.5.3 Akreditasi – SADCA.............................................................38
3.5.4 Metrologi Legal – SADCMEL....................................................38
3.5.5 Standardisasi – SADCSTAN.....................................................38
4 Satuan Metrologis..................................................................39
4.1 Satuan Dasar SI.........................................................................41
4.2 Satuan Turunan SI......................................................................43
4.3 Satuan–satuan di Luar SI..............................................................45
4.4 Prefiks atau Awalan Satuan SI........................................................47
4.5 Penulisan Nama dan Simbol Satuan SI...............................................48
5 Metrologi di Indonesia.............................................................49
5.1 Infrastruktur Metrologi Indonesia....................................................49
5.1.1 Lembaga Metrologi Nasional — Puslit KIM-LIPI.............................49
5.1.2 Badan Akreditasi — KAN.......................................................49
5.1.3 Badan Standardisasi — BSN....................................................50
5.1.4 Metrologi legal — Direktorat Metrologi Departemen Perdagangan .....50
5.2 Undang-undang Mengenai Metrologi di Indonesia.................................50
6 Kosakata..............................................................................51
8 Daftar Pustaka......................................................................64
5
Kata Pengantar
Buku yang mengupas pemahaman mengenai metrologi secara umum dan ditulis dalam
bahasa Indonesia bisa dikatakan masih tergolong sangat langka, kalau memang tidak bisa
dikatakan tidak ada sama sekali, padahal pemahaman mengenai metrologi di Indonesia
harus sudah mulai menjadi milik masyarakat luas yang terdiri atas berbagai lapisan dan
tidak hanya terbatas bagi para ilmuwan atau para akademisi saja.
Metrologi secara sederhana disebut sebagai suatu ilmu pengukuran, dan dalam
kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada suatu kegiatan ukur mengukur serta
bagaimana pentingnya kebenaran dalam mengukur. Misalnya saja, dalam keperluan jual
beli barang untuk kebutuhan sehari-hari baik barang-barang di pasar tradisional maupun
di pasar modern seperti di pusat-pusat perbelanjaan. Berbagai komoditas
diperjualbelikan dengan suatu harga yang didasarkan pada suatu ukuran tertentu.
Kebutuhan lain di tempat tinggal kita seperti air ledeng, listrik dan gas perlu diukur.
Keinginan memiliki sebidang tanah atau pun rumah (properti) dihadapkan pada perlunya
pengukuran. Melakukan aktivitas perjalanan ke tujuan kita memerlukan ukuran tentang
waktu maupun jarak. Di dunia kedokteran, demi kesehatan dan keselamatan pasien
dibutuhkan alat-alat ukur yang terjamin kebenarannya dalam mengukur. Di dunia
industri, jaminan mutu berbagai jenis produk industri ditentukan oleh rangkaian uji
produk dengan melalui mekanisme pengukuran yang terjamin keandalan alat ukurnya.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa hampir tidak mungkin bagi kita berhadapan
dengan sesuatu tanpa menggunakan suatu ukuran.
Puslit KIM-LIPI (Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi – Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) sebagai lembaga yang berkompetensi di bidang metrologi tentu
memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan pemahaman metrologi ke berbagai lapisan
masyarakat, baik pemahaman tentang metrologi secara umum maupun metrologi secara
khusus bagi kepentingan kalangan tertentu. Dengan demikian Puslit KIM-LIPI merasa
berkepentingan untuk menerbitkan buku ini sebagai sebuah pengantar bagi para
pembacanya ke arah pemahaman mengenai metrologi. Puslit KIM-LIPI telah menugasi
dua orang stafnya yaitu Praba Drijarkara dan Ghufron Zaid untuk menerjemahkan buku
yang saat ini ada di hadapan Anda, dari buku aslinya berjudul Metrology – in Short 2nd
edition. Dalam buku terjemahan ini telah ditambahkan hal-hal yang berkaitan dengan
infrastruktur kemetrologian di Indonesia.
Februari 2005
Kepala Puslit KIM-LIPI
Dr. Ir. Husein Avicenna Akil, M.Sc.
6
1 Pendahuluan
Demikianlah salah satu contoh pengukuran presisi yang terekam dalam sejarah.
Walaupun kisah di atas terjadi di suatu masa dan tempat yang jauh, pentingnya
pengukuran sudah disadari umat manusia pada umumnya. Sejarah pengukuran yang
sedikit lebih mutakhir adalah pencanangan Sistem Metrik di Paris tahun 1799, dengan
ditetapkannya dua buah benda standar terbuat dari platinum: satu mewakili meter, dan
satu lagi mewakili kilogram, sebagai 'nenek moyang' Sistem Internasional Satuan yang
kita kenal sekarang, atau disingkat SI.
Memang, biaya untuk melakukan pengukuran cukup besar, namun manfaatnya lebih
besar lagi. Dengan demikian, metrologi telah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari
yang sangat alamiah dan vital. Komoditas seperti sembako atau bahan bangunan
diperjualbelikan berdasarkan berat atau ukuran; air ledeng, listrik dan gas harus diukur,
dan semua hal ini mempengaruhi kehidupan pribadi kita. Kadar zat aktif dalam obat-
obatan, pengukuran sampel darah, dan keefektifan laser yang digunakan untuk
pembedahan harus diukur dengan teliti agar kesehatan dan keselamatan pasien
terjamin. Hampir segala sesuatu kita nyatakan dalam ukuran: suhu udara, tinggi badan,
nilai kalori makanan, berat paket kiriman, tekanan udara ban kendaraan, dan
seterusnya. Hampir tidak mungkin kita berbicara tanpa menggunakan kata-kata yang
berkaitan dengan timbangan atau ukuran.
7
pengendalian mutu di industri; pada industri modern biaya untuk melakukan pengukuran
memakan porsi 10% hingga 15% dari ongkos produksi.
Ilmu pengetahuan sangat bergantung pada pengukuran. Para geolog mengukur kekuatan
gelombang kejut ketika terjadi gempa bumi; para astronom dengan seksama mengukur
cahaya lemah yang dipancarkan sebuah bintang untuk mengetahui umurnya; para
fisikawan yang mempelajari partikel elementer harus melakukan pengukuran waktu
dalam orde sepersejuta sekon untuk memastikan adanya partikel yang amat sangat
kecil. Ketersediaan alat ukur dan kemampuan menggunakannya sangatlah esensial bagi
para ilmuwan untuk merekam hasil penelitian mereka secara objektif. Maka, ilmu
pengukuran, atau Metrologi, bisa jadi adalah ilmu yang tertua di dunia dan pengetahuan
tentang penggunaannya adalah syarat mutlak dalam segala profesi yang berbasis ilmu
pengetahuan.
8
Metrologi Terus Berkembang
Metrologi adalah bagian penting dalam penelitian ilmiah, dan sebaliknya penelitian
ilmiah menjadi basis pengembangan metrologi itu sendiri. Metrologi berkembang sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan secara umum. Karena itu, agar metrologi dapat
selalu mendukung industri dan kegiatan penelitian, ilmu metrologi itu sendiri harus
terus-menerus dikembangkan untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang
digunakan di industri. Demikian juga pengembangan metrologi legal harus terus
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang juga terus berkembang. Hanya
dengan penelitian dan pengembangan yang terus-menerus, metrologi tetap menjadi
relevan dan berguna bagi kehidupan umat manusia.
Ada lagi istilah “Metrologi fundamental” yang tidak mempunyai definisi internasional,
namun menyiratkan tingkat akurasi tertinggi dalam suatu cabang. Jadi bisa juga
dikatakan sebagai ranting tertinggi dalam metrologi ilmiah.
9
2 Metrologi
Di samping itu masih ada bidang lain, misalnya aliran dan metrologi antar-disiplin, yang
belum secara formal ditetapkan oleh BIPM.
10
Tabel 2.1
Bidang pengukuran, subbidang dan standar ukuran yang penting.
Hanya bidang teknis yang dicantumkan.
11
Bidang Sub-bidang Standar pengukuran yang penting
Pengukuran
12
Bidang Sub-bidang Standar pengukuran yang penting
Pengukuran
Kolorimetri Spektrofotometer
Aliran Aliran gas (volume) Bell prover, meter gas rotari, meter gas
turbin, meter transfer dengan critical
nozzle
Anemometri Anemometer
13
2.1.2 Standar-standar Pengukuran
Standar pengukuran adalah bahan ukur, alat ukur, bahan acuan atau sistem pengukuran
yang dimaksudkan untuk mendefinisikan, mewujudkan, memelihara, atau mereproduksi
suatu satuan atau suatu nilai dari suatu besaran, untuk dipakai sebagai acuan.
Contoh: “meter” ditetapkan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh cahaya
dalam ruang hampa dalam kurun waktu selama 1/299 792 458 sekon
(berarti, dalam 1 sekon, cahaya telah menempuh jarak 299 792 458 meter).
Meter diwujudkan pada tingkat primer berdasarkan panjang gelombang laser
helium-neon yang distabilkan dengan iodium. Pada tingkat yang lebih
rendah digunakan pula bahan ukur seperti balok ukur, dan
ketertelusurannya dipastikan menggunakan interferometri optis untuk
menentukan panjang sebuah balok ukur dengan acuan kepada panjang
gelombang cahaya laser yang disebut di atas.
Berbagai jenis standar ukur dalam berbagai tingkat dalam rantai ketertelusuran
ditampilkan dalam Gambar 2.1. Bidang-bidang metrologi, sub-bidang dan standar-
standar ukur yang penting dicantumkan dalam Tabel 2.1 pada sub-bagian 2.1.1.
CRM pada umumnya dibuat dalam batch. Nilai dari sifat-sifatnya ditentukan berdasarkan
pengukuran pada sampel-sampel yang mewakili seluruh batch.
