You are on page 1of 52

c c

   



 c  
Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
negara dan mengembangkan manusia seutuhnya dengan menciptakan manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berprilaku baik,
berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan serta memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi di masyarakat, berbangsa dan bernegara. Jadi tujuan
pendidikan tersebut harus dicapai melalui berbagai jenis dan jenjang pendidikan
yang ada. Penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan
harus ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Oleh karena itu,
sumber daya manusia menjadi salah satu aspek yang sangat besar peranannya
dalam kemajuan suatu bangsa, karena dengan semakin berkualitasnya sumber-
sumber daya manusia yang kita miliki, maka semakin maju bangsa tersebut.
Upaya yang dapat dilakukan pemerintah di dalam meningkatkan mutu
sumber daya manusia melalui bidang pendidikan adalah meningkatkan mutu dan
keprofesionalan seorang tenaga pendidik, sebab tenaga pendidik memegang
peranan penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, seorang tenaga
pendidik harus dapat mengembangkan potensi atau kemampuan yang terdapat
dalam diri siswa agar dapat menciptakan suatu keterampilan-keterampilan baru
yang berguna bagi dirinya dan negaranya. Selain itu, seorang pendidik juga
dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas agar dapat
menyampaikan suatu materi pelajaran dengan baik sehingga para siswa menjadi
paham dan mengerti isi materi pelajaran tersebut. Guru juga sebaiknya memiliki
keterampilan-keterampilan dalam kegiatan belajar mengajar, agar para siswa tidak
jenuh dengan pelajaran yang dibawakan oleh guru tersebut. Untuk menjadi
seorang tenaga pendidik yang profesional tentunya dilakukan melalui suatu
latihan, latihan dan latihan secara terus menerus guna meningkatkan mutu seorang
pengajar.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses terintegrasi
dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Oleh karena
itu, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja sebagai salah satu
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mulai mengusahakan suatu
program PPL bertahap dan terpadu sebelum melakukan PPL-Real. Langkah-
langkah yang ditempuh untuk menumbuhkan jiwa mahasiswa sebagai calon
seorang guru yaitu pertama dilakukannya program PPL-Awal di sekolah latihan,
kemudian pelatihan keterampilan dasar mengajar (Pengajaran Mikro) di kampus
dan PPL-Real. PPL-Awal merupakan program pelatihan lebih awal yang
mengkondisikan mahasiswa untuk mengenal lingkungan fisik dan non fisik
sekolah yang mana mahasiswa pahami dan alami secara dini serta untuk mengenal
pola tingkah laku para siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam
kegiatan pelatihan ini, mahasiswa melakukan observasi, wawancara, diskusi,
bahkan juga ikut berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan di sekolah bersangkutan. Setelah proses PPL-awal dan tahapan lainnya
terlaksana, untuk melanjutkan pengenalan seorang calon guru, maka calon guru
tersebut harus terjun ke lapangan secara langsung untuk mengaplikasikan ilmu
yang didapat selama mengikuti perkuliahan ke dalam bentuk pengabdian
sekaligus pelatihan di sekolah-sekolah yang mana kegiatan ini dikenal dengan
PPL- Real.
PPL-Real merupakan suatu tahap yang dapat memberikan kesempatan
bagi mahasiswa calon tenaga pendidik untuk menerapkan segala teori yang telah
diperoleh di bangku kuliah. Agar menjadi guru yang berdedikasi tinggi, maka
melalui PPL-Real yang dilakukan dengan sistem magang selama 3 bulan (± 14
minggu) mahasiswa calon guru diharapkan memiliki empat kompetensi yaitu; (1)
Kompetensi Professional, berupa kemampuan untuk mengelola proses belajar
mengajar (PBM), meliputi persiapan mengajar tertulis seperti merumuskan
indikator pencapaian hasil belajar, organisasi materi pembelajaran, strategi
pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, alat evaluasi dan buku
sumber acuan materi pembelajaran; (2) Kompetensi Personal, yang berkaitan
dengan sikap kepribadian, minat, disiplin diri dalam mengembangkan tugas dan
dan tanggung jawab sesuai dengan tuntunan etika seorang guru; (3) Kompetensi
Sosial, berupa kemampuan untuk membina lingkungan atau hubungan sosial yang
baik dengan masyarakat sekolah, maupun masyarakat luas; dan (4) Kompetensi
Pedagogik, berupa kompetensi pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) secara
utuh untuk memperoleh hasil yang optimal.
Dalam laporan ini, penulis menyajikan gambaran umum mengenai
kegiatan dan observasi selama melaksanakan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar.
Laporan ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari tempat (sekolah latihan)
penulis melaksanakan PPL-Real.

            


Pada hakekatnya PPL Real ini memiliki tujuan yang bisa menjadikan
arahan dan sebagai pedoman atau gambaran dalam pelaksanaan tugas sebagai
seorang guru yang mempunyai sebuah keprofesionalan sebagai tenaga pendidik.
Adapun tujuan dari pelaksanaan PPL Real ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum tujuan pelaksanaan PPL Real adalah sebagai wahana bagi
mahasiswa calon guru untuk berlatih agar memiliki kemampuan
mempragakan kinerja dalam situasi yang nyata, baik dalam kegiatan
mengajar maupun tugas-tugas keguruan yang lain sesuai tuntutan standar
pendidikan nasional/ lembaga.
1.2.2 Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan pelaksanaan PPLReal adalah agar mahasiswa :
a) Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif, akademik,
sosial psikologis sekolah dan sistem pengelolaan yang dikembangkan.
b) Menguasai dan mampu mengembangkan berbagai keterampilan dasar
mengajar.
c) Dapat menerapkan berbagai kemampuan pofesional keguruan secara
utuh dan terpadu dalam situasi nyata.
d) Mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial di lingkungan
sekolah.
e) Mampu mengembangkan kompetensi pembelajaran bidang studi yang
menjadi spesialisasinya.
f) Menarik kesimpulan dari penghayatan dan pengalaman selama
pelatihan melalui refleksi dan menuangkan hasil refleksi itu dalam
sebuah laporan.
1.2.3 Tujuan Penulisan Laporan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.
a) Memenuhi tugas akhir bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan
kegiatan PPL-Real disekolah mitra.
b) Memberikan gambaran singkat tentang keadaan sekolah mitra dan
pengalaman-pengalaman yang diperoleh mahasiswa di tempat
pelaksanaan PPL-Real tersebut.

            


Pada dasarnya ada tiga manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan PPL-Real
ini yaitu antara lain :
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. PPL merupakan kesempatan yang dapat digunakan untuk menerapkan
semua ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah pada situasi dan
kondisi nyata di lapangan yaitu di sekolah tempat dilaksanakannya PPL
tersebut
b. Berbagai pengalaman yang berhasil diserap dalam PPL secara langsung/
tidak langsung akan bermakna bagi lulusan dalam mengemban tugas di
masyarakat.
c. Dapat belajar memahami berbagai karakter siswa-siswi, baik di kelas
maupun di luar kelas dan secara tidak langsung guna melatih kesabaran
untuk dapat membimbing siswa-siswi sekolah;
d. Dapat meningkatkan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap calon
guru;
e. Dapat menerapkan teori-teori yang selama ini didapat dibangku kuliah
untuk dapat diterapkan dilapangan dalam kegiatan belajar mengajar secara
nyata.
1.3.2 Bagi Sekolah Mitra
Pelaksanaan PPL Real ini juga dapat dirasakan manfaatnya bagi sekolah
dimana PPL ini dilaksanakan. Adapun manfaat yang dapat dirasakan untuk
sekolah tempat dilaksanakannya PPL Real ini adalah sebagai berikut.
a. Membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
b. Dalam prakteknya, mahasiswa PPL membawa model-model pembelajaran
yang baru dan lebih inovatif, sehingga sekolah dapat menjadikannya
sebagai pembanding dengan model pembelajaran yang selama ini
diterapkan di sekolah.
1.3.3 Bagi Lembaga
PPL adalah salah satu upaya untuk melahirkan dan mempersiapkan calon
guru/tenaga pendidik yang siap pakai, profesional dan handal sebagai keluaran
yang berkualitas, sehingga Lembaga Pendidikan UNDIKSHA Negeri Singaraja
dapat menjaga mutu dan kualitas hasil didikannya.


















c c
 c   !   c " 


 #   
Kegiatan PPL-Real dilaksanakan selama × 3 bulan, selama itu selain
praktek mengajar, mahasiswa juga melakukan observasi terhadap sekolah latihan.
Hasil observasi tersebut secara lebih jelas dapat dijabarkan sebagai berikut.
SMAN 2 Banjar merupakan sekolah menengah atas kedua yang didirikan di
kecamatan Banjar setelah SMAN 1 Banjar yang terletak di desa Banyuatis.
Sekolah ini berdiri pada tahun pelajaran 2002-2003. Berdirinya sekolah ini
diprakarsai oleh masyarakat Banjar.
Pada tanggal 11 Desember 2002 dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten
Buleleng, Bapak Gubernur meninjau SMA Negeri 2 Banjar. Pada saat itu
dilakukan pembukaan selubung papan nama SMA Negeri 2 Banjar oleh Bapak
Gubernur. Berdasarkan pada hal tersebut maka disepakatilah tanggal 11 Desember
sebagai tanggal berdirinya SMA Negeri 2 Banjar dan digunakan sebagai hari jadi
SMA Negeri 2 Banjar. Keberadaan SMA Negeri 2 Banjar dipertegas kembali
dengan turunnya Surat Keputusan Bupati Buleleng No. 477 tanggal 2 September
2003.
Pada awal tahun pelajaran 2002-2003 SMA Negeri 2 Banjar mulai
menerima siswa baru, namun pada saat itu SMAN 2 Banjar belum memiliki
gedung sendiri. SD No. 1 Banjar adalah gedung pertama yang digunakan untuk
proses belajar, setelah itu pada bulan Oktober 2002 SMA Negeri 2 Banjar pindah
ke SD N 8 Banjar. Hal itu disebabkan karena adanya program  .
Namun, pada awal tahun 2007, yakni semester genap tahun pelajaran 2006 -
2007 seluruh siswa SMA Negeri 2 Banjar telah belajar di lokasi yang baru yang
berada di Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar. Lokasi ini menjadi lokasi tetap yang
akan terus ditempati oleh SMAN 2 Banjar. Adapun yang menjabat sebagai Kepala
SMA Negeri 2 Banjar dari awal SMA Negeri 2 Banjar dari awal berdiri adalah
Drs. Ketut Suka K. Pada tahun 2009 Drs. Ketut Suka K. digantikan oleh Drs. Putu
Arimbawa yang menjabat sampai sekarang ini.
Selama berdirinya dari tahun 2002, SMAN 2 Banjar telah menamatkan
siswa sebanyak 5 kali. Pada tahun pelajaran 2009-2010 SMA Negeri 2 Banjar
mendapat kepercayaan sebagai rintisan sekolah kategori mandiri (RSKM).
Kepercayaan ini tentunya hasil kerja keras dari seluruh pihak dan staf yang
bekerja di SMA Negeri 2 Banjar dan yang mendasari semua itu adalah visi dan
misi sekolah, yaitu
a) Visi Sekolah
Visi dari SMA Negeri 2 Banjar adalah ³ Santun Dalam Prilaku - Unggul
dalam Prestasi´
b) Misi Sekolah
Misi SMA Negeri 2 Banjar adalah:
- Mendisiplinkan semua warga sekolah
- Mengembangkan pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif
- Mengoptimalkan peranserta masyarakat dalam pendidikan
Banyak hal yang perlu disiapkan untuk melaksanakan amanat sebagai
RSKM, sebelum nantinya menjadi sekolah mandiri. Dalam tata kepemimpinan
sekolah, SMAN 2 Banjar berpedoman pada program sekolah (m  ). Profil
SMA Negeri 2 Banjar secara lebih rinci dapat dilihat pada m  







