You are on page 1of 17

Structure Elevator

I. JENIS ELEVATOR / LIFT


Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan menjadi 3
(tiga) kelompok, yaitu :

1.    Lift Penumpang ( Passenger Elevator)


2.    Lift Barang ( Freight elevator )
3.    Lift Pelayan ( Dumb Waiter, lift barang berukuran kecil ).

Secara teknis lift-lift tersebut tidak jauh berbeda secara prinsip. Perbedaan yang nyata
pada interior dan perlengkapan operasi dari lift-lift tersebut. Juga pada sistem
pengamanan operasi yang dipasang sebagian besar sama, hanya pada dumb waiter
sistem pengamanan operasi yang disediakan lebih sederhana.
Perbedaan tersebut akan semakin nyata apabila dibandingkan antara lift barang untuk
pabrik (besar) dengan lift penumpang yang dipergunakan didalam gedung-gedung
diperkantoran. Lift barang untuk pabrik (sesuai dengan kebutuhan) dilengkapi dengan
pembuka pintu yang lebih besar, baik dipasang dengan pembukaan secara horizontal
(terdiri lebih dari dua pintu) maupun yang dipasang dengan sistem pembukaan pintu
vertikal (biasanya terdiri dari dua daun pintu atau lebih)
Perbedaan lain juga dapat dilihat pada cara penulisan kapasitas muatannya. Kapasitas
digerakan pada COP (Car Operation Panel, Operation Panel Board) didalam kereta
biasanya dinyatakan  dalarn  kilogram (kg) atau (Ib)  untuk jenis  lift barang,
sedangkan untuk penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang (persons) atau
kombinasi keduanya. Akan tetapi perbedaan tersebut akan menjadi semakin   tipis
apabila kita bandingkan lift penumpang dan lift barang yang terpasang dalam  gedung
perkantoran. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar lift barang yang terpasang
didalam gedung hunian dipersyaratkan juga untuk dapat mengangkut penumpang atau
orang.

Jenis Elevator / lift dilihat dari penggunaannya, adalah ;


1. Passenger Elevator.
2. Observation Elevator (Panoramic Elevator, Lift Capsul).
3. Service Elevator (passenger-freight elevator).
4. Fireman lift (lift Pemadam Kebakaran).

Observation elevator adalah jenis lift penumpang yang sebagian besar pada
dindingnya atau pintunya dilengkapi dengan kaca. Sehingga memungkinkan
penumpangnya dapat melihat kearah luar. Lift jenis ini biasanya dipasang pada
pertokoan atau hotel yang memiliki pemandangan yang bagus.
II. KOMPONEN UTAMA ELEVATOR
Komponen utama elevator terdiri dari 2 ( dua ) bagian besar , yaitu ruang mesin
( Machine Room ) dan ruang luncur ( Hoistway ).

                                 

1. Ruang mesin ( Machine Room )


Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana diruangan tersebut terjadinya semua
proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin
terdapat beberapa alat penggerak elevator.

2. Motor penggerak
Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac) dari
PLN yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor penggerak ini
mempunyai kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210 putaran
per menit. Dengan kapasitas tegangan motor yang disesuaikan dengan kapasitas
angkut .
Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet ( magnetic brake ) yang berfungsi
menahan motor ketika kereta telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat
atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) . Motor
penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope )
yang melingkar pada puli mesin ( sheave ).

Jenis Penggerak Elevator / lift pada umumnya


Pada umumnya jenis penggerak lift dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
A.    Lift dengan sistem pengerak hidrolis (hydrolic elevator).
B.    Lift dengan sistem penggerak dengan motor listrik (traction type elevator).