14
2.1.4 Ketertelusuran dan Kalibrasi
Ketertelusuran
Sebuah rantai ketertelusuran, seperti pada Gambar 2.1, adalah suatu rantai tak terputus
dari beberapa perbandingan, yang masing-masing dinyatakan dengan suatu
ketidakpastian. Hal ini untuk memastikan bahwa suatu hasil pengukuran atau nilai dari
suatu standar terpaut dengan suatu acuan yang lebih tinggi, dan seterusnya hingga
standar primer.
BIPM
(Bureau International Definisi satuan
des Poids et Mesures)
Lembaga kalibrasi,
Standar Acuan
khususnya yang terakreditasi
Infrastruktur
Metrologi Nasional Ketidakpastian pengukuran:
semakin ke bawah, semakin besar
15
Dalam kimia dan biologi, ketertelusuran biasanya didapat menggunakan CRM dan
prosedur-prosedur standar; lihat Bab 2.1.3 dan 2.1.5.
Kalibrasi
Untuk menjamin ketertelusuran suatu hasil pengukuran, maka alat ukur dan bahan ukur
yang digunakan harus dikalibrasi. Proses kalibrasi dapat menentukan nilai-nilai yang
berkaitan dengan kinerja suatu alat ukur atau bahan acuan. Hal ini dicapai dengan
pembandingan langsung terhadap suatu standar ukur atau bahan acuan bersertifikat.
Keluaran dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi. Selain sertifikat, biasanya juga ada
label atau stiker yang disematkan pada alat yang sudah dikalibrasi.
Ada tiga alasan penting mengapa sebuah alat ukur perlu dikalibrasi:
1. Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuai dengan hasil pengukuran lain.
2. Menentukan akurasi penunjukan alat.
3. Mengetahui keandalan alat, yaitu bahwa alat tersebut dapat dipercayai.
Ketidakpastian dalam hasil kerja suatu prosedur acuan harus diperkirakan dengan
memadai dan sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan.
memvalidasi pengukuran lain atau prosedur pengujian lain, yang digunakan untuk
pekerjaan yang serupa, dan menentukan ketidakpastiannya;
menentukan nilai acuan sifat-sifat dari suatu bahan, yang dapat disusun dalam buku
panduan atau pangkalan data, atau nilai acuan yang terkandung dalam bahan acuan
atau objek acuan.
16
2.1.6 Ketidakpastian
Ketidakpastian (atau ketidakpastian pengukuran) adalah suatu ukuran kuantitatif mutu
dari sebuah hasil pengukuran, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat diperbandingkan
dengan hasil-hasil pengukuran lain, acuan, spesifikasi atau standar.
Ketidakpastian pengukuran dapat dihitung dengan berbagai cara. Suatu metode yang
digunakan dan diterima secara luas (misalnya oleh badan-badan akreditasi) adalah
“metode GUM” yang direkomendasikan oleh ISO dan diuraikan dalam dokumen “Guide to
the Expression of Uncertainty in Measurement”. Pokok-pokok penting dalam metode
GUM dan filosofi dasarnya diuraikan di bawah ini.
3. Ketidakpastian baku u(x) sama dengan akar kuadrat dari estimasi variansi
V(X).
4. Evaluasi tipe A: nilai harapan dan variansi diestimasi secara statistik dari
sehimpunan pengukuran.
17
Metode GUM – penjabaran dari filosofi ketidakpastian GUM
1. Kenali semua komponen penting ketidakpastian pengukuran
Banyak sumber yang mungkin berkontribusi pada ketidakpastian
pengukuran. Buatlah suatu model untuk menggambarkan proses
pengukuran yang sesungguhnya guna mengidentifikasi sumber-sumber
ketidakpastiannya. Tuliskan suatu model matematis yang menunjukkan
hubungan antara besaran-besaran ukur yang berpengaruh.
Contoh: Y = M + N atau Y = P + Q·R
Prinsip:
Ketidakpastian gabungan dihitung dengan cara menggabungkan semua
komponen ketidakpastian, sesuai dengan hukum perambatan
ketidakpastian (propagation of uncertainty).
Panduan ringkas:
Jika komponen-komponen ditambahkan atau dikurangkan, ketidakpastian
gabungan dihitung dengan cara menjumlahkan kuadrat dari
ketidakpastian baku tiap-tiap komponen, lalu menarik akar kuadratnya.
Contoh: jika Y = M + N, maka u Y = u 2 Mu 2 N
Jika komponen-komponen ada yang dikalikan atau dibagi, maka aturan di
atas berlaku setelah tiap-tiap komponen dikalikan dengan suatu koefisien
sensitivitas.
Contoh: jika Y = P + Q·R, maka u Y = u2 P c 2 Q ⋅u2 Q c 2 R⋅u 2 R
18
Contoh
Suatu hasil pengukuran dilaporkan dalam suatu sertifikat dengan format:
Y=y±U
Nilai ketidakpastian U hanya boleh dinyatakan dengan paling banyak dua
angka penting. Sesuai dengan itu, maka nilai y pun harus dibulatkan
sehingga mempunyai digit yang sama dengan U; dalam contoh di bawah ini,
7 digit.
Sebuah pengukur tahanan (resistance meter) menunjukkan nilai
1,000 052 7 Ω ketika mengukur suatu tahanan. Pengukur tahanan itu sendiri,
menurut spesifikasi pembuatnya, mempunyai ketidakpastian 0,081 mΩ.
Maka hasil yang dinyatakan dalam sertifikat adalah
R = (1,000 053 ± 0,000 081) Ω
2.1.7 Pengujian
Pengujian adalah suatu kegiatan untuk menentukan sifat-sifat suatu produk, proses atau
jasa, menurut suatu prosedur, metodologi atau persyaratan tertentu.
Tujuan pengujian misalnya untuk memastikan apakah suatu produk memenuhi spesifikasi
tertentu, misalnya persyaratan keselamatan atau karakteristik yang berkaitan dengan
perdagangan. Dalam hal ini, maka pengujian berkaitan dengan penilaian kesesuaian.
19
2.2 Metrologi Legal
Metrologi legal adalah kategori ketiga dalam metrologi, lihat Bab 1.2. Metrologi legal
bermula dari kebutuhan untuk menjamin keadilan dalam perdagangan, khususnya di
bidang penimbangan dan pengukuran. Metrologi legal terutama berkaitan dengan alat-
alat ukur yang diatur oleh undang-undang.
Tujuan utama metrologi legal adalah menjamin terlaksananya pengukuran yang benar
bagi warga negara bilamana pengukuran itu dilakukan:
Di luar lingkup metrologi legal, ada juga peraturan-peraturan lain yang mengharuskan
dilakukannya pengukuran untuk menguji kesesuaian dengan peraturan, misalnya
penerbangan, lingkungan dan pengendalian pencemaran.
ketika digunakan
selama waktu penggunaan
dengan kesalahan yang tidak melebihi batas tertentu.
Oleh karena itu, ada persyaratan yang dibuat dalam bentuk peraturan-peraturan
mengenai alat-alat ukur serta metode pengukuran dan pengujian, termasuk untuk
produk-produk jadi.
20
Karena sejarahnya, lingkup metrologi legal berbeda-beda di tiap negara. Suatu panduan
baru, Measuring Instruments Directive (MID) telah dikembangkan dan bilamana panduan
ini berlaku nantinya, semua panduan lain berkaitan dengan peralatan ukur akan ditarik.
Perangkat lunak yang digunakan dalam peralatan tersebut tidak tercakup dalam panduan
yang ada sekarang, namun aka dicakup oleh MID.
Kontrol Legal
Tindakan pencegahan dilakukan sebelum peralatan dipasarkan, yaitu, peralatan harus
diuji tipe dan diverifikasi. Pembuat alat diberi persetujuan tipe (type approval) oleh
suatu badan yang berwenang dan kompeten bilamana alat tersebut memenuhi semua
persyaratan legal yang terkait. Untuk alat-alat yang diproduksi secara berantai,
verifikasi memastikan bahwa tiap-tiap alat memenuhi semua persyaratan.
Pengawasan pasar adalah tindakan hukum untuk menemukan segala penggunaan ilegal
peralatan ukur. Untuk peralatan yang sedang digunakan, inspeksi atau re-verifikasi
dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan ukur memenuhi persyaratan hukum.
Persyaratan tersebut berbeda-beda di tiap-tiap negara, namun standar-standar untuk
inspeksi dan pengujian harus tertelusur ke standar internasional atau nasional.
21
Prosedur penilaian kesesuaian berkaitan dengan Panduan 93/65/EEC pada modul-modul
yang digunakan dalam semua panduan mengenai harmonisasi teknis.
Pemerintah harus memastikan bahwa barang dalam kemasan, yang menggunakan tanda
"e" atau epsilon terbalik "∍", memenuhi persyaratan dalam panduan yang sesuai.
Pengawasan Pasar
Kewajiban pemerintah di atas dilaksanakan melalui pengawasan pasar (market
surveillance). Untuk melakukannya, pemerintah memberikan wewenang bagi inspektur
untuk:
22
2.2.5 Pengukuran dan Pengujian Dalam Perundang-Undangan
Perekonomian dunia dan taraf kehidupan kita sehari-hari bergantung pada pengukuran
yang andal dan pengujian yang dapat dipercaya, diterima secara internasional, serta
tidak membentuk suatu halangan perdagangan (barrier to trade). Di samping peraturan-
peraturan yang mewajibkan tera peralatan ukur, ada peraturan tersendiri di bidang-
bidang tertentu yang juga menuntut pengukuran dan pengujian guna menilai kesesuaian,
entah dengan peraturan atau pun berdasarkan standar dokumenter wajib. Contohnya
penerbangan, kir kendaraan, pengendalian dampak lingkungan, dan keamanan mainan
anak-anak. Banyak peraturan yang menekankan pentingnya mutu data, pengukuran dan
pengujian.
Lembaga metrologi nasional dan lembaga-lembaga lain dapat memberikan saran dan
panduan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengukuran bagi pengguna.