Gambar 1. Visi dan misi SMA N 2 Banjar
    $ %& &%  ' 
Suatu organisasi umumnya memiliki pimpinan yang berfungsi untuk
memimpin dan mengendalikan arah atau tujuan organisasi tersebut. Untuk itu
diperlukan struktur organisasi sekolah yang dapat memudahkan untuk melihat
sistem kinerja dalam sekolah itu sendiri mulai dari kepala sekolah sampai bagian-
bagian yang lain. Begitu juga yang terjadi di SMA Negeri 2 Banjar. Dalam
menjalankan tugasnya, Kepala Sekolah dibantu oleh staf-stafnya, yaitu:
a. Bagian Kurikulum yang dijabat oleh Drs. Putu Widiarsa.
b. Bagian Sarana Prasarana yang dijabat oleh Drs. Made Sudiatadi.
c. Bagian Humas dijabat oleh Ida Komang Indra, S.Pd.
d. Bagian Kesiswaan dijabat oleh Gede Damar, S.Pd.
e. Ketua Tata Usaha yang dijabat oleh Ketut Suwitri.
f. Wali Kelas.
g. Guru Mata Pelajaran.
Secara lebih rinci, struktur organisasi, tata koordinasi serta mekanisme
kerja dari organisasi SMA Negeri 2 Banjar dapat dilihat pada m   . Tugas
dan wewenang yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah dan stafnya
berdasarkan struktur organisasi SMA Negeri 2 Banjar, secara lebih rinci dapat
dilihat pada m   .

  %  (%&% )  %    ' 


Pelaksanaan observasi-orientasi lapangan yang dilakukan selama 2 minggu
pertama sejak mahasiswa diterjunkan di sekolah latihan bertujuan agar mahasiswa
calon guru menjadi lebih akrab dengan lingkungan sekolah tempat mahasiswa
praktek. Dalam kegiatan ini, mahasiswa dibimbing oleh guru pamong untuk
mendapatkan pengalaman atau informasi yang berkaitan dengan kondisi fisik
maupun non fisik sekolah. Adapun data kondisi fisik dan non fisik SMA Negeri 2
Banjar adalah sebagai berikut.
 
! ) (%&%  ' 
Adapun hasil yang diperoleh penulis selama melakukan orientasi dan
observasi di SMA Negeri 2 Banjar mengenai unsur fisik dan non fisik sekolah
adalah sebagai berikut.
 
& (%&%) (%&%  ' 
1. Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Banjar
2. Alamat : Banjar Tegehe, kec Banjar, kab
Buleleng
3. Status Sekolah : Negeri
4. Luas Tanah : 10.000 m2
5. Lapangan : 2.700 m2
6. Kebun : 5,880 m2
7. Jumlah Ruang Kelas : 15 ruang kelas
8. Ukuran Ruang Kelas : 72 m2
9. Bangunan lain yang ada :
a. Ruang Kepala Sekolah Luasnya : 36 m2
b. Ruang Tata Usaha Luasnya : 18 m2
c. Ruang Tamu Luasnya : 20 m2
d. Laboratorium Fisika Luasnya : 80 m2
e. Biologi Luasnya : 80 m2
f. Ruang Guru/Ruang Osis/
Ruang BK/Ruang UKS Luasnya : 180 m2
g. Ruang Komputer Luasnya : 72 m2
h. Padmasana Luasnya : 74 m2
i. Kantin Luasnya : 27 m2
j. WC Guru/Pegawai L Luasnya : 2,25 m2
k. WC Guru/pegawai P Luasnya : 2,25 m2
l. WC Siswa L Luasnya : 30 m2
m. WC Siswa P Luasnya : 184 m2
n. Penunggu Karang Luasnya : 4 m2
o. Pos Satpam Luasnya : 2,25 m2

8. Lapangan Olahraga
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pembelajaran,
khususnya mata pelajaran olahraga dan beberapa ekstra kurikuler, SMA
Negeri 2 Banjar memiliki satu buah lapangan. Di SMA Negeri 2 Banjar
terdapat 1 lapangan seluas 2700 m². Lapangan ini terletak di depan gedung
sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran olahraga, lapangan tersebut
digunakan sebagai area yang multi fungsi yaitu sebagai tempat latihan
pramuka, PMR, olahraga voly dan tidak jarang pula digunakan sebagai
tempat pelaksanaan kegiatan tengah semester. Selain digunakan sebagai
lapangan olah raga, area ini juga difungsikan sebagai lapangan upacara.
Namun, untuk olahraga sepak bola dilaksanakan di lapangan umum
kecamatan Banjar.
Banyak bangunan terdapat di sekolah ini, dimana seluruh bangunan tersebut
sangat menunjang semua kegiatan pembelajaran. Sebagai sekolah yang tergolong
baru, maka sebagian bangunan yang ada di sekolah ini masih tergolong baru, dan
cukup terawat, sehingga keadaan bangunan tersebut terlihat cukup bersih. Sama
halnya dengan sekolah lainnya, sebagai salah satu penyelengara pendidikan,
SMAN 2 Banjar tentunya menginginkan adanya perpustakaan sebagai tempat
sumber-sumber belajar bagi siswa-siswanya. Oleh karena itu, SMAN 2 Banjar
telah mengusahakan pembuatan ruang perpustakaan, dan sekarang ruang
perpustakaan tersebut masih dalam proses pembuatan. Pihak sekolah berharap,
tahun depan bangunan tersebut sudah bisa digunakan sebagai perpustakaan.

Gambar 2. Lapangan SMA N 2 Banjar


  ! )  %    ' 
  
"%&c   * %%%  ' 
SMA Negeri 2 Banjar secara umum terletak di tengah-tengah perumahan
masyarakat yang tidak terlalu padat serta perkebunan. Lokasi di sekitar sekolah
tidak terdapat bangunan-bangunan besar ataupun jalan raya, sehingga hal itu
sangat mendukung kondisi dalam pembelajaran di sekolah. Adapun bangunan
yang ada di sekitar SMA Negeri 2 Banjar adalah sebagai berikut.
a. Di sebelah Utara adalah Perumahan penduduk dan kebun
b. Di sebelah Selatan adalah Perumahan penduduk dan kebun
c. Di sebelah Barat adalah jalan Banjar Tegeha
d. Di sebelah Timur adalah Perumahan penduduk dan kebun
Namun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada denah SMAN 2 Banjar
pada    .
   !)%&% %    ' 
Berdasarkan bangunan-bangunan yang mengelilingi sekolah, terlihat
bahwa kondisi lingkungan SMA Negeri 2 Banjar pada umumnya sangat baik
untuk menunjang kelancaran pembelajaran di sekolah. Hal itu disebabkan karena
lingkungan sekolah yang jauh dari keramaian dan kondisi pedesaan yang tenang.
Selain itu, kondisi lingkungan sekolah didukung juga oleh kondisi para staf
sekolah yang ramah dan selalu terbuka dengan siswa maupun mahasiswa. Dalam
upaya menciptakan kondisi sekolah yang kondusif, kepala sekolah dan jajarannya
selalu mengedepankan kedisiplinan seperti yang tercantum dalam misi sekolah.
Ditinjau dari aspek kebersihan lingkungan, SMA Negeri 2 Banjar
tergolong sebagai sekolah yang memiliki kondisi lingkungan yang bersih.
Kebersihan lingkungan ini dapat terwujud karena adanya sistem piket dari setiap
kelas untuk melaksanakan pembersihan, adanya kegiatan jumat bersih serta
karena lingkungan sekolah sendiri yang tidak terlalu banyak ditumbuhi pohon-
pohon besar. Keadaan lingkungan sekolah yang bersih kurang didukukung oleh
keadaan lahan sekolah. Lahan sekolah merupakan lahan bukit yang diratakan pada
bebrapa areal. Hal ini agak menyulitkan untuk akses menuju ke setiap ruangan
yang ada. Tetapi, untuk mengurangi terhambatnya aktivitas sekolah akaibat
pengaruh kondi-si lahan sekolah, dilakukakan pengaspalan jalan diseputar area
dalam dan luar sekolah. Keadaaan jalan yang diaspal ini menjadikan menjadikan
askes diseputar sekolah menjadi lebih mudah dan dapat mendukung proses belajar
mengajar di SMA negeri 2 Banjar.

Gambar 3. Lingkungan SMA N 2 Banjar


Ditinjau dari segi kedisiplinan, sebagian besar siswa sudah disiplin. Para
guru beserta stafnya tetap berusaha untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, salah
satu caranya adalah dengan lebih memantau siswa seperti mengadakan sidak
setiap minggu. Dengan demikian, suasana lingkungan sekolah serta hubungan
sosial antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, guru dengan guru, guru
dengan pegawai, dan kepala sekolah dengan bawahannya dalam keseharian tetap
terjaga dengan baik. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, semua pihak
berkoordinasi dengan baik.
  ( &%% &  '

  ! &
Ruang kelas merupakan salah satu fasilitas fisik yang sangat penting
pendukung dalam kelancaran proses belajar mengajar karena ruangan ini
dijadikan sebagai tempat bagi siswa untuk belajar. SMA Negeri 2 Banjar
memiliki 15 ruang kelas, secara umum penataan ruang kelas dalam kondisi
tertata rapi. Umumnya fasilitas yang ada pada masing-masing ruang sama.
Fasilitas yang ada diruang kelas umumnya dapat menunjang PBM diantaranya :
a. Kelengkapan Kelas
1. Lampu
2. Pelangkiran
3. Jam dinding
4. Lambang Negara Pancasila, Foto presiden dan wakil presiden
5. Meja dan kursi guru
6. Gambar hiasan
7. Bak sampah, sapu, ember, lap pel sapu bulu
8. Papan tulis, penghapus papan, kapur tulis, penggaris 1meter, paser, busur
9. Papan absen dan papan pengumuman
10.ë  
b. Manfaat dari kelengkapan tersebut
 #   ) %!  ! &
 "%&c     
1. Pelangkiran - Tempat untuk menghaturkan canang sari yang
wajib dilakukan setiap hari
2. Jam dinding - Untuk mengetahui saat mulai pelajaran dan
usai pelajaran
3. Lambang Negara, - Agar siswa tahu lambang Negara Garuda
Garuda Pancasila, foto Pancasila, Presiden dan Wakil Prsiden
Presiden, dan Wakil
Presiden
4. Meja dan kursi guru - Sebagai tempat guru menaruh sarana yang
digunakan untuk mengajar serta tempat
duduk guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
5. Meja dan kursi siswa - Sebagai tempat duduk siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar
6. Gambar hiasan - Untuk membuat suasana dikelas menjadi
nyaman
7. Bak sampah, sapu, - Untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan
ember, lap pel, sapu tugas piket setiap hari dan dalam pelaksanaan
bulu jumat bersih
8. Papan tulis, penghapus - Untuk membantu guru dalam menjelaskan
papan, kapur tulis, pelajaran
penggaris, 1 meter,
paser kayu dan busur
9. Papan absen, papan - Untuk mengetahui kehadiran siswa dan
pengumuman menulis pengumuman

Sarana/kelengkapan yang ada dikelola dan menjadi tanggung jawab dari


anggota kelas bersangkutan
  # % 
SMA Negeri 2 Banjar memiliki tiga buah laboratorium yaitu dua buah
laboratorium IPA yang terdiri dari laboratorium Kimia-Biologi dan laboratorium
Fisika, dan satu buah laboratorium komputer (multimedia). Ketiga laboratorium
ini dikelola oleh masing-masing petugas khusus.

