Professional Documents
Culture Documents
Skoliosis Kongenitalis
Skoliosis Kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang belakang
bayi baru lahir.
Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya berhubungan dengan gangguan pada
pembentukan tulang belakang atau peleburan tulang rusuk.
Skoliosis bisa menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada anak yang
sedang tumbuh, karena itu seringkali dilakukan tindakan pengobatan dengan
memasang penyangga (brace) sedini mungkin. Jika keadaan anak semakin
memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Clubfoot (talipes) adalah suatu keadaan dimana bentuk atau posisi kaki
terpuntir.
Lengkung kaki bisa sangat tinggi atau kaki berputar ke dalam maupun ke luar.
Clubfoot sejati disebabkan oleh kelainan anatomis.
Jika tidak terdapat kelainan anatomis, maka keadaan ini bisa diperbaiki
dengan pemasangan gips dan terapi fisik. Pengobatan dini dengan gips bisa
memperbaiki clubfoot sejati tetapi biasanya perlu dilakukan pembedahan.
AMPUTASI KONGENITAL
Amputasi Kongenital (Missing Limbs) adalah suatu keadaan dimana bayi baru
lahir tidak memiliki sebuah lengan atau sebuah tungkai atau bagian dari
lengan maupun tungkai.
OSTEOGENESIS IMPERFEKTA
Osteogenesis Imperfekta adalah suatu keadaan dimana tulang-tulang menjadi
rapuh secara abnormal.
Osteogenesis imperfekta merupakan suatu penyakit keturunan.
Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada jumlah atau struktur kolagen
tipe I, yang merupakan bagian penting dari tulang.
Osteogenesis imperfekta ditemukan pada 1 diantara 20.000 bayi.
Tulang mudah patah sehingga bayi biasanya terlahir dengan banyak tulang
yang patah.Selama persalinan berlangsung, bisa terjadi trauma kepala dan
perdarahan otak karena tulang tengkorak sangat lembut; bayi bisa meninggal
dalam beberapa hari setelah lahir.
Banyak bayi yang bertahan hidup, tetapi patah tulang multipel seringkali
menyebabkan kelainan bentuk dan dwarfisme (cebol). Jika otaknya tidak
terkena, maka kecerdasannya adalah normal.
Trias osteogenesi imperfekta terdiri dari:
- tulang yang rapuh
- gangguan pendengaran
- blue sclerae (bagian putih mata tampak kebiruan).
Tetapi tidak semua penderita memiliki blue sclerae maupun gangguan
pendengaran. Semua penderita memiliki tulang yang rapuh, tetapi tidak selalu
terjadi patah tulang.
Gejala lainnya yang biasa ditemukan pada osteogenesis imperfekta:
- patah tulang
- pada suatu waktu terjadi lebih dari 1 patah tulang (patah tulang multipel)
- patah tulang bisa terjadi setelah cedera ringan maupun sudah ada ketika
bayi lahir
- kelainan bentuk pada anggota gerak
- tuli (gangguan pendengaran konduktif bisa terjadi pada remaja dan dewasa)
- kifosis
- kifoskoliosis
- postur tubuh yang pendek
- kelainan gigi
- pektus karinatum
- pektus ekskavatum (kaki cekung, punggung kaki melengkung sehingga bagian
depan punggung kaki menyentuh lantai)
- pes planus (kaki datar, seluruh telapaknya menyentuh lantai)
- persendian yang lemah
- hipermobilitas
- mudah memar
- tungkai melengkung.
Pectus excavatum
Rontgen tulang bisa menunjukkan adanya tanda-tanda patah tulang multipel.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tes kolagen pada biopsi kulit.
Osteogenesis imperfekta yang berat dapat dilihat pada pemeriksaan USG
yang dilakukan pada kehamilan 16 minggu.
Untuk mencegah terjadinya kelainan bentuk, setiap patah tulang harus segera
diperbaiki.
Gizi yang baik dan latihan yang teratur bisa membantu meningkatkan
kekuatan tulang dan otot.
Terapi dan rehabilitasi fisik juga bisa dilakukan. Berenang merupakan olah
raga yang baik sekali bagi penderita osteogenesis imperfekta.
Tindakan pembedahan terdiri dari pemasangan batang logam pada tulang agar
tulang lebih kuat dan untuk mencegah terjadinya kelainan bentuk.
Beberapa penderita mungkin memerlukan bantuan braces atau tongkat
penyangga.