23
Pe an
Bahan acuan
nja rd
me min uku nya
tro an lat aya
log ke an a ta bi
Pem is ter a
di e r
ber ya tel se , s
ng usu
laku
an se ra eter ujian siona
l
stan su n K ng terna
dar
uku ai pe ndar in
sta
tepa r ba aan
t w ru ggun
aktu Pen ada
yang
Regulasi yang
tang akreditasi, Lebih Baik Pengembangan sta
Kajian aw al ten n infrastruktur konsultasi dengan
ndar baru,
pemanfaata mitra dagang
Pe
a
dat i ha rsya
mb ra
arkanmada ata tan
as e n t se
erd g m ek rtif
o b yan
Pe g sah
nis ika
t da aik
ir sik yan
pe si,
sar
nge ih
rise ng b
is rda hin
alis ga dar
mb
nga i
An
am ya
n
ang
dal uran
an
k
ngu
me
Pe
tod
e
Paling sedikit ada 8 topik penting pengukuran yang mungkin perlu diperhatikan dalam
tiap tingkat, selain hal-hal di atas:
24
3 Organisasi Metrologi
Konferensi Umum Timbangan dan Takaran (Conférence Générale des Poids et Mesures,
CGPM) membahas dan memeriksa pekerjaan yang dilakukan lembaga-lembaga metrologi
nasional dan BIPM, dan membuat rekomendasi mengenai ketetapan-ketetapan
metrologis fundamental dan segala hal penting yang berkaitan dengan BIPM.
Pada tahun 2003, 51 negara telah menjadi anggota Konvensi Meter dan 10 negara lagi
menjadi anggota associate CGPM. Indonesia menjadi anggota Konvensi Meter sejak 1960.
25
Konvensi Meter
Konvensi internasional, didirikan tahun 1875 dengan anggota 51 negara pada
tahun 2003
CEN
CIPM Komite
Konvensi Internasional
internasional, Timbangan
didirikan dan Takaran
tahun 1875 dengan anggota 51 negara pada
tahun 2003
Komite dengan 18 wakil negara. IEC
Mengawasi BIPM dan mencalonkan ketua-ketua untuk Consultative Committee.
Lain-lain
Tujuan dari CIPM MRA adalah untuk membuat landasan yang kokoh agar pemerintahan di
berbagai negara dan pihak-pihak lain dapat membuat kesepakatan-kesepakatan yang
lebih luas berkaitan dengan perdagangan internasional dan peraturan-peraturan. Hal ini
dicapai dengan dua mekanisme:
26
Bagian 2, berkenaan dengan saling mengakui sertifikat kalibrasi dan pengukuran
yang dikeluarkan tiap-tiap NMI.
Para peserta dalam CIPM MRA saling mengakui kemampuan peserta lain jika kriteria
berikut terpenuhi:
Dua kriteria pertama di atas merupakan dasar teknis pengakuan menurut bagian pertama
MRA. Pemenuhan kriteria 3 dan 4 memungkinkan pengakuan menurut bagian kedua MRA.
27
3.1.3 Lembaga Metrologi Nasional
Sebuah lembaga metrologi nasional atau kerap disingkat NMI (national metrology
institute) adalah suatu lembaga yang ditunjuk secara nasional untuk mengembangkan
dan memelihara standar-standar ukur nasional untuk satu atau lebih besaran.
Beberapa negara menerapkan sistem terpusat dengan hanya satu NMI. NMI ini bisa saja
mendelegasikan tugas memelihara standar ukur khusus ke laboratorium tertentu yang
tidak mesti berstatus NMI. Sementara negara-negara lain menerapkan sistem tersebar
dengan adanya beberapa lembaga yang semuanya berstatus NMI.
Sebuah NMI mewakili negara tersebut secara internasional dalam berhubungan dengan
NMI negara-negara lain, dengan organisasi metrologi regional, dan dengan BIPM. NMI-NMI
adalah tulang punggung organisasi metrologi internasional seperti digambarkan dalam
Bab 3.1.1.
Daftar NMI tersedia di organisasi metrologi regional. Misalnya, untuk Asia-Pasifik nama-
nama NMI tersebut bisa dilihat di APMP; untuk Eropa di Euromet, dan sebagainya.
Banyak NMI yang melakukan realisasi satuan dasar tingkat primer dan satuan turunan
pada tingkat tertinggi. Dengan demikian, maka NMI tersebut mempunyai standar primer
untuk satuan dasar dan standar tertinggi untuk satuan turunan. Sementara, ada NMI lain
yang hanya mempunyai standar nasional yang tertelusur ke NMI lainnya.
Banyak juga NMI yang melakukan riset yang diakui secara internasional dalam bidang-
bidang spesifik dan mengembangkan satuan-satuan ukur yang terkait dengan cara
mengembangkan standar-standar primernya. NMI-NMI juga ikut serta dalam uji banding
pada tingkat tertinggi internasional.
28
beberapa negara, akreditasi dipersyaratkan bagi laboratorium yang bergerak di bidang
pangan atau tera alat ukur di pasar.
Tujuan akhirnya adalah supaya hasil pengujian dan kalibrasi dari suatu laboratorium
terakreditasi di suatu negara dapat diterima atau diakui oleh pihak berwenang atau
industri di negara-negara lain yang terikat suatu pengaturan saling mengakui (MRA).
Karena itu, badan-badan akreditasi juga mempunyai suatu pengaturan saling mengakui
di tingkat regional dan internasional, dengan tujuan agar ada pengakuan atas kesetaraan
sistem masing-masing dan atas sertifikat kalibrasi dan pengujian yang diterbitkan oleh
lembaga yang terakreditasi.
3.1.6 ILAC
Kerjasama Akreditasi Laboratorium Internasional (ILAC) adalah kerjasama internasional
antara berbagai skema akreditasi laboratorium yang ada di seantero dunia.
ILAC yang didirikan 20 tahun lalu diformalkan sebagai lembaga kerjasama pada tahun
1996. Pada tahun 2000, anggota ILAC menandatangani MRA – Mutual Recognition
Agreement (Kesepakatan Saling Mengakui) yang memperluas pengakuan internasional
atas data pengujian dan menghilangkan hambatan teknis perdagangan seperti
direkomendasikan dan untuk mendukung kesepakatan TBT WTO. ILAC menjadi suatu
korporasi pada tahun 2003.
3.1.7 OIML
Organisasi metrologi legal internasional OIML didirikan pada tahun 1955 berdasarkan
kesepakatan untuk memajukan harmonisasi global prosedur metrologi legal. OIML adalah
organisasi kesepakatan antarpemerintahan dengan 58 negara anggota yang berpartisipasi
dalam aktivitas teknis dan 51 negara anggota yang bergabung dalam OIML sebagai
pengamat.
OIML bekerjasama dengan Konvensi Meter dan BIPM dalam harmonisasi internasional
metrologi legal. OIML bekerja sama dengan lebih dari 100 lembaga internasional dan
regional berkaitan dengan aktivitas dalam bidang metrologi, standardisasi dan bidang-
bidang terkait lainnya.
29
Suatu struktur teknis yang mendunia memberikan pedoman metrologis kepada anggota
untuk elaborasi persyaratan nasional dan regional yang berhubungan dengan
pembuatan/manufaktur dan pemakaian peralatan ukur untuk aplikasi metrologi legal.
Rancangan rekomendasi dan dokumen OIML disusun oleh komisi teknis atau subkomisi
yang terdiri atas perwakilan negara-negara anggota. Lembaga internasional dan regional
tertentu juga berpartisipasi secara konsultatif. Kesepakatan kerjasama dibangun antara
OIML dan lembaga-lemabaga seperti ISO dan IEC dengan tujuan menghindari persyaratan
yang bertentangan. Dengan demikian, pabrik dan pengguna laboratorium uji peralatan
ukur dapat secara bersamaan menggunakan publikasi dari OIML dan lembaga lain.
3.1.8 IUPAP
International Union of Pure and Applied Physics—Himpunan Fisika Murni dan Terapan
Internasional—memusatkan diri pada
pengukuran fisis,
metrologi murni dan terapan,
nomenklatur dan simbol untuk besaran fisis dan satuan-satuannya,
30
dan mendorong penelitian yang turut andil untuk memperbaiki nilai massa atom dan
konstanta-konstanta fisis dasar yang direkomendasikan dan menfasilitasi adopsinya
secara universal.
IUPAP mengeluarkan “Buku Merah” berjudul “Simbol, Satuan dan Nomenklatur Fisika”.
APMP bekerjasama erat dengan BIPM dan organisasi metrologi regional yang lain untuk
membangun MRA global dan memiliki program uji banding yang dirancang agar anggota-
anggotanya mendapatkan akses ke BIPM KCDB, lihat Bab 3.1.2.
APLAC beranggotakan badan akreditasi yang diakui secara nasional dan biasanya dimiliki
atau disetujui oleh pemerintah negara bersangkutan. Anggota APLAC melakukan
asesmen laboratorium dan lembaga inspeksi terhadap standar internasional dan
mengakreditasinya sebagai lembaga yang kompeten untuk melakukan pengujian atau
inspeksi tertentu.
APLAC dimulai pada tahun 1992 sebagai sebuah forum yang memungkinkan badan
akreditasi untuk bertukar informasi, melakukan harmonisasi prosedur dan membangun
MRA sehingga hasil pengujian dan inspeksi dapat diterima antarnegara anggota. APLAC
secara aktif mempunyai program untuk:
31
32
33
3.2.3 Metrologi Legal — APLMF
Forum Metrologi Legal Asia Pasifik merupakan perkumpulan otoritas metrologi legal yang
bertujuan untuk mengembangkan metrologi legal dan mendukung perdagangan bebas
dan terbuka di dalam kawasan melalui harmonisasi dan penghilangan hambatan teknis
dan administrasi perdagangan dalam metrologi legal. Sebagai salah satu organiasi
regional yang bekerjasama erat dengan OIML, APLAC mendorong komunikasi dan
interaksi antarorganisasi metrologi legal dan mencari harmonisasi metrologi legal di
kawasan Asia Pasifik.