Perbedaan pokok dari kedua jenis lift tersebut yaitu :

No Perbandingan  Traction Machine Hydrolic


1.    Pelayanan tidak terbatas terbatas 20 meter
2.     Pemakaian Lebih dari 80 start /stop perjam. Terbatas 80 start /stop
perjam
3.     Kecepatan Tidak terbatas (1000m/menit) Terbatas (maks 90
m/menit)
 
Jenis Lift Dengan Traction Motor 
Lift yang mempergunakan tarction motor dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1.    Jenis Tarikan Langsung (Drum Type)
2.    Jenis Tarikan Gesek (Traction Drive)

1. Drum Type Elevator


Cara operasi lift jenis ini seperti crane-crane pada proyek kontruksi bangunan, dengan
menggulung tali baja pada tabung gulung. Pemakaian jenis lift ini pada lift
penumpang tidak terlalu populer seperti pada lift traksi jenis motor pully, hal ini
disebabkan adanya beberapa keterbatasan dalam pemakaian. Oleh  karena itu lift jenis
ini hanya dipergunakan untuk lift-lift dengan kapasitas kecil seperti pada lift
perumahan (home elevator) dan (lift pelayan) dumbwaiter.

Adapun kelemahan tersebut, antara lain :


a.    Kecepatan yang dapat dicapai secara teknis terbatas ( +/- 15 m/menit)
b.    Kapasitas angkut terbatas (maksimal 200 kg).
c.    Penggunaan tenaga listrik lebih boros ( tanpa bobot imbang ).

2. Traction Type Elevator


Lift jenis ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua ) penggolongan, yaitu :
       a.    Dilihat dari segi mesin penggerak , dibagi menjadi 2 (dua ) yaitu :
              a.1            Geared Elevator
              a.2            Gearless Elevator

       b.    Dilihat dari jenis motor traksi yang dipergunakan dapat menjadi dua (2) jenis,
yaitu :
              b.1            Lift traksi motor AC
              b.2            Lift traksi motor DC

Geared elevator dengan penggerak motor AC geared biasanya dipergunakan pada lift
berkecepatan rendah dan sedang. Sebaliknya Gearless elevator dengan penggerak
motor DC (  AC VVVF ) dipergunakan pada lift kecepatan tinggi.      
Pada umumnya lift jenis traksi meletakkan motor traksi dan panel control  diatas
ruang luncur (hoistway), namun demikian dalam beberapa kasus tertentu penempatan
motor traksi dan panel control ada yang diletakkan samping bawah atau disamping
atas ruang luncur. Untuk mengatasi masalah dimana ketinggian bangunan yang
terbatas.

3. Governor
Governor  adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam governoor ini
terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga
otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga terdapat pengait rem,
pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling dan kawat selling ini
menarik rem yang ada di kereta elevator.

4. Panel
Panel ini adalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini terdapat inverter
motor dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator.

5. Ruang luncur
Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal,
disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.didalam ruang luncur ini terdapat
beberapa komponen utama yang tak kalah pentingnya dibandingkan dalam ruang
mesin.
                                     

6. Kereta ( Sangkar )
Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya,
pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi
memandu atau menapaki rail.

              
Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer rubber )
yang berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun mulai start,
selain itu pula terdapat pendeteksi beban (switch overload) yang terdapat dibawah
kereta elevator. Pada pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dan
sensor sentuh ( safety shoe ) yang terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supaya
untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu elevator, didalam kereta elevator juga
terdapat tombol-tombol pemesanan lantai ( floor button ) yang akan dituju oleh
pengguna elevator.
Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang digerakkan oleh motor stepper yang
bekerja berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor kedekatan ( proximity )
yang berfungsi menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level
atau rata maka motor stepper akan membuka pintu secara otomatis.
Ada beberapa komponen pendukung kerja elevator antara lain seperti dibawah ini :
1.    Saklar pintu ( door contact )
       Saklar pintu ( door contact ) ini termasuk dalam komponen pengaman elevator.
2.    Kunci pintu ( door lock )
       Berfungsi untuk mengunci pintu agar pintu tidak dapat dibuka dari luar
3.    Saklar batas atas ( final up ) dan bawah ( final down )

Saklar batas atas dan bawah berfungsi untuk mengamankan kereta elevator terhadap
kemungkinan terjadinya kelebihan kecepatan.

