You are on page 1of 18

Bias Hartini Arifin 06

Desah Erintika .A 10
Irfan Rahman 24
Ni Made Novi Ariani 29
Ni Putu Sefnita Eka S 31
Rara Ayu A.A 39
Tri Utari Maharani 40
Waroati s41

Section I.1
KELAS : XII IPA 4
GURU PEMBIMBING : Dra. Hasinah
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas

segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami

dapat menyelesaikan laporan percobaan berjudul “ menyelidiki faktor yang

mempengaruhi dan yang dihasilkan dari proses fotosintesis “.

Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah kami alami.

Oleh karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan

karena kemampuan kami semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan

bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya kami dengan ketulusan

hati mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurlaela yang telah membimbing

kami dalam menyelesaikan laporan percobaan ini. Kami juga berterima kasih

kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah

membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.

Dalam penyusunan laporan percobaan ini, kami menyadari pengetahuan

dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan

percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat.Serta akhir kata kami ucapkan

semoga Tuhan YME selalu membalas budi baik anda semua.

Mataram,30Agustus 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................i

Daftar Isi ........................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................

1.2 Rumusan masalah ........................................

1.3 Tujuan Penelitian .......................................

BAB II METODE PENELITIAN

II.1 Tempat dan waktu penelitian...................................

II.2 Alat dan Bahan Penelitian......................................

II.3 Langkah kerja ........................................

BAB III PEMBAHASAN

III.1 Hasil penelitian ........................................

III.2 Pembahasan ........................................

III.3 Tinjauan pustaka ........................................

BAB IV KESIMPULAN

IV.1 Kesimpulan ........................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................

LAMPIRAN ........................................
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan berbagai

proses yang ditimbulkan dari reaksi kimia. Reaksi-reaksi kima yang

berlangsung tersebut dapat memudahkan kehidupan manusia. Salah

satu reaksi kimia yaitu dapat menimbulkan reaksi listrik. Reaksi kimia

yang bisa menghantarkan arus listrik berhubungan dengan sel

elektrokimia. Di dalam sel elktrokimia terjadi reaksi antara ion anoda

dan ion katode. Dalam percobaan kami kali ini, kami mengamati satu

jenis sel elektrokimia, yaitu sel volta. Dalam sel volta, energi kimia

dari reaksi redoks spontan diubah menjadi energi listrik.

I.2 Rumusan masalah

- Bagaimanakah cara merakit sel volta?


- Berapakah beda potensial yang dihasilkan dari:
a. Logam Cu dalam larutan CuSO4
b. Logam Zn dalam larutan ZnSO4
- Mengetahui reaksi yang dapat berlangsung spontan dari :
a. Logam Cu dalam larutan ZnSO4
b. Logam Zn dalam larutan CuSO4

I.3 Tujuan dan manfaat penelitian

Tujuan

A. 1. Mempelajari cara merakit sel volta.


2. Mengukur aliran beda potensial yang dihasilkan dari :
a. Logam Cu dalam larutan CuSO4
b. Logam Zn dalam larutan ZnSO4
B. Mengetahui reaksi yang dapat berlangsung spontan dari :
a. Logam Cu dalam larutan ZnSO4
b. Logam Zn dalam CuSO4
BAB II

Metode Penelitian

II.1 Tempat dan waktu penelitian

Tempat : Lab. Kimia SMAN 2 Mataram

Waktu dan tanggal penelitian : 24 Agustus 2010, pukul 11.30- selesai

II.2 Alat dan Bahan Penelitian :

- 2 buah gelas kimia


- Jembatan garam
- Voltmeter
- Kabel
- Larutan ZnSO4 ( Seng Sulfat )
- Larutan CuSO4 ( Tembaga Sulfat )
- Lempengan logam Zn ( Seng )
- Lempengan logam Cu ( Tembaga )