APMP, APLAC, APLMF diakui oleh APEC, Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, sebagai
organisasi regional khusus. Organisasi regional khusus membantu Sub-komisi Standar dan
Kesesuaian (SCSC) APEC untuk memenuhi tujuan dalam menghilangkan hambatan teknis
perdagangan di kawasan Asia Pasifik. Organisasi regional khusus bekerja sama dengan
sejawat regional dan internasional lain.
Pada tahun 2003, ada 27 anggota dan 12 pelamar dan lembaga metrologi nasional dari
beberapa negara sedang dalam proses mendaftar menjadi anggota.
34
3.3.2 Akreditasi — EA
Kerjasama Eropa untuk Akreditasi (European Co-operation for Acreditation, EA) adalah
organisasi badan akreditasi di Eropa. Pada bulan Juni 2000 EA didirikan sebagai entitas
legal sesuai hukum negeri Belanda. Anggota EA adalah badan akreditasi yang dikenal
secara nasional di negara-negara anggota atau calon anggota Uni Eropa dan EFTA.
Pada tahun 2003 EA mempunyai lebih dari 30 anggota tetap dan tidak tetap, 20 di
antaranya adalah badan akreditasi penandatangan MLA pengujian.
Di sebagian besar negara, infrastruktur metrologi terdiri atas lembaga metrologi nasional
atau NMI, laboratorium nasional yang ditunjuk dan laboratorium terakreditasi. Ada
kecenderungan bagi NMI dan laboratorium yang ditunjuk untuk mendapatkan asesmen
sistem mutu dari pihak ketiga melalui akreditasi, sertifikasi atau peer assessment.
35
Komisi WELMEC terdiri atas delegasi dari negara anggota tetap dan tidak tetap dan
pengamat dari EUROMET, Kerjasama Eropa untuk Akreditasi – EA, Organisasi
Internasional Metrologi Legal OIML dan organisasi-organisasi regional lain yang
mempunyai kepentingan dengan metrologi legal. Komisi ini bertemu sekurang-kurangnya
satu kali dalam satu tahun dan didukung oleh tujuh kelompok kerja. Sebuah kelompok
kecil memberikan masukan kepada tentang hal-hal strategis kepada ketua.
WELMEC memberikan masukan kepada Komisi dan Dewan Eropa berkenaan dengan
pengembangan peraturan peralatan ukur.
3.3.4 EUROLAB
EUROLAB adalah Federasi Eropa untuk Asosiasi Nasional Laboratorium Pengukuran,
Pengujian dan Analitis yang beranggotakan sekitar 2000 laboratorium negara-negara
Eropa. Eurolab merupakan kerjasama sukarela yang mewakili dan mempromosikan
pandangan teknis dan politis komunitas laboratorium dengan mengoordinasikan aksi yang
berhubungan dengan, misalnya, Komisi Eropa, Standardisasi Eropa dan masalah-masalah
internasional.
Eurolab mengadakan lokakarya dan simposium serta mengeluarkan pernyataan sikap dan
laporan teknis. Banyak laboratorium yang berkepentingan dengan metrologi juga
merupakan anggota Eurolab.
3.3.5 EURACHEM
EURACHEM yang didirikan pada tahun 1989 merupakan jaringan organisasi-organisasi dari
31 negara Eropa ditambah dengan Komisi Eropa yang mempunyai tujuan membangun
sistem ketertelusuran internasional pengukuran kimia dan promosi praktek mutu yang
baik. Kebanyakan negara anggota telah membangun jaringan EURACHEM nasional.
3.3.6 COOMET
COOMET adalah sebuah organisasi seperti EUROMET dengan anggota dari negara Eropa
tengah, Eropa timur dan Asia.
36
3.4 Infrastruktur Amerika
Bekerja untuk membuat sistem pengukuran regional yang kokoh, SIM dibagi menjadi 5
sub wilayah:
SIM juga mengurus masalah metrologi legal di Amerika. Tujuan kelompok kerja metrologi
legal adalah harmonisasi persyaratan dan aktivitas metrologi legal di Amerika dengan
mempertimbangkan rekomendasi dan dokumen OIML.
37
3.5 Infrastruktur Afrika
3.5.1 SADC
SADC adalah Southern African Development Community – Masyarakat Pembangunan
Afrika Bagian Selatan – dengan 14 negara anggota penandatangan Perjanjian SADC.
Program SADC SOAM, “Kesepakatan Kesepahaman untuk Kerjasama dalam Standardisasi,
Jaminan Mutu, Akreditasi dan Metrologi dalam Masyarakat Pembangunan Afrika Bagian
Selatan” ditandatangani pada tahun 2000. Nota kesepakatan ini membentuk program
SADC SOAM dan struktur regional yang diperlukan: SADCA, SACMET, SADCMEL, SADCSTAN
dan SQAMEG dengan tujuan untuk menghilangkan hambatan teknis perdagangan (TBT).
38
4 Satuan Metrologis
Gagasan di balik sistem metrik—sebuah sistem satuan yang berdasarkan pada satuan
meter dan kilogram—muncul pada saat revolusi Perancis, yaitu ketika dua buah standar
acuan platina untuk satuan meter dan kilogram dibuat dan disimpan di Pusat Arsip
Nasional Perancis di Paris pada tahun 1799—belakangan dikenal sebagai Meter Arsip dan
Kilogram Arsip. Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis ditugasi oleh parlemen untuk
merancang sistem satuan baru untuk digunakan di seluruh dunia dan pada tahun 1946
sistem MKSA (metre, kilogram, second, ampere atau meter, kilogram, sekon, ampere)
diterima oleh negara-negara anggota Konvensi Meter. Pada tahun 1954, sistem MKSA
diperluas dengan memasukkan satuan kelvin dan candela. Sistem ini kemudian memakai
nama Sistem Internasional Satuan, SI, Le Système International d’Unités.
SI ditetapkan pada tahun 1960 dalam CGPM (Konferensi Umum Timbangan dan Takaran)
yang ke-11.
“Sistem Internasional Satuan, SI, adalah sistem satuan koheren yang diadopsi dan
direkomendasikan oleh CGPM”
Pada pertemuan CGPM ke-14 tahun 1971, SI kembali diperluas dengan memasukkan mol
sebagai satuan dasar untuk jumlah zat. Saat ini SI terdiri dari tujuh satuan atau besaran
dasar yang bersama dengan satuan-satuan turunan membentuk sistem satuan yang
koheren. Selain itu, satuan tertentu lain di luar SI dapat digunakan dengan satuan SI.
Satuan SI
Tabel 4.1 Satuan dasar SI
Tabel 4.2 Satuan turunan SI dinyatakan dalam satuan dasar SI
Tabel 4.3 Satuan turunan SI dengan nama dan simbol tertentu
Tabel 4.4 Satuan turunan SI yang nama dan simbolnya meliputi satuan turunan SI
dengan nama dan simbol tertentu
Satuan selain SI
Tabel 4.5 Satuan-satuan yang diterima karena banyak digunakan
Tabel 4.6 Satuan-satuan yang digunakan dalam bidang-bidang tertentu
Table 4.7 Satuan-satuan yang digunakan dalam bidang tertentu dan nilainya
didapatkan melalui eksperimen
39
Tabel 4.1
Satuan dasar SI [2]
Tabel 4.2
Contoh-contoh satuan turunan SI yang dinyatakan dengan satuan dasar SI [2]
40
4.1 Satuan Dasar SI
Sebuah satuan dasar adalah satuan pengukuran sebuah besaran dasar pada sebuah sistem
besaran [4]. Definisi dan realisasi dari setiap satuan dasar bisa berubah dengan adanya
penelitian kemetrologian yang menemukan kemungkinan dapat dicapainya definisi dan
realisasi yang lebih akurat dari satuan tersebut.
Contoh: Definisi meter pada tahun 1889 didasarkan pada prototipe internasional
platina-iridium yang ada di Paris.
Pada tahun 1960, meter didefinisikan ulang sebagai 1 650 763,73 panjang
gelombang dari garis spektral tertentu krypton-86.
Pada tahun 1983 definisi di atas dirasakan tidak mencukupi dan diputuskan
untuk mendefinisikan ulang meter sebagai panjangnya jarak yang ditempuh
oleh cahaya dalam hampa dalam waktu 1/299 792 458 sekon, dan
direalisasikan misalnya dalam panjang gelombang dari laser helium-neon
yang distabilkan dengan iodine.
Pendefinisian ulang ini telah mengurangi ketidakpastian relatif dari 10-7
menjadi 10-11.
Sekon: durasi dari 9 192 631 770 periode radiasi yang sesuai dengan transisi antara dua
tingkat sangat halus dari ground state sebuah atom caesium-133.
Amper: arus tetap yang, jika dijaga dalam dua kawat konduktor yang lurus dan parallel
dengan panjang tak terhingga dan luas penampang dapat diabaikan serta berjarak 1
meter satu sama lain, dalam ruang hampa, akan menghasilkan gaya sebesar 2 r 10-7
newton per meter panjang kawat.
Mole: jumlah zat dari sebuah sistem yang mengandung entitas sebanyak entitas yang ada
dalam 0,012 kg atom karbon-12.
Apabila satuan mole digunakan, entitas dasar harus didefinisikan apakah itu atom,
molekul, ion, elektron, partikel lain atau gabungan tertentu dari partikel-partikel.
Kandela: intensitas luminansi pada arah tertentu dari sebuah sumber yang memancarkan
radiasi monokromatik dengan frekuensi 540 r 1012 hertz dan mempunyai intensitas
radian pada arah tersebut sebesar 1/683 watt per steradian.
41
Tabel 4.3
Satuan turunan SI dengan nama dan simbol tertentu
42
4.2 Satuan Turunan SI
Satuan turunan adalah sebuah satuan pengukuran dari sebuah besaran turunan dalam
sebuah sistem besaran [4].
Satuan turunan SI diturunkan dari satuan dasar SI sesuai dengan hubungan fisis
antarbesaran.
Satuan turunan dinyatakan dalam satuan dasar dengan simbol matematis perkalian dan
pembagian. Contoh-contoh diberikan dalam Tabel 4.2.