 # %  
a. Pengelolaan Laboratorium IPA
Laboratorium IPA terdiri dari Laboratorium Fisika-Kimia dan Biologi.
Laboratorium ini dikelola oleh guru dari masing-masing bidang studi tersebut..
Di dalam pelaksanaannya, pengelolaan laboratorium mempunyai tugas sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan ruangan laboratorium praktek
2. Memelihara dan menyimpan bahan alat praktek
3. Inventarisasi bahan/alat praktek
4. Mengawasi pelaksanaan praktek
5. Menyusun laporan keadaan bahan/alat-alat praktek
6. Menerima/memeriksa dan meneliti alat-alat perkakas yang dikembalikan
oleh siswa
7. Mengetahui kegunaan dan cara kerja setiap peralatan yang menjadi
wewenangnya
8. Melaporkan kalau ada alat rusak atau hilang kepada instansi untuk
diproses lebih lanjut
Dalam mengatur kegiatan di laboratorium ini, maka diperlukan sebuah
organisasi yang dapat dengan intensif mengawasi dan merawat laboratorium.
Adapun struktur organisasi pengelolaan laboratorium IPA, terdapat pada
  .
b. Fasilitas Penunjang Laboratorium IPA
Laboratorium IPA berisi alat/bahan yang digunakan sebagai sarana
dalam proses pembelajaran. Sebagai suatu fasilitas belajar, laboratorium
memiliki beberapa fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran tersebut.
Secara rinci fasilitas penunjang dari laboratorium IPA dapat dilihat pada
m   . Jenis dan jumlah alat/bahan yang ada pada Laboratorium IPA
sudah cukup memadai dengan kebutuhan siswa, walaupun ada beberapa alat /
bahan yang belum lengkap dan terbatas jumlahnya. Pengaturan dan
pengelolaan laboratorium IPA disesuaikan dengan fungsi dari jenis alat atau
bahan-bahan yang ada dalam laboratorium tersebut.
Fasilitas laboratorium digunakan sepenuhnya oleh guru pada saat
mengajar mata pelajaran mereka. Alat yang ada digunakan semaksimal
mungkin dan setelah selesai jam pelajaran alat-alat tersebut kembali
dibersihkan oleh siswa atapun guru serta menaruh pada tempatnya agar bisa
dipergunakan untuk selanjutnya. Pada saat ruang laboratorium IPA
dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran, siswa diijinkan untuk
menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada yang mereka butuhkan. Jika fasilitas
yang dibutuhkan kurang karena jumlahnya terbatas maka siswa melakukan
kegiatan praktik secara berkelompok.
Masalah yang dihadapi oleh pengelola laboratorium adalah terbatasnya
ruangan, karena ruangan lab dipakai oleh seluruh kelas dari seluruh tingkat
dalam sekolah, maka pengelolaan jadwal menjadi tugas yang tidak ringan.
Para pengelola laboratorium berusaha mengatur jadwal praktikum masing-
masing kelas dan juga alat-alat praktik yang digunakan. Adapun jadwal
penggunaan laboratorium terlampir (m  ).
c. Situasi Ruang Laboratorium saat Pembelajaran
Dalam setiap penggunaan laboratorium, biasanya baik guru mata
pelajaran maupun pengelola lab, selalu menekankan tata tertib yang harus
dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran di lab agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, seperti kecelakaan saat menggunakan alat. Hal itu karena di
laboratorium terdapat beberapa alat/bahan yang berbahaya bagi kesehatan
tubuh, terutama dari bahan-bahan kimia. Adapun tata tertib penggunaan
laboratorium dapat dilihat pada   .
d. Upaya Menambah Fasilitas yang Kurang
Upaya yang dilakukan untuk menambah atau menanggulangi fasilitas
yang kurang yaitu dengan meminta bantuan dana dari komite sekolah.

Gambar 5. Fasilitas di laboratorium IPA


  # % ! 
SMA Negeri 2 Banjar telah memiliki laboratorium komputer
(multimedia) dengan luas 72 m2 yang pengadaanya merupakan kerjasama
dengan pihak luar (pengada jasa komputer), dimana biaya yang digunakan
untuk pengadaan komputer merupakan swadaya dari komite sekolah dan
orang tua siswa. Untuk biaya perbaikan, jasa pengajar, sertifikat dan hal-hal
yang berkaitan dengan jasa komputer dibebankan kepada orang tua siswa
sebesar Rp. 10.000/bulan. Tugas dan wewenang pengelola laboratorium
komputer tidak jauh berbeda dengan tugas pengelola laboratorium IPA.
Fasilitas komputer tersebut dikelola oleh guru pengajar TIK dengan
bantuan dari penyedia jasa komputer. Pada lab multimedia tersebut terdapat 25
buah komputer, dimana yang digunakan pada proses pembelajaran hanya 20
buah sedang untuk 5 buah lagi digunakan sebagai cadangan. Penggunaan
komputer sebanyak 20 buah ini sudah memperhitungkan jumlah siswa,
dimana untuk setiap komputer akan diberikan untuk 2 orang siswa.
Komputer-komputer yang tersedia bukan merupakan komputer baru.
Tetapi kondisi dari komputer-komputer yang tersedia masih dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan keterampilan siswa
dibidang komputer. Pembelajaran yang berlangsung di Lab. Komputer juga
mematuhi tata tertib di Lab. Komputer.

Gambar 6. Laboratorium IPA dan komputer


   c!
Bimbingan Konseling/BK merupakan syarat yang paling penting yang
harus ada dalam satu sekolah, perannya didalam sekolah adalah mencegah agar
siswa tidak mengalami suatu permasalahan kemudian membantu siswa didalam
mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, menggali dan mengembangkan
potensi atau bakat yang dimiliki siswa serta guru BK juga berperan dalam
perkembangan psikologis siswa.
a. Tenaga Bimbingan Konseling di SMA Negeri 2 Banjar ada 2 orang yaitu :
1. I Dewa Ketut Wirata, S.Pd sebagai koordinator
2. Drs Nyoman Sweda (Rsi) sebagai anggota
Untuk pembagian tugasnya kelas X ditangani oleh bapak I Dewa Ketut
Wirata, S.Pd, kelas XI ditangani bersama antara guru BK serta dibantu oleh wali
kelas masing-masing dan kelas XII ditangani oleh bapak Drs Nyoman Sweda.
Tugas dan fungsi dari bimbingan konseling ini antara lain:
a. Mengadakan pendataan tentang pribadi murid pada kartu identitas murid,
mengadakan penyuluhan pelaksanaan bimbingan karier, membantu
penyelenggaraan penerimaan siswa baru sehingga diperoleh peserta didik
yang mempunyai bakat, minat dan kemampuan yang sesuai dengan
program studi yang dipilih.
b. Memberikan pelayanan bimbingan penyuluhan dan bimbingan karier
kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Mengatasi kesulitan siswa dalam proses belajar mengajar dengan
berkonsultasi dengan wali kelas.
d. Membantu wali kelas dalam mengatasi dan menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi siswa.
e. Memberikan saran atau pertimbangan kepada siswa dalam penentuan
pilihan program studi.
f. Memberikan gambaran dan pandangan kepada siswa tentang kelanjutan
pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan pilihan yang
diambil.
g. Mengadakan penilaian pelaksanaan BK, menyusun laporan penilaian BK
secara berkala dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada bagian
kesiswaan.
SMA Negeri 2 Banjar memiliki ruangan khusus bimbingan konseling yang
berdampingan dengan ruang OSIS. Dalam mengatasi siswa yang bermasalah,
masing-masing guru BK atau guru pembimbing berkonsultasi dalam memberikan
solusi/ masukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa.
º    & ' + )%%&  &%
Ruang tata usaha SMA Negeri 2 Banjar dikelola oleh pegawai yang
dikoordinasi oleh seorang kepala tata usaha. Tata usaha bertugas untuk
memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran dan kegiatan
siswa yang lainnya. Fasilitas yang tersedia di ruangan ini digunakan sebaik
mungkin oleh pegawai sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam ruang tata
usaha SMA Negeri 2 Banjar terdapat beberapa fasilitas yang menunjang kegiatan
ketata-usahaan. Fasilitas tersebut adalah sebagai berikut.
 # !    & ' 
 "%&c   "  '% 
1. Meja 3
2. Kursi kayu 9
3. Kursi plastik 9
4. Komputer 3
5. Almari 2
6. Sound System 3
7. Rak buku 1
8. Tape 1
9. Pelangkiran 1
10. Papan rekapitulasi keadaan pegawai sekolah 1
11. Papan kohart siswa 1
12. Papan rekapitulasi data keadaan siswa 1
13. Papan rekapitulasi data masukan dan tamatan (input 1
/ output)

,   !    '


Ruang Kepala Sekolah terletak paling depan diantara ruangan yang
lainnya yang terletak satu gedung dengan ruang Kepala Sekolah. Ruang Kepala
Sekolah dimanfaatkan untuk menerima tamu dan kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan kesiswaan serta kegiatan lain yamg berhubungan
dengan tugas serta tanggung jawab kepala sekolah. Seperti halnya ruangan yang
lain, di ruang kepala sekolah juga terdapat beberapa fasilitas penunjang. Adapun
fasilitas penunjang tersebut adalah sebagai berikut.
 #º ( &%% &   !    '
 "%&c   "  '% 
1. Meja kerja kepala sekolah 1
2. Kursi 2
3. Sofa+meja (1 set) 1
4. Almari kaca 1
5. Komputer 1
6. Pot bunga 1
7. Rak buku 1
8. Gambar presiden dan wakilnya 1
9. Lambang negara 1
10. Papan aktivitas kepemimpinan 1
11. Pelangkiran 1
12. Bendera merah putih 1
13. Bendera almamater 1
14. Box file 1
15. Kipas angin 1
16. Struktur oganisasi 1
17. Kalender pendidikan 1
18. Wastafel 1
19, Jam dinding 1

-     
Ruang guru dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan adalah ruang
untuk kepala sekolah yang terdiri dari 5 meja masing-masing ditempati oleh
kepala bidang kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, humas, dan bagian
belakang ditempati oleh tenaga pengajar yaitu guru-guru. Ruang guru dan
wakasek SMA Negeri 2 Banjar berada dalam satu ruangan yang memiliki luas
120 m2 dengan fasilitas meja guru 40 buah, kursi guru, tempat duduk siswa,
kalender pendidikan, struktur organisasi sekolah, tumbuhkan budaya malu, tata
tertib guru mengajar, papan pengumuman, fungsi dan tugas pengelola sekolah,
papan absen guru, TV sharp 21 inchi, dapur, kursi tamu, komputer 2 unit,printer,
2 buah WC dan kaca rias. Ruang tersebut dimanfaatkan oleh guru dan wakasek
sebagai tempat sebelum mengajar dan disaat istirahat.
 #,
!     
No. Jenis barang Jumlah ( unit )
1 Meja 51
2 Kursi 51
3 Kursi panjang 4
4 Almari buku 3
5 Almari guru 1
6 TV 20 Inchi 1
7 Komputer 1
8 Pelangkiran 1
9 Wastapel 1
10 Papan daftar wali dan daftar piket guru 1
11 Papan fungsi dan pegelolaan sekolah 1
12 Papan struktur organisasi sekolah 1
13 Papan kalender pendidikan 1
14 Papan pengumuman 2
15 Papan program semester BK 1
16 Absen guru 1
17 Jadwal kegiatan sekolah 1
18 Informasi suka duka dan kesejahtraan 1

