Kurikulum dan Teknologi Pendidikan/Non-Reguler/2008
A. IDENTITAS INSTITUSI PENDIDIKAN YANG DIOBSERVASI
Nama Institusi : Taman Kanak-Kanak “Ceria” Alamat Institusi : Gedung Daksinapati lantai 1, Kampus A Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur Kelas yang diobservasi : Kelas Bahagia (rentang usia antara 5-6 tahun) Guru yang mengajar : 2 orang mahasiswi semester 5 Pendidikan Anak Usia Dini (Putri dan Wike) Jumlah anak yang hadir ketika observasi : 4 orang anak (3 laki-laki,1 perempuan) Waktu observasi : Kamis,2 September 2010, dari pukul 14:00 sampai 16:00 WIB
B. KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI DALAM KELAS
Pukul 14:00 sampai 14:20 Proses pembelajaran di TK ini dimulai pada pukul 14:00 WIB. Namun,sebelum jam pelajaran di mulai, ternyata sudah ada beberapa anak yang telah hadir dan bermain di dalam kelas bersama Ibunya. Ketika jam menunjukkan tepat pukul 14:00 WIB, guru memasuki kelas dan mulai mengkondisikan kelas untuk memulai pembelajaran. Yang pertama kali memasuki kelas adalah Ibu Putri. Anak-anak yang berada di dalam kelas baru berjumlah tiga orang anak(2 laki-laki dan 1 orang perempuan). Mereka terlihat begitu asyik bermain bersama. Karena waktu belajar sudah dimulai, maka Ibu Putri harus menyiapkan anak-anak tersebut untuk siap menerima pelajaran. Namun,karena masih begitu dini dan memiliki tingkat egositas yang tinggi, anak-anak tersebut masih terus bermain walaupun telah diminta untuk fokus berada di lingkaran dan memulai bersiap-siap untuk belajar. Tidak kekurangan akal, Ibu Putri pun mengajak anak-anak yang masih asyik dengan mainannya untuk merapikan mainan yang tercecer di lantai. Ia mengajak anak-anak tersebut bermain adu cepat dalam membereskan mainan. Metode yang digunakan dalam menguasai kelas di taman kanak-kanak memang harus berdasarkan permainan dan suasana yang menyenangkan, karena di usia kanak-kanak,seorang anak sedang dalam tahap mengeksplorasi diri dan lingkungannya. Hanya satu orang anak yang tertarikuntuk bermain adu cepat membereskan mainan dengan Ibu Putri, dua yang lain memilih untuk menggambar di bagian kelas yang lain. Karena anak-anak masih ingin bermain dan melakukan hal yang mereka sukai, Ibu Putri pun mengajak anak-anak tersebut berbicara dan melakukan negoisasi waktu, karena apabila dibiarkan terus bermain, maka pembelajaran di kelas tidak dapat dimulai. Dengan sedikit berargumentasi,akhirnya anak-anak tersebut setuju untuk bermain selama 15 menit,setelah itu mereka pun siap untuk belajar. Di waktu 15 menit tersebut, satu orang anak asyik menggambar, dan dua orang lainnya sedang berebut buku bacaan. Agar tidak terjadi perkelahian, Ibu Putri mengambil buku yang sedang direbut dan membacakan cerita yang ada di dalam buku kepada anak-anak yang berebut buku tadi. Tidak lama kemudian, satu orang guru lainnya, yakni Ibu Wike pun datang dan menemani anak yang sedang asyik menggambar sambil menanyakan apa yang sedang digambarnya. Selang beberapa waktu, dua orang anak pun masuk dan ikut bergabung di kelas,mereka mulai mengambil untuk bermain bersama anak-anak yang lain. Guru-guru yang berasal dari kelas yang berbeda pun masuk dan menemani anak-anak tersebut bermain dan kemudian membujuk anak-anak yang bukan berasal dari kelas Bahagia untuk bermain di dalam kelasnya sendiri. Walaupun anak-anak tersebut agak keberatan dan terus ingin bermain di kelas Bahagia, dengan bujukkan guru-gurunya mereka pun setuju untuk bermain di ruang kelasnya sendiri. Dalam memulai pembelajaran di taman kanak-kanak, guru dituntut untuk kreatif dalam menguasai kelas. Karena anak-anak usia pra-sekolah tidak dapat dipaksakan untuk duduk diam dan mendengarkan guru. Mereka harus diberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mengembangkan minat serta bakatnya. Yang terpenting adalah, guru di kelas dapat memasukkan muatan-muatan pembelajaran ketika anak sedang bermain serta terus mendampingi anak-anak tersebut tanpa harus membatasi ruang gerak mereka.