CGPM telah menyetujui nama dan simbol khusus untuk beberapa satuan turunan seperti
tampak pada Tabel 4.3.
Beberapa satuan dasar digunakan dalam besaran yang berbeda-beda seperti tampak
pada Tabel 4.4. Sebuah satuan turunan sering dapat dinyatakan dalam kombinasi yang
berbeda-beda dari 1) satuan-satuan dasar dan 2) satuan-satuan turunan dengan nama
khusus. Di lapangan, ada kecenderungan penggunaan nama satuan khusus dan kombinasi
satuan-satuan untuk membedakan antara besaran yang berbeda-beda dengan dimensi
yang sama. Oleh karena itu, peralatan ukur sebaiknya menunjukkan satuan serta besaran
yang diukur.
43
Tabel 4.4
Contoh satuan turunan SI yang nama dan simbolnya terdapat satuan turunan SI dengan
nama dan simbol khusus [2]
44
4.3 Satuan–satuan di Luar SI
Tabel 4.5 memperlihatkan satuan-satuan selain SI yang diterima untuk digunakan
bersama dengan satuan SI karena banyak digunakan atau karena digunakan pada bidang-
bidang tertentu.
Tabel 4.6 memperlihatkan contoh satuan-satuan selain SI yang diterima untuk digunakan
pada bidang tertentu.
Tabel 4.7 memperlihatkan satuan selain SI yang dapat digunakan dalam bidang tertentu
yang nilainya didapatkan dari hasil eksperimen.
Tabel 4.5.
Satuan selain SI yang diterima
45
Tabel 4.6
Satuan-satuan selain SI yang digunakan pada bidang-bidang tertentu
Tabel 4.7
Satuan-satuan selain SI yang digunakan pada bidang-bidang tertentu dan nilainya
diperoleh dari hasil eksperimen [2]. Ketidakpastian gabungan (faktor cakupan = 1)
sampai dengan 2 digit diberikan dalam tanda kurung.
46
4.4 Prefiks atau Awalan Satuan SI
CGPM telah mengadopsi dan merekomendasikan prefiks dan simbol prefiks seperti pada
Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Prefiks satuan SI
47
4.5 Penulisan Nama dan Simbol Satuan SI
1. Simbol tidak ditulis dalam huruf besar, tetapi huruf pertama dari simbol ditulis
dalam huruf besar apabila:
Nama satuan berasal dari nama orang, atau
Simbol merupakan awalan dari kalimat.
Contoh: Satuan kelvin ditulis dengan simbol K
3. Simbol tidak pernah diikuti dengan titik kecuali terletak di akhir kalimat.
Notasi Angka
Sebaiknya diberikan satu spasi antara setiap tiga angka baik pada sebelah kanan atau
sebelah kiri tanda desimal (15 739,012 53). Untuk angka empat digit, spasi boleh
dihilangkan. Titik sebaiknya tidak digunakan sebagai pemisah angka ribuan.
Operasi matematika sebaiknya dipakai hanya untuk simbol satuan (kg/m3), bukan nama
satuan (kilogram/meter kubik)
Penulisan harus jelas menunjukkan simbol satuan untuk setiap nilai besaran dan operasi
matematika yang mana yang berlaku untuk nilai besaran
Contoh: 35 cm × 48 cm bukan 35 × 48 cm
100 g ± 2 g bukan 100 ± 2 g
48
5 Metrologi di Indonesia
Bab ini merupakan tambahan khusus untuk edisi Bahasa Indonesia buku ini, sebagai
pelengkap untuk informasi mengenai infrastruktur metrologi yang diuraikan di Bab 3 dan
peraturan mengenai metrologi yang diuraikan di Bab 2.
Puslit KIM-LIPI mempunyai kompetensi di bidang metrologi panjang, waktu, massa dan
besaran terkait, kelistrikan, suhu, radiometri dan fotometri, serta akustik dan getaran.
Kebanyakan standar yang dipelihara oleh Puslit KIM-LIPI adalah standar tertinggi di
Indonesia. Besaran yang tidak ditangani oleh Puslit KIM-LIPI adalah jumlah zat. Standar
dan ketertelusuran untuk besaran ini ditangani oleh Pusat Penelitian Kimia (juga bagian
dari LIPI) untuk metrologi kimia pada umumnya, dan Pusat Teknologi Keselamatan dan
Metrologi Radiasi (PTKMR) di bawah Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) yang
menangani metrologi radiasi pengion dan radioaktivitas.
Di forum internasional, Puslit KIM-LIPI adalah wakil Indonesia di Konvensi Meter dan
telah menandatangani CIPM MRA pada tanggal 2 Juni 2004. Di lingkup Asia-Pasifik, Puslit
KIM-LIPI adalah anggota APMP. Sedangkan di tingkat nasional, Puslit KIM-LIPI mendukung
sistem akreditasi laboratorium oleh KAN, di antaranya dengan menjadi laboratorium
acuan dalam uji banding antar laboratorium.
49
akreditasi laboratorium kalibrasi, laboratorium pengujian, dan lembaga sertifikasi
produk.
Dalam melakukan kegiatan akreditasi, KAN dibantu oleh tenaga-tenaga profesional (baik
pegawai pemerintah maupun swasta) dari berbagai lembaga, instansi, organisasi dan
perusahaan yang mempunyai kompetensi di bidang yang diakreditasi.
Di tingkat regional, KAN adalah penandatangan APLAC MRA. Pada awal tahun 2005, KAN
telah mendapatkan pengakuan untuk bidang kalibrasi dan pengujian, yang berarti bahwa
sertifikat kalibrasi atau laporan pengujian yang diterbitkan oleh laboratorium yang
diakreditasi KAN bisa diakui di lingkungan Asia-Pasifik. Di tingkat internasional, KAN juga
anggota dari ILAC.
Di bawah UUML, ada Peraturan Pemerintah (PP) No 2 Tahun 1989 Tentang Standar
Nasional untuk Satuan Ukuran yang menjabarkan perihal penetapan, pengurusan,
pemeliharaan dan pemakaian Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) sebagai
acuan tertinggi pengukuran yang berlaku di Indonesia.
50
6 Kosakata
[x] merujuk ke acuan atau daftar pustaka no. [x] pada Bab 7.
Akreditasi Lihat Laboratorium terakreditasi
Akurasi pengukuran Kedekatan antara hasil pengukuran dan nilai benar dari besaran
yang diukur
Akurasi peralatan ukur Kemampuan peralatan ukur untuk memberikan nilai mendekati
nilai benar. [4]
Ambang batas resolusi Perubahan terbesar pada stimulan yang tidak berpengaruh pada
respons suatu alat ukur.
APEC Asia-Pacific Economic Cooperation (Kerjasama Ekonomi Se-Asia Pasifik)
APLAC Asia-Pacific Laboratory Accreditation Cooperation (Kerjasama Akerditasi
Laboratorium se Asia Pasifik), lihat Bab 3.3.2.
APLMF Asia-Pacific Legal Metrology Forum (Forum Metrologi Legal Se-Asia Pasifik) lihat
Bab 3.3.3.
APMP Asia Pacific Metrology Programme (Program Metrology Se-Asia Pasifik), lihat Bab
3.3.1.
Artefak Sebuah benda yang dibuat/disiapkan oleh tangan manusia. Contoh artefak yang
dibuat untuk melakukan pengukuran adalah anak timbangan dan mistar.
Badan Standardisasi Nasional Badan yang bertanggungjawab atas penyusunan standar di
Indonesia.
Bahan acuan Bahan atau zat yang satu sifatnya atau lebih cukup homogen dan telah
dibuat dengan baik untuk digunakan dalam kalibrasi peralatan, penilaian metode
pengukuran dan penentuan nilai bahan. [4]
Bahan acuan bersertifikat CRM atau certified reference material, bahan acuan yang
mempunyai sertifikat yang mempunyai satu sifat atau lebih yang nilainya telah
disertifikasi dengan sebuah prosedur yang membuat ketertelusuran ke realisasi satuan
yang akurat di mana nilai tersebut dinyatakan dan masing-masing nilai disertai dengan
nilai ketidakpastian pada tingkat kepercayaan yang ditentukan. [4] lihat Bab 2.1.3.
Bahan acuan primer Bahan acuan yang mempunyai mutu metrologi tertinggi yang
nilainya ditentukan menggunakan metode primer.
Bahan ukur (material measure) Alat yang dimaksudkan untuk memberikan satu atau
lebih nilai yang diketahui dari sebuah besaran secara permanen selama digunakan.
Misalnya anak timbangan, bejana, blok pengukur atau bahan acuan. [4]
Batas kesalahan (untuk peralatan ukur) lihat Kesalahan terbesar yang diperbolehkan.
Besaran berpengaruh Besaran yang bukan besaran yang diukur namun mempengaruhi
hasil pengukuran. [4]
Besaran turunan Besaran yang ditetapkan, dalam sebuah sistem besaran, sebagai
sebuah fungsi dari besaran dasar sistem tersebut. Misalnya kecepatan adalah fungsi dari
panjang dan waktu.
51
Besaran ukur (measurand) Besaran tertentu yang diukur.
Besaran yang dapat diukur Sifat dari fenomena, bentuk, atau zat, yang dapat dikenali
secara kualitatif dan ditentukan secara kuantitatif. [4]
Bidang metrologi Metrologi dibagi dalam 11 bidang. Lihat Bab 2.1.1.
BIPM Bureau International des Poids et Mesures, Biro Internasional untuk Timbangan dan
Takaran, lihat Bab 3.1.1.
BIPM KCDB - Key Comparison Database Lihat Bab 3.1.2.
BIPM key comparison data base: lihat Bab 3.1.2.
BNM Bureau National de Métrologie, lembaga metrologi nasional Perancis.
BSN Lihat Badan Standardisasi Nasional.
CCAUV Consultative Committee for Acoustic, Ultrasound and Vibration – Komite
Konsultatif untuk akustik, ultasonik dan getaran – didirikan pada tahun 1998
CCEM Consultative Committee for Electricity and Magnetism – Komite Konsultatif untuk
kelistrikan dan magnet – didirikan pada tahun 1927.