Gambar 7. Ruang guru dan tata usaha


r   $  
OSIS merupakan salah satu organisasi kesiswaan dimana keanggotaannya
adalah para siswa sekolah itu sendiri. Organisasi ini bertujuan untuk melatih para
siswa berlajar berorganisasi dalam skala kecil atau ruang lingkup sekolah. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka pada organisasi OSIS dibentuk suatu sistem
kepengurusan dengan masa jabatan selama satu tahun. Pengurus OSIS di SMA
Negeri 2 Banjar dijabat oleh siswa kelas XI yang sebelumnya telah mencalonkan
diri menjadi calon pengurus OSIS. Adapun struktur organisasi dan program kerja
OSIS SMAN 2 Banjar masa bakti 2008/2009 adalah terlampir (m   
m    ). Para CAPOS (calon pengurus OSIS) selanjutnya diberikan suatu
pelatihan kedisiplinan khusus yang kemudian dilanjutkan dengan pelantikan
sebagai pengurus OSIS. Adapun tugas dan tanggung jawab dari pengurus OSIS
dipaparkan sebagai berikut :
a. Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga OSIS.
b. Selalu menjunjung tinggi nama baik kehormatan dan martabat sekolah.
c. Bersifat kolektif dalam mengambil keputusan.
d. Selalu berkonsultasi dengan pembina dan mengadakan musyawarah untuk
mencapai kata mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
Secara lengkap tugas dan wewenang OSIS SMAN 2 Banjar dapat dilihat
pada    . OSIS SMAN 2 Banjar memiliki ruangan khusus yang
bersebelahan dengan ruang BK. Tetapi, pada area yang digunakan sebagai ruang
OSIS telah dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti:
 #- !   $  
 "%&c   "  '% 
1. Almari 1
2. Meja 1
3. Kursi panjang 8
4. Kursi 2
5. Bangku 8
6. Jam dinding 1
7. Pelangkiran 1
8. Kabel 1
9. Lampu neon 3
10. Matras 4
11. Papan visual dan data 2
12. Kotak P3K 1

.    '*  + # ) '
Sebagai mayoritas agama Hindu, tentunya SMAN 2 Banjar memiliki
tempat ibadah bagi umat Hindu yaitu salah satunya adalah
Parahyangan/Padmasana. Posisi padmasana SMA Negeri 2 Banjar sangat strategis
terletak di depan pintu gerbang sekolah. Selain Padmasana juga terdapat
penunggu karang yang terletak di depan samping ruang kepala sekolah, dan
beberapa pelinggih yang terletak di ruas jalan sekolah, di samping ruang
komputer, dan di belakang kelas XII IPS.
Padmasana adalah salah satu tempat berstananya yang menguasai
lingkungan sekolah sekitar. Pemanfaatan parahyangan dapat dilihat dari beberapa
rutinitas yang dilaksanakan oleh warga sekolah diantaranya :
- Pelaksanaan persembahyangan (Trisandya) setiap hari sebelum proses PBM
berlangsung.
- Pelaksanaan persembahyangan pada hari purnama dan tilem serta pada hari-
hari khusus sperti hari-hari besar keagamaan (Hindu)
- Persembahyangan dilakukan secara pribadi oleh warga sekolah.
Selain Padmasana juga terdapat beberapa pelinggih yang terletak dipintu
gerbang sekolah, ruas jalan sekolah, disamping ruang komputer dan dibelakang
kelas XII IPA.

Gambar 8. Parhyangan SMA N 2 Banjar


Î   &  
Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas sekolah yang sangat berperan
dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, SMA Negeri 2 Banjar sampai saat ini
belum memiliki perpustakaan tetapi masih dalam pembangunan, hal ini
disebabkan SMA Negeri 2 Banjar tergolong sebagai sekolah yang baru berdiri,
dan sekolah ini baru dibangun sehingga ruangan-ruangan di sekolah ini belum
lengkap, karena yang diutamakan adalah ruang kelas sebagai tempat belajar siswa
sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. 

Gambar 9. Perpustakaan SMA N 2 Banjar

/  !  %
SMA Negeri 2 Banjar memiliki 3 kantin yang dapat dimanfaatkan oleh
warga sekolah setiap jam istirahat. Kantin yang ada dikelola oleh warga sekolah
baik dari kalangan guru maupun pegawai. Keadaan kantin cukup bersih dan
tertata rapi. Masing-masing kantin yang ada menjual aneka makanan yang
berbeda-beda, ini semua demi keakuran antar pedagang agar tidak terjadi
persaingan. Makanan yang dijual di kantin kebanyakan dibuat langsung oleh
pedagang kantin, sehingga kesehatan dan kebersihannya terjamin.

Gambar 10. Kantin SMA N 2 Banjar


Harga-harga makanan yang disediakan di kantin sudah disesuaikan untuk
siswa, sehingga tidak akan memberatkan siswa untuk sarapan atau makan siang di
kantin sekolah. Sistem pembayaran menggunakan sistem harian yaitu Rp
5000,00/buka. Kantin tersebut sebenarnya sudah dapat mencukupi kebutuhan
siswa pada jam-jam istirahat. Namun karena kondisi kantin yang cukup sempit,
tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada, sehingga pedagang sering
kewalahan/kerepotan dalam memberikan pelayanan pada siswa.

   0!%) ' ) !#&%'   ' 


Dalam menjaga keindahan dan kebersihan sekolah, maka terdapat ada
enam indikator (6 K) sebagai acuan dalam pengelolaan pertamanan, keindahan
dan kebersihan sekolah yaitu :
1. Keamanan
2. Kebersihan
3. Ketertiban
4. Keindahan
5. Kekeluargaan
6. Kerindangan
Pelaksana kegiatan 6 K adalah :
1. Siswa yang mendapat tugas 6 K secara bergilir setiap hari
2. Seluruh warga sekolah melalui kegiatan jumat bersih
3. Petugas kebersihan yang merawat dan memelihara taman setiap hari

Gambar 11. Taman SMA N 2 Banjar


  º     ' 
Dalam penggunaannya, bangunan SMA Negeri 2 Banjar hanya
digunakan oleh SMA Negeri 2 Banjar, jadi hal itu menjadi motivasi tersendiri
bagi warga sekolah untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam pemanfaatan
ruangan, supaya kegiatan pembelajarran menjadi lancer, maka terdapat 2 Shift di
SMA Negeri 2 Banjar yakni pada pagi hari dan sore hari. Hal ini karena sekolah
kekurangan ruang belajar, sehingga kegiatan pembelajaran untuk kelas X6 dan X7
berlangsung di sore hari.
  , ! )   0 1 % )%%&  &%  '
Jumlah guru dan pegawai yang ada di SMA Negeri 2 Banjar adalah 58
orang dengan rincian sebagai berikut.
1. Jumlah guru tetap sebanyak : 39 orang
2. Jumlah guru tidak tetap sebanyak : 6 orang
3. Jumlah pegawai tetap sebanyak : 3 orang
4. Jumlah pegawai tidak tetap sebanyak : 6 orang
5. Pesuruh/satpam : 2 orang
Rasio antara siswa, guru, dan pegawai nampak sebagai berikut :
Rasio siswa-guru = 629 : 45
Rasio siswa-pegawai = 629 : 11
Kepala sekolah memiliki wewenang untuk mengatur tugas para guru dan
pegawai dengan jelas. Adapun pembagian tugas pegawai adalah sebagai berikut :
1. Sebagai Koordinator Pegawai
2. Sebagai Sie. Kepegawaian
3. Sebagai Sie. Kesiswaan
4. Sebagai Sie. Keuangan
5. Sebagai Sie. Perlengkapan
6. Sebagai Sie. Pengetikan
7. Sebagai Sie. Persuratan, Agenda/Expedisi
8. Sebagai Sie. Konsumsi
9. Sebagai Pesuruh/Penjaga Sekolah
10.Sebagai Satpam
Pembagian tugas pegawai lebih rinci dapat dilihat pada m    .
Bagan struktur organisasi sekolah yang menggambarkan alur kerja antar
pejabat/petugas dapat dilihat pada     . Kepala sekolah membagi tugas
mengajar guru sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh dan kemampuan yang
dimiliki oleh guru yang bersangkutan. Mengenai jam mengajar bagi guru-guru
bidang studi, telah diatur sedemikian rupa sesuai dengan alokasi waktu masing-
masing bidang studi. Beban mengajar guru berdasarkan pada jumlah jam dan
jumlah mata pelajaran yang diasuh dilihat pada alokasi waktu per mata pelajaran.
Selain mengajar, guru juga diberikan tugas lain yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai Wali Kelas
2. Sebagai Pembina Ekstrakurikuler
3. Sebagai Guru Piket
4. Sebagai Seksi-Seksi dalam Bidang Tertentu
Dalam menjalankan tugasnya, baik guru maupun pegawai memiliki suatu
pedoman tertulis berupa tata tertib. Adapun tata tertib guru dan pegawai dapat
dilihat pada    

  - ! )  %&1 
a. Jumlah siswa keseluruhan di SMA Negeri 2 Banjar yaitu : 629 orang dengan
rincian sebagai berikut :
1. Laki-laki = 343 orang
2. Perempuan = 286 orang
3. Kelas X = 272 orang
4. Kelas XI = 172 orang
5. Kelas XII = 185 orang
Mereka dibagi menjadi 17 kelas dengan pengelompokan sebagai kelas
unggulan dan reguler. Adapun pembagian tersebut adalah sebagai berikut:
- Kelas X terbagi menjadi 7 kelas yaitu : kelas X1, X2, X3, X4, X5, X6, dan
X7 .
- Kelas XI terbagi menjadi 5 kelas yaitu 2 kelas Ilmu Alam , 1 Kelas Ilmu
Bahasa, 2 kelas Ilmu Sosial.
- Kelas XII terbagi menjadi 5 kelas yaitu : 2 kelas Ilmu Alam , dan 3
Kelas Ilmu Sosial.
Adapun jumlah siswa dalam tiap kelasnya adalah sebagai berikut:
 #r
 "  ' %&1 
! & % %   "  '
Kelas X.1 15 17 32
Kelas X.2 16 24 40
Kelas X.3 20 21 41
Kelas X.4 22 18 40
Kelas X.5 27 13 40
Kelas X.6 30 10 40
Kelas X.7 34 5 39
Kelas XI IPA 1 11 17 28
Kelas XI IPA 2 17 12 29
Kelas XI Bahasa 20 15 35
Kelas XI IPS 1 14 26 40
Kelas XI IPS 2 20 20 40
Kelas XII IPA 1 17 18 35
Kelas XII IPA 2 17 17 34
Kelas XII IPS 1 20 20 40
Kelas XII IPS 2 21 16 37
Kelas XII IPS 3 22 17 39
Jumlah º .- -Î