7.  Saklar Pintu


Saklar pintu atau sering disebut dengan door contact adalah salah satu komponen yang
termasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja dari saklar pintu ( door
contact ) ini adalah saklar di hubungkan kabel saklar pintu ( door contact ) tiap-tiap
lantai secara seri.
Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja maka elevator tidak akan bekerja, ini
dikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau bagian perawatan elevator.

8. Bobot imbang ( counterweight )


Bobot imbang atau counterweight biasanya terpasang dibelakang atau disamping
kereta elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada.
Faktor-faktor yang menentukan berapa berat dari bobot imbang ini diantaranya harus
memperhitungkan berat kereta, kapasitas penuh pada kereta dan faktor keseimbangan.

9. Peralatan Pengaman ( Safety Device )


Peralatan pengaman safety device pada lift meliputi

a. Circuit braker
    Memutuskan sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel control
lift.
    Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current). 

b. Governoor
    Memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor mendeteksi
    terjadinya overspeed  (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley
    governoornya). Menjepit sling governor (catching).Secara mekanik bandul
    governor akan menjepit sling overnor (rope governor) dan dengan terjepitnya
    sling ini,maka sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety gear/safety
    wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk
    melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.

c.  Final limit switch (upper/bagian atas)


     Merupakan double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch
(upper)
     gagal beroperasi.

d.  Limit switch (upper/bagian atas)


     Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya.

e.  Emergency exit (manhole)


     Penumpang dapat di evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada saat
     emergency.Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas.jika pintu ini
     terbuka lift otomatis  akan berhenti.

f.   Emergency light (lampu emergency)


     Lampu emergency akan menyala secara otomatis jika terjadi pemadaman
     sumber listrik.Lampu ini dapat bertahan rata-rata sampai dengan 15 menit.

g.  Safety gear/safety wedge


     Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor mendeteksi
terjadinya
     over speed.

h.  Limit switch (Lower/bagian bawah)


     Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.

i.   Final limit switch (lower/bagian bawah)


     Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit switch
     gagal beroperasi.

j.   Lubang kunci pintu luar


     Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka
     jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency.

k.  Door lock switch


     Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu hanya
     dapat di buka setelah sangkar berhenti.

l.   Interphone
     Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance)
     di ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemdaman listrik atau
     hal emergency.

m. Safety shoe
     Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali
     jika mendeteksi sesuatu.Photocell dapat di gunakan secara bersamaan safety shoe
ini.

n.  Weighing Device (pendeteksi beban)


     Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini
mendeteksi
     beban sangkar yang berlebih.jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap
terbuka
     sampai dengan sangkar di kurang bebannya.

o.  Apron
     Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat
     penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.

p.  Buffer
     Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak ke arah paling
bawah,
     buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).

10.   Lobi lift ( Lift Hall ):


a.    Lobi lift (Lift Hall) adalah ruang bebas yang lerletak didepan pintu hall lift.
b.    Tombol Lantai (Hall button ) adalah Tombol pemanggil kereta, di hall.
c.    Sakelar Parkir (Parking switch) terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall
button),
       berfungsi mematikan dan menjalankan lift.
d.    Sakelar Kebakaran (Fireman Switch) terletak di lobby utama disisi atas hall
button,
       berfungsi untuk mengaktipkan fungsi fireman control atau fireman operation.
e.    Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator) terletak di transom masing-masing lift.
       Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.