II.3 Langkah kerja

A. 1. Menyiapkan 2 buah gelas kimia.


2. Memasukkan 30ml larutan CuSO4 ke gelas kimia 1,kemudian
memasukkan 30ml larutan ZnSO4 ke gelas kimia 2.
3. Memasukkan lempengan logam Zn yang salah satu ujungnya telah
dihubungkan dengan kabel ke dalam gelas kimia 1 yang berisi larutan
CuSO4 dan lempengan logam Cu yang salah satu ujungnya telah
dihubungkan dengan kabel ke dalam gelas kimia 2 yang berisi
larutan ZnSO4.
4. Menghubungkan kedua larutan dalam gelas kimia dengan jembatan
garam.
5. Menghubungkan kedua ujung kabel dari logam Cu dan logam Zn ke
voltmeter seperti gambar berikut:
6. Mengamatinya selama 10 menit dan mencatat beda potensial yang
dihasilkan.

B. 7. Melepaskan kedua ujung kabel dari voltmeter.


8. Melepaskan jembatan garam dari rancangan A.
9. Memasukkan lempengan logam Zn ke dalam gelas kimia 1 yang berisi
larutan
CuSO4,dan lempengan Cu ke dalam gelas kimia 2 yang berisi
larutan ZnSO4
seperti gambar berikut.
11. Mengamati perubahan yang terjadi selama 10 menit dan
mencatatnya.
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Hasil penelitian

• Pada percobaan A,menghasilkan beda potensial sebesar

1 volt.

• Pada percobaan B,pada larutan CuSO4 yang dimasukkan


lempengan Zn terjadi perubahan yaitu adanya endapan
Cu berwarna merah dan berubahnya warna larutan yang
awalnya berwarna biru menjadi warna biru yang lebih
muda,jika diamati hingga ± 60 menit,larutan tersebut
dapat berubah warna menjadi bening. Sedangkan pada
larutan ZnSO4 yang dimasukkan lempengan Cu tidak
terjadi perubahan.

III.2 Pembahasan

Pada percobaan kami kali ini, kami melakukan dua pengamatan.


Pengamatan pertama, kami menggunakan logam seng yang dimasukkan ke
dalam larutan ZnSO4, dan logam tembaga yang dimasukkan ke dalam larutan
CuSO4, kemudian kami mengukur beda potensial yang dihasilkan. Pengamatan
kedua, kami menggunakan logam yang sama, namun logam seng dimasukkan ke
dalam larutan CuSO4 dan logam tembaga dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4,
lalu kami mengamati perubahan yang terjadi pada larutan dan logam tersebut.
Pada pengamatan pertama, kami mengetahui bahwa beda potensial yang
dihasilkan adalah sebesar 1 volt. Ini menunjukkan, pada pengamatan ini
ditemukan bahwa rangkaian tersebut dapat menghasilkan aliran elektron
(listrik). Untuk menetralkan muatan listriknya, kedua gelas kimia dihubungkan
dengan suatu jembatan garam. Ion-ion negatif dari jembatan garam akan
bergerak ke gelas kimia 2 dari gelas kimia 1. Sedangkan ion yang positif akan
bergerak ke gelas kimia 1 dari gelas kimia 2. Pada kenyataannya, tidak ada
arus listrik yang dapat diukur tanpa kehadiran jembatan garam tersebut.
Pada pengamatan kedua, kami menemukan adanya perubahan, yaitu
adanya endapan tembaga berwarna merah dan berubahnya warna larutan yang
awalnya berwarna biru menjadi warna biru yang lebih muda, jika diamati
hingga ± 60 menit, larutan tersebut dapat berubah warna menjadi bening.
Pada percobaan ini, kami mendapatkan banyak kesulitan, antara lain :
- Kurangnya alat yang digunakan untuk percobaan sehingga harus bergiliran
dengan kelompok lain.
- Kesulitan dalam mengukur beda potensial yang dihasilkan.
Sehingga, kami menyarankan agar pembaca yang ingin melakukan percobaan
ini untuk lebih teliti dalam melakukan penelitian serta tidak tergesa-gesa
dalam mengukur beda potensial yang dihasilkan voltmeter.