CCL Consultative Committee for Length – Komite Konsultatif untuk panjang – didirikan
pada tahun 1952.
CCM Consultative Committee for Mass and related quantities – Komite Konsultatif untuk
massa dan besaran yang berkaitan – didirikan pada tahun 1980.
CCPR Consultative Committee for Photometry and Radiometry – Komite Konsultatif
untuk Fotometri dan Radiometri – didirikan pada tahun 1933.
CCQM Consultative Committee for Amount of Substance – Komite Konsultatif Untuk
Jumlah Zat – Metrologi Kimia – didirikan tahun 1993.
CCRI Consultative Committee for Ionising Radiation – Komite Konsultatif untuk Radiasi
Ionisasi – didirikan tahun 1958.
CCT Consultative Committee for Thermometry – Komite Konsultatif untuk Suhu –
didirikan tahun 1937.
CCTF Consultative Committee for Time and Frequency – Komite Konsultatif untuk Waktu
dan Frekuensi – didirikan tahun 1956.
CCU Consultative Committee for Units – Komite Konsultatif untuk Satuan – didirikan
tahun 1964.
CEM Centro Español de Metrología – lembaga metrologi nasional Spanyol
CEN Comité Européene de Normalisation: Organisasi Standardisasi Eropa.
CGPM Conférence Générale des Poids et Mesures – Konferensi Umum Timbangan dan
Takaran. Diadakan pertama kali tahun 1889. Pertemuan diadakan setiap 4 tahun sekali.
Lihat Bab 3.1.1.
CIPM Comité Internationale des Poids et Mesures, lihat Bab 3.1.1.
CIPM MRA Lihat Mutual Recognition Arrangement.
52
CMC Calibration and Measurement Capabilities—Kemampuan Kalibrasi dan Pengukuran,
lihat Bab 3.1.2.
CMI Czech Metrology Institute, lembaga metrologi nasional Republik Ceko.
COOMET Kerjasama lembaga metrologi nasional Asia Eropa. Lihat Bab 3.4.6.
CRM Lihat bahan acuan bersertifikat.
CSIR-NML National Metrology Laboratory – Lembaga metrologi nasional Afrika Selatan
CSIRO-NML Lihat NMIA
Daerah mati (Dead Band) Interval terbesar sebuah stimulan yang dapat diubah tanpa
menghasilkan perubahan pada peralatan ukur.
Detektor Sebuah alat atau zat yang mengindikasikan keberadaan sebuah fenomena
tanpa perlu memberikan nilai dari besaran yang bersangkutan, contoh: kertas litmus. [4]
DFM Dansk Institut for Fundamental Metrologi, lembaga metrologi nasional Denmark.
Dimensi besaran Pernyataan yang menyatakan sebuah besaran turunan dari besaran-
besaran sebagai perkalian dan pangkat faktor-faktor yang menyatakan besaran dasar
sistem tersebut. [4]
Divisi skala (scale division) Bagian dari skala di antara dua tanda skala yang berurutan.
Drift Perubahan perlahan karakteristik metrologi dari sebuah peralatan ukur. [4]
EA European Cooperation for Accreditaion – dibentuk dengan menggabungkan EAL
(European Cooperation for Accreditaion of Laboratories – Kerjasama Eropa untuk
Akreditasi Labortorium) dan EAC (European Accreditation of Certification – Akreditasi
Sertifikasi Eropa) pada bulan Nopember 1997. Lihat Bab 3.4.2.
EAC Lihat EA
EAL Lihat EA
EOTC European Organisation for Conformity Assessment – Organisasi Eropa untuk
Penilaian Kesesuaian.
EPTIS European Proficiency Testing Information System – Sistem Informasi Uji Profisiensi
Eropa, lihat Bab 7.
Eurachem Lihat Bab 3.4.5.
EUROLAB Lihat Bab 3.4.4.
EUROMET (sekarang menjadi EURAMET) Lihat Bab 3.4.1.
Faktor cakupan Lihat Bab 2.1.6.
Faktor Koreksi Faktor yang dikalikan dengan hasil pengukuran belum terkoreksi sebagai
kompensasi kesalahan sistematis. [4]
GLP Good Laboratory Practice – Praktik Laboratorium yang Baik. Salah satu acuan
akreditasi laboratorium dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development).
53
GUM Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement – Panduan Menyatakan
Ketidakpastian Pengukuran. Diterbitkan oleh BIPM, IEC, ISO, OIML dan IFCC, IUPAC dan
IUPAP
GUM, Metode Lihat Bab 2.1.6.
Hasil pengukuran Nilai yang melekat pada besaran ukur, yang didapatkan dari
pengukuran. [4]
Hasil terkoreksi Hasil pengukuran setelah dikoreksi dengan kesalahan sistematis.
IEC International Electrotechnical Commission
IFCC International Federation on Clinical Chemistry – Federasi Internasional Kimia Klinis
ILAC International Laboratory Accreditation Cooperation Lihat Bab 3.1.6.
Interval kalibrasi Interval waktu antara dua kalibrasi berurutan sebuah peralatan ukur.
IPQ Instituto Português da Qualidade, lembaga metrologi nasional Portugal.
IRMM Institute for Reference Material and Measurement – Lembaga Bahan acuan dan
Pengukuran, Pusat Riset Gabungan di bawah Komisi Eropa.
ISO International Organisation for Standardisation – Organisasi Internasional untuk
Standardisasi.
ITDI Industrial Technology Development Institute, lembaga metrologi nasional Filipina.
IUPAP International Union of Pure and Applied Physics – Himpunan internasional Fisika
Murni dan Terapan
JCRB Lihat Bab 3.1.1.
Justervesenet Lembaga metrologi nasional Norwegia.
Kalibrasi Satu set operasi atau rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan,
dalam kondisi tertentu, hubungan antara nilai besaran yang ditunjukkan oleh peralatan
atau sistem ukur dan nilai yang diukur oleh standar.
KAN Lihat Komite Akreditasi Nasional.
KCDB - Key Comparison Database Lihat Bab 3.1.2.
Keberulangan (repeatability) hasil ukur Tingkat kedekatan antarhasil pengukuran
berulang besaran ukur yang sama yang dilakukan pada kondisi pengukuran yang sama.
Keberulangan (repeatability) peralatan ukur Kemampuan sebuah peralatan ukur, pada
kondisi tertentu, untuk memberikan respon yang mirip dalam penggunaan yang berulang
terhadap stimulan yang sama.
Kelas akurasi Kelas peralatan ukur yang memenuhi persyaratan metrologies tertentu
yang dimaksudkan untuk menjaga kesalahan dalam batas-batas tertentu. [4]
Kepresisian Lihat Presisi pengukuran.
Kesalahan acak Hasil dari sebuah pengukuran dikurangi rata-rata yang dihasilkan dari
pengukuran tak terhingga banyaknya dari besaran ukur yang sama yang dilakukan pada
kondisi yang berulang. [4]
54
Kesalahan pengukuran absolut Apabila diperlukan untuk membedakan antara
“kesalahan” dan “kesalahan relatif”, maka digunakan istilah “kesalahan absolut
pengukuran” untuk kesalahan.
Kesalahan pengukuran Hasil pengukuran dikurangi nilai sejati besaran ukur.
Kesalahan relatif Kesalahan pengukuran dibagi dengan nilai sejati besaran ukur.
Kesalahan sistematis (pada alat ukur) Kesalahan sistematis penunjukan alat ukur.
Kesalahan sistematis Kesalahan rata-rata yang dihasilkan dari pengukuran tak berhingga
dari sebuah besaran ukur yang sama yang dilakukan dalam kondisi yang berulang
dikurangi nilai benar besaran ukur tersebut.
Kesalahan terbesar yang diperbolehkan (MPE – Maximum Permissible Error) (dari
peralatan ukur) Nilai kesalahan terbesar yang diperbolehkan oleh spesifikasi,
regulasi/peraturan, dll, untuk peralatan ukur tertentu. [4]
Kesalahan terbesar yang diperbolehkan (untuk alat ukur) Nilai ekstrim kesalahan yang
diperbolehkan untuk peralatan ukur tertentu oleh spesifikasi, regulasi/peraturan, dll. [4]
Ketertelusuran Sifat dari hasil sebuah pengukuran atau nilai sebuah standar yang dapat
dihubungkan kepada acuan tertentu, biasanya sebuah standar nasional atau
internasional, melalui sebuah rantai perbandingan yang tidak terputus yang semuanya
mempunyai ketidakpastian. [4]
Ketidakpastian pengukuran Parameter, yang berkaitan dengan hasil pengukuran, yang
mencirikan penyebaran nilai-nilai yang dapat dianggap mewakili besaran ukur. [4]
Estimasi ketidakpastian berdasarkan panduan GUM biasanya dianggap memadai. [6]
Ketidakpastian terentang Lihat Bab 2.1.6.
KIM-LIPI Lihat Puslit KIM-LIPI.
Komite Akreditasi Nasional Badan akreditasi Indonesia, lihat Bab 3.2.2.
Kondisi acuan Kondisi penggunaan yang diharuskan untuk pengujian unjuk kerja
peralatan ukur atau untuk uji banding hasil pengukuran. [4]
Konferensi Umum Timbangan dan Takaran lihat CGPM
Konstanta peralatan Koefisien yang harus dikalikan dengan penunjukan peralatan ukur
untuk mendapatkan nilai yang ditunjukkan besaran terukur atau koefisien yang
digunakan untuk menghitung nilai besaran terukur.
Konvensi Meter Konvensi internasional yang dimulai pada tahun 1875 untuk memastikan
sistem satuan pengukuran yang seragam secara global. Pada tahun 2003 ada 51 negara
anggota. Lihat Bab 3.1.1.
KRISS Lembaga metrologi nasional Korea Selatan
Laboratorium pihak ketiga Lihat Bab 2.1.7.