11.  Konstruksi tali baja tarik


Tali baja tarik khusus untuk lift harus dibuat dari kawat baja yang cukup kuat, tetapi
cukup lemas tahan tekukan, dimana tali tersebut bergerak bolak balik melalui roda.
Batas patah elemen kawat baja ialah kira-kira 19.000 kgf/cm 2 atau 190kgf/mm2 (high
content carbon steel).
Konstruksi tali yang khas untuk lift terdiri dari 8 pintalan yang dililitkan bersama,
arah kekiri ataupun kekanan dengan inti ditengah dari serat sisal manila henep, yang
jenuh mengandung minyak lumas. Tiap-tiap pintalan terdiri dari 19 kawat yaitu 9.9.1,
artinya 9 kawat diluar, 1 dipusat dan 9 lagi diantaranya. Biasanya 9 elemen kawat baja
yang diluar dibuat dari baja "lunak" (130 kgf7mm 2) agar menyesuaikan gesekan
dengan roda puli dari besi tuang, tanpa rnenimbulkan keausan berlebihan. Konstruksi
tali sering disebut atau ditulis 8x19 atau 8 x 9.9.1. FC (fibre core).
Inti serat sisal dapat juga diganti dengan serat sintetis. Adapun tujuannya hanya
sebagai bantalan untuk mempertahankan bentuk bulat tali dan memberikan pelumasan
pada elemen kawat. Tali baja yang dilengkapi inti serat diberi kode FC (fibre core),
untuk membedakan dengan tali yang dilengkapi inti kawat baja atau kawat besi yang
diberi kode IWC (independent wire core). Yang tersebut terakhir tidak memberikan
pelumasan dan tidak digunakan untuk lift karena tidak luwes.

Dilihat dari segi arah pilinan, tali dibedakan atas 2 jenis yaitu :
1.    Regular lay, jika arah pilinan kawat berlawanan dengan arah lilitan dan strand
2.    Lang lay, jika arah pilinan kawat sama searah dengan lilitan dan stand.

Keuntungan dari lang lay ialah kemuluran tali lebih kecil yaitu 0.1 % hanya dibanding
dengan regular lay 0.5%. Tekanan pada alur puli lebih kecil sehingga lebih awet dan
lebih luwes, tidak mempunyai sifat kaku (menendang) saat mau dipasang. Lang lay
dipakai untuk instalasi lift berkecepatan tinggi diatas 300 m/menit, dan jarak lintas
diatas 200 m.
Lang lay juga lebih tahan terhadap fatigue, tetapi batas patah lebih kecil kira-kira 10%
dibanding dengan regular lay. Umpama pada tali berdiameter 13 mm, untuk regular
lay batas patah 6500 kgf, sedangkan pada lang lay sebesar kira-kira 5800 kgf.