III.3 Tinjauan pustaka

SEL ELEKTROKIMIA

Elektrokimia : Hubungan Reaksi kimia dengan daya gerak listrik (aliran


elektron)

• Reaksi kimia menghasil- kan daya gerak listrik (sel galvani)


• Daya gerak listrik menghasilkan reaksi kimia (sel elektrolisa)

Sel elektrokimia : sistem yang terdiri dari elektroda yang tercelup pada
larutan elektrolit.
1. Sel Volta/Gavalni

a. Prinsip-prinsip sel volta atau sel galvani :

• Gerakan elektron dalam sirkuit eksternal akibat adanya reaksi redoks.


• Aturan sel volta :

- Terjadi perubahan : energi kimia → energi listrik

- Pada anoda, elektron adalah produk dari reaksi oksidasi; anoda kutub
negatif

- Pada katoda, elektron adalah reaktan dari reaksi reduksi; katoda = kutub
positif

- Elektron mengalir dari anoda ke katoda

b. Konsep-konsep Sel Volta

Sel Volta:

1. Deret Volta/Nerst

a. Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au

b. Makin ke kanan, mudah direduksi dan sukar dioksidasi. Makin ke kiri,


mudah dioksidasi, makin aktif, dan sukar direduksi.

Prinsip:
1. Anoda terjadi reaksi oksidasi ; katoda terjadi reaksi reduksi
2. Arus elektron : anoda → katoda ; arus listrik : katoda → anoda
3. Jembatan garam : menyetimbangkan ion-ion dalam larutan

Contoh dari sel galvani :

Notasi sel : Zn/Zn+2//Cu+2/Cu

/ = potensial ½ sel

// = potensial sambungan Sel (cell junction potential; jembatan garam)

c. Macam-macam sel volta

1. Sel Kering atau Sel Leclance

• Sel ini sering dipakai untuk radio, tape, senter, mainan anak-anak, dll.
• Katodanya sebagai terminal positif terdiri atas karbon (dalam bentuk
grafit) yang terlindungi oleh pasta karbon, MnO2 dan NH4Cl2

• Anodanya adalah lapisan luar yang terbuat dari seng dan muncul
dibagian bawah baterai sebagai terminal negatif.

• Elektrolit : Campuran berupa pasta : MnO2 + NH4Cl + sedikit Air

• Reaksi anoda adalah oksidasi dari seng

Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e-

• Reaksi katodanya berlangsung lebih rumit dan suatu campuran hasil


akan terbentuk. Salah satu reaksi yang paling penting adalah :

2MnO2(s) + 2NH4 + (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O

• Amonia yang terjadi pada katoda akan bereaksi dengan Zn2+ yang
dihasilkan pada anoda dan membentuk ion

Zn(NH3)42+.

2. Sel Aki

• Katoda: PbO2

• Anoda : Pb

• Elektrolit: Larutan H2SO4

• Reaksinya adalah :

PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2H2O (katoda) Pb (s) + SO42-(aq)


→ PbSO4(s) + 2e- (anoda) PbO2(s) + Pb (s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) → 2PbSO4(s)
+ 2H2O (total)

• Pada saat selnya berfungsi, konsentrasi asam sulfat akan berkurang


karena ia terlibat dalam reaksi tersebut.
• Keuntungan dari baterai jenis ini adalah bahwa ia dapat diisi ulang
(recharge) dengan memberinya tegangan dari sumber luar melalui
proses elektrolisis, dengan reaksi :

2PbSO4(s) + 2H2O → PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) (total)

• Kerugian dari baterai jenis ini adalah, secara bentuk, ia terlalu berat
dan lagi ia mengandung asam sulfat yang dapat saja tercecer ketika
dipindah-pindahkan.