Laboratorium primer Laboratorium yang melakukan riset metrologi fundamental yang
diadopsi secara internasional dan merealisasikan serta menjaga standar pada tingkat
internasional tertinggi.
55
Laboratorium terakreditasi Laboratorium yang mendapatkan pengakuan dari pihak
ketiga tentang kompetensi teknik, sistem jaminan mutu yang digunakan dan
ketidakberpihakannya. Lihat Bab 3.1.5.
Laporan kalibrasi Hasil dari sebuah proses kalibrasi dapat dicatat dalam sebuah
dokumen yang kadang-kadang diberi nama sertifikat kalibrasi atau laporan kalibrasi. [4]
Lembaga metrologi national National metrological institute, NMI, lihat Bab 3.1.3.
Measurand Lihat Besaran ukur
METAS Kantor Metrologi dan Akreditasi Federal Swiss, lembaga metrologi nasional Swiss.
Meter Convention Lihat Konvensi Meter
Metode GUM Lihat Bab 2.1.6.
Metode pengukuran Urutan logis kegiatan, diuraikan secara generik, yang digunakan
untuk melakukan pengukuran. [4]
Metode primer Sebuah metode dengan mutu metrologi tertinggi yang apabila
diimplementasikan dapat dijelaskan dan dipahami sepenuhnya dengan komponen
ketidakpastian dalam satuan SI dengan hasil dapat diterima tanpa harus mengacu ke
suatu standar lain.
Metrologi Dari kata Yunani metron yang berarti pengukuran. Ilmu mengenai pengukuran.
Metrologi fundamental Tidak ada definisi internasional dari istilah “metrologi
fundamental” tetapi istilah ini menyatakan tingkatan pengukuran dengan akurasi paling
tinggi dalam disiplin ilmu tertentu, lihat Bab 1.2.
Metrologi ilmiah Kegiatan untuk mengorganisasikan, membangun dan memelihara
standar pengukuran, lihat Bab 1.2.
Metrologi industri Kegiatan untuk memastikan fungsi yang sesuai dari peralatan ukur
yang digunakan di industri serta di proses produksi dan pengujian.
Metrologi legal Kegiatan untuk memastikan akurasi pengukuran bilamana nilai yang
diukur mempengaruhi kesehatan, keselamatan, atau kejujuran perdagangan. Lihat Bab
2.2.
MIRS Lembaga Metrologi dan Standar Slovenia, lembaga metrologi nasional Slovenia.
MRA Lihat Mutual Recognition Arrangement.
Mutual recognition arrangement CIPM MRA untuk standar pengukuran nasional dan
untuk sertifikat kalibrasi dan pengukuran yang diterbitkan oleh NMI, lihat Bab 3.1.2.
Mutual recognition arrangement ILAC lihat Bab 3.1.6.
Nilai (sebuah besaran) Besarnya sebuah besaran tertentu yang biasanya dinyatakan
sebagai satuan pengukuran dikali dengan sebuah bilangan. [4]
Nilai acuan Biasanya merupakan bagian dari kondisi acuan sebuah peralatan.
Nilai koreksi Nilai yang ditambahkan secara aljabar terhadap hasil pengukuran yang
belum dikoreksi untuk kompensasi kesalahan sistematis. [4]
Nilai nominal Nilai yang dibulatkan atau diperkirakan sebagai sebuah karaterisktik
sebuah peralatan ukur yang memberikan panduan untuk penggunannya.
56
Nilai sejati konvensional (dari sebuah besaran) Nilai yang diberikan kepada sebuah
besaran tertentu dan diterima melalui konvensi dan memiliki ketidakpastian yang sesuai
untuk tujuan yang dimaksud. Kadang-kadang disebut juga assigned value, perkiraan
terbaik, nilai konvensional atau nilai acuan [4]
Nilai transformasi (sebuah besaran ukur) Nilai dari sebuah sinyal yang mewakili besaran
ukur. [4]
Nilai turunan Kondisi penggunaan untuk menjaga karakteristik metrologi sebuah
peralatan ukur supaya tetap dalam batas-batas tertentu.
NIMT National Institute of Metrology (Thailand), lembaga metrologi nasional Thailand.
NIST National Institute of Standards and Technology, lembaga metrologi nasional
Amerika Serikat.
NMI Singkatan dalam bahasa Inggris yang sering digunakan untuk lembaga metrologi
nasional (national metrological institute) sebuah negara, lihat Bab 3.1.3.
NMIA National Measurement Institute of Australia (dulu CSIRO-NML), lembaga metrologi
nasional Australia, di bawah Departemen Perindustrian, Wisata, dan Sumber Daya.
NMIJ National Metrology Institute of Japan, lembaga metrologi nasional Jepang.
NMI-VSL Nederlands Meetinstitut – Van Swinden Laboratorium, lembaga metrologi
nasional negeri Belanda.
Nominal Lihat Nilai nominal.
NPL National Physical Laboratory, lembaga metrologi nasional Inggris.
NRC National Research Council, Institute for National Measurement Standard, lembaga
metrologi nasional Kanada.
OAS Organisation negara-negara Amerika.
OIML Organisation Intenationale de Métrologie Légale, Organisasi metroologi legal
internasional.
Pangkalan data uji banding kunci BIPM – BIPM Key Comparison Database Lihat Bab
3.1.2.
Pemeliharaan standar pengukuran Serangkaian tindakan yang diperlukan untuk
menjaga karakteristik metrologi standar pengukuran supaya tetap dalam batasan
tertentu. [4]
Pencegahan Lihat Tindakan pencegahan
Pengaturan peralatan ukur Proses yang dilakukan untuk membuat peralatan ukur
berada dalam kondisi yang sesuai dengan fungsinya.
Pengujian Prosedur teknis yang berisi penentuan satu karakteristik atau lebih dari
sebuah produk, proses atau layanan, sesuai dengan prosedur yang dipersyaratkan.
Pengukuran Serangkaian kegiatan untuk menentukan nilai suatu besaran. [4]
Penilaian kesesuaian Kegiatan yang memberikan bukti bahwa persyaratan tertentu yang
berhubungan dengan sebuah produk, proses, sistem, orang atau badan dapat dipenuhi,
yaitu pesyaratan pengujian, inspeksi, sertifikasi produk, personil dan sistem manajemen,
lihat Bab 2.1.7.
57
Penunjukan peralatan ukur Nilai besaran terukur yang ditunjukkan oleh peralatan ukur.
[4]
Penyimpangan Nilai dikurangi nilai acuan. [4]
Peralatan ukur Alat yang dimaksudkan untuk melakukan pengukuran, baik sendiri
maupun dengan alat bantu lain.
Presisi pengukuran Kedekatan nilai-nilai ukur yang didapatkan dari pengukuran berulang
pada suatu besaran yang dilakukan pada kondisi tertentu. [4]
Prinsip pengukuran Dasar ilmiah dari sebuah metode pengukuran. [4]
Profisiensi Lihat Uji profisiensi laboratorium.
Prosedur pengukuran Serangkaian kegiatan yang digunakan dalam melakukan
pengukuran menurut metode tertentu. [4]
Prototipe Artefak yang mendefinisikan sebuah satuan pengukuran. Prototipe kilogram
(anak timbangan 1 kilogram) di Paris merupakan satu-satunya prototipe dalam sistem
satuan SI.
PTB Physikalisch-Technische Bundesanstalt, lembaga metrologi nasional negara Jerman.
PTS Proficiency Testing Scheme, lihat Bab 7.
Puslit KIM-LIPI Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi-Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, lembaga metrologi nasional Indonesia, lihat Bab 5.1.1.
Quantity Besaran.
Random error Lihat Kesalahan acak.
Rantai ketertelusuran Rantai perbandingan yang tidak terputus yang didefinisikan
dalam ketertelusuran. [4]
Rantai pengukuran Serangkaian elemen dari suatu peralatan ukur atau sistem
pengukuran yang membentuk jalur sinyal pengukuran dari input hingga ke output.
Realisasi satuan Lihat Bab 2.1.2.
Rentang skala Rangkaian nilai yang dibatasi oleh penunjukan paling pinggir dari sebuah
peralatan ukur analog.
Reprodusibilitas hasil-hasil pengukuran Tingkat kedekatan hasil pengukuran besaran
ukur yang sama yang dilakukan pada kondisi pengukuran yang berubah. [4]
Resolusi sistem pengukuran Perubahan terkecil dalam nilai suatu besaran yang diukur
oleh suatu sistem pengukuran yang dapat menimbulkan perubahan yang bisa diamati
pada penunjukannya. [4]
Resolusi tampilan Perubahan terkecil antara penunjukan-penunjukan suatu tampilan
yang dapat dibedakan. [4]
Respons Sinyal input atau masukan untuk sebuah sistem pengukuran dapat disebut
stimulan, dan sinyal output atau keluaran dapat disebut respon.
Riwayat kalibrasi peralatan ukur Catatan lengkap hasil kalibrasi dari sebuah peralatan
ukur selama periode waktu yang lama untuk dapat mengevaluasi stabilitas jangka
panjang dari peralatan tersebut.
58
RMO Regional Metrology Organisation, organisasi metrologi regional. Lihat Bab 3.2 dan
selanjutnya.
SADCMET Southern African Development Community Cooperation in Measurement
Traceability. Lihat Bab 3.6.1.
Satuan dasar (pengukuran) Satuan pengukuran untuk besaran dasar dalam sebuah
sistem besaran. [4]
Satuan pengukuran Besaran tertentu yang didefinisikan dan diadopsi melalui sebuah
konvensi untuk dibandingkan dengan besaran lain untuk menyatakan besarnya nilai
relatif terhadap besaran tersebut. [4] Lihat Bab 4.
Satuan pengukuran di luar sistem Satuan pengukuran yang tidak ada dalam sistem
satuan terkait. [4]
Satuan pengukuran turunan yang koheren Satuan pengukuran turunan yang dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari satuan dasar dengan pangkat dengan koefisien
proporsionalitas 1. [4]
Satuan SI Sebuah satuan dalam SI. Lihat Bab 4.