SMA Negeri 2 Banjar memilki suatu sistem yang unik dalam penerimaan
siswa baru. Sistem penerimaan siswa baru tahun ini melalui tiga jalur yaitu
1. Jalur Prestasi (20% atau 38 orang).
2. Jalur Siswa Miskin (10% atau 20 orang).
3. Jalur NUAM (70% atau 134 orang).
Setelah proses penerimaan melalui jalur tersebut dilakasanakan maka
untuk menentukan kelas yang akan dimasuki oleh tiap siswa, sesuai dengan nilai
siswa. Ini hanya dilakukan untuk kelas sepuluh saja. Adapun yang mendasari
diadakannya tes ini adalah:
1. Anak yang NUANnya bagus setelah ditempatkan pada kelas
unggul tidak sedikit yang mengalami kegagalan.
2. Mencermati isu di media massa tentang isu UAN
3. Untuk membentuk kelas XI dengan nilai akademis yang
direngking.
Kelas XI dibentuk untuk persiapan lomba-lomba akademis maupun non
akademis. Kegiatan ini dilakukan atas kerjasama antara kepala sekolah, guru serta
pegawai di sekolah ini. Dana didapat dari penerimaan siswa baru (PSB). Untuk
kelas X yang lain yaitu tiap kelasnya, jumlah siswanya diimbangkan antara jumlah
putra dan putri. Kualitas akademis siswa yang diterima disekolah ini terbilang
cukup bagus, hal ini dilihat dari banyaknya siswa yang sering mendapatkan juara
dalam lomba yang berhubungan dengan akademis maupun non akademis.
Mengenai pertimbangan jumlah siswa dilihat dari jenis kelaminnya tidak
berimbang, hal ini dikarenakan jumlah siswa putri lebih banyak dibandingkan
jumlah siswa putra. Selain itu dilihat dari penjurusannya, tiap kelas berbeda-beda
jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa untuk memilih
jurusannya masing-masing. Untuk SMA Negeri 2 Banjar terdapat 3 jurusan yaitu
jurusan Bahasa, IPA dan jurusan IPS.
Latar belakang sosial ekonomi siswa di SMA Negeri 2 Banjar pada
umumnya mencukupi. Hal ini dapat dilihat dari pembayaran uang komite tiap
bulannya tidak ada yang menunggak lebih dari 2 bulan, untuk mengatasi hal
tersebut di sekolah ini diberikan bantuan khusus untuk siswa yang kurang mampu
dan siswa yang berprestasi. Meskipun demikian mutu dan kualitas SMA Negeri 2
Banjar mampu bersaing dengan SMA negeri lainnya yang ada di Singaraja.
Namun, dari segi kedisiplinan dalam berperilaku, SMAN 2 Banjar memiliki suatu
aturan tertentu untuk mengkoordinir kedisiplinan siswa. Adapun tata tertib
tersebut secara lebih rinci dapat dilihat pada   .

  r!% &   %  %&1 


Kegiatan ekstrakurikuler ini dapat meningkatkan kreativitas yang dimiliki
siswa. Sekolah di dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler memperbolehkan
siswanya untuk memilih kegiatan ekstra sesuai dengan keinginannya serta bakat
yang dimilikinya sehingga tidak terdapat unsur pemaksaan yang dapat
menghambat perkembangan siswa, baik itu perkembangan intelektual maupun
mental mereka. Hal itu menyebabkan sebaran jumlah siswa pada masing-masing
kegiatan tidak merata sebab siswa memilih ekstra berdasarkan minat dan
bakatnya. Para siswa wajib memiliki satu kegiatan ekstra kurikuler dan boleh
memiliki lebih dari satu ekstra kurikuler jika siswa merasa memiliki banyak waktu
luang dan memiliki bakat pada bidang yang lain.
Pembinaan kegiatan ekstra kurikuler dilakukan oleh para guru yang
memiliki keahlian atau keterampilan khusus di bidangnya sehingga minat dan
bakat yang terdapat dalam diri siswa dapat berkembang lebih optimal. Ada
beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan dan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Banjar, yaitu
1. Tari Kreasi
2. Tari Bali
3. Atletik
4. Voli Putra
5. Kempo
6. Sepak Bola
7. Renang
8. PMR
9. Yoga
10.KSP
Kegiatan ekstrakurikuler yang berlangsung selalu ditemani oleh pembina.
Adapun daftar nama-nama pembina ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Banjar
terdapat pada    
Adapun prestasi-prestasi yang sudah diperoleh dari
pengembangan bakat siswa dengan kegiatan ekstrakurikuler yang cukup
menakjubkan dan membanggakan seperti tercantum pada   .
Kebijakan sekolah dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler dilihat dari :
1. Penyaringan siswa yang ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa diberikan
kebebasan untuk memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai
dengan minat dan bakat yang dimiliki masing-masing siswa.
2. Pembinaan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Banjar dilakukan oleh masing-
masing Pembina ekstra baik dari guru maupun Pembina khusus. Tempat
pelaksanaan ekstra disesuaikan dengan kebutuhan ekstra dan kegiatan ekstra
dilakukan diluar jam efektif belajar.
Namun, dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala yang dihadapi dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Kendala tersebut terletak pada kurang aktifnya pembina
dalam melaksanakan tugasnya dan ada siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler lebih dari satu dan jadwalnya bersamaan sehingga siswa tidak
dapat mengikuti kegiatan dengan optimal. Serta kendala lain yang dihadapi adalah
kurang lengkapnya sarana pada bidang ekstrakurikuler.
Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala-kendala dalam kegiatan
ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :
1. Meminta siswa untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang jadwalnya tidak
bersamaan
2. Mengusahakan agar sarana yang diperlukan tidak kurang
3. Menambah pembina agar kegiatan ekstra berjalan dengan baik.

  .  &% &% 


  .
 #    &   '
Interaksi sosial yang terjadi di SMA Negeri 2 Banjar sangat baik, ini
dapat terlihat dari hubungan sosial antara siswa dengan siswa, siswa dengan
guru, guru dengan guru, siswa dengan guru dan pegawai, serta kepala sekolah
dengan bawahannya dalam kehidupan sehari-hari sangat baik, karena para
siswa tidak canggung-canggung terhadap pegawai ataupun dengan guru dalam
berinteraksi. Hubungan mereka sudah seperti teman akrab, akan tetapi mereka
saling menghormati. Dalam pergaulan di lingkungan sekolah ini, mereka tidak
membeda-bedakan jenis kelamin, maupun latar belakang keluarga. Jiwa
kekeluargaan selalu meliputi suasana pergaulan para guru. Hal ini disebabkan
karena mereka saling memerlukan satu sama lain yang menyangkut
administrasi sekolah maupun kegiatan yang bersangkutan dengan proses
belajar mengajar. Disamping itu juga para guru saling bekerja sama dalam
melaksanakan kegiatan sekolah.
Dalam menjalankan tugasnya Kepala sekolah SMA Negeri 2 Banjar
selalu bertindak dengan penuh rasa tanggung jawab, disiplin dan menjadi
panutan dan teladan sehingga lingkungan sekolah bisa terus terjaga dengan
baik dan harmonis. Hubungan antara kepala sekolah dengan stafnya sudah
sangat baik. Ini dapat dilihat dari keaktifan Kepala sekolah yang selalu
mengontrol dan mengarahkan kegiatan sekolah pada para staf sekolah,
sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan lancer. Selain itu juga Kepala
sekolah membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah dengan bertindak
sesuai dengan alur kerja dan statusnya masing-masing.
Hubungan antara siswa, guru dan pegawai di SMA Negeri 2 Banjar
sudah terjalin sangat baik dan komunikatif. Hal ini disebabkan kerena mereka
saling memerlukan satu sama lain yang menyangkut masalah administrasi,
maupun kegiatan yang bersangkutan dengan proses belajar mengajar.
Kesemuanya tampak dalam pergaulan sehari-hari antar komponen
sekolah. Hubungan sosial ini tampak terjalin dengan akrab tanpa terganggu
dengan adanya perbedaan agama, ras atau hal-hal lainnya. Tidak dirasakan
adanya   yang memisahkan antara guru-guru, guru-siswa, maupun siswa-
siswa. Dalam pergaulan antar siswa tidak terlihat adanya sikap senioritas
antara kakak kelas dengan adik kelas. lnteraksi antar komponen di sekolah
ini terasa sangat harmonis layaknya sebuah keluarga besar yang penuh
dengan hubungan kekeluargaan.

  . !%  %&1 )%  '