Tali baja kompensasi


Tali baja kompensasi dipasang sebagai pengimbang berat tali baja tarik, terutama pada
instalasi lift dengan tinggi lintas lebih dari 35 meter dan lift dengan berkecepatan 210
m/menit keatas. Lift dengan lintas rendah sampai 35 m dan berkecepatan dibawah 210
m/menit menggunakan rantai gelang sebagai pengimbang berat tali baja tarik.
Salah satu manfaat penggunaan kompensasi berat atas tali baja ialah menjaga
hubungan traksi T1/T2  konstan sepanjang lintasan. Lonjakan kereta dapat terjadi saat
bobot imbang membentur peredam di pit. Oleh karena itu overhead harus
diperhitungkan tingginya untuk cukup menampung tinggi ruang aman disamping
lonjakan kereta setinggi setengah langkah peredam. Setelah terjadi Ionjakan, kereta
akan jatuh kembali ke posisi menggantung dengan menimbulkan tegangan dinamis
pada tali baja tarik sesaat, setelah lonjakan. Kejutan semacam itu juga dapat terjadi
saat pesawat pengaman bekerja yaitu kereta meluncur overspeed kebawah tiba-tiba
dihentikan, sehingga bobot irnbang melonjak keatas sesaat dan kembali ke
kedudukannya menggantung dengan menimbulkan tegangan dinamis pada tali baja
tarik.
Tali kompensasi mempunyai peranan meredam peristiwa lonjakan tersebut. Untuk
mengurangi tegangan dinamis pada tali baja tarik, terutama pada lift berkecepatan
diatas 210 m/m, maka dipasang roda teromol di pit sebagai penegang tali kompensasi.
Teromol tersebut beralur sesuai dengan jumlah dan besarannya tali kompensasi serta
duduk pada rumah yang bebas naik-turun mengikuti ayunan, yang dipandu oleh
sepasang rel vertikal.
Gerakan ayunan naik-turun rumah teromol tersebut perlu diredam dengan satu atau
dua buah shock breaker (sejenis yang digunakan pada kendaraan bermotor) yang
diikat pada dasar pit sekaligus sebagai penahan kereta agar tidak atau hampir tidak
melonjak. Posisi kereta diujung atas dimulai dari tali kendor atau kecepatan V o =  0,
saat bobot imbang membentur penyangga dan terhenti. Tahapan berikutnya tegangan
puncak tali terjadi saat tali baja tarik menahan kereta yang turun kembali dari
lonjakan.
Jika tali kompensasi tidak dilengkapi dengan teromol penegang yang sesuai, dan
peredam dari bobot imbang tidak dilengkapi dengan saklar pemutus arus, maka kereta
dapat saja meloncat sampai membentur bagian bawah lantai kamar mesin, yaitu sesaat
setelah bobot imbang membentur penyangga. Peristiwa ini sering disebut oleh teknisi
lapangan sebagai peristiwa "jatuh keatas".
Sistem Transportasi dalam Bangunan
Pertemuan ke 3 (18 & 19 Maret 2008)

Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat transportasi (angkut) untuk memberikan
suatu kenyamanan dalam berlalu lintas dalam bangunan. Bentuk alat transportasi tersebut adalah :
a. Vertikal , berupa elevator
b. Horizontal berupa konveyor
c. Miring berupa escalator

Elevator
Ini sering disebut dengan lift, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam
suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai,
karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu dilakukan
sampai 4 lantai.

Lift dapat dibagi menurut fungsinya :


a. Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia
b. Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang
c. Lift uang/ makanan (dumb waiters)
d. Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sbg lift barang)

Untuk menentukan criteria perancangan lift penumpang yang perlu diperhatikan adalah :
• Type dan fungsi dari bangunan
• Banyaknya lantai
• Luas tiap lantai
• Dan intervalnya

Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam :


1. Sistem gearless
Yaitu mesin yang berada diatas, untuk perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit dsb (sekarang ada
juga lift yang mesinnya disamping)
2. Sistem hydrolic
Yaitu mesin dibawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasanya digunakan untuk lift makanan dan uang.
Sekarang system hydrolic juga dipakai untuk penumpang manusia contoh di Bandara Kuala Lumpur

Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :


a. Lift pit
Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban
penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari dinding kedap air.
b. Ruang luncur (hoistway)
Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya
beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beben pengimbang.
c. Ruang mesin
Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang mengatur jalannya kereta)

Bentuk dan Macam Lift


Bentuk dan macam lift tergantung pada fungsi dan kegunaan gedung
1. Lift Penumpang (yang tertutup)
Lift yang sering kita jumpai di kantor keempat sisinya tertutup dan disesuaikan dengan kebutuhan
standart.
2. Lift Penumpang (yang transparan)
Lift yang salah satu atau semua sisi interiornya tembus pandang (kaca) biasanya disebut juga lift
panorama. Dalam gedung (mall, pusat perbelanjaan)biasanya diletakkan di Hall
3. Lift untuk Rumah Sakit
Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang dengan 2 pintu pada sisinya. Ranjang
pasien dapat terakomodasi denganlayak
4. Lift untuk kebakaran (barang)
Ruangannya tertutup, interior sederhana, digunakan jika terjadi kebakaran. Interiornya harus tahan
kebakaran minimal 2 jam dengan ruang peluncurnya terbuat dari beton (dinding tahan api)

