You are on page 1of 7

RADIOLOGI

A. Penjelasan dan Integrasi


 Penjelasan

Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia
menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun
gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (x-ray) namun
kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning) gelombang sangat tinggi
(ultrasonic) seperti ultrasonography (USG) dan juga MRI (magnetic resonance imaging).

Radiasi adalah proses dikeluarkannya energi radiasi dalam bentuk gelombang atau partikel,
atau proses kombinasi dari pengeluaran dan pancaran energi radiasi.

Sumber radiasi alam :

· Bahan radioaktif dalam bumi


· Radiasi kosmik dari angkasa luar
· Deposit radionuklei pada tubuh manusia

Elemen radiaktif seperti :

· Uranium
· Radium
· Torium

Radiasi buatan :

1. Radiasi sinar X
2. Radiasi sinar alfa : dihasilkan dari suatu mesin dengan sistem kerja
linear akselerator. Unsur radioaktif yang digunakan biasanya radium.
3. Sinar radiasi beta : dihasilkan dari alat penghasil sinar beta yang
disebut betatron dan unsur radioaktif stronsium -90.
4. Sinar radiasi gamma : dihasilkan dari alat penghasil sinar gamma yang
disebut gammatron, dan unsur radioaktif yang digunakan antara lain
cobalt-60 dan uranium.
5. Sinar laser : dihasilkan dari alat yang disebut Stimulated Emission
Unit.

Terjadinya Sinar X

Wilhelm Conrad Roentgent melakukan percobaan dengan tabung hampa udara, menemukan
suatu sinar yang :

· Dapat menimbulkan flourescensi pada tabir barium platinum cyanida.


· Dapat menimbulkan bayangan pada layar.
· Dapat memberikan efek pada emulsi fotografi (seperti cahaya biasa).

Sesuai penemuannya sinar ini dinamakan sinar roentgen/sinar X.

Ada 3 komponen penting untuk dapat timbulnya sinar X :

· Elektron-elektron yang berbentuk berkas.


· Generator yang dapat memberikan kecepatan tinggi pada elektron.
· Target/focal spot yaitu target yang akan dibombardir oleh berkas elektron.

Pembentukan sinar X ini terjadi dalam tabung gelas hampa udara yang disebut Tabung
Crooks.

Sinar X terjadi bila seberkas elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi menumbuk
target/anode.

Macam-macam Radiasi Sinar X :

1. Radiasi primer : radiasi yang keluar dari target tabung sinar X (anode).
2. Useful Beam : sinar/radiasi primer yang keluar melalui window, conus atau
collimator.
3. Radiasi tersesat : radiasi yang dikeluarkan oleh bagian dari tabung sinar X diluar

 Integrasi dalam blok

Pemanfaatan radiologi di bidang medis tentu banyak fungsinya, salah satunya berguna
untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada jantung (blok kardiovaskular)
Foto dada merupakan pemeriksaan yang penting dalam penafsiran kelainan pada
jantung dan paru. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan rutin dan merupakan juga
pemeriksaan penyaring (screening) terhadap penderita atau orang sehat yang sedang
menjalani pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan dada akan menjadi petunjuk bagi
pemeriksaan apa yang perlu dilanjutkan mengenai paru atau jantungnya. Bila pemeriksaan
foto toraks dilakukan secara teliti, maka tidak akan banyak kesalahan-kesalahan yang dibuat
dan pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, bila perlu.

Penilaian jantung

Pandanglah foto itu secara menyeluruh dan kemudian tetapkanlah :

1. Situs (kedudukan organ didada dan dibawah diafragma). Periksalah letak jantung dan
lam bung
2. Bentuk tulang punggung
3. Ukuran dan pembesaran jantung
4. Pembuluh-pembuluh darah besar (aorta dan arteri pulmonalis)
5. Paru-paru seluruhnya
6. Pembuluh darah paru

B. Sejarah Radiologi

Wilhelm Conard Roentgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg, Jerman, pertama
kali menemukan sinar Roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan
sinar katoda. Saat itu ia melihat timbulnya sinar fluoresensi yang berasal dari kristal barium
platinosianida dalam tabung Crookes-Hittrof yang di aliri listrik. Ia menemukan sinar baru
atau sinar-X. baru di kemudian hari orang menamakan sinar tersebut sinar Roentgen sebagai
penghormatan kepada Wilhelm Conard Roentgen

Penemuan Roentgen ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena
ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa bagin-bagian tubuh manusia yang
sebelumnya tidak pernah dicapai dengan cara-cara pemeriksaan konvensional. Salah satu
visualisasi penemuan Roentgen adalah foto jari-jari tanagan istrinya yang dibuat
menggunakan kertas potret yang diletakan dibawah tangan istrinya dan disinari dengan sinar
baru tersebut.
Roentgen dalam penyelidikan selanjutnya segera menemukan hampir semua sifat sinar
Roentgen, yaitu sifat-sifat fisika dan kimianya. Namun ada satu sifat yang tidak sampai
diketahuinya yaitu sifat biologik yang dapat merusak sel-sel hidup.