 !% )%)   &
a)Membuka dan Menutup Pelajaran
 Setelah bel tanda masuk berbunyi pada pukul 07.10 WITA para
siswa dengan tertib memasuki kelasnya masing-masing. Namun,
bagi para siswa yang mendapatkan tugas piket pada hari itu datang
lebih pagi dari biasanya. Mereka biasanya membagi tugas sendiri-
sendiri, ada yang bertugas menyapu, ada yang menghaturkan
canang ke tempat-tempat suci yang tersebar di sekitar lingkungan
sekolah.
 Ketika semua siswa sudah berada di dalam kelas, maka mereka
melakukan persembahyangan, bagi yang beragama hindu akan
melakukan Puja Tri Sandya, sedangkan siswa yang beragama lain,
melakukan doa sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka
masing-masing.
 Pada saat guru mata pelajaran memasuki kelas, para siswa
memberi salam berupa panganjali umat yang dipimpin oleh ketua
kelas. Bagi siswa yang terlambat memasuki kelas, mereka akan
disuruh melapor ke kantor kepala sekolah atau ke ruang BK.
 Sebelum guru memulai pelajaran, biasanya guru melakukan
pengenalan diri secara singkat untuk anak kelas I, dan menjelaskan
tata tertib dalam mengikuti pelajaran. Pada saat guru memulai
pelajaran, yakni dengan menyampaikan materi yang diajarkan, para
siswa dengan baik mendengarkan dan memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Terkadang pelajaran yang disampaikan
tidak selesai tepat pada waktu yang telah ditetapkan, ada yang
berakhir lebih cepat dan ada juga yang berakhir lama sampai-
sampai menyita waktu istirahat. Ini disebabkan oleh kurikulum
yang selalu berganti-ganti setiap tahunnya dan biasanya juga
karena ada beberapa siswa yang masih mengajukan pertanyaan
tentang materi yang diajarkan.
 Pada saat akhir pelajaran, para siswa mencatat tugas atau
kesimpulan akhir dari mata pelajaran yang telah disampaikan oleh
guru dan terakhir pada saat menutup pelajaran para siswa kembali
memberikan salam berupa paramasanti kepada guru yang dipimpin
oleh ketua kelas
b) Interaksi Belajar Mengajar
1. Perilaku siswa dan guru pada saat mengikuti proses belajar
mengajar yakni:
 Dalam merespon pertanyaan yang dilontarkan oleh guru,
terdapat siswa yang menanggapi pertanyaan tersebut, ada yang
ikut memikirkan dan ada juga yang tidak ikut memikirkan
jawaban dari pertanyaan yang telah dilontarkan. Dalam
menanggulangi masalah ini, biasanya guru langsung
memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut, agar mereka
terbiasa aktif dalam pembelajaran. Namun, beberapa siswa
berusaha untuk mencari dan menemukan jawaban dari
permasalahan tersebut walaupun pendapatnya belum tentu
benar, tetapi disini yang lebih ditekankan adalah siswa
mempunyai keberanian untuk menyampaikan pendapatnya.
 Keberanian siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
sudah sangat baik, tetapi untuk mengerjakan tugas atau kuis
yang telah di tulis di papan tulis, banyak siswa yang kurang
antusias dalam menanggapinya.
 Dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah ada beberapa
siswa yang kurang bertanggung jawab dalam mengerjakan
tugas tersebut, sehingga dia sering membuat pekerjaan
rumahnya di kelas. Namun, siswa yang seperti itu jumlahnya
masih bisa dihitung dengan jari, jadi hanya sedikit siswa yang
seperti itu.
c) Pengelolaan Kelas
1. Posisi pengaturan tempat duduk siswa dalam proses belajar
mengajar sangat teratur, para siswa dalam mencari teman sebangku
bebas, boleh sama-sama laki-laki atau boleh laki-laki dengan
perempuan. Hal itu dilakukan agar para siswa lebih nyaman dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
2. Dalam mengelola kelas, pastinya seorang guru menghadapi
masalah-masalah yang dapat menggangu proses pembelajaran.
Setiap guru mempunyai strategi sendiri, untuk
menghadapi/menyelesaikan permasalahan. Misalnya sikap siswa
yang tidak memperhatikan pelajaran dan menggangu temannya,
sehingga pembelajaran menjadi tidak kondusif, maka ada beberapa
guru yang langsung memberikan bimbingan agar anak tersebut bisa
menghormati dan menghargai guru serta teman-temanya, kemudian
memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
sedang dibahas sehingga anak yang kurang memperhatikan
pelajaran atau anak yang menggangu proses pembelajaran akan
terdorong untuk memfokuskan diri pada kegiatan pembelajaran.
3. Dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setiap siswa
mempunyai fasilitas seperti buku, lembar kerja siswa dan buku
catatan. Siswa juga diberikan kebebasan untuk mengembangkan
pengetahuan mereka dengan mencari buku penunjang yang
lainnya. Namun, sebagian besar siswa hanya berpedoman pada
LKS Kreatif saja, padahal di Koperasi sudah disediakan buku-buku
paket. Mungkin hal itu disebabkan karena sebagain besar siswa
tergolong ekonomi menengah ke bawah.
4. Tingkah laku para siswa sangat bervariasi, siswa yang berprestasi
cenderung lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang kurang
berprestasi. Kebanyakan siswa yang berprestasi lebih pendiam
dibandingkan dengan yang lain, mereka biasanya lebih suka
membaca buku di perpustakaan atau membaca-baca buku. Selain
itu, ada juga siswa yang suka humor bahkan saat pelajaran
berlangsung siswa itu melontarkan humor kepada teman-temannya,
mungkin itu adalah salah satu caranya untuk menghilangkan rasa
jenuh.
5. Tingkah laku siswa ketika ada salah satu guru terlambat hadir di
dalam kelas adalah mereka biasanya bertanya pada guru piket
apakah guru tersebut bisa hadir atau tidak. Jika guru tersebut tidak
hadir, maka siswa akan diberikan tugas untuk dikerjakan di dalam
kelas tanpa ada pengawasan dari guru piket dengan syarat tidak
ribut dan tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar di kelas
lain.
6. Guru dalam menangani siswa yang terlambat adalah dengan
menyuruhnya untuk melapor kepada guru piket, kalau sudah
mendapat izin dari guru piket baru siswa tersebut diperbolehkan
mengikuti kegiatan di dalam kelas.
7. Dalam mengerjakan tugas tanpa pengawasan dari guru yang
bersangkutan, siswa mengerjakan tugas secara berkelompok dan
berdiskusi untuk menyelesaikan tugas tetapi dalam berdiskusi para
siswa harus menjaga ketertiban kelas.
8. Apabila guru penyaji kurang komunikatif dan tidak menyesuaikan
diri dengan suasana, siswa cenderung merasa malas atau kurang
antusias dalam menerima pelajaran. Aktifitas siswa dalam
pembelajaran juga dipengaruhi oleh mata pelajarannya. Banyak
siswa yang merasa takut saat mereka menerima mata pelajaran
yang dianggap mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Dalam
menyajikan mata pelajaran tertentu, sebaiknya terlebih dahulu
perlu disesuaikan antara lama waktu penyajian tertentu, sebaiknya
terlebih dahulu perlu disesuaikan antara lama waktu penyajian
dengan bobot mata pelajaran tersebut agar siswa dapat menyerap
materi dengan baik.

c  !% )%  &


Tingkah laku dan aktivitas yang dilakukan siswa di luar kelas
sangat beragam, diantaranya sebagai berikut.
1. Para siswa banyak yang berbelanja ke kantin, ngobrol dengan teman-
temannya, bercanda, dan bermain di luar kelas, mengunjungi
perpustakaan sekolah untuk membaca-baca buku, bahkan ada juga
siswa yang hanya duduk-duduk saja.
2. Selama orientasi tidak ada perilaku yang ekstrim dilakukan oleh para
siswa.
3. Suasana saat jam istirahat sangat ramai, dan saat jam istirahat ini kita
dapat melihat bagaimana hubungan antara siswa dengan guru dan
pegawai, serta dengan anggota lingkungan sekolah.
4. Siswa yang memiliki masalah, biasanya akan dipanggil oleh guru BK
untuk menyelesaikan masalah yang sedang siswa tersebut hadapi, baik
masalah sekolah, maupun diluar sekolah. Penanganan petugas BK
terhadap prilaku anak yang bermasalah adalah anak yang
bersamgkutan dipanggil dan diberikan bimbingan serta arahan-arahan.
  Î %&    %&1 2 c &  '
Dalam proses interaksi sosial di lingkungan sekolah tentunya
permasalahan sosial antar siswa sering dijumpai. Hal itu disebabkan karena
tingkat ego siswa yang masih belum terkendali. Adapun cara yang digunakan guru
BK untuk menangani permasalahan yang dialami siswa adalah sebagai berikut.
a. Petugas BK biasanya mendekati anak yang bermasalah untuk diajak
berkonsultasi sehingga petugas BK tahu permasalahan yang sedang dihadapi
oleh anak tersebut. Kemudian memberi sedikit saran dan solusi agar masalah
tersebut dapat diselesaikan.
b. Pada umumnya, setiap petugas BK akan meminta bantuan pihak keluarga
untuk membantu permasalahan yang dihadapi siswa, jika permasalahan
tersebut memang tidak bisa ditangani secara intensif oleh guru BK.










c c
     c  

Serah terima mahasiswa PPL-Real antara pihak Undiksha dengan sekolah
mitra dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2009. Adanya serah terima secara
langsung ini sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan PPL-
Real untuk pertama kalinya. Kareana mahasiswa tidak perlu khawatir tidak
diterima oleh sekolah.
Pelaksanaan kegiatan PPL-Real dilakukan pada bulan Juli 2009 sesuai
dengan jadwal atau program kerja yang telah dibuat. Dalam kegiatan awal yang
dilakukan mahasiswa PPL-Real adalah observasi dan orientasi awal, yaitu dengan
menyusun dan mengesahkan program kegiatan PPL; mengamati fasilitas sekolah;
keadaan guru/pegawai serta siswa; mengamati fasilitas pendukung pembelajaran
(ruang kelas, laboratorium, media yang ada, lapangan, dan lain-lain); mengenal
dan berlatih membuat rincian minggu efektif, program tahunan, program
semester, rencana pembelajaran, dan administrasi kegiatan lain; mengobservasi
guru model yang ditindaklanjuti dengan tanya jawab/diskusi; dan persiapan
memasuki latihan mengajar terbimbing.
Setelah itu, untuk selanjutnya praktikan mengikuti pengajaran latihan
mengajar terbimbing selama 5 minggu dan dilanjutkan dengan latihan mengajar
mandiri. Adapun kegiatan non-mengajar yang dilakukan oleh penulis antara lain:
mengenal administrasi sekolah (kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan
perlengkapan), mengenal pengelolaan sekolah secara umum; mengenal
pengelolaan lab, dan ruang praktikum; mengenal pengelolaan bimbingan belajar
dan penanganan siswa yang bermasalah; mengenal pengelolaan OSIS dan disiplin
siswa; serta membina kegiatan ekstrakurikuler.


  &% )   


  &%  #   
Tanggal 25 Juli 2008 adalah hari pertama mahasiswa memulai kegiatan
PPL-Real di sekolah tugas. Pada hari pertama ini, penulis baserta rekan-rekan
PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar diterima langsung oleh wakil kepala sekolah
bidang kurikulum. Sebagai pertemuan awal, diberikan gambaran umum tentang
SMA Negeri 2 Banjar. Pemberian gambaran umum ini sangat membantu
mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan PPL selanjutmya. Setelah pemberian
gambaran umum tentang SMA Negeri 2 Banjar, Waka Kurikulum mengumumkan
guru pamong masing-masing mahasiswa. Sebelum melaksanakan tugas mengajar,
praktikan memperoleh pelajaran terkait tugas seorang guru, seperti administrasi
guru yang harus dipenuhi sebagai syarat untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang efektif. Salah satunya adalah perencanaan pembelajaran.
Adapun perencanaan pembelajaran terdiri dari program tahunan, program
semester, rincian minggu efektif, silabus, jurnal mengajar, rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan kalender akademik.
Sebelum melaksanakan latihan mengajar, mahasiswa PPL diharapkan
mengadakan observasi secara langsung. Dengan petunjuk awal dari gambaran
umum yang dipaparkan oleh Waka Kurikulum, maka mahasiswa praktikan mulai
mengenal dan melakukan observasi, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
non fisik serta diharuskan untuk melakukan pengamatan terhadap guru model
minimal 3 orang guru model yaitu satu orang guru mata pelajaran sejenis dan dua
orang guru mata pelajaran lain yang dilaksanakan selama 2 minggu.
Dalam pengamatannya, praktikan menemukan berbagai pengalaman
mengajar yang jelas hal itu sangat membantu praktikan nantinya melakukan
praktik mengajar. Selain itu, hal ini bertujuan untuk menambah pengetahuan
mahasiswa tentang keterampilan mengajar dan untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan kelas dan strategi pembelajaran yang cocok sesuai dengan karakter
materi pelajaran dan karakter siswa, sehingga nantinya bisa dijadikan pedoman
dalam melaksanakan latihan mengajar. Adapun guru model yang dapat diamati
yakni :
1. Nama guru model : I Wayan Baktiyasa, S.Pd.
Kelas : X2
Mata Pelajaran : Fisika
Jam Pelajaran : 6-7
Hari/Tanggal : Senin, 27 Juli 2009
2. Nama guru model : Nyoman Suwita, S.Pd
Kelas : XI IPA2
Mata Pelajaran : Matematika
Jam Pelajaran : 4-5
Hari/Tanggal : Selasa, 28 Juli 2009

3. Nama guru model : I Dewa Putu Yudiarto, S.Pd.


Kelas : XI IPA1
Mata Pelajaran : BHS Inggris
Jam Pelajaran : 2-3
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Juli 2009

Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap ketiga guru model dengan


mata pelajaran yang berbeda ini, diperoleh hasil bahwa secara umum proses
pembelajaran di dalam kelas dapat dilihat dari tiga kegiatan utama, yaitu sebagai
berikut.
a) Pembukaan
Ketika guru memasuki kelas, mengucapkan salam terlebih dahulu dan
mengecek kehadiran siswa. Setelah itu, guru (nara sumber) juga mengecek
retensi (daya serap terhadap pelajaran sebelumnya) siswa dengan
mengajukan pertanyaan. Berdasarkan observasi terhadap ketiga guru model,
terlihat secara umum guru melakukan peralihan dari pembukaan ke pelajaran
inti dengan memberikan kesimpulan terhadap jawaban para siswa atas
pertanyaan yang telah diajukan oleh guru dan setelah itu langsung menuju ke
materi pelajaran yang akan diajarkan. Dari tiga orang guru model yang
diobservasi, cara yang dilakukan saat membuka pelajarn hampir semua sama.
Dalam membuka pelajaran ini, guru hanya memerlukan waktu kurang lebih
10 menit.
b)Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti pelajaran, guru menyampaikan materi, namun tidak
semua materi disampaikan. Terlihat pada ketiga guru model ini, bahwa
materi yang diajarkan adalah inti-intinya agar dapat mengoptimalkan waktu
yang tersedia. Pada saat menjelaskan materi, sebagian besar guru masih
menggunakan model konvensional seperti ceramah, namun untuk
mengurangi hal itu, guru mencoba tidak lupa guru untuk memberikan
kesempatan bertanya bagi siswa, agar tidak hanya guru saja yang aktif,
namun siswa juga diharapkan aktif dalam pembelajaran. Setelah selesai
menjelaskan materi, guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa untuk
dikerjakannya. Ini merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa di
dalam pembelajaran. Kegiatan inti ini berlangsung selama kurang lebih 60
menit.
c) Penutup
Pada akhir pembelajaran, guru menyimpulkan materi pelajaran yang
telah dibahas dan selanjutnya menilai hasil belajar yang telah dilakukan
dalam PBM tersebut. Guru memberikan evaluasi kepada siswa agar siswa
mau belajar di rumah dan bisa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Kegiatan penutup yang dilakukan guru model berlangsung 10 menit.

Berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebut, mahasiswa praktikan


merasakan ada beberapa hal yang amat penting yang didapat seperti, mengenal
secara cermat lingkungan fisik, administratif, akademik, sosial-psikologis dan
sistem pengelolaan yang dikembangkan, mampu membuat program tahunan,
program semester, rincian minggu efektif, silabus, RPP, dan tugas administrasi
lainnya. Sehingga sebelum mengajar mahasiswa dapat belajar membuat program
tahunan, program semester, rincian minggu efektif, distribusi alokasi waktu,
silabus, RPP dan tugas administrasi lainnya pada guru pamong dan dosen
pembimbing (m  ).


  &%     %'   
Selama mengikuti PPL di SMA Negeri 2 Banjar, penulis memperoleh
kesempatan mengajar mata pelajaran Fisika di kelas XI IA1 dan XI IA2. Di kelas
XI masing-masing mendapat pelajaran Fisika sebanyak 2 kali pertemuan (4 jam
pelajaran) dalam 1 minggu. Jadwal mengajar dapat dilihat pada tabel 8.
 #.
" )1   

Jam Hari
Waktu
Ke Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
0
1 07.30-08.10
2 08.10-08.50 XI IA1
3 08.50-09.30 XI IA1
4 09.40-10.20 XI IA2 XI IA2
5 10.20-11.00 XI IA2 XI IA2
6 11.10-11.50 XI IA1
7 11.50-12.30 XI IA1

Kegiatan mengajar dimulai dari tanggal 3 Agustus 2009 sampai dengan 10


Oktober 2009. Kegiatan latihan mengajar ini dibagi menjadi dua tahap yaitu:
1. Latihan Mengajar Terbimbing
Latihan mengajar terbimbing ini dimulai dari tanggal 3 Agustus sampai
dengan 5 September 2009. Dalam kegiatan ini penulis dibimbing oleh guru
pamong secara intensif baik dalam membuat RPP, penggunaan media,
pengelolaan kelas, sampai dengan cara penyajian materi, pelaksanaannya itu
dilakukan dengan baik. Hal ini dipergunakan oleh guru unntuk memperbaiki
tampilan penulis dalam mengajar sehingga dalam ketrampilan berikutnya
menjadi lebih baik.
2. Latihan Mengajar Mandiri
Kegiatan praktek mengajar mandiri dimulai dari tanggal 7 September
sampai dengan 8 Oktober 2009. Dalam praktek mengajar mandiri penulis
diberikan wewenang untuk mengelola kelas tanpa diawasi penuh oleh guru
kelas. Dalam penilaian mengajar ini tetap dinilai melalui format APKCG yang
diberikan dari LPPL.

Dalam kegiatan belajar mandiri, mahasiswa praktikan diharapkan


menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan dengan baik. Adapun materi yang
disajikan selama mengikuti PPL disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Materi-materi yang
disajikan mencakup beberapa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, yang
dijabarkan sebagai berikut.
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika
benda titik
1.1Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan
menggunakan vektor
1.2Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan
hukum-hukum Newton
1.3Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan
1.4Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran
1.5Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum
kekekalan energi mekanik
1.6Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis
gerak dalam kehidupan sehari-hari
1.7Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan
2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam
menyelesaikan masalah
2.1Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan
momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya
dalam masalah benda tegar
2.2Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statick
dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik
3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum
termodinamika

Selama melaksanakan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar penulis


menerapkan beberapa model pembelajaran, seperti model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw,     dan STAD, yang didukung dengan metode
pembelajaran diskusi informasi, percobaan dan diskusi kelompok. Berdasarkan
pengamatan dan pengalaman penulis semua model pembelajaran kooperatif
tersebut cukup efektif untuk diterapkan, hal itu terbukti membuat siswa lebih aktif
dalam proses pembelajaran.
Hasil yang diperoleh oleh mahasiswa praktikan selama melaksanakan
latihan mengajar adalah :
1. Mampu mengembangkan berbagai keterampilan dasar mengajar.
2. Mendapatkan pengalaman mengajar yang sangat menarik dan unik, dimana
hal ini nantinya akan menjadi bekal bagi mahasiswa praktikan untuk lebih
mengembangkan dan membuat inovasi-inovasi dalam pembelajaran.
3. Dapat menerapkan berbagai kemampuan profesional keguruan secara utuh
terpadu dalam situasi nyata.


   !%   
Selain latihan mengajar mahasiswa PPL-Real juga mencari pengalaman
lainnya yang dilakukan di sela-sela kegiatan. Penulis mengetahui kegiatan seorang
guru tidak hanya mengajar saja tetapi juga dilibatkan dalam kegiatan non-
mengajar seperti kokurikuler dan ekstrakurikuler. Jenis kegiatan yang dilakukan
dalam kegiatan non-mengajar, seperti:

  3  c) 
Pengibaran Upacara bendera dilaksanakan setiap hari senin dimulai
dari pukul 07.00 pagi sampai selesai. Upacara bendera ini diikuti oleh
kepala sekolah, staf guru, pegawai, mahasiswa PPL-Real, dan seluruh
siswa. Perangkat upacara yang bertugas, yaitu satu kelas yang dipilih
secara bergilir dimulai dari kelas X1. Sedangkan sebagai Pembina upacara,
yaitu kepala sekolah dan staf guru secara bergilir pula. Hal ini memberikan
makna, bahwa menjadi seorang guru harus berani tampil di depan umum
dan senantiasa siap membimbing peserta didik.
  "  c&%'
Untuk menjaga kebersihan dan kerindangan lingkungan sekolah.
Setiap hari Jumat mulai pukul 07.00 melakukan kegiatan pembersihan.
Dimana pada saat pembersihan tiap-tiap wali kelas mengawasi para siswa
dalam melakukan pembersihan di dalam maupun di luar kelas.

  &   % 


Kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan
diluar jam pelajaran sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk
mengembangkan minat dan bakat pada siswa, tentunya kegiatan yang
dilakukan semuanya atas persetujuan Kepala Sekolah dan Guru Pamong.
Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang penulis laksanakan adalah KSP
(Kelompok Siswa Pengemar) Fisika yang dilaksanakan setiap hari jumat
siang.
º   &   %  %  ) ' %  & 
Setiap hari mahasiswa secara bergantian bertugas untuk
melaksanakan piket harian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
sebelumnya berdasarkan kesepakatan. Tugas piket diantaranya:
1. Mengecek kehadiran mahasiswa
2. Melayani mahasiswa yang minta izin untuk meninggalkan sekolah
untuk keperluan kampus ataupun keperluan keperluan lainnya
3. Mencatat tamu yang berkepentingan dengan mahasiswa PPL-Real
seperti pihak dosen pembimbing dan tim monitoring dari LPPL.
,  c  %&% &%  !% -º
Dalam hal ini penulis ikut berpartisipasi dalam mengawasi,
membantu kegiatan pembersihan dan penghisaan di sekolah serta
mengawasi kegiatan gerak jalan yang diadakan di kecamatan Banjar.
Selain itu penulis juga mengikuti upacara bendera di lapangan Banjar.
-      &  &! % 
Kegiatan kokurikuler yang penulis lakukan misalnya, memberikan
tugas-tugas (PR) sebagai tindak lanjut pembelajaran, menindak lanjuti
tugas (PR) dengan penilaian dan komentar. Melalui kegiatan ini penulis
mendapat banyak pengalaman mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab
menjadi seorang guru.
r      &  & )%%&  &%!  
Tugas administrasi guru yang penulis lakukan adalah membuat
program tahunan, program semester, rincian minggu efektif, distribusi
alokasi waktu, silabus, RPP, analisis butir soal dan tugas administrasi
lainnya. Semua tugas administrasi guru ini penulis buat atas bimbingan
oleh guru pamong. Dari kegiatan ini penulis mendapat pengalaman yang
sangat berharga. Penulis dapat belajar menggunakan waktu seefektif
mungkin dalam mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan tuntutan
silabus.

  # ' & 


 
 &%    
Sebelum mulai mengajar, praktikan menyiapkan berbagai sarana dan
prasarana dalam menunjang pembelajaran, seperti buku paket, LKS, buku
penunjang, media, silabus, serta rencana pelaksanaan pembelajaran. Selama
proses pembelajaran berlangsung praktikan menyampaikan pelajaran berdasarkan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dan telah dibimbing oleh
guru pamong dan dosen pembimbing. Dalam persiapan mengajar, mahasiswa
praktikan harus dituntut benar-benar mempersiapkan diri baik mengenai
penguasaan materi pembelajaran yang akan diajarkan, strategi mengajar, alokasi
waktu serta pengelolaan kelas. Pada kegiatan persiapan pembelajaran di sekolah
ada beberapa manfaat yang penulis peroleh, yaitu
1. Memilih strategi pembelajaran dilihat dari pendekatan, metode dan teknik
yang sesuai dengan karakteristik siswa, sarana dan prasarana yang tersedia
dan alokasi waktu yang tersedia.
2. Selain persiapan tersebut, penting halnya untuk mengkonsultasikan rencana
pembelajaran yang akan disampaikan dalam pembelajaran kepada guru
pamong atau dosen pembimbing, sehingga akan diperoleh hasil yang
optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Dalam mengajar, alat penujang penunjang pembelajaran sangat penting
dipersiapkan sebaik-baiknya, seperti buku ataupun media, baik itu power
point, macromedia flash, ataupun gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas, sehingga siswa termotivasi dan dapat menerima
pelajaran dengah mudah.
4. Menyusun alat penilaian hasil belajar sesuai dengan jenis dan prosedur
peneliaian, sesuai dengan indikator hasil belajar dan sesuai dengan aspek
yang dinilai yang mencangkup aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Dalam pelaksanaannya, tentunya setiap guru akan menemukan beberapa
kendala dalam menyusun persiapan mengajar. Adapun kendala-kendala tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Manajemen waktu yang kurang efektif, yang diakibatkan oleh kondisi dan
situasi kelas, sehingga dalam pelaksanaan dengan rancangan pembelajaran
tidak sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, pembelajaran sedikit
terhambat dan hal itu sangat mempengaruhi hasil belajar siswa nantinya.
2. Dalam persiapan yang dilakukan dalam pembelajaran, hal yang perlu
diperhatikan adalah kemampuan siswa yang bervariasi, karena setiap
individu memiliki karakteristik dan gaya belajar yang berbeda, sehingga
menyebabkan penulis harus berusaha menerapkan strategi mengajar yang
sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa.
       