Konveyor
Konveyor merupakan suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah yang mendatar/ horizontal.
Dipaang dalam keadaan datar atau sudt kemiringan kurang dari 10 derajat.
Alat ini digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di
bandara, terminal, pabrik

Eskalator
Eskalator adalah suatu alat angkut yang lebih dititk beratkan pada pengangkutan orang dengan arah
yang miring dari lantai bawah miring ke lantai atasnya. Standart kemiringan antara 30-35 derajat.
Dengan kemiringan lebih dari 10 derajat sudah masuk kategori escalator.
Panjang escalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang kurang lebih 60 cm, untuk 2
orang sekitar 100-120 cm.Mesin escalator terletak dibawah lantai. Karena terdiri dari segmen tiap anak
tangga maka escalator dapat diset untuk bergerak maju atau mundur.
June 22, 2010

Lift Barang oh Lift Barang…..

Siang ini saat mau cek tayangan iklan adwords di Google, saya coba dengan mengetik kata kunci
”Lift Barang” salah satu key word yang sebenarnya sangat populer, ternyata iklan websiteku di
google tidak tayang hari ini, berbeda sekali bila misalnya anda ketik nama saya ”Ari Wahyudi
Lift” [Jangan dicoba] mungkin yang akan muncul tampilan saya bersama artis cantik dan sexy.

Ketika saya telusuri hasil pencarian dihalaman pertama dan kedua google, ternyata ada berita
yang sangat mengejutkan bagi saya. Ada dua musibah lift yang terjadi di Jakarta pada bulan
Maret dan Juni yang berkaitan dengan Lift.

Pertama di Ruko Karanganyar permai, Sawah besar dan kedua di Plaza Lokasari, Mangga besar
keduanya di Jakarta.

Kedua musibah terjadi pada Lift Barang, Ada apa dengan lift barang?

Faktor yang biasanya terjadi dikarenakan peralatan pengaman atau safety device tidak berfungsi
dengan baik atau memang tidak ada. Kejadian tidak tersedianya safety device umumnya karena
Lift tersebut dibuat bukan oleh perusahaan lift.

Faktor lainnya mungkin terjadi karena safety device tersebut rusak tetapi karena minimnya
anggaran perawatan dan penggantian spare parts maka fungsi dari safety diabaikan, serta human
error factor.

Definisi lift barang sendiri di Indonesia masih agak rancu karena ada Freight Lift, Service Lift,
dan Cargo Lift. Bagaimana wujud dari masing-masing lift tersebut? Apa perbedaannya dan
bagaimana safety devicenya? Saya akan bahas di tulisan mendatang.

Saya turut prihatin dan sedih atas 2 musibah kecelakaan lift barang yang terjadi ini, berharap
tidak akan ada lagi kecelakaan lift. Semoga....
June 24, 2010

Lift Barang oh Lift Barang…. (2)

Sesuai janji saya untuk melanjutkan penulisan tentang Lift Barang maka pada pagi ini saya akan
berbagi informasi tentang apa sih Lift Barang itu? Bila anda belum sempat baca tulisan
sebelumnya Klik disini.

Elevator atau biasa disebut lift pertama kali diciptakan dengan safety system pada tahun 1853
oleh Elisha Graves Otis, dan Otis hingga kini menjadi salah satu perusahaan lift terbesar didunia.

Seiring waktu berjalan, liftpun mengalami perkembangan teknologi, baik dari mesin penggerak
maupun control system.

Pada kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah mengenai Lift Barang, Lift barang adalah lift
yang digunakan untuk mengangkut barang. Adapun sesungguhnya, tipe lift ini di Indonesia
penyebutannya masih sangat rancu. Sering kali sebagai pemasar lift kita mesti menjelaskan
kepada calon pembeli mengenai jenis lift yang tepat sesuai kebutuhannya.