Setahun setelah Roentgen menemukan sinar-X, maka Henri Becquerel, di Prancis, pada
tahun 1896 menemukan unsure uranium yang mempunyai sifat yang hampir sama.
Penemuannya diumumkan dalam kongres Akademi Ilmu Pengetahuan Paris pada tahun itu
juga. Tidak lama kemudian, Marie dan Pierre Curie menemukan unsure thorium pada awal
tahu 1896, sedangkan pada akhir tahun yang sama pasangan suami-istri tersebut menemukan
unsure ketiga yang dinamakan polonium sebagai penghormatan Negara asal merka, Polandia.
Tidak lama setelah itu mereka menemukan unsure radium yang memancarakan radiasi kira-
kira 2 juta kali lebih banyak daripada uranium.

Setelah di katakan diatas, Roentgen menemukan hampir semua sifat fisika dan kima
sinar yang ditemuinya, namun yang belum diketahui adalah sifat-sifat biologiknya. Sifat ini
baru diketahui beberapa tahun kemudian sewaktu terlihat kulit bias berwarna akibat
penyinaran Roentgen. Mulai saat itu banyak sarjana yang menaruh harapan bahwa sinar ini
juga dapat di gunakan untuk pengobatan. Namun pada waktu itu belum sampai tepikirkan
bahwa sinar ini dapat membahayakan dan merusak sel hidup manusia. Tetapi lama-kelaman
yaitu dalam dasawarsa pertama dan kedua abad ke-20, banyak pionir yang memakai sinar
roentgen menjadi korban sinar ini.

Kelainan biologik yang diakibatkan sinar roentgen adalah berupa kerusakan pada sel-sel
hidup yang dalam tingkat dininya hanya sekedar peubahan warna sampai penghitaman kulit,
bahkan sampai merontokan rambut. Dosis sinar yang lebih tinggi lagi dapat megakibatkan
lecet kulit sampai nekrosis, bahkan bila penyinaran masi saja dilakukan nekrosis itu akan
menjelma menjadi tumor kulit ganas atau kanker kulit.

Salah seorang korban sinar roentgen adalah dr. Max Hermann Knoch, seorang Belanda
kelahiran Paramaribo yang bekerja sebagai ahli radiologi di Indonesia. Beliau adalah dokter
tentara di Jakarta yang pertama kali menggunakan alat roentgen di Indonesia. Karena waktu
itu belum diketahui bahaya sinar roentgen maka ia bekerja tanpa menggunakan proteksi
terhadap radiasi, seperti yang baru diadakan pada tahun lima puluhan. Misalnya pada waktu
ia membuat foto seorang penderita patah tulang , anggota tubuh dan tanganya oun ikut
terkena sinar, sehingga pada tahun 1904, dr Knoch telah menderita kelaian-kelainan yang
cukup berat, seperti luka yang tak kunjung sembuh , pada kedua belah tanganya.
Setelah diketahu bahwa sinar Roentgen dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang
dapat berlanjut sampai berupa kanker kulit bahkan leukemia, maka mulai diambil tindakan-
tindakan untuk mecegah kerusakan tersebut. Pada Kongres Internasional Radiologi di
Kopenhagen tahun 1953 dibentuk The International Committee on Radiation protection,
yang menetapakn peraturan-peraturan lengkap untuk proteksi radiasi sehingga diharapkan
selama seseorang mengindahkan semua petunjuk tersebut, maka tidak perlu khawatir akan
bahaya sinar Roentgen.

Diantara petunjuk-petunjuk proteksi terhadap radiasi sinar Roentgen tersebut adalah


menjauhkan diri dari sumber sinar, menggunakan alat-alat proteksi bila harus berdekat
dengan sinar seperti sarung tangan, rok , jas, kursi fluroskopi, berlapis timah hitam (Pb) dan
mengadakan pengeceka berkala dengan memakai film-badge dan pemeriksaan darah,
khususnya jumlah sel darah putih (leukosit).

Di Indonesia penggunaan sinar Roentgen cukup lama. Menurut laporan, alat Roentgen
sudah digunakan sejak tahu 1898 oleh tentara kolonial belanda dalam perang di Aceh dan
Lombok. Selanjutnya pada awal abad ke-20 ini, sinar Roentgen terutama digunakan di rumah
sakit Militer dan rumah sakit pendidikan dokter di Jakarta dan Surabaya.