Satuan turunan (pengukuran) Lihat Bab 4.2.
Scale division Lihat Divisi skala
SCSC APEC Sub-committee on Standard and Conformance, Sub-Komisi Standar dan
Kesesuaian.
Sejarah peralatan ukur Lihat riwayat kalibrasi.
Sensor Elemen dalam sebuah peralatan ukur atau rantai pengukuran yang secara
langsung dipengaruhi oleh besaran ukur. [4]
Sertifikat kalibrasi: Hasil dari sebuah proses kalibrasi dapat dicatat dalam sebuah
dokumen yang kadang-kadang diberi nama sertifikat kalibrasi atau laporan kalibrasi. [4]
SI Sistem Internasional Satuan, kelanjutan dari definisi formal semua satuan dasar SI,
yang disetujui oleh CGPM, lihat Bab 4.
SIM Sistem Metrologi Interamerika, lihat Bab 3.5.1.
Simpangan baku (standard deviation) eksperimental Parameter dari suatu rangkaian n
pengukuran pada besaran yang sama, yang mencirikan penyebaran hasil dan dihitung
dengan rumus untuk simpangan baku.
SIRIM Berhad Standards & Industrial Research Institute of Malaysia Berhad, lembaga
metrologi nasional Malaysia
Sistem metrik Sistem pengukuran berdasarkan pada meter dan kilogram, yang kemudian
dijadikan SI, lihat Bab 4.
Sistem MKSA Seebuah sistem satuan pengukuran yang berdasarkan pada meter,
kilogram, sekon dan ampere. Pada tahun 1954 sistem ini diperluas dengan memasukkan
kelvin dan candela kemudian diberi nama SI, lihat Bab 4.
Sistem pengukuran Serangkaian peralatan ukur dan peralatan lain yang disusun untuk
melakukan pengukuran tertentu. [4]
59
Sistem satuan pengukuran Sejumlah satuan dasar dan satuan turunan yang didefinisikan
sesuai dengan aturan yang diberikan untuk sistem nilai.
Skema uji profisiensi Lihat PTS.
Span Modulus dari perbedaan antara dua batas dari sebuah rentang nominal. [4]
Spasi skala Jarak antara dua tanda skala yang berurutan, diukur sepanjang garis yang
sama dengan panjang skala. [4]
SPRING Singapore Standards, Productivity and Innovation Board of Singapore, lembaga
metrologi nasional Singapura
Stabilitas Kemampuan sebuah peralatan ukur untuk menjaga karakteristik metrologisnya
sepanjang kurun waktu tertentu.
Standar acuan Secara umum, standar dengan mutu metrologi tertinggi yang dapat
diakses di tempat atau organisasi tertentu, yang menjadi acuan pengukuran di lokasi
tersebut. [4] Lihat Bab 2.1.2.
Standar antara Standar yang digunakan sebagai penghubung untuk membandingkan
standar-standar lain. [4]
Standar bergerak Standar yang kadang-kadang secara khusus dibuat untuk perbandingan
antarstandar yang terletak di lokasi yang berbeda.
Standar kerja Standar yang biasanya digunakan untuk mengalibrasi atau mengecek
bahan ukur, peralatan ukur atau bahan acuan. [4]
Standar majemuk Serangkaian bahan ukur atau alat ukur yang mirip yang jika digunakan
bersama-sama membentuk suatu standar.
Standar pengecekan Standar kerja yang digunakan scara rutin untuk memastikan
pengukuran dilakukan dengan benar. [4]
Standar pengukuran Benda ukur, alat ukur, bahan acuan atau sistem pengukuran yang
dimaksudkan untuk mendefinisikan, merealisasikan, menyimpan atau mereproduksi
suatu satuan atau nilai-nilai besaran tertentu sebagai acuan
Standar pengukuran internasional Standar yang oleh kesepakatan internasional diakui
sesuai untuk digunakan secara internasional sebagai dasar untuk menentukan nilai
standar lain pada nilai tertentu.
Standar pengukuran nasional Standar yang diakui dengan keputusan nasional untuk
menjadi dasar pemberian nilai besaran terkait kepada standar lain
Standar primer standar yang dipilih atau yang diakui secara luas mempunyai mutu
metrologi tertinggi yang nilainya dapat diterima tanpa mengacu ke standar lain dari
besaran yang sama [4]. Lihat 2.1.2.
Standar sekunder Standar yang nilainya didapatkan dari perbandingan dengan standar
primer besaran yang sama. [4]
Stimulan Sinyal input atau masukan untuk sebuah sistem pengukuran dapat disebut
stimulan dan sinyal output atau keluaran disebut respons.
TBT Technical barrier to trade - hambatan teknis perdagangan.
Traceability Lihat ketertelusuran.
60
Transfer standard Lihat Standar antara.
Transparansi Kemampuan sebuah peralatan ukur untuk tidak mengubah besaran ukur.
[4]
Uji profisiensi laboratorium Penentuan kapabilitas pengujian sebuah laboratorium
dengan membandingkan pengujian yang dilakukan antara dua laboratorium.
VIM Kosakata Internasional Istilah Dasar dan Umum Metrologi. [4]
VMI Vietnam Metrology Institute, lembaga metrologi nasional Vietnam.
WELMEC Lihat Bab 3.4.3.
Working standard Lihat standar kerja.
WTO World Trade Organisation (Organisasi Perdagangan Dunia).
61
7 Informasi tentang Metrologi
Informasi tentang … Sumber Kontak
Metrologi teknis di Puslit KIM-LIPI www.kim.lipi.go.id
Indonesia Telp. 021-7560562 ext. 3015
Fax 021-7560568
Standardisasi di BSN Badan Standardisasi www.bsn.or.id
Indonesia Nasional Telp. 021-5747043
Fax 021-5747045
Akreditasi KAN Komite Akreditasi www.bsn.or.id
laboratorium di Nasional
Indonesia
Metrologi legal di Direktorat Metrologi, Telp. 022-4202773
Indonesia Departemen Perdagangan Fax. 022-4207035, 42667557
Akreditasi di Eropa EA European Cooperation in Sekretariat: COFRAC 37 rue
Laboratorium Accreditation de Lyon, FR-75012 Paris
terakreditasi www.european-
accreditation.org
Akreditasi di Amerika IAAC Inter American www.iaac.accreditaion.org
Accreditation Cooperation
Akreditasi di Asia APLAC Asia Pacific www.ianz.govt.nz/aplac/
Pasifik Laboratory Accreditation
Cooperation
Kimia analitik dan EURACHEM www.eurachem.ul.pt
permasalahan yang
berhubungan dengan
mutu in Eropa
Proyek teknis dan uji Direktori EURAMET www.euramet.org
banding EUROMET
Peraturan Komunitas Jurnal resmi Komunitas www.europa.e.u.int/eurlex/e
Eropa – Metrologi Eropa terminal data CELEX n/lif/reg/en_register_133012.
html
Badan standardisasi CEN (European Committee www.cenorm.be
nasional Eropa for Standardization – Komisi
Eropa untuk Standardisasi)
Organisasi metrologi SIM Inter American www.sim.metrologia.org.br
regional se Amerika Metrology system
Organisasi metrologi BIPM Bureau International Pavillon de Breteuil, F-92312
internasional des Poids et Mesures Sevres Cedex, France
www.bipm.fr
62
Informasi tentang … Sumber Kontak
Terminal data uji Diterbitkan dalam www.bipm.fr/kcdb
banding kunci Metrologia dan terminal
data ujibaanding kunci BIPM
Metrologi legal di Asia APLMF (Asia Pacific Legal www.aplmf.org/index.shtml
pasifik Metrology Forum – Forum
Metrologi legal Asia Pasifik)
Metrologi legal di WELMEC Sekretariat WELMEC
Eropa www.welmec.org
Metrologi legal OIML Sekertariat di BIPM, Paris,
internasional www.oiml.org
Laboratorium EUROLAB www.eurolab.org
pemgukuran,
pengujian dan analitik
di Eropa
Lembaga metrologi BIPM www.bipm.org
nasional
Lembaga metrologi SADCMET www.bipm.org
nasional di Afrika
Lembaga metrologi SIM www.sim.metrologia.org.br
nasional di amerika
Lembaga metrologi APMP www.apmpweb.org
nasional di Asia Pasifik
Lembaga metrologi Direktori EUROMET www.euromet.org
nasional di Eropa
Uji profisiensi yang EPTIS - European www.eptis.bam.de
diselenggarakan Proficiency Testing
secara berkala oleh Information system – Sistem
EU Informasi ujji profisiensi
Eropa.
Bahan acuan untuk IRMM terminal data COMAR www.irmm.jrc.be
analisa kimia
Organisasi metrologi BIPM www.bipm.org go to useful
regional links
Panduan regulasi Proyek RegMet www.regmet.dk dan
www.euromet.org
Standard ISO www.iso.ch
Hambatan teknis EC DG Trade terminal data mkaccdb.eu.int
perdagangan - TBT Akses Pasar
Sistem Internasional BIPM www.bipm.fr
simbol, konstanta,dlll Buku merah IUPAP www.iupap.org/commissions
63
8 Daftar Pustaka
Daftar pustaka ditulis sesuai nomor acuan [X]
[1] Geoffrey Williams, Dr. University Oxford, “The Assessment of the Economic Role of
Measurement and Testing in Modern Society”, Final Report, European Commission DG
Research, Contrat G6MA-2000-2002, July 2002.
[3] CCQM: Report of the President of the Comite Consulatif pour la Quantite de Matiere,
April 1995.
[4] BIPM, IEC, ISO, IUPAC, IUPAP, OIML: International Vocabulary of Basic and General
Term in Metrology, 2nd Edition 1993, ISBN 92-67---01075-1.
[5] ISO: Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement, First Edition 1995, ISBN
92067-10188-9
[6] ISO/IEC 17025, General requirements for the competence of testing and calibration
laboratories, 1999
[7] Preben Howarth: “Metrology in Short”, first edition 1999, ISBN 87-988154-0-7
64