Lift barang di Indonesia masih diasumsikan dengan 3 type lift, yaitu Freight Elevator, Service
Elevator dan Cargo lift.

Freight Elevator atau Freight Lift adalah lift barang yang menggunakan teknologi mesin
penggerak tarikan tidak langsung, dimana beban sangkar di imbangi dengan counterweight.
Mesin penggerak bisa Geared Traction Machine ataupun Gearless Traction Machine. Sesuai
kebutuhannya untuk mengangkut barang maka dimensi sangkar (car lift) dibuat dengan ukuran
besar. Pada lift ini pintu menggunakan automatic opening dengan bukaan pintunya side open dari
kanan ke kiri, pada lift ini penumpang boleh naik.

Service Elevator atau Lift Service adalah lift yang digunakan untuk service atau pelayanan,
biasanya dipakai di hotel maupun Office Building. Secara system, Lift Service sama persis
dengan Lift penumpang baik dari mesin penggerak maupun dari ukuran sangkar lift, adapun
yang membedakannya adalah finishing sangkar dan pintunya lebih sederhana dan simple.
Pada umumnya di hotel, lift penumpang untuk tamu dan lift untuk pelayanan / service dipisah.
Untuk lift tamu dipasang di Lobby hotel dan Lift service dipasang dibagian belakang. Mesin
penggeraknya adalah tarikan tidak langsung sama seperti Freight Elevator, namun ukuran
sangkar dimensinya sama persis dengan Lift Penumpang dan bukaan pintunya adalah Automatic
Centre Opening. Meskipun lift ini dimensinya sama dengan lift penumpang dan berfungsi juga
untuk mengangkut penumpang, tetapi karena difungsikan untuk service, maka lift inipun dipakai
untuk mengangkut barang.

Cargo Lift, lift jenis ini yang tidak ada standardisasinya. Umumnya Cargo Lift didesain
menggunakan mesin penggerak tarikan langsung tanpa adanya beban penyeimbang (counter
weight). Mesin penggeraknya biasanya Electric Chain hoist atau Electric Rope Hoist. Seringkali
lift ini juga disebut Hoist Lift. Mengingat lift ini tidak ada standardisasi maka dimensi
sangkarnyapun dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan. Pada lift ini pintunya umumnya dibuat
manual open, bisa menggunakan Harmonica Door atau Folding gate, atau bahkan swing door
dengan material steel painted maupun wire mesh. Lift ini sama sekali tidak boleh digunakan
untuk mengangkut Penumpang. Secara system lift ini tidak dapat disebut sebagai elevator tetapi
digolongkan sebagai pesawat angkat.

Jadi Lift mana yang anda butuhkan…?

July 13, 2010

Lift Barang oh Lift Barang ...(3)

Mengapa hoist lift sama sekali tidak boleh untuk mengangkut penumpang/orang? Berikut ini
akan kami sampaikan mengenai Elevator safety device. Elevator device ini mutlak ada pada
setiap jenis elevator. Peralatan-peralatan safety dimaksud adalah :

1.    Circuit breaker, alat ini berfungsi untuk melindungi peralatan control panel lift dari
kelebihan voltage ( over current).

2.    Over speed governor, alat ini dipasang diruang mesin, bila liftnya type roomless maka
governor akan dipasang di overhead shaft lift. Alat ini akan bekerja jika kecepatan perjalanan
sangkar lift ke bawah lebih cepat 10% dari kecepatan normal. Pada saat governor bekerja maka
governor switch akan mematikan power di control panel sehingga mesin akan berhenti, selain itu
juga governor akan mengaktifkan safety gear / safety brake disangkar untuk bekerja, sehingga
sangkar lift juga akan berhenti.