3. Sel Bahan Bakar

• Elektroda : Ni

• Elektrolit : Larutan KOH

• Bahan Bakar : H2 dan O2

4. Baterai Ni – Cd

• Disebut juga baterai ni-cad yang dapat diisi ulang muatannya dan yang
umum dipakai pada alat-alat elektronik peka. Potensialnya adalah 1,4
Volt.

• Katoda : NiO2 dengan sedikit air

• Anoda : Cd

• Reaksinya :

Cd(s) + 2OH- (aq) → Cd(OH)2(s) + 2e-

2e- + NiO2(s) + 2H2O → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)

• Baterai ini lebih mahal dari baterai biasa.


Elektrolisis
Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi
energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah
elektroda dan elektrolit.

Elektroda yang digunakan dalam proses elektolisis dapat digolongkan


menjadi dua, yaitu:
• Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina (Pt), dan
emas (Au).
• Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag).

Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam,


dapat pula leburan garam halida atau leburan oksida. Kombinasi antara
elektrolit dan elektroda menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis,
yaitu:
1. Elektrolisis larutan dengan elektroda inert
2. Elektrolisis larutan dengan elektroda aktif
3. Elektrolisis leburan dengan elektroda inert

Sel dan elektrolisis

Dalam sel, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan


energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Bila
potensial diberikan pada sel dalam arah kebalikan dengan arah potensial sel,
reaksi sel yang berkaitan dengan negatif potensial sel akan diinduksi. Dengan
kata lain, reaksi yang tidak berlangsung spontan kini diinduksi dengan energi
listrik. Proses ini disebut elektrolisis. Pengecasan baterai timbal adalah
contoh elektrolisis.
Reaksi total sel Daniell adalah
Zn + Cu2+(aq) –> Zn2+(aq) + Cu (10.36)
Andaikan potensial lebih tinggi dari 1,1 V diberikan pada sel dengan arah
kebalikan dari potensial yang dihasilkan sel, reaksi sebaliknya akan
berlangsung. Jadi, zink akan mengendap dan tembaga akan mulai larut.
Zn2+(aq) + Cu –> Zn + Cu2+(aq) (10.37)
Gambar dibawah menunjukkan representasi skematik reaksi kimia yang
terjadi bila potensial balik diberikan pada sel Daniell.

Gambar Electrolisis. Reaksi kebalikan dengan yang terjadi pada sel Daniell
akan berlangsung. Zink mengendap sementara tembaga akan melarut.
BAB IV

KESIMPULAN

IV.1 Kesimpulan

- Sel volta merupakan sel elektrokimia yang melibatkan reaksi


redoks spontan.
- Dalam sel volta, reaksi oksidasi berlangsung di anoda, reaksi
reduksi di katoda.
- Pada rangkaian sel volta, katoda bermuatan positif dan anoda
bermuatan negatif

DAFTAR PUSTAKA
www.chem-is-try.org/materi.../sel-sel-yang-digunakan-dalam-praktek/
http://severityconcept.files.wordpress.com/2009/01/laporan-kimia-sel-
volta.pdf
http://www.google.com/search
www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/reaksi.../sel-volta
LAMPIRAN

Analisis data/pertanyaan dan jawaban :


1. Reaksi manakah yang berlangsung spontan? Jelsakan!
- Reaksi yang berlangsung spontan adalah reaksi Zn + CuSO4,karena
pada reaksi tersebut terjadi pelarutan logam zink sedikit demi
sedikit, sedangkan ion Cu2+ diendapkan.
2. Apakah reaksi yang spontan (dari pertanyaan 1) tersebut eksoterm
atau endoterm?
- Reaksi yang spontan tersebut bersifat eksoterm karena ditandai
dengan naiknya suhu larutan.
3. Tariklah kesimpulan dari kegiatan ini.
- Kesimpulan :
a. Reaksi spontan adalah reaksi redoks yang berlangsung secara
serta merta.
b. Pada reaksi spontan terjadi kenaikan suhu yang berarti reaksi
bersifat eksoterm.

You might also like