Selama dalam pelaksanaan pembelajaran, penulis banyak mendapat
masukan dari guru pamong dan dosen pembimbing mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan mengajar. Mengajar merupakan kegiatan yang
kompleks yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar
proses belajar mengajar berlangsung dengan baik dan lancar. Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan dari masukan yang telah diberikan baik dari guru
pamong maupun dosen pembimbing, maka hal itu digunakan sebagai modal dasar
untuk pengembangan kemampuan mengajar. Namun, dalam prakteknya, tentunya
praktikan mendapatkan manfaat dan kendala-kendala dalam pelaksanaannya.
Adapun manfaat yang diperoleh dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1. Penulis memiliki pengalaman dalam mengajar dan dalam memilih
pendekatan, model ataupun metode pembelajaran yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
2. Dalam kegiatan pembelajaran, praktikan mendapatkan bimbingan dari guru
pamong dan dosen pembimbing dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi di kelas saat mengajar. Hasil pengamatan dan penilaian dari
guru pamong dan dosen pembimbing sangat berguna sebagai bahan refleksi
diri untuk hal-hal yang perlu ditingkatkan dan yang perlu dipertahankan
dalam kegiatan mengajar berikutnya.
3. Penulis dapat memahami berbagai karakter dari siswa, sehingga penulis
dapat memilih pendekatan yang tepat dalam menciptakan pembelajaran yang
kondusif.
4. Penulis memiliki pengetahuan tentang efektivitas dan manfaat penggunaan
berbagai alat Bantu pembelajaran mengajar dikelas.
Adapun kendala-kendala yang ditemukan selama mengajar adalah sebagai
berikut.
1. Ketika mengajar, terdapat beberapa peserta didik yang tidak disiplin dalam
mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini membuat suasana kelas menjadi
tidak kondusif, maka praktikan mengupayakan berbagai macam cara untuk
membuat mereka lebih disiplin dalam mengikuti pembelajaran.
2. Alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) terkadang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
3. Kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang satu dengan siswa yang lain
tidak sama, sehingga penulis mengalami kesulitan dalam menyampaikan
materi. Bahkan ada siswa yang tidak mengerti sama sekali, sehingga
mengharuskan praktikan untuk mengulang kembali penjelasannya. Hal itu
menyebabkan banyak waktu terbuang, sehingga apa yang menjadi tujuan
dalam rencana pembelajaran tidak tercapai.
      ' #  &&% )%& ' 
Sejak penerjunan mahasiswa PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar, para
mahasiswa langsung berinteraksi dengan para guru, staf pegawai, dan siswa.
Dalam melakukan hubungan sosial di sekolah hubungan mahasiswa PPL-Real
dengan guru lain sangat harmonis. Hubungan social ini sangat diperlukan bagi
mahasiswa praktikan untuk lebih mengenal jati diri dan sangat membantu
nantinya dalam kegiatan pembalajaran. Adapun manfaat yang diperoleh dari
hubungan social ini adalah sebagai berikut.
a. Hubungan sosial dengan guru
6 Mengetahui berbagai macam karakter guru yang disenangi dan tidak
disenangi oleh siswa.
6 Mendapatkan masukan dari guru-guru untuk memecahkan masalah
yang dihadapi di sekolah, terutama dalam pengelolaan kelas.
b. Hubungan sosial dengan pegawai
6 Mengetahui cara pengelolaan administrasi.
6 Mengetahui cara pelayanan pegawai terhadap kebutuhan siswa serta
semua komponen sekolah.
c. Hubungan sosial dengan siswa
6 Mengerti keinginan siswa pada saat pembelajaran di kelas, sehingga
dapat dipilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan keinginan
mereka.
6 Mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam mengajar, sehingga dapat
dijadikan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

Dalam berinteraksi, mahasiswa sebagai calon guru kadang bergaul terlalu


dekat dengan siswa, sehingga sering menimbulkan hal-hal yang kurang
menyenangkan. Selain itu juga, kendala yang dihadapi penulis adalah sulitnya
berinteraksi dengan wakasek dan kasek SMAN 2 Banjar, karena kesibukan
pekerjaan yang sangat padat. Padahal wakasek dan kasek sangat membantu
memberikan penjelasan yang lebih rinci lagi tentang administrasi sekolah pada
umumnya dan guru pada khususnya.
  º%)   +# % *  '%    
Beberapa hambatan dan kendala yang ditemui oleh praktikan selama
melaksanakan PPL-Real ini harus dicarikan pemecahan masalah yang tepat,
sehingga nantinya berguna bagi praktikan sebagai seorang calon guru. Tindak
lanjut yang dilakukan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama pelaksanaan
PPL-Real, yaitu:
- Sebelum mengajar, praktikan harus merancang pembelajaran di kelas
dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai suatu
kegiatan yang menyenangkan dengan mengkonsultasikannya terlebih
dahulu dengan guru pamong atau dosen pembimbing, sehingga persiapan
dalam mengajar dapat dilaksanakan dengan baik.
- Pada saat mengajar, untuk mengektifkan pembelajaran dan meningkatkan
motivasi siswa, maka guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswa
dan setiap akhir pertemuan siswa diberikan pekerjaan rumah yang
berhubungan dengan materi yang telah diajarkan.
- Perhatian siswa pada pelajaran dapat difokuskan dengan membawa media
yang sesuai dengan materi. Teknik ini juga mampu mengaktifkan
keikutsertaan siswa dalam pembelajaran.
- Ketidakdisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar dapat
ditanggulangi dengan memberikan informasi tentang tata tertib dalam
mengikuti pembelajaran tersebut.
- Dalam membina hubungan sosial yang baik, maka praktikan harus mulai
memberanikan diri untuk mengobrol dengan guru, pegawai dan siswa saat
waktu-waktu senggang atau diluar jam pelajaran. Dengan demikian
penulis menjadi lebih akrab dengan warga sekolah.

   2 c 


Selama melaksanakan PPL di SMA Negeri 2 Banjar, penulis memperoleh
berbagai hal temuan yang sangat bermakna, yang kelak dapat dijadikan pedoman
untuk menjadi guru yang professional, antara lain :
1. Dalam mengajar di kelas, penulis mendapat pengalaman yang sangat
berharga, seperti mengetahui bagaimana cara membuat siswa paham,
membuat siswa menjadi disiplin, mengetahui bakat yang dimiliki siswa,
serta bagaimana cara menangani siswa yang bermasalah.
2. Praktikan menemukan berbagai macam karakter pada warga sekolah SMA
Negeri 2 Banjar. Praktikan berusaha untuk memahami dan beradaptasi
dengan keadaan tersebut.
3. Dalam kegiatan PPL Real dituntut untuk mencoba menerapkan
pembelajaran yang inovatif, sehingga dengan sendirinya penulis sudah dapat
lebih kreatif dalam mengajar walaupun hal tersebut belum penulis lakukan
secara maksimal. Namun setidaknya penulis sudah pernah menerapkan teori
pembelajaran yang didapatkan di bangku kuliah.
4. Rasa kekeluargaan yang dicerminkan SMA Negeri 2 Banjar sangat baik
sekali. Hal itu adalah modal dasar membangun kerjasama antar warga
sekolah untuk menciptakan sekolah yang mandiri, dimana pada tahun ini
SMAN 2 Banjar telah menjalani program RSKM (Rintisan Sekolah
Mandiri). Selain itu juga penulis melihat keramahan diantara warga sekolah
yang menyebabkan lingkungan sosial di SMAN 2 Banjar menjadi lebih
berkesan.
5. Penulis dapat belajar membina ekstrakurikuler, khususnya KSP Fisika dan
membimbing siswa yang akan mengikuti olimpiade fisika, sehingga penulis
mempunyai pengalaman sebagai bekal kelak.














c c4


º
 %  
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan tentang proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan selama di SMA Negeri 2 Banjar. Adapun
hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut.
1. PPL-Real merupakan kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih
mahasiswa sebagai calon guru agar memiliki kemampuan memperagakan
kinerja dalam situasi nyata dalam kegiatan mengajar maupun tugas-tugas
keguruan lainnya
2. Melalui PPL-Real mahasiswa dapat mengenal lingkungan fisik,
administrasi, akademik, dan sosial psikologik sekolah dengan nyata dan
lebih teliti.
3. Lingkungan fisik, administratif, akademik, dan sosial-psikologik di SMA
Negeri 2 Banjar sangat baik dalam menunjang proses pembelajaran.
4. Melalui PPL-Real mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan dasar
mengajar, seperti: bertanya, menjelaskan, membuka-menutup pelajaran,
memberikan penegasan dan lain-lain.
5. Penguasaan dan pengembangan kompetensi sangat penting dilakukan karena
seorang guru tidak hanya dituntut dapat mengajar dan menguasai materi
pelajaran tetapi juga harus bisa menyiapkan pelajaran secara tertulis,
keterampilan berinteraksi di lingkungan sekolah.
6. Kegiatan proses pembelajaran di SMAN 2 Banjar berjalan dengan baik, hal
itu dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti sarana dan prasarana yang
disediakan sudah cukup memadai, terjalinnya hubungan social yang baik
antar warga sekolah, dan lain sebagainya.
7. Pertanggung jawaban secara moril atas hasil didikan kita merupakan hal
pokok yang sangat penting diketahui oleh seorang calon guru sebab
merupakan kendala yang harus dihadapi apabila terdapat kelas yang tidak
dapat mencapai kriteria penilaian yang telah di standarkan.


º   
Dengan dilaksanakan PPL di SMA Negeri 2 Banjar, penulis berupaya
memberikan beberapa saran yang tiada lain tujuannya adalah untuk dapat
meningkatkan hasil, mutu dan proses pelaksanaan PPL Real di SMA Negeri 2
Banjar maupun SMA lainnya. Adapun saran yang penulis ingin sampaikan antara
lain :
1. Semangat kekeluargaan antara guru, staf pegawai, dan siswa perlu
ditingkatkan.
2. Perlunya mempercepat pembangunan perpustakaan sehingga siswa lebih
mudah mendapatkan buku pelajaran untuk menunjang pelajaran, baik buku
paket pelajaran maupun buku-buku penunjang lainnya.
3. Pola tingkah laku siswa dan kedisiplinan siswa perlu ditingkatkan demi
kelancaran proses belajar mengajar serta terwujudnya disiplin nasional.
4. Kerja sama antara kepala sekolah, staf pegawai, guru, dan siswa di SMA
Negeri 2 Banjar perlu ditingkatkan, sehingga pendidikan di sekolah akan
lebih bermutu dan berkualitas.
5. Pretasi yang gemilang yang selama ini diraih SMA Negeri 2 Banjar
hendaknya ditingkatkan dan dipertahankan agar dapat meningkatkan
kualitas pendidikan.
6. Kerindangan taman sekolah harus terus dijaga kerindangannya karena dapat
menambah suasana belajar yang kondusif.

You might also like