Orang Indonesia yang telah mengguankan sinar Roentgen pada awal abad ini ialah R.M.
Notokworo yang lulus dokter di Universitas Leiden, Belanda,

Seperti telah ditakdirkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka pada tahun yang bersamaan
dengan penemuan sinar Roentgen oleh Wilhelm Conard Roentgen, yaitu pada tahun 1895, di
pualu Rote, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, dilahirkan seorang bayi yang mempunyai nama
awal mirip Roentgen, yaitu Wilhelmus Zacharias Johannes, yang kemudian hari
berkecimpung di dunia radiologi.

Pada akhir tahun duapuluhan dr Johannes jatuh sakit berat sehingga dianggap perlu
dirwat cukup lama . penyakit yang diderita ialah nyeri pada lutut kanan yang akhirnya
menjadi kaku ( ankilosis) dan sejak saat itu Johannes berjalan pincang , beliau sering
diperikas dengan sinar Roentgen dan inilah saat pertama beliau tertarik pada radiologi. Pada
tahun 1939 Johannes mendapat brevet Roentgenoloog dari Prof. Van der Plaats.

Pada tahun 1952 beliau diberi tugas untuk mempelajari perkembangan-perkembangan


ilmu radiologi selama beberapa bulan di Eropa. Prof. Johannes meninggal dunia dalam
melakukan tugasnya di Eropa pada bulan September 1952. Almarhum tidak saja dianggap
sebagai Bapak Radiologi bagi para ahli radiologi, melainkan juga oleh semua orang yang
berkecimpung di dunia radiologi termksud para radiografer. Beliau juga adalah Bapak
Radiologi dalam bidang pendidkan dan keorganisasian.

C. Perkembangan
Pemeriksaan radiologis dari hari ke hari kian maju pesat seiring dengan
perkembangan ilmu kedokteran. Kemajuan ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi,
fisika, kimia, biologi, elektronika, komputer dan sebagainya.
Cara-cara pemeriksaan yang menghasilkan gambar tubuh manusia untuk tujuan diagnostik
dinamakan pencitraan diagnostik (diagnostic imaging). Modalitas pencitraan canggih yang
sedang berkembang pesat di Indonesia saat ini, antara lain : Computed Radiography (CR),
Direct Digital Radiography (ddR), Trans Arterial Chemo Embolization (TACE),
Kateterisasi Jantung dan Bone Densitometry.
Pada tahun 1981, untuk pertama kalinya diperkenalkan konsep Computed Radiography
(CR) yang menggunakan teknologi pelat photostimulable phosphor dimana data analog
yang terdapat pada pelat tersebut diubah menjadi data digital melalui proses digitalisasi
dengan menggunakan teknologi komputer. Modalitas pencitraan canggih lain yang juga
berbasis teknologi komputer yaitu Direct Digital Radiography (ddR). Banyak keuntungan
yang dapat diperoleh dengan menggunakan kedua modalitas pencitraan canggih tersebut
dibandingkan dengan penggunaan modalitas pencitraan konvensional.

Dalam bidang Radiologi Intervensional, pemeriksaan yang sedang berkembang di


Indonesia saat ini, antara lain : Trans Arterial Chemo Embolization (TACE) dan
Kateterisasi Jantung. Trans Arterial Chemo Embolization (TACE) adalah tindakan untuk
menangani kanker dengan kemoterapi yang bersifat langsung dan terlokalisasi pada organ
yang terkena kanker, sedangkan Kateterisasi Jantung dipergunakan untuk mendiagnosa
kelainan yang ada pada jantung, sekaligus sebagai terapi pada kelainan jantung dengan cara,
antara lain : PTCA dan balon pada orang dewasa, sementara pada anak – anak dilakukan
terapi ADO, ASO dan BMV.

Perkembangan alat Radiologi yang saat ini banyak mendapat perhatian masyarakat
karena mampu mendeteksi secara dini resiko terjadinya osteoporosis adalah Bone
Densitometry. Selain dapat mengetahui kadar kalsium dalam tulang, alat ini juga mampu
mengukur kadar lemak dalam tubuh. Hasil pemeriksaan dengan alat Bone Densitometry ini
dapat digunakan untuk menentukan diet yang tepat agar seseorang terhindar dari resiko
osteoporosis dan over weight.

Daftar Pustaka

Junqueira L.C , dkk . 1998 . Histologi Dasar . Penerbit Buku Kedokteran , Jakarta.
Tambajong, Yan. 1995 . Sinopsis Histologi . Penerbit Buku Kedokteran , Jakarta.
http://www.medicine.ukm.my/wiki/index.php/Sejarah_mikroskop
http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama

Rasad, Sjahriar, dkk. 2000. Radiologi Diagnostik. Gaya Baru, Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki

http://seminarradiologi.blogspot.com/

http:// my radiology.blogspot.com./2009/02/sejarah-radiologi.html

http:// www.klik dokter.com/extra/institute/equipment/46

You might also like