You are on page 1of 7

Berikut ini adalah protokol pemeriksaan CT Scan dari RSUP Dr.

Soetomo
Surabaya yang saya dapat melalui rekan kerja saya mbak Triningsih
Radiografer RSUP Sanglah Denpasar dalam bentuk lempiran fotocopy,
kemudian di ketik ulang oleh Siti Murtiningsih radiografer RSU Graha Asih.
Silahkan dicermati dan analisa barangkali ada perbedaan tata cara pemeriksaan
dari instansi kerja rekan-rekan, komentar dan masukannya selalu ditunggu.

Protokol Pemeriksaan Ct-Scan


Disusun oleh : team ct-scan PKB PDSRI

1. CT-SCAN OTAK

Potongan axial dari OM Line/Reids base line sampai vertex, tebal


potongan :

4 – 5 mm infratentorial, 8-10mm supratentorial atau semua rata 7mm

Lesi dimidline sebaiknya dibuat potongan coronal sebagai tambahan.


Kondisi tulang pada kasus trauma/ suspect fraktur tulang kepala.

Indikasi kontras: tumor, infeksi, kelainan vaskuler mencari AVM,


aneurysma.

2. CT-SCAN HYPOFISE

Potongan coronal 1-5mm tanpa dan dengan bolus kontras, dilanjutkan


dengan axial scan 2-5mm dari OM Line sampai supraseller distren (2mm
bila lesi kecil /mikroadenoma atau kelenjar hipofise normal ; 5mm bila
tumor besar/ makroadenoma)

F.O.V kecil (160-200) mulai dari procesus clinoideus anterior sampai


dorsum sellae.

3. CT-SCAN TELINGA / os.PETROSUM


Teknik : High Resolusi CT / kondisi tulang

3.
a. kasus non-tumor/trauma basis cranii: potongan axial dan coronal
2mm sejajar dengan axis os.petrosum. mencakup seluruh tulang
os.petrosum, tanpa kontras, kondisi tulang (WW dan WL yang
tinggi)
b. kasus tumor / infeksi (abses ) potongan axial 2-5mm mencakup
seluruh os.petrosum tanpa dan dengan kontras, kondisi tulang dan
soft tissue. Potongan coronal 2-5mm sebagai tambahan, dalam
kondisi tulang dan soft tissue. Mencakup seluruh os.petrosum dan
proses abnormalnya.

3. CT-SCAN ORBITA

Tumor/ infeksi: Potongan axial 3-5mm dari dinding inferior sampai dinding
superior cavum orbita, sudut sejajar dengan N.opticus atau menggunakan
garis infraorbito meatal line, tanpa dan dengan kontras. Setelah itu dibuat
potongan coronal 3-5mm mencakup seluruh cavum orbita.

Fractur orbita : potongan coronal dan axial 2-4mm tanpa kontras, dicetak
dalam kondisi soft tissue dan tulang pada daerah fraktur. F.O.V. kecil
(160-200).

5. CT-SCAN NASOPHARYNX, LIDAH

Nasopharynx: potongan axial 3-5mm, FOV 250mm, kondisi dengan filter


agak tinggi (lebih tinggi dari otak) dan pallatum sampai sinus frontalis,
sudut sejajar pallatum. Tanpa dan dengan kontras bolus, kemudian
dilanjutkan dengan potongan axial 5mm sejajar corpus vertebrae
cervicalis dari C2 s/d C6 F.O.V 200mm untuk mencari pembesaran
kelenjar.
Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm, tergantung besar –kecilnya
kelainan dari choana sampai cervical vertebrae sejajar dengan dinding
posterior nasoprynx F.O.V. 250mm, potongan coronal kadang perlu
dibuat dalam kondisi tulang apabila ada destruksi basis cranii.

Oropharynx: sama dengan nasopharynx hanya mulainya agak rendah,


garis axial dimulai dari mandibula keatas.

Lidah: pasti harus diganjal gigi/rongga mulutnya dengan sepotong


gabus, agar pada potongan coronal lidah tidak menyatu dengan pallatum.
Teknik hamper sama dengan nasopharynx, hanya axial dan coronalnya
harus mencakup seluruh daerah lidah. Bila tumor diduga berada di 2/3
depan lidah lebih baik dibuat coronal dahulu tanpa dan dengan bolus
kontras, baru kemudian dibuat axialnya. Sedangkan untuk tumor
dipangkal lidah, sebaiknya dibuat axial dahulu baru cornal. Kontras
diberikan pada potongan yang diperkirakan akan memberi informasi baik.

6. CT-SCAN LARYNX / PITA SUARA

Potongan pre kontras : axial 5mm dari epiglottis sampai cincin trachea 1-
2, sejajar dengan pita suara.

Potongan dengan kontras : axial 2-3mm didaerah pita suara, mulai dari
batas atas sampai batas bawah lesi. Bila ada kelenjar membesar, dibuat
potngan leher 5mm post bolus kontras (delayed scan)

F.O.V. 160-200mm, tanpa dan dengan bolus kontras.

7. CT-SCAN THYROID

Potongan axial 3-5mm dari bagian atas kelenjar thyroid samapi bagian
bawah biasanya mulai setinggi C5-6 sampai thoracic inlet, tanpa dan
dengan bolus kontras, kemudian di ulang / delayed scan untuk
mendapatkan batas lesi dan tambahan informasi yang lebih baik setelah
seluruh kelenjar mengalami penyengatan merata, F.O.V. 160-200mm.