3.    Limit switches, peralatan ini dipasang pada lantai paling bawah dan paling atas. Peralatan ini
untuk mencegah terjadinya over travel lift baik saat lift naik maupun saat lift turun.
4.    Emergency exit, Pintu darurat dipasang pada plafond sangkar lift, pintu ini biasanya tertutup
oleh ceiling sehingga dari dalam lift tidak terlalu kelihatan. Pintu ini hanya bisa dibuka dari atas
sangkar. Pintu ini hanya digunakan dalam kondisi sangat darurat dimana sangkar lift tidak dapat
diarahkan ke lantai terdekat, atau dalam kondisi tidak aman bila menggunakan pintu lift untuk
evakuasi.

5.    Emergency lighting, lampu darurat ini berfungsi bila power  listrik listrik gedung mati.
Lampu ini minimal harus dapat bertahan sekitar 30 menit.

6.    Safety Gear device, peralatan ini dipasang pada sangkar lift. Bila terjadi overspeed saat
kereta meluncur kebawah maka governor akan bekerja untuk mengaktifkan safety device ini.
Peralatan ini biasanya disebut safety gear, safety breake atau safety wedge. Safety gear ini akan
bekerja dengan menjepit guide rail dan akan menghentikan sangkar lift. Stop.

7.    Hall Door unlocking device, peralatan ini berada dibagian atas tiap pintu landing. Peralatan
ini digunakan untuk membuka pintu landing apabila dalam kondisi darurat dan pintu lift tidak
dapat bekerja secara normal.

8.    Door lock device, peralatan ini berfungsi untuk mencegah agar pintu landing tidak dapat
dibuka dari luar bila sangkar tidak berada pada posisi level dengan pintu dimaksud.

9.    Door safety switch, peralatan ini dipasang terintegrasi dengan door lock device, peralatan ini
bekerja secara electrical, apabila pintu dibuka maka lift tidak akan dapat difungsikan untuk jalan.

10.    Interphone system, peralatan ini berfungsi untuk komunikasi dari dalam sangkar lift ke
control room atau ke ruang mesin lift apabila dalam keadaan darurat.

11.    Safety door device, peralatan ini berfungsi untuk membuka pintu kembali disaat pintu akan
menutup tetapi ada objek yang menghalanginya. Peralatan ini bisa berupa safety door edge
dilengkapi foto sensor atau bisa juga menggunakan light curtain.

12.    Load weighing device, peralatan ini akan berfungsi apabila sangkar lift kelebihan beban.
Pada peralatan ini dilengkapi dengan buzzer alarm yang menunjukan lift overload. Alarm akan
berhenti berbunyi dan lift dapat berfungsi normal kembali bila beban dikurangi.

13.    Appron, peralatan ini untuk mencegah penumpang jatuh ke dalam shaft lift bila dalam
keadaan darurat penumpang dievakuasi dari dalam sangkar namun sangkar lift tidak level dengan
pintu landing.

14.    Buffer, peralatan ini dipasang pada pit room.  Berada di area bawah sangkar dan dibawah
counter weight. Peralatan ini berfungsi untuk menahan benturan apabila sangkar atau counter
weight  over travel ke bawah.

Pada hoist lift tidak semua peralatan tersebut diatas tersedia, biasanya pada hoist lift peralatan
safety yang tersedia hanya meliputi :

1.    Circuit breaker.

2.    Limits switch.

3.    Safety block, peralatan ini berbeda dengan safety gear karena safety block hanya akan
berkerja bila wire rope atau chain dari hoist machine-nya putus.

4.    Door lock device, kadang-kadang tidak tersedia.

5.    Door safety device.

6.    Buffer.

Sehubungan terbatasnya safety device pada lift hoist maka janganlah pernah digunakan untuk
mengangkut penumpang. Lift barang memang di design hanya untuk barang dan digunakan
untuk mengangkut barang saja bukan orang. Saya sendiri tidak pernah berani untuk naik di lift
barang, meskipun kapasitas angkutnya 25 kali lipat dari berat badan saya. FOR GOODS ONLY
– NO PASSENGER.

You might also like