Catatan : untuk CT-Scan pita suara dan thyroid dapat dibuatkan teknik
MPR (Multiplanar Rekontruksi) untuk menghasilkan potongan coronalnya,
untuk itu harus dibuat potongan 1-2mm pada waktu bolus kontras
sepanjang daerah yang diperlukan untuk potongan coronalya.

8. CT-SCAN SINUS PARANASALIS

Teknik High Resolusi

Sinusitis: Potongan coronal 2mm di1/2 bagian depan dan 4mm 1/2
bagian posterior, mulai dari os.nasale sampai dengan nasopharynx,
potongan axial dari dasar sinus maxillaries sampai sinus frontalis 3-5mm,
tanpa bahan kontras, kondisi soft tissue (WW diatas 2000, WL diatas 200)
F.O.V 200-250mm

Tumor sinus : Potongan coronal 3-5mm dari dinding depan sinus sampai
nasopharynx / tumor habis tanpa dan dengan kontras, kemudian axial 3-
5mm dari dasar sinus sampai sinus frontalis / mencakup seluruh tumor,
kondisi soft tissue / tulang dan kondisi massa tumor dengan WW yang
rendah.

9. CT-SCAN THORAX

(bila memungkinkan sebaiknya dipakai teknik high resolusi)

Potongan axial prekontras/ polos dari puncak paru sampai diafragma,


tebal potongan 10, index 10-15. Bolus kontras diberikan mulai dari arkus
aortae samapi hilus inferior, tebal potongan 5-8mm.
Bila proses dibawah hilus potongan post kontras diteruskan kebawah
sampai mengenai seluruh proses terpotong.

Kondisi dicetak dalam 2 macam: kondisi parenkim paru dan kondisi


mediastinum.

Permintaan khusus untuk parenkim paru dapat dibuat sbb: biasanya pada
indikasi parenchymal lung disease / emphysema.

Axial scan tanpa kontras filter high resolusi, tebal potongan 2mm dengan
index potongan 8-10mm dari puncak paru sampai diafragma.

Tumor esophagus : pemeriksaan thorax scan sambil minum oral kontras


sampai didapatkan lumen tumor yang sempit / batas antara esophagus
yang lebar dan yang sempit sebagai batas atas tumor.Bolus kontras
diberikan pada daerah tumor mulai batas atas sampai batas bawah,
dicetak dalam kondisi mediastinum. Potongan coronal dan sagital dapat
diperoleh melalui MPR (untuk itu perlu dibuat potongan tipis 2-3mm
sewaktu dibolus).

10. CT-SCAN ABDOMEN ATAS

Potongan Axial dari diafragma sampai ginjal.

Prekontras: tebal potongan 10, index 10-15mm.

Bolus kontras diberikan pada daerah yang menjadi tujuan pemeriksaan.

Organ / kelainannya yang diperiksa besar (hepar, lien): tebal potongan


10mm, index 8-12mm. Organ / kelainannya sedang (ginjal, lambung,
usus) dipakai tebal potongan 5-8mm. Organ / kelainannya kecil (pancreas,
kandung empedu,……..) tebal potongan 2-5mm.
Pada kasus tertentu seperti tumor yang hipervaskuler/hemangioma
khusus untuk hepar dan ginjal, perlu dibuat delayed scan apbila dicurigai
ada kelainan pada bolus kontras.Pada alat spiral / helical CI, untuk hepar
dan ginjal sebaiknya dipakai program volume/spiral scan untuk
mendapatkan dual phase(fase arterial dan portal pada hepar atau fase
cortex dan medulla pada ginjal), kemudian dibuat lagi delayed scan untuk
mendapatkan fase equilibrium(untuk hepar) dan fase excresi (untuk ginjal)
dimana system pelviocalycesnya terisi penuh.

Untuk kasus CA pancreas pakai kontras negatife (minum air saja).

11. CT-SCAN ABDOMEN BAWAH / PELVIC

Potongan axial dari lumbal 5 sampai buli-buli / kelenjar prostate.

Prekontras : tebal potongan 10mm.

Bolus kontras didaerah yang ada kelainan, tebal potongan tergantung


besar kecilnya kelainan. Biasanya dipakai tebal potongan 5mm. Persiapan
pasien sering tidak sampai mengisi baik rectum-sigmoid, untuk itu perlu
dimasukkan kontras rectum.

Khusus untuk Ca cervix yang masih stadium II-III, dibuat potongan 3mm
pada waktu bolus kontras.

Delayed scan kadang diperlukan bila: batas tumor tidak jelas.

Potongan koronal dan sagital dapat diperoleh melalui teknik MPR.

12. CT-SCAN SPINE


Potongan axial F.O.V. 160mm, tanpa kontras atau dengan kontras
intrathecal, disebut CT-Myelografi.

Untuk kasus HNP: potongan hanya didaerah ruang discus, sejajar dengan
discus, tebal potongan 2-4mm. Kondisi soft tissue dan tulang bila perlu.

Untuk penilaian canal stenosis, dapat dibuat satu potongan tepat ditengah
korpus vertebrae, tegal lurus dengan axis corpus.

Untuk kasus tumor/spondylylitis/metastasis tulang: potongan sejajar


dengan corpus vertebrae didaerah yang ada kelainannya. Kondisi soft
tissue dan tulang . Bila perlu (umumnya harus) diberikan bolus kontras
terutama pada kasus abses paravertebral atau untuk melihat infiltrasi
tumor kedalam canalis vertebralis